Disusun oleh :
NIM : 12180122012
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU ( UIN SUSKA RIAU)
2021
i
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh :
NIM : (12180122012)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Praktikum Mata Kuliah Biologi
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan Laporan sebagai tugas dari mata kuliah Biologi tentang “PENGAMATAN
STRUKTUR SEL MENGGUNAKAN MIKROSKOP SERTA PEMBUATAN SEDIAAN
SEGAR DAN MENGENAL ANATOMI SERTA FISIOLOGI UNGGAS”
Penulis tentu menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk Laporan ini, supaya Laporan ini nantinya dapat menjadi
Laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada Laporan ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Biologi kami Bapak Muhamad Rodiallah, S.Pt., M.Si. yang telah membimbing dalam menulis
Laporan ini. Demikian, semoga Laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
JUDUL..............................................................................................................................................i
COVER DALAM............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................vi
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................................2
C. Manfaat....................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
Tinjauan Pustaka..........................................................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................................11
PEMBAHASAN............................................................................................................................11
A. TEMA PRAKTIKUM I PENGAMATAN STRUKTUR SEL DAN PEMBUATAN
SEDIAAN SEGAR....................................................................................................................11
B. TEMA PRAKTIKUM II ANATOMI DAN FISIOLOGI UNGGAS...................................15
BAB IV..........................................................................................................................................22
PENUTUP.....................................................................................................................................22
A.Kesimpulan............................................................................................................................22
B.Saran.......................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.6 Melihat Objek Kulit Bawang Merah melalui Lensa Mikroskop…………………..13
Gambar 2.1 Alat dan Bahan yang digunakan pada Praktikum kedua……………….…………..15
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Semakin besar ukuran tubuh makhluk hidup,
semakin banyak pula jumlah sel penyusunnya.
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut dengan membran plasma
(membran sel), sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat
organel sel dan inti sel (nukleus) (Tianaizta, 2013). Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang
di dalamnya terdapat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel.
Dalam melihat bentuk dan ukuran sel, perlu dilakukan pembuatan sediaan terlebih
dahulu. Pembuatan sediaan adalah suatu tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan
suatu objek menjadi media yang siap diawetkan atau diperiksa. Sediaan adalah sample spesimen
yang diletakkan atau dioleskan pada permukaan gelas objek (object glass), dengan atau tanpa
pewarnaan yang selanjutnya diamati dibawah mikroskop.
Pada praktikum ini, jenis sediaan yang akan dibuat dan diamati adalah sediaan segar
(non-permanen). Dalam pembuatan sediaan segar ini, perlu dilakukan pengirisan bahan menjadi
bagian yang tipis. Tujuannya adalah agar objek dapat ditembus oleh cahaya, sehingga dapat
dengan mudah dilihat di bawah mikroskop. Pengirisan dilakukan apabila bahan terlalu tebal.
1
Pengirisan dapat dilakukan dengan tangan ataupun menggunakan alat bantu yang disebut dengan
mikrotom. Preparat irisan biasanya dari batang, akar, daun, otot dan sebagainya. Berdasarkan
prinsipnya, terdapat 2 jenis irisan berdasarkan bidang pemotongannya, yaitu irisan melintang
(cross section) dan irisan membujur (longitudinal section).
Anatomi adalah studi tentang struktur tubuh mulai dari sel, jaringan, organ dan sistem.
Pengetahuan tentang struktur ini membantu untuk memahami bagaimana mereka berfungsi atau
beroperasi dalam keadaan normal. Studi tentang bagaimana mereka bekerja dan berfungsi
dikenal sebagai fisiologi.
Aves adalah hewan yang tubuhnya tertutup bulu, tidak memiliki gigi, berjalan dengan
dua kaki, dan memiliki struktur tulang yang termodifikasi untuk terbang (Stevens, 1996).
Berdasarkan proses domestikasinya, kelas aves terbagi menjadi dua, yaitu kelompok unggas dan
kelompok burung. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk
daging dan telur atau bulunya.
Dalam praktikum ini juga akan dipelajari lebih mendalam mengenai kelompok unggas,
khususnya Ayam kampung (Gallus gallus domesticus) yang akan dibedah untuk mengamati
anatomi dan fisiologinya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mampu membuat sediaan segar (preparat irisan).
2. Mampu mengamati dan menyebutkan bagian-bagian sel yang terdapat pada sediaan
segar.
3. Mampu mengetahui fisiologis ternak unggas (ayam kampung) berdasarkan anatomi
yang dilakukan.
4. Mampu mengetahui, mengenali, dan membedakan secara detail biologi unggas yang
meliputi bagian eksterior dan interior pada sistem-sistem tubuh ayam.
5. Mampu menghubungkan sistem-sistem pada unggas untuk penerapan didalam ilmu
perunggasan dilapangan dengan bidang ilmu yang lain yang berhubungan dengan
perunggasan.
2
C. Manfaat
Pembelajaran praktikum ini sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah pengetahuan
secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata
(kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri (afektif), dan melatih penggunaan
instrumen tertentu (psikomotor). Dengan adanya praktikum ini, diharapkan mampu memahami
struktur sel serta anatomi dan fisiologi ungags.
3
BAB II
A.Tinjauan Pustaka
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi. Struktur sel
adalah rumit. Namun demikian semua sel mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar.
Tumbuhan dan hewan merupakan organisme, yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan
dan sel hewan merupakan variasi dan satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Berdasarkan
konsep teori sel bahwa sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup maka
berarti bahwa selitu mempunyai kesamaan dalam pola susunan metabolisme dan makromolekul.
(Setjo dkk, 2004). Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah sel tumbuhan
mempunyai dinding sel yang nyata, sedang pada sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Selain
itu pada sel tumbuhan ditemukan adanya plastida serta vakuola sel yang dapat membesar.,
sedang pada sel hewan tidak dijumpai. Sel hidup mempunyai kemampuan untuk memperbanyak
diri. Sel tumbuhan pada dasarnya terdiri atas dinding sel dan protoplas. (Setjo dkk, 2004).
Dalam melihat bentuk dan ukuran sel, perlu dilakukan pembuatan sediaan terlebih
dahulu. Pembuatan sediaan adalah suatu tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan
suatu objek menjadi media yang siap diawetkan atau diperiksa. Sediaan adalah sample spesimen
yang diletakkan atau dioleskan pada permukaan gelas objek (object glass), dengan atau tanpa
pewarnaan yangselanjutnyadiamatidibawahmikroskop. Histologi merupakan salah satu cabang
ilmu dalam Biologi.
a. Sediaan segar (non-permanen) Adalah sediaan yang dibuat dengan tidak ada perlakuan
apapun selain pengirisan bahan atau objek menjadi bagian yang tipis. Bahan segar
langsung diamati di bawah mikroskop. Dengan sediaan segar ini, kita dapat mengamati
bagian alamiah sediaan misalnya warna, bentuk, jumlah, jenis komponen penyusun
jaringan, adanya gerakan serta aktivitas tertentu. Pembuatan sediaan segar ini sangatlah
mudah dan praktis, akan tetapi terdapat beberapa kelemahan dari sediaan segar, yaitu
sediaan mudah rusak dan kontras antara bagian satu dengan lainnya tidak terlalu nyata
(Budiyanto,2014).
4
b. Sediaan permanen Adalah sediaan dimana dalam pembuatannya dilakukan proses
histologis yang kemudian diawetkan. Dalam pembuatannya, sediaan permanen ini
diperolah dengan melakukan fiksasi yang bertujuan untuk membuat sel agar dapat
menyerap warna, membuat sel tidak bergerak, mematikan sel dan mengawetkannya
(Anonim, 2014).
Pada praktikum kali ini, macam sediaan yang akan dibuat dan diamati adalah sediaan
segar (non-permanen). Dalam pembuatan sediaan segar ini, perlu dilakukan pengirisan bahan
menjadi bagian yang tipis. Tujuannya membentuk irisan tipis tersebut adalah agar objek dapat
ditembus oleh cahaya, sehingga dapat dengan mudah dilihat di bawah mikroskop. Pengirisan
dilakukan apabila bahan terlalu tebal. Pengirisan dapat dilakukan dengan tangan ataupun
menggunakan alat bantu yang disebut dengan mikrotom. Preparat irisan biasanya dari batang,
akar, daun, otot dan sebagainya. Berdasarkan prinsipnya, terdapat 2 jenis irisan berdasarkan
bidang pemotongannya, yaitu irisan melintang (cross section) dan irisan membujur (longitudinal
section).
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengamatan struktur sel dan
1) Mikroskop
2) Pipet tetes
6) Pinset
7) Cawan petri
9) Bawang merah
5
12) Kapas
14) Aquadest
C.Prosedur Praktikum
a) Letakkan mikroskop di atas meja kerja dengan baik dan benar, jangan terlalu tepi.
b) Bersihkan badan mikroskop menggunakan tissue.
c) Bersihkan kaca benda (object glass) dan kaca penutup (cover glass) menggunakan tissue.
a) Perhatikan ruangan laboratorium, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang
(depan, kiri atau kanan). Arahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Aturlah
cermin sedemikian rupa agar cahaya yang masuk pada kondensor baik untuk digunakan
dalam pengamatan.
b) Aturlah posisi revolver, sehingga lenca objektif paling pendek menghadap ke meja
sediaan sampai bunyi “klik”.
c) Turunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus
turun maksimal.
a) Ambillah kaca benda (object glass) dan kaca penutup (cover glass) yang sudah
dibersihkan.
b) Irislah setipis mungkin bahan yang akan digunakan (bawang merah, umbi wortel, batang
cabai, kapas dan kapuk randu), kemudian letakkan di dalam cawan petri.
c) Pilihlah irisan yang paling tipis dan bagus, kemudian letakkan di atas kaca benda (object
glass) yang bersih
d) Teteskan irisan preparat tersebut dengan medium (aquadest) menggunakan pipet tetes.
e) Tutuplah preparat menggunakan kaca penutup (cover glass) secara perlahan dengan
membentuk sudut 45° pada salah satu sisi kaca benda (object glass).
Usahakan agar tidak timbul gelembung udara pada medium, hal ini dapat diusahakan
dengan beberapa cara antara lain:
6
Peganglah kaca penutup (cover glass) dengan posisi 45° terhadap kaca benda
(object glass).
Sentuhkan tepi bawah kaca penutup (cover glass) pada permukaan medium dan
perlahan-lahan rebahkan. Sehingga kaca penutup terletak di atas kaca benda
(object glass).
Jika masih timbul gelembung udara, ulangi pekerjaan tersebut sampai tidak
timbul gelembung udara. (perhatikan gambar di bawah ini).
a) Aturlah sekrup pengukur tubus kasar (makrometer) sedemikian rupa, jarak objektif
dengan meja objek mengecil.
b) Pasanglah kaca benda (object glass) yang sudah berisi preparat sediaan di atas meja
objek sedemikian rupa sehingga preparat sediaan berada di tengan lubang meja objek,
kemudian jepitlah dengan penjepit objek agar tidak goyang.
c) Perhatikan jarak antara lensa objektif dengan kaca benda (object glass) , tidak lebih dari
10 mm.
d) Amati melalui okuler sambil tangan memutar sekrup pengukur tubus kasar (makrometer)
dengan menaikkan tubus perlahan- lahan amati medan padang sampai muncul bayangan.
Amati preparat dengan terlebih dahulu menggunakan perbesaran lemah (10x10), jika
sudah diketahui bayangan objek yang diamati kemudian menggunakan perbesaran kuat
(10x20 atau 10x40).
e) Catatlah dan gambar hasilpengamatan.
f) Setalah diamati, preparat dikeluarkan dan bersihkan kembali mikroskop serta alat dan
bahan yang digunakan.
7
TEMA PRAKTIKUM II
A.Tinjauan Pustaka
Pengetahuan dasar mengenai anatomi memainkan peran penting sebagai dasar dalam
mempelajari penyakit, parasit, kelainan pada jaringan tubuh, sistematika, manajemen produksi
bahkan rekayasa. Ayam merupakan salah satu ternak perairan utama pada kehidupan manusia.
Ayam (Gallus sp) termasuk kelas aves. Tubuhnya ditutupi bulu yang berfungsi sebagai pengatur
suhu dan membantu pada saat terbang, memiliki dua pang ekstermis mempunyai sepasang
anggota belakang yang maing-masing kaki berjari 4 serta di akhiri dengan cakar, serta mulutnya
memilki paruh.
Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan
berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung
memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung didaerah
leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang
memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas
sayap. Di Indonesia, ayam tergolong sebagai hewan ternak dengan tingkat pemanfaatan bagian
tubuh yang tinggi dimana hampir seluruh bagian tubuh dimanfaatkan sebagai produk konsumsi
langsung maupun bahan baku produk lanjutan.
Ayam kampung merupakan ayam lokal di Indonesia yang kehidupannya sudah lekat
dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam buras (bukan ras), atau
ayam sayur. Penampilan ayam kampung sangat beragam, begitu pula sifat genetiknya,
penyebarannya sangat luas karena populasi ayam buras dijumpai di kota maupun desa.
Potensinya patut dikembangkan untuk meningkatkan gizi masyarakat dan menaikkan
pendapatan keluarga. Diakui atau tidak selera konsumen terhadap ayam kampung sangat tinggi.
Hal itu terlihat dari pertumbuhan populasi dan permintaan ayam kampung yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun (sarwono, 1991).
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum anatomi dan fisiologi unggas
antara lain:
8
1) Seperangkat alat tulis dan buku gambar
2) Ayam kampung (jantan danbetina) atau broiler berat lebih dari 1 kg.
3) Bak lilin atau papan bedah (untuk meletakkan ayam pada saat dibedah)
4) Pisau
6) Gunting bedah
8) Pinset
C.Prosedur Praktikum
2) Siapkan seluruh alat dan bahan praktikum (ayam kampong jantan dan betina, seperangkat
aaalat bedah).
4) Tuliskan sistematika dari ayam kampung dan gambarlah badan ayam kampung secara
aakeseluruhan.
5) Sistem integument
6) Sectio
9
a. Cabut bulu-bulu dari ventral tubuh. Potong kulit dada pada garis tengah mulai dari dada
ke lubang anus dan paruh. Lepaskan otot dada, kemudian potong tulang tulang rusuk
yang menempel pada tulang dada sampai organ dalamnya terlihat.
b. Gambar topografi dan tentukan bagian-bagian pada masing-masing sitem
7) Sistem cardiovascular
8) Sistem digestorium
a. Tractusdigestivus
Pharing, oesophagus, crop, proventiculus, ventriculus, gizzard, intestinum, caecum,
colon, rectum dan cloaca.
b. Glandula digestivus
Hepar berwarna merah kecoklatan, pangkreas terjepit di antara duodenum berwarna
kunng
9) Sistemrespirasi
Sistem ini terdiri atas larynx, trachea, syrinx, bronchus dan pulmo.
a. Uropoetica
Ren, ureter, uretra, cloaca
b. Organa genitaliafemina
Ovarium, ovum, infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina.
c. Organa genitalia maskulina Testis,
epididimis, vas deferens.
11) Extermitas
a. Extermitas posterior
Ost femur, ost tibia, ost fibula, ost patella, ost tarsal, ost metatarsal, ost tarso metatarsus,
ost digiti, ost phalanges.
b. Extermitas anterior
Ost humerus, ost radius, ost ulna, ost cuney formey, ost carpal, ost metacarpal, ost
carpometa carpus, ost scapolides, ost phalanges.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembuatan sediaan segar ini perlu dilakukan pengirisan bahan menjadi bagian yang tipis
agar objek dapat ditembus oleh cahaya sehingga dapat mudah dilihat dibawah miskroskop.
11
Setelah dilakukan pengirisan, kemudian letakkan di atas kaca benda (object glass) yang bersih.
Teteskan irisan preparat tersebut dengan medium (aquadest) menggunakan pipet tetes. Tutuplah
preparat menggunakan kaca penutup (cover glass) secara perlahan dengan membentuk sudut 45°
pada salah satu sisi kaca benda (object glass). Usahakan agar tidak timbul gelembung udara pada
medium.
Setelah itu, letakkan objek pada meja mikroskop dan hidupkan lampu mikroskop. Aturlah letak
objek dengan makrometer vertical untuk menaikkan atau menurunkan objek, lalu makrometer
horizontal untuk menggeser ke kanan atau kekiri objek. Dibagian kiri mikroskop, terdapat
sekrup pengatur konsendor untuk menaikkan dan menurunkan meja objek.
12
Gambar 1.5 Melihat Objek Wortel melalui Lensa Mikroskop
Gambar 1.6 Melihat Objek Kulit Bawang Merah melalui Lensa Mikroskop
13
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan
1. Dinding sel
Preparat Wortel 2. Kromoplas
Perbesaran : 10x/0.25 3. Sitoplasma
Preparat Kulit
Bawang Merah
Perbesaran : 10x/0.25 1. Dinding sel
2. Sitoplasma
Dalam praktikum, ini kami mengamati bentuk dan struktur sel. Kami mengamati
beberapa bahan antara lain, sel wortel dan sel kulit bawang merah. Kalau kita perhatikan di
bawah mikroskop, terlihat tersusun dari deretan sel-sel. Sel terdiri dari dinding sel dan isi sel. Isi
sel terdiri dari bagian-bagian yang mati (ergastic) dan bagian-bagian yang hidup (protoplas) yang
terdapat dalam sel; terdiri dari plasma sel (cytoplasma), inti sel (nukleus) dan plastida.
Pada sel wortel sesuai dengan hasil pada mikroskop terlihat dinding sel dan kromoplas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada irisan melintang umbi wortel (Daucus
carota) dengan perbesaran 10×/0.25 terdapat dinding sel yang membatasi sel yang satu dengan
yang lainnya karoten, dan sitoplasma. Diantara dinding sel ini terdapat ruang antar sel. Pada sel
ini terdapat kromoplas. Kromoplas yang ditemukan pada sayatan umbi wortel ini memiliki
warna oranye dengan bentuk yang beragam, ada yang berbentuk bulat dan ada pula yang
memanjang). Kromoplas biasanya berasal dari kloroplas. Diferensiasi kloroplas menjadi
kromoplas bergantung pada sintesis dan penempatan pigmen karotenoid yang ada pada akar
wotel.
Sedangkan, hasil pengamatan pada kulit bawang merah tidak memperlihatkan secara
jelas organel- organel yang ada dan hanya terlihat dinding sel dan sitoplasma saja.
14
B. TEMA PRAKTIKUM II ANATOMI DAN FISIOLOGI UNGGAS
Dalam melakukan praktikum ini hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat
dan bahan yang digunakan
Gambar 2.1 Alat dan Bahan yang digunakan pada Praktikum kedua
Kemudian, irislah kulit bagian perut ayam yang sudah disembelih lalu sobek hingga kulit bagian
dada terlihat.
Selanjutnya, iris bagian dada ujung bawah sampai dada terbuka, setelah bagian dada robek, buka
bagian otot dada hingga bagian isi perut terlihat.
15
Setelah isi bagian perut terlihat, keluarkan saluran pencernaan secara hati-hati agar tidak
terputus. Untuk dapat mengamati anatomi pencernaan dengan baik, potong bagian Kloaka secara
teliti agar bagian saluran pencernaan akhir tidak terpotong.
Untuk dapat mengamati bagian dada serta mengambil bagian tembolok, potong bagian tengah
dada.
Setelah terpotong, tariklah bagian dari saluran atas sehingga tembolok dapat diambil.
16
Hasil dan Pembahasan
17
Saluran memanjang berbentuk seperti
tabung yang merupakan jalan makanan dari
Esophagus mulut sampai permulaan tembolok dan
perbatasan pharynx pada bagian atas dan
proventriculus bagian bawah
18
Jejenum (dimulai setelah duodenum hingga
ditemukannya Meckel’s diverticulum.
Jejenum Meckel’s diverticulum berupa tonjolan yang
merupakan sisa residu dari yolk sac, selain
itu dikenal juga sebagai batas antara
jejunum dan ileum)
19
Tabel 2.2 Organ Pencernaan Tambahan pada Unggas
Pembahasan :
Sistem pencernaan unggas berbeda dengan pencernaan hewan lainnya ungags tidak
memiliki gigi sehingga tidak terjadi pencernaan mekanik di dalam beak. Makanan akan langsung
melewati esophagus dan selanjutnya menuju tembolok yang disertai dengan sekresi mukus oleh
tembolok yang berfungsi sebagai pelumas untuk menghaluskan makanan. Tembolok merupakan
20
organ penyimpanan makanan sementara, kapasitas tembolok mampu menampung bolus hingga
250 g.
Organ ini banyak terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat lapar-kenyang di
hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan di dalam tembolok mempengaruhi tindakan
makan atau menghentikan makan. Setelah melewati pelumasan di dalam tembolok, selanjutnya
makanan akan menuju pada lambung kelenjar atau proventriculusserta disekresikan enzim pepsin
dan amilase oleh organ tersebut. Makanan berlanjut pada tahap pencernaan di gizzard yaitu
lambung yang tersusun oleh otot yang kuat berisi pasir atau bebatuan yang akan menghancurkan
makanan.
Proses absorpsi terjadi di dalam usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum, dan
ileum. Menurut Soeharsono (2010), hubungan relatif antara usus halus dengan tubuh pada
unggas lebih pendek daripada mamalia, tetapi terdapat variasi panjang, yang dipengaruhi oleh
kebiasaan makan (eating habits). Usus halus akan lebih panjang pada unggas pemakan hijauan
dan butiran sedangkan pada unggas pemakan daging lebih pendek.
Disimpulkan bahwa pencernaan untuk pakan hijauan atau biji-bijian lebih lama
dibandingkan dengan unggas pemakan daging hal ini dilihat dari perbandingan panjangnya usus
halus pada unggas. Setelah melewati pencernaan di usus halus, makanan akan menuju keusus
besar, dan kloaka.
Saluran terakhir dari pencernaan unggas adalah kloaka yang merupakan tempat
pembentukan feces. kloaka pada unggas betina adalah daerah pertemuan antara saluran telur,
urine, serta feces. Sedangkan pada unggas jantan sebagai pengganti oviductialah vasa
deferentiae.
21
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari hasil praktikum Pengamatan Struktur Sel dan Pembuatan Sediaan Segar,kami dapat
menarik kesimpulan bahwa semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut dengan membran
plasma (membran sel), sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma.
Namun, pada hasil pengamatan ini hanya jelas terlihat bagian dinding sel dan sitoplasma saja.
Karena Organel akan lebih terlihat dengan bantuan pewarnaan (staining) dan perbesaran mikroskop
yang lebih besar (100x).
Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sistem pencernaan unggas, meliputi beak
(paruh), esophagus, crop(tembolok), proventriculucus, pars muscularis atau gizzard, usus
halus(duodenum, jejenum, ileum), usus buntu, usus besar, dan kloaka. Serta organ pencernaan
tambahan yaitu hati, pancreas dan limpa.
B.Saran
Dalam penjelasan video kurang jelas, sehingga sulit untuk dipahami. Hendaknya
pengambilan video pada saat praktikumdilakukan lebih detail dan rapi lagu.
22
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah Biologi. 2021. Penuntun Praktikum Biologi.
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/organ-gerak-ayam-13246/
Hal : 163-190
R.D. Frandson. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Diterjemahkan Oleh : B.
23