Anda di halaman 1dari 44

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap Praktikum Struktur Hewan dengan judul “Pengenalan


Mikroskop ” disusun, oleh:
nama : Uswatun Hasanah
NIM : 220107500009
kelas : Pendidikan Biologi A
kelompok : III (tiga)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten,
maka laporan ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, Maret 2023


Koordinator Asisten Asisten

Suhardi Aldi, S.Pd., M.Pd. Armin Arif, S.Pd.

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Asham Bin Jamaluddin, S.Pd., M.Pd.


NIP: 19910119 202203 1 003
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia terlahir dengan panca indera yang sama dengan makhluk hidup
lainnya, salah satu dari panca indera tersebut adalah mata. Mata merupakan salah
satu organ yang berperan dalam sistem penglihatan. Mata mendeteksi cahaya,
mengirim sinyal ke retina dan menciptakan kesan visual yang dikirim ke otak.
Tetapi mata akan mengalami kesulitan untuk melihat benda-benda yang berukura
relatif kecil. mata tidak dapat fokus pada objek yang jaraknya kurang dari 25 cm,
karena jarak tersebut merupakan jarak maksimum mata untuk memperbesar secara
efektif.
Sebaliknya, ada banyak hal yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, seperti sel. Sel yang merupakan unit fungsional dan struktural terkecil
dari makhluk hidup tidak dapat dilihat dengan mata telanjang karena ukuran sel
itu sendiri yang terlalu kecil untuk dilihat. Itu sebabnya kita membutuhkan alat
yang dapat membantu kita untuk melihat objek yang sangat kecil seperti sel.
Mula-mula para ilmuwan menggunakan kaca pembesar untuk melihat
benda-benda kecil, yang menggunakan lensa cembung dengan fokus mendekati
target. Namun, kaca pembesar ini memiliki kelemahan yaitu jarak dari objek
harus lebih kecil dari jarak fokus ke kaca pembesar.
Dengan perkembangan zaman dan peradaban yang semakin kompleks,
para ilmuwan berhasil menciptakan mikroskop. Mikroskop ini dapat membantu
kita dalam megamati benda-benda kecil yang tidak dapat dijangkau mata normal.
Mikroskop dapat bekerja lebih tepat dibandingkan dengan kaca pembesar, karena
mikroskop memiliki dua lensa cembung dan perbesaran yang berbeda.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui cara-cara menggunakan mikroskop
denga baik dan benar untuk mengamati benda-benda mikro seperti sel. Pada
praktikum kali ini kita akan menggunakan mikroskop binokuler.
B. Tujuan
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mahasiswa mengenal bagian-bagian mikroskop binokuler serta memahami
fungsi setiap bagian.
2. Mahasiswa terampil dalam menggunakan mikroskop binokuler secara aman.
3. Mahasiswa menghitung perbesaran pada objek yang tampak ketika dilihat
melalui mikroskop binokuler.
4. Mahasiswa menghitung area bidang pandang pada mikroskop.
5. Mahasiswa terampil dalam membuat preparat basah.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dari mikroskop binokuler serta
memahami fungsi setiap bagian.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan mikroskop binokuler secara
aman.
3. Mahasiswa dapat menghitung perbesaran pada objek yang tampak ketika
dilihat melalui mikroskop binokuler.
4. Mahasiswa dapat menghitung area bidang pandang pada mikroskop.
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara dalam membuat preparat basah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Alat yang dapat digunakan untuk memperbesar bayangan benda yang


terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang disebut mikroskop. Mikroskop
pertama kali dibuat pada abad ke-16 dan telah banyak digunakan dalam penelitian
ilmiah sejak abad ke-17. Mikroskop berasal dari kata micro artinya kecil dan
scopium yang artinya melihat. Ada dua jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya
dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya juga disebut dengan mikroskop optik,
adalah mikroskop yang menggunakan sumber cahaya atau foton untuk
memvisualisasikan gambar. Sumber foton ini dapat berupa sinar matahari (pada
mikroskop cahaya konvensional) atau lampu/listrik (pada mikroskop cahaya
modern) (Setianingsih T., 2017:2).
Sejarah mikroskop elektron (EM) dan penelitian virus telah terjalin erat
sejak penemuan mikroskop elektron hampir seabad yang lalu. Dengan resolusi
~100 lebih tinggi dari mikroskop cahaya, EM memungkinkan visualisasi partikel
virus yang sebelumnya tidak terlihat, mengungkapkan struktur elegan meraka, dan
saat ini terus menyediakan informasi virologi struktural penting. EM juga
merupakan alat penting untuk menjelaskan bagaimana virus bereplikasi di medan
pertempuran mikroskopis sel yang terinfeksi untuk menghasilkan partikel virus
baru yangmenyebabkan infeksi dan penyakit (Wolff G., & Barcena M., 2021).
Mikroskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda
kecil agar tampak jelas dan besar. Mikroskop ini terdiri atas dua buah lensa
cembung. Lensa yang dekat dengan benda yang diamati (objek) disebut lensa
objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler. Mikroskop
mempunyai banyak jenis dan model yang berbeda, dari mulai yang sederhana
sampai yang kompleks. Mulai dari pembesaran seratus kali lipat sampai satu juta
kali lipat (S. Bambang dkk., 2018).
Pada tahun 1967, Leeuwenhok melihat mikroorganisme dengan
mikroskop sederhana. Mikroorganisme yang terlihat pada tetes air danau
diidentifikasi dengan menggunakan lensa kaca. Objek tersebut disebut
"Animalcules” atau “binatang” yang terlihat dalam berbagai bentuk, ukuran, dan
warna yang berbeda-beda. Leeuwehoek mengamati organisme yang dikorek dari
sela-sela giginya. Pengamatan mereka kemudian digambarkan sebagai sketsa sel
bakteri yang bentuknya seperti bola, batang, dan spiral sama seperti bentuk bakteri
yang dikenal pada saat ini. Jenis mikroskop yang paling umum dan pertama yang
dibuat adalah mikroskop optik. Mikroskop ini adalah alat optik yang terdiri dari
satu lensa atau lebih yang menghasilkan bayangan perbesaran suatu benda yang
ditempatkan pada bidang fokus lensa objektif (R.P. Sulistyani, 2020:5-6).
Dua hal penting yang terdapat pada sebuah mikroskop, yaitu daya
pembesaran dan penguraiannya atau resolusi. Pembesaran menggambarkan berapa
kali lebih besar objek yang terlihat dibandingkan dengan ukuran objek yang
sebenarnya. Daya urai adalah ukuran dari kejelasan citra: yaitu jarak minimum
dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat untuk dibedakan sebagai dua titik
yang terpisah (Campbell A. Neil dkk, 2002).
Lensa objektif pada mikroskop biasanya memiliki kekuatan pembesar
yang berkisar dari 1:1 sampai 100:1 (100x), dengan kekuatan yang paling umum
adalah 4x (atau 5x), 10x, 20x, 40x (atau 50x), dan 100x. Eyepieces yang paling
banyak digunakan yang memiliki nilai 10x-15x. Total pembesaran visual
mikroskop ini dapat dihitung dengan cara mengalikan nilai pembesaran dari lensa
objektif dan juga lensa okuler. Misalnya, dengan mengkombinasikan lensa
objektif 4x dengan lensa okuler 10x akan menghasilkan pembesaran visual total
40x (I. Reny, Agustinus, & Aziz A., 2019).
Sel adalah unit terkecil yang membentuk dasar kehidupan dalam istilah
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan terjadi di dalam sel. Oleh karena itu,
sel dapat berfungsi secara mandiri selama semua kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti bakteri,
Archaea, dan berbagai jamur dan Protozoa atau banyak sel (multiseluler). Dalam
organisme multisel terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar hierarki kehidupan. Struktur dan fungsi sel sangat mirip disemua
organisme, tetapi jalur evolusi masing-masing kelompok organisme juga spesifik.
Sel prokariotik ini diadaptasi untuk kehidupan uniseluler sedangkan sel
eukariotik beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang
sangat rapi (Gade M., 2014).
Rongga mulut dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari jaringan epitel
dan lamina propria serta jaringan ikat di submukosa. Pada lapisan submukosa
terdapat berbagai jenis leukosit yang dapat bermigrasi ke mukosa dan ditemukan
dalam saliva/air liur. Epitel rongga mulut terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk sebagai pelindung. Epitel terdiri atas sel basal, parabasal,
intermediet dan superfisial. Sel epitel ini secara berkala mengalami proliferasi,
maturasi, dan eksfoliasi (R. Athika dkk, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:
1. Alat
a. Mikroskop cahaya binokuler (1 buah)
b. Kaca preparat (1 buah)
c. Kaca penutup (1 buah)
d. Penggaris/mistar (1 buah)
e. Tusuk gigi (secukupnya)
f. Penjepit tabung (1 buah)
g. Bunsen (spritus) (1 buah)
h. Gelas beaker 250 ml (1 buah)
2. Bahan
a. Preparat awetan ovarium ikan (secukupnya)
b. Akuades (secukupnya)
c. Preparat sel Epitel rongga mulut (secukupnya)
d. Metilen biru (secukupnya)
e. Tissue (secukupnya)
B. Prosedur Kerja
1. Pengenalan Mikroskop
a. Diambil 1 buah mikroskop binokuler yang telah disediakan oleh laboran atau
asisten. Kemudian lengan mikroskop dipegang dengan satu tangan dan
bagian dasar mikroskop dipegang menggunakan tangan yang lain.
b. Mikroskop ditempatkan pada permukaan yang datar. Lengan mikroskop harus
diposisikan ke arah Anda (sebagai pengamat).
c. Penjelasan tentang bagian-bagian mikroskop binokuler beserta fungsinya
disimak
dengan baik.
d. Kemudian mikroskop binokuler digambar sesuai dengan yang telah diamati
dengan diberi garis penunjuk dan nomor setiap komponen pada gambar
mikroskop.
2. Menghitung Perbesaran
a. Untuk menghitung perbesaran total suatu objek dibawah mikroskop,
dikalikan angka penanda pada lensa okuler dengan penanda lensa objektif.
3. Menghitung Area Bidang Pandang
a. Diameter bidang pandang perbesaran rendah.
1. Diletakkan milimeter blok pada penggaris plastik bening pada bagian
tengah bukaan mikroskop.
2. Digunakan lensa objektif rendah untuk mencari garis pada mistar.
Kemudian mistar dipusatkan pada bidang pandang.
3. Diletakkan satu garis yang mewakili satu milimeter pada bagian pinggir
dari bidang pandang. Jarak antara kedua garis pada mistar adalah 1 mm.
4. Diperkirakan diameter bidang pandang dalam milimeter. digunakan faktor
konversi untuk menghitung diameter dalam mikrometer.
b. Diameter bidang pandang perbesaran tinggi.
1. Untuk menghitung diameter pada perbesaran yang tinggi, yaitu perbesaran
tinggi dibagi dengan perbesaran rendah.
2. Lalu, diameter perbesaran rendah dalam mikrometer dibagi dengan hasil
pembagian diatas. Kemudian hasilnya adalah diameter perbesaran tinggi
dari mikrometer.
c. Menghitung diameter spesimen pada bidang pandang.
1. dilakukan estimasi berapa banyak spesimen yang telah diamati pada kedua
ujung bidang pandang di mikroskop.
2. Diameter bidang pandang dibagi dengan estimasi jumlah spesimen.
4. Membuat Preparat Basah
a. Diambil spesimen pada bagian rongga mulut, dengan menggunakan tusuk
gigi.
b. Diletakkan spesimen tersebut pada preparat.
c. Kemudian, ditambahkan satu tetes mitiline bule.
d. Dipanaskan preparat yang terdapat spesimen dengan menggunakan bunsen
(pembakar spiritus).
e. Kemudia preparat dibilas dengan menggunakan aquades.
f. Ditutup dengan cover slide atau kaca penutup.
g. Lalu, diamati dengan menggunakan mikroskop binokuler.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Dari praktikum yang telah kami lakukan, didapatkan hasil pengamatan
sebagai berikut:
1. Hasil Pengamatan Pengenalan Mikroskop
Tabel 4.1 Gambar hasil pengamatan mikroskop

Gambar pengamatan Gambar pembanding keterangan

1. Lensa okuler
2. Lengan
mikroskop
3. Makrometer
vertikal
4. Mikrometer
vertikal
5. Makrometer
horizontal
6. Mikrometer
horizontal
7. Pengatur
kecerahan
8. Switch lampu
9. Kaki
mikroskop
10. Sumber
cahaya
11. Diafragma
12. Penjepit
13. Meja
preparat
14. Lensa
objektif
15. Revolver

2. Hasil pengamatan menghitung perbesaran


Diketahui:
Pembesaran lensa okuler = 10 x
Pembesaran lensa objektif = 10 x
Ditanya: pembesaran mikroskop?
Penyelesaian:
Pembesaran mikroskop = lensa okuler x lensa objektif

= 10 kali x 10 kali
= 100 kali
Jadi, pembesaran mikroskop adalah 100 kali.
3. Hasil pengukuran menghitung area bidang pandang
a. Menghitung perbesaran diameter rendah
Diketahui:
Jarak antar dua garis pada pada mistar = 2 mm
Ditanya: Perbesaran diameter rendah?
Penyelesaian:
Mengkonversi mm ke dalam mikrometer = 2 mm = 2000 μm
Jadi, perbesaran diameter rendahnya adalah 2000 μm.
b. Menghitung diameter bidang pandang perbesaran tinggi.
Diketahui:
Perbesaran rendah = 10 kali x 10 kali = 100 kali
Perbesaran tinggi = 10 kali x 40 kali = 400 kali
perbesaran tinggi 400 kali
= = 4 kali
perbesaran rendah 100 kali
Ditanya: Diameter perbesaran tinggi?
Penyelesaian:
2000 μm
Diameter perbesaran tinggi = = 500 μm
4
Jadi, diameter bidang pandang perbesaran tinggi adalah 500 μm
c. Menghitung diameter spesimen pada bidang pandang
Diketahui:
Skala = 2000μm
Sel sejajajr= 6
Ditanya: diameter spesimen pada bidang pandang?
Penyelesaian:
2000 μm
Diameter spesimen pada bidang pandang = = 333,33 μm
6
Jadi, diameter spesimen pada bidang pandang adalah 333,33 μm.
4. Hasil pengamatan preparat basah sel epitel rongga mulut
Tabel 4.2 Gambar hasil pengamatan preparat basah sel epitel rongga mulut

Gambar Gambar Gambar Keterangan


observasi pengamatan pembanding
1. Membran sel
2. Inti sel
3. Sitoplasma

B. Pembahasan
1. Pengamatan Mikroskop
Praktikum ini, kita melakukan percobaan dengan menggunakan
mikroskop. Mikroskop merupakan alat yang paling penting untuk pengamatan dan
penelitian karena dapat mempelajari struktur dan bentuk benda yang sangat kecil.
Ada dua jenis mikroskop, yaitu mikroskop elektron dan mikroskop optik.
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu micros yang artinya kecil dan
Scopien yang artinya melihat. Jadi, mikroskop adalah alat untuk melihat benda
yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Sehingga mikroskop
memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan
perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme kecil ini disebut mikroorganisme
atau mikroba ataupun jasad renik, yang hanya dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop. Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah
Van Leeuwenhoek (1632-1723) tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan
kualitas yang lebih baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia bisa
mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang, air
jambangan dan air laut dengan bahan pengorekan gigi. Ia menyebut benda-benda
tersebut dengan “animalcule” (R.P. Sulistyani, 2020).
Berdasarkan jumlah lensa yang digunakan, mikroskop dibagi menjadi dua,
yaitu mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler. Mikroskop binokuler
adalah mikroskop dengan satu buah lensa pembesar (lensa okuler), sehingga kita
cukup hanya dengan menggunakan satu mata dalam mengamati setiap objek.
Sedangkan mikroskop binokuler adalah mikroskop yang menggunakan dua buah
lensa pembesar (lensa okuler dan lensa objektif). Fungsi lensa pertama diperkuat
oleh lensa kedua, sehingga mampu mempertajam penampakan objek yang
diamati. Sumber cahaya yang dapat digunakan pada mikroskop ini berasal dari
lampu (Wijaya Desi, 2017).
Mikroskop memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi dan kegunaan yang
berbeda-beda. Berikut adalah fungsi dari setiap bagian mikroskop binokuler, yang
telah kami amati di laboratorium:
a. Lensa okuler, berfungsi memperbesar tampilan gambar.
b. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai tempat memegang pada saat membawa
mikroskop.
c. Makrometer vertikal, berfungsi menaikkan atau menurunkan tabung
mikroskop dengan cepat.
d. Mikrometer vertikal, berfungsi menaikkan atau menurunkan tabung
mikroskop dengan lambat.
e. Makrometer horizontal, berfungsi menggerakkan penjepit ke arah depan dan
belakang.
f. Mikrometer horizontal, berfungsi menggerakkan penjepit ke arah samping dan
kiri.
g. Pengatur kecerahan, berfungsi mengatur kecerahan cahaya yang dihasilkan
untuk
mengamati objek.
h. Switch lampu, berfungsi menghidupkan dan mematikan mikroskop yang
digunakan.
i. Kaki mikroskop, berfungsi menyangga atau menopang mikroskop.
j. Sumber cahaya berfungsi menyediakan cahaya untuk melihat spesimen atau
objek yang akan diamati.
k. Diafragma, berfungsi mengontrol jumlah cahaya yang melewati spesimen atau
objek yang diamati.
l. Penjepit, berfungsi memegang slide preparat pada meja mikroskop.
m. Meja preparat, berfungsi sebagai tempat objek yang akan diamati (spesimen).
n. Lensa objektif, berfungsi memperbesar gambar objek/spesimen baik daya
rendah maupun daya tinggi.
o. Revolver, berfungsi sebagai perbesaran dari lensa objektif yang akan
digunakan.
2. Menghitung perbesaran
Total pembesaran visual mikroskop dapat dihitung dengan mengalikan
nilai pembesaran dari lensa objektif dan lensa okuler. Dimana dalam praktikum
ini kami menggunakan pembesaran dari lensa okuler 10x dan perbesaran lensa
objektif 10x. Jadi, perbesaran mikroskop yang dihasilkan yaitu 100 x.
3. Menghitung area bidang pandang
Area yang dapat dilihat dibagian bawah mikroskop disebut bidang
pandang. Untuk mengetahuinya, kita dapat menggunakan unit dari mikrometer.
a. Diameter bidang pandang perbesaran rendah
Untuk dapat mengetahui diameter bidang pandang perbesaran rendah kita
dapat menggunakan perbesaran objektif rendah, hal ini sesuai dengan petunjuk
yang dijelaskan dalam buku penuntun praktikum struktur hewan. Dimana dalam
praktikum ini, kami menggunakan jarak antar 2 garis pada mistar dengan
perkiraan diameter yang kami dapatkan yaitu 2 mm. Mengkonversinya ke dalam
mikrometer. Sehingga hasil diameter bidang pandang perbesaran rendah yang di
dapat dalam praktikum ini, yaitu 2000 μm..
b. Diameter bidang pandang perbesaran tinggi
Untuk dapat mengetahui diameter bidang pandang perbesaran tinggi kita
dapat menggunakan lensa objektif perbesaran tinggi, hal ini sesuai dengan
petunjuk yang dijelaskan dalam buku penuntun praktikum struktur hewan.
Dimana dalam praktikum ini kami menggunakan perbesaran rendah 100 kali
dengan perbesaran tinggi 400 x (400/100=4 kali). Sehingga diameter bidang
pandang perbesaran tinggi yang kami dapatkan, yaitu 2000 μm dibagi 4 adalah
500 μm.
c. Diameter spesimen pada bidang pandang
Untuk mengetahui diameter spesimen pada bidang pandang, hal yang
dilakukan yaitu melakukan estimasi berapa banyak spesimen akan cukup pada
kedua ujung bidang pandang. Dimana dalam praktikum ini, skala yang kami
gunakan yaitu skala 2000 μm dengan jumlah sel sejajar yaitu 6. Maka, hasil
diameter spesimen yang kami dapatkan dalam praktikum ini yaitu, jumlah skala
dibagi jumlah sel sejajar (2000 μm/6) yaitu 333,33 μm.
4. Membuat preparat basah
Pada praktikum percobaan membuat preparat basah dilakukan dengan
menggunakan spesimen pada rongga mulut. Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah kami lakukan, dengan menggunakan mikroskop, spesimen pada rongga
mulut merupakan bagian dari jaringan ephitelium pipih dengan bentuk bulat.
Dalam pengamatan preparat spesimen rongga mulut dengan menggunakan
pewarnaan methylen blue. Dimana fungsi dari methylen ini untuk memberikan
warna pada organel sel, sehingga organel dapat terlihat dengan jelas pada
mikroskop dan dapat diamati dengan baik pada saat kami menggunakan
perbesaran 10 x 10. Dimana bagian-bagian pada sel ephitelium rongga mulut
yang dapat kami identifikasi yaitu, membran sel, inti sel, dan sitoplasma.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar
tampak jelas dan besar. Ada dua jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Mikroskop cahaya juga disebut dengan mikroskop optik,
adalah mikroskop yang menggunakan sumber cahaya atau foton untuk
memvisualisasikan gambar.
2. Mikroskop memiliki bagian-bagian dengan fungsi dan kegunaan yang
berbeda-beda. struktur penyusun mikroskop binokuler antara lain, yaitu; lensa
okuler, lengan mikroskop, makrometer vertikal, mikrometer vertikal,
makrometer horizontal, mikrometer horizontal, pengatur kecerahan, switch
lampu, kaki mikroskop, sumber cahaya, diafragma, penjepit, meja preparat,
lensa objektif, dan revolver.
3. Total pembesaran visual mikroskop dapat dihitung dengan mengalikan nilai
pembesaran dari lensa objektif dan lensa okuler.
4. Preparat spesimen pada rongga mulut merupakan prroses pembuatan preparat
basah dengan menggunakan methylene blue. Pemberian methylene blue ini
berfungsi untuk memberikan warna pada organel sel, sehingga organel dapat
di lihat dengan menggunakan mikroskop.
5. Bagian-bagian yang terdapat pada spesimen sel ephitelium rongga mulut yang
teridentifikasi yaitu, membran sel, inti sel, dan sitoplasma.
B. Saran
1. Untuk laboratorium
Sebaiknya alat-alat yang disediakan laboratorium lebih diperhatikan lagi,
sehingga praktikan dapat menggunakannya dengan baik.
2. Untuk asisten
Sebaiknya menjelaskan lebih rinci terkait dengan penggunaan alat-alat
didalam laboratorium.
3. Untuk praktikan
Kami berharap kepada praktikan selanjutnya, agar dapat menguasai
materi dan konsep praktikum sebelum memasuki ruangan laboratorium,
memeriksa keadaan mikroskop sebelum digunakan untuk dapat memudahkan
jalannya praktikum, dan teliti pada saat menggunakan mikroskop serta dalam
mengamati preparat.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell A. Neil, Reece B. J., & Mitchel G. L., (2002). Biologi Campbell
Reece-Mitchell. Jakarta: Erlangga.
Gade, M., 2014. Struktur, Fungsi Organel Dan Komunikasi Antar Sel. Jurnal
AlUlum Seri Saintek. 2(1): 2

Itshom Reni, Agustinus, & Aminuddin A., (2019). Buku Ajar Praktikum
Modul Biologi Kedokteran. Surabaya: UM Surabaya Publishing.

Rahmawati A., Tofhizar, Yenita, & Nurhajjah S., 2018. Gambaran Sitologi
Eksfoliati Pada Apusan Mukosa Mulut Murid SD Negeri 13 Sungai Buluh
Batang Anai Padang Pariaman. Jurnal Kesehatan Andalas. 7(2): 247.

Ramadhani, P.S. (2020). Pengelolaan Laboratorium. Depok: Yayasan Yiesa Rich


Setianingsih, T., 2017. Mikroskop Elektron transmisi Teori dan Aplikasinya
UntukKarakterissasi Material. Malang: Universitas Brawijaya Press (UB Press).

Subali, B., Yulianti Ian., Susilo, Ellianawati, Mosik, & Alvian. 2018.
ImplementasiModel Pelatihan Pembelajaran IPA Berbasis Digital Image
Creator For Optical Microscope ( DIGICOM) Pada Guru Fisika
Kabupaten Demak. Unnes Physics Education Journal. 7(3): 93.

Wijaya, D., 2017. Buku Master RPAL. Banguntapan Yogyakarta: Laksana.


Wolff G., & Barcena M., 2021. Multiscale Electron Microscopy for The
Study of Viral Replication Organelles. Jurnal Viruses, 13 (197): 2.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai