Anda di halaman 1dari 7

Laporan Prakikum Ke : 2 Hari/Tanggal: Selasa / 28 Januari 2020

Mikrobiologi Nutrisi Tempat Praktikum : Laboratorium


Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi
Nutrisi
Nama Asisten:
1. Syarifah Aini / D24160007
2. Martina Sihombing / D24160021
3. Indry Agustiyani/ D24160037
4. Laily Rinda A / D24160057

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

Ananda Putri
D24170004
Kelompok 3 / G1

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kehidupan laboratorium,
khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati objek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil (Abdullah,
2014:32).

TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop cahaya

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali.


Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat
berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa
obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak
pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk
lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop
terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih.
Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat
preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk
menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. ada mikroskop
konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan
dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor.
Mikroskop cahaya sendiri dibagi tagi menjadi mikroskop lapang terang
(Brightfield Microscopy), mikroskop fase kontras (Phase Contrast Microscopy),
mikroskop polarisasi (Polarizing Microscopy), mikroskop interferensi kontras
(lnterference Contrast Microscopy), mikroskop lapang gelap (Dark Field
Microscopy) dan mikroskop fluoresensi (Fluorescence Microscopy) (Lembar,
2013).

Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron


digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe,
yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi
(TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur
renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan
untuk mengamati struktur detil internal sel.Transmission Electron Microscopy
atau yang dikenal dengan mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang
dapat membentuk pembesaran objek hingga dua juta kali, dengan menggunakan
elektro statik dan elektro magnetik, yang mana digunakan untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta resolusi yang sangat bagus. SEM adalah
sebuah mikroskop elektron yang di desain untuk menyelidiki permukaan dari
objek solid secara langsung, yang memiliki perbesaran 10 – 3000000x, depth of
field 4 – 0.4 mm dan resolusi sebesar 1–10 nm. Mikroskop electron yaitu
mikroskop yang mempunyai perbesaran hingga 1000 kali. Mikroskop electron
mempunyai 2 tipe yaitu mikroskop electron scanning (SEM) dan mikroskop
electron transmisi (TEM). Mikroskop electron scanning (SEM) mampu
menghasilkan gambaran dengan perbesaran yang kuat dan menggunakan sinyal
yang berupa electron pantulan. Mikroskop electron transmisi (TEM)
menggunakan sinyal yang berupa sinyal electron tembus (Hariono, 2009).

Preparat Basah

Preparat sementara adalah preparat yang keawatannya hanya sementara


dan tidak lebih dari 24 jam. Preparat ini tidak diawetkan dengan menggunakan
proses apapun, sesudah selesai pengamatan obyek yang bersangkutan dapat
langsung dibuang. Tujuan pembuatan preparat sementara ini untuk mempelajari
suatu obyek dalam keadaan segar. Kelemahan dalam penggunaan preparat basah
adalah penampakan preparat di mikroskop terkadang kurang jelas, sehingga perlu
dilakukan pewarnaan pada jaringan. Pewarnaan bertujuan untuk membedakan
bagian setiap jaringan sehingga mudah diamati dibawah mikroskop. Zat warna
yang biasa digunakan adalah safranin dan fastgreen. Kedua zat warna ini
merupakan zat warna sintetik dengan harga yang relatif mahal, sulit didapat dan
tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama (Apriani 2016).

Preparat Kering

Preparat permanen adalah preparat yang keawetannya bertahun-tahun. Preparat


permanen ini proses pembuatannya memerlukan beberapa macam peralatan dan
bahan kimia. Tujuan pembuatan preparat permanen adalah agar selalu tersedia
bahan praktikum setiap saat.
Selain itu pembuatan preparat ini membutuhkan waktu yang relatif lama (Indasari
et al. 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Berikut ini merupakan hasil pengamatan preparat basah kapas, rambut dan daun,
dan preparat kering kapang.
Gambar 1 Kapang A perbesaran 4x4 Gambar 2 Kapang A perbesaran 10x10

Gambar 3 Kapang A perbesaran 40x40 Gambar 4 Kapas perbesaran 4x4

Gambar 5 Kapas perbesaran 10x10 Gambar 6 Kapas perbesaran 40x40


Gambar 7 Rambut perbesaran 40x40 Gambar 8 Rambut perbesaran 10x10

Gambar 9 Rambut perbesaran 4x4 Gambar 10 Kapang B perbesaran 10x10

Gambar 11 Kapng B perbesaran 10x10 Gambar 12 Kapang B perbesaran 40x40

Gambar 13 Daun perbesran 4x4 Gambar 14 Daun perbesaran 10x10


Gambar 15 Daun perbesaran 40x40 Gambar 16 Kapang 3 perbesaran 4x4

Gambar 17 Kapang 3 perbesaran 10x10 Gambar 18 Kapang 3 perbesaran 40x40

PEMBAHASAN

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat secara kasat mata. Kata mikoskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros
yang artinya kecil. dan scopein yang artinya melihat. Mikroskop merupakan alat
bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat
mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Menurut Hartati et al.
(2011) Mikroskop adalah alat untuk membantu mengamati objek yang sangat
kecil karena kuat nya kemampuan pembesar. Mikroskop dapat digunakan dalam
ilmu pengetahuan dan pendidikan, evaluasi properti obyek, domain medis, kontrol
kualitas, tipis film investigasi, dan analisis biomedis. Operasi dari mikroskop
analog mengharuskan pengguna untuk secara tepat menentukan kombinasi lensa
untuk mendapatkan tingkat yang tepat dari pengaturan perbesaran dan fokus
untuk pengamatan yang tajam dan jelas.
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop yaitu, bagian
optik, yang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler. Bagian non-optik, yang
terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek/meja preparat,
pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek (preparat),cermin, kondensor, dan
sumber cahaya. Menurut Kinaryosi (2014), bagian mekanik mikroskop, yaitu kaki
mikroskop merupakan penyangga yang digunakan untuk menyangga mikroskop
agar tidak jatuh.. Kondensor merupakan bagian mekanik yang berfungsi
untuk mengumpulkan cahaya sehingga dapat menerangi preparat. Lengan
mikroskop merupakan komponen mikroskop yang berfungsi untuk memegang
mikroskop. Makrometer merupakan komponen mikroskop yang berfungsi untuk
menaik turunkan tubus mikroskop secara cepat agar diperoleh fokus bayangan
objek yang tepat. Meja objek merupakan komponen mikroskop yang digunakan
untuk meletakkan objek yang akan diamati. Mikrometer merupakan komponen
mikroskop yang berfungsi untuk mencari bayangan yang paling jelas penjepit
objek merupakan komponen mikroskop yang berfungsi untuk mencepit kaca
objek yang akan diamati Revolver merupakan komponen mikroskop yang
digunakan untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan. Sekrup merupakan
komponen mikroskop yang berfungsi untuk mengatur sudut berdirinya
mikroskop. Tubus merupakan tabung menghubungkan antara lensa objektif
dengan lensa okuler.

1. PREPARAT YANG DIGUNAKAN


2. BANDINGKAN DENGAN LITERAUR (PREPARAT BASAH)

DAFTAR PUSTAKA

Lembar, S., Then 2., Gerry, A'W. 201 3. urinalisis dan Pemerilcsaan Cairan
Tubuh Sederhana. Edisi Pertama. Jakarta: WIMI' p' l0l- 106'
Kinaryosi, S. 2014. Bagian-bagian Mikroskop. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 6 (10) : 133-137. A
Lubis K. 2015. Metoda - metoda karakterisasi nanopartikel perak. J. Pengabdian
Kepada Masyarakat. 21 (79): 50-55.
Hariono, B. 2009. Mikroskopi Elektron Pengenalan dan Teknik Preparasi.
Kanisius, Yogyakarta.
Indasari IN, Budiono JD, Wisanti. 2013. Wenter sebagai pewarna alternative
dalam pewarnaan media preparat jaringan batang dan akar tumbuhan pletekan
(Ruellia sp.) dan Beluntas (Pluchea indica). Bioedu. 2(1): 35-39.
Ike Apriani. 2016. Pengembangan media belajar: angkak beras merah dan teh
(Camellia sinensis) sebagai pewarna alternatif preparat basah jaringan tumbuhan.
Jurnal Bioilmi. 2 (1): 59-65.

Anda mungkin juga menyukai