Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

DISUSUN OLEH :
Kelompok: VII

Siti Ainun Rukmana (21012014002)


A. Rabiatul Al Adawiyah Tenrianka (21012014007)
Siti Hasdina Hasbullah (21012014013)
Habib Hammam Syihab (21012014015)
Muhammad Azrul (21012014012)
A. Muh. Faried Anshari Sumange (21012014003)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian
praktikum Biologi dasar di Laboratorium Alamiah dasar lantai 3 Fakultas
Pertanian, Universitas Islam Makassar.

1. Judul : Laporan Lengkap Biologi Dasar


2. Fakultas : Pertanian
3. Jurusan : Agribisnis
4. Kelas : 21A01
5. Kelompok : VII (TUJUH)
6. Nama Anggota :

Siti Ainun Rukmana (21012014002)


A. Rabiatul Al Adawiyah Tenrianka (21012014007)
Siti Hasdina Hasbullah (21012014013)
Habib Hammam Syihab (21012014015)
Muhammad Azrul (21012014012)
A. Muh. Faried Anshari Sumange (21012014003)

Disetujui oleh :

Menyetujui, Mengetahui,
Asisten Dosen Pendamping Dosen Koordinator Asisten

(Fikram Fahrumansyah) (Dea Ekaputri Andriani,SP.,M.Si)


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan
hidayah-nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
ini sebagai pertanggungjawaban dari praktikum yang telah kami lakukan
yaitu “Praktikum Biologi Dasar”. Kami juga berterima kasih kepada Dosen
dan Asisten Dosen yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan banyak-banyak terima kasih
kepada:
1) Ibu Ir. Djuniarty MD,M.Si., dan Ibu Dra. Yasnidar,M.Si. selaku
Dosen Pengampuh Biologi Dasar Fakultas Pertanian, Universitas
Islam Makassar.
2) Ibu Dea Ekaputri Andriani,SP.,M.Si selaku Koordinator
Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Pertanian, Universitas Islam
Makassar.
3) Kak Fikram Fahrumansyah dan Kak Yindar selaku asisten
pendamping Biologi Dasar Fakultas Pertanian, Universitas Islam
Makassar.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih
sangat jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati dan dengan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna penyempurnaan laporan ini. Akhirnya kami
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, 17 Desember 2021


Penyusun
Tim Kelompok
DAFTAR ISI
Halaman Sampul................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................ ii
Kata Pengantar................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................. iv
Daftar Tabel......................................................................................... v
Daftar Gambar..................................................................................... vi
Lampiran............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................... 2
1.2 Tujuan..................................................................................... 3
1.2.1 Tujuan Mikroskop........................................................
1.2.2 Tujuan asal usul makhluk hidup..................................
1.2.3 Tujuan bentuk sel dan bagian bagian sel hidup dan
sel mati .......................................................................
1.2.4 Tujuan bentuk sel dan bagian bagian sel akar,
batang, daun, bunga dan buah...................................
1.2.5 Proses fisiologi pada tumbuhan..................................
1.3 Kegunaan..............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroskop............................................................................ 5
2.1.1 Jenis-Jenis Mikroskop.............................................. 6
2.1.2 Bagian-Bagian Mikroskop........................................ 7
2.1.3 Macam-Macam Mikroskop....................................... 8
2.1.4 Pembentukan bayangan pada mikroskop............... 9
2.2 Asal Usul Mahluk HIdup...................................................... 5
2.2.1 Jenis-Jenis Mikroskop.............................................. 6
2.2.2 Bagian-Bagian Mikroskop........................................ 7
2.2.3 Macam-Macam Mikroskop....................................... 8
2.3 Sel Hidup dan Sel Mati........................................................ 5
2.3.1 Jenis-Jenis Mikroskop.............................................. 6
2.3.2 Bagian-Bagian Mikroskop........................................ 7
2.3.3 Macam-Macam Mikroskop....................................... 8
2.4 Bentuk dan Bagian-bagian Sel Akar, Batang, Daun, Bunga
dan Buah............................................................................. 5
2.4.1 Jenis-Jenis Mikroskop.............................................. 6
2.4.2 Bagian-Bagian Mikroskop........................................ 7
2.4.3 Macam-Macam Mikroskop....................................... 8
2.5 Proses Fotosintesis............................................................. 5
2.5.1 Jenis-Jenis Mikroskop.............................................. 6
2.5.2 Bagian-Bagian Mikroskop........................................ 7
2.5.3 Macam-Macam Mikroskop....................................... 8
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum ............................................. 11
3.2 Bahan dan Alat.................................................................... 12
3.3.1 Jenis-Jenis Mikroskop.............................................. 6
3.3.2 Bagian-Bagian Mikroskop........................................ 7
3.3.3 Macam-Macam Mikroskop....................................... 8
3.3 Metode Praktikum............................................................... 12
3.3.1 Jenis-Jenis Mikroskop.............................................. 6
3.3.2 Bagian-Bagian Mikroskop........................................ 7
3.3.3 Macam-Macam Mikroskop....................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum.....................................................................15
4.2 Pembahasan praktikum........................................................16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................18
5.2 Saran....................................................................................19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Mikroskop…………………………………………………………..
Gambar 1.2 Toples berisi daging mentah……………………………………..
Gambar 1.3 Sel pada Kapas ( Gossypium sp)………………………………..
Gambar 1.4 Sel pada Kapok randu ( Ceiba petandra Gaertz L.)……………
Gambar 1.5 Sel pada Empulur batang ubi kayu ( Manihot uttilisima P.)…..
Gambar 1.6 Sel pada umbi lapis bawang merah ( Allium Cepa L.)……….
Gambar 1.7 Sel pada umbi batang kentang ( Solanum tuberosum L. )….
Gambar 1.8 Daun ( Hydrilla verticilata R.)……………………………………
Gambar 1.9 Sel pada akar jagung ( Zea mays L. )………………………….
Gambar 1.10 Sel pada daun jagung ( Zea mays L.)………………………..
Gambar 1.11 Sel pada daun karet ( Ficus elastic)………………………….
Gambar 1.12 Batang Jagung ( Zea mays L.)………………………………..
Gambar 1.13 Batang Jarak ( Richinus communis )………………………...
Gambar 1.14 Buah Lombok ( Capsicum fruntences)……………………….
Gambar 1.15 Tumbuhan Air ( Hydrilla verticilata Hoele )………………….

DAFTAR TABEL
Tabel. 1.1 Pengamatan percobaan Francesco redi……………………….

DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 2.1 Mengamati sel pada mikroskop............................................
Gambar 2.2 Mengamati sel pada mikroskop............................................
Gambar 2.3 Praktikum dalam Laboratorium.............................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Biologi (Ilmu Hayat) merupakan ilmu tentang kehidupan. Obyek
kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup, karena
dikenal sebagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap
kelompok organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai
aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi, sedangkan
fungsinya dalam fisiologi. Perilaku dipelajari dalam etologi yaitu ilmu yang
mempelajari tentang penyebab suatu hal, baik pada masa sekarang dan
masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan paleobiologi). Interaksi
antar sesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam
ekologi. Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya menjaga
kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.
Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada
tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta
biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputasi
melalui bidang bioinformatika. Di alam terdapat banyak makhluk hidup
yang terdiri dari beragam organisme dari tingkat organisme yang
sederhana hingga organisme tingkat tertinggi. Kajian tentang makhluk
hidup dan lingkungannya serta hubungan timbal balik antara keduanya
dipelajari dalam ilmu biologi (Irwanto, 2012).
Biologi berasal bahasa Yunani yakni dari kata “bios” yang berarti
hidup dan” logos” berarti ilmu atau mempelajari. Biologi merupakan
cabang ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan segala proses yang
yang terjadi dalam kehidupan. Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup
beserta lingkungannya. Biologi memiliki cabang-cabang yang mempelajari
lebih spesifik tentang makhluk hidup (Moekti Ariebowo, 2009).
Proses pembelajaran biologi dapat dimulai dari permasalahan
permasalahan aktual yang dihadapi masyarakat guna pemenuhan
kebutuhan hidupnya sedikit demi sedikit menuju ke arah keilmuan.
Pemanfaatan kaidah-kaidah praktis dalam bidang pertanian merupakan
aset sebagai masukan muatan lokal yang dengan berbagai tambahan
keilmuan dari lain daerah, buku dan hasil-hasil penelitian moderen sangat
berguna untuk kepentingan pembelajaran. Khususnya dalam biologi
diharapkan dapat menjembatani anak untuk lebih mudah memahami
konsep-konsep keilmuan yang dipelajarinya karena berangkat dari apa
yang dihadapi dan dibutuhkan anak dalam ekosistemnya (Suryadarma
dan Suyanto, 1993).
Kehidupan dibumi dibentuk oleh struktur yang sangat teratur, dengan
tingkat organisasi kehidupan yang dimulai dari tingkat molekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, sampai
tingkat niom. Aspek-aspek yang dipelajari dalam biologi sangat luas,
sehingga dibagi dalam kelompok-kelompok kajian biologi untuk
mempermudah mempelajari dan memahaminya. Salah satu contoh
cabang biologi yaitu mikrobiologi yang mengkaji tentang mikroorganisme.
Didalamnya membahas makhluk hidup yang berukuran mikroskopis yang
tidak dapat diamati dengan mata telanjang, mikroorganisme hanya dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop.
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati objek yang mikroskopis, dengan mikroskop dapat membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil
(Djoko Martono, 2009).
Dalam sejarah, yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama
kali adalah dua ilmuwan jerman. Yaitu Hans Janssen dan Zacharias
Janssen (Ayah-Anak) pada 1590. Penemuan mikroskop tersebut
mendorong ilmuwan lain seperti Galileo Galilei (Italia-1609) untuk
membuat alat yang sama, dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan
nama mikroskop Galileo. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki
kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran objek (Hesty P. Utami ,
2007)
Benda atau organisme yang akan diamati dengan mikroskop cahaya
harus berukuran kecil dan tipis, agar dapat ditembus oleh cahaya (sinar
matahari atau lampu).
Pembahasan tentang asal usul kehidupan mempersoalkan dari
mana makhluk hidup itu berasal, dimana terbentuknya, kapan kejadian itu
berlangsung dan bagaimana proses pembentukannya (Syamsuri, 1997).
Orang yang pertama kali mengemukakan teori asal usul kehidupan
adalah Aristoteles. Teori yang dikemukakannya dikenal sebagai
teorigeneratio spontanea, yang berarti makhluk hidup terbentuk secara
spontan. Teori ini dikenal juga sebagai teori abiogenesis, yang
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup.
Semua makhluk hidup tersusun oleh satuan struktural kecil yang
disebut sel. Sel merupakan organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan karena didalam sel terjadi aktivitas metabolisme intraseluler.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.Karena
itulah sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi. Kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama dengan menempati suatu tempat didalam tubuh makhluk hidup
disebut jaringan. Kumpulan jaringan tersebut membentuk organ, misalnya
daun dan akar pada tumbuhan (Tim Olimpiade Sains Nasional, 2016 ).
Perkembangan zaman menjadikan makhluk hidup khususnya
manusia telah banyak mempelajari bahkan melakukan penelitian dan
pengembangan terhadap alam kehidupan ini. Hal ini dilakukan karena
banyak faktor, yang kemudian mendapatkan masalah dan perbedaan
pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya terutama mengenai asal usul
kehidupan. Kajian ini diuraikan melalui beberapa peneliti dengan berbagai
teorinya.Teori yang dikemukakan para ilmuan berupa teori abiogenesis
dan biogenesis (Pratiwi, 2006).
1.2 Tujuan
1.2.1 Mikroskop
a. Mengenal bagian-bagian mikroskop
b. Mengetahui cara menggunakan mikroskop dengan baik dan
lancar
1.2.2 Asal usul makhluk hidup
a. Membuktikan teori abiogenesis dan biogenesis
b. Memahami teori asal-usul kehidupan
1.2.3 Bentuk sel dan bagian-bagian sel hidup dan sel mati
a. Melihat beberapa macam bentuk sel
b. Melihat bagian-bagian sel hidup dan mati
1.2.4 Bentuk sel dan bagian-bagian sel akar, batang, daun,
bunga, dan buah
a. Melihat bentuk dan bagian-bagian sel pada akar, batang, dan
daun
b. Melihat bentuk dan bagian-bagian sel pada bunga dan buah
1.2.5 Proses fisiologi pada tumbuhan
a. Membuktikan pada proses fotosintesis dilepaskan O2 atau
oksigen
1.3 Kegunaan
1.3.1 Mikroskop
Kegunaan dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui bagian-
bagian dari mikroskop serta cara menggunakan mikroskop dengan
baik dan lancar.
1.3.2 Asal usul makhluk hidup
Kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan
membuktikan teori abiogenesis yang didukung oleh ilmuan bernama
Aristoteles dan teori biogenesis yang didukung oleh tiga tokoh
ilmuan yaitu Francesco Redi, Lazarro Spallanzani, dan Louis
Pasteur.
1.3.3 Bentuk sel dan bagian-bagian sel hidup dan sel mati
Kegunaan dari praktikum ini yaitu mengetahui bagian-bagian
yang terdapat pada sel hidup dan sel mati serta perbedaan antara
sel hidup dan sel mati.
1.3.4 Bentuk sel dan bagian-bagian akar, batang, daun, bunga,
dan buah
Kegunaan dari praktikum ini yaitu mengetahui bentuk dan
bagian-bagian sel akar, batang, daun, bunga, dan buah serta
perbedaan susunan jaringan yang terdapat pada organ tersebut.
1.3.5 Proses fisiologi tumbuhan
Kegunaan dari praktikum ini yaitu mengetahui proses yang
terjadi pada fotosintesis serta zat-zat yang dihasilkannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikroskop
Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1960 oleh Antonie
Van Leuwenhoek yang berkebangsaan Belanda. Mikroskop (bahasa
Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang
mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopik, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata. Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama
diciptakan, adalah mikroskop optis (Anonymous, 2008).
Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih
lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda
yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber
cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan
pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi
untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan
binokuler untuk mengamati bagian dalam sel (Anonim, 2011).
Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan
dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur
dari benda-benda kecil. Ada 2 prinsip dasar yang berbeda untuk
mikroskop, yaitu mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik
dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi dan mikroskop stereo (Tim
Pengajar Biologi Dasar UNDIP,2004).
Hal yang sangat penting diperhatikan dalam penggunaan mikroskop
adalah perbesaran dan resolusinya atau daya urai serta kontras. Per-
besaran adalah perbandingan ukuran objek dengan ukuran sebenarnya.
Resolusi adalah ukuran sebenarnya yaitu jarak minimum yang dapat
memisahkan dua titik sehingga masih dapat dibedakan sebagai dua titik.
Kontras yang mempertajam perbedaan dalam bagian-bagian dari sampel
(Reace Campbell , 2008).
2.1.1 Bagian-bagian mikroskop
Bagian-Bagian Optik adalah sebagai berikut :
1. Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas
tabung pada gambar, pengamat melihat objek melalui lensa
ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar kembali
bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki
perbesaran 6, 10, atau 12 kali.
2. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek.
Biasanya terdapat 3 lensa objektif pada mikroskop, yaitu
dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan
lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke
bagian objek, minyak emersi ini berfungsi sebagai pelumas
dan untuk memperjelas bayangan benda, karena saat
perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati
sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
3. Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang
berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh
cermin dan memusatkannya ke objek.
4. Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai
preparat.
5. Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan
mengarahkan cahaya yang diterima. Cermin mengarahkan
cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik) adalah sebagai berikut :
1. Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur
perbesaran lensa objektif yang diinginkan.
2. Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk
menghubungkan lensa objektif dan lensa okuler mikroskop.
3. Lengan Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat
pengamat memegang mikroskop.
4. Meja Benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat
menempatkan objek yang akan diamati, pada meja benda
terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap ditempat
yang diinginkan.
5. Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi
untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk
pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang
diinginkan.
6. Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi
untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat
untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran
objek yang diinginkan.
7. Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai
penyangga yang menjaga mikroskop tetap pada tempat yang
diinginkan, dan juga untuk tempat memegang mikroskop saat
mikroskop hendak dipindahkan.
2.1.2 Jenis-jenis mikroskop
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing
mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan berbagai
macam kelengkapannya pula. Benda atau organisme yang akan
diamati dengan mikroskop harus berukuran kecil dan tipis agar dapat
ditembus oleh cahaya. Berdasarkan sumber cahayanya dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron (Respati, 2008).
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000
kali. Mikroskop cahaya mempunyai kaki yang berat dan kokoh
dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya
memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua
ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa
berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada
ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang
bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop
terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem
lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk
menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop yang lain (Respati,
2008).
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari
sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun
cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan
cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah
dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. Lensa
obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini
menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan
akhir (Marthen 2007).
Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang
akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa
okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Lensa
kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada
obyek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan
diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua
benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika
daya pisah mikroskop kurang baik (Anonim 2006).
Susunan Mikroskop adalah alat optik untuk mengamati benda-
benda yang sangat kecil, misalnya rambut, bakteri, dan sel sehingga
tampak jelas. Mikroskop sederhana terdiri dari dua buah lensa positif
(cembung). Lensa positif yang berdekatan dengan mata disebut lensa
okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. Lensa positif yang berdekatan
dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik api lensa objektif lebih kecil
dari pada jarak titik api lensa okuler. Bayangan yang dihasilkan bersifat
nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi benda bagi
lensa okuler (Ahmad 2002).
Sifat bayangan yang dihasilkan lensa okuler ini adalah maya,
diperbesar, dan terbalik dari pertama. Bayangan ini merupakan
bayangan akhir dari mikroskop yang kita lihat. Perkembangan
Mikroskop Suatu objek yang diamati di bawah mikroskop dapat
diabadikan dengan kamera. Biasanya mikroskop majemuk yang
mempunyai dua lensa okuler dilengkapi dengan bagian lensa untuk
kamera. Teknologi hasil karya manusia setiap waktu selalu
mengalami perkembangan. Mikroskop sederhana dan beberapa
mikroskop optik lainnya hanya mampu memperbesar benda dari
sekitar 100-1000 kali, sedangkan teknologi mikroskop elektron dapat
menghasilkan perbesaran hingga 1.000.000 kali (Ahmad 2002: 2).
Berdasarkan sistem pencahayaannya mikroskop dibagi
menjadi dua yaitu mikroskop optik dan mikroskop bukan optik.
Mikroskop optik, yaitu mikroskop yang proses perbesaran benda
menggunakan cahaya biasa (cahaya tampak). Jenis- jenis mikroskop
optik antara lain mikroskop majemuk, mikroskop binokuler (dua lensa
okuler), mikroskop binokuler stereoskopi yang menghasilkan gambar
3 dimensi, dan mikroskop ultraviolet. Mikroskop bukan optik, yaitu
mikroskop yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi
panjang gelombang sinar pendek. (Marthen 2007: 1).
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu
kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop
elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning
(SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan
untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik
lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM
digunakan untuk mengamati struktur internal sel (Respati, 2008).

Ada beberapa jenis mikrooskop secara umu antara lain :


a. Mikroskop transmisi elektron (TEM)
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron
microscope-TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara
kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron
ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati
hasil tembusannya pada layar sel (Anonim,2006).
b. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah
merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan
dari mikroskop transmisi elektron (TEM). Pada sistem STEM ini,
elektron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan
cara kerja SEM membentuk gambar seperti yang dihasilkan
oleh CRT pada televisi / monitor (Anonim, 2006).
c. Mikroskop pemindai elektron (SEM)
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi
detil arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan
obyek diamati secara tiga dimensi. Mikroskop terdiri dari dua lensa
cembung, yaitu lensa obyektif (tetap/tidak dapat digeser) dan
okuler atau dapat digeser, dan berfungsi sebagai lup (Anonim,2006)
2.2 Asal usul makhluk hidup
Asal usul kehidupan adalah topik yang kontroversial dan juga
memiliki sejarah panjang.Orang kuno percaya bahwa asal usul kehidupan
adalah mekanisme spontan dan terjadi karena zat tak hidup. Pendapat ini
dikenal sebagai abiogenesis.Namun, akhirnya para ilmuwan membuktikan
bahwa asal usul kehidupan sebenarnya disebabkan oleh organisme hidup
yang sudah ada sebelumnya, bukan oleh zat yang tidak hidup, dan
pendapat ini dikenal sebagai biogenesis (Arif Priadi, 2010).
Teori tentang asal usul kehidupan terus berkembang. Aristoteles
men-gemukakan teori bahwa mahluk hidup terbentuk secara
spontan.Teorinya itu di kenal sebagai teori generatio spontanea. Karena
teori itu juga menyatakan bahwa semua mahluk hidup terjadi dari mahluk
tidak hidup, maka di kenal pula teori abiogenesis. Teori itu di sumbangkan
oleh Louis Posteur dengan menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari
mahluk hidup yang ada sebelumnya (Gunawan Susilowarno, 2013).
2.2.1 Teori abiogenesis
Teori Abiogenesis berasal dari kata A berarti tidak, bios berarti
hidup, genesis yang berarti kejadian atau asal. Secara detail teori ini
mengandung dua makna yaitu secara objek dan proses. Dari segi
objek dalam teori ini mengandung pengertian bahwa makhluk hidup
berasal dari benda yang tidak hidup. Sedangkan makna dari segi
prosesnya mengandung pengertian bahwa hidup terjadi dengan
sendirinya atau terjadi begitu saja dari makhluk tidak hidup yang
selanjutnya disebut sebagai generatio spontanea, generatio berarti
kehidupan dan spontanea berarti spontan (Sundowo Harminto, 2014).
Pandangan teori abiogenesis disimpulkan berdasarkan hasil
penglihatan langsung dari fenomena alam sehingga disebutkan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tidak hidup. Menurut
perkembangannya teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles
pada tahun 384-322 SM, seorang filsuf Yunani yang berkesimpulan
bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Contohnya cacing
yang keluar dari tanah maka cacing tersebut berasal dari tanah.
Ilmuan lain yang mendukung teori ini adalah Antonie Van Leuwenhoek
sebagai penemu mikroskop yang menggunakan mikroskopnya
dengan mengamati mikroorganisme pada rendaman jerami dan
menyimpulkan bahwa mikroorganisme tersebut berasal dari rendaman
jerami (Bambang Hermanto, 2012).
Menurut Aristoteles,ahli filsafat Yunani Kuno (384-322
SM), makhluk hidup terbentuk secara spontan. Teori ini
dikembangkan setelah Aristoteles menemukan belatung yang tiba-tiba
muncul pada daging yang membusuk. Akhirnya belatung itu akan
menjadi lalat. Dia berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara
tiba-tiba seperti halnya belatung yang muncul dari daging yang
membusuk itu. Teori ini dikenal sebagai teori Generatio Spontanea.
Oleh karena asal dari makhluk hidup itu adalah benar tak hidup maka
teori itu di sebut juga teori Abiogenesis (Sundowo Harminto, 2014).
Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat
adanya mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami.
Temuan ini seolah-olah menguatkan teori abiogenesis. Para
pendukung teori abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu
berasal dari jerami yang membusuk (Bambang Hermanto, 2012).
2.2.2 Teori biogenesis
Teori Abiogenesis Aristoteles diragukan oleh banyak ahli, di-
antaranya Francesco Redi, Lazzarro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
Mereka percaya bahwa mahluk hidup berkembang dari mahluk hidup
pula.Teori mereka di namakan teori Biogenesis.Teori biogenesis
berasal kata bio berarti hidup dan generation berarti kehidupan. teori
biogenesis adalah teori yang mengandung makna bahwa kehidupan
berasal dari makhluk hidup yang tidak terjadi secara spontan dan
berasal dari kehidupan yang telah ada sebelumnya (Fiktor Ferdinand,
2007).
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak
semua orang pada zaman itu membenarkan paham dan meyakini
teori Abiogenesis, maka banyak ilmuwan yang gencar melakukan eks-
perimen-eksperimen. Untuk membuktikan bahwa makhluk hidup yang
begitu kompleks tidak berasal dari makhluk tak hidup. Hingga pada
akhirnya teori Abiogenesis tumbang oleh para ilmuwan yang men-
dukung teori Biogenesis yang menyatakan makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnnya (Bambang Hermanto, 2012).
Teori Abiogenesis berkembang menjadi teori Biogenesis yang
lebih bisa di pertanggung jawabkan. Teori Biogenesis didukung oleh
tiga tokoh terkenal yaitu Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan
Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis,
1822-1895). Percobaan yang dilakukan Redi yaitu dengan meng-
gunakan daging yang disimpan dalam stoples yang diberi perlakuan
berbada (ditutup rapat, ditutup kain kasa, dan dibiarkan terbuka)
menghasilkan suatu simpulan bahwa larva atau belatung yang
terdapat dalam stoples yang diberi perlakuan ditutup kain kasa dan
dibiarkan terbuka berasal dari telur lalat yang ditinggalkan pada
daging busuk tersebut ketika lalat hinggap sedangkan pada stoples
yang ditutup rapat tidak ada belatung dan daging tidak membusuk.
Kelemahan percobaan ini adalah Francesco Redi tidak melakukan
sterilisasi daging terlebih dahulu sehingga dalam jangka waktu lama
daging yang berada pada stoples yang ditutup juga membusuk.
Percobaan Redi, diperbaiki oleh Spallanzani yang menggunakan
bahan air kaldu rebusan daging. Pada percobaannya, Spallanzani
membuktikan bahwa mikroba yang ada di dalam kaldu tersebut bukan
berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan di
udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi
mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut karena pada labu yang
ditutup rapat dibuktikan tidak mengalami perubahan apapun.
Kelemahan percobaan Spallanzani ini adalah apabila labu ini
dibiarkan terbuka lebih lama, ternyata juga banyak mengandung
mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak
(busuk). Selain itu, percobaan Spallanzani ini juga menimbulkan
pernyataan keberatan dari pendukung paham Abiogenesis karena
menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam
air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah
generation spon-tanea. Berselang kurang lebih satu abad, percobaan
Spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur sekaligus
menumbangkan paham Abiogenesis.
Percobaan Pasteur membuktikan bahwa dengan menggunakan
labu leher angsa, air kaldu yang telah dipanaskan kemudian di
inginkan setelah beberapa hari air kaldu tersebut tetap jernih dan tidak
men-gandung mikroorganisme. Namun, setelah labu tersebut
dimiringkan hingga air kaldu di dalamnya mengalir ke permukaan pipa
dan terkontaminasi dengan udara, setelah diamati selama beberapa
hari, air kaldu tersebut menjadi banyak mengandung mikroorganisme.
Pasteur menyebutkan bahwa air yang menguap dan mengembun
didalam pipah leher angsa pada labu yang digunakan dapat men-
ghambat masuknya mikroorganisme dari udara luar. Dari percobaan-
percobaan yang telah dilakukan maka teori baru yaitu teori Biogenesis
menyatakan bahwa omne vivum ex ovo yaitu setiap makhluk hidup
berasal dari telur, omne ovum ex vivo yaitu setiap telur berasal dari
makhluk hidup dan omne vivum ex vivo yaitu setiap makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Bambang Hermanto, 2012).
Orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang
teori abogenesis adalah Francesco Redi, seorang fisikawan Italia.
Francesco Redi melakukan dua kali pecobaan. Pada percobaannya
yang pertama pada tahun 1668, Redi menggunakan dua kerat daging
segar dan dua toples. Toples satu diisi dengan kerat daging dan di
tutup rapat-rapat, sedangkan toples yang kedua diisi kerat daging dan
dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari, pada toples I, pada daging
tidak di temukan larva lalat. Pada Toples 2 daging telah membusuk
dan didalam daging terdapat banyak larva. Redi menyimpulkan bahwa
larva lalat bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal
dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada kertatan daging dan
telur tersebut menetas menjadi larva (Gunawan Susilowarno, 2013).
Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan
pendukung teori Abiogenesis. Sanggahan tersebut adalah kehidupan
pada toples satu tidak dapat terjadi karena toples tertutup sehingga
tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya tidak ada daya hidup di
dalamnya.Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan
percobaan kedua, yaitu meletakkan daging pada stoples yang di tutup
dengan kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan udara,
tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil menunjukkan bahwa keratin
daging membusuk, pada daging ini di temukan sedikit larva, dan pada
kain kasa penutupnya terdapat lebih banyak larva dari pada yang di
daging. Redi berkesimpulan bahwa larva bukan berasal dari daging
yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa
dan beberapa telur jatuh pada daging (Gunawan Susilowarno, 2013).
Lazzaro Spallanzani (1729-1799), biologiwan Italia, pada tahun
1765 melakukan percobaan dengan menggunaan air rebusan daging
dan dua macam perlakuan pada labu. Labu I diisi dengan air kaldu,
kemudian di panaskan pada suhu 15°C selama beberapa menit,
kemudian di biarkan terbuka. Sedangkan labu II diisi air kaldu , di
tutup rapat dengan menggunakan sumbat gabus kemudian labu di
panaskan hingga mendidih. Selanjutnya kedua macam labu tersebut
didinginkan. Setelah kurang lebih satu minggu, hasil percobaannya
menunjukkan pada labu I air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk
dan banyak mengandung mikroorganisme. Pada Labu II air kaldu
tetap jernih dan tidak berbau busuk. Akan tetapi kemudian jika labu II
dibiarkan terbuka dan dibiarkan lebih lama lagi, air kaldu menjadi
keruh dan berbau busuk seperti hasil labu I (Gunawan Susilowarno,
2013).
Orang yang berhasil menumbangkan teori abiogenesis sehingga
tidak tersanggahkan lagi adalah ahli biokimia berkebangsaan
Perancis, yaitu Louis Pasteur (1822-1895). Pasteur melakukan
pecobaan yang merupakan penyempurnaan dari percobaan
spallanzani. Pasteur menggunakan labu berleher sperti angsa.
Percobaannya adalah Labu berleher seperti leher angsa diisi air
kaldu. Leher angsa itu I buat untuk menjaga adanya hubungan antara
labu dengan udara luar. Selanjutnya labu di panaskan untuk
mensterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah itu labu
didinginkan dan di letakkan di tempat yang aman.Udara dari luar
dapat masuk ke dalam labu.Karena bentuk pipa seperti leher angsa,
debu dan mikroorganisme yang ada di udara menempel di dasar leher
angsa, sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang
steril jadi, didalam labu percobaan Pasteur ini masih ada daya hidup
seperti yang di persoalkan oleh penganut paham abiogenesis. Setelah
dibiarkan beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme. Labu yang berisi air kaldu jernih tersebut di
pecahkan lehernya, sehingga labu bersentuhan langsung dengan
udara luar secara langsung.Setelah selama beberapa hari di biarkan,
air kaldu di dalam labu menjadi busuk dan banyak mengandung
mikroorganisme (Gunawan Susilowarno, 2013).
2.3 Bentuk sel dan bagian-bagian sel mati dan sel hidup
Sejarah penemuan sel bahwa pada awal abad ke-17, Galileo Galilei
dengan alat dua lensa ia menggambarkan struktur tipis dari mata
serangga berupa pola geometri. Galileo Galilei yang bukan seorang
biologiwan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil
pengamatan biologi melalui mikroskop. Pada pertengahan abad, Robert
Hooke, seorang kurator dari Inggris melihat gambaran dari suatu sayatan
tipis gabus suatu kompartemen atau ruang-ruang. Disebut struktur yang
dilihatnya itu dengan nama latin yaitu cellulae yang berarti ruang
kecil (Fita Kurniasari, 2011).
Sel adalah unit fungsional san struktural terkecil dari makhluk hidup,
yang bersama-sama dalam satu kesatuan membentuk bagian-bagian sel
yang utuh sehingga memiliki ciri-ciri kehidupan misalnya memperbanyak
diri dengan cara membelah, menanggapi rangsangan ,dan melakukan
metabolisme. Dari tahun 1665, ketika Robert Hooke mengamati sel pada
abad ke 20, ilmuan biologi menggunakan mikroskop cahaya untuk
mengamati sel, Robert Hooke menemukan penyusun-penyusun sel. Hasil
pengamatannya menghasilkan teori tentang sel yaitu sel merupakan dasar
penyususn makhluk hidup oleh karena itu semua makhluk hidup tersusun
atas satu, ribuan hingga miliaran sel. Selain itu ditemukan juga sel
merupakan dasar penyusun fungsional makhluk hidup dan semua sel
berasal dari pembelahan sel dari sel yang telah ada sebelumnya. Pada
umumnya ukuran sel mikroskopis, bentuk-bentuk berupa bentuk pipih
contohnya sel epitel, panjang contohnya sel saraf atau neuron, bikonkaf
contohnya sel eritrosit, bentuk sel yang berubah-ubah contohnya amoeba
(Moekti Ariebowo, 2009).
Pada akhir tahun 1600-an Antony Van Leeuwenhoek, seorang
penjaga toko bangsa Belanda, dan terampil menyusun lensa-lensa hingga
dapat digunakan untuk melihat dan mengamati berbagai macam protista,
spermatozoa, bakteri dan organisme kecil yang tidak dapat dilihat lagi 2
abad kemudian. Istilah sel pertama kali diuangkapkan oleh Antonie Van
Leuwen hoek, istilah cell digunakannya setelah mengamati struktur ruang-
ruang kecil yang menyusun sebuah sel gabus kayu sengan menggunakan
mikroskop yang dibuatnya (Fita Kurniasari, 2011).
Tahun 1820-an, peningkatan teknologi pada desain lensa terjadi dan
membawa sel menjadi lebih dapat terfokus diamati. Robert Brown seorang
ahli botani, mengamati adanya titik buram yang selalu ada pada sel
telur. Sel polen atau serbuk sari dari jaringan anggrek yang sedang
tumbuh. Dia menyebut titik tersebut sebagai nukleus. Pada tahun 1838
Matthias Schleiden, juga seorang ahli botani berpendapat bahwa nukleus
dan perkembangan sel erat hubungannya. Berdasarkan hasil
penalitiannya, Schleiden menyimpulkan bahwa masing-masing sel
tumbuhan mengarah ke suatu kehidupan ganda, satu tergantung pada
kehidupannya sendiri dan yang lain sebagai integral tanaman. Pada tahun
1939, Theodor Schwann, seorang ahli zoologi, berdasarkan hasil
penelitiannya selama bertahun-tahun terhadap struktur dan pertumbuhan
jaringan hewan mengemukakan bahwa hewan sama seperti tanaman,
terdiri atas sel dan produk-produk sel. Dan bahwa walaupun sel adalah
bagian dari organisme, mereka pada tingkat tertentu adalah kehidupan
tersendiri. Satu abad kemudian Rudolfrang Virchow, seorang ahli fisiologi,
melaporkan hasil penelitiannya mengenai pertumbuhan dan reproduksi sel
bahwa sel membelah menjadi dua sel. Setiap sel berasal dari sel yang
sudah ada. Hasil penelitian pada pertengahan abad ke-19 membuktikan
bahwa sel adalah unit terkecil kehidupan

2.3.1 Bagian-bagian sel dan fungsinya


Inti sel merupakan bagian yang penting dari sel. Inti sel
terdiri atas beberapa bagian, yaitu membran, kromatin, anak inti
(nukleolus), dan cairan inti. Cairan inti merupakan cairan yang di
dalamnya terdapat nukleolus dan kromatin. Kromatin
mengandung materi genetik berupa DNA serta protein. Ketika sel
membelah, kromosom dapat terlihat sebagai bentuk tebal dan
memanjang. Kromosom adalah cetak-biru (blue print) sel.
Kromosom mengatur kapan dan bagaimana sel membelah diri,
menghasilkan protein-protein tertentu, serta berdiferensiasi.
Nukleus merupakan struktur yang jelas terlihat pada saat sel
belum membelah diri. Nukleus terlibat dalam pembentukan
ribosom, suatu organel sel yang berperan dalam pem-bentukan
protein. Nukleus mengatur sintesis protein dalam sitoplasma
dengan mengirimkan pesan genetik dalam bentuk ribonucleic
acid (RNA). RNA ini disebut messenger RNA (mRNA).
Pembentukan mRNA terjadi di nukleus berdasarkan instruksi
yang diberikan DNA. Setelah itu, mRNA membawa pesan
genetik ke sitoplasma melalui pori membran inti untuk
diterjemahkan di ribosom menjadi protein. Protein ini akan
digunakan untuk menggantikan protein yang hilang, membentuk
enzim, atau mengirimkan sinyal pada bagian sel yang lain.
Membran inti memiliki struktur yang sama dengan struktur
membran sel. Di membran inti, terdapat pori atau lubang-lubang
yang memungkinkan keluar-masuknya benda atau zat tertentu
(Pramesti Tjaturina Hesti, 2010).
Retikulum endoplasma, sering disingkat RE merupakan
sebuah sistem membran yang berlipat-lipat. Dilihat secara tiga
dimensi, sistem membran pada retikulum endoplasma bersatu
dengan membran sel dan membran inti. Retikulum endoplasma
ada yang tampak kasar (RE kasar) dan ada pula yang tampak
halus (RE halus). Pada permukaan membran RE kasar terdapat
ribosom yang menempel. Ribosom yang menempel membuat
RE terlihat kasar. RE kasar berperan dalam pembentukan
membran dan protein. Adapun RE halus berperan dalam
pembentukan lemak, menetralisir racun, dan penyimpanan
kalsium yang berguna pada kontraksi sel otot (Djoko Martono,
2009).
Pada permukaan dalam membran retikulum endoplasma
sel eukariotik tersebar organel-organel. Salah satu organel
tersebut adalah ribosom. Ribosom berperan penting dalam
proses pembentukan protein. Pada sel yang aktif, terdapat
ribosom dalam yang banyak. Selain di RE, ribosom banyak
terdapat juga di anak inti (Djoko Martono, 2009).
Badan Golgi disebut juga aparatus Golgi. Badan Golgi
berbentuk seperti kantung yang pipih, dibatasi oleh membran.
Beberapa badan Golgi sering terlihat berdekatan dan
membentuk kantung-kantung yang bertumpuk. Badan Golgi
diduga sebagai salah satu bentuk dari sistem membran pada
RE. Badan Golgi kadang terlihat berada berdekatan dengan RE.
Fungsi badan Golgi terutama dalam pengolahan protein yang
baru disintesis. Badan Golgi memotong protein berukuran besar
yang dihasilkan ribosom menjadi protein-protein berukuran kecil
seperti hormon dan neurotransmiter (bahan penerus informasi
pada sistem saraf). Badan Golgi juga berfungsi menambahkan
molekul glukosa ketika proses sintesis glikoprotein. Pada sel-sel
kelenjar, jumlah badan Golgi lebih melimpah dibandingkan sel-
sel lain. Hal ini berhubungan dengan pembentukan sekresi
mukus berupa mukopolisakarida yang melibatkan badan Golgi
(Djoko Martono, 2009).
Mitokondria adalah organel berbentuk lonjong yang
berada di sitoplasma. Mitokondria memiliki dua lapis membran
yang terpisah dengan membran inti, membran sel, dan RE.
Membran bagian dalam membentuk lipatan-lipatan. Struktur ini
disebut krista (Gambar 1.9). Pada krista, terdapat berbagai
enzim yang berperan dalam respirasi aerobik. Mitokondria
berperan dalam proses respirasi aerobik. Banyaknya jumlah
mitokondria dalam sel, bergantung pada seberapa aktif sel-sel
tersebut. Misalnya, pada sel otot, memiliki mitokondria lebih
banyak dibandingkan sel yang pasif. Semakin banyak
mitokondria, semakin tinggi frekuensi proses respirasi (Djoko
Martono,2009).
Lisosom adalah organel yang hanya ditemukan pada sel-
sel hewan. Lisosom berbentuk kantung yang dibatasi oleh
membran. Di dalam lisosom terdapat enzim yang berperan
dalam dekomposisi atau penguraian sebagian besar sel.
Lisosom digunakan oleh sel untuk mencerna molekul-molekul
besar. Pada makhluk hidup satu sel, seperti Amoeba, vakuola
makanan bersama lisosom bersatu. Kemudian, enzim yang
terdapat dalam lisosom mencerna makanan tersebut. Pada saat
sel mati, membran yang menutupi kantung lisosom akan
terdegradasi sehingga enzimnya akan keluar dan menguraikan
bagian-bagian sel. Oleh karena itu, lisosom juga sering disebut
sebagai “kantung bunuh diri” (Djoko Martono, 2009).
Sentriol terdapat pada sel hewan dan jamur. Sel-sel
tumbuhan tinggi tidak memiliki sentriol. Sentriol adalah dua buah
organel yang berperan dalam pembelahan sel. Setiap sentriol
terdiri atas sembilan triplet mikrotubulus yang susunannya
membentuk cincin. Mikrotubulus merupakan serabut berbentuk
silindris yang berperan dalam pembelahan sel, pergerakan
kromosom, dan pergerakan organel. Sentriol mulai terlihat pada
tahap profase. Sentriol bergerak ke arah kutub-kutub yang
berlawanan, kemudian dua anak sel akan terbentuk (Djoko
Martono, 2009).
Salah satu organel yang khas pada tumbuhan adalah
plastida. Plastida merupakan organel menyerupai kantung yang
dibatasi oleh dua lapismembran. Plastida terdapat beberapa
macam, yaitu kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Ketiganya
dibedakan berdasarkan pigmen yang dikandungnya. Kloroplas
memiliki pigmen-pigmen fotosintesis, di antaranya klorofil dan
karotenoid Pigmen-pigmen tersebut berperan penting dalam
proses fotosintesis, yaitu sebagai penangkap gelombang
cahaya. Klorofil beserta enzim-enzim yang berperan dalam
reaksi terang berada di dalam struktur membran yang disebut
grana (tunggal: granum). Granum terbentuk dari tilakoid, yang
merupakan kantung-kantung pipih yang bertumpuk. Sementara
itu, stroma adalah matriks cairan di bagian luar sistem membran
grana. Pada stroma terdapat enzim-enzim yang berperan dalam
reaksi gelap pada fotosintesis (Djoko Martono, 2009).
Vakuola merupakan organel yang terdapat di tumbuhan.
Vakuola berisi air yang terlarut di dalamnya berbagai mineral,
gula, asam-asam organik dan bahan-bahan lain. Selsel muda
memiliki beberapa vakuola yang berukuran kecil. Namun, pada
sel dewasa satu vakuola yang berukuran besar terkadang
mendominasi (Djoko Martono, 2009).
Pada umumnya, sel-sel hewan tidak memiliki vakuola.
Akan tetapi, protozoa dapat membentuk vakuola makanan,
tempat makanan diperoleh dan dicerna. Sisa makanan
ditampung dalam vakuola kontraktil untuk dibuang. Salah satu
struktur lagi yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan adalah
dinding sel. Dinding sel berada di bagian luar membran sel.
Ketika sel menyerap air, dinding sel berfungsi mencegah sel
menggembung melewati batas maksimum. Dinding sel biasanya
terbuat dari selulosa. Tidak seperti membran sel, dinding sel
memiliki pori yang dapat melewatkan hampir berbagai jenis zat.
Pada beberapa jenis tumbuhan dewasa, selnya membentuk
dinding sekunder (Djoko Martono, 2009).
2.3.2 Perbedaan sel hidup dan sel mati
Pada umumnya perbedaan sel hidup dan sel mati terletak
pada aktivitas selnya. Sel hidup dapat melakukan aktivitas sel karena
adanya proses metabolisme yang terjadi didalam sel, sedangkan
untuk sel mati, tidak melakukan aktivitas sel karena tidak adanya
metabolisme didalam sel. Pada sel mati tidak memiliki protoplasma,
membran plasma, tidak dapat tumbuh dan berkembang biak serta
terdapat ruang sel yang kosong. Sel hidup merupakan sel yang
mampu melakukan metabolisme sel sehingga sel dapat tumbuh dan
berkembang biak (Tim Olimpiade Sains Nasional, 2016).
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur
dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi
satu dengan yang lainya yang mendukung pertumbuhan pada
tumbuhan. Jaringan tumbuhan terbentuk karena berlangsungnya
pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap
melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu
dengan yang lainnya. Selanjutnya pembentukkan jaringan tersebut
sangat erat hubungannya dengan pembentukan
berbagai alat pada tumbuhan, akar, batang, daun,bunga, buah dan
lainnya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu
proses dalam hidupnya. Seperti, jaringan meristem yang mampu
membelah terus menerus dan membentuk sel-sel baru (Joko
Waluyo, 2006).
Jaringan meristem adalah sel sel muda yang selalu membelah.
Jaringan meristem terdiri atas jaringan embrional, yaitu jaringan yang
terdapat pada lembaga tetapi tidak mengalami diferensiasi atau
mengadakan pembagian tugas. Jaringan meristem terdapat pada
ujung akar, ujung batang, dan kambium. Berdasarkan letaknya
dalam tumbuhan ada tiga macam yaitu meristem apikal,meristem
lateral dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung
batang dandi ujung akar. Meristem interkalar terdapat diantara
jaringan dewasa, misalnya dipangkal ruas batang rumput. Meristem
lateran terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus.
Bentuk selnya tipis dan berdinding tipis serta memiliki vakuola yang
kecil. Sel yang terbentuk oleh pembelahan mitosis akan
terdeferensisi menjadi beberapa jaringan (Kimball, 2003).
Disamping itu, dikenal juga meristem primer dan meristem seku
nder yang didasarkan pada asal-usulnya. Secara kesepakatan,
meriste primer adalah sel yang berkembang secara langsung dari
sel bersifat embrio dan gtetap bersifat embrio. Meristem sekunder
adalah jaringan yang berkembang dari jaringan dewasa yang masih
tetap dapat berdiferensiasi (Nasaruddin, 2010).
Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang
meliputi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang hingga
daun. Epidermis biasanya hanya terdiri atas selaput sel yang pipih
dan rapat. Pada epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan
didalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan
epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi
menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata dan spina.
Epidermis seperti halnya kulit pada tubuh kita, merupakan komponen
perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme
organisme patogenik.Tebal epidermis merupakan salah satu
pertahanan struktural yang terdapat pada tumbuhan, bahkan
sebelum patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan
(Gembong Tjirosoepomo, 2011).
Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar sel sel epidermis
merupakan faktor penting dalam ketahanan beberapa jenis
tumbuhan terhadap patogen (Nurul Aliah, 2015).
Jaringan penguat merupakan jaringan mekanik yang berfungsi
memperkokohtubuh tumbuhan. Jaringan penguat tersusun atas dua
jaringan penyusun, jaringan penguat, yaitu jaringan kolenkim dan
sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang berdinding t
ebal dan secara khusus dikembangkan di sudut sudut sel. Jaringan
kolenkim berfungsi memberi tunjangan mekanis bagi tumbuhan
(Kimball, 2003).
Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel dengan dinding
sekunder yang tebal. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai
penyokong atau penguat dan biasanya juga sebagai pelindung. Sel
sklerenki dibedakan menjadi dua, yaitu serabut sklerenkim dan
sklereid. Serabut sklerenkim berbentuk panjang, ramping, berujung
runcing dan berdinding tipis yang bersifat elastis. Sifat elastis ini
berguna untuk kembali pada posisi semula ketika tumbuhan tersebut
bergerak atau tertiup angin. Sklereid merupaan sel yang lebih
pendek dibandingkan serabut sklerenkim berfungsi untuk melindungi
tumbuhan dari hewan herbivora. Sklereid terdapat padadaun,batang,
buah dan biji (Joko Waluyo, 2006).
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas xilem dan
floem. Xilem merpakan jaringan campuran yang terssun atas
beberapa tipe sel diantaranya adalah pembuluh xilem dan trakeid
xilem. Pembuluh xylem berdinding tebal dan memiliki pola berkas ber
kas spiral. Bila sudah berkembang semuanya pembuluh xylem akan
melarutkan zat dan protoplasmanya mati. Sedangkan trakeid xylem
tidak memiliki berkas spiral dan ujung ujungnya meruncing. Ujung
ujungnya ini berfungsi sebagai pentup dan saling berhubungan
dengan noktah-noktah. Fungsi jaringan xylem adalah untuk
mengalirkan air dan mineral dari akar ke daun (Kimball, 2003).
Floem merupakan jaringan yang kompleks. Floem berfungsi
membawa makanan berupa zat organik dari suatu bagian yang lain
pada tumbuhan. Floem tersusun atas bulu tapis berupa elemen
pipa yang mempunyai lapisan yang rata ujungnya dan sel pengiring
(Waluyo, 2006).
Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan.Pada
umumnya berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan
tempat utama terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun
memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas O2,
CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya
(Muhammad Wirahadikusuma, 2001).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk
memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap
bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses
yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian
daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan
cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang
diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya
matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun
tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya
akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Gembong Tjitrisoepomo,
2005).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam
sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat
beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling
sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk
membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan
antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
(Kimball, 2002).
2.4 Bentuk sel dan bagian-bagian sel akar, batang, daun, bunga,
dan buah
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun
danorgan reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai
jaringan,seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim,
epidermis dan jaringan pengangkut Epidermis merupakan lapisan sel-sel
paling luar danmenutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan
akar. Berdasarkan ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan
meristematik yaitu protoderm.epidermis berfungsi sebagai pelindung
bagian dalam organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat
berkembang dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata
(Rompas, 2011)
Pada batang dikotil, jaringan dewasa primer berasal dari sistem
apikal (protoderm, ground meristem, dan procambium) dan terdiri dari
jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan pembuluh (floem,
xylem, dankambium). Pada tumbuhan dikotil terdapat kambium. Adanya
kambium dikotil dapat mengadakan pertumbuhan sekunder dan periderm.
Pada batang monokotil, jaringan permanen primer selain dari meristem
apikal juga berasal dari meristem interkalar. Jaringan monokotil primer
terdiri dari jaringan dasar fundamental dimana letak ikatan pembuluh
terbesar. Pada batang monokotil tidak terdapat kambium, kecuali pada
beberapa spesies. Karena itu tidak mempunyai jaringan sekunder,
walaupun tidak dapat mengadakan pertumbuhan sekunder, batang
monokotil dapat mempunyai batang yang besar karena adanya
pertumbuhan meristem menebal. Pada anatomi batang dikotil dan
monokotil tersebut, memiliki perbedaan pada tipe ikatan pembuluh pada
batang. Pada dikotil, tipe ikatan pembuluhnya yaitu tipe kolateral terbuka
dan bikolateral. Sedangkan pada monokotil, tipe ikatan pembuluhnya yaitu
bertipe kolateral tertutup yang umumnya di bungkus oleh sarung
sklerenkim.
Susunan anatomi akar lebih sederhana daripada susunan anatomi
batang walaupun susunan anatomi akar bervariasi. Pada penampang
melintang akar primer dijumpai tiga sistem jaringan pokok yaitu epidermis,
korteks, dan sistem jaringan pengangkut. Di ujung akarterdapat bagian
akar primer yang lain, yaitu akar yang berfungsi melindungi promeristem
akar. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari percobaan ini yaitu
mempelajari sistem jaringan pada batang dikotil dan monokotil serta pada
akar tumbuhan, mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang dikotil
danmonokotil serta pada akar tumbuhan, dan mempelajari tipe stele pada
batang dikotil dan monokotil serta pada akar tumbuhan. Pada
pengamatan preparat segar, tujuannya yaitu mengamati slide awetan akar
dan batang tumbuhan monokotil dan dikotil dan membuat preparat segar
dengan menggunakan tumbuhan dikotil dan monokotil yang ada disekitar
kampus atau disekitar laboratorium pendidikan biologi (David, 2013 ).
2.5 Fisiologi tumbuhan
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis
yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari
zat organic H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang
memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan
yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap
energi cahaya matahari (Kimball, 2002).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan
Ingenhousz. Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi
organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi
organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan
Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla
verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup
dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air
hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang
menandakan adanya oksigen (Kimball, 2002).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan
daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian
daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan
iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang
tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Benyamin
Lakitan, 2012).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa)
dari zat anorganik (H2O dan CO2 ) dengan bantuan energi cahaya
matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia
dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan
untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa (Tim Olimpiade Biologi Indonesia,
2016).
Proses Fotosintesis, Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang merupakan reaksi
penangkapan energi cahaya. Energi cahaya yang diserap oleh membran
tilakoid akan menaikkan elektron berenergi rendah yang berasal dari H2O.
Elektron-elektron bergerak dari klorofil a menuju sistem transpor elektron
yang menghasilkan ATP. Elektron-elektron berenergi ini juga ditangkap
oleh NADP+. Setelah menerima elektron, NADP+ segera berubah menjadi
NADPH. Molekul-molekul ini ATP dan NADPH menyimpan energi
digunakan untuk mereduksi CO2 . Reaksi terang melibatkan dua jenis
fotosistem, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I terdiri atas
klorofil a dan pigmen tambahan yang menyerap kuat energi cahaya
dengan panjang gelombang 700 nm sehingga sering disebut P700.
Sementara itu, fotosistem II tersusun atas klorofil a yang menyerap kuat
energi cahaya dengan panjang gelombang 680 nm sehingga sering
disebut P680 (Benyamin Lakitan, 2012).
Tilakoid terdapat beberapa pigmen yang berfungsi menyerap energi
cahaya. Pigmen-pigmen itu antara lain klorofil a, klorofil b, dan pigmen
tambahan karotenoid. Setiap jenis pigmen menyerap cahaya dengan
panjang gelombang tertentu. Molekul klorofil dan pigmen asesori
membentuk satu kesatuan unit sistem yang dinamakan fotosistem. Setiap
fotosistem menangkap cahaya dan memindahkan energi yang dihasilkan
ke pusat reaksi, yaitu suatu kompleks klorofil dan protein-protein yang
berperan langsung dalam fotosintesis (Benyamin Lakitan, 2012).
Ketika suatu molekul pigmen menyerap energi cahaya, energi itu
dilewatkan dari suatu molekul pigmen ke molekul pigmen lainnya hingga
mencapai pusat reaksi. Setelah energi sampai di P700 atau di P680 pada
pusat reaksi, sebuah elektron kemudian dilepaskan menuju tingkat energi
lebih tinggi. Elektron berenergi ini akan disumbangkan ke akseptor
elektron. Dalam reaksi terang, terdapat 2 jalur perjalanan elektron, yaitu
jalur elektron siklik dan jalur elektron nonsiklik. Jalur elektron siklik dimulai
setelah kompleks pigmen fotosistem I menyerap energi matahari. Pada
jalur ini, elektron berenergi tinggi (e-) meninggalkan pusat reaksi
fotosistem I, tetapi akhirnya elektron itu kembali lagi. Elektron berenergi
(e-) meninggalkan fotosistem I (pusat reaksi klorofil a) dan ditangkap oleh
akseptor elektron kemudian melewatkannya dalam sistem transpor
elektron sebelum kembali ke fotosistem I. Jalur elektron siklik hanya
menghasilkan ATP. Sebelum kembali ke fotosintem I, elektron-elektron itu
memasuki sistem transpor elektron, yaitu suatu rangkaian protein
pembawa yang mengalirkan elektron dari satu protein pembawa ke
protein pembawa berikutnya. Ketika elektron melalui protein pembawa ke
protein pembawa berikutnya, energi yang akan digunakan untuk
membentuk ATP dilepaskan dan disimpan dalam bentuk gradien hidrogen
(H+). Saat ion hidrogen ini melalui gradien elektrokimia melalui kompleks
ATP sintase, terjadilah pembentukan ATP. ATP terbentuk karena adanya
penambahan gugus fosfat pada senyawa ADP yang diatur oleh energi
cahaya sehingga prosesnya disebut fotofosforilasi (Benyamin Lakitan,
2012).
Reaksi ini dimulai ketika kompleks pigmen fotosistem II (P 680)
menyerap energi cahaya dan elektron berenergi tinggi meninggalkan
molekul pusat reaksi (klorofil a). Fotosistem II mengambil elektron dari
hasil penguraian air (fotolisis) dan menghasilkan oksigen. Oksigen
dilepaskan oleh kloroplas sebagai gas oksigen. Sementara itu, ion
hidrogen (H+) untuk sementara waktu tinggal di ruang tilakoid. Elektron-
elektron berenergi tinggi yang meninggalkan fotosistem II ditangkap oleh
akseptor elektron dan mengirimnya ke sistem transpor elektron. Elektron-
elektron ini melewati satu pembawa ke pembawa lainnya dan energi untuk
pembentukan ATP dikeluarkan dan disimpan dalam bentuk gradien
hidrogen (H+). Ketika ion-ion hidrogen melewati gradien elektrokimia serta
kompleks sintase ATP, terbentuklah ATP secara kemiosmosis
(Nasaruddin, 2010).
Elektron-elektron berenergi rendah meninggalkan sistem transpor
elektron menuju fotosistem I. Ketika fotosistem I menyerap energi cahaya,
elektron-elektron berenergi tinggi meninggalkan pusat reaksi (klorofil a)
dan ditangkap oleh akseptor elektron. Selanjutnya, sistem transpor
elektron membawa elektron-elektron ini ke NADP+. Setelah itu, NADP+
mengikat ion H+ terbentuk NADPH2
Dengan demikian jalur elektron nonsiklik menghasilkan ATP dan
NADPH2. NADPH2 dan ATP yang dihasilkan dalam elektron nonsiklik
akan digunakan reaksi gelap yaitu sintesis karbohidrat (Nasaruddin,
2010).
Pada reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh
molekul RuBP (Ribolosa Bifosfat) untuk mensintesis gula yang
berlangsung distroma, reaksi gelap meliputi 3 hal penting, yaitu
karboksilasi merupakan pengikatan ole CO2 h RPB untuk membentuk
molekul PGA., reduksi PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL
(3C) dan regenerasi merupakan pembentukan kembali RuBP. 12 PGAL
mengalami regenerasi, 2 PGAL menjadi 1 molekul RuBP dan 10 PGAL
menjadi molekul glukosa. Reaksi endergonik antara 2 molekul G3P atau
PGAL menghasilkan glukosa atau fruktosa. Pada beberapa tumbuhan,
glukosa dan fruktosa bergabung membentuk sukrosa atau gula pada
umumnya. Sukrosa dapat dipanen dari tanaman tebu atau bit. Selain itu,
sel tumbuhan juga menggunakan glukosa untuk membentuk amilum atau
selulosa (Nasaruddin, 2010).
2.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor
yang dapat memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan
maupun faktor yang tidak memengaruhi secara langsung seperti
terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses
fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa
kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu
lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan
tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh
secara langsung bagi laju fotosintesis. Faktor pembatas tersebut
dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi op-
timum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan,
inilah sebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat
memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju
optimum foto-sintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi
karbo-hidrat,umur daun, serta ketersediaan nutrisi mempengaruhi
fungsi organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak
langsung ikut memengaruhi laju fotosintesis (Tim Olimpiade Sains
Nasional, 2016).

Faktor-faktor utama yang menentukan laju fotosintesis yaitu


Intensitas cahaya, konsentrasi karbondioksida, suhu, dan kadar air.
Semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin cepat pula
terjadinya fotosintesis. Konsentrasi karbon dioksida semakin banyak
di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. Suhu berpengaruh
terhadap enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis dan hanya
dapat bekerja pada suhu optimalnya, laju fotosintensis meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon-dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis (Tim Olimpiade Sains Nasional, 2016).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Mikroskop
3.1.1 Waktu dan tempat praktikum mikroskop dan aasal usul
mahluk hidup
Praktikum mikroskop dan asal usul mahluk hidup ini di-
laksanakan pada hari Jumat,Tanggal 19 November 2021 pukul
13.00 WITA sampai selesai, dilaksanakan di Laboratorium Alamiah
Dasar lantai 3, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Makassar.
3.1.2 Waktu dan tempat praktikum asal usul mahluk hidup
Praktikum asal usul mahluk hidup ini dilaksanakan pada hari
Jumat,Tanggal 26 November 2021 pukul 13.00 WITA sampai
selesai, dilaksanakan di Laboratorium Alamiah Dasar lantai 3,
Fakultas Pertanian, Universitas Islam Makassar.
3.1.3 Waktu dan tempat praktikum sel dan bagian sel akar,
batang, daun, bunga, dan buah serta pengamatan
fotosintesis
Praktikum sel dan bagian sel akar, batang, daun, bunga, dan
buah serta pengamatan fotosintesis ini dilaksanakan pada hari
Jumat,Tanggal 10 Desember 2021 pukul 13.00 WITA sampai
selesai, dilaksanakan di Laboratorium Alamiah Dasar lantai 3,
Fakultas Pertanian, Universitas Islam Makassar.
3.2 Bahan dan alat
3.2.1 Bahan dan Alat yang digunakan dalam Mikroskop
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah
sepotok kertas pputih yang ditulis huruf (A) dengan air. Sedangkan
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, objek
glass, deck glass, lap kasar dan halus, sample tumbuhan, alat tulis
menulis
3.2.2 Bahan dan Alat yang digunakan asal usul mahluk hidup
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah
tiga kerat daging mentah dengan air. Sedangkan alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah topleks bening, penutup
topleks, kain kasar dan karet gelang.
3.2.3 Bahan dan Alat yang digunakan bentuk sel dan bagian-
bagian sel hidup dan sel mati
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah
Kapuk randu (Ceiba petandra Gaertz L.), Kapas (Gossypium sp),
Empulur batang ubi kayu (Manihot utilisima P), Daun Hydrilla
vertisilata R, Umbi batang kentang (Solanum tuberosum L) dan Umbi
lapis bawang merah (Allium cepa L.). Sedangkan alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah deck glass, objek glass, lap
halus, lap kasar, air, kucter, silet dan mikroskop.
3.2.4 Bahan dan Alat yang digunakan bentuk sel dan bagian-
bagian sel akar, batang, daun, bunga, dan buah
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah
akar, batang, jarak (Ricinus comunis), akar, batang, daun jagung
(Zea mays L.), daun karet (Ficus elastica), bunga mawar (Rossa sp),
dan buah lombok (Capsicun frunstences). Sedangkan alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah deck glass, objek glass, lap
halus, lap kasar, air, kucter, silet dan mikroskop.
3.2.5 Bahan dan Alat yang digunakan fotosintesis
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah
Daun Hydrilla vertisilata R dan air. Sedangkan alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, gelas reaksi, corong,
kawat dan penyaangga.
3.3 Metode Praktikum
3.31. Mikroskop
1. Menyiapkan mikroskop
Keluarkan dari kotak alat atau tempat penyimpanan
dalam lemari. Peganglah mikroskop itu dengan kuat pada
lengannya yaitu yang melengkung dengan satu tangan,
sedangkan tangan yang lainnya digunakan untuk menyangga
kaki mikroskop. Gunakanlah selalu cara ini apabila
mengangkat mikroskop. Dengan mikroskop hati-hati di atas
meja laboratoriumm sedemikian sehingga lengannya
mengarah ketempat duduk kita sehingga meja objek
menghadap kearah yang berlawanan.
2. Naikkan tabung
Dengan menggunakan mikroskop kasar, sehingga
objektif lebih (yang lebih pendek ukurannya) di letakkan
langsung di bawah revolver. Apabila letaknya sudah tepat
maka akan terdengar langsung suara berdetik. Setelah itu
bukalah diafragma sebesar-besarnya. Aturlah letak cermin
sehingga cahaya matahari langsung mengenai cermin,
mengapa? Lihatlah melalui lensa okuler. Aturlah cermin
sedemikian terlihat melalui lensa okuler itu sudah lingkaran
yang terangnya merata. Jika menyilaukan, kecilkan aperatur
diafragma. Kalau lensa okuler atau objektif kelihatannya
berkabut atau berdebu, bersihkan bagian yang kotor itu
dengan lap tadi menurut gerakan melingkar dan dengan
tekanan yang lemah. Jangan berkali-kali menggunakan kain
yang kasar, apabila cara membersihkan ini tidak memberikan
hasil yang memuaskan, beritahulah kepada dosen/asisten
yang bertugas.
Mempersiapkan bahan yang akan diamati melalui
mikroskop, bahan yang akan diamati biasanya ditempatkan
diatas objek gelas. Umumnya bahan yang telah diletakkan
diatasnya ditutup dengan deck gelas (gelas penutup),
sebelum digunakan baik objek gelas maupun dek gelas harus
di bersihkan.
Siapkan gelas objek yang berisi air, kemudian
masukkan sampel/preparat yang akan diamati, terisi dengan
air tutup dengan objek gelas. Untuk membersihkan kaca
objek, peganglah gelas tadi bagian tepinya diantaranya
telunjuk dan ibu jari. Kemudian celupkan kedalam air. Setelah
itu ber-sihkanlah dan keringkanlah dengan sepotong kain
bersih yang lunak atau kertas saring. Gelas penutup lebih
rapuh dari pada objek gelas. Celupkan kedalam air sama
seperti kaca objek. Untuk membersihkan dan
mengeringkannya digunakan se-potong kain bersih dan lunak.
Lipatlah kain ini dan sisipkan kaca penutup diantara lipatan
kain ini. Selanjutnya supaya gelas penutup ini kering dan
bersih, gosoklah serentak kedua permukaannya antara
telunjuk dan ibu jari dengan gerak melingkar. Peganglah gelas
penutup selalu pada tepinya dan usahakan jangan sampai ibu
jari tangan menyentuh permukaannya. Sekarang dapat
dimulai dengan latihan mem-buat preparat basah untuk
diamati melalui mikroskop.
Untuk mendapatkan suatu preparat yang tidak men-
gandung gelembung udara dibawah kaca penutup, di perlukan
suatu keterampilan. Cara yang terbaik ialah dengan
memegang gelas penutup sedemikian hingga membentuk
sudut sebesar 45 dengan gelas objek. Walaupun pekerjaan
ini dilakukan de-ngan hati-hati sering masih ada ditemukan
gelembung udara yang tinggal, yang tinggal diantaranya gelas
benda gelas penutup. Beberapa gelembung udara saja tidak
akan men-yusahkan pengamatan yang akan dilakukan
terhadap preparat itu, kadang-kadang gelembung udara itu
dapat dihilangkan dengan menekan ujung jarum.
3. Mengatur fokus mikroskop
Naikkan tabung mikroskop dengan menggunakan
pengatur kasar, sehingga jarak antara objektif lemah dan
permukaan meja objek kira-kira ada 2 cm, kemudian
tempatkanlah preparat di meja objek sedemikian sehingga
preparat terletak di tengah lubang meja objek. Gunakanlah
jepitan objek untuk menjaga preparat itu tidak bergeser sambil
mengamati mikroskop dari samping, setelah itu turunkanlah
tabung mikroskop dengan menggunakan pengatur kasar
dengan hati-hati sehingga jarak antara ujung objektif tidak
menyentuh gelas penutup. Beberapa macam mikroskop
memiliki alat yang dengan sendirinya akan mengelakkan
terjadinya hal ini, akan tetapi tidak semua mikroskop
memilikinya.
Sekarang lihatlah melalui okuler dan dengan perlahan-
lahan naikanlah tabung sehingga huruf diatas kertas Nampak.
Jika setelah tabung dinaikkan lebih dari 1 cm, preparat tadi
masih juga tidak Nampak, maka hal itu berarti bahwa letak
tabung yang tepat untuk mendapatkan fokus mikroskop sudah
dilewati, apabila hal ini terjadi turunkanlah tabung kembali
dengan diatas, kemudian naikanlah kembali sambil melihat
lensa okuler, setelah bayangan preparat menjadi Nampak
putarlah pengatur halus kedepan dan kebelakang untuk
mendapatkan fokus mikroskop yang sebaik-baiknya. Setelah
itu bayangan preparat dapat dijelaskan dengan besarnya
aperture diafragma. Kini putarlah revolver sehingga objektif
kuat (yang lebih panjang dan terdapat langsung ke bawah
okuler). Sewaktu mengerjakan ini, jagalah agar objektif kuat ini
tidak menyentuh gelas penutup. Jika hal ini terjadi, anda harus
mengulangi seluruh urutan prosedur dimulai dari fokus objektif
lemah. Apabila fokus objektif kuat sudah tepat, maka jaraknya
dengan gelas penutup dinamakan jarak kerja Untuk
mendapatkan fokus objektif kuat biasanya tidak sampai
diperlukan suatu putaran penuh pada pengatur halus kedepan
atau kebelakang. Angkat preparat basah tadi dari mikroskop
dan simpanlah untuk latihan yang akan datang.
4. Pembesaran
Kini akan diterapkan apa yang sebenarnya
dimaksudkan dengan daya pembesaran suatu lensa. Dalam
menggunakan suatu mikroskop sangatlah penting mengetahui
beberapa kali alat itu membesarkan bayangan objek sebanyak
50 diameter (50x), maka bayangan yang terlihat akan 50 kali
lebih panjang dan lebih besar dari pada bayangan yang
terlihat oleh mata telanjang jarak 25,4 cm. Pada setiap objektif
dan okuler ada tertera bilangan yang menunjukkan berapa kali
daya pembesarannya. Andaikata bilangan pada okuler ialah
5x sedangkan pada objektif lemah 5x12 atau 60 diameter,
dengan menggunakan okuler yang sama dan objektif kuat
dengan daya pembesaran 45x akan tercapai suatu
pembesaran 5x45 atau 225 meter.
3.3.2 Asal usul makhluk hidup
Adapun metode pelaksanaan praktikum Asal usul
makhluk hidup yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengisi masing-masing toples dengan tiga kerat daging
3. Pada toples I wadah terbuka, pada toples II tertutup wadah kain
kasa , dan pada toples ke III wadah tertutup rapat.
4. Mengamati setiap hari perubahan yang terjadi.
5. Menggambar hasil percobaan pada lembar kerja serta
keterangannya.
6. Membuat kesimpulan dari percobaan Francesco redi yang telah
dilakukan.
3.3.3 Bentuk sel dan bagian-bagian sel hidup dan sel mati
Prosedur kerja
1. Ambil satu atau beberapa rambut kapok atau kapas,
letakkan di atas gelas benda, teteskan air satu sampai dua
tetes lalu dengan gelas penutup sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi gelembung udara .
2. Buatlah penampang melintang bahan empulur ubi kayu dan
tangkai tanaman jarak tersebut setipis mungkin, masukan
irisan tadi kedalam gelas jam yang berisi air. Pindahkan
irisan tadi keatas atau gelas benda dengan menggunakan
kuas halus atau jarum preparat, lalu tutup gelas penutup.
3. Ambil sehelai daun (Hydrillah verticilata R.) yang masih
segar letakkan di atas gelas benda, selanjutnya kerjakan
seperti prosedur 1 di atas.
4. Ambil selaput dalam umbi lapis (Allium cepa L.) dengan
menggunakan jarum preparat, selanjutnya kerjakan seperti
nomor 1 di atas.
5. Belah umbi kentang, lalu tusuk-tusuklah dengan jarum
preparat, tusukkan yang mengandung amilum dioleskan di
atas gelas benda, selanjutnya kerjakan seperti di atas.
6. Amatilah di bawah mikroskop semua preparat/bahan yang
telah di buat dan gambarlah preparat tersebut dengan
keterangan yang lengkap.
a. Bagaimana bentuk sel dan inti selnya, bentuk kloroplas,
bentuk amilum,Kristal ca-oksalat
b. Sebutkan bagian-bagian yang terdapat pada sel hidup
7. Gambarkan pada buku gambar apa yang di lihat di
mikroskop.
3.3.4 Bentuk sel dan bagian-bagiaan sel akar, batang, daun,
bunga dan
1. Buatlah penampang melintang masing-masing bahan pra-
ktikum tersebut setipis mungkin, masukkan irisan tadi ke atas
gelas benda dengan menggunakan kuas halus atau jarum
preparat ,lalu tutup dengan deck gelas (penutup gelas).
2. Amati di bawah mikroskop semua preparat/bahan yang telah
di buat dan gambarlah preparat tersebut dengan keterangan.
3.3.5 Proses fotosintesis pada tanaman
1. Isilah gelas piala dengan air kemudian masukan tumbuhan
(Hydrilla verticilata R.) kedalamnya.
2. Masukkan corong terbalik kedalam gelas piala dengan
sedemikian rupa sehingga seluruh bagiannya semuanya di
bawah corong.
3. Tutuplah pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi
terbalik yang berisi penuh air.
4. Tempatkan percobaan ini di bawah sinar matahari atau
cahaya lampu yang mempunyai intensitas cahaya tinggi.
5. Amatilah apakah terjadi gelembung-gelembung udara yang
terkumpul di dasar tabung reaksi, Jika ada berarti terbentuk
oksigen.
6. Gambarlah proses di atas pada buku gambar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mikroskop

A B

Gambar 1. (A) Mikroskop elektrik dan (B) Mikroskop nonelektrik


Dari gambar diatas bagian-bagian mikroskop yaitu: 1 lensa okuler,
tabung mikroskop, pengatur fokus kasar, pengatur fokus halus, pegangan
mikroskop, revolver, lensa objektif meja mikroskop, penjepit, kondensor,
diafragma, sendi inklinasi, kaki mikroskop, dan cermin.
Dalam melakukan pengamatan, banyak obyek yang berukuran
mikroskopis atau sangat halus. Oleh kerena itu, kita membutuhkan alat
yang membantu kita untuk dapat mengamati obyek yang sangat halus
yaitu dengan menggunakan mikroskop. Dengan mikroskop, kita dapat
melihat obyek yang sangat halus dengan jelas. Mikroskop pertama kali
dirancang oleh Antoni van Leeuwenhoek pada abad ke-17. Mikroskop
tersebut merupakan mikroskop sederhana dengan lensa tunggal. Adapun
pada pertengahan abad ke-17, Robert Hooke membuat sebuah mikroskop
yang berbeda dengan Leeuwenhoek Hooke mengamati struktur gabus
melalui mikroskopnya. Sejak saat itu, perkembangan ilmu pengetahuan
terus meningkat dengan penemuan mikroskop yang lebih maju. Mikroskop
merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek
yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran
kecil.
Bagian-bagian dari mikroskop dan fungsinya:
1. Lensa okuler; untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh
lensa objektif
2. Tabung mikroskop; untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan
diturunkan
3. Makrometer (sekrup pengatur kasar); untuk mencari fokus
bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun
atau naik dengan cepat.
4. Mikrometer (sekrup pengatur halus); untuk memfokuskan
bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun
atau naik dengan lambat.
5. Revolver; untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan.
6. Lensa obyektif; untuk menentukan bayangan obyektif serta
memperbesar benda yang diamati. Umumnya lensa obyektif
dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
7. Lengan mikroskop; untuk pegangan saat membawa mikroskop.
8. Meja preparat; untuk meletakkan objek (benda) yang akan
diamati.
9. Penjepit objek glass; untuk menjepit preparat di atas meja
preparat agar preparat tidak bergeser.
10. Kondensor; untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam
mikroskop.
11. Diafragma; untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan
masuk ke mikroskop.
12. Reflektor/cermin; untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya
ke dalam mikroskop.
13. Sendi inklinasi (pengatur sudut); untuk mengatur sudut atau
tegaknya mikroskop
14. Kaki mikroskop; untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri
dengan mantap di atas meja.
Pada percobaan kali ini, kami mengamati potongan kertas “A”
di bawah mikroskop. Kami melakukan pergeseran benda dan
membandingkannya dengan pergeseran bayangan yang dihasilkan.
Dari pengamatan tersebut, bayangan yang terbentuk terbalik yaitu “A
(tetap)” menjadi “A (terbalik)”. Hal itu dapat terjadi karena sifat dari
lensa pada mikroskop. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan
maya, terbalik dan diperkecil. Sedangkan lensa okuler mempunyai
sifat bayangan nyata, tegak, dan diperbesar. Kemudian apabila
benda kita geser akan menghasilkan bayangan yang bergeser ke
arah yang berlawanan dari arah pergeseran benda. Jika kita geser
benda ke atas maka bayangan yang terbentuk akan bergeser ke
arah bawah. Jika benda digeser ke bawah bayangan akan bergeser
ke atas. Jika benda digeser ke arah kanan, bayangan yang terbentuk
akan bergeser ke arah kiri. Jika benda digeser ke kiri, bayangan
yang terbentuk akan bergeser ke arah kanan.
4.2 Asal Usul Makhluk Hidup
Tabel 1. Pengamatan asal usul mahluk hidup
Hari / tanggal Perubahan Toples I Toples II Toples III
Sabtu/20 Bau
November Tekstur
2021 Warna
Kondisi Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Masih segar Masih segar Masih segar
dan kenyal dan kenyal dan kenyal
Minggu/21 Bau
November Tekstur
2021 Warna
Kondisi

Belum ada Belum ada Belum ada


perubahan perubahan perubahan
masih seperti masih seperti masih seperti
hari pertama hari pertama hari pertama

Senin/22 Bau
November Tekstur
2021 Warna
Kondisi
Mulai Sedikit Warna mulai
berbau,mulai berbau,sediki pucat, mulai
kecoklatan t kering berlendir, dan
dan berlarva kecoklatan dikerumuni
dan berlarva larva

Selasa/23 Bau
November Tekstur
2021 Warna
Kondisi
Berbau, Mengering, Mulai
sedikit kecoklatan, mengering,
kering, terdapat larva berlendir, dan
kecoklatan, dan telur mulai
sudah ada larva dikerumuni
larva dan larva
lalat
Rabu/24 Bau
November Tekstur
2021 Warna
Kondisi
Baunya Baunya
Baunya
menyengat, menyengat,
menyengat,
kecoklatan, padat dan
padat,
padat dan keras, pucat
kecoklatan
keras, sudah kehitaman,dan
dan berlarva
banyak sudah banyak
belatung larva
Kamis/25 Bau
November Tekstur
2021 Warna
Kondisi
Baunya Baunya Baunya sangat
sangat sangat menyengat,tek
menyegat, menyengat, sturnya lebih
lunak,warnya sedikit keras, keras
pucat dan warnanya warnanya
ulatnya coklat gelap gelap, dan
banyak dan ulatnya ulatnya lebih
banyak banyak
Keterangan :
Toples I : dibiarkan terbuka
Toples II : ditutup dengan kain kasa
Toples II : ditutup rapat

Gambar 2. Toples berisi daging mentah yang diamati

Pada toples I yang diisi dengan daging tanpa ditutup, daging tersebut
berbau sehingga lalat hingga diatas daging, beberapa hari kemudian
terdapat banyak belatung diatas daging dan sebagian menempel pada
toples. Bau yang menyengat dari daging merupakan proses pembusukan
yang dilakukan oleh bakteri pengurai. Ketika daging mulai membusuk
maka datanglah lalat di sekitar toples. Beberapa hari kemudian terlihat
beberapa ekor belatung. Begitupun pada toples II yang diisi daging dan
ditutup dengan kain kasa, daging tersebut berbau sehingga lalat hanya
hinggap diatas kain kasa beberapa hari kemudian muncul belatung diatas
kain kasa begitupun didaging. Sedangkan pada toples III yang diisi daging
dan ditutup rapat tidak terdapat belatung. Hal ini disebabkan karena sulit
untuk dihinggapi lalat, belatung muncul jika lalat hinggap pada daging
untuk bertelur. Percobaan ini membuktikan bahwa makhluk hidup
berbentuk dari makhluk hidup.
4.3 Bentuk Sel Dan Bagian-Bagian Sel Hidup Dan Sel Mati
a. Bentuk dan Bagian Sel Mati

Gambar 3. Sel pada Kapas (Gossypium sp.)

Sel Kapas (Gossypium sp.) Berbentuk memanjang seperti pita


dan bagian-bagiannya yaitu : dinding sel dan torsi.
Gambar 4. Sel pada Kapok randu (Ceiba petandra Gaertz L.)

Sel Kapok randu (Ceiba petandra Gaertz L.) berbentuk me-


manjang dan memiliki gelembung udara di bagian tengahnya.
Bagian-bagiannya yaitu: Dinding sel dan Gelembung udara.

Gambar 3. Sel pada Empulur batang ubi kayu (Manihot uttilisima P.)

Empulur batang ubi kayu (Manihot uttilisima P.) berbentuk segi


enam dan bagian-bagiannya yaitu: dinding sel, Ruang antar sel dan
Ruang sel (hampa).
b. Bentuk Dan Bagian-Bagian Sel Hidup
Gambar 4. Sel pada umbi lapis bawang merah (Allium cepa L.)
Umbi lapis bawang merah (Allium cepa L.) Memiliki bagian-
bagian sel yaitu inti sel, dinding sel, dan sitoplasma. Bentukya sama
dengan Empulur batang ubi kayu (Manihot uttilisima P.) yaitu segi
enam tetapi pada sel Umbi lapis bawang merah (Allium cepa L.)
Tidak memiliki ruang antar sel.

Gambar 5. Sel pada umbi batang kentang (Solanum tuberosum L.)

Umbi batang kentang (Solanum tuberosum L.) bagian-bagian


pada sel nya yaitu lamela dan hilus. Ada 2 macam bentuk sel pada
Umbi batang kentang (Solanum tuberosum L.) yaitu pada gambar ke
1 Amilum Konsentrik dan pada gambar 2 yaitu Amilum eksentrik.
Persamaan pada kedua gambar tersebut yaitu sama-sama memiliki
lamela (dinding sel) dan perbedaannya yaitu pada gambar ke 1
Amilum Konsentrik hilusnya ditengah sedangkan pada gambar 2
yaitu Amilum eksentrik hilusnya di tepi.

Gambar 6. Daun (Hydrilla verticilata R.)


Daun (Hydrilla verticilata R.) bagian-bagiannya yaitu : dinding sel,
kromatin, dan kloroplas.
Sel hidup dan sel mati merupakan kedua sel yang berbeda dan
dapat kami ketahui dalam pengamatan ini kami dapat membuktikan di
pengamatan mikroskop bahwa sel hidup dan sel mati memiliki perbedaan
khusus di setiap sel tersebut, Perbedaan sel hidup dan sel mati terlihat
pada struktur dan aktifitas dari masing-masing sel tersebut (Umar, 2010).
Sel Hidup Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan penting
dalam metabolisme kehidupan dari makhluk hidup, hal itu di tandai
dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya
hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik (Umar, 2010).
Sel Mati Sel mati adalah sel yang sudah tidak memiliki peranan
dalam proses kelangsungan kehidupan dan hanya berupa dinding sel. Sel
menjadi mati disebabkan beberapa faktor, misalnya faktor genetik maupun
faktor lingkungan. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel,
didalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Contoh dari sel mati
adalah sel gabus yang dapat di temukan pada batang ubi kayu. Di dalam
sel gabus tidak lagi terdapat bagian atau komponen sel yang dapat
mendukung kehidupan sel (Umar, 2010).
Bentuk-Bentuk Sel Pada tumbuhan bentuk sel tetap karena memiliki
dinding sel, sehingga gerakan membran sel terbatas. Sel dapat berbentuk
batang (basil), bulat (coclus), bulat panjang/ oval, spiral, memanjang
berbentuk segi lima, segi enam, persegi banyak, pipih atau berbulu (Umar,
2010).
4.4 Bentuk sel dan bagian-bagian sel akar, batang, daun, bunga, dan
buah

Gambar 7. Sel pada akar jagung (Zea mays L.)

Keterangan: epidermis, endodermis, rambut akar, parisikel, inti sel,


xilem, floem, dan korteks.
Gambar 8. Sel pada daun jagung (Zea mays L.)
Keterangan: epidermis atas, epidermis bawah, misopil, xilem dan
floem.

Gambar 9. Sel pada daun karet (Ficus elastica)


Keterangan: Stomata, epidermis atas, epidermis bawah, kloroplas,
kutikula, parenkim palisade, parenkim spons,dan jaringan pengangkut.
Gambar 10. Batang jagung (Zea mays)

Keterangan: korteks, berkas pembuluh, xilem, floem, dan


epidermis.

Gambar 11. Batang jarak (Richinus communis)


Keterangan: Empulur, berkas pembuluh, xilem, floem, kambium,
korteks,dan epidermis.
Gambar 12. Buah lombok (Capsicum fruntences)

Keterangan: bakal biji, epidermis, dan speta.


Pada tumbuhan dikotil batangnya bercabang, pembuluh angkut
teratur dalam sususan lingkaran, punya kambium vaskuler, sehingga
dapat tumbuh membesar, tidak punya maristem interkalar, jari-jari
empulurnya berupa deretan parenkim di antara berkas pengangkut, dapat
dibedakan atau sudah terdiferensiasi antara korteks dan empulur.
Sedangkan pada tumbuhan monokotil, batangnya tidak bercabang,
pembuluh angkut tidak teratur atau tersebar, tidak punya kambium
vaskuler sehingga tidak dapat tumbuh membesar, punya maristem
interkalar tidak memiliki jari-jari empulur dan tidak dapat dibedakan/belum
terdiferensiasi antara korteks dan empulur (Uhan, 2013).
4.5 Fisologi Pada Tumbuhan
Gambar 13. Tumbuhan Air (Hdyrilla verticilata Hoele)

Pada gambar diatas kami menggunakan Tumbuhan air Hydrilla


verticilata Hoele, Air, corong, tabung reaksi dan gelas piala. Setelah
langkah kerja telah kami lakukan, kami menempatkan percobaan tersebut
dibawah sinar matahari dan mengamatinya. Ternyata terdapat
gelembung-gelembung udara.
Pada percobaan fotosintesis ini, apabila dilakukan perlakuan dengan
memberikan cahaya pada (Hydrilla verticilata Hoele) gelembung udara
yang dihasilkan relatif banyak. Dikarenakan semakin tinggi intensitas
cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat
fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat yang membantu untuk mengamati obyek
yang sangat halus. Mikroskop terdiri dari beberapa komponen antara lain;
lensa objektif, lensa okuler, revolver, meja mikroskop, diafragma,
kondensor, reflektor /cermin, pemutar kasar dan halus, tabung mikroskop,
penjepit objek glass, sendi inklinasi, lengan mikroskop, dan kaki
mikroskop. Cara menggunakan mikroskop yang baik yaitu dengan
menyalahkan lampu pada mikroskop cahaya, mengatur kondensor, mula-
mula atur lensa objektif dan okuler ke perbesaran terkecil, menempatkan
preparat di meja mikroskop, menurunkan tabung mikroskop sampai lensa
objektif hampir menyentuh gelas penutup dan melalui lensa okuler,
mengamati preparat sampai terfokus dengan cara memutar pengatur
kasar dan pengatur halus.
Ada banyak teori yang membahas tentang konsep kehidupan,
beberapa diantaranya seperti teori nebula, teori big-bang, teori
abiogenesis, teori biogenesis, dan teori evolusi kimia (teori biologi
modern). Frencesco Redi merupakan penganut dari teori biogenesis.
Frencesco Redi juga melakukan percobaan dengan menggunakan tiga
irisan daging yang diletakkan kedalam tiga toples yang berbeda. Toples I
dibiarkan terbuka, toples II ditutup dengan kain kasa, dan toples III ditutup
rapat. Hasilnya sama, yaitu terdapat lebih banyak mikroorganisme pada
toples yang terbuka. Asal-usul kehidupan yang sebenarnya adalah
disarankan pada teori biogenesis, yaitu makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnya.
Sel hidup merupakan sel yang dapat melakukan aktivitas kehidupan
berupa aktivitas metabolisme intraseluler karena didalamnya terdapat
protoplasma sel yakni didalamnya ditemukan inti sel, sitoplasma sel serta
hasil metabolisme sel, sedangkan sel mati meruapakan sel yang tidak
melakukan aktivitas kehidupan karena strukturnya hanya dilngkapi dengan
dinding sel serta terdapat pula ruang antar sel.
Sel merupakan suatu unit fungsional terkecil yang menjalankan
suatu fungsi tertentu untuk hidup, sel hewan dan sel tumbuhan memiliki
struktur dan fungsi yang berbeda bila pada sel tumbuhan ada dinding sel
maka bentuknya tetap dan kokoh sedangkan pada sel hewan tidak
memilikinya menjadikan bentuknya berubah-ubah. bentuk dan struktur sel
berbeda antara sel yang satu dengan sel yang lainnya. Ada yang
berbentuk kubus dan panjang, heksagonal, berbentuk pipih, dan
berbentuk panjang. Pada pengamatan juga dapat disimpulkan bahwa
masing-masing sel mempunyai organel yang berbeda namun juga
terdapat persamaan. Pada sel epitel rongga mulut terdapat inti sel,
sitoplasma dan membran sel.
Pada percobaaan yang dilakukan kita dapat mengetahui bahwa suhu
mempengaruhi terhadap proses fotosintesis. Dalam suatu batasan
tertentu, semakin tinggi suhunya, semakin cepat proses fotosintesis itu
terjadi tetapi sebaliknya jika suhu yang rendah akan menghambat proses
fotosintesis tersebut. Dan cahaya juga ikut mempengaruhi pembentukan
oksigen pada proses fotosintesis ini. Ternyata proses fotosintesis agar
dapat berlangsung dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranta adalah
air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, translokasi karbohidrat, dan cahaya.
5.2 Saran
Diharapakan praktikum kedepannya dapat dilaksanakan meng-
gunakan mikroskop untuk setiap kelompok, karena penggunaan satu
mikroskop secara bersamaan sangat menghambat dalam praktikum ketika
ingin mengamati preparat yang telah dibuat.
Diharapkan kepada praktikan untuk lebih serius dalam melakukan
praktikum agar tujuan dari praktikum ini dapat terlaksana dengan baik dan
praktikan dapat mengetahui serta memahami prosedur kerja sehingga
dapat membuat laporan dengan baik dan benar.
Dalam melakukan percobaan diharapkan selalu berhati hati saat
menggunakan alat agar tidak terjadi kecelakaan pada saat proses
praktikum. Keselamatan adalah hal yang paling utama saat berada dalam
laboratorium untuk melakukan praktikum.
Mahasiswa diharapkan dapat lebih teliti dalam melakukan praktikum.
Sekiranya diberi waktu lebih banyak agar hasil pangamatan lebih
maksimal.
Dalam melakukan percobaan diharapkan selalu berhati hati saat
menggunakan alat agar tidak terjadi kecelakaan pada saat proses
praktikum. Keselamatan adalah hal yang paling utama saat berada dalam
laboratorium untuk melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Ariebowo, Moekti. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Penerbit : Visindo Media
Persada. Jakarta

Aliah, Nurul dkk. 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun.


Penerbit: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anugrasari, Nurfitria. 2014. Mikroskop. Universitas Muhammadiyah.


Jakarta

Campbell, Reace. 2008. Biologi edisi kedelapan jilid 1. Penerbit:


Airlangga. Jakarta

Ferdinand , Fiktor. 2007. Praktis Belajar Biologi. Penerbit: Visindo Media.


Jakarta

Harminto, Sundowo. 2014. Biologi Umum. Universitas Terbuka.Tangerang


Selatan

Hermanto, Bambang. 2012. Metode The King Biologi Ala Tentor. Penerbit:
Wahyumedia. Jakarta.

Kimball. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit: Erlangga. Jakarta.

Kurniasari, Fita. 2011. Praktikum Biologi Dasar. Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang.

Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit:


Rajawali Pers. Jakarta

Martono, Djoko. 2009. Biologi kelas X. Penerbit: Acarya Media Utama.


Jakarta.

Nasaruddin. 2010. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit: Yayasan Forest


Indonesia dan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Makassar.

Pratiwi. 2006. BIOLOGI untuk SMA Kelas XII. Penerbit: Erlangga. Jakarta.

Pramesti, Hening Tjaturina. 2010. Mikroskop dan Sel. Universitas


Lampung. Lampung.

Priadi, Arif. 2010. Biologi SMA Kelas XII. Penerbit : Yudistira. Jakarta.

Respati. 2008. Macam-macam mikroskop dan cara penggunaannya.


Universitas Wahid Hasyim. Semarang

Susilowarno, Gunawan, dkk. 2013. Biologi SMA/MA Kelas XII. Penerbit:


Grasindo. Jakarta
Tjitrisoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Penerbit: Gajah
Mada University Pers. Yogyakarta

Tobi. 2016. OSN Biologi SMA. Penerbit: Yrama Education Center Waluyo,
Joko. 2006. Biologi Dasar . Penerbit: Universitas Jember Press.
Jember.

Umar.2010. Sel adalah Kumpulan Materi.PT Grafindo Persada.Jakarta.

Uhan, 2013. Klasifikasi Tumbuhan atauTaksonomi Tumbuhan dari


Kingdom sampai Spesies.Penerbit Bintang.Bandung.

Wirahadikusumah, Muhammad. 2001.Biokimia Metabolisme Energi Karbohidrat


dan Lipid.Bandung. Institut Teknologi Bandung. Bandung

LAMPIRAN
Gambar 1. Mengamati sel, dan melihat perbedaan sel hidup dan s el mati, serta
melihat perbedaan sel akar, batang, daun, bunga dan buah pada
mikroskop

Gambar 2. Praktikum dalam Laboratorium

BIODATA
Nama : A.Rabiatul Al Adawiyah Tenrianka
Nim : 21012014007
Tempat, tanggal lahir : Maros, 07 mei 2003
Alamat : Jl.Perumnas bentenge permai blok A No.27
Prodi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Hobi : game dan olahraga

Motto :Tetaplah berusaha menjadi lebih baik karna


memperbaiki diri tidak semudah membolak
balikkan telapak tangan :)

Nama : A. Muh Faried Anshari Sumange


Nim : 21012014003
Tempat, tanggal lahir : Maros, 13 mei 2003
Alamat : Jl.Mangadel No.115
Prodi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Hobi : Nonton

Motto :Jalani saja kehidupan meskipun hidup itu keras

Nama : Muhammad Azrul


Nim : 21012014012
Tempat, tanggal lahir : Labakang, 15 Januari 2004
Alamat : Jl.Antang Inspeksi Pam
Prodi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Hobi : Olahraga

Motto : Syukuri dan nikmati proses hidup

Nama : Habib Hamam Syihab


Nim : 21012014015
Tempat, tanggal lahir : Makassar, 04 Nofember 2002
Alamat : Jl. Asrama Haji, BTN Kodam III D7 No. 1
Prodi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Hobi : Game dan olahraga

Motto : Love your self

Nama :
Nim : 21012014007
Tempat, tanggal lahir :
Alamat :
Prodi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Hobi :

Motto :

Nama :
Nim : 2101201400
Tempat, tanggal lahir :
Alamat :
Prodi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Hobi :

Motto :

Anda mungkin juga menyukai