DISUSUN OLEH: Syafira Dian Nurani V1823068 Kelas C Kelompok 3
PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2023 ACARA I MIKROSKOP Pembahasan Mikroskop merupakan alat bantu untuk mengobservasi benda atau organisme berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak dapat dilihat dengan mata manusia biasa. Mikroskop memegang peranan yang signifikan dalam mengungkap fenomena anatomi mikro untuk tujuan atau masalah tertentu, terutama dalam bidang biologi dasar dan aplikatif, memberikan wawasan penting untuk penelitian dan praktikum laboratorium pendidikan (Merlina, 2021). Jenis Mikroskop yang digunakan pada praktikum acara I kali ini adalah mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya adalah alat utama dalam biologi sel modern. Mikroskop cahaya memiliki beberapa atribut yang membuatnya sesuai untuk pencitraan dalam biologi sel hidup: kemampuan resolusi yang dapat diubah sesuai dengan ukuran struktur subseluler, berbagai jenis probe fluoresen yang dapat digunakan untuk menandai protein, organel, dan komponen lain untuk tujuan pencitraan, serta sifat cahaya yang minim gangguan, memungkinkan pengamatan sel hidup dalam jangka waktu yang lebih lama untuk memantau perubahan dinamisnya. Secara umum, teknik mikroskop cahaya dapat digolongkan ke dalam dua kategori: mikroskop medan terang dan fluoresensi. Pada mikroskop medan terang, sumber cahaya dan detektor berada di sisi berlawanan dari sampel, dan pencitraan sampel didasarkan pada bagaimana sampel mempengaruhi cahaya yang melewatinya, seperti penyerapan, penyebab, atau pembelokan cahaya. Sebaliknya, mikroskop fluoresensi menggunakan pewarna fluoresen (fluorofor), molekul yang menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu (panjang gelombang eksitasi) dan memancarkan cahaya pada panjang gelombang yang lebih panjang (panjang gelombang emisi) sebagai respons. (Thorn, 2016). Sedangkan Mikroskop medan gelap adalah jenis mikroskop cahaya yang digunakan untuk mengamati objek yang tidak menyerap cahaya dengan baik. Pada mikroskop medan gelap, cahaya dari sumber cahaya khusus melewati sampel, dan objek yang diamati akan tampak sebagai area terang di atas latar belakang gelap. Ini memungkinkan pengamatan struktur transparan atau objek yang memiliki perbedaan indeks refraksi dengan latar belakangnya. Teknik ini berguna dalam mengamati mikroorganisme hidup, sel hidup, atau objek biologis lainnya yang sulit untuk diamati dengan mikroskop konvensional medan terang. (Peters, et al., 2023). Jenis jenis mikroskop lain yakni Mikroskop ultraviolet (mikroskop UV) yang dapat menghasilkan resolusi dan perbesaran yang lebih tinggi dibandingkan mikroskop biasa. Hal ini disebabkan mikroskop UV mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek, yaitu 180 - 400 nm (biasanya digunakan 230 - 350 nm), sehingga akan menghasilkan resolusi sekitar dua kali lebih tinggi daripada mikroskop biasa, Mikroskop elektron mempunyai resolusi yang sangat tinggi di mana objek yang dapat terlihat mencapai ukuran 0,001 mikron atau 1 mm. Hal ini dimungkinkan oleh daya pisah yang lebih besar yang diperoleh karena berkas-berkas elektron yang digunakan untuk perbesaran mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek dibandingkan dengan Cahaya, dan terakhir Mikroskop kontras yang dibuat pertama kali oleh Fritz Zernike. Mikroskop ini digunakan untuk melihat sel-sel berukuran kecil tanpa diberi pewarnaan (Boleng, 2015) Mikroskop adalah alat yang kompleks dengan berbagai bagian yang berfungsi secara bersama-sama untuk memungkinkan pengamatan detail objek yang sangat kecil. Lensa objektif, yang terletak di bawah sampel, bertanggung jawab untuk mengumpulkan cahaya dari objek dan membentuk bayangan awal. Bayangan tersebut kemudian diperbesar oleh lensa okuler yang terletak di ujung tabung mikroskop. Tubus menghubungkan kedua lensa ini dan memungkinkan pengamat mengatur jarak antara lensa objektif dan okuler untuk mendapatkan fokus yang tepat. Di bawah meja benda, ada kondensor yang mengatur pencahayaan yang masuk ke sampel, meningkatkan kontras dan ketajaman gambar. Sekrup kasar dan sekrup halus digunakan untuk mengatur posisi tubus mikroskop dan untuk penyesuaian fokus kasar dan halus. Fungsi diafragma adalah mengendalikan jumlah cahaya yang mencapai sampel, memungkinkan pengguna mengatur kontras dalam gambar yang diamati. Sumber cahaya yang terletak di bawah meja benda menyediakan cahaya yang diperlukan untuk mengamati sampel. Revolver objektif memungkinkan penggantian lensa objektif dengan berbagai tingkat pembesaran. Meja benda adalah tempat sampel ditempatkan dan dapat diatur secara horizontal dan vertikal menggunakan sekrup pengatur. Terakhir, fokus kursi adalah bagian di mana lensa objektif terletak, memungkinkan pengaturan fokus yang akurat. Semua bagian ini bekerja sama untuk menghasilkan gambar yang diperbesar dari objek yang diamati melalui mikroskop (Boleng, 2015). Lensa objektif ditempatkan pada posisi yang sejajar dengan lensa okuler. Kemudian, tubus diturunkan menggunakan pengatur tubus (sekrup kasar). Melalui okuler, pencahayaan dalam mikroskop disesuaikan dengan mengatur bukaan diafragma pada kondensor hingga mendapatkan bidang pandang yang paling terang dan merata. Preparat ditempatkan di atas meja benda dan dipastikan terjepit dengan baik. Selanjutnya, tubus perlahan-lahan dinaikkan menggunakan sekrup kasar untuk menghasilkan bayangan objek. Untuk mendapatkan bayangan yang paling jelas, tubus diatur naik-turun dengan hati-hati menggunakan pengatur tubus (sekrup kasar) dan bayangan objek diperjelas dengan sekrup halus. Jika diperlukan, bagian- bagian tertentu dari objek dapat diidentifikasi dengan mengatur posisi preparat, yang dapat diatur dengan menggunakan sekrup-sekrup pengatur meja preparat. Prinsip kerja dari mikroskop yakni, Sinar lampu atau pantulan dari sinar matahari diterima oleh cermin, lalu sinar diteruskan ke kondensor kaca benda pada bahan yang diperiksa. Selanjutnya, sinar yang masuk ke lensa benda dipantulkan oleh prisma dan sinar melewati lensa mata serta terlihat oleh mata. Kemudian, lensa objektif menghasilkan bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif tersebut. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamatan dapat terlihat oleh mata (Kahar, 2022). Mikroskop cahaya monokuler memiliki kemampuan yang terbatas. Dari sisi perbesaran obyek mikroskop cahaya monokuler sederhana biasanya memiliki perbesaran lensa obyektif maksimum 100x (Andreas,2017). Mikroskop adalah alat yang digunakan dalam pengamatan objek-objek kecil dengan tingkat detail yang tinggi. Untuk mencapai berbagai tingkat perbesaran, setiap mikroskop umumnya dilengkapi dengan tiga kelompok lensa objektif yang terpasang pada nosepiece yang dapat diputar. Ketiga kelompok lensa objektif tersebut mencakup lensa objektif berkekuatan rendah, lensa objektif berkekuatan tinggi, dan lensa objektif minyak imersi. Lensa objektif berkekuatan rendah memiliki perbesaran 10X dan jarak kerja antara 5 hingga 8,3 mm. Biasanya, lensa ini ditandai dengan angka 10X pada bagian luarnya dengan panjang fokal 16 mm. Lensa objektif berkekuatan tinggi memiliki perbesaran yang bervariasi, seperti 40X, 43X, 44X, atau 45X, dan jarak kerja antara 0,46 hingga 0,72 mm. Lensa objektif minyak imersi memiliki perbesaran tinggi, seperti 95X, 97X, atau 100X, dan jarak kerja antara 0,13 hingga 0,14 mm. Lensa ini digunakan dengan minyak imersi khusus untuk mencapai perbesaran tinggi dan resolusi maksimal. Dalam perhitungan perbesaran total, perbesaran lensa objektif dikalikan dengan perbesaran lensa okuler yang biasanya adalah 10X. Misalnya, saat menggunakan lensa objektif berkekuatan rendah, perbesaran total menjadi 100X. Perhitungan serupa dilakukan dengan lensa objektif berkekuatan tinggi sesuai dengan perbesaran lensa okuler yang digunakan. Dengan kombinasi ini, mikroskop memungkinkan pengamat untuk melihat objek dengan tingkat perbesaran yang bervariasi, sesuai dengan kebutuhan pengamatan (Boleng, 2015). DAFTAR PUSTAKA
Boleng, D.T. (2015). Bakteriologi Konsep-Konsep Dasar. Universitas
Muhammadiyah Malang Press. Malang Kahar, Fitriani. (2022). Instrumen Dasar. Eureka Media Aksara. Purbalingga. Louk, A.Ch., Suparta, G.B., & Sutaji, H.I. (2017). Pemutakhiran Mikroskop Cahaya Monokuler Menjadi Mikroskop Digital Untuk Pembelajaran Siswa Sma / Sederajat. Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya. Vol. 2 (2): 101-104. Merlina, Dita. (2021). Pengembangan Kinerja Mikroskop Binokular Menjadi Mikroskop Berkamera untuk Alat Praktikum dan Penelitian. Indonesian Journal Of Laboratory. Vol 4 (1):15-20. Peters, Anna., Zhang, Zhu., & Faez, Sanli. (2023). Dark-field light scattering microscope with focus stabilization. HardwareX. (14): 1-10. Thorn, Kurt. (2016). A quick guide to light microscopy in cell biology. MBoC. Vol 27 (2): 219-222 LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1.1 Cara memegang Gambar 1.2 Mengubah lensa
Mikroskop dengan benar Mikroskop
Gambar 1.3 Meletakkan kaca Gambar 1.4 Mengamati sampel
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis