Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

Oleh :
KELOMPOK 2 GELOMBANG D2
1. Bella Ainun Rahmadhani (201810200311148)
2. Audrey Arindra Alfionita (201810200311156)
3. Achmad Andre Firnanda (201810200311166)
4. Richard Arie Fhafarizky (201810200311174)
5. Eko Tri Kurniawan (201810200311182)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019

i
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


FISIOLOGI TUMBUHAN

Disusun oleh:
Bella Ainun Rahmadhani (201810200311148)
Audrey Arindra Alfionita (201810200311156)
Achmad Andre Firnanda (201810200311166)
Richard Arie Fhafarizky (201810200311174)
Eko Tri Kurniawan (201810200311182)

Laboratorium Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 16 Mei 2019

Menyetujui,
Instruktur Asisten

Dr. Ir. Muhidin, M.Si. Dian Puji Lestari


NIP. 196106021990061001 NIM. 201510200311089
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Agroteknologi

Dr. Ir. Muhidin, M.Si.


NIP. 196106021990061001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................iv
DAFTAR GRAFIK................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................................vii
BAB 1 DIFUSI-OSMOSIS.................................................................................................1-8
BAB 2 RESISTENSI DIFUSI GAS DAN TRANSPIRASI.............................................9-15
BAB 3 FOTOSINTESIS DAN KLOROFIL..................................................................16-23

iii
DAFTAR TABEL

BAB 1 DIFUSI OSMOSIS DAN PENYERAPAN ZAT


Tabel 1. Hasil perhitungan potensial osmotik dan potensial jaringan .................................3
Tabel 2. Potensial umbi kentang..........................................................................................3
Tabel 3. Hasil daun segar dan daun layu .............................................................................3
BAB 2 RESISTENSI DIFUSI GAS DAN TRANSPIRASI
Tabel 1. Hasil daun jeruk .....................................................................................................11
Tabel 2. Hasil daun kacang panjang ....................................................................................11
BAB 3 FOTOSINTESIS DAN KLOROFIL
Tabel 1. Pengaruh Cahaya pada Proses Fotosintesis ...........................................................19
Tabel 2. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Substrat CO2 terhadap Laju Fotosintesis ...........20
Tabel 3. Fungsi pigmen mengabsorbsi cahaya pada panjang gelombang tertentu ..............20

iv
DAFTAR GRAFIK

BAB 1 DIFUSI-OSMOSIS

Grafik 1. Kentang (Solanum tuberosum). Sukrosa 25% Aquades ......................................4

Grafik 2. Kentang (Solanum tuberosum). Sukrosa 50% Aquades ...................................... 4

Grafik 3. Kentang (Solanum tuberosum). Sukrosa 100% Aquades .................................... 4

Grafik 4. Wortel (Daucus Carota). Sukrosa 25% Aquades ................................................4


Grafik 5. Wortel (Daucus Carota). Sukrosa 50% Aquades……………………………….4

Grafik 6. Wortel (Daucus Carota). Sukrosa 100% Aquades .............................................. 4

BAB 2 RESISTENSI DIFUSI GAS DAN TRANSPIRASI

Grafik 1. Daun jeruk .......................................................................................................... 12

Grafik 2. Replika daun jeruk ............................................................................................. 12

Grafik 3. Daun kacang panjang ......................................................................................... 13

Grafik 4. Replika daun kacang panjang............................................................................. 13

v
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. Difusi osmosis wortel .............................................................................................7
BAB 3. Perhitungan klorofil ................................................................................................23

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah Fisiologi Tumbuhan ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :


1. Dosen pembimbing mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
2. Asisten laboratorium mata kuliah praktikum Fisiologi Tumbuhan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum
Fisiologi Tumbuhan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan ,maka
dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan umumnya bagi pembaca.

Malang, 16 Mei 2019

Penulis

vii
DIFUSI OSMOSIS DAN PENYERAPAN ZAT
Richard Arie Fhafarisky1, Ahmad Andre Firnanda2

2018102003111741, 2018102003111662

Email : Frichardarie12@gmail.com

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang (University of Muhammadiyah


Malang), Jl Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Sel tumbuhan berbeda dengan sel pada hewan, perbedaannya terdapat pada ada tidaknya dinding sel
sehingga tidak sembarang senyawa atau zat dapat masuk ke dalam sel pada tumbuhan. Kondisi seperti ini
sangat menguntungkan bagi tumbuhan, karena tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan materi dan
mempertahankan keseimbangan fisiologi di dalam tubuhnya memerlukan nutrisi dan zat hara yang dihasilkan
dari beberapa proses seperti absorpsi, transportasi, dan transpirasi. Proses transport atau perpindahan yang
melalui membran plasma terdiri dari 2 macam, yaitu transport aktif dan transport pasif.Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk menemukan fakta mengenai gejala difusi dan osmosis, mengamati efek konsentrasi larutan
terhadap kecepatan difusi, arah gerakan air pada peristiwa difusi dan mengetahui potensial umbi kentang serta
untuk mengetahui potensial osmotic dan potensial air jaringan dari daun jeruk segar dan daun jeruk layu.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi 2 pada hari Jumat tanggal 10 Maret 2019. Berdasarkan
hasil percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan semakin tinggi konsentrasi sampel maka semakin
kecil/pendek perubahannya. Semakin kecil ukuran partikel semakin tebal membrane dan besar luas area serta
semakin besarnya jarak antara dua konsentrasi, menyebabkan semakin lambat kecepatan difusinya. Begitu pula
dengan besarnya luas dan tingginya suhu akan mnyebabkan bertambah cepatnya laju difusi.
Kata kunci : kecepatan, transport aktif, membran permeabel
PENDAHULUAN
Mekanisme lalu lintas membran sel yaitu transport aktif dan transport pasif. Transpor
dibedakan menjadi dua yaitu tanspor pasif dan pasif merupakan perpindahan zat yang tidak
transport aktif. Transpor pasif merupakan difusi memerlukan energi dari sel, sedangkan transpor
suatu zat melintasi membran biologis tanpa aktif merupakan perpindahan zat yang
pengeluaran energi, misalnya: difusi dan memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi
osmosis. Sedangkan transpor aktif merupakan karena perbedaan konsentrasi antar larutan.
pergerakan zat melintasi membran plasma Transpor aktif melalui peristiwa endositosis, dan
dengan diiringi penggunaan energi akibat eksositosis, Transpor pasif melalui peristiwa
adanya gerakan yang melawan gradient difusi dan osmosis.
konsentrasi yang diperantai oleh membran Menurut Rachmadiarti (2007:69), difusi
plasma, misalnya transport natrium-kalium, adalah gerakan molekul dari konsentrasi lebih
eksositosis dan endositosis. tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah, yaitu
Sel tumbuhan berbeda dengan sel pada penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai
hewan, perbedaannya terdapat pada ada tidaknya keseimbangan dan penyebarannya seimbang.
dinding sel sehingga tidak sembarang senyawa Difusi merupakan proses fisik yang dapat
atau zat dapat masuk ke dalam sel pada diamati dengan beberapa tiap molekul. Sebagai
tumbuhan. Kondisi seperti ini sangat contoh, ketika cat warna di tempatkan dalam air
menguntungkan bagi tumbuhan, karena molekul zat warna dan molekuair bergerak
tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan materi dalam berbagai arah, yang arahnya dari daerah
dan mempertahankan keseimbangan fisiologi di dengan konsentrasi lebih rendah. Akhirnya, zat
dalam tubuhnya memerlukan nutrisi dan zat hara warna larut dalam air, menghasilkan larutan
yang dihasilkan dari beberapa proses seperti berwarna.
absorpsi, transportasi, dan transpirasi. Pada proses difusi molekul yang
Proses transport atau perpindahan yang berukuran besar dapat melewati membran sel
melalui membran plasma terdiri dari 2 macam, tanpa bantuan protein pembawa sedangkan pada

1
proses difusi terfasilitasi membutuhkan bantuan produk yang dikeringkan (Wirawan, 2006: 104).
protein pembawa. Alasan yang benar yaitu pada Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
proses difusi molekul yang berukuran kecil menemukan fakta mengenai gejala difusi dan
dapat melewati membran sel tanpa bantuan osmosis, mengamati efek konsentrasi larutan
protein pembawa sedangkan pada proses difusi terhadap kecepatan difusi, arah gerakan air pada
terfasilitasi membutuhkan bantuan protein peristiwa difusi dan mengetahui potensial umbi
pembawa. proses difusi terfasilitasi kentang serta untuk mengetahui potensial
menggunakan fasilitas protein membran khusus osmotic dan potensial air jaringan dari daun
yang dapat mentranspor materi melalui jeruk segar dan daun jeruk layu.
membran yang biasanya disebut protein
membran transpor (Tanzyah, 2015: 1004). BAHAN DAN METODE
Osmosis merupakan kasus khusus pada Tempat dan Waktu
transport pasif. Osmosis memungkinkan difusi
Praktikum ini dilaksanakan di
molekul air menyeberangi membrane yang
Laboratorium Agronomi 2 pada hari Jumat
permeable terhadap air tetapi tidak permeable
tanggal 10 Maret 2019.
terhadap bahan terlarut yang terdapat didalam
air. Membran semipermeable harus dapat Bahan dan Alat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, Bahan-bahan yang digunakan dalam
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang praktikum ini adalah larutan sukrosa, aquades,
membran. Gaya per unit luas yang dibutuhkan kentang (Solanum tuberosum), wortel (Daucus
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui corota), daun jeruk (Citrus aurantiifolia) segar
membran permeabel selektif dan masuk ke dan layu.
larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi Alat-alat yang digunakan yaitu
sebandng dengan tekanan turgor. Cairan petridish, kertas saring/issue, oven , timbangan
sitoplasma dan ekstasel merupakan larutan yang analitik, koin, cutter. pipa kaca, gelas ukur,
dapat mengandung air. (Bresnick, 2003: 58). suntik dan penggaris.
Sel akan mengerut jika berada pada
Pelaksanaan Praktikum
lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan
lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar Difusi-osmosis
meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya, Pelaksaan praktikum ini menggunakan
jika sel berada pada lingkungan yang hipotonis metode-metode yang sudah ada sebelumnya
(konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap yaitu menyiapkan alat dan bahan, menyiapkan
air, karena air berosmosis dari lingkungan ke seri larutan gula 25%, 50%, dan 100%, membuat
dalam sel. Larutan yang menyebabkan sel potongan kentang (Solanum tuberosum) dan
menggelembung, atau tetap penuh, disebabkan wortel (Daucus carota) dengan ukuran panjang
oleh masuknya air disebut larutan hipotonik. = 4 cm lebar = 3 cm & tinggi = 3 cm,
Larutan yang menyebabkan sel berkerut memasukkan 2 pipa kaca berskala kedalam
disebabkan karena kehilangan air disebut larutan kentang (Solanum tuberosum) dan wortel
hipertonik (Campbell. 2008: 144). (Daucus carota) usahakan jangan sampai bocor,
Identifikasi dehidrasi osmosis kentang memasukkan larutan gula pada salah satu lubang
menunjukkan profit dan kecenderungan yang dari ketiga potongan kentang (Solanum
sama dengan mengaplikasikan hukum Fick’s tuberosum) secara berurutan 25%, 50% dan
dan Van’t Hoff cukup relevan untuk mewakili 100% sampai batas skala 0,5 cm, mengamati
peristiwa transfer massa yang terjadi dalam perubahan atau pertambahan volume air pada
dehidrasi osmosis. Semakin tinggi suhu dan semua pipa kaca tersebut setiap 6 jam.
konsentrasi larutan osmosis yang dipakai, air
Penyerapan zat
yang berpindah ke larutan garam semakin
banyak, namun hal ini dibatasi oleh kondisi

2
Pelaksanaan praktikum ini HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode-metode yang sudah ada Difusi adalah peristiwa mengalirnya
sebelumnya yaitu menyiapkan larutan sukrosa atau berpindahnya zat dalam pelarut dari bagian
dengan ukuran 0,4 m, 0,8 m, 1,2 m, 1,6 m, dan berkonsentrasi tinggi ke rendah karena energy
2,0 m, membuat potongan kentang (Solanum kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan
tuberosum) dengan ukuran 3x3 cm sebanyak 5 dinamis. Osmosis adalah proses perpindahan
buah, masukkan potongan kentang (Solanum atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan
tuberosum) ke dalam larutan sukrosa lakukan yang konsentrasi zat pelarutnya rendah melalui
dengan cepat untuk memperkecil terjadinya selaput atau membrane selektif permeable atau
penguapan dari permukaan kentang (Solanum semi permeable.
tuberosum), menutuup rapat botol dan biarkan
selama 40 menit, mengambil dan mengukur
panjang potongan kentang (Solanum tuberosum)
tersebut.

Tabel 1. Hasil perhitungan potensial osmotic dan potensial jaringan


Kelompok Daun segar Daun layu

BS BT BK BS BT BK

1 1,343 gr 1,48 gr 0,44 gr 1,037 gr 1,21 gr 0,38 gr

2 1,176 gr 1,326 gr 0,45 gr 1,326 gr 1,176 gr 0,44 gr

3 1,294 gr 1,34 gr 0,42 gr 1,169 gr 1,18 gr 0,51 gr

4 1,337 gr 1,23 gr 0,49 gr 1,085 gr 1,08 gr 0,41 gr

Tabel 2. Potensial umbi kentang


Kelompok 0,4 M 0,8 M 1,2 M 1,6 M 2,0 M
1 22,5 25,2 27 22,62 21,6
2 18,9 16,1 20,3 18,12 15,62
3 27 26,1 21,16 25,23 27
4 22,5 27 26,1 19,5 21,75

Tabel 3. Hasil daun segar dan daun layu


Kelompok Daun segar Daun layu
TR (%) WD (%) TR (%) WD (%)
1 90,38 13,17 79,15 20,34
2 29,14 30,85 79,10 20,80
3 95 5 98,36 1,64
4 114,5 -14,46 100,75 -0,7

3
KENTANG WORTEL
(Solanum tuberosum) (Daucus Carota)
15 15
Sukrosa 25%

Sukrosa 25%
10 10

5 5

0 0
jam jam jam jam jam jam jam jam
01:00 07:00 14:00 21:00 01:00 07:00 14:00 21:00
sukrosa aquades sukrosa aquades

Grafik 1. Kentang (Solanum tuberosum). Sukrosa Grafik 4. wortel (Daucus Carota). Sukrosa 25%
25% Aquades Aquades

KENTANG WORTEL
(Solanum tuberosum) (Daucus Carota)
15 13
12,5
Sukrosa 25%
Sukrosa 25%

10 12
11,5
5 11
10,5
0 jam jam jam jam
jam jam jam jam 01:00 07:00 14:00 21:00
01:00 07:00 14:00 21:00 sukrosa aquades
sukrosa aquades

Grafik 5. Wortel (Daucus Carota). Sukrosa 50%


Grafik 2. Kentang (Solanum tuberosum). Sukrosa
Aquades
50% Aquades

KENTANG
(Solanum tuberosum)
15
Sukrosa 25%

10

0
jam jam jam jam
01:00 07:00 14:00 21:00
sukrosa aquades

Grafik 3. Kentang (Solanum tuberosum). Sukrosa


100% Aquades

4
WORTEL
(Daucus Carota)
13

Sukrosa 25%
12
Pertumbuhan atau perubahan volume
11
cairan pada praktikum ini terjadi pada
10
perbedaan hasil, setiap masing-masing
perbedaan membutuhkan waktu 24 jam disetiap 9
6 jam sekali dalam pengamatannya. Terdapat 2 jam jam jam jam
01:00 07:00 14:00 21:00
sampel dalam percobaan ini, yaitu kentang sukrosa aquades
(Solanum tuberosum) dan wortel (Daucus
carota). Masing-masing telah dipotong dengan Grafik 6. Grafik wortel (Daucus Carota). Sukrosa
ketentuan yang telah di terapkan yaitu 4x3 100% Aquades
sebanyak 3 buah tersebut. Pada percobaan ini
sampel di beri larutan dalam pipa kaca cairan Difusi terjadi akibat adanya gradient
aquades dan sukrosa yang terdiri dari 3 konsentrasi. Yang dimaksud konsentrasi adalah
konsentrasi, mulai dari 25%, 50% dan 100%. jumlah zat persatuan yang dapat berubah secara
Setiap pengamatan terjadi beberapa perubahan bertahap dari satu volume ruang ke volume
volume aquades dan sukrosa. Menunjukkan ruang lain. Sedangkan osmosis adalah
bahwa sampel kentang yang lebih mengalami bergeraknya molekul air melalui larutan
penurunan. Ada beberapa factor yang berkadar tinggi hingga kadarnya sama. Tekanan
mengalami kecepatan difusi, yaitu ukuran yang diperlukan untuk menghentikan proses
partikel, ketebalan membran, luas suatu area, osmosis disebut tekanan osmosis. Osmosis
jarak dan suhu. Semakin kecil ukuran partikel sangat ditentukan oleh potensial air yang
semakin tebal membrane dan besar luas area menggambarkan kemampuan molekul air untuk
serta semakin besarnya jarak antara dua melakukan difusi (Kustiyah, 2009).
konsentrasi, menyebabkan semakin lambat Dalam percobaan osmosis umbi
kecepatan difusinya. Begitu pula dengan kentang bertindak sebagai selaput atau
besarnya luas dan tingginya suhu akan membrane. Air yang berada di luar umbi
mnyebabkan bertambah cepatnya laju difusi meresap ke dalam melewati membrane semi-
(Lantu S, 2010). permeable, sehingga air yang berada di dalam
Didalam percobaan ini terdapat umbi meningkat, akan tetapi tidak ada lagi difusi
beberapa perbedaan hasil dari awal sebelum gula ke air. Umbi bersifat semi-permeable
sampel dimasukkan dalam larutan sukrosa. Di karena hanya air yang dapat melaluinya
dalam percobaan ni, melakkan pengukuran sedangkan larutan gula tidak bisa melewati
panjang dari sampel di masukkan kedalam umbi, karena umbi berifat semi-permeable
larutan sukrosa yang telah di tentukan berapa terhadap larutan gula. Difusi akan terus terjadi
konsentrasi. Terdapat 4 sampel masing-masing hingga seluruh partikel tersebar luas secara
konsentrasi larutannya berbeda. 0,4 m, 0,8m, merata atau mencapai keadaan kesetimbangan
1,2m, 1,6m, dan 2,0m. Dalam pengamatan ini, dimana perpindahan molekul tetap terjadi
membutuhkan waktu selama 40 menit untuk bisa walaupun tidak ada perbedaan konsentrasinya
mengetahui perubahannya. Semakinn tinggi (Riesqi Ayu Hardianti, 2013).
konsentrasi sampel maka semakin kecil/ pendek Aktifitas air mengalami penurunan
perubahannya. Proses difusi terjadi melalui dua seiring dengan semakin meningkatnya
jalan yaitu melalui lapisan lipid jika zat itu konsentrasi gula dalam larutan osmosis dan lama
terlarut dalam lemak dan melalui saluran air atau perendaman. Penurunan aktifitas air yang tinggi
protein (Darmadi, 2012). berhubungan dengan komponen gula (sukrosa)

5
yang digunakan dalam larutan osmosis. Hal ini konsentrasi sampel maka semakin kecil/pendek
menyatakan bahwa aktifitas air berperan dalam perubahannya. Semakin kecil ukuran partikel
reaksi metabolic dalam sel, air dalam bentuk cair semakin tebal membrane dan besar luas area
dan terikat secara kimiawi dalam larutan gula serta semakin besarnya jarak antara dua
maka air dalam kondisi ini tidak dapat digunakan konsentrasi, menyebabkan semakin lambat
oleh mikroorganisme (Priska, 2015). kecepatan difusinya. Begitu pula dengan
besarnya luas dan tingginya suhu akan
KESIMPULAN mnyebabkan bertambah cepatnya laju difusi.
Berdasarkan hasil percobaan yang
dilakukan diperoleh kesimpulan semakin tinggi
Larutan Osmosis dan Lama
DAFTAR PUSTAKA Perendaman. Jurnal Pangan dan
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Agroindustri.1355 3 (4) 1345-
Jakarta: Hipokrates Rachmadiarti, Fida dkk. 2007. Biologi Umum.
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 1. Jakarta: Surabaya: Unesa University Press
Erlangga Rieski, Ayu Hardianti. 2013. Difusi Osmosis.
Darmadi. 2012. Mekanisme Transpor Pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Membran. (terhubung berkala). Pengendalian Alam. Institut Pertanian
Darmadi. Disdikprobna.com (9 oktober Bogor. Bogor
2013) Tanzyah, Lia L dkk. 2015. Profil Miskonsepsi
Kustiyah. 2009. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Siswa Pada Subtopik Difusi Kelas XI.
Pada Siswa MAN Model Palangkaraya. Jurnal Biology Education. Vol. 4 No. 3:
Jurnal ilmiah Guru Kanderangi Tingang 1004-1006. Surabaya: Universitas
1: 24-37 Negeri Surabaya

Lantu, S. 2010. Osmoregulasi Pada Hewan Wirawan, Sang Kompiang. 2006. Studi Transfer
Akuatik. Jurnal Perikanan dan kelautan 1: 46-5- Massa pada Proses Dehridasi Osmosis
Kentang. Jurnal Forum Teknik. Vol. 30
Priska,Nur Kartika,Nisa,Fithri Choirun. 2015.
No. 2: 104. Yogyakarta: Universias
Studi Pembuatan Osmodehidrat Buah
Gadjah Mada.
Nanas : Kajian Konsentrasi Gula Dalam

6
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil difusi osmosis wortel
6 jam ke Wortel

25% 50% 100%

1 A :11 A :11,8 A : 10,7

Pukul S :0 S :11,4 S :11

01.00

2 A :10,7 A :11,5 A :10,7

Pukul S :0 S :0 S :11

07.00

3 A :10,8 A :8,5 A :10,6

Pukul S :0 S :0 S :10,5

13.00

4 A :10,5 A : 7,3 A :5,2

Pukul S :0 S :0 S :0,5

19.00

Tabel 2. Hasil difusi osmosis kentang


6 jam ke Kentang

25% 50% 100%

1 A: 12,4 A: 11,5 A: 12,1

Pukul S: 12,2 S: 12,1 S: 0

01.00

2 A: 12 A: 11,3 A :12,2

7
Pukul S: 12,3 S: 12,2 S: 0

07.00

3 A: 11,9 A: 11 A: 12,3

Pukul S: 12,5 S: 12,5 S: 0

13.00

4 A: 11,7 A: 11 A: 12,4

Pukul S: 12,7 S: 12,4 S: 0

19.00

Perhitungan TR/ WD kelompok 2 (Daun segar)


BS − BK
𝑇𝑅 = 𝑥100%
BT − BK
𝟏,𝟕𝟔−𝟎,𝟒𝟓
= x 100%
𝟏,𝟓𝟎−𝟎,𝟒𝟓

=69,14%
𝑩𝑻−𝑩𝑺
WD = x 100%
𝑩𝑻−𝑩𝑲
𝟏,𝟓𝟎−𝟏,𝟕𝟔
= x100%
𝟏,𝟓𝟎−𝟎,𝟒𝟓

= 30,85%

8
RESISTENSI DIFUSI GAS DAN TRANSPIRASI
EKO TRI KURNIAWAN

201810200311182

ekotri011@gmail.com

Jurusan Agroteknologi ,Fakultas Pertanian-Peternakan,Universitas Muhammadiyah Malang (University of Muhammadiyah


Malang),Jl Raya Tlogomas No 246, Malang ,Jawa Timur ,Indonesia

ABSTRAK
Resistensi Difusi Gas (RDG) ialah suatu ketahanan atau hambatan tanaman terhadap pergerakan gas
dari konsentrasi rendah melalui stomata masuk ke jaringan mesofil,ada 3 macam RDG yaitu 1) Resistensi
Lapisan Batas : diakibatkan oleh perbedaan bentuk luar dari permukaan,resistensi ini dipengaruhi oleh angina
dimana semakin besar angina, maka semakin besar pula tahanannya dan luas permukaan daun maka semakin
besar pula tahananya 2) Resistensi Stomata: Diakibatkan oleh mekanisme buka -tutup stomata 3) Resistensi
Mesofil, Diakibatkan oleh kerapatan sel palisade atau bunga karang. Tujuan dari percobaan ini adalah
mempelajari perarnan resistensi stomata dan lapisan batas terhadap difusi uap air, agar meningkatkan
pemahaman akan fotosintesis sebagai fungsi dan difusi 𝐶𝑂2 masuk daun . Percobaan ini dilaksanakan di
Laboratorium Agroteknologi 1, pada tanggal 14 Maret 2019.Bahan yang digunakan dalam percobaan antara
lain: Daun Jeruk,Daun kacang Panjang,dan Aquades.Alat yang digunakan dalam percobaan meliputi, Labu
Ukur,pipet ukur ,kertas saring whatman no 42,tissue,gunting,thermometer,timbangan (mg). Faktor transpirasi
adalah sebuah takaran untuk kemampuan tanaman untuk menyerap air dari media pertumbuhan dan
berlangsung hingga ke atmosfer dalam perbandingan dengan evaporasi disekeliling lingkungannya. Percobaan
ini berarti bahwa faktor transpirasi adalah sebuah takaran dari potensial tanaman sebagai pompa natural.
Berdasarkan percobaan ini ketahui setiap daun memiliki hasil yang berbeda-beda karena setiap daun memiliki
perbedaan luas daun, ketebalan dan jenis daun yang berbeda serta lingkungan yang berbeda

Kata Kunci : Daun, Tekanan,stomata

PENDAHULUAN
Resistensi Difusi Gas (RDG) ialah berhubungan dengan kehilangan air-dalam
suatu ketahanan atau hambatan tanaman melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Banyak
terhadap pergerakan gas dari konsentrasi rendah air yang harus hilang melalui transpirasi untuk
melalui stomata masuk ke jaringan mesofil,ada 3 membesarkan tumbuhan karena rangka molekul
macam RDG yaitu 1) Resistensi Lapisan Batas : semua bahan organik pada tumbuhan terdiri dari
diakibatkan oleh perbedaan bentuk luar dari atom karbon yang harus diperoleh dari atmosfer.
permukaan,resistensi ini dipengaruhi oleh Prosedur kuantifikasi transporta- si
angina dimana semakin besar angina, maka oksigen -resistensi untuk berbagai lapisan sel
semakin besar pula tahanannya dan luas bahan bakar dan fenomena dijelaskan.
permukaan daun maka semakin besar pula Hambatan transportasi total yang diperoleh dari
tahananya 2) Resistensi Stomata: Diakibatkan membatasi arus pengukuran di bawah kondisi di
oleh mekanisme buka -tutup stomata 3) mana difusi oksigen dominan (yaitu, tingkat
Resistensi Mesofil, Diakibatkan oleh kerapatan aliran tinggi, ukuran sel kecil, feed dilembabkan
sel palisade atau bunga karang tetapi subsaturated, dan pakan tekanan parsial
Difusi adalah proses perpindahan molekul zat oksigen yang rendah).Dengan sistematis
dari konsentrasi tinggi ke rendah (zakrinal,2009) memvariasi-kan kondisi eksperimental,
Transpirasi mulai menaik beberapa kontribusi dari difusi molekular dan Knudsen
menit setelah matahari terbit dan mencapai dan perembesan lewat film ionomer meliputi
puncaknya pada siang hari. Transpirasi katalis-lapisan aglomerat ditentukan. Hal ini
berhubungan langsung dengan intensitas cahaya ditemukan bahwa resistensi ionomer-film
(Hanum, 2008). Peristiwa transpirasi biasanya dominan, terutama pada suhu yang lebih rendah

9
dan lebih rendah Pt beban. Sifat film dihitung Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan
melalui petunjuk ionomer bahwa hal itu jauh membatasi fotosintesis dan menyebabkan
lebih resistif dari membran massal untuk negara- cadangan makanan cenderung lebih banyak
of-the-art-sel (Miranti,2011) dipakai daripada disimpan. Pada intensitas
Intensitas cahaya yang terlalu tinggi cahaya yang tinggi kelembaban udara
dapat menurunkan laju fotosintesis hal ini berkurang, sehingga proses transpirasi
disebabkan adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung lebih cepat (Mahfudz, 2010)
berlangsung cepat, sehingga merusak klorofil.
dalam proses fotosintesis, karbondioksida (CO2) dalam pengaturan suhu di dalam daun (Haryati,
direduksi menjadi karbohidrat atas bantuan 2010)
beberapa enzim tertentu dengan menggunakan Tujuan dari percobaan ini adalah
energi metaboli-sme yang berasal dari radiasi mempelajari perarnan resistensi stomata dan
matahari pada kondisi alami. Sumber dari CO2 lapisan batas terhadap difusi uap air, agar
adalah atmosfir. Sehingga gas ini harus meningkatkan pemahaman akan fotosintesis
ditranspor dari atmosfir ke tempat reduksi yaitu sebagai fungsi dan difusi 𝐶𝑂2 masuk daun.
kloroplas atau tepatnya stroma yang merupakan
bagian larut dari kloroplas. Transpor ini BAHAN DAN METODE
berlangsung melalui proses difusi yaitu Tempat dan Waktu
pergerakan molekul CO2 terjadi akibat
Percobaan ini dilaksanakan di
perbedaan tekanan parsial atau konsentrasi CO2
Laboratorium Agroteknologi 1, pada tanggal 14
di dalam kloroplas dan di atmosfir
Maret 2019.
(Miranti,2011)
Resistensi lapisan Resistensi lapisan Bahan dan Alat
batas merupakan hambatan luas dari daun yang Bahan yang digunakan dalam percobaan
timbul karena permukaan luar terhadap lapisan antara lain: Daun Jeruk,Daun kacang
pembatas uap air dalam difusi di rongga stomata Panjang,dan Aquades
di atmosfir. Lapisan atas terdiri dari mangkok Alat yang digunakan dalam percobaan
uap mikro yang terbentuk pada batas luar pori meliputi, Labu Ukur,pipet ukur ,kertas saring
stoma dan sebagian lagi dari udara lembab yang whatman no 42,tissue, gunting, thermometer,
terdapat pada seluruh permukaan daun tiruan timbangan (mg)
dengan difusi molekuler melalui suatu lapisan
Pelaksanaan Percobaan
pada rakitan daun dan rintangan pada lintasan
yang dilalui digambarkan di sudut tanaman. Pengamatan dilakukan di dalam
(Sitompul, 2007) laboratorium, mempelajari peranan resistensi
Selain memegang peranan yang penting stomata dan lapisan batas terhadap difusi uap air.
dalam proses fotosintesis daun juga berperan Metode kerja antara lain menyiapkan semua alat
dalam transpirasi. Pada hakekatnya transpirasi dan bahan ,menggambar daun di kertas saring
adalah proses penguapan oleh tanaman yang whatman dan kertas mili meterblok
membawa garam-garam mineral dari dalam ,menggunting replica daun jeruk dan kacang
tanah. Transpirasi dapat terjadi melalui seluruh panjang yang sudah digambar di kertas saring
bagian tanaman, tetapi sebagian besar transpirasi whatman ,menimbang replika daun dan daun
terjadi melalui daun karena luas permukaanya ,merendam daun dan meneteskan replika dengan
serta daun lebih terkena udara luar. Transpirasi aquades selama 30 menit ,setelah itu angkat
turut memegang peranan dalam proses ,mengeringkan daun dan replika daun
penyerapan air dan garam-garam mineral oleh menggunakan tissue setelah itu timbang
akar dari dalam tanah. Transpirasi juga berperan ,menggamati berat kedua daun dan replika daun
selama 15 menit per periode,15,30,45,60 meni

10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil Daun Jeruk

WAKTU PENGAMATAN (MENIT)


JENIS
SAMPEL
PENGAMATAN
0’ 30’ 45’ RERATA

1 0,20 gr 0,547 gr 0,54 gr 0,429 gr

2 0,66 gr 0,803 gr 0,86 gr 0,774 gr

BERAT DAUN 3 0,40 gr 0,466 gr 0,54 gr 0,469 gr

4 0,45 gr 0,570 gr 0,61 gr 0,543 gr

5 0,55 gr 0,649 gr 0,70 gr 0.633 gr

1 0, 319 gr 0,409 gr 0,29 gr 0,339 gr

2 0,408 gr 0,543 gr 0,36 gr 0,437 gr

BERAT
3 0, 305 gr 0,332 gr 0,24 gr 0,292 gr
REPLIKA

4 0,365 gr 0,402 gr 0,25 gr 0,339 gr

5 0,349 gr 0,438 gr 0,26 gr 0,349 gr

SUHU DAUN 27°

1 16 cm2

2 23,5 cm2

LUAS DAUN 3 15 cm2

4 18,5 cm2

5 17,5 cm2

11
Daun Jeruk Replika Daun Jeruk
1 0,6
0,4
0,5
0,2
0 0
Daun 1 Daun 2 Daun 3 Daun 4 Daun 5 Daun 1 Daun 2 Daun 3 Daun 4 Daun 5

Column1 Column2 Column3 Series 1

Grafik 1. Daun Jeruk Grafik 2. Replika Daun Jeruk

Berdasarkan data yang diperoleh dari perbandingan dengan evaporasi disekeliling


percobaan resistensi dan transpirasi didapatkan lingkungannya. Percobaan ini berarti bahwa
hasil bahwa pada data 5 daun kacang panjang faktor transpirasi adalah sebuah takaran dari
diketahui sample 1-5 setelah perendaman dan potensial tanaman sebagai pompa natural
diamati selama per 15 menit sekalian diketahui (Lestari, 2006). Faktor transpirasi telah
range rerata pada sampel 1 0,632 gr, sampel 2 ditandai dalam rasio evapotranspirasi ke
0,505 gr, sampel 3 0,411 gr, sampel 4 0,399 gr evaporasi dan barubaru ini telah menjadi rasio
dan sampel 5 0,505 gr. Pada berat daun replika transpirasi ke area daun. Faktor transpirasi
setelah perendaman dan diamati selama per 15 adalah sebuah takaran untuk kemampuan
menit sekalian diketahui range rerata pada tanaman untuk menyerap air dari media
sampel 1 0,586 gr, sampel 2 0,723 gr, sampel 3 pertumbuhan dan berlangsung hingga ke
0,769 gr, sampel 4 0,678 gr dan sampel 5 0,480 atmosfer dalam perbandingan dengan evaporasi
gr. Dengan suhu 27°C .Luas daun sampel 1 40,5 disekeliling lingkungannya.Semakin luas
𝑐𝑚2 , sampel 2 49,5 𝑐𝑚2 , sampel 3 45,5 𝑐𝑚2 , permukaan daun maka semakin tinggi laju
sampel 4 48,25 𝑐𝑚2 , sampel 5 51,5 𝑐𝑚2 transpirasinya. Hal ini dikarenakan semakin luas
Data data tabel diatas rerata antara daun permukaan daun, maka semakin luas pula bidang
dan replika daun didapatkan hasil bahwa penguapannya, sehingga pada daun yang
padadaun kedua memiliki grafik naik sedangkan memiliki luas permukaan yang besar, maka laju
menurun pada daun kedua dan naik lagi pada transpirasinya akan semakin besar pula.
daun 4 dan 5 dan itu dikarenakan adanya Sedangkan pada hasil percobaan, luas daun
perbedaan luas daun ,ketebalan daun yang berbanding terbalik dengan laju transpirasi
menyebabkan perbedaan dalam hasil akhir daun Transpor ini berlangsung melalui proses
Faktor transpirasi telah ditandai dalam rasio difusi. Dalam proses transpornya, terdapat
evapotranspirasi ke evaporasi dan barubaru ini hambatan atau resistensi yang disederhanakan
telah menjadi rasio transpirasi ke area daun. menjadi resistensi lapisan atas, resistensi
Faktor transpirasi adalah sebuah stomata, dan resistensi mesofil. Laporan ini akan
takaran untuk kemampuan tanaman untuk mengulas lebih lanjut mengenai resistensi difusi
menyerap air dari media pertumbuhan dan gas. (elina et al,2012)
berlangsung hingga ke atmosfer dalam

Table 2. Hasil Daun Kacang Panjang


WAKTU PENGAMATAN (MENIT)
JENIS
SAMPEL
PENGAMATAN
0’ 30’ 45’ RERATA

BERAT DAUN 1 0,41 gr 0,706 gr 0,78 gr 0,632 gr

12
2 0,40 gr 0,785 gr 0,33 gr 0.505 gr

3 0,40 gr 0,693 gr 0,14 gr 0,411 gr

4 0,40 gr 0,649 gr 0,15 gr 0,399 gr

5 0,49 gr 0,877 gr 0,15 gr 0,505 gr

1 0,39 gr 0,898 gr 0,47 gr 0,586 gr

2 0,51 gr 1,069 gr 0,59 gr 0,723 gr

BERAT
3 0,47 gr 0,987 gr 0,85 gr 0,769 gr
REPLIKA

4 0,51 gr 0,945 gr 0,58 gr 0,678 gr

5 0,59 gr 0,121 gr 0,73 gr 0,480 gr

SUHU DAUN 27°

1 40,5 cm2

2 49,5 cm2

LUAS DAUN 3 45,5 cm2

4 48,25 cm2

5 51,5 cm2

Daun Replika
1 1

0,5 0,5

0 0
Daun 1 Daun 2 Daun 3 Daun 4 Daun 5 Daun 1 Daun 2 Daun 3 Daun 4 Daun 5

Daun Replika

Grafik 3. Daun Kacang Panjang Grafik 4. Replika Daun Kacang Panjang

13
Berdasarkan pada data 5 daun jeruk tempat dengan intensitas cahaya tinggi
diketahui sample 1-5 setelah perendaman dan menyebabkan penebalan daun
diamati selama per 15 menit sekalian yangmenurunkan resistensinya terhadap difu
diketahui range rerata pada sampel 1 0,429 si CO2 dengan meningkatkan ruang pori
gr, sampel 2 0,774 gr, sampel 3 0,469 gr, dalam lapisan mesofil. Angin yang sedang
sampel 4 0,543 gr dan sampel 5 0,633 gr. menambah kegiatan transpirasi, angin
Pada berat daun replika setelah perendaman membawa uap air yang berada dekat stomata,
dan diamati selama per 15 menit sekalian uap yang masih ada dalam daun akan
diketahui range rerata pada sampel 1 0,339 berdifusi keluar.
gr, sampel 2 0,437 gr, sampel 3 0,292 gr, Kenaikantemperatur akan menaikka
sampel 4 0,339 gr dan sampel 5 0,349 gr. n difusi karena temperature akan menaikkan
Dengan suhu 27°C .Luas daun sampel 1 16 tenaga kinetis dari molekul substrat yang
𝑐𝑚2 , sampel 2 23,5 𝑐𝑚2 , sampel 3 15 𝑐𝑚2 , berdifusi. Keadaan air dalam tanah, Air
sampel 4 18,5 𝑐𝑚2 , sampel 5 17,5 𝑐𝑚2 . dalam tanah adalah satu-satunya sumber
Berdasarkan grafik daun diketahui pokok, darimana akar tanaman mendapat air
bahwa pada daun pertama mengalami rerata yang dibutuhkan. Absorbsi air melalui
yang tinggi sedangkan menurun reratanya bagian- bagian lain yang ada di atas tanah
pada daun ke 2 sampai 5 ,tetapi pada grafik seperti batang dan daun juga ada,
rerata replika daun pada daun 1 nilai akan tetapi pemasukan air lewat bagian-
reratanya lebih rendah daripada daun kedua bagian tersebut tidak sebanding penyebaran
sedangkan pada daun kedua mengalami air melalui akar. Semakin luas permukaan
peningkatan dan akhirnya turun pada replika daun maka semakin tinggi laju
daun ke 5 hal itu dikarenakan adanya transpirasinya. Hal ini dikarenakan semakin
perbedaan luas daun, ketebalan daun serta luas permukaan daun, maka semakin luas
habitat tanamannya. Dalam proses pula bidang penguapannya, sehingga pada
fotosintesis, karbon dioksida direduksi daun yang memiliki luas permukaan yang
menjadi karbohidrat atas bantuan beberapa besar, maka laju transpirasinya akan semakin
enzim tertentu dengan menggunakan energy besar pula. Sedangkan pada hasil praktikum,
metabolisme yang berasal dari radiasi luas daun berbanding terbalik dengan laju
matahari pada kondisi alami. Sumber karbon transpirasi. Semakin luas daun, semakin
dioksida adalah atmosfer, sehingga gas ini rendah laju transpirasi.
harus ditransfer dari atmosfer ke tempat Hal ini dimungkinkan karena
reduksi yaitu kloroplas atau tepatnya stroma. terdapatnya pengaruh habitat, lebar daun, dan
Transpor ini berlangsung melalui zat lilin pada daun. Berbagai faktor yang
proses difusi. Dalam proses transpornya, menyebabkan hasil yang berbeda dari
terdapat hambatan atau resistensi yang percobaan ini dikarenakan setiap daun
disederhanakan menjadi resistensi lapisan memiliki tingkat luas daun,tebal daun dan
atas, resistensi stomata, dan resistensi jenis tanaman yang berbeda hal ini juga akan
mesofil. Laporan ini akan mengulas lebih berpengaruh dengan transpirasi yang terjadi
lanjut mengenai resistensi difusi gas. (elina et pada daun tersebut Faktor yang
al,2012). Ada pula Faktor yang mempengaruhi resitensi difusi gas antara lain
mempengaruhi Resistens Difusi Gas antara suhu,kenaikan suhu akan menaikkan
lain kepadatan gas perbedaan difusi gas difusi,sebab kenaikan suhu akan menaikkan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan tertentu tenaga kinetic dalam molekul substrat yang
antara lain mengenai kepadatan relatif CO2. berdifusi untuk gas,sehingga gas mudah
Gradien tekanan difusibila besarnya tahap pe untuk masu dan berakibat pada penurunanya
rbedaan tahap difusi ini tinggi, maka kecepat resitansi (sitompul,2010)
an difusinya tinggi. Morfologi daun, Pada

14
Perbedaan laju transpirasi antara DAFTAR PUSTAKA
tanaman yang diletakkan di dalam dan luar
Elina. N. Fitmawati dan Diryani, 2012.
laboratorium hal ini mungkin dikarenakan
tanaman yang diletakkan di dalam adalah Karakterisasi anatomi stomata
karena faktor cahaya atau sinar matahari daun sagu (metroxylon sagu rottb).
laboratorium kurang mendapat pengaruh Pada tahap anakan dan nyorong .
rangsangan untuk melakukan proses FMIPA UNSRI. RIAU
penguapan air. Seperti telah diketahui,
Hanum. Chairina. 2008. Teknik budidaya
cahaya merupakan salah satu faktor yang
Tanaman jilid 1. UPI Bandung
menyebabkan terjadinya penguapan. Cahaya
matahari dapat menyebabkan membukanya Haryanti.2010.Jumlah dan distribusi
stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma-ta pada daun .Undip
stoma, jadi banyak sinar berarti juga Semarang
mempercepat transpirasi.
Dengan adanya defisiensi kalium Lestari, E.G. 2006, Hubungan antara
maka secara langsung akan memperlambat Kerapatan Stomata dengan
proses fisiologi, baik yang melibatkan Ketahanan. Kekeringan pada
klorofil dalam jaringan daun maupun yang Somaklon Padi Gajahmungkur,
behubungan dengan fungsi stomata sebagai Towuti, dan IR 64. Biodiversitas.
faktor yang sangat penting dalam produksi Mahfudz, 2010. Intensitas cahaya pada
bahan kering secara umum. Semakin lama proses Fotosintesis. Unpas Surabaya
defisiensi kalium maka akan semakin
Masdar. 2003. Pengaruh lama dan beratnya
berdampak buruk terhadap laju proses
defisiensi kalium terhadap
fisiologi dalam jaringan daun. Semakin berat
pertumbuhan tanaman durian (Durio
defisiensi kalium pada gilirannya akan
zibethinus Murr.). J Akta Agro.
berdampak semakin parah terhadap rusaknya
6(2):60-66.
pertumbuhan daun (Masdar, 2003).
Semakin luas permukaan daun maka Miranti. 2011. Laporan Fisiologi
semakin tinggi laju transpirasinya. Hal ini Tumbuhan FP UB. Malang
dikarenakan semakin luas permukaan daun,
Sitompul.2007.Resistensi beberapa varietas
maka semakin luas pula bidang
padi gogo (oryza sativa l.) .FP UNS
penguapannya, sehingga pada daun yang
Surakarta
memiliki luas permukaan yang besar, maka
laju transpirasinya akan semakin besar pula. Sitompul. 2010.Penuntun percobaan
Sedangkan pada hasil percobaan, luas daun dasar Fisiolohi tumbuhan, FPUB .
berbanding terbalik dengan laju transpirasi. Malang Zakrinal dan sista
Semakin luas daun, semakin rendah laju purnamas. 2009. Jago Biologi
transpirasi. Hal ini dimungkinkan karena SMA. Jakarta. Niaga Swadaya.
terdapatnya pengaruh habitat, lebar daun, dan
zat lilin pada daun.

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan ini ketahui
setiap daun memiliki hasil yang berbeda-beda
karena setiap daun memiliki perbedaan luas
daun, ketebalan dan jenis daun yang berbeda
serta lingkungan yang berbeda.

15
FOTOSINTESIS DAN KLOROFIL
Bella Ainun Rahmadhani1 Audrey Arindra Alfionita2

2018102003111481 2018102003111562

Email : audrey.arindra@gmail.com

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang

(University of Muhammadiyah Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat yang akan mengalami perubahan dari bahan-bahan
anorganik seperti CO2 dan H20 yang terdapat pada tumbuhan yang mempunyai pigmen dan dibantu dengan
adanya energi cahaya matahari. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri
fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah
tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia. Percobaan ini bertujuan untuk mengamati apakah cahaya
dibutuhkan dalam fotosintesis pada daun, untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya, dan substrat CO2
terhadap laju fotosintesi serta mempelajari absorbsi cahaya oleh pigmen klorofil a dan b. Percobaan ini
dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi 2 Universitas Muhammadiyah Malang, pada hari Kamis tanggal
21 Maret 2019, pada hari Kamis 28 Maret 2019, dan pada hari Kamis 4 April 2019. Berdasarkan percobaan
yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa intensitas cahaya dan penambahan substrat CO2 sangat
berpengaruh terhadap laju fotosintesis. Semakin banyak tanaman memperoleh cahaya maka laju fotosintesis
akan semakin cepat dan jika dengan ditambahkannya substrat maka laju fotosintesis akan semakin cepat pula.
Cahaya juga sangat beperan dalam proses fotosintesis, daun yang ditutup mengandung sedikit amilum
dibanding daun yang tidak ditutup. Hal ini menunjukkan daun membutuhkan cahaya matahari untuk
berfotosintesis. Jika cahaya tidak ada tumbuhan tidak dapat berfotosintesis dan menghasilkan karbohidrat.
Panjang gelombang dapat mempengaruhi klorofil a dan klorofil b, kandungan klorofil pada daun puring kuning
terdapat beberapa pigmen yaitu karotenoid dan anthosianin dimana karotenoid mempunyai karakteristik warna
kuning sehingga memberikan dominan kuning pada daun puring kuning.
Kata kunci : substrat CO2, cahaya, absorbsi
PENDAHULUAN reaksi Hill dimana NADPH akan bertindak
Fotosintesis adalah proses sintesis untuk mereaksi cahaya yang akan mengubah
karbohidrat yang akan mengalami perubahan energi cahaya menjadi ADP dan selanjutnya
dari bahan-bahan anorganik seperti CO2 dan H20 akan diubah kembali menjadi ATP (adenin
yang terdapat pada tumbuhan yang mempunyai triposphat). Sedangkan pada reaksi gelap atau
pigmen dan dibantu dengan adanya energi blackman akan mengubah ADP ke ATP dan
cahaya matahari (Ai, 2012). Proses fotosintesis selanjutnya mereduksi NADP menjadi NADPH
paling utama terdapat pada bagian organ daun (Harjadi, 1979). Didalam kondisi cahaya yang
tanaman, dimana tumbuhan akan menangkap tidak normal biasanya fotosintesis terjadi pada
cahaya menggunakan pigmen yakni klorofil. tanaman dan melakukan penyerapan cahaya
Daun merupakan bagian dari tumbuhan yang matahari hingga maksimal untuk fotosintesis
paling utama melakukan proses fotosintesis yang selanjutnya akan mengubah dalam
(Tjitrosoempomo, 2009). Terdapat dua fase pemisahan reaksi. Sevik et al (2012),
proses fotosintesis yakni pada fase terang menyatakan bahwa sebagian besar daun
(reaksi Hill) yakni reaksi yang membutuhkan mendapatkan sinar matahari dan hanya
cahaya dan akan diubah menjadi energi kimia melakukan penyerapan pada cahaya tanpak, hal
dengan mereduksi NADPH menjadi ATP. tersebut memiliki perbedaan baik faktor internal
Sedangkan pada reaksi gelap terjadi di stroma, maupun eksternal dari struktur tanaman.
reaksi gelap tidak memerlukan cahaya, namun Klorofil adalah pigmen pemberi warna
memerlukan adanya ATP dan NADPH. hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri
Fase cahaya yang terdapat pada proses fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam
fotosintesis yakni yang biasanya disebut dengan proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap
dan mengubah tenaga cahaya matahari menjadi

16
tenaga kimia. Proses fotosintesis, terdapat 3 perubahan kimia cahaya itu harus diabsorbsi
fungsi utama dari klorofil yaitu yg pertama terlebih dahulu. Diketahui bahwa hanya bagian
memanfaatkan energy matahari, kedua memicu hijau pada tumbuhan yang melaksanakan
fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan yang ketiga fotosintesis daun, cukup alasan untuk menduga
menyediakan dasar energetik bagi ekosistem bahwa hanya bagian pigmen hijau kloroplaslah
secara keseluruhan. Karbohidrat yang dihasilkan yang menyerap cahaya yang dipantulkan untuk
fotosintesis melalui proses anabolisme diubah proses tersebut. Cahaya yang diserap ini dapat
menjadi protein, lemak, asam nukleat, dan ditentukan dengan spektrofotometer
molekul organik lainnya (Muthalib, 2009). (Dwijosepturo dalam Razone, 2013).
Klorofil merupakan faktor utama yang Penyerapan relatif untuk setiap panjang
mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis gelombang oleh pigmen dapat diukur dengan
merupakan proses perubahan senyawa spektrofotometer. Grafik penyerapan cahaya
anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa untuk kisaran panjang gelombang tertentu
organik (karbohidrat) dan O2 dengan bantuan disebut dengan spektrum serapan (Dermawan
cahaya matahari. Klorofil merupakan pigmen dalam Razone, 2013). Menurut Noggle dan Fritz
utama yang terdapat dalam kloroplas. Klorofil dalam Razone (2013), klorofil akan
menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi memperlihatkan flouresensi berwarna merah
elektromagnetik pada spektrum kasat mata yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau
(visible). Misalnya, cahaya matahari pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua
mengandung semua warna spektrum kasat mata pada cahaya yang dipantulkan. 23 58 Pada
dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang proses fotosintesis banyak diperlukan senyawa
gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik kimia yang penting dalam mengubah cahaya
secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menjadi energi kimia pada tumbuhan tingkat
menampung energi cahaya yang diserap oleh tinggi, adalah pigmen yang terdapat didalam
pigmen cahaya atau pigmen lainnya melali kloroplas, melalui pigmen inilah cahaya
fotosintesisi, sehingga fotosintesis disebut memulai proses fotosintesis. Pigmen tersebut
sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam dalam kloroplas yaitu pada membran internal
proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat yang disebut tilakoid. Pigmen tersebut adalah
memanfaatkan sinar matahari dengan bentuk klorofil a, klorofil b, dan karotenoid
panjang gelombang antara 400-700 nm (Ai, (Sasmitamihardjo dalam Razone, 2013).
2011). Warna hijau pada kloroplas disebabkan
Salah satu cara untuk menentukan kadar oleh adanya empat tipe utama pigmen
klorofil daun dengan metoda atau alat didalamnya yaitu klorofil a, dan klorofil b,
spektofotometer. Spektofotometer temasuk berwarna hijau karena bnayak menyerapa warna
dalam analisa kuantitatif yang di dasarkan pada lembayung dan merah dan memancarkan sinar
sifat warna larutan yang terjadi, atau merupakan hijau, selain klorofil da xantofil dan karoten.
salah satu pembagian kalorimetri. Disini dipakai Benda-benda berwarna menyerap cahaya
alat spektrofotometer. Metoda ini dapat dengan berbagai panjang gelombang sampai
digunakan apabila, sample yang di ukur harus pada tingkat tertentu, dan warna yang timbul
berwarna, kestabilan warna cukup lama, pada warna tersebut adalah cahaya yang diserap
intensitas warna terjadi cukup tajam, warna paling sedikit. Pada proses fotosintesis warna
larutan harus bebas dari gangguan. Warna yang paling sedikit diserap adalah warnadengan
larutan yang terjadi berbanding lurus dengan cahaya hijau, warna inilah tersebar dipantulkan
konsentrasi larutan (Khopkar dalam Razone, oleh tumbuhan sehingga tampak warna hijau
2013). (Sastamitamihardjo dalam Razone, 2013).
Cahaya yang dipantulkan atau Percobaan ini bertujuan untuk mengamati
dipancarkan oleh daun tidak efektif bagi apakah cahaya dibutuhkan dalam fotosintesis
fotosintesis, sebab untuk menghasilkan pada daun, untuk mengetahui hubungan

17
intensitas cahaya, dan substrat CO2 terhadap laju ditambahkan substrat NaHCO3 dan pada
fotosintesi serta mempelajari absorbsi cahaya erlenmeyer kedua tidak. Erlenmeyer tersebut
oleh pigmen klorofil a dan b. diletakkan di tempat gelap. Jumlah gelembung
yang muncul selama 20 menit diamati dan
BAHAN DAN METODE dihitung. Percobaan reaksi terang dilakukkan
Tempat dan Waktu dengan memasukkan 3 batang tanaman hydrilla
ke dalam gelas beker yang berisi air sebanyak
Percobaan ini dilaksanakan di
500 ml. Ujung tanaman hydrilla dimasukkan ke
Laboratorium Agroteknologi 2 Universitas
dalam corong dengan keadaan corong terbalik
Muhammadiyah Malang, pada hari Kamis
dan diletakkan diatas gelas beker. Kemudian,
tanggal 21 Maret 2019, pada hari Kamis 28
tabung reaksi diisi dengan air sampai penuh.
Maret 2019, dan pada hari Kamis 4 April 2019.
Ujung corong ditutup dengan tabung reaksi yang
Alat dan Bahan berisi air penuh. Pada gelas beker pertama
Alat yang digunakan dalam percobaan ditambahkan substrat NaHCO3 dan pada gelas
ini adalah pretidish, penjepit, pemanas, pinset, beker kedua tidak. Gelas beker diletakkan di
gelas beker, erlenmeyer, stopwatch, corong, tempat dengan intensitas cahaya tinggi. Jumlah
tabung reaksi, beker gelas 500 ml dan 250 ml, gelembung yang muncul selama 20 menit
mortar martil, spektrofotometer, cuvet, kertas diamati dan dihitung.
saring, buffet, tube dan timbangan. Fungsi pigmen mengabsorbsi cahaya pada
Bahan yang digunakan dalam percobaan panjang gelombang tertentu
ini adalah daun pacar air, alkohol 96 %, larutan
Langkah pertama yaitu menyiapkan
aquades, larutan Yod KI, tanaman hydrilla, air,
daun puring yang berwarna kuning (Codiaeum
substrat NaHCO3, etanol 96 %, daun puring
variegatum), menimbang 2 gram daun yang
(Codiaeum variegatum), daun pepaya (Carica
diambil daunnya saja (yang warnanya kuning),
papaya), daun pucuk merah (Syzygium oleana),
menghaluskan daun pada mortar dan
dan daun bayam merah (Amaranthus
memberikan sedikit larutan etanol 96% agar
gangeticus).
tercampur merata, memasukkan sampel pada
Pelaksanaan Praktikum tube dan memberi larutan 10 ml larutan etanol
Pengaruh Cahaya pada Proses Fotosintesis 96%, mengidisentrifugekan sampel pada 3000
rpm selama 3 menit kemudia memasukkan
Satu hari sebelum percobaan, 3 lembar sampel pada alat sprektofotometer dengan
daun pacar air yang masih hidup ditutup dengan panjang gelombang 649 dan 665 setelah itu
kertas dan kresek warna hitam. Kemudian 3 mencatat nilai absorbansi pada masing-masing
lembar daun pacar air dimasukkan ke dalam panjang gelombang dan menghitung kandungan
gelas beker pertama yang berisi alkohol 96 % klorofil dengan rumus klorofil a, klorofil b dan
yang telah mendidih begitupun pada gelas beker klorofil total.
kedua. Setelah daun berwarna putih, daun
dipindahkan keatas pretidish. Lalu daun tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
ditetesi dengan Yod KI (lugol) diatas seluruh
Zat organik yang disusun dalam
permukaannya sampai rata. Mengamati
fotosintesis adalah karbohidrat dan sebagai hasil
perubahan yang terjadi pada daun pacar air.
sampingan adalah molekul O2. Pada percobaan
Pengaruh Intensitas Cahaya dan Substrat ini mengamati apakah cahaya dibutuhkan dalam
CO2 terhadap Laju Fotosintesis proses fotosintesis pada daun. Percobaan
Percobaan reaksi gelap dilakukan dilakukan dengan sampel daun pacar air. Pada
dengan memasukkan 3 batang tanaman hydrilla malam hari satu hari sebelum percobaan daun
ke dalam erlenmeyer yang berisi 500 ml air. pacar air yang masih hidup ada yang ditutup dan
Kemudian, pada erlenmeyer pertama ada yang tidak. Hal ini bertujuan untuk

18
mengetahui apakah setelah diberi perlakuan melunturkan klorofil yang terdapat pada daun.
tersebut, apakah daun masih dapat Setelah daun berwarna putih daun ditetesi Yod
berfotosintesis atau tidak. Kemudian daun KI (lugol). Lugol dapat mendeteksi amilum yang
direbus dengan alkohol 96 %, tujuannya untuk terkandung di dalam daun.
Tabel 1. Pengaruh Cahaya pada Proses Fotosintesis
Daun Ditutup Daun Tidak Ditutup
Kel
Persentase Dokumentasi Persentase Dokumentasi

1 10 % 95 %

2 85 % 95 %

3 75 % 95 %

4 70 % 85 %

Hasil yang didapatkan pada tabel 1 yaitu Pengaruh cahaya juga berbeda pada
daun yang ditutup mengandung sedikit amilum setiap jenis tanaman. Tanaman memiliki reaksi
dibanding daun yang tidak ditutup. Hal ini fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh
menandakan bahwa daun membutuhkan cahaya intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh
matahari untuk berfotosintesis. Jika cahaya tidak cahaya matahari (Onrizal, 2009). Kekurangan
ada tumbuhan tidak dapat berfotosintesis dan cahaya matahari akan menganggu proses
menghasilkan karbohidrat. Cahaya matahari fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun
merupakan faktor utama penentu fotosintesis kebutuhan cahaya tergantung pada jenis
global, sehingga terdapat hubungan yang erat tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat
antara penyerapan cahaya matahari dan produksi perkembangan berlangsung akan menimbulkan
biomassa dunia (Utami, 2018). gejala etiolasi. Dikarenakan cahaya sangat
penting dalam memberikan pengaruh besar

19
terhadap pertumbuhan dan perkembangan menunjukkan dengan bantuan substrat diperoleh
tanaman (Marsela dkk, 2013). hasil fotosintesis lebih sedikit. Tetapi seharusnya
Dalam reaksi fotosintesis, sebanyak dengan bantuan substrat jumlah gelembung akan
691.000 kalori energi radiasi diserap dan lebih banyak daripada yang tidak menggunakan
dikonversi ke dalam bentuk glukosa. Kenyataan substrat. Ini mungkin dikarenakan tempat
bahwa proses fotosintesis memerlukan energi percobaan yang digunakan pada perlakuan
cahaya, menunjukkan adanya pengaruh tempat gelap tanpa substrat memperoleh sedikit
intensitas cahaya terhadap laju keseluruhan cahaya sehingga menghasilkan lebih banyak
reaksi fotosintesis. Pada keadaan intensitas gelembung. Hasil yang diperoleh pada tanaman
cahaya rendah laju fotosintesis akan rendah pula. hydrilla yang diberi perlakuan ditempatkan di
Keadaan ini dapat dikatakan sebagai faktor bawah cahaya matahari langsung dan tanpa
pembatas (Ismail, 2011). Pada percobaan ini tambahan substrat terdapat 3.149 gelembung.
tanaman hydrilla diberi empat perlakuan yang Dan pada tanaman hydrilla yang juga
berbeda. ditempatkan di bawah cahaya matahari langsung
Tabel 2. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Substrat namun diberi tambahan substrat diperoleh 2.473
CO2 terhadap Laju Fotosintesis gelembung. Hal ini juga menunjukkan bahwa
Jumlah intensitas cahaya sangat berpengaruh pada laju
Kelompok Perlakuan
Gelembung fotosintesis. Begitupun dengan substrat CO2
Tanpa Cahaya juga sangat mempengaruhi laju fotosintesis.
1 + Tanpa 35 Semakin banyak cahaya yang diserap
Substrat tanaman maka proses fotosintesis akan
berlangsung semakin cepat. Faktor yang
Tanpa Cahaya membedakan hasil setiap perlakuan mungkin
2 9
+ Substrat dikarenakan intensitas cahaya yang didapatkan
Cahaya + berbeda setiap tempat. Faktor lain yaitu mungkin
3 Tanpa 3.149 karena kurangnya ketelitian dalam menghitung
Substrat jumlah gelembung yang muncul. Tanaman tidak
menyerap seluruh cahaya matahari, tetapi
Cahaya +
4 2.473 tanaman hanya menyerap cahaya tampak yang
Substrat
berfungsi memecah molekul air dalam proses
Hasil percobaan yang dilakukan fotosintesis (Soeleman dan Donor, 2013).
diperoleh data pada tabel 2, tanaman hydrilla Sebelum mempelajari absorbsi cahaya
yang ditempatkan pada tempat gelap dan tanpa oleh klorofil a dan b pada daun puring kuning
substrat terdapat 35 gelembung. Pada tanaman ((Codiaeum variegatum) terlebih dahulu
hydrilla di tempat gelap namun juga ditambah melaksanakan percobaan percobaan setelah itu
dengan substrat terdapat 9 gelembung. Hal ini diperoleh hasil seperti pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Fungsi pigmen mengabsorbsi cahaya pada panjang gelombang tertentu
λ649 λ665 Klorofil
Kelompok Daun Klorofil A Klorofil B
nm nm Total

Daun
1 2,356 2,212 16,73 43,97 33,63
Pepaya

Daun
2 0,267 0,241 1,764 5,057 3,87
Puring

Daun Pucuk
3 0,067 -0,072 -1,3723 2,2758 1,7792
Merah

20
Daun
4 Bayam 2,247 2,133 23,020 41,759 36,92
Merah

Pada tumbuhan tingkat tinggi, klorofil a Berdasarkan percobaan yang dilakukan


dan klorofil b merupakan pigmen utama diperoleh kesimpulan bahwa intensitas cahaya
fotosintetik, yang berperan menyerap cahaya dan penambahan substrat CO2 sangat
violet, biru, merah dan memantulkan cahaya berpengaruh terhadap laju fotosintesis. Semakin
hijau. Molekul klorofil adalah suatu derivat banyak tanaman memperoleh cahaya maka laju
porfirin yang mempunyai struktur tetrapinal fotosintesis akan semakin cepat dan jika dengan
siklis dengan satu cincin pirol yang sebagiam ditambahkannya substrat maka laju fotosintesis
tereduksi (Sumenda, 2011). akan semakin cepat pula. Cahaya juga sangat
Metode ekstraksi yang paling sering beperan dalam proses fotosintesis, daun yang
digunakan adalah dengan menggunakan etanol. ditutup mengandung sedikit amilum dibanding
Tanaman puring merupakan salah satu tanaman daun yang tidak ditutup. Hal ini menunjukkan
yang memiliki bentuk warna daun yang yang daun membutuhkan cahaya matahari untuk
beragam. Pigmen yang berada dalam tanaman berfotosintesis. Jika cahaya tidak ada tumbuhan
terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok tidak dapat berfotosintesis dan menghasilkan
tersebut antara lain klorofil, karotenoida dan karbohidrat. Panjang gelombang dapat
anthosianin. Kelompok tersebut mempunyai mempengaruhi klorofil a dan klorofil b,
peranan masing-masing di dalam tanaman. kandungan klorofil pada daun puring kuning
Berdasarkan data yang diperoleh pada terdapat beberapa pigmen yaitu karotenoid dan
saat percobaan pemisahan pigmen pada daun anthosianin dimana karotenoid mempunyai
puring kuning klorofil A setelah dimasukkan ke karakteristik warna kuning sehingga
dalam sprektofotometer dengan panjang memberikan dominan kuning pada daun puring
gelombang 649 nm sebesar 0,267 dan kuning.
gelombang 665 nm sebesar 0,241 diperoleh hasil
1,726 dan untuk klorofil B diperoleh hasil DAFTAR PUSTAKA
sebesar 5,057. Klorofil dbedakan menjadi 2, Ai, .N.S. 2012. Evolusi Fotosintesis pada
yaitu klorofil a dicirikan dengan warna hiaju Tumbuhan. Ilmiah Sains, 12(1):29-32.
kebiruan dan klorofil b dicirikan dengan warna
Ai, N.S. dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi
hijau kekuningan, salah satu hal yang
klorofil daun sebagai indikator
membedakan dari kedua klorofil tersebut yaitu
kekurangan air pada tanaman. Jurnal
panjang gelombang yang dimiliki (Harahap,
Ilmiah Sains 11: 166 – 171.
2012). Untuk klorofil total pada tanaman puring
kuning diperoleh hasil 3, 87. Menurut sumanta Harjadi .S.S. 1979. Pengantar Agronomi. :
et. al. (2014) selain kandungan klorofil di daun Gramedia Jakarta. Jakarta Pertamawati.
tanaman puring juga terdapat pigmen-pigmen 2010. Pengaruh Fotosintesis terhadap
lain seperti karotenoid dan anthosianin. Pertumbuhan Tanaman Kentang
Karotenoid merupakan pigmen yang terdiri dari (Solanum tuberosum L.) dalam
karoten dengan karakteristik berwarna jingga Lingkungan Fotoautotrof secara in vitro.
dan karotenoidan atau xantophyl dengan Sains dan Teknologi Indonesia, 12(1):31-
karakteristik berwarna kuning, pigmen ini yang 37.
memberikan warna dominan kuning pada daun Harahap, F. 2012. Fisiologi Tumbuhan Suatu
puring kuning. Pengantar. Medan. Unimed Press.
KESIMPULAN

21
Ismail. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Makassar : landscape plants. Environmental
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sciences, 3(3): 967-971.
Negeri Makassar.
Soeleman S. dan D. Rahayu. 2013. Halaman
Marsela, Tracy. Sadjad, Rhiza S. Achmad, Organik. Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Andani. 2013. Sistem Kendali Intensitas
Sumaenda, L., Rampe, H.L dan Mantri,F.R.
Cahaya Rumah Kaca Cerdas Untuk
2011. Analisis Kandungan Klorofil Daun
Budidaya Bunga Krisan. Politeknik
Mangga (Mangifera indica.L) Pada
Negeri Manado. Sulawesi Utara.
Tingkat Daun Yang Berbeda. Jurnal
Muthalib, A. 2009. Klorofil dan Penyebaran di Biologos vol 1 : 20-24
Perairan.http://www.abdulmuthalib.co.c
Sumanta, N, C.I. Haque., J.Nishika dan
c/2009/06/. [ 11 Oktober 2012].
R.Suprakasah. 2014. Spechtophotometic
Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika, Pertumbuhan Analysis of Chlorophylls amd
Pohon Kaitannya dengan Tanah, Air, dan Cartoneoids from Commonly Grown Fern
Iklim. Fakultas Pertanian Universitas Species by Using Extracing Solvents.
Sumatera Utara. Sumatera Utara. Chemical Sciences, 4 (9) : 63-69.
Razone, W. 2013. Materi tentang klorofil. Tjitrosoepomo .G. 2009. Morfologi Tumbuhan.
Online (http:// http://wanenoor .blogspot. Gajah Mada University Press.
co.id/2013/01/materi-tentang Yogyakarta.
klorofil.html#.WQ8q-W4xXIU) di akses
Utami. 2018. Pengaruh Cahaya terhadap
tanggal 5 Mei 2017
Pertumbuhan Tanaman. Jurusan
Sevik, .H., Guney .D., Karakas.,and Aktra .G. Agroteknologi Fakultas Pertanian
2012. Change to Amount of Clorophyll on Universitas Udayana. Bali.
leave depend on insolation in some

22
LAMPIRAN

Perhitungan klorofil
Klorofil a = (13,7 x 0,241) – (5,76 x 0,267)
= 3,301 – 1,537
= 1,764
Klorofil b = (25,8 x 0,267) – (7,60 x 0,241)
= 6,889 - 1,831
= 5,057
Klorofil total = (20,0 x 0,267) – (6,10 x 0,241)
= 5,34 – 1,470
= 3,87

23

Anda mungkin juga menyukai