Anda di halaman 1dari 37

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul “ Pengenalan


Mikroskop” disusun oleh :
Nama : Ainun Mardhiyah
NIM : 220108500009
Kelas : Biologi Sains B
Kelompok : IV (Empat)

telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, Maret 2023


Koordinator Asisten, Asisten,

Suhardi Aldi, S.Pd. Dwi Rahayu Dini, S.Pd

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Drs. Adnan, M.S.


NIP. 19650201 198803 1 003
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan mencakup aspek-
aspek kehidupan tumbuhan, hewan, manusia, mikroorganisme, dan hubungan antar
makhluk hidup. Dalam biologi juga diartikan sebagai salah satu ilmu yang
menyediakan berbagai pengalaman untuk memahami konsep dan proses sains.
Istilah biologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “bios” yang berarti “hidup”
dan “logos” yang berarti “ilmu”. Jadi dapat disimpulkan bahwa biologi merupakan
ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya. Dahulu hingga tahun
1970-an dipergunakan istilah ilmu biologi (berasal dari bahasa Arab, yang artinya
"Ilmu Kehidupan"). Sehingga secara awam "biologi" ialah ilmu yang mengkaji
tentang alam kehidupan (organisme atau mahluk hidup). Biologi membantu
manusia mengenal dirinya menjadi organisme, mengenal lingkungannya serta
hubungan antara organisme dengan lingkungannya.
Biologi membahas tentang makhluk hidup, alam, pengaruh alam terhadap
makhluk hidup dan lingkungan serta saat berbicara tentang biologi tentunya tidak
terlepas dari penelitian dan percobaan (eksperimen), Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), penelitian diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis serta penyajian data secara sistematis dan obyektif, untuk memecahkan
masalah atau menguji hipotesis, sedangkan percobaan atau yang sering juga disebut
eksperimen (dari bahasa latin yaitu, ex periri yang berarti menguji coba) adalah
suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau
menyalahkan hopotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.
Biologi sebagai ilmu murni memiliki manfaat bagi kehidupan yaitu antara
lain membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan makanan, bahan
pakaian, bahan peralatan dan perumahan energi, menemukan penyebab dan
pengobatan bermacam penyakit baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan,,
menyingkap rahasia proses kehidupan, pewarisan sifat, dan pengendali proses
kehidupan, dan juga mengkaji dan melestarikan lingkungan untuk kelestarian
kehidupan dimasa depan.
Penelitian dan percobaan yang dilakukan tentu memerlukan alat yang dapat
mempermudah proses penelitian dan percobaan yang dilakukan. Salah satu alat
bantu yang dapat berguna untuk mempermudah percobaan dan penelian adalah
Mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu utama yang diperlukan dalam
melakukan pengamatan dan penelitian karena dapat dipergunakan untuk
mempelajari struktur dan bentuk-bentuk benda yang sangat kecil. Mikroskop ada
2 macam yaitu, mikroskop elektron dan mikroskop optic.
Dalam perkembangannya mikroskop dapat mempelajari organisme hidup
yang bersifat mikroskopis, yaitu sesuatu yang memiliki ukuran yang sangat kecil
dan tidak dapat dilihat atau diamati dengan menggunakan mata telanjang, Sehingga
mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan
perkembangan sejarah mikrobiologi organisme yang sangat kecil yang disebut
sebagai mikroorganisme.
Para peneliti sekarang ataupun sebelumnya sangatlah diuntungkan dari
adanya mikroskop karena dapat membantu penelitian atau dan mempermudah para
peneliti untuk mengamati sesuatu. Mengingat pentingnya penggunaan mikroskop
dalam membantu melakukan pengamatan benda-benda yang sangat kecil yang
bersifat mikroskopis dan harga dari mikroskop itu sendiri yang tidaklah tergolong
murah, maka perlu diketahui pula bagaimana cara penggunaan mikroskop yang
benar dan bagaimana cara perawatan mikroskop agar dapat bertahan lama.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah diharapkan agar mahasiswa terampil
menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan
sederhana.
C. Manfaat Praktikum
Adapun, manfaat dari praktikum ini adalah:
1. Memberikan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam
menggunakan mikroskop dengan baik, benar dan aman untuk melihat
sediaan sederhana.
2. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang fungsi bagian-bagian
mikroskop.

\
BAB II
PENDAHULUAN

Salah satu alat yang dimanfaatkan dan digunakan untuk meriset objek yang
terbatas penglihatan atau tidak dapat dilihat oleh mata telanjang biasa disebut
dengan mikroskop. Mata mungkin tidak mampu melihat benda yang sangat kecil
akan tetapi dengan menggunakan mikroskop kita dapat melihat benda yang sangat
kecil dengan jelas. Pada abad ke-16 mikroskop untuk pertama kalinya digarap dan
diperkenalkan. Namun untuk melakukan penelitian secara intensif baru
dilaksanakan pada abad ke-17. (Setianingsih, 2017).
Salah satu alat bantu yang sering dipakai dalam pengamatan, terutama dalam
bidang biologi adalah Mikroskop. Terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh
panca indra manusia sehingga banyak masalah yang terjadi mengenai benda atau
organisme yang hanya dapat diamati dan diperiksa menggunakan alat bantu yang
disebut dengan mikroskop (Shofi, 2017).
Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan
yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Antony Van Leunwenhoek orang yang pertama kali menggunakan
mikroskop dalam bentuk sederhana dalam bidang mikrobiologi. Mikroskop
berangkat dari kata micro yang memiliki arti kecil dan scopium yang memiliki arti
penglihatan (Suparti, 2010).
Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik-teknik dalam penggunaan
mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi (atau resolusi saja) atau daya urai.
Perbesaran (magnification) adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran
yang sebenarnya. Resulusi adalah ukuran kejelasan citra; jarak minimum yang
dapat memisahkan dua titik sehingga masih dibedakan sebagai dua titik. Misalnya,
benda yang tampak oleh mata telanjang sebagai satu bintang di langit mungkin
diresolusi sebagai bintang kembar oleh teleskop (Campbell, 2008).
Tanpa bantuan mikroskop kita tidak dapat mengamati bagian-bagian sel atau
jaringan dengan jelas dan terperinci. Mikroskop dapat membuat objek pengamatan
yang kecil terlihat menjadi lebih besar. Dengan berbagai perbaikan yang telah
dilakukan pada tipe dasar mikroskop, salah satunya yaitu yang biasa disebut dengan
mikroskop binokuler yang memiliki 2 lensa mata. Mikroskop ini memberikan
bayangan yang lebih jelas daripada gambaran yang diberikan oleh mikroskop
monokuler atau mikroskop dengan 1 lensa mata, serta telah banyak dipakai secara
luas (Suparti, 2010).
Adapun bagian-bagian dari mikroskop secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, yaitu bagian optik, penerangan dan
mekanis. Pada bagian optik bersambung dengan lensa yang dapat meghasilkan
bayangan objek yang lebih besar sesuai interes. Pada bagian penerangan berkaitan
dengan pencahayaan agar dapat melihat benda dengan lebih jernih dan jelas.
Sementara itu, bagian mekanis berguna untuk menggerakkan dan mengatur fokus
ketika objek sedang diamati (Suparti, 2019).
Aturan pemakaian mikroskop yang baik dan benar yaitu, dengan meletakkan
objek yang akan diamati (preparat) tepat di bawah lensa objektif. Kemudian,
pegamatan pada preparat dilakukan dengan menggunakan lensa okuler. Untuk
memperoleh pengamatan yang jelas dan baik kita perlu menaik-turunkan lensa
objektif dengan cara memutar tombol pengatur hingga mendapatkan hasil yang
jelas. Faktanya, pengamatan objek dilakukan secara langsung lewat lensa okuler,
mata akan cepat lelah ketika melakukan pengamatan, maka dari itu daya akomodasi
yang besar sangat diperlukan. Pada mikroskop cahaya ketepatan pengaturan cahaya
yang masuk sangat mempengaruhi tingkat kestabilan suatu pengamatan.
(Syarifuddin & Dian, 2014).
Pembuatan preparat untuk pengamatan sel maupun jaringan pada praktikum
memprioritaskan penggunaan bahan pewarna. Bahan pewarna yang paling umum
digunakan adalah kimia sintetik. Bahan pewarnaan yang alami yang dihasilkan dari
atosianin atau pigmen yang larut dalam pelarut air dapat ditemukan pada bebagai
jenis tanaman. Penggunaan pewarna alami tentunya harus memperhatikan dampak
yang diberikan terhadap lingkungan, tidak karsinogenik dan dapat diurai secara
alami merupkan metode alternative mengatasi masalah ketersediaan dari pewarna
sintetik (Eldes & Mustika, 2020) .
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop binokuler (1 buah)
b. Kaca benda (2 buah)
c. Kaca penutup (2 buah)
d. Pipet tetes (1 buah)
e. Pinset (1 buah)
f. Tusuk gigi (3 buah)
g. Penggaris bening (1 buah)
h. Colokan listrik (1 buah)
1. Bahan
a. Aquades
b. Preparat awetan
c. Preparat basah
d. Metilen Blue
B. Prosedur Kerja
1. Menggunakan Mikroskop
a. Membawa mikroskop dengan memegang lengan mikroskop dengan satu
tangan dan tangan yang lain memegang bagian dasar mikroskop.
b. Meletakkan mikroskop pada permukaan datar dengan posisi lengan mengarah
pada praktikan.
c. Melihat melalui lensa okuler kemudian mengatur diagfragma sehingga
cahaya datang melalui lubang pada meja mikroskop.
d. Menempatkan kaca objek diatas meja mikroskop sehingga spesimen tepat
dibidang pandang. Memegang dengan kuat menggunakan klip penjepit pada
meja mikroskop.
e. Kemudian, fokuskan objek dengan menggunakan pemutar kasar dan lensa
objektif daya rendah. Setelah objek fokus pada daya rendah, kemudian
menggunakan lensa daya tinggi. Menggunakan pemutar halus untuk fokus
pada daya tinggi.
f. Menyimpan mikroskop dengan pelindung (penutup).
2. Menghitung Perbesaran
Perbesaran menunjukkan seberapa besar objek yang tampak ketika dilihat
melalui mikroskop dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Angka pada lensa
okuler dan lensa objektif dengan penanda X menunjukkan berapa kali lensa
mikroskop memperbesar bayangan objek.
• Untuk menghitung perbesaran total suatu objek yang tampak ketika dilihat
melalui mikroskop, kalikan angka penanda pada lensa okuler dengan angka
penanda lensa objektif.
• Contohnya, angka penanda pada lensa okuler 4x dan angka pada lensa
objektif 10x maka total perbesaran adalah 40x. Jika lensa objektif yang
digunakan bertanda 40x, maka total perbesaran adalah 160x.
3. Menghitung Area Bidang Pandang
a. Diameter bidang pandang perbesaran rendah
Gunakan perbesaran objektif rendah untuk menentukan memilih wilayah kaca
objek yang ingin diuji. Contohnya area dimana letak bulir polen.
1) Letakkan milimeter blok pada penggaris plastik bening pada bagian tengah
bukaan mikroskop.
2) Gunakan lensa objektif rendah untuk mencari garis pada mistar. Pusatkan
mistar pada bidang pandang.
3) Letakkan satu garis yang mewakili satu milimeter pada bagian paling
pinggir dari bidang pandang. Jarak antara dua garis pada mistar adalah 1
mm.
4) Perkirakan diameter bidang pandang dalam milimeter. Gunakan faktor
konversi untuk menghitung diameter dalam mikrometer.
b. Diameter bidang pandang perbesaran tinggi
1) Untuk menghitung diameter pada perbesaran yang tinggi, bagilah
perbesaran tinggi dengan perbesaran rendah
2) Bagi diameter perbesaran rendah dalam mikrometer dengan hasil
pembagian, maka hasilnya adalah diameter perbesaran tinggi dari
mikrometer
3) Untuk mengetahui diameter spesimen pada bidang pandang, pertama-tama
lakukan estimasi berapa banyak spesimen akan cukup pada kedua ujung
bidang pandang. Lalu bagilah diameter bidang pandang dengan estimasi
jumlah spesimen.
4. Membuat Preparat Basah
a. Ambil slide atau kaca preparat mikroskop bersih dan kaca penutup.
Tambahkan setetes atau dua tetes air ke pusat slide mikroskop.
b. Tempatkan spesimen dalam setetes air.
c. Ambil kaca penutup, jangan sentuh permukaan coverslip tersebut. Letakkan
sisi coverslip pada tepi
d. Perlahan turunkan coverslip diatas setetes air dan spesimen.
e. Pastikan bahwa objek tersebut benar-benar tertutup dengan air. Jika tidak,
ambil coverslip, tambahkan sedikit lebih banyak air, dan ganti coverslip
tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Gambar Pengamatan Keterangan


1. Lensa okuler
2. Pengatur jarak interpupillar
3. Tabung
4. Sekrup pengarah
5. Pegangan
6. Makrometer horizontal
7. Makrometer vertikal
8. Mikrometer horizontal
9. Dasar
10. Switch lampu
11. Pengatur kecerahan
12. Sumber cahaya
13. Diafragma
14. Kondensor
15. Meja sediaan
16. Penjepit preparat
17. Lensa objektif
18. Revolver

1. Jaringan epitel pipih


berlapis
2. Inti sel
B. Analisis Data
a. Menghitung perbesaran dan luas area bidang pandang
Diketahui :
Lensa Okuler : 10x
Lensa Objektif : 40x
Jumlah sel : 38
Jumlah garis : 1,5 mm = 1.500 µm
Ditanyakan :
a) Perbesaran
b) Luas area bidang pandang
Penyelesaian:
a) Perbesaran
Lensa okuler x Lensa Objektif = 10 x 40 = 400 kali
b) Luas area bidang pandang
10 𝑥 10
= 15 = 1.500 µm
1,5
1.500
= 39,473 µm
38

b. Menghitung pembesaran
1) Angka penanda lensa okuler adalah 10x M.ok = 10
2) Angka penanda lensa objektif adalah M.ob = 40
M = M.Ok x M. Ob
= 10 x 40
= 400
c. Menghitung arah bidang pandang
1) Arah bidang pandang langsung dengan pembesaran 10 x 40 = 400
Diameter bidang pandang 1,5 mm = 1.500 µm
2) Arah bidang padang objektif pembesaran
pembesaran tinggi 40
= = 4𝑥
pembesaran rendah 10
1.500
4
= 375 µm

Jumlah sel yang sejajar = 38


1.500
Diameter bidang pandang = 39,473 µm
38

C. Pembahasan
Mikroskop dewasa ini sudah sangat familiar dalam bidang ilmu biologi.
Mikroskop digunakan dalam mengamati benda kecil dengan prinsip kerja
menghasilkan bayangan dengan kelipatan ukuran jauh lebih besar dari ukuran
aslinya. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam menggunakan mikroskop dengan cepat dan aman untuk melihat
sediaan sederhana.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa fungsi bagian-
bagian pada mikroskop dalam praktikum yang telah dilakukan sama dengan
teorinya. Artinya, fungsi bagian-bagian mikroskop yang sebenarnya sama dengan
fungsi mikroskop pada saat digunakan dalam praktikum. Namun, terkadang
terdapat perbedaan dalam letak posisi atau model mikroskopnya karena
mikroskopnya yang berbeda-beda. Adapun fungsi dari bagian-bagian pada
mikroskop, yaitu:
a) Lensa okuler berfungsi menghasilkan dan membentuk bayangan maya,
tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.
b) Lensa Objektif berfungsi memperbesar gambar spesimen baik daya rendah
maupun daya tinggi.
c) Pemutar kasar berfungsi untuk menarik dan menurunkan tabung mikroskop
secara tepat dan cepat.
d) Pemutar halus berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tabung
mikroskop secara tepat dan lambat,
e) Revolver berfungsi mengatur perbesaran, pengecilan lensa objektif.
f) Diafragma berfungsi mengatur banyak atau sedikitnya cahaya yang
digunakan.
g) Kondensor yang memiliki fungsi utama yakni untuk mengumpulkan cahaya
yang dipantulkan oleh cermin kemudian memusatkannya pada objek.
h) Meja mikroskop berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan
diteliti atau diamati.
i) Penjepit untuk memegang slide preparat pada meja mikroskop
j) Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan saat membawa mikroskop
Preparat merupakan objek yang diteliti dan diamatai melauli mikroskop,
preparat terdiri atas dua yakni preparat kering (preparat awetan) dan preparat basah
adalah preparat yang menggunakan air sebagai media bantu. Cara membuat
preparat basah pertama mengiris tipis bahan yang akan dijadikan preparat, lalu
meletakkan irisan tersebut pada kaca yang telah ditetesi air, lalu tutup dengan
penutup preparat yang telah disterilkan dengan hati-hati.
Setelah mengetahui dan memahami cara penggunaan mikroskop, dalam
praktikum ini melakukan penyiapan kaca preparat untuk membuat preparat basah
dengan specimen jaringan epitel pada rongga mulut. Kaca preparat memiliki fungsi
meletakkan objek yang akan diamati. Sedangkan kaca penutup memiliki fungsi
yakni sebagai pelindung objek agar tidak jatuh atau lepas dari kaca preparat.
Pemasangan kaca penutup terhadap kaca preparat dilakukan dengan meletakkan sisi
cover slide pada kaca preparat yang berisi spesimen. Kemudian lepaskan coer slide
hingga menutupi objek yang telah ditetesi air. Air ini berguna sebagai perekat
antara kaca preparat dan cover slide agar tidak goyang.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa mikroskop merupakan
alat yang dapat membantu untuk mengamati objek yang sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan kasat mata. Dengan percobaan ini mahasiswa dapat
mengetahui bagian-bagian dari mikroskop beserta fungsinya seperti lensa okuler,
lensa objektif, diafragma, kondensor, revolver, cermin, kaki mikroskop,
pegangnan, makrometer, mikrometer, dan dapat mengetahui cara menggunakan
mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana, serta
cara menghitung perbesaran, dan cara membuat preparat basah.

B. Saran
1. Untuk praktikan: sebaiknya memperlakukan mikroskop secara hati-hati karena
terdapat komponenkomponen mikroskop yang mudah pecah sehingga
memerlukan perlakuan khusus. Serta kerjasama antar sesama anggota
kelompok sehingga hasil pengamatan yang optimal akan didapatkan. Tidak
melanggar peraturan yang telah di tetapkan.
2. Untuk asisten: agar kiranya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam
setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan selama
praktikum berlangsung.
3. Untuk Laboratorium: memaksimalkan kesedian alat dan bahan agar tidak
mengganggu proses praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta:Erlangga

Dafrita Ivan Eldes, & Sari Mustika. 2020. Senduduk dan Ibu Jalar Ungu Sebagai
Pewarn Preparat Squash Akar Bawang Merah. JPBIO (Jurnal Pendidikan
Biologi). Vol. 5 No. 1

Setianingsih Tutik. 2017. Mikroskop Elektron Transmisi Teori dan Aplikasinya


Untuk Karakteristik Material. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Shofi, M, Humairoh, Durroh. 2017. Jurnal Pengenalan Dan Pelatihan Penggunaan


Mikroskop Pada Siswa Kelas IV SD Islamic International School Sabilil
Muttaqien Kediri 1(1) Volume:241-247

Suparti. 2010. Mikroskop. edited by Sulistiono. Semarang. PT. SINDUR PRESS.

Suparti. 2019. Mikroskop. Semarang: Alprin Finishing and Binderyshop

Syarifuddin, Setyoningsih Endang Dian. 2014. Perancangan Sistem Pencahayaan


dan Kamera pada Mikroskop Manual. Vol. x

Whitehead Kathryn A., Smith Lindsay A., dan Verran Joanna. 2010. The Detection
and Influence of Food Soils of Microorganisms of Stainless Steel Using
Scanning Electron Microscopy and Epifluorescence Mincoscopy.
Internasional Journal of Food Microbiology. Vol 141
LAPORAN SEMENTARA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai