Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

JENI PATRISIA
G 301 21 022

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

DESEMBER, 2021
LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP


PENGAMATAN SEL
PENGAMATAN TUMBUHAN
PENGAMATAN HEWAN
MEMAHAMI KONSEP HUKUM MENDEL
PENGAMATAN TRANSPIRASI TUMBUHAN
PENGAMATAN FOTOSINTESIS TUMBUHAN
EKOSISTEM

DISUSUN OLEH
NAMA : JENI PATRISIA
NIM :G 301 22 009
KELOMPOK :3 (TIGA)
ASISTEN :ANDINI EKA PUTRI

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

DESEMBER, 2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Paktikum Biologi Umum telah dilaksanakn pada tanggal 26 September sampai 21 Oktober 2022
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian praktikum Biologi Umum Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

ASISTEN PRAKTIKUM

DIAN HUSNAYA FADILLAH

NIM : G 401 18 046 _______________

ANDINI EKA PUTRI

NIM : G 401 20 014 _______________

MASPA RISNAWATI

NIM : G401 20 020

BAYU CHANDRA

NIM : G401 21 041

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab Koordinator Asisten

Fahri, S.Si., M.Si REZA RISALDI

NIP:198802112019031005 G 401

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan “Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum”
sebagaimana mestinya dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan
sehingga masih jauh dari kata kesempurnaa. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan penyusun laporan
berikutnya.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga laporan ini dapat memenuhi tugas mata kuliah praktikum
Biologi Umum. Akhir kata, semoga “Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum” ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………..……………iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..….iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………...……1
1.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop……………….…………………...............1
1.1.2 Pengamatan Sel………………………..…………………………………...…..1
1.1.3 Pengamatan Tumbuhan...................……………………………………………2
1.1.4 Pengamatan Hewan…………………………………………………………….2
1.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel……………………………..…………….3
1.1.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan……………..……………………….…….3
1.1.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan……………………………………….…..4
1.1.8 Ekosistem………………………………………………………………………4
1.2 Tujuan

1.2.1 Pengenalan dan penggunaan mikroskop……………………………………….5


1.2.2 Pengamatan Sel………………………………………………………………...5
1.2.3 Pengamatan Tumbuhan………………………………………………………...5
1.2.4 Pengamatan Hewan…………………………………………………………….5
1.2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel…………………………………………...5
1.2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan……………………………………………5
1.2.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan…………………………………………...5
1,2,8 Ekosistem………………………………………………………………………5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan dan Penggunaan mikroskop……………………………………………....6
2.2 Pengamatan Sel………………………………………………………………………..6
2.3 Pengamatan Tumbuhan………………………………………………………………..7
2.4 Pengamatan Hewan…………………………………………….……………………...7
2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel…………………………………………………..8
2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan……………………….…………………………..8

2.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan…………………….…………………………….9


2.8 Ekosistem……………………………………………….…………………………….10
BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat……………………………………………………………………11


3.2 Alat dan Bahan…..……………………………………………………………………11
3.2.1.Pengenalan dan Penggunaan mikroskop………………………………………...11
3.2.2 Pengamatan Sel………………………………………………………………….11
3.2.3 Pengamatan Tumbuhan…………………………………………………….……11

v
3.2.4 Pengamatan Hewan……………………………………….……………….…….11
3.2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel……………………………………….……11
3.2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan……………………….…………………….11
3.2.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan…………………….…………….….…….11
3.2.8 Ekosistem………………………………………………………………………..12

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1.Pengenalan dan Penggunaan mikroskop………………………………………...12


3.3.2 Pengamatan Sel………………………………………………………………….12
3.3.3 Pengamatan Tumbuhan………………………………………………………….13
3.3.4 Pengamatan Hewan……………………………………….……………………..13
3.3.5 Memahami Konsep Hukum Mendel………………………………………….…14
3.3.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan……………………….………………….…14
3.3.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan…………………….…………….….….…14
3.3.8 Ekosistem…………………………………………………………………….….14

BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Hasil dan Pengamatan

4.1.1 Pengenalan dan Penggunaan mikroskop………………………….……………..16


4..1.2 Pengamatan Sel…..……………………………………………………………..17
4.1.3 Pengamatan Tumbuhan……………………………………………..….………..19
4.1.4 Pengamatan Hewan……………………………………….…………..…………23
4.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel…………………………………...……..…26
4.1.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan……………………….……………....…….27
4.1.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan……………………..…………….……….29
4.1.8 Ekosistem……..…………………………………………………………………30

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengenalan dan Penggunaan mikroskop………………………………………..33


4.2.2 Pengamatan Sel…………………………………………………………………34
4.2.3 Pengamatan Tumbuhan…………………………………………………………35
4.2.4 Pengamatan Hewan……………………………………….…………………….36
4.2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel………………………………………..…...36
4.2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan……………………….…………………….37
4.2.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan……………………….…………….….….38
4.2.8Ekosistem……………………………………………………...…………………38

vi
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………40

5.1.1 Pengenalan dan Penggunaan mikroskop……………………………………....40


5.1.2 Pengamatan Sel………………………………………………………………..40
5.1.3 Pengamatan Tumbuhan………………………………………………………..40
5.1.4 Pengamatan Hewan…………………………………….……………………...40
5.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel…………………………………………..40
5.1.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan……………………….…………………..41

5.1.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan…………………….…………………….41


5.1.8 Ekosistem……………………………………….…………………………..41
5.2 Saran…………………………………………………………………………………..42

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..43

LAMPIRAN……………………………………………………………………………....46

BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………………….47

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains,
khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil.
Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan
seiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tenteng sel menjadi maju
berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut
selama tahun 1600-an (Campbell dkk, 2008).

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek
yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentang organisme yang berukuran kecil Aryulina, D. (2008).

Mikroskop merupakan salah satu peralatan yang dibutuhkan di Laboratorium IPA.


Alat ini biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap benda-
benda yang berukuran mikroskopis, baik benda diam maupun mikroorganisme yang
dapat bergerak (Sadina, 2013).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu


untuk memahami cara penggunaan mikroskop. Disamping itu untuk lebih menambah
pengetahuan kita apa itu mikroskop.

1.1.2 Pengenalan Sel

Organisasi seluler adalah susunan bagian-bagian tubuh yang berupa kumpulan sel. Sel
berasal dari kata Latin cella yang berarti ruangan kecil. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke (1665) yang melakukan pengamatan
terhadap sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop. Dia melihat ada ruangan-
ruangan kecil. Rungan-rungan kecil itu diberinya nama sel. Saat ini telah diketahui
bahwa ruangan-ruangan kecil itu sebenarnya adalah sel-sel yang telah mati, yang
kosong tanpa isi. Meskipun demikian, istilah sel itu tetap digunakan hingga sekarang
(Syamsuri, 2004).

Sel adalah dasar dari sebuah kehidupan. Sel merupakan struktur organisme terkecil
dari mahkluk hidup dan lebih sederhana dari kita bayangkan. Dari masa ke masa
dilakukan penelitian dan penemuan tentang sel. Dimulai dari penemuan Robert Hook
dengan sel gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang pun masih dilakukan
penelitian bahkan sudah mencapai tahap genetik. Sel memiliki ukuran yang sangat
kecil dan tak kasat mata. Ada yang hanya 1-10 mikron, ada yang mencapai 30-40
mikron, bahkan ada yang beberapa sentimeter. Didalam ukuran sangat kecil bentuk
yang bermacam-macam tersebut, sel memilki bagian-bagian sel yang memiliki fungsi

1
masing-masing. Antar bagian sel itu melakukan interaksi dan saling ketergantungan.
Oleh karena itu sel di pandang dasar kehidupan mahkluk hidup (Raffi Salahuddin,
2015).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu


untuk dapat mengenal bentuk struktur sel secara umum dan mampu membandingkan
berbagai jenis sel organisme.

1.1.3 Pengamatan Tumbuhan


Tumbuhan adalah organisme yang sangat deka dengan kehidupan manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari, berbagai jenis tumbuhan ada dimana-mana. Tumbuhan pun
memegang banyak peranan penting dalam kehidupan manusia. Tumbuhan
menydiakan berbagai jenis makanan, menyediakan oksigen yang sangat kita
butuhkan, dan juga membuat bumi tampak indah dan sejuk (Suryati, 2008).

Ilmu tumbuhan telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga bidang-
bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan
saja, sekarang telah menjadi ilmu yang berkembang sendiri-sendiri. Dari berbagai
cabang ilmu yang telah berdiri sendiri adalah morfologi tumbuhan. Morfologi
tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian
pesat perkembanganya hingga di pisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi saja
(morphology in sensu stricto = dalam arti sempit) dan morfologi dalam atau anatomi
tumbuhan (Hadisunarso, 2007).

Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan
terikat oleh bahan-bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Jaringan penyusun tubuh
tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan meristem dan jaringan
dewasa. Tumbuhan ada dua macam yaitu tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup.
Tumbuhan biji tertutup berkeping satu atau disebut monokotil dan tumbuhan biji
berkeping dua disebut dikotil. Tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki perbedaan
secara anatomi pada batang, akar dan daun. Perbedaan tersebut penting untuk kita
pelajari dan pahami. Oleh karena itu, dengan percobaan kali ini kita dapat mengetahui
dan memahami bagaimana struktur anatominya dan dapat mengidentifikasi pengaruh
perbedaan tersebut (Hidayat, Esteti B, 1995).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu


untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami struktur morfologi,
anatomi, dan sistem organ pada tumbuhan.

1.1.4 Pengamatan Hewan


Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki
struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata.
Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel
saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki
oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan
vertebrata telah memiliki sistem kerja sempurna peredaran penutup tubuh, alat gerak
dan cara berkembang biak vertebrata dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu ikan
(Pisces), katak (Amphibia), hewan melata (Reptilia), burung (Aves), dan hewan
menyusui (Mamalia) (Ristasa, 2002).

2
Amphibi adalah definisi bagi sekelompok hewan yang semasa hidupnya di darat dan
di air. Amphibi yang hidup di dunia terdiri dari tiga ordo yang pertama adalah
Caudata atau Salamander, Cecilia atau Gymnopiona dan Anura (Ario, 2010). Anura
terdiri dari katak dan kodok yang memiliki jumlah ordo yang cukup banyak, dengan
jumlah spesies 5.208 spesies. Katak mudah dikenal dari tubuhnya yang khas dengan
memiliki empat kaki, leher yang tidak jelas, mata cenderung besar, permukaan kulit
licin dan berlendir (Stuarte dkk., 2008).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu


untuk memahami sistem organ pada hewan.

1.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel


Perkembangan genetika merupakan sejarah yang panjang dari perkembangan
pemikiran serta penemuan. Secara garis besar perkembangan genetika dapat dibagi
menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum Mendel (genetika klasik), kemudian masa
genetika Mendel yang dimulai dengan ditemukannya konsep gen oleh Mendel, dan
terakhir ialah periode eksplorasi genetika yang dimulai dengan berkembangnya teknik
molekuler (Jusuf, 2001).

Hukum mendel I berlaku pada waktu gametogenesis F1. F1 memiliki genotip


heterozigot. Dalam peritiwa meiosis, gen sealel akan terpisah , masing-masing
terbentuk gamet. Baik pada bunga jantan maupun bunga betina terjadi 2 macam
gamet. Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F2) dan pada proses fertilisasi gamet-
gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam
peleburan atau peristiwa (Suryati Doti, 2011).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu


untuk memahami konsep hukum mendel. Disamping itu untuk lebih menambah
pengetahuan kita apa itu hukum mendel.

1.1.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Tumbuhan memiliki adaptasi evolusioner dalam bentuk respons fisiologisterhadap
perubahan jangka pendek. Misalnya daun pada tumbuhan mengalamikekurangan air,
daun-daun akan menutup stomata, yang menutup lubang kecildipermukaan daun
tersebut. Respons darurat ini akan membantu tumbuhanmenghemat air dengan cara
mengurangi transpirasi, yaitu hilangnya air daridaun melalui penguapan ( Campbell,
2000).

Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam
bentuk uap air ke atmosfer. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air
prosesnya disebut dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh
tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara suatu
spesies dan spesies yang lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui
stomata, kutikula dan lentisel. Disamping mengeluarkan air dalam bentuk uap,
tumbuhan dapat pula mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya
disebut dengan gutasi dengan melalui alat yang disebut dengan hidatoda yaitu suatu
lubang yang terdapat pada ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies
tumbuhan tertentu. Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling

3
utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah kita
menjumpai stomata paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena
berperan dalam hal membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral,
mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai
dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun
(Wahab, 2013).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu


untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi pada tiga jenis
tumbuhan yang berbeda morfologinya.

1.1.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan


Fotosintesis berasal dari kata foton yang berart cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H20 dan CO2
menjadi seyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya
dapat terjadi pada umbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi
sebaga sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002).

Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak
pigmen klorofil. Klorofil dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: klorofil a, b,
c, d dan tipe e. pembagian tersebut adalah berdasarkan rantai samping yang mengingat
inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat
tinggi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk sinar hijau biru,
sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau. Klorofil lain (jenis c, d, e) ditemukan
hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil (Tjitrosoepomo, 1998).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu


untuk membuktikan terbentuknya amilum pada proses fotosintesis oleh tumbuhan
hijau, untuk membuktikan bahwa pada fotosintesis dihasilkan gas oksigen dan untuk
mengetahui pengaruh warna cahaya terhadap proses fotosintesis.

1.1.8 Ekosistem
Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi. Hubungan
ini dikatakan suatu sistem karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi
berbeda yang terkoordinasi dengan baik sehingga masing-masing komponen terjadi
hubungan timbal balik. Komponen-komponen dalam ekosistem, yaitu komponen
biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuhan dan mikroba,
sedangkan komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah, dan
energi (Indriyanto, 2006).

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponen komponen
tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas
(Sativani, 2010).

Berdasarkan uraian diatas yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini yaitu


untuk mengidentifikasi faktor lingkuan yang berpengaruh terhadap keanekanragaman
hayati di suatu daerah tertentu.

4
1.2 Tujuan
1.2.1.Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
Adapun tujuan dari modul ini adalah, Memperkenalkan komponen-komponen
mikroskop dan cara menggunakannya Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan
yang akan diamati dibawah mikroskop

1.2.2.Pengamatan Sel
Adapun tujuan dari modul ini adalah, Menggambarkan bentuk sel tumbuhan,
hewan, protozoa dan mikroorganisme, Meenjelaskan struktur sel tumbuhan, hewan,
protozoa dan mikroorganis, Mendemonstrasikan sifat semipermeabilitas dari
membran sel

1.2.3. Pengamatan Tumbuhan


Adapun tujuan dari modul ini adalah, Memandingkan struktur morfologi akar,
batang dan daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil, Membandingkan struktur
anatomi akar, batang dan daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil,
Menggambarkan berbagai alat reproduksi pada tumbuhan

1.2.4. Pengamatan Hewan


Adapun tujuan dari modul ini adalah, Menggambarkan morfologi katak, Menuliskan
sistim pencernaan pada katak, Menjelaskan sistim reproduksi pada katak.

1.2.5. Konsep Hukum Mendel


Adapun tujuan dari modul ini adalah mahasiswa dapat memahami angka-angka
perbandingan dalam hukum Mendel melalui hukum kebetulan.

1.2.6. Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi


Adapun tujuan dari modul ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan.

1.2.7.Pengamatan Peristiwa Fotosintesis

Percobaan 1 (percobaan Sachs)


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah membuktikan amilum pada peoses
fotosintesis oleh tumbuhan hijau.

Percobaan 2 (percobaan Ingenhousz)

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah, Untuk membuktikan bahwa pada
fotosintesis dihasilkan gas oksigen, Untuk mengetahui pengaruh warna cahaya
terhadap proses fotosintesis

1.2.8.Ekosistem
Adapun tujuan dari modul ini adalah untuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati disuatu daerah tertentu.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikrokop

Mikroskop merupakan alat utama yang digunakan di laboratorium mikrobiologi . dengan


bantuan mikroskop,kita dapat mengamati bakteri yang kita dapat mengamati bakteri yang tidak
dapat dilihat sehingga memudahkan kita untuk mengamati benda yang renik. Mikroskop
merupakan alat bantu yang memungkinkan kita untuk mengamati objek yang berukuran
sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang
berukuran kecil. Mikroskop memiliki 3 sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan
kondensor. Pada mikroskop ini, sumber cahaya masih berasal dari matahari yang dipantulkan.
Cahaya tersebut dipantulkan oleh suatu cermin datar atau cekung yang terdapat dibawah
kondensor. Namun sekarang sudah dilengkpi lampu sebagai pengganti sumber cahaya
matahari. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama . Lensa ini
menentukan strukur dan bagiaan renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Lensa okuler
berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Sedangkan lensa
kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan
difokuskan. ( Widyatmoko, 2008 ).

Mikroskop pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Mikroskop berasal dari kata micro yang
berarti kecil dan scpium yang berarti penglihatan jadi Mikroskop adalah alat yang digunakan
untuk melihat benda yang berukuran sangat kecil. Mikroskop zaman dulu sangat sedarhana
karena hanya memiliki satu lensa, berbeda dengan mikroskop yang banyak digunakan sekarang
yang tergolong mikroskop majemuk yang terdiri atas dua lensa atau lebih
(Widyatmoko,2008).

2.2 Pengamatan Sel

Istilah“sel” pertama kali dipakai oleh Robert Hooke, kira kira 300 tahun yang lalu,untuk ruang-
ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya waktu ia mengamati gabusdan bahan tumbuhan lain
di bawah mikroskop, yang pada waktu itu baru ditemukan. Dalam tahun 1839 fisiologiwan
Purkinye memperkenalkan istilah“protoplasma” bagi zat hidup dari sel. Setelah pengetahuan
meningkat mengenai struktur dan fungsi sel meningkat, maka menjadi jelas bahwa isi yang
hidup dari sel merupakan suatu sistem yang kompleks dari bagian-bagian yang heterogen.
Istilah “protoplasma” Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi
dapat dipakai untuk menyebut semua zat yang terorganisasi didalam sel (Villee dkk, 1999).

Sel adalah bagian tanama atau hewan yang paling kecil. Beberapa organisme misalnya amuba
dan bakteri hanya terdiri dari satu sel sedangkan yang lain misalnya pohon dan manusia
memiliki jutaan sel. Sebuah sel terdiri atas protoplasma dan membran yang membungkus
protoplasma. Protoplasma adalah materi berwarna abu-abu dan kental seperti jelly serta
mengandung banyak senyawa kimia organik dan organela. Sel mampu mengambil zat-zat
kimia dan menggunakannya untuk menghasilkan bermacam-macam zat yang diperlukan untuk
proses kehidupan.

Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap makhluk adalah salah satu dari dua tipe sel

6
yaitu prokariotik atau eukariotik. Hanya organisme dari domain Bacteria dan Archaea yang
terdiri dari sel-sel prokariot. Protista, fungi, hewan dan tumbuhanterdiri atas sel-sel eukariot.
Semua sel memiliki persamaan dan perbedaan.Semuanya dibatasi oleh perintang selektif yang
disebut membran plasma. Membranitu menyelubungi sel dan serupa jeli yang semi cair,
disebut sitosol dimana organeldan komponen-komponen lain berada. Semua sel mengandung
kromosom, yangmembawa gen dalam DNA. Dan semua sel memiliki ribosom, kompleks sel
yang membuat protein berdasarkan instruksi Bresnick, S. (2003).

2.3 Pengamatan Tumbuhan


Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam semesta. Selain itu
tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun, batang,dan akar sehingga mampu
menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses
fotosintesis. Bahan makanan yang dihasilkannya tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya
sendiri, tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan makanan saja yang dihasilkannya, tetapi
tumbuhan juga dapat menghasilkan Oksigen (O2) dan mengubah Karbondioksida (CO2) yang
dihasilkan oleh manusia dan hewan menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh mahkluk
hidup lain (Ferdinand, 2009:23).

Di antara sekian banyak jenis tumbuhan yang ada di dunia, tumbuhan biji (Spermatophyta)
merupakan jenis tumbuhan yang memiliki tingkat perkembangan paling tinggi sehingga
jumlahnya sangat banyak dan mendominasi seluruh jenistumbuhan yang ada. Untuk
mempertahankan jenisnya dari kepunahan, tumbuhantersebut menghasilkan biji sebagai alat
perkembangbiakannya. Biji terbentuk didalam bakal biji yang terdapat pada bagian bunga.
Tumbuhan biji memiliki bungasehingga sering disebut Anthophyta. Jika dilihat dari alat
perkawinannya yangtampak jelas dan mudah diamati, maka tumbuhan biji disebut pula dengan
Phanerogamae. Jenis tumbuhan lain yang alat perkawinannya tersembunyi dinamakan
Cryptogamae (Kadaryanto dkk, 2006).

2.4 Pengamatan Hewan


Amphibi merupakan kelompok hewan dengan fase daur hidup yang berlangsungdi air dan di
darat. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar, berjari 4-5 atau lebih
sedikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapatdigerakkan, mata juga mempunyai
selaput yang menutupi mata pada saat beradadalam air. Pada mulut terdapat gigi dan lidah
yang dapat diulurkan. Pada saatmasih kecil (berudu) bernafas dengan insang. Setelah dewasa
bernafas denganmenggunakan paru-paru dan kulit. Reproduksi amphibi berlangsung dengan
perkawinan eksternal. Tubuhnya mempunyai sistem urogenial artinya salurankelamin dan
saluran eksresi bergabung satu dalam kloaka. (Pecell, 2012)..

Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis. Mekanisme pernafasan
paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya dengan muluttertutup. Katak memiliki
tulang-tulang rusuk dan rongga badan. Mekanisme pernafasannya diatur oleh otot-otot tulang
bawah dan perut yang saling berhubungan satu sama lain. Paru-paru divertilasi dengan
pompatekan. Kelenjar paru-paru itulah terutama penyebab udara keluar. Amphibia menambah
respirasi paru-paru dengan pertukaran gas melalui kulitnya yang tipis dan basah. Sebagian
besar dikeluarkan melalui kulit laju vertilasi paru-paru tidak cukup untukmembawa keluar,
sejumlah air juga diperlukan dan ditukarkan melalui kulit. Hal inilah yang mungkin
menyebabkan amphibia tidak dapat didarat sepenuhnya (Prawiri, 1999).

Tikus (Mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan tikus liar ataupun
tikusrumah. Tikus ini tersebar di seluruh dunia. Tikus ini sering ditemukan di dekat bangunan

7
gedung ataupun di tempat lain, jika terdapat makanan dan tempat berlindung. Tikus ini
semuanya berasalmula dari keturunan yang telah ada yaitu keturunan dari tikus liar yamg
sudah mengalami peternakan secara selektif. Tikus ini biasanya lebih suka hidup pada tempat
yang memiliki suhulingkungan yang tinggi (walker, 2008).

2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel


George johann Mendel merupakan pencetus berbagai prinsip dasar genetika. Padaakhir abad
kesembilan belas, beliau mengenali adanya unit informasi yang diwariskan untuk pembentukan
sifat yang dapat di amatai pada organisme.Selanjutnya Mendel menunjukan bahwa sifat
diwariskan ke generasi baru dalamkondisi terpisah. Terobosan Mendel masih belum di akui
saat ia meninggal padatahun 1884, namun di temukan kembali awal abad ke -20 oleh para
ilmuan yangsedang menyelidiki pewarisan sifat. Faktor- faktor mendel di beri nama baru,yaitu
gen. Ini merupakan konsep pertama tentang gen dan penelitian mendelkemudian menjadi dasar
ilmu genetika (Bresnic, 2003).

Mendel adalah seorang yang jenius dan telah berhasil dalam percobaan- percobaanya pada
bidang Hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun beberapa postulatnya, seperti sifat materai
herediter yang berupan benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau harmoni, sifat
tersebut berpasangan dan sifat yangtertutup dapat mncul kembali, yang artinya sifat yang
resesif akan terlihatekspresinya dalam keadaan tertentu. Semua hasil percobaan mendel ini
kemudiandi rumuskan kedalam dua hukum atau aturan, yaitu hukum mendel I dan hukum
mendel II (walker, 2008).
Gen Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok :
a. memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunnya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel ; alel resesif (tidak selalu nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar) dan alel dominan (nampak dari
luar dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam
gambar disamping) dan satu tetua betina (misalnya RR dalam gamping disamping).
c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu
terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunanya.

Persilangan monohibrid dalam ilmu genetika persilangan monohibrid ditentukan oleh gen-gen
yang memisah secara bebas, di mana pada pembentukan gamet (Gametogenesis) untuk gen
yang merupakan pasangan akan disegregasikan ke dalam sel anakan. Gen yang terletak dalam
lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-
masing menuju ke satu gamet. Hal ini dikenal juga dengan Hukum I Mendel (The Law of
Segregation of Allelic Genes) (Zaifbio, 2010).

Berbeda dengan persilangan monohibrid yang hanya memperhatikan satu sifat beda, maka
persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis dengan dua sifat beda. Ciri-
ciri persilangan Dihibrid : Persilangan dengan memperhatikan dua sifat beda, Jumlah Gamet
yang terbentuk pada setiap individu adalah 4 (2n), Fenotip individu ditentukan oleh 2 macan
sifat genetik, Dijumpai maksimal 16 variasi genotip pada F2, 7 sifat kontras yang dimiliki ercis
(Pisum sativum), 7 sifat kontras yang dimiliki ercis (Zaifbio, 2010).

2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Transpirasi adalah hilangnya air dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui stomata,
kutikula atau inti sel. Meskipun air merupakan penyusun utama tumbuh tumbuhan namun
sebagian air yang diserap akan dilepas kembali ke atmosfer dan hanya sebagian kecil yang

8
digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur turgol sel. Hilangnya air dari tumbuh
tumbuhan terjadi melalui proses transpirasi dan gutasi. Transpirasi juga merupakan proses
yang membahayakan kehidupan tumbuhan, karena kalau transpirasi melampaui penyerapan
oleh akar, tumbuhan dapat kekurangan air. Bila kandungan air melampaui batas minimum
dapat menyebabkan kematian. Transpirasi yang besar juga memaksa tumbuhan mengadakan
penyerapan banyak, untuk itu diperlukan energi yang tidak sedikit. (Soedirokoesoemo, 1993).
Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap laju transpirasi antara lain :
a. Cahaya, tumbuhan jauh lebih cepat bertranspirasi bilamana terbuka terhadap cahaya
dibandingkan dalam gelap
b. Suhu, tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu lebih tinggi
c. Kelembaban, laju transpirasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara sekitar tumbuhan
d. Angin, adanya angin lembut juga meningkatkan laju transpirasi.

2.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan


Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energiyaitu glukosa
yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri denganmenggunakan zat
hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahayamatahari. Hampir semua
makhluk hidup bergantung dari energy yang dihasilkan dalamfotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosferbumi. Organisme yang
menghasilkan energy melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karenadalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekulpenyimpan energi. Cara lain
yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis,
yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Juwida, 2011).

Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat yang akan mengalami perubahandari bahan-
bahan anorganik seperti CO2 dan H2O yang terdapat pada tumbuhan yangmempunyai pigmen
dan dibantu dengan adanya energi cahaya matahari (Ai, 2012).

Proses fotosintesis terdiri dari 3 tahap utama :


a. Penghilangan atom hidrogen dari air dan disertai produksi molekul oksigen
b. Transfer atom hidrogen dari sebuah senyawa lanjutan pada tahap pertama menjadi satu
tahap ketiga, yaitu :
c. Penggunaan atom hidrogen untuk mengubah karbondioksida menjadi sebuah karbohidrat

Secara umum, reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut (walker, 2008) :

6H2O + 6CO2 + CAHAYA menjadi C6H1206(glukosa) + 6O2

Berdasarkan reaksi fotositensis di atas,CO2 dan H2O merupakan substrat dalam reaksi
fotosintensis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotositensis (berupa klorofil
dan pigmen-pigmen lainya) akan menghasilkan karbohidrat dan
melepaskanoksigen.Cahaya matahari meliputi semua warna dari spektrum tampak dari merah
hinggaungu,tetapi tidak semua panjang gelombang dan spekrum tampak diserap (diabsorbsi)
oleh pigmen fotosintesis. Atom O pada kerbohidrat berasal dari CO2 dan atom H pada
karbohidrat berasal dari H2O (Sasmitamihardja dan siregar, dalam song Ai, 2012).

Percobaan sachs merupakan percobaan tentang fotosintesis yang bertujuan untuk membuktikan
bahwa fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung) dan berlangsung pada bagian tanaman
yang berklorofil. Seperti pada percobaan pertama, hasil fotosintesis adalah glukosa dan

9
oksigen. Untuk menguji adanya amilum digunakan reagen lugol, sebab dengan lugol amilum
akan tampak biru kehitaman, gejala ini mudah untuk diamati (Susilowarno, 2007).

Pada selembar daun terdapat bagian yang dibiarkan terkena sinar matahari dan ada bagian yang
ditutupi dengan karbon. Selembar daun yang lain dibiarkan terkena sinar matahari seluruhnya.
Setelah diuji dengan larutan yodium, bagian daun yang terkena sinar matahari berwarna biru
tua, sedangkan bagian daun yang ditutup dengan karbon berwarna terang . bagian daun yang
diuji dengan larutan yodium berwarna biru tua karena mengandung amilum yang merupakan
hasil fotosintesis (Damayanti, et al., 2010).

Pada tahun 1799, seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama Jan Ingenhousz berhasil
membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen (O2). La melakukan percobaan
dengan tumbuhan air Hydrilla verticillata di bawah corong kaca bening terbalik yang
dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata terkena cahaya matahari,
maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung
reaksi. Ternyata gas tersebut adalah oksigen. Beliau juga membuktikan bahwa cahaya berperan
penting dalam proses fotosintesis dan hanya tumbuhan hijau yang dapat melepaskan oksigen
(Damayanti, et al., 2010).

2.8 Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik
antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem
sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan
komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Ekosistem adalah
suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya dan antara komponen komponen tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan
energi, daur materi, dan produktivitas (Sativani, 2010).

Dalam kehidupan, setiap organisme selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan
lingkungan akan menerima sesuatu dari organisme. Jadi, organisme dan lingkungan saling
mengadakan hubungan timbal balik (interaksi) yang disebut Ekosistem. Oekosistem diartikan
sabagai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Cabang ilmu
biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya
disebut Ekologi. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh E. Haeckel pada tahum 1860
sehingga dia disebut sebagai Bapak Ekologi. Ekosistem tersusun atas komponen-
komponennya, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik merupakan
komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup, contohnya tumbuhan, hewan,
dan mikroorganisme. Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang
terdiri dari semua benda mati, contohnya air,tanah, cahaya, dan udara (Gunawan Susilowarno,
2007).

10
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan dengan dua metode, yaitu secara daring dan luring. Praktikum daring
pada hari senin 18 oktober sampai dengan senin 01 november, pukul 13.00 wita sampai dengan
selesai melalui zoom. Praktikum luring dilaksanakan pada hari senin 08 november sampai
dengan 29 november 2021, pukul 13.00 wita sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, gelas obyek, gelas penutup,
pipet tetes dan silet. Bahan yang digunakan yaitu potongan kertas yang bertuliskan huruf
“d” dan butir-butir pati kentang, air dan yodium.

3.2.2 Pengamatan Sel


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, gelas obyek, gelas penutup,
pipet tetes, pinset, skalpel, kaca obyek, stoples. Bahan yang digunakan yaitu Manihot
essculenta, air, bawang merah, zat warna iodium,epitel dinding pipi, tissu, darah manusia,
darah katak, larutan fisiologi, alkohol 70%,jerami, cuka, telur.

3.2.3 Pengamatan Tumbuhan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, kaca arloji, pisau, silet,
jarum, gelas, preparat, kuas, skaprl, dan cawan peti. Bahan yang digunakan untuk
praktikum ini adalah tumbuhan dikotil lengkap(daun, batang dan akar), tumbuhan
monokotil lengkap(daun batang dan akar), tissu, aquades dan air.

3.2.4 Pengamatan Hewan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah papan bedah, pentul, gunting kecil, pisau
bedah, skapel, pinset. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Katak
(Fajervarya cancrivora).

3.2.4 Memahami Konsep Hukum Mendel


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kotak atau mangkuk. Bahan yang
digunakan untuk praktikum ini adalah kancing model-model gen.

3.2.5 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah rak dan tabung reaksi, gelas ukur, alat
ukur, kertas grafik, dan alat tulis. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
Hydrilla (Hydrilla verticillata), Bunga asoka (S.asoca), Bunga pukul 9 (Portulaca
ventricillata), air, dan minyak.

3.2.6 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan peti, pemanas listrik, pinset, gelas
piala 100 ml 2 buah dan alat tulis. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air
aqua, alkohol 96%, larutan lugol atau iodium, daun tumbuhan dan kertas ilmiah.

11
3.2.8 Ekosistem
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Thermometer, hygrometer,
anemometer. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tali rafia, balok kayu 30
cm, kipas dan alat tulis.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
Mengamati Potongan huruf d”
Diletakkan potongan huruf d yang telah digunting dari koran sebelumnya dan
diletakkan pada gelas objek lalu ditutup secara perlahan dengan gelas penutup.
Kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
4x dan lensa okuler 10x, dibandingkan bentuk bayangan objek pada mikroskop, dan
digeser preparat ke kiri dan ke kanan agar posisi objek tepat di depan mata ketika
diamati dengan mikroskop.
Mengamati butir pati kentang sebelum diberi yodium
Kentang yang akan diamati disayat dengan silet lalu ditusukkan dengan jarum pentul
agar airnya dapat keluar, diletakkan air kentang pada gelas objek lalu ditutup dengan
gelas penutup, lalu butir pati diamati dibawah mikroskop.
Mengamati butir pati kentang sesudah diberi yodium
Butir pati yang telah diamati tadi ditambahkan yodium, diamati butir pati tersebut
menggunakan mikroskop, dan dibandingkan butir pati yang sudah diberikan yodium
dengan butir pati yang belum diberikan yodium.

3.3.2 Pengamatan Sel


3.3.2.1Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
Batang ubi kayu (Manihot esculenta)
Empulur batang ubi kayu dipotong melintang setipis mungkin, potongan kecil tersebut
diletakkan pada gelas objek dan jangan sampai terjadi lipatan atau kerutan. satu atau
dua tetes air ditambahkan, kemudian ditutup dengan gelas penutup, emudian diamati
melalui mikroskop dengan perbesaran paling lemah (10X), kemudian beberapa selnya
digambar.

Umbi Lapis Bawang Merah (Allium cepa)


Siung bawang merah segar dipotong, salah satu lapisan siung yang berdaging diambil.
Kemudian lapisan tersebut dipatahkan, sehingga bagian yang cekung tampak adanya
epidermis tipis. Dengan menggunakan pinset epidermis tersebut dijepit dan dilepaskan
dari umbinya dengan perlahan-lahan, potongan kecil epidermis diletakkan pada gelas
objek dan jaga jangan sampai terjadi lipatan atau kerutan. Satu atau dua tetes air
ditambahkan pada objek, kemudian tutuplah dengan gelas penutup. Kemudian diamati
melalui mikroskop dengan pembesaran paling lemah (10X), kemudian gambar beberapa
sel dan bagian-bagiannya, satu tetes zat warna Yodium diteteskan di salah satu tepi
gelas penutup dan diisap dengan kertas penghisap pada sisi yang berlawanan, kemudian
diamati dengan pembesaran yang lebih besar (40X) sehingga terlihat dengan jelas
bagian-bagian dari. Sel tersebut digambar dengan bagian-bagian yang bisa anda kenali.

Daun Hydrilla verticilata


Selembar daun yang mudah (atau daun pada pucuk) Hydrilla verticilata yang telah
disiapkan diambil dan diletakkan diatas kaca objek dalam posisi bentangan membujur

12
yang rata lalu ditetesi dengan air, tutup daun tersebut dengan kaca penutup dengan hati-
hati jangan sampai terbentuk gelembung udara, sel tumbuhan diamati melalui
mikroskop, bentuk sel dan bagian-bagiannya diperhatikan seperti butir-butir kloroplas-
kloroplas dan vacuola pada sitoplasma sel, sel lengkap dan bagian-bagian yang anda
kenali digambar.

Selaput rongga mulut sebagai sel hewan


Dengan menggunakan ujung tumpul skalpel atau ujung jari atau sebuah tusuk gigi,
epitel pada bagian dalam dinding pipi anda diambil atau dikeruk, epitel yang diperoleh
ditebarkan ke dalam setetes air pada kaca objek, sediaan tersebut ditutup dengan kaca
penutup, metilen biru diteteskan secara hati-hati pada salah satu tepi gelas penutup,
metilen biru dihisap dengan menggunakan kertas hisap (tisu) melalui sisi yang
berlawanan dengan tempat meneteskan metilen biru, reparat tersebut diamati
menggunakan mikroskop yang dimulai dengan pembesaran lemah (10x), kemudian
pembesaran kuat (40x), kemudian struktur sel epitel rongga mulut tersebut digambar
.
Sel protozoa
Kaca objek dengan kaca penutup yang disediakan telah dibersihkan, air rendaman
jerami diteteskan ke atas kaca objek kemudian tutup dengan kaca penutup. Jangan
ditekan karena sel protozoa akan hancur, Amati dibawah mikroskop. Gambar sel
protozoa dan tulis bagian-bagiannya.

3.3.3 Pengamatan Tumbuhan


Adapun prosedur kerja pada pengamatan tumbuhan yaitu :
Pengamatan Morfologi Tumbuhan
Disiapkan bahan-bahan yang akan diamati, diamati morfologi akar, batang dan daun
tumbuhan, diamati bentuk bunga dan bagian-bagian dari bunga lalu dibandingkan
morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil.

Pengamatan Anatomi Tumbuhan


Disiapkan gelas objek dan gelas penutup yang telah dibersihkan, bahan yang akan
diamati disiapkan, batang, daun dan akar tumbuhan dipotong secara melintang,
diletakkan diatas gelas objek lalu beri air sedikit dan tutup secara perlahan dengan gelas
penutup, amatilah dibawah mikroskop, kemudian gambar dan berikan keterangan secara
lengkap.

Pengamatan Reproduksi Tumbuhan


Disiapkan bunga lengkap suatu tumbuhan, lalu ambil daun kelopak dan daun mahkota,
perhatikan bagaimana kedua macam bagian tersebut melekat satu sama lain atau pada
dasar bunganya, juga perhatikan bagaimana stamen (benang sari) melekat pada dasar
bunga atau pada petalnya. Ambil putik, lihat bakal buahnya (ovari yaitu bagian ang
membengkak pada dasar pistil). Belahlah bakal buahnyasecara membujur dan
perhatikan bagian-bagian yang ada di dalamnya.

3.3.4 Pengamatan Hewan


Pengamatan morfologi katak
Seekor katak kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi kapas dan eter,
dibiarkan beberapa saat. Setelah objek pingsan, objek diletakkan di atas papan bedah
dalam keadaan tertelungkup, diamati dan digambar morfologi katak

13
.
Pengamatan sistem pencernaan katak dan mencit
Setelah mengamati morfologi katak dan mencit, selanjutnya diadakan pembedahan
secara hati-hati., lalu diamati dan digambar bagian-bagian sistem pencernaan.

Pengamatan sistem reproduksi katak.


Setelah bagian pencernaan diamati, selanjutnya dilakukan pengamatan sistem
reproduksi objek. Lalu diamati dan digambar bagian-bagian sistem reproduksi katak dan
mencit.

3.3.5 Memahami Konsep Hukum Mendel


Adapun posedur kerja pada konsep hukum mendel yaitu :
Masing-masing 50 butir gen merah dan putih ditempatkan di dalam kotak. Buat dalam 2
kotak berbeda, kotak itu dikocok agar isinya bercampur. Kemudian dibuatlah pasangan
gen-gen dari induk jantan dengan gen-gen dari induk betina. Setiap kali pengambilan
pasangan gen-gen harus dengan cara mata ditutup. Kemudian, hasil pengamatan yang
diperoleh terdebut dicatat ke dalam tabel.

3.3.6. Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Adapun prosedur kerja pada proses transpirasi :
Potong batang atau ranting tumbuhan sampai batas dibawah permukaan air, sebanyak 3
jenis tumbuhan yang berbeda morfologinya dimasukkan kedalam 3 gelas ukur 10 ml
dengan 5 ml air satu gelas tanpa tumbuhan sebagai kontrol. Kemudian tumbuhan yang
telah dipotong tersebut dimasukkan dalam gelas tabung yang telah diisi air lalu susunlah
dalam tabung reaksi. Selanjutnya, minyak kelapa ditetesi didalam gelas tabung hingga
menutupi permukaan air. Setelah itu, ketiga tabung diletakkan pada rak tabung dan
dijemur dibawah sinar matahari. Setiap 10 menit, gelas tabung diamati kemudian dicatat
hasil pengamatannya.

3.3.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan


Adapun prosedur kerja pada fotosintesis ysitu :
Percobaan Sachs
Potong batang atau ranting tumbuhan sampai batas dibawah permukaan air, sebanyak 3
jenis tumbuhan yang berbeda morfologinya. Kemudian tumbuhan yang telah dipotong
tersebut dimasukkan dalam gelas tabung yang telah diisi air. Selanjutnya, minyak
kelapa ditetesi didalam gelas tabung hingga menutupi permukaan air. Setelah itu, ketiga
tabung diletakkan pada rak tabung dan dijemur dibawah sinar matahari. Setiap 10
menit, gelas tabung diamati kemudian dicatat hasil pengamatannya.
Percobaan Ingenhouzs
Perangkat percobaan disusum seperti gambar 2 pada modul sebanyak 4 buah. Diberi
potongan kawat yang dapat menyangga corong/tabung reaksi. Diberi label ABCD dan
D pada masing-masing gelas beaker. Gelas A tanpa dilapisi plastic, Gelas B dilapisi
plastic berwarna merah. Gelas C dilapisi platik warna hijau, Gelas D dilapisi platik
berwarna ungu. Semua perangkat percobaan diletakkan diterik matahari dan dibiarkan
selama 30 menit. Gunakan gelembung oksigen yang terbentuk/tertampung didalam
reaksi terbaik sebagai indicator laju fotosintesis. Jumlah gelembung oksigen yang
terbentuk pada keempat gelas percobaan diamati dan dicatat.

14
3.3.8 Ekosistem
Adapun prosedur kerja pada ekosistem yaitu :
Pengamatan dilakukan pada tiga lokasi berbeda yaitu pada daerah teduh, daerah padang
rumput, dan daerah padang tandus. Pada masing-masing lokasi diukur faktor faktor
lingkungannya sebanyak tiga kali selama 15 menit. Kemudian ditandai dengan balok
kayu yang telah disiapkan. Dibuat plot ukuran 1x1 meter kemudian lakukan
inventarisasi flora maupun fauna yang terdapat di dalamnya. Data yang di peroleh
dimasukkan dalam tabel pengamatan.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu :

No Gambar Keterangan
1.

1. Lensa Okuler
2. Revolver
3. Lensa Objektif
4. Lengan mikroskop
5. Makrometer
6. Mikrometer
7. Meja Preparat
8. Kondensor
9. Diafragma
10. Sumber cahaya
11. Kaki mikroskop

2.
Bentuk asli huruf “d”
sebelum diamati

3.
Bentuk bayangan objek pada
mikroskop:
1. Maya
2. Terbalik
3. Diperbesar

16
4. Bentuk butir-butir pati
kentang sebelum diberi
yodium, terdapat:
1. Amilum (Butir pati)
2. Gelembung udara

5. Bentuk butir-butir pati


kentang sesudah diberi
yodium, terdapat:
1. Hilus (Titik permulaan
amilum)
2. Lamella (Garis halus)
3. Amilum (Butir pati)

4.1.2 Pengamatan Sel


Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu :

No Pengamatan Sel Keterangan


1 Penampang melintang empelur batang ubi kayu 1. Intil sel (Nukleus)
(Manihot esculenta) 2. Dinding sel (Epidermis)

17
2 Sel umbi lapis bawang merah (Allium 1. Inti sel (Nukleus)
ascalonium) sebelum diberi larutan iodium 2. Dinding sel (Epidermis)
3. Bidang sel (Sitoplasma)

3. Sel umbi lapis bawang merah (Allium 1. Inti sel (Nukleus)


ascalonium) sesudah diberi larutan iodium 2. Dinding sel (Epidermis)
3. Bidang sel (Sitoplasma)

4 Sel salaput rongga mulut 1. Inti sel (Nukleus)

5 Sel darah manusia 1. Sel darah putih (Leukosit)


2. Sel darah merah (Eritrosit)
3. Keping darah (Trombosit)

18
6 Sel darah katak (Fejervarya cancrivora) 1. Sel darah merah (Eritrosit)
2. Keping darah (Trombosit)

7 Sel protozoa 1. Rambut getar (Sillia)


2. Celah mulut (Mouth pore)
3. Inti sel kecil
(Mikronukleus)
4. Lubang pembuangan (Anal
pore)
5. Vakuola makanan
6. Inti sel besar
(Makronukleus)
7. Pembuangan sisa
metabolisme (Vakuola
kontaktil)

4.1.3 Pengamatan Tumbuhan


Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu :

No. Pengamatan tumbuhan Keterangan


1. Morfologi akar Monokotil (Radix) Akar serabut:
1. Pangkal akar (Collum)
2. Batang akar (Corpus
radias)
3. Serabut akar (Fibrilla
radicalis)
4. Cabang akar (Radix
lateralis)
5. tudung akar (Calyptra)

19
2 Morfologi akar Diikotil (Radix) Akar tunggang;
1. Pangkal akar (Collum)
2. Batang akar (Corpus
radias)
3. Ujung akar (Apex radias)
4. tudung akar (Calyptra)
5. Cabang akar (Radix
lateralis)

3. Morfologi daun Monokotil (Folium) Daun monokotil:


1. Tangkai daun (Petiolus)
2. Helaian daun (Lamina)
3. Ujung daun (Apex)
4. Tulang daun (Nervatio)

4. Morfologi daun Diikotil (Folium) Daun monokotil:


1. Tangkai daun (Petiolus)
2. Helaian daun (Lamina)
3. Ujung daun (Apex)
4. Tulang daun (Nervatio)

5. Morfologi bunga kembang sepatu (Hibiscus Bagian-bagian bunga


rosa-sinensis) dan bunga padi (Oryza sativa) kamboja (Hibiscus rosa-
sinensis):
1. Tangkai bunga
(Pedunculus)
2. Bakal biji (Ovule)
3. Tangkai Putik (Stilus)
4. Kepala putik (Stigma)
5. Benang sari (Stamen)
6. Kepala sari (Antera)
7. Mahkota (Carolla)
8. Dasar bunga (Receptacle)
9. Putik (Pistilum)

20
6. Morfologi bunga bunga padi (Oryza sativa) Bagian-bagian bunga padi
(Oryza sativa)
1. Kepala sari (Antera)
2. Benang sari (Stamen)
3. Putik (Pistilum)
4. Dasar bunga (Receptacle)
5. Tangkai bunga
(Pedunculus)
6. Tenda bunga (Tepal)

7. Anatomi akar Monokotil (radix) Bagian-bagian akar


Monokotil
1. Dinding sel (Epidermis)
2. Korteks
3. Endodermis
4. Berkas pengangkut (Floem
dan Xilem)

8. Anatomi akar Dikotil (Radix) Bagian-bagian akar Dikotil


1. Dinding sel (Epidermis)
2. Korteks
3. Endodermis
4. Berkas pengangkut (Floem
dan Xilem)

9. Anatomi batang Monokotil dan Dikotil (Caulis) Bagian-bagian batang


monokotil dan dikotil:
1. Dinding sel (Epidermis)
2. Korteks
3. Jaringan dasar (Parenkim)
4. jaringan pengangkut (Xilem
dan floem)
5. Kambium pembuluh
(Vascular cambium)
6. Empulur

21
10. Anatomi daun (Folium) Bagian-bagian daun
monokotil dan dikotil:
1. Lapisan luar (Kutikula)
2. Jaringan penyokong
(Kolenkima)
3. Sel-sel penyangga
4. Jaringan pengangkut
(Xilem dan Floem)
5. Celah-celah (Stomata)
6. Dinding luar (Epidermis)
7. Jaringan dasar (Parenkim)

4.1.4 Pengamatan Hewan


Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu :

No Pengamatan sel Keterangan


1 Morfologi katak (Fejerfarya cancrivora) Bagian-bagian morfologi
katak (Fejerfarya cancrivora)
1. Mulut (Rima oris)
2. Lubang hidung (Nostril)

22
3. Mata (Organum visum)
4. Tungkai atas (Ekstremitas
anterior)
5. Lengan atas (Brachium)
6. Lengan bawah
(Antebrachium)
7. Tungkai bawah
(Ekstremitas posterior)
8. Paha (Femur)
9. Betis (Tibia)
10. Pergelangan kaki (Meta
corpus)
11. Kloaka (Cloaka)
12. Alat pendengaran
(Membrane thympanium)
13. Kepala (Caput)
14. Punggung (Dorsal)
15. Perut (Abdomen)

2 Sistem pencernaan katak (Fejervarya Bagian-bagian sistem


cancrivora) pencernaan katak (Fejervarya
cancrivora)
1. Mulut (Rima oris)
2. Kerongkongan (Esofagus)
3. Hati (Hepar)
4. Empedu (Vesica billians)
5. Usus halus (Intestinum
tonue)
6. Usus dua belas jari
(Intestinum crosum)
7. Usus penyerapan (Illeum)
8. Lemak tubuh (Lipo)
9 Pankreas (Ductus
pancreaticus)
10. Lambung (Ventriculus)
11. Ginjal (Renal)
12. Kantung air seni (Vesica
urinaria)
13. Jantung (Cor)
14. Paru-paru (Pulmonaris)

23
15. Usus kosong (Jejenum)

5 Sistem reproduksi katak (Fejervarya Bagian-bagian Sistem


cancrivora) reproduksi katak (Fejervarya
cancrivora) pada katak betina
1. Indung telur (Ovarium)
2. Saluran reproduksi
(Oviduk)
3. Sel telur (Ovum)
. Alat kelamin betina
(Vagina)
E. Saluran air seni (Vesicula
urinaria)
F. Tempat penyimpanan
sementara (Ovisac)
G. Kloaka (Cloaka)

Pada jantan
A. Buah zakar (Testis)
B. Ginjal (Renal)
C. Saluran lanjutan (Vas
deferens)
D. Saluran air seni (Vesicula
urinaria)
E. Alat kelamin jantan (Penis)
F. Pelebaran dari Ductus
(Vesicula seminalis)
G. Pelindung Testis
(Skorotum)
H. Kloaka (Cloaka)

24
4.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini, yaitu:

No Macam Pasangan Frekuensi Muncul


1 Merah – merah 17 pasang
2 Merah – putih 20 pasang
3 Putih – putih 14 pasang

Adapun proses penyilangan sebagai berikut:

PI : MM >< mm

G1 : M >< m

F1 : Mm (merah muda)

P2 : Mm >< Mm

G2 : M,m >< mm

M m

M MM Mm

M Mm mm

MM, Mm, mm = 3 : 1

75% : 25% = 100%

4.1.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Bunga pukul sembilan (Portulaca grandiflora)

No Perlakuan Grafik

25
1 Bunga pukul sembilan
(Portulaca grandiflora)

Air + minyak+ bunga pukul


9 didiamkan di bawah sinar
matahari selama 60 menit

2 Hydrilla (Hidrylla
verticillata)

Air + minyak+ bunga pukul


9 didiamkan di bawah sinar
matahari selama 60 menit

3 Bunga asoka (S. asoca)

Air + minyak+ bunga pukul 9


didiamkan di bawah sinar
matahari selama 60 menit

26
4. Kontrol

Air dan minyak didiamkan di


bawah sinar matahari selama 60
menit.

4.1.7 Pengamatan Fotosintesis


Percobaan Sachs

N Gambar daun setelah direndam Keterangan


o dalam alkohol panas

1 Daun mangga (Mangifera indica) A. Helai daun (Lamina)


B. Tulang daun (Nervatio)
C. Pati (Amilum)
D. Tangkai daun (Petiolus)

27
2 Daun A. Helai daun (Lamina)
B. Tulang daun (Nervatio)
C. Pati (Amilum)
D. Tangkai daun (Petiolus)

3 Daun beringin (Ficus benjamina) A. Helai daun (Lamina)


B. Tulang daun (Nervatio)
C. Pati (Amilum)
D. Tangkai daun (Petiolus)

Percobaan Ingenhousz

N Warna plastic Jumlah gelembung oksigen


o
1 Putih/kontrol 2.100 gelembung/30 menit

2 Merah 2.133 gelembung/30 menit

3 Hijau 211 gelembung/30 menit

4 Ungu 10.631 gelembung/30 menit

Grafik perbandingan warna

28
4.1.8 Ekosistem
Tabel pengamatan pada daerah teduh

Waktu Thermometer Anemometer Hygrometer

5 menit 27 C 5,7 km/h 91,0 RH


10 menit 27 C 5,7 km/h 91,0 RH
15 menit 27 C 5,7 km/h 91,0 RH

Waktu Flora Fauna


 Kaktus (Opuntia)= 1  Keong (Pila ampullacea
 Putri malu (Mimosa linnaeus)=1 ekor
5 menit pudica)=5  Semut (Formicidae)=56 ekor
 Ulat bulu (Malacosoma
americanum)=1 ekor
 Lebah (Apis cerana)=1 ekor
 Kaktus (Opuntia)= 1  Keong (Pila ampullacea
 Putri malu (Mimosa linnaeus)=1 ekor
10 menit pudica)=5  Semut (Formicidae)=46 ekor

29
 Kaktus (Opuntia)= 1  Keong (Pila ampullacea
 Putri malu (Mimosa linnaeus)=1 ekor
15 menit pudica)=5  Semut (Formicidae)=43 ekor

Grafik pengamatan pada daerah teduh

Tabel pengamatan pada padang rumput

Waktu Thermometer Kelembapan


5 menit 32,9 C 61%
10 menit 32,3 C 59%
15 menit 33,2 C 60%

Waktu Flora Fauna


-Putri malu (Mimosa pudica)=5 -Laba-laba (Araneus
-Rumput (Poaceae)=15 diadematus)=2 ekor
5 menit -Rumput mutiara (Hedyotis -Semut (Formicidae)=10 ekor
corymbosa)=2 -Belalang kayu (Valanga
nigricornis)

30
-Putri malu (Mimosa pudica)=5 -Belalang kayu (Valanga
-Rumput (Poaceae)=15 nigricornis)=4 ekor
10 menit -Rumput mutiara (Hedyotis -Semut (Formicidae)=5 ekor
corymbosa)=2

-Putri malu (Mimosa pudica)=5 -


-Rumput (Poaceae)=15 -Belalang kayu (Valanga
-Rumput mutiara (Hedyotis nigricornis)=4 ekor
15 menit corymbosa)=2 -Semut (Formicidae)=5 ekor

Grafik pengamatan pada daerah padang rumput

Pengamatan pada padang tandus

Waktu Thermometer Anemometer Hygrometer


5 menit 33 C 5,7 km/h 91,0 RH
10 menit 33 C 5,7 km/h 91,0 RH
15 menit 33 C 5,7km/h 91,0 RH

Waktu Flora Fauna


-Putri malu (Mimosa pudica)=2 -Belalang kayu (Valanga
-Rumput (Poaceae)=48 nigricornis)=2 ekor
5 menit -Semut (Formicidae)=13 ekor

-Putri malu (Mimosa pudica)=2


-Rumput (Poaceae)=48
10 menit -Semut (Formicidae)=15 ekor

-Putri malu (Mimosa pudica)=2


-Rumput (Poaceae)=48
15 menit -Semut (Formicidae)=15 ekor

31
Grafik pengamatan pada daerah padang tandus

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains,
khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil.
Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring
kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tenteng sel menjadi maju berkat
penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama
tahun 1600-an (Campbell dkk, 2008)

Dalam pengamatan huruf d diperoleh bahwa :Pembentukan bayangan yang terjadi


merupakan kebalikan dari benda yang diamati, maksudnya adalah jika yang diamati sisi
sebelah kanan maka akan terlihat sebelah sebagai bagian kiri, begitu pula bagian atas
akan terlihat sebagai bagian bawah.sebagaimana bahwa bayangan yang dibentuk oleh
lensa objektif bersifat nyata, terbalik dan diperbesar, sedangkan bayangan yang
dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Maka bayangan akhir
yang dibentuk adalah maya,terbalik dan diperbesar. Hal tersebut, terbukti dengan
pembentukan bayangan huruf d menjadi huruf d terbalik.

Adapun pengamatan selanjutnya yaitu menggunakan preparat (kentang) : Pati atau


amilum merupakan karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh tumbuhan, dimana
didalamnya terkandung kelebihan glukosa (produk fotosintesis). Amilum adalah jenis
polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada
umbi, daun, batang,dan biji-bijian. Pada pengamatan kentang terlihat jelas bahwa
kentang memiliki pati atau amilum (karbohidrat), hal ini ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi biru keungu-unguan, karena apabila kentang ketika ditetesi
larutan yodium dan menghasilkan warna maka dalam kentang tersebut memiliki amilum
atau karbohidrat. Sebagaimana fungsi dari yodium adalah untuk mengetahui adanya
kandungan karbohidrat atau amilum dalam percobaan butir pati kentang.

4.2.2 Pengamatan Sel


Organisasi seluler adalah susunan bagian-bagian tubuh yang berupa kumpulan sel. Sel
berasal dari kata Latin cella yang berarti ruangan kecil. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke (1665) yang melakukan pengamatan
terhadap sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop. Dia melihat ada ruangan-
ruangan kecil. Rungan-rungan kecil itu diberinya nama sel. Saat ini telah diketahui
bahwa ruangan-ruangan kecil itu sebenarnya adalah sel-sel yang telah mati, yang
kosong tanpa isi. Meskipun demikian, istilah sel itu tetap digunakan hingga sekarang
(Syamsuri, 2004).

Berdasarkan hasil pengamatan diamati struktur sel empulur batang ubi kayu(Manihot
esculenta) sebagai bentuk pengamatan dari sel mati. Objek yangdiambil adalah bagian
yang berbentuk seperti gabus pada batang ubi kayu(Manihot esculenta). Pada hasil
pengamatan di bawah mikroskop, terlihat bagian-bagian dari struktur sel empulur
batang ubi kayu (Manihot esculenta) yang berupa sel tumpuk, ruang antar sel, dinding
sel dan sel mati. Ruang antarsel adalah ruang diantara sebuah sel empulur batang ubi
kayu (Manihot esculenta) dengan sel empulur yang lain. Dinding sel adalah bagian

32
terluar darisel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta). Sel empulur batang ubi
kayu (Manihot esculenta) adalah sel mati. Hal tersebut dapat dilihat dari sel yangtidak
memiliki inti sel. Hasil pengamatan ini terlihat dengan menggunakan perbesaran 40 X
dan 100 X di bawah mikroskop.

Struktur sel umbi lapis bawang merah (Allium cepa) sebagai bentuk pengamatan dari sel
hidup. Objek yang diamati adalah potongan kecil dan tipis dari bawang merah. Pada
hasil pengamatan sel yang belum diwarnai denganmetilen blue di bawah mikroskop,
terlihat bagian-bagian dari struktur selumbi lapis bawang merah (Allium cepa) yang
berupa inti sel, sitoplasma dandinding sel. Setelah beri warna dengan metilen blue,
struktur yang teramatiadalah inti sel, sitoplasma dan dinding sel sama seperti sebelum
diwarnai olehmetilen blue hanya saja, bagian-bagian sel terlihat lebih jelas
dibandingsebelumnya. Hasil pengamatan ini terlihat dengan menggunakan perbesaran
40X dan 100 X di bawah mikroskop.

Diamati struktur daun Hydrila Vertilicata sebagai perwakilan dari pengamatan struktur
sel tumbuhan. Objek yang diamati adalah potongan daun Hydrila Vertilicata. Pada hasil
pengamatan di bawah mikroskop, terlihat bagian-bagian dari struktur sel daun Hydrila
Vertilicata yang teramati adalah dindingsel dan urat daun. Dinding sel ini yang
menyebabkan bentuk dari sel tumbuhan tetap dan tidak berubah. Terlihat juga urat daun
yang berfungsi untuk mengalirkan hasil dari proses fotosintesis. Sel daun Hydrila
vertilicata merupakan sel hidup sebab memiliki inti sel.

selaput rongga mulut sebagai perwakilan dari sel hewan. Pada hasil pengamatan sel
selaput rongga mulut setelah diwarnai oleh metilen blue di bawah mikroskop, terlihat
bagian-bagian dari struktur sel selaput ronggamulut yang berupa inti sel, membran sel
dan jaringan epitel. Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa sel selaput rongga
mulut juga tersusun dari jaringan epitel pipih berlapis. Sel selaput rongga mulut
memiliki membran selnamun tidak memiliki dinding sel sehingga bentuknya tidak tetap.
Jaringanepitel pada sel selaput rongga mulut berfungsi untuk melindungi jaringan
yangada dibawahnya. Hasil pengamatan ini terlihat dengan menggunakan perbesaran 40
X di bawah mikroskop.

4.2.3 Pengamatan Tumbuhan


Tumbuhan adalah organisme yang sangat deka dengan kehidupan manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari, berbagai jenis tumbuhan ada dimana-mana. Tumbuhan pun
memegang banyak peranan penting dalam kehidupan manusia. Tumbuhan menydiakan
berbagai jenis makanan, menyediakan oksigen yang sangat kita butuhkan, dan juga
membuat bumi tampak indah dan sejuk (Suryati, 2008).

Secara anatomi, tumbuhan dikotil memiliki kambium dengan pembuluh angkut yang
teratur. Adapun tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium dan pembuluh angkutnya
tidak teratur. Pada akar tumbuhan dikotil xilem berada pada bagian dalam dan floem
berada pada bagian luar dari xilem. Tumbuhan monokotil pembuluh angkutnya yaitu
xilem dan floem saling bersilangan.

Dalam praktikum mengamati morfologi daun, di dapat bahwa pada daun tumbuhan
monokotil memiliki pertulangan daun yang sejajar sehingga bentu daun pada tumbuhan
ini melengkung atau memanjang sedangkan pada daun tumbuhan dikotil memiliki
pertulangan daun yang menjari atau menyirip sehingga bentuk daun pada tumbuhan ini

33
cenderung melebar. Adapun bagian-bagian daun pada tambuhan monokotil da
tumbuhan dikotil yaitu helaian daun (Lamina), tangkai daun (Petiolus), pelepah daun
( Folius), lidah daun (Ligula) dan tulang daun (Vena).

Dalam praktikum mengamati morfologi bunga, di dapat bahwa pada bunga tumbuhan
monokotil memiliki kelopak bunga dengan kelipatan dari 3. Sedangkan bunga pada
tumbuhan dikotil memiliki kelopak bungan dengan kelipatan 4 atau 5. Adapu bagian-
bagian bunga pada tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil yaitu putik (Gynoecium),
mahkota (Petal), benang sari (Androecium), bakal buah (Ovarium), kelopak (Calix) dan
tangkai (Petiolus). Berdasarkan bagian-bagiannya bunga dapat dibedakan menjadi dua
yaitu, bunga lengkap atau bunga sempurna (Flos completus), yang dapat terdiri atas,
lingkaran daun-daun kelopak, satu atau dua lingkaran benang-benang sari dan satu
lingkaran daun-daun buah. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam empat
lingkaran dikatakan bersifat Tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam lima
lingkaran dikatakan Pentrasiklik. Dan bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna
(Flos incompletus), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat
kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan, maka bunga itu disebut
telanjang (Nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya
dinamakan berkelamin tunggal (Unisexualis).

4.2.4 Pengamatan Hewan


Praktikum kali ini mengunakan katak sawah (Fejervarya cancrivora). Katak sawah
terdiri dari empat bagian yaitu caput, truncus, extremitas anterior dan extremitas
posterior. Caput berbentuk segi tiga dan memiliki beberapa organ yaitu cavum oris,
organon visus, membrane tymphani dan nares externa. Rima oris berukuran lebar dan
tidak berada diujung kepala, tetapi sedikit ke bawah. Rima oris membelah secara
horizontal hampir keseluruh bagian kepala. Nares externa berukuran kecil, membrane
tymphani berbentuk cincin berwarna coklat kehitam-hitaman (Pujaningsih, 2007).

Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga Rima oris (mulut), Esofagus
(kerongkongan), Ventriculus (Lambung), usus halus yang terdiri dari Duo denum,
Jejenum, dan Ileum, usus besar, Hepar (hati), Kantung empedu dan kloaka.

Saluran reproduksi pada katak betina berawal dari ovarium yang mengalir melalui
oviduk. Oviduk merupakan suatu saluran yang menjulur dari bagian anterior rongga
tubuh menuju bagian posterior tepatnya pada kloaka. Oviduk mempunyai sel kelenjar
yang menyekresikan lapisan lunak disekitar telur, dan pada bagian posteriornya melebar
untuk penampungan telur sementara tetapi selain itu oviduk tidak mengalami pencirian
khusus. Katak melakukan proses reproduksi di dalam air, sedangkan fertilisasi terjadi di
luar tubuh katak betina (eksternal). Katak betina yang sedang hamil namun tidak ada
katak jantan yang mengawininya maka telur akan disimpan di dalam tubuh katak.

4.2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel


Perkembangan genetika merupakan sejarah yang panjang dari perkembangan pemikiran
serta penemuan. Secara garis besar perkembangan genetika dapat dibagi menjadi tiga
masa, yaitu masa sebelum Mendel (genetika klasik), kemudian masa genetika Mendel
yang dimulai dengan ditemukannya konsep gen oleh Mendel, dan terakhir ialah periode
eksplorasi genetika yang dimulai dengan berkembangnya teknik molekuler (Jusuf,
2001)

34
Dari hasil pengamatan pada percobaan yang dilakukan, didapatkan keturunan pertama
(F1) adalah Mm. pada keturunan kedua (F2) didapatkan perbandingan genotip dari
MM : Mm : mm adalah 17 : 20 : 14. Fenotip dari percobaan yang didapatkan adalah
Merah : putih dengan nilai perbandingannya adalah 38 : 12.

Sedangkan pada persilangan monohibrid pada hukum mendel, untuk perbandingan


genotip MM : Mm : mm adalah 1 : 2 : 1 dan untuk perbandingan fenotipnya merah :
putih adalah 3 : 1. Dilihat dari angkanya, perbandingan genotip dan fenotip pada
percobaan dan pada hukum mendel berbeda. Namun, jika di lihat dari pola aangka
perbandingannya terdapat kesamaan. Pada percobaan yang dilakukan dapat dilihat
bahwa angka perbandingan dari genotip MM dan mm sama yaitu 10 dan angka
perbandingan tersebut lebih kecil daripada angka perbandingan genotip Mm yaitu 20.
Sama seperti pada hukum mendel, angka perbandingan pada genotip MM dan Mm sama
yaitu 1 dan angka tersebut lebih kecil daripada angka perbandingan genotip Mm yaitu 2.
Selain itu, pada percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa fenotip merah lebih banyak
dibandingankan dengan fenotip putih yaitu 38 : 12. Hal ini sama seperti pada hukum
mendel, fenotip merah lebih banyak dibandingkan dengan fenotip putih yaitu 3 : 1, hal
itu dikarenakan gen Merah bersifat Dominan.

Fenotip Merah (M) Dominan Sempurna Terhadap Fenotip Putih (M) Yang Resesif.
Persilangan Pada Kasus Ini Disebut Dominansi Penuh Karena Sifat Gen Yang Satu
Lebih Kuat Dibandingan Dengan Sifat Gen Yang Lainnya. Akibatnya, Sifat Gen Yag
Lebih Kuat Dapat Menutupi Sifat Gen Yang Lemah.

4.2.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Transpirasi adalah hilangnya air dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui
stomata, kutikula atau inti sel. Meskipun air merupakan penyusun utama tumbuh
tumbuhan namun sebagian air yang diserap akan dilepas kembali ke atmosfer dan hanya
sebagian kecil yang digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur turgol sel.
Hilangnya air dari tumbuh tumbuhan terjadi melalui proses transpirasi dan gutasi.
Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan tumbuhan, karena
kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan dapat kekurangan air. Bila
kandungan air melampaui batas minimum dapat menyebabkan kematian. Transpirasi
yang besar juga memaksa tumbuhan mengadakan penyerapan banyak, untuk itu
diperlukan energi yang tidak sedikit. (Soedirokoesoemo, 1993).

Intensitas cahaya mempengaruhi kecepatan transpirasi karena mekanisme membuka


menutupnya stomata, yaitu celah daun yang menjadi tempat keluarnya uap air pada
proses transpirasi dan terjadinya di pengaruhi oleh adanya cahaya. Berdasarkan teori
fotosintesis, sel penjaga pada stomata memiliki kloroplas yang mengandung klorofil.
Adanya klorofil dan cahaya mengindikasikan bahwa pada sel penjaga berlangsung
fotosintesis yang menghasilkan glukosa. Glukosa terdapat dalam bentuk larut pada
cairan sel penjaga. Pada saat intensitas cahaya rendah, celah stomata akan mengecil atau
menutup, sehingga kecepatan transpirasi rendah, atau bahkan tidak berlangsung. Selain
itu, suhu dan kelembaban lingkungan juga berpengaruh pada kecepatan trasnpirasi.
Semakin tinggi suhu lingkungan, semakin tinggi kecepatan transpirasi.

Berdasarkan grafik, pada 10 menit ke-2 hingga ke-6 tidak terjadi penguapan. Mengapa
hal ini bisa terjadi?, hal ini dikarenakan adanya faktor eksternal yang memperlambat
laju transpirasi. Faktor-faktor tersebut adalah temperatur dan cahaya matahari. Pada 10
menit ke-2 hingga ke -6, tempat pengamatan bercuaca mendung hingga. Hal ini

35
mengakibatkan temperatur tempat pengamatan bersuhu di bawah 30 ℃ dan cahaya
matahari menjadi sangat minim akibat tertutup awan. Terdapat kemungkinan pula
terjadi penguapan namun tidak dapat terukur secara teliti yang disebabkan oleh wadah
yang digunakan berdiameter yang sedikit besar dan alat ukur yang digunakan tidak
berketelitian tinggi. Kemungkinan lainnya adalah terdapat kesalahan pada wadah yang
digunakan atau bahan wadah itu sendiri. Dalam percobaan ini digunakan wadah kiko
yang berbahan plastik dan berdiameter sedikit besar. Walaupun data yang didapatkan
tidak terjadi penguapan air pada 10 menit ke-2 hingga ke-6, tidak menutup
kemungkinan transpirasi bisa saja terjadi pada 10 menit berikutnya. Lalu mengapa pada
menit pertama bisa terjadi penguapan dan mengapa hasil banyak penguapan pada
tumbuhan 1,2 berbeda dengan tumbuhan 3 ? hal ini disebabkan oleh adanya cahaya
matahari, temperatur dan angin yang dapat mempercepat laju transpirasi. Adanya
kesamaan jumlah air yang menguap pada tabung kontrol dengan tabung yang berisi
tumbuhan 1 dan 2 disebabkan oleh faktor-faktor internal seperti morfologi dari
tumbuhan itu sendiri. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi transpirasi sendiri
adalah ukuran daun, ketebalan daun, jumlah stomata dan lainnya. Perbedaan banyak
penguapan pada tumbuhan 1,2 dan tumbuhan 3 diakibatkan oleh faktor internal seperti
ukuran daun dan ketebalan daun yang berbeda. Selain itu dapat disebabkan juga oleh
adanya perbedaan dari morfologi tersebut.

4.2.7 Pengamatan Fotossintesis Tumbuhan


Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat yang akan mengalami perubahandari
bahan-bahan anorganik seperti CO2 dan H2O yang terdapat pada tumbuhan yang
mempunyai pigmen dan dibantu dengan adanya energi cahaya matahari (Juwida, 2011).

Pada percobaan Sachs, daun yang dimasukkan dalam air mendidih bertujuan untuk
mematikan sel, dimana daun dalam kondisi layu. Daun yang dimasukan dalam alkohol
mendidih mempunyai fungsi untuk melarutkan klorofil pada daun dan daun terlihat
kaku setelah dicelupkan dalam alkohol. Fungsi iodium sebagai indikator amilum apakah
daun mengalami fotosintesis atau tidak. Perbedaan daun yang ditutupi kertas aluminium
foil dengan daun yang tidak ditutupi kertas yaitu pada daun yang tidak ditutupi kertas
aluminium foil akan tampak biru kehitaman yang menandai bahwa pada daun tidak
terjadi fotosintesis. Hal ini disebabkan karena kertas aluminium foil mempunyai sifat
memantul cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak dapat berlangsung, berbeda
dengan daun yang tidak mendapatkan perlakuan, akan tampak bercak-bercak ungu
kehitam-hitaman yang adanya amilum. Dengan kata lain, secara umum fotosintesis
hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan
daun yang ditandai dengan adanya amilum pada daun.

Pada percobaan Ingenhouz tanaman Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah
ditentukan dimasukkan ke dalam corong dengan posisi terbalik yang ditutup dengan
tabung reaksi dan kemudian kedalam gelas piala yang berisi air sampai penuh, apabila
dilakukan perlakuan dengan memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan
menghasilkan gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan
dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan lama pengamatan
yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan mengeluarkan gelembung
udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit. Hal ini pengaruh dari intensitas cahaya
yang ada pada saat itu.

4.2.8 Ekosistem

36
Dalam kehidupan, setiap organisme selalu memerlukan sesuatu dari lingkungannya dan
lingkungan akan menerima sesuatu dari organisme. Jadi, organisme dan lingkungan
saling mengadakan hubungan timbal balik (interaksi) yang disebut Ekosistem.
Oekosistem diartikan sabagai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan lingkungannya disebut Ekologi. Istilah ekologi pertama kali
diperkenalkan oleh E. Haeckel pada tahum 1860 sehingga dia disebut sebagai Bapak
Ekologi. Ekosistem tersusun atas komponen-komponennya, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang
terdiri dari makhluk hidup, contohnya tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari semua
benda mati, contohnya air,tanah, cahaya, dan udara (Gunawan Susilowarno, 2007).

Unsur abiotik sangat berpengaruh bagi organisme atau komponen biotik yang berada di
dalam ekosistem tersebut, seperti halnya batu digunakan oleh semut untuk berlindung
dari musuhnya dengan kata lain sebagai alat untuk pertahanan diri dari pesaingnya
dalam melakukan kompetisi. Kelembapan mengindikasikan adanya uap air dalam suatu
ekosistem yang berguna mengurangi terjadinya penguapan yang berlebihan yang dapat
membuat tumbuhan kering, sehingga rumput tidak mengalami kekeringan. Kecepatan
angin juga berpengaruh pada penyebaran spora bagi tumbuhan spora. Unsur yang lain
seperti tanah tentu sangat berpengaruh bagi makhluk hidup yaitu sebagai tempat
berlindungnya semut, sebagai media tanaman agar dapat tumbuh dan menyediakan air
dan unsur hara didalamnya.

37
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
Adapun kesimpulan dari Praktikum ini yaitu :
Mikroskop merupakan alat utama yang digunakan di laboratorium mikrobiologi .
dengan bantuan mikroskop,kita dapat mengamati bakteri yang kita dapat mengamati
bakteri yang tidak dapat dilihat sehingga memudahkan kita untuk mengamati benda
yang renik. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita untuk
mengamati objek yang berukuran sangat kecil.

5.1.2 Pengamatan Sel


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Sel adalah
bagian tanama atau hewan yang paling kecil. Beberapa organisme misalnya amuba
dan bakteri hanya terdiri dari satu sel sedangkan yang lain misalnya pohon dan
manusia memiliki jutaan sel. Sel mampu mengambil zat-zat kimia dan
menggunakannya untuk menghasilkan bermacam-macam zat yang diperlukan untuk
proses kehidupan

5.1.3 Pengamatan Tumbuhan.


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Di antara
sekian banyak jenis tumbuhan yang ada di dunia, tumbuhan biji (Spermatophyta)
merupakan jenis tumbuhan yang memiliki tingkat perkembangan paling tinggi
sehingga jumlahnya sangat banyak dan mendominasi seluruh jenistumbuhan yang ada.

5.1.4 Pengamatan Hewan


Dapat disimpulkan bahwa Morfologi tubuh katak (Fejervarya cancrivora) dan mencit
(Mus musculus) dapat dipisahkan menjadi caput, truncus,extrimitas anterior, dan
extrimitas posterior. Bagian caput terdiri dari rima oris, organon visus, nares anterior,
dan membrane tympani. Bagian truncus terdiri dari dermal dan cloaca. Serta bagian
extremitas terdiri dari branchium, antebranchium, digiti, femur, crus dan pes.
Anatomi katak (Fejervarya cancrivora) secara umum terdiri dari : cor (jantung),
hepar (hati), ventriculus, intestinum tenue, intestinum crassum, vesica urinaria, spleen,
ren, vesica fellea, pulmo, testis dan ovarium. Sistem yang bekerja pada tubuh
Fejervarya sp. terdiri dari system penapasan menggunakan paru-paru (pulmo), sistem
sirkulasi menggunakan organ jantung (cor), sistem pencernaan terdiri atas organ
pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestivus), sistem
reproduksi menggunakan testis pada jantan dan ovarium pada betina.

5.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

38
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Mendel
adalah seorang yang jenius dan telah berhasil dalam percobaan- percobaanya pada
bidang Hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun beberapa postulatnya, seperti sifat
materai herediter yang berupan benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau
harmoni, sifat tersebut berpasangan dan sifat yangtertutup dapat mncul kembali, yang
artinya sifat yang resesif akan terlihatekspresinya dalam keadaan tertentu.Hasil
perhitungan perbandingan pada setiap persilangan sesuai dengan Hukum Mendel.
Perbandingan yang dihitung dari data kelas menunjukkan adanya penyimpangan yang
semu karena prinsip Hukum Mendel tetap berlaku, hal ini hanya disebabkan oleh gen-
gen yang membawa sifat memiliki ciri tertentu.

5.1.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Transpirasi
adalah hilangnya air dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui stomata,
kutikula atau inti sel. Meskipun air merupakan penyusun utama tumbuh tumbuhan
namun sebagian air yang diserap akan dilepas kembali ke atmosfer dan hanya
sebagian kecil yang digunakan untuk proses metabolisme dan mengatur turgol sel.
Hilangnya air dari tumbuh tumbuhan terjadi melalui proses transpirasi dan gutasi.
Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan tumbuhan, karena
kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan dapat kekurangan air.

5.1.7 Pengamatan Fotosintesis Tumbuhan


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energiyaitu glukosa
yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari. Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat
proses fotosintesis menjadi cepat begitu juga sebaliknya. Warna yang memiliki
panjang gelombang pendek sangat cepat mempengaruhi laju fotosintesis sehingga
menghasilkan banyak gelembung gas. Daun yang ditutup oleh kertas timah tidak
mengalami fotosintesis karena tidak adanya cahaya matahari yang masuk.Kalau tidak
mengalami fotosintesis berarti tidak ada karbohidrat sehingga perlu memakai iodium.
Iodium adalah indikator yang dapat menujukkan adanya amilum.

5.1.8 Ekosistem
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Ekosistem
adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem
sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan
komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan biotik kosistem
tersusun atas dua komponen penting yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.
Jenis tumbuhan dan hewan yang dominan dari pengamatan yang saya lakukan yaitu
tumbuhan putri malu (Mimosa pudica) yang terdapat di daerah padang tandus dan
padang rumput. Untuk fauna yang dominan ditemukan adalah hewan semut ) yang
dapat ditemukan di daerah teduh dan daerah tandus. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan ekosistem di suatu daerah tertentu yaitu ketinggian, tekanan
udara yang tinggi memiliki kelembaban yang tinggi, pergerakan angin, suhu yang
makin tinggi akan mempengaruhi kelembaban yang semakin rendah, dan cahaya
matahari

39
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat praktikkan berikan yaitu sebaiknya sebelum melakukan praktikum,
praktikan harus memahami terlebih apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum
agar tidak terjadi kesalahan ataupun hal-hal yang tidak diinginkan lainnya seperti kecelakaan
saat praktikum dan kepada praktikkan jika asisten menjelaskan laboratorium menjelaskan lebih
diperhatikan lagi agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data. Dan lakukan dengan
sebaik mungkin

\\

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D. (2008). Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UI Press

Bresnick. 2003. Intisari Biologi. Hipokrates: Jakarta.

Campbell, N. A. 2000. Biologi Edisi Kelima jilid II. Jakarta : Erlangga

Campbell, Neil A, dkk. 2008. Campbell. Jakarta: Erlangga

Damayanti, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: KANISIUS.

Ferdinand, F., (2009), Praktis Belajar Biologi, Visindo Media Persada, Jakarta.

40
Gunawan Susilowarno, 2007. Menjelajah Dunia Biologi untuk kelas XII SMA dan MA. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung

Hadisunarso. 2004. Morfologi Tumbuhan. IPB. Bogor.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta

Jusuf, M. (2001). Genatka I Struktur & Ekspresi Gen. Jakarta : cv.,edika

Juwida. 2011.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis.Sriwijaya : Universitas


Sriwijaya

Kimball, J.W. (2002). Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Kadaryanto, 2006, Biologi I mengungkap Rahasia Alam Kehidupan SMP kelas VIII, Bogor :
Ghalia Indonesia.

Pecell, 2012. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Prawiri, 1999. Biologi. Biological an Botanica Journal, Volume I

Pujaningsih, DA.2007. Biologi 2. Jakarta. Erlangga

Raffi Salahuddin, 2015. Menjelajah Dunia Biologi untuk kelas XII SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.

Ristasa. (2002). Panduan Penulisan Laporan Perbaikan Pembelajaran. Purwokerto: UPPBJ


Universitas Terbuka.

Sadina. (2013). Mengubah Mikroskop Cahaya Menjadi Mikroskop Digital Multimedia dengan
Menggunakan Software Im Magician . Lampung

Sasmitamihardja dan siregar, dalam song Ai, 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada

Sativani, 2010. Penuntun Biologi Dasar Jurusan Biologi Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Stuarte dkk., 2008. Seminar in cell biology. Jakarta: Erlangga.


.
Susilowarno. (2007). Biologi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Grasindo..

Syamsuri, 2004. Mus Musculus. IUCN: Red List of Thereatened Spies

Syamasuri dan Istamar. 2004. Biologi jilid 2A untuk SMA kelas XI. Jakarta:Erlangga

Suryati, Tati. 2008. Biologi 1 kelas X. Jakarta: Quadra

Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

41
Tjitrosoepomo, H. (2007). Botani Umum. Yogyakarta: UGM Press.

Tjitrosoepomo, 1998. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ville, dkk. 1999. Zoologi Umum. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Widyatmoko, 2008. Penuntun Praktikum Biologi Umum Universitas Djuanda. Bogor.

Widyatmoko, Arif. 2008. Laboratorium Biologi. PT Bengawan Ilmu: Jakarta. ISBN: 978-979-26
8939-6

Wahab. (2013). Transpirasi tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press

Zaifbio. 2010. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran. (online). Tersedia :


http://zaifbio.wordpress.com. ( 28 Desember 2010 )

Zaifbio. (2010). Hukum mendel II. Jakarta: Erlangga.

LAMPIRAN

42
43
BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Jeni patrisia.Tempat tanggal lahir yakni Toili, 01


Januari 2004. Merupakan anak pertama dari pasangan suami istri dari
ariyanto dan desmariati. Saat ini penulis bertempat tinggal di Jln. Untad
1 bumi roviga, Kecamatan Palu timur, Kota Palu Sulawesi Tengah.
Penulis memulai pendidikannya di SDN lamo, kemudian melanjutkan
pendidikannya di SMP negri 6 batui Setelah lulus jenjang SMP penulis
masuk di SMA NEGRI 1 BATUI. Lulus SMA tahun 2022, penulis
melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi di Universitas Tadulako
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia

44
LEMBAR ASISTENSI

Nama :

Nim :

Kelompok :

Asisten :

NO Hari/ Tanggal Koreksi Paraf

45
1 Senin, 31 otober 2022 Perbaiki lagi

46

Anda mungkin juga menyukai