Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“PENGAMATAN STRUKTUR SEL MENGGUNAKAN MIKROSKOP SERTA


PEMBUATAN SEDIAAN SEGAR DAN MENGENAL ANATOMI SERTA FISIOLOGI
UNGGAS”

Disusun oleh :

NAMA : SYAKIRA ERAWATI

NIM : 12180122012

LABORATORIUM BIOLOGI REPRODUKSI

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU ( UIN SUSKA RIAU)

2021

i
LAPORAN PRAKTIKUM

“PENGAMATAN STRUKTUR SEL MENGGUNAKAN MIKROSKOP SERTA


PEMBUATAN SEDIAAN SEGAR DAN MENGENAL ANATOMI SERTA FISIOLOGI
UNGGAS”

Disusun oleh :

NAMA : SYAKIRA ERAWATI

NIM : (12180122012)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Praktikum Mata Kuliah Biologi

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan Laporan sebagai tugas dari mata kuliah Biologi tentang “PENGAMATAN
STRUKTUR SEL MENGGUNAKAN MIKROSKOP SERTA PEMBUATAN SEDIAAN
SEGAR DAN MENGENAL ANATOMI SERTA FISIOLOGI UNGGAS”

Penulis tentu menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk Laporan ini, supaya Laporan ini nantinya dapat menjadi
Laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada Laporan ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Biologi kami Bapak Muhamad Rodiallah, S.Pt., M.Si. yang telah membimbing dalam menulis
Laporan ini. Demikian, semoga Laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jambi, 28 Desember 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

JUDUL..............................................................................................................................................i
COVER DALAM............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................v
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................vi
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................................2
C. Manfaat....................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
Tinjauan Pustaka..........................................................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................................11
PEMBAHASAN............................................................................................................................11
A. TEMA PRAKTIKUM I PENGAMATAN STRUKTUR SEL DAN PEMBUATAN
SEDIAAN SEGAR....................................................................................................................11
B. TEMA PRAKTIKUM II ANATOMI DAN FISIOLOGI UNGGAS...................................15
BAB IV..........................................................................................................................................22
PENUTUP.....................................................................................................................................22
A.Kesimpulan............................................................................................................................22
B.Saran.......................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pengirisan Sediaan Segar Wortel……………………………………………...……11

Gambar 1.2 Pengirisan Sediaan Segar Kulit Bawang……………………………………………11

Gambar 1.3 Menutup Preparat Wortel…………………………………………………………...12

Gambar 1.4 Menutup Preparat Kulit Bawang……………………………………………………12

Gambar 1.5 Melihat Objek Wortel melalui Lensa Mikroskop…………………………………..13

Gambar 1.6 Melihat Objek Kulit Bawang Merah melalui Lensa Mikroskop…………………..13

Gambar 2.1 Alat dan Bahan yang digunakan pada Praktikum kedua……………….…………..15

Gambar 2.2 Kulit bagian dada ayam terlihat…………………………………………………….15

Gambar 2.3 Sudah terlihat bagian isi perut ayam……………………………………………….15

Gambar 2.4 Pemotongan Kloaka……………………………….………………………………..16

Gambar 2.5 Pemotongan Bagian Tengah Dada………………………………………………….16

Gambar 2.6 Pemisahan Bagian Dalam dan luar……………………………………..………….16

Gambar 2.7 Bagian Saluran Pencernaan Ayam………………………………………………….17

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Menggunakan Mikroskop………………………………………...14

Tabel 2.1 Bagian bagian pencernaan ungags………………………………………….…………17

Tabel 2.2 Organ Pencernaan Tambahan pada Unggas…………………………………………..20

vi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Semakin besar ukuran tubuh makhluk hidup,
semakin banyak pula jumlah sel penyusunnya.

Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut dengan membran plasma
(membran sel), sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat
organel sel dan inti sel (nukleus) (Tianaizta, 2013). Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang
di dalamnya terdapat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel.

Dalam melakukan sebuah pengamatan, khususnya mengamati fenomena yang berukuran


kecil, manusia menciptakan suatu teknologi yang mampu mengamplifikasi citra dari benda
yang ingin diamati dengan penggunaan mikroskop. Mikroskop adalah suatu alat yang
digunakan untuk dapat menciptakan suatu gambar diperbesar dari sebuah benda (atau spesimen)
yang diproyeksikan ke retina mata maupun ke perangkat pencitraan lainnya (Murphy, 2001).

Dalam melihat bentuk dan ukuran sel, perlu dilakukan pembuatan sediaan terlebih
dahulu. Pembuatan sediaan adalah suatu tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan
suatu objek menjadi media yang siap diawetkan atau diperiksa. Sediaan adalah sample spesimen
yang diletakkan atau dioleskan pada permukaan gelas objek (object glass), dengan atau tanpa
pewarnaan yang selanjutnya diamati dibawah mikroskop.

Pada praktikum ini, jenis sediaan yang akan dibuat dan diamati adalah sediaan segar
(non-permanen). Dalam pembuatan sediaan segar ini, perlu dilakukan pengirisan bahan menjadi
bagian yang tipis. Tujuannya adalah agar objek dapat ditembus oleh cahaya, sehingga dapat
dengan mudah dilihat di bawah mikroskop. Pengirisan dilakukan apabila bahan terlalu tebal.

1
Pengirisan dapat dilakukan dengan tangan ataupun menggunakan alat bantu yang disebut dengan
mikrotom. Preparat irisan biasanya dari batang, akar, daun, otot dan sebagainya. Berdasarkan
prinsipnya, terdapat 2 jenis irisan berdasarkan bidang pemotongannya, yaitu irisan melintang
(cross section) dan irisan membujur (longitudinal section).

Anatomi adalah studi tentang struktur tubuh mulai dari sel, jaringan, organ dan sistem.
Pengetahuan tentang struktur ini membantu untuk memahami bagaimana mereka berfungsi atau
beroperasi dalam keadaan normal. Studi tentang bagaimana mereka bekerja dan berfungsi
dikenal sebagai fisiologi.

Aves adalah hewan yang tubuhnya tertutup bulu, tidak memiliki gigi, berjalan dengan
dua kaki, dan memiliki struktur tulang yang termodifikasi untuk terbang (Stevens, 1996).
Berdasarkan proses domestikasinya, kelas aves terbagi menjadi dua, yaitu kelompok unggas dan
kelompok burung. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk
daging dan telur atau bulunya.

Dalam praktikum ini juga akan dipelajari lebih mendalam mengenai kelompok unggas,
khususnya Ayam kampung (Gallus gallus domesticus) yang akan dibedah untuk mengamati
anatomi dan fisiologinya.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mampu membuat sediaan segar (preparat irisan).
2. Mampu mengamati dan menyebutkan bagian-bagian sel yang terdapat pada sediaan
segar.
3. Mampu mengetahui fisiologis ternak unggas (ayam kampung) berdasarkan anatomi
yang dilakukan.
4. Mampu mengetahui, mengenali, dan membedakan secara detail biologi unggas yang
meliputi bagian eksterior dan interior pada sistem-sistem tubuh ayam.
5. Mampu menghubungkan sistem-sistem pada unggas untuk penerapan didalam ilmu
perunggasan dilapangan dengan bidang ilmu yang lain yang berhubungan dengan
perunggasan.

2
C. Manfaat
Pembelajaran praktikum ini sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah pengetahuan
secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata
(kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri (afektif), dan melatih penggunaan
instrumen tertentu (psikomotor). Dengan adanya praktikum ini, diharapkan mampu memahami
struktur sel serta anatomi dan fisiologi ungags.

3
BAB II

TEMA PRAKTIKUM I PENGAMATAN STRUKTUR SEL DAN


PEMBUATAN SEDIAAN SEGAR

A.Tinjauan Pustaka

Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi. Struktur sel
adalah rumit. Namun demikian semua sel mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar.
Tumbuhan dan hewan merupakan organisme, yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan
dan sel hewan merupakan variasi dan satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Berdasarkan
konsep teori sel  bahwa sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup maka
berarti bahwa selitu mempunyai kesamaan dalam pola susunan metabolisme dan makromolekul.
(Setjo dkk, 2004). Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah sel tumbuhan
mempunyai dinding sel yang nyata, sedang pada sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Selain
itu pada sel tumbuhan ditemukan adanya  plastida serta vakuola sel yang dapat membesar.,
sedang pada sel hewan tidak dijumpai. Sel hidup mempunyai kemampuan untuk memperbanyak
diri. Sel tumbuhan pada dasarnya terdiri atas dinding sel dan protoplas. (Setjo dkk, 2004).

Dalam melihat bentuk dan ukuran sel, perlu dilakukan pembuatan sediaan terlebih
dahulu. Pembuatan sediaan adalah suatu tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan
suatu objek menjadi media yang siap diawetkan atau diperiksa. Sediaan adalah sample spesimen
yang diletakkan atau dioleskan pada permukaan gelas objek (object glass), dengan atau tanpa
pewarnaan yangselanjutnyadiamatidibawahmikroskop. Histologi merupakan salah satu cabang
ilmu dalam Biologi.

Histologi mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop


pada sediaan yang dipotong secara tipis. Secara garis besar, sediaan histologik dibagimenjadi dua
bagian:

a. Sediaan segar (non-permanen) Adalah sediaan yang dibuat dengan tidak ada perlakuan
apapun selain pengirisan bahan atau objek menjadi bagian yang tipis. Bahan segar
langsung diamati di bawah mikroskop. Dengan sediaan segar ini, kita dapat mengamati
bagian alamiah sediaan misalnya warna, bentuk, jumlah, jenis komponen penyusun
jaringan, adanya gerakan serta aktivitas tertentu. Pembuatan sediaan segar ini sangatlah
mudah dan praktis, akan tetapi terdapat beberapa kelemahan dari sediaan segar, yaitu
sediaan mudah rusak dan kontras antara bagian satu dengan lainnya tidak terlalu nyata
(Budiyanto,2014).

4
b. Sediaan permanen Adalah sediaan dimana dalam pembuatannya dilakukan proses
histologis yang kemudian diawetkan. Dalam pembuatannya, sediaan permanen ini
diperolah dengan melakukan fiksasi yang bertujuan untuk membuat sel agar dapat
menyerap warna, membuat sel tidak bergerak, mematikan sel dan mengawetkannya
(Anonim, 2014).

Pada praktikum kali ini, macam sediaan yang akan dibuat dan diamati adalah sediaan
segar (non-permanen). Dalam pembuatan sediaan segar ini, perlu dilakukan pengirisan bahan
menjadi bagian yang tipis. Tujuannya membentuk irisan tipis tersebut adalah agar objek dapat
ditembus oleh cahaya, sehingga dapat dengan mudah dilihat di bawah mikroskop. Pengirisan
dilakukan apabila bahan terlalu tebal. Pengirisan dapat dilakukan dengan tangan ataupun
menggunakan alat bantu yang disebut dengan mikrotom. Preparat irisan biasanya dari batang,
akar, daun, otot dan sebagainya. Berdasarkan prinsipnya, terdapat 2 jenis irisan berdasarkan
bidang pemotongannya, yaitu irisan melintang (cross section) dan irisan membujur (longitudinal
section).

B.Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengamatan struktur sel dan

pembuatan sediaan segar (non-permanen) antara lain:

1) Mikroskop

2) Pipet tetes

3) Kaca benda (object glass)

4) Kaca penutup (cover glass)

5) Silet atau cutter

6) Pinset

7) Cawan petri

8) Tissue (non perfume)

9) Bawang merah

10) Umbi wortel

11) Batang caba

5
12) Kapas

13) Kapuk randu

14) Aquadest

C.Prosedur Praktikum

1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Siapkan mikroskop yang akan digunakan.

a) Letakkan mikroskop di atas meja kerja dengan baik dan benar, jangan terlalu tepi.
b) Bersihkan badan mikroskop menggunakan tissue.
c) Bersihkan kaca benda (object glass) dan kaca penutup (cover glass) menggunakan tissue.

3) Aturlah masuknya cahaya ke dalam tubus.

a) Perhatikan ruangan laboratorium, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang
(depan, kiri atau kanan). Arahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Aturlah
cermin sedemikian rupa agar cahaya yang masuk pada kondensor baik untuk digunakan
dalam pengamatan.
b) Aturlah posisi revolver, sehingga lenca objektif paling pendek menghadap ke meja
sediaan sampai bunyi “klik”.
c) Turunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus
turun maksimal.

4) Siapkan sediaan segar yang akan diamati.

a) Ambillah kaca benda (object glass) dan kaca penutup (cover glass) yang sudah
dibersihkan.
b) Irislah setipis mungkin bahan yang akan digunakan (bawang merah, umbi wortel, batang
cabai, kapas dan kapuk randu), kemudian letakkan di dalam cawan petri.
c) Pilihlah irisan yang paling tipis dan bagus, kemudian letakkan di atas kaca benda (object
glass) yang bersih
d) Teteskan irisan preparat tersebut dengan medium (aquadest) menggunakan pipet tetes.
e) Tutuplah preparat menggunakan kaca penutup (cover glass) secara perlahan dengan
membentuk sudut 45° pada salah satu sisi kaca benda (object glass).
Usahakan agar tidak timbul gelembung udara pada medium, hal ini dapat diusahakan
dengan beberapa cara antara lain:

6
 Peganglah kaca penutup (cover glass) dengan posisi 45° terhadap kaca benda
(object glass).
 Sentuhkan tepi bawah kaca penutup (cover glass) pada permukaan medium dan
perlahan-lahan rebahkan. Sehingga kaca penutup terletak di atas kaca benda
(object glass).
 Jika masih timbul gelembung udara, ulangi pekerjaan tersebut sampai tidak
timbul gelembung udara. (perhatikan gambar di bawah ini).

5) Mengatur jarak lensa dengan sediaan

a) Aturlah sekrup pengukur tubus kasar (makrometer) sedemikian rupa, jarak objektif
dengan meja objek mengecil.
b) Pasanglah kaca benda (object glass) yang sudah berisi preparat sediaan di atas meja
objek sedemikian rupa sehingga preparat sediaan berada di tengan lubang meja objek,
kemudian jepitlah dengan penjepit objek agar tidak goyang.
c) Perhatikan jarak antara lensa objektif dengan kaca benda (object glass) , tidak lebih dari
10 mm.
d) Amati melalui okuler sambil tangan memutar sekrup pengukur tubus kasar (makrometer)
dengan menaikkan tubus perlahan- lahan amati medan padang sampai muncul bayangan.
Amati preparat dengan terlebih dahulu menggunakan perbesaran lemah (10x10), jika
sudah diketahui bayangan objek yang diamati kemudian menggunakan perbesaran kuat
(10x20 atau 10x40).
e) Catatlah dan gambar hasilpengamatan.
f) Setalah diamati, preparat dikeluarkan dan bersihkan kembali mikroskop serta alat dan
bahan yang digunakan.

7
TEMA PRAKTIKUM II

ANATOMI DAN FISIOLOGI UNGGAS

A.Tinjauan Pustaka

Pengetahuan dasar mengenai anatomi memainkan peran penting sebagai dasar dalam
mempelajari penyakit, parasit, kelainan pada jaringan tubuh, sistematika, manajemen produksi
bahkan rekayasa. Ayam merupakan salah satu ternak perairan utama pada kehidupan manusia.
Ayam (Gallus sp) termasuk kelas aves. Tubuhnya ditutupi bulu yang berfungsi sebagai pengatur
suhu dan membantu pada saat terbang, memiliki dua pang ekstermis mempunyai sepasang
anggota belakang yang maing-masing kaki berjari 4 serta di akhiri dengan cakar, serta mulutnya
memilki paruh.

Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan
berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung
memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang punggung didaerah
leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk suatu susunan kaku yang
memberikan kekuatan terhadap tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas
sayap. Di Indonesia, ayam tergolong sebagai hewan ternak dengan tingkat pemanfaatan bagian
tubuh yang tinggi dimana hampir seluruh bagian tubuh dimanfaatkan sebagai produk konsumsi
langsung maupun bahan baku produk lanjutan.

Ayam kampung merupakan ayam lokal di Indonesia yang kehidupannya sudah lekat
dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam buras (bukan ras), atau
ayam sayur. Penampilan ayam kampung sangat beragam, begitu pula sifat genetiknya,
penyebarannya sangat luas karena populasi ayam buras dijumpai di kota maupun desa.
Potensinya patut dikembangkan untuk meningkatkan gizi masyarakat dan menaikkan
pendapatan keluarga. Diakui atau tidak selera konsumen terhadap ayam kampung sangat tinggi.
Hal itu terlihat dari pertumbuhan populasi dan permintaan ayam kampung yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun (sarwono, 1991).

B.Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum anatomi dan fisiologi unggas

antara lain:

8
1) Seperangkat alat tulis dan buku gambar

2) Ayam kampung (jantan danbetina) atau broiler berat lebih dari 1 kg.

3) Bak lilin atau papan bedah (untuk meletakkan ayam pada saat dibedah)

4) Pisau

5) Tissue (non parfume)

6) Gunting bedah

7) Tang pemotong tulang

8) Pinset

C.Prosedur Praktikum

1) Siapkan alat tulis dan alat gambar yang akan digunakan.

2) Siapkan seluruh alat dan bahan praktikum (ayam kampong jantan dan betina, seperangkat
aaalat bedah).

3) Perhatikan penjelasan asisten mengenai anatomi dan fisiologi ayam kampung.

4) Tuliskan sistematika dari ayam kampung dan gambarlah badan ayam kampung secara
aakeseluruhan.

5) Sistem integument

Adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, menginformasikan


hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ
yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir).

a. Ambillah bulu ayam pada bagian sayap, dada dan ekor.


b. Perhatikan bentuk dan letaknya.
c. Gambarlah masing-masing bulu tersebut dan tentukan bagian-bagiannya.

6) Sectio

Melakukan pembedahan ayam.

9
a. Cabut bulu-bulu dari ventral tubuh. Potong kulit dada pada garis tengah mulai dari dada
ke lubang anus dan paruh. Lepaskan otot dada, kemudian potong tulang tulang rusuk
yang menempel pada tulang dada sampai organ dalamnya terlihat.
b. Gambar topografi dan tentukan bagian-bagian pada masing-masing sitem

7) Sistem cardiovascular

Ambillah bagian cor (jantung) dengan bagian-bagian ventrical sinister dan

dexter, atrium sisnister dan dexter serta pembuluh darah.

8) Sistem digestorium

a. Tractusdigestivus
Pharing, oesophagus, crop, proventiculus, ventriculus, gizzard, intestinum, caecum,
colon, rectum dan cloaca.
b. Glandula digestivus
Hepar berwarna merah kecoklatan, pangkreas terjepit di antara duodenum berwarna
kunng

9) Sistemrespirasi

Sistem ini terdiri atas larynx, trachea, syrinx, bronchus dan pulmo.

10) Sistem urogenital

a. Uropoetica
Ren, ureter, uretra, cloaca
b. Organa genitaliafemina
Ovarium, ovum, infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina.
c. Organa genitalia maskulina Testis,
epididimis, vas deferens.

11) Extermitas

a. Extermitas posterior
Ost femur, ost tibia, ost fibula, ost patella, ost tarsal, ost metatarsal, ost tarso metatarsus,
ost digiti, ost phalanges.
b. Extermitas anterior
Ost humerus, ost radius, ost ulna, ost cuney formey, ost carpal, ost metacarpal, ost
carpometa carpus, ost scapolides, ost phalanges.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. TEMA PRAKTIKUM I PENGAMATAN STRUKTUR SEL DAN PEMBUATAN


SEDIAAN SEGAR

Dalam pembuatan sediaan segar ini perlu dilakukan pengirisan bahan menjadi bagian yang tipis
agar objek dapat ditembus oleh cahaya sehingga dapat mudah dilihat dibawah miskroskop.

Gambar 1.1 Pengirisan Sediaan Segar Wortel

Gambar 1.2 Pengirisan Sediaan Segar Kulit Bawang

11
Setelah dilakukan pengirisan, kemudian letakkan di atas kaca benda (object glass) yang bersih.
Teteskan irisan preparat tersebut dengan medium (aquadest) menggunakan pipet tetes. Tutuplah
preparat menggunakan kaca penutup (cover glass) secara perlahan dengan membentuk sudut 45°
pada salah satu sisi kaca benda (object glass). Usahakan agar tidak timbul gelembung udara pada
medium.

Gambar 1.3 Menutup Preparat Wortel

Gambar 1.4 Menutup Preparat Kulit Bawang

Setelah itu, letakkan objek pada meja mikroskop dan hidupkan lampu mikroskop. Aturlah letak
objek dengan makrometer vertical untuk menaikkan atau menurunkan objek, lalu makrometer
horizontal untuk menggeser ke kanan atau kekiri objek. Dibagian kiri mikroskop, terdapat
sekrup pengatur konsendor untuk menaikkan dan menurunkan meja objek.

12
Gambar 1.5 Melihat Objek Wortel melalui Lensa Mikroskop

Gambar 1.6 Melihat Objek Kulit Bawang Merah melalui Lensa Mikroskop

13
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan

Pengamatan Gambar Keterangan

1. Dinding sel
Preparat Wortel 2. Kromoplas
Perbesaran : 10x/0.25 3. Sitoplasma

Preparat Kulit
Bawang Merah
Perbesaran : 10x/0.25 1. Dinding sel
2. Sitoplasma

Dalam praktikum, ini kami mengamati bentuk dan struktur sel. Kami mengamati
beberapa bahan antara lain, sel wortel dan sel kulit bawang merah. Kalau kita perhatikan di
bawah mikroskop, terlihat tersusun dari deretan sel-sel. Sel terdiri dari dinding sel dan isi sel. Isi
sel terdiri dari bagian-bagian yang mati (ergastic) dan bagian-bagian yang hidup (protoplas) yang
terdapat dalam sel; terdiri dari plasma sel (cytoplasma), inti sel (nukleus) dan plastida.

Pada sel wortel sesuai dengan hasil pada mikroskop terlihat dinding sel dan kromoplas.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada irisan melintang umbi wortel (Daucus
carota)  dengan perbesaran 10×/0.25 terdapat dinding sel yang membatasi sel yang satu dengan
yang lainnya karoten, dan sitoplasma. Diantara dinding sel ini terdapat ruang antar sel. Pada sel
ini terdapat kromoplas. Kromoplas yang ditemukan pada sayatan umbi wortel ini memiliki
warna oranye dengan bentuk yang beragam, ada yang berbentuk bulat dan ada pula yang
memanjang). Kromoplas biasanya berasal dari kloroplas. Diferensiasi kloroplas menjadi
kromoplas bergantung pada sintesis dan penempatan pigmen karotenoid yang ada pada akar
wotel.

Sedangkan, hasil pengamatan pada kulit bawang merah tidak memperlihatkan secara
jelas organel- organel yang ada dan hanya terlihat dinding sel dan sitoplasma saja.

14
B. TEMA PRAKTIKUM II ANATOMI DAN FISIOLOGI UNGGAS

Dalam melakukan praktikum ini hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat
dan bahan yang digunakan

Gambar 2.1 Alat dan Bahan yang digunakan pada Praktikum kedua

Kemudian, irislah kulit bagian perut ayam yang sudah disembelih lalu sobek hingga kulit bagian
dada terlihat.

Gambar 2.2 Kulit bagian dada ayam terlihat

Selanjutnya, iris bagian dada ujung bawah sampai dada terbuka, setelah bagian dada robek, buka
bagian otot dada hingga bagian isi perut terlihat.

Gambar 2.3 Sudah terlihat bagian isi perut


ayam.

15
Setelah isi bagian perut terlihat, keluarkan saluran pencernaan secara hati-hati agar tidak
terputus. Untuk dapat mengamati anatomi pencernaan dengan baik, potong bagian Kloaka secara
teliti agar bagian saluran pencernaan akhir tidak terpotong.

Gambar 2.4 Pemotongan Kloaka

Untuk dapat mengamati bagian dada serta mengambil bagian tembolok, potong bagian tengah
dada.

Gambar 2.4 Pemotongan Bagian Tengah Dada

Setelah terpotong, tariklah bagian dari saluran atas sehingga tembolok dapat diambil.

Gambar 2.5 Pemisahan Bagian Dalam dan


luar

16
Hasil dan Pembahasan

Gambar 2.6 Bagian Saluran Pencernaan Ayam

Berdasarkan hasil praktikum pengamatan terhadap sistem pencernaan unggas , diketahui


bahwa organ pencernaan adalah terdiri Sistem pencernaan unggas terdiri dari beak (paruh),
esophagus, crop(tembolok), proventriculucus, pars muscularis atau gizzard, usus
halus(duodenum, jejenum, ileum), usus buntu, usus besar, dan kloaka.

Tabel 2.1 Bagian bagian pencernaan unggas

Organ Gambar Keterangan

Kegunaan paruh adalah untuk mengambil


Beak (paruh) makanan. Cara mengambilnya seperti
mematuk, layaknya burung pada umumnya

17
Saluran memanjang berbentuk seperti
tabung yang merupakan jalan makanan dari
Esophagus mulut sampai permulaan tembolok dan
perbatasan pharynx pada bagian atas dan
proventriculus bagian bawah

Crop berfungsi menyimpan dan menerima


makanan untuk sementara sebelum masuk
Crop(tembolok) ke proventriculus

Proventriculus merupakan perbesaran


terakhir dari oesophagus dan juga
merupakan perut sejati dari ayam. Juga
merupakan kelenjar, tempat terjadinya
Proventriculucus pencernaan secara enzimatis, karena
dindingnya disekresikan asam klorida,
pepsin dan getah lambung yang berguna
mencerna protein

Fungsi gizzard adalah untuk mencerna


makanan secara mekanik dengan bantuan
Pars muscularis grit dan batu-batu kecil yang berada dalam
atau gizzard gizzard yang ditelan oleh ayam

Duodenum (usus dua belas jari), mulai


muaranya dari daratan dorsal ventriculus
berbentuk huruf U melingkari pankreas.
Duodenum Bagian sisi lengkung atas disebut pars
ascendens duodeni, dan bagian sisi
lengkung bawah disebut pars descendens
duodeni.

18
Jejenum (dimulai setelah duodenum hingga
ditemukannya Meckel’s diverticulum.
Jejenum Meckel’s diverticulum berupa tonjolan yang
merupakan sisa residu dari yolk sac, selain
itu dikenal juga sebagai batas antara
jejunum dan ileum)

Sebagai tempat penyerapan air dan mineral


Ileum meskipun beberapa penyerapan nutrient
lanjutan masih terjadi disini.

Fungsi utama ceca secara jelas belum


diketahui tetapi di dalamnya terdapat 
sedikit pencernaan karbohidrat dan protein
Ceca (Usus dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya
Buntu) juga terjadi digesti serat oleh aktivitas
mikroorganisma (Nesheim et al., 1979).

Terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan


Large Intestine kandungan air pada sel tubuh dan  mengatur
(Usus Besar) keseimbangan air pada unggas (North,
1978).

Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-


Cloaca sisa digesti, urin dan merupakan muara
saluran reproduksi (North, 1978).

19
Tabel 2.2 Organ Pencernaan Tambahan pada Unggas

Organ Gambar Keterangan


Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan
yang berperan dalam mengemulsikan lemak (North,
1978). Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah
Hati kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di
lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada
duodenum akan merangsang kantung empedu untuk
mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso,
1993). Hati juga menyimpan energi siap pakai
(glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein menjadi
asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger,
1994).

Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke duodenum


melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim
Pankreas yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein
(North, 1978).

Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui,


Limpa hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah
merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.

Pembahasan :

Sistem pencernaan unggas berbeda dengan pencernaan hewan lainnya ungags tidak
memiliki gigi sehingga tidak terjadi pencernaan mekanik di dalam beak. Makanan akan langsung
melewati esophagus dan selanjutnya menuju tembolok yang disertai dengan sekresi mukus oleh
tembolok yang berfungsi sebagai pelumas untuk menghaluskan makanan. Tembolok merupakan

20
organ penyimpanan makanan sementara, kapasitas tembolok mampu menampung bolus hingga
250 g.

Organ ini banyak terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat lapar-kenyang di
hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan di dalam tembolok mempengaruhi tindakan
makan atau menghentikan makan. Setelah melewati pelumasan di dalam tembolok, selanjutnya
makanan akan menuju pada lambung kelenjar atau proventriculusserta disekresikan enzim pepsin
dan amilase oleh organ tersebut. Makanan berlanjut pada tahap pencernaan di gizzard yaitu
lambung yang tersusun oleh otot yang kuat berisi pasir atau bebatuan yang akan menghancurkan
makanan.

Proses absorpsi terjadi di dalam usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum, dan
ileum. Menurut Soeharsono (2010), hubungan relatif antara usus halus dengan tubuh pada
unggas lebih pendek daripada mamalia, tetapi terdapat variasi panjang, yang dipengaruhi oleh
kebiasaan makan (eating habits). Usus halus akan lebih panjang pada unggas pemakan hijauan
dan butiran sedangkan pada unggas pemakan daging lebih pendek.

Disimpulkan bahwa pencernaan untuk pakan hijauan atau biji-bijian lebih lama
dibandingkan dengan unggas pemakan daging hal ini dilihat dari perbandingan panjangnya usus
halus pada unggas. Setelah melewati pencernaan di usus halus, makanan akan menuju keusus
besar, dan kloaka.

Saluran terakhir dari pencernaan unggas adalah kloaka yang merupakan tempat
pembentukan feces. kloaka pada unggas betina adalah daerah pertemuan antara saluran telur,
urine, serta feces. Sedangkan pada unggas jantan sebagai pengganti oviductialah vasa
deferentiae.

21
BAB IV

PENUTUP
A.Kesimpulan

Kesimpulan Tema Praktikum I

Dari hasil praktikum Pengamatan Struktur Sel dan Pembuatan Sediaan Segar,kami dapat
menarik kesimpulan bahwa semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut dengan membran
plasma (membran sel), sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma.
Namun, pada hasil pengamatan ini hanya jelas terlihat bagian dinding sel dan sitoplasma saja.
Karena Organel akan lebih terlihat dengan bantuan pewarnaan (staining) dan perbesaran mikroskop
yang lebih besar (100x).

Kesimpulan Tema Praktikum II

Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sistem pencernaan unggas, meliputi beak
(paruh), esophagus, crop(tembolok), proventriculucus, pars muscularis atau gizzard, usus
halus(duodenum, jejenum, ileum), usus buntu, usus besar, dan kloaka. Serta organ pencernaan
tambahan yaitu hati, pancreas dan limpa.

B.Saran

Dalam penjelasan video kurang jelas, sehingga sulit untuk dipahami. Hendaknya
pengambilan video pada saat praktikumdilakukan lebih detail dan rapi lagu.

22
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah Biologi. 2021. Penuntun Praktikum Biologi.

Pekanbaru : UIN SUSKA Riau

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/organ-gerak-ayam-13246/

Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Bandung : Widya Padjadjaran.

Hal : 163-190

R.D. Frandson. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Diterjemahkan Oleh : B.

Srigandono dan Koen Praseno. Yogyakarta : UGM Press.

Hal : 528, 542-552

Frandson. 1992. Anatomi Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai