Anda di halaman 1dari 45

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 2
A. Latar Belakang....................................................................................................... 2
B. Tujuan Praktikum .................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4
A. Mikroskop.............................................................................................................. 4
B. Stuktur Sel ............................................................................................................. 6
C. Spermarogenesis dan Oogenesis ........................................................................... 9
D. Kromosom dan Golongan Darah ......................................................................... 18
E. Siklus Estrus ........................................................................................................ 19
F. Uji Kehamilan ..................................................................................................... 21
BAB III METODA PENELITAIN................................................................................. 33
A. Praktikum Struktur Sel ........................................................................................ 33
B. Praktikum Spermatogenesis dan Oogenesis ........................................................ 34
C. Praktikum Golongan Darah ................................................................................. 34
D. Praktikum Siklus Estrus ...................................................................................... 35
E. Praktikum Uji Kehamilan .................................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 37
A. Mikroskop............................................................................................................ 37
B. Struktur Sel .......................................................................................................... 37
C. Spermatogenesis dan Oogenesis .......................................................................... 38
D. Genetika (golongan darah) .................................................................................. 39
E. Siklus Estrus ........................................................................................................ 40
F. Uji Kehamilan ..................................................................................................... 41
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 43
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 43
B. Saran .................................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 45

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktikum merupakan salah satu metoda pembelajaran yang sangat menunjang
berlangsungya proses belajar mengajar secara efektif, melalui pelaksanaan
praktikum, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep teori yang
telah diterima dikelas.

Adapun materi yang termasuk kedalam topik biologi dan akan dilakukan
praktikum meliputi konsep tentang pengenalan mikroskop, struktur sel,
spermatogenesis dan oogenesis, genetika (kromosom manusia dan golongan
darah), reprosuksi ( siklus estrus) dan uji kehamilan.

Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan praktikum biologi.
Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda atau organisme yang sangat kecil,

Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua mahluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan
berlangsung didalam sel

Gen yang menentukan sifat suatu mahluk hidup dibawa oleh struktur pembawa
gen yang mirip dengan benang dan terdapat didalam inti sel (nukleus). Kromosom
hanya dapat diamati dengan mikroskop pada saat sel sedang membelah mitosis dan
meosis.

Golongan darah merupakan gambaran karakteristik sel darah merah seseorang


yang dipengaruhi oleh njumlah karbohidrat dan protein pada membran sel darahnya
(ditentukan oleh jumlah zat/ antigen yang terkandung di dalam sel darah merah)

Peristiwa pembentukkan sel kelamin yang kita kenal adalah peristiwa


gametogenesis. Pada laki-laki dibentuk oleh testis sedangkan pada wanita dibentuk
oleh ovarium. Spermatogenesis merupakan proses pembentukkan sel spermadi
dalam tubulus seminiferus sedangkan oogenesis merupakan proses pembentukkan
sel telur di ovarium

Ketika mterjadi kehamilan pada seorang perempuan, maka tubuh bereaksi


dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi hormon-
hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon kehamilan
ini bertujuan mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.

2
B. Tujuan Praktikum
Umum

Pelaksanaan praktikum biologi ini dilakukan oleh mahasiswa program studi sarjana
keperawatan bertujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menghayati
tentang teori-teori yang diberikan dalam topik biologi yang termasuk dalam mata
kuliah Ilmu Dasar keperawatan

Khusus

Setelah dilakukan praktikum biologi, mahasiswa diharapkan:

1. Mamapu memahami tentang pengenalan dan penggunaan mikroskop


2. Mampu memahami tentang struktur sel
3. Mampu memahami tentang spermatogenesis dan oogenesis
4. Mampu memahami tentang genentika (kromosom manusia dan golongan darah)
5. Mampu memahami tentang siklus estrus terkait dengan reproduksi
6. Memapu memahami tentang uji kehamilan terkait dengan reproduksi manusia

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroskop
Mikroskop ini memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler dan
kondensor. Pada mikroskop ini, sumber cahaya masih berasal dari matahari yang
dipantulkan. Cahaya tersebut dipantulkan oleh suatu cermin datar atau cekung yang
terdapat dibawah kondensor. Namun sekarang sudah dilengkapi lampu sebagai
pengganti sumber cahaya matahari. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan
bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan
terlihat pada bayangan akhir. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa objektif. Sedangkan lensa kondensor berfungi untuk
mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokuskan
(Widyatmoko, 2008).
1. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bias digunakan
untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop ini memiliki perbesaran
7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dapat terlihat 3 dimensi. Komponen
utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri
atas lensa okuler dan lensa objektif (Widyatmoko, 2008).
Perbedaan antara mikroskop stereo dengan mikroskop cahaya adalah
sebagai berikut :
- Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan mikroskop cahaya
- Sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati
(Widyatmoko, 2008).
Mikroskop stereo digunakan untuk mengamati benda tebal maupun tipis,
transparan maupun tidak menembus cahaya. Penyinaran biaanya dari atas
tetapi dapat pula diatur penyinaran dari bawah. Mikroskop stereo dibuat agar
dapat mengamati bayangan secara tiga dimensi dan tidak terbalik. Daya
revolusi relative lemah dengan medan pandang yang luas (Gabriel, 1988).
2. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100.000 kali. Elektron
digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop electron mempunyai dua tipe
yaitu electron scanning dan mikroskop elektron transmisi. Mikroskop elektron
scanning digunakan untuk studi detail arsitektur permukaan sel atau permukaan
renik lainnya dan objek diamati secara tiga dimensi. Adapun mikroskop
elektron transmisi digunakan untuk mengamati struktur detail internal sel
(Widyatmoko, 2008).

4
Pembentukan bayangan pada mikroskop electron terutama adalah hasil dari
electron yang tersebar. Pentingnya mikroskop elektron terletak pada
kemampuannya memisahkan yang tinggi yang dapat diperoleh, yaitu sekitar 0,2
nm. Satu keterbatasan mikroskop electron adalah kemampuan pancaran
elektron untuk menembus adalah kecil (Geneser, 1987)
3. Miksroskop Ultraviolet
Mikroskop Ultraviolet merupakan variasi dari mikroskop cahaya biasa.
Karena cahaya ultraviolet mempunyai gelombang yang lebih pendek daripada
cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultraviolet untuk pencahayaan
dapat meningkatkan daya pisah menjadi dua kali lipat daripada mikroskop
biasa. Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa (Wheeler, 1988).

5
B. Stuktur Sel

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena
itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi.

Sejarah penemuan sel Robert Hooke Pada awalnya sel digambarkan pada tahun
1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis
gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata
bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.

Pada tahun 1835, sebelum teori Sel merupakan unit organisasi terkecil yang
menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan
seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan


arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota.

Gambar 1 Sel Prokariotik

6
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran
sekitar 50-350ɰm. Paramecium ini telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya
Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang
berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus)
yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan
regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara
transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan
menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-layang di dalam air. Hal ini akan
terlihat jika menggunakan mikroskop. •Sedangkan cara menangkap makanan adalah
dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan
masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau
hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk
mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk
mengeluarkan sisa makanan.

Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal
sel yang relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang
besar: eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok
prokariota yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan
yang ekstrim seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung
kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal
yang melingkar, tanpa organisasi DNA.

Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks,


antara lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri
seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki
beberapa kromosom linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul
DNA yang sangat panjang yang terbagi dalam paket-paket yang dipisahkan oleh
histon dan protein yang lain.

7
Gambar 2 Sel Eukariotik

8
C. Spermarogenesis dan Oogenesis

Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh
ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk
manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh bakal
biji (ovulum). Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm,
dengan jumlah kromosom 23 (haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari
pihak wanita, terdapat dalam sel telur ini.Sel telur manusia, tidak dapat
diperbaharui.

Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam
kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium
hanya melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan itupun dapat
dipastikan "hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut adalah sel telur yang
bertumbuh-kembang sejak masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa
berkurang, sejalan dengan bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem
informasi genetik manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan semakin
besar pula peluang / kemungkinan terjadinya anak dengan kelainan / kecacatan.
Secara umum, batasan usia reproduksi sehat bagi wanita berkaitan dengan.

Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα)”sperma” (yang berarti


"benih") dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam jenis reproduksi
seksual dikenal sebagai anisogamy dan oogamy, ada perbedaan ditandai dalam
ukuran gamet dengan yang lebih kecil yang disebut sel "laki-laki" atau sperma.

Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan hanya akan
bertahan hidup di lingkungan yang hangat, sekali meninggalkan tubuh kelangsungan
hidup sperma berkurang dan dapat menyebabkan sel mati, mengurangi kualitas
sperma. Sel sperma datang dalam dua jenis; "laki-laki" dan "perempuan". Sperma
sel-sel yang menimbulkan perempuan (XX) keturunan setelah pembuahan berbeda
dalam bahwa mereka membawa kromosom X, sedangkan sperma sel-sel yang
menimbulkan laki-laki (XY) keturunan membawa kromosom Y.

9
1. Struktur Sperma Dan Ovum

Gambar 3 Struktur Sperma

a. Bagian kepala Bentuk oval / bulat dengan ukuran panjang X lebar : 5x3µm
(batasan WHO : 4.0 – 5.5 µm dan lebarnya 2.5 – 3.5 µm). mengandung inti
sel (nukleus) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung
akrosom berwarna jenih tidak mengandung organela –organela dan meliputi
sekitar 40-70% dari luas kepala. yang berisi enzim hialuronidase dan
proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel
telur.
b. Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan
energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
c. Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum. Panjang
ekor 9 sampai 10 kali panjang kepala, dengan bentuk lurus memanjang dari
kepala atau membentuk alur gelombang . Ekor dapat di bagi menjadi 3
bagian:

1) Middle piece : Midpiece ; yang berdekatan dengan leher, panjang 10 µm.


Terdiri dari aksonema yang mempunyai struktur seperti silia (9 mikro
tubulus yang mengelilingi sepasang tubulus sentral). Pada keadaan
normal leher dan midpice berada salam satu sumbu dengan sumbu
panjang kepala.

10
2) Principal piece; bagian utama dengan panjang 40-45µm merupakan
bagian terpanjang. Lapisan mitokondria di midpice disini sudah
digantikan dengan serabut fibrus.
3) End pice ; bagian terminal dengan panjang sekitar 2-5µm. Pada bagian
ujung ini sudah tidak ada lagi serabut fibrus dengan bagian ujung ini
susunannya seperti silia biasa.

(herman wibisono, 2010)

Gambar 4 Struktur Ovum

Ovum, selayaknya spermatozoon juga didesain khusus untuk memuat muatan


genetis berupa 23 kromosom, dan merupakan gamet dari wanita. Dan untuk
melindungi muatan genetis tersebut, ovum harus memiliki beberapa lapisan
pelindung, antara lain:

1. Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.


2. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di bagian
tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa.
3. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar
oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.
Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi
(penyatuan) dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses

11
pembuahan. Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan
kuning telur yang sedikit dan memiliki ukuran kecil dengan rata-rata
berdiameter 1,5µ

2. Proses Pembentukan Spermatogenesis Dan Oogenesis

Gametogenesis

Pembentukan ovum dan sperma terjadi melalui proses meiosis (sedangkan


sel-sel somatik mengalami pembelahan melalui metosis). Oogenesis
menghasilkan ovum dan spermatogenesis menghasilkan sperma. Satu
spermatogeniummenghasilkan empat sperma dan satu 0ogenium menghasilkan
satu ovum dan dua badan kutub. Meiosis adalah pembelahan dengan reduksi,
yang normalnya membuat setiap gamet mengandung 23 kromosom (haploid).
Oleh karena itu, ketika terjati pembelahan dan dua gamet haploid bersatu, pada
keadaan normal terbentuk Zigod yang mengandung 46 kromosom (diploid) .

Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :


spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis, tepatnya
di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa disingkat sperma yang bersifat haploid
(n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan
dan diferensisasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang
kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak
di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.

12
Gambar 5 Proses Spermatogenesis
Seperti yang kita tahu, Spermatozoa diproduksi (Spermatositogenesis) di testis
tepatnya didalam tubulus seminiferus, yang dipengaruhi oleh hormone testosterone.
Spermatogenesis terdiri dari pembelahan sel secara mitosis termasuk proliferasi dan
maintenance dari spermatogonia.

a. Spermatogonium

Sel yang paling dekat dengan membrana basalis tubulus seminiferus.Besar sel
bervariasi(±12αm) terdiri atas 2 macam sel :

1) Spermatogonium A pucat (Ap)


Karakteristik :lokasinya pada membrana basalis ,bagian atas di tutup
oleh sitoplasma sel sertoli .Bentuk sel oval /bulat .ini bulat terwarna pucat oleh
karena kromatin halus dan tersebar. Anak inti :biasanya satu menempel pada
dinding inti,kromatin halus tersebar rata. Sitoplasmanya jernih mengandung
organela-organela (mitokondria,krista,vesikel Golgi ,jala-jala endoplasma ,dan
ribosom)
Terdapat sejumlah gambar spermatogonium A yang karakterristik
a) Mitokondria tersusun padat dan jarang dipisahkan oleh material homogen

13
b) Kristal Lubarsch ,benang-benang mikro(mikro filamen yang diselingi
granula halus atau benang –benang mikro yang bersilang).
2) Spermatogonium A gelap (Ad)
Berbeda dengan spermatogium Ap, Spermatogonium Ad bentuknya
lebih memanjang. Inti lebih gelap oleh karena densitas kromatinnya lebih padat,
kadang-kadang terdapat vakuola yang tidak tegas batasnya. spermatogoium Ap
dan Ad tidak dapat dibedakan dengan melihat sitoplasmanya.
3) Spermatogonium B
Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dari pada spermatogonia A.
Kadang– kadang terdapat pada lamina basalis tetapi hanya sebagaian saja yang
melekat pada membrana basalis oleh karena sebagaian besar sitoplasmanya
dikelilingi oleh sitoplasmanya sel sertoli yang terdekatan.
Bentuk bulat ,inti sferis di tengah terisi oleh 1-2 anak inti yang lepas dari
dinding inti, lebih berhubungan dengan kromatin di sekelilinginya.
Sitoplasmanya menyupai sitoplasma spermatogonium A tetapi lebih banyak
mengandung ribosom.
b. Spermatosit I
Besarnya 8 ±αm,menyerupai spermatogonium .inti besar sekali dan terlihat
jelas.pada stadium interfase terlihat butir-butir kromatin halus tersebar
merata.spermatosit I masih mengandung kromosom diploid (2n).sitoplasmanya
mengandung organela yang berbeda dengan spermatogonium

Spermatosit I ini akan mengalami pembelahan menjadi spermatosit II melalui


pembelahan Meiosis,dimana waktu profase agak lama dimana terjadi perubahan
yang hebat dari benang-benang kromatinnya.

c. Spermatosit II
Bentuk bulat besar 12µm inti menunjukkan pemadatan kelompok kromatin yang
dihubungkan dengan benang-benang kromatin . spermatosit II sukar dilihat oleh
karena itu masa interfasenya pendek.

14
d. Spermiogenesis
Merupakan proses perubahan dari spermatid menjadi spermatoozon. Pada
awalnya spermatid mempunyai bentuk bulat dengan ukuran 8µm. Berisi benang-
benang kromatin atau kelompok – kelompok padat homogen sebesar anak inti.

Gambar 6 Proses Oogenesis


Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia
fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap
memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan
miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai
masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I,
hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.

15
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah
menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi
berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut
bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan
badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid
mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga
badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

Selama kehidupan perempuan rata-rata, hanya sekitar 400 oosit


akanberovulasi. Ada total 20-30 pembelahan sel telur yang diproduksi untuk
masing-masing, sehingga, kemungkinan telur yang diberikan setiap mengakuisisi
mutasi DNA berbasis merugikan relatif rendah. Namun, tingkat tinggi
darikesalahan pembelahan meiosis terlihat dalam oogenesis. Hal ini juga
mencatatbahwa para ibu yang lebih tua memiliki peningkatan risiko untuk konsepsi
yang baik trisomi (satu kromosom ekstra) atau monosomi (satu kromosomhilang).
Kesalahan ini kemungkinan besar terkait dengan periode lama stasisantara
kelahiran dan ovulasi oosit ketika diadakan tersuspensi dalampembelahan sel
pertengahan.Telah menyarankan bahwa, dari waktu ke waktu,mekanisme
pembelahan sel menjadi kurang stabil yang mengarah padapeningkatan frekuensi
kesalahan. Sayangnya, jumlah abnormal kromosom yangberhubungan dengan cacat
fisik dan / atau mental, sehingga konsepsi seperti itu sering mengakibatkan
terminasi spontan. Sebuah ketidakseimbangan kromosom beberapa, termasuk
trisomi 13, trisomi 18, trisomi 21 (sindromDown), dan monosomi X (Turner
sindrom), kadang-kadang ditoleransi dan dapat menimbulkan bayi lahir hidup,
tetapi anak-anak ini akan memiliki sejumlah masalah mulai dari kelainan jantung,
kelainan struktural, dan retardasi pertumbuhan, keterbelakangan mental ringan
sampai parah

16
3. Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses pembuahan. Pembuahan didahului oleh
peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang masak dari ovarium Setelah
ovulasi sel telur ditangkap oleh infundibulum dan segera menuju ke saluran
fallopi, di saluran inilah terjadi pembuahan (fertilisasi). Fertilisasi terjadi ketika
ada sperma masuk, dan sperma tersebut membuahi ovum. Sperma yang
sebelumnya ditampung dalam vagina saat kopulasi, selanjutnya bergerak
melalui uterus menuju saluran telur (tuba fallopi). Sementara itu umumnya
hanya sebutir telur yang dihasilkan, sedangkan jumlah sperma yang tertampung
berkisar antara 200-300juta. Dari sekian banyak sperma, hanyasatu yang dapat
membuahi sel telur Setelah sebuah sperma dapat menembus permukaan luar sel
telur saat proses fertilisasi, sel telur segera menyusun penghalang kimiawi.
Artinya sel telur dilapisi oleh senyawa-senyawa tertentu sehingga jutaan sperma
yang lain tidak ikut membuahi sel telur tersebut. Saat sel telur dengan sperma
menyatu pada proses fertilisasi, zigot yang terbentuk mempunyai 46 kromosom
dalam intinya.
Sel telur yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak
menuju rahim dan menempel pada dinding rahim melalui plasenta dan
berkembang di dalam rahim. Sejalan dengan waktu, zigot mengalami
pembelahan sel. Setelah kurang lebih 7 hari, kumpulan sel-sel yang berbentuk
bola hasil pembelahan zigot akan tertanam dalam dinding uterus. Sebelum zigot
tertanam, dinding uterus telah lebih dahulu menebal yang siap menerima zigot.
Di dalam uterus zigot akan tumbuh selama 9 bulan sampai saat bayi dilahirkan.
Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang
telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga
terjadi menstruasi
4. Hormon Yang Berpengaruh Dalam Oogenesis
 Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang Berfungsi untuk
merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
 Hormon LH (Luteinizing Hormone) yang Berfungsi merangsang terjadinya
ovulasi (yaitu proses pengeluaran sel ovum)
 Hormon estrogen yang berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder

17
 Hormon progesteron yang berfungsi juga untuk menebalkan dinding
endometrium.
5. Hormon Yang Berpengaruh Dalam Spermatogenesis
 Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma
secara langsung serta merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium dalam
melakukan spermatogenesis.
 Hormon LH yang berfungsi merangsang Sel Leydig untuk memperoleh
sekresi Testosterone (Suatu hormon seks yang penting untuk
perkembangan sperma).

D. Kromosom dan Golongan Darah


Genetika manusia merupakan hal yang menarik untuk dikaji karena
berhubungan dengan manusia secara langsung, namun tidak mungkin dilakukan
eksperimen seperti hewan dan tumbuhan. Hingga saat ini, paling tidak sudah
diketahui dua ratus sifat-sifat genetika yang bersifat resesif maupun dominan.
Sebagian besar sifat-sifat tersebut mempengaruhi sifat fisik. Beberapa diantara sifat
fisik tersebut dapat dengan mudah diamati antara lain sidik jari, golongan darah
serta beberapa karakter seperti kemampuan lidah menggulung dan melipat, telingan
yang lepas, ujung jempol yang bisa di bengkokkan, bentuk kening kepala, pusar
kepala dan indeks jari telunjuk dengan jari manis

1. Pola Sidik Jari Pola sidik jari merupakan salah satu fenotip yang diatur secara
genetik dan dibentuk pada awal perkembangan embrio berumur kira-kira 18
minggu kehamilan. Bentuk dan kareteristiknya akan tetap dan tidak dipengaruhi
oleh lingkungan sejak lahir sampai orang tersebut meninggal. Dalam
mempelajari pola sidik jari tersebut ada tiga karakteristik utama yang perlu
diperhatikan yaitu pola tipe sidik jari, jumlah semua triradius dan jumlah sulur
total, sedangkan untuk membandingkan antar populasi dapat dilakukan dengan
membandingkan indeks tipe pola dan indeks intensitas pola. Pola tipe sidik jari
dapat dikelompokkan menjadi tipe wholr, loop ulna, loop radial dan arch.
Pembagian keempat keempat tipe pola tersebut didasarkan ada tidaknya dan
jumlah triradius. Triradius merupakan titik pertemuan antara tiga sulur yang
membatasi daerah pola. Titik radius digunakan sebagai dasar untuk menghitung
jumlah sulur total dengan membuat garis lurus ke pusat tipe pola loop dan wholr.
Pada tipe wholr dihitung jarak yang paling jauh.
Pola sidik jari sudah diaplikasikan dalam berbagai ilmu seperti forensik untuk
mengidentifikasi pelaku kriminal atau korbannya, antropologi untuk menentukan
jarak genetik anatar etnik atau ras, kedokteran untuk mendiaknosa penyakit-

18
penyakit tertentu, psikologi untuk melihat kecenderung sifat-sifat tertentu dan
genetik untuk diaknosa kelainan kromosom dan penurunan sifat-sifat tertentu.
Frekuensi tipe pola sidik jari akan berbeda pada satu bangsa dan ras yang
berbeda. Pada masyarakat Eropa ditemukan tipe arch 0-9%, loop 63-78%, whorl
20-42%. Pada berbagai suku bangsa di Hawai memperlihatkan bahwa frekuensi
ras Kausasoid mempunyai frekuensi loop ganda dan whorl yang rendah dengan
frekuensi loop dan arch yang tinggi, sedangkan pada ras Hawai, terjadi hal
sebaliknya. Jumlah sulur sidik jari akan meningkat dari arah Barat ke Timur
belahan bumi.
2. Golongan Darah ABO
Golongan darah sistem ABO didasarkan pada ada tidaknya antigen pada
permukaan sel darah merah. Golongan darah A mempunyai antigen A pada
permukaan sel darah merah dan dalam serum terdapat antibodi ß, golongan darah
B pada permukaan sel darah merah terdapat antigen B dan dalam serum terdapat
antibodi α, golongan darah AB pada permukaan sel darah merah terdapat antigen
A dan B dan antibodi α dan ß tidak terdapat dalam serum, sedangkan golongan
darah O tidak mempunyai antigen A dan B pada permukaan sel darah merah dan
serumnya mengandung antibodi α dan ß.
umumnya pada ras dan suku bangsa frekuensi golongan darah O lebih tinggi dan
AB lebih rendah dari golongan darah A dan B. Ras Kaukakus yaitu kulit putih
di Eropa dari Skandavia sampai ke Eropa Selatan dan Utara frekuensi gen IA
0.24, IB 0.06 dan i 0,7, untuk ras Afrika kulit hitam IA 0.19, IB 0.16 dan i 0,65
dan untuk ras Asia Mongoloid frekuensi IA 0.27, IB 0.17 dan i 0,56.

E. Siklus Estrus
Terdapat pembagian siklus estrus berdasarkan banyak sedikitnya silus yang
terjadi selama satu tahun. Hewan yang hanya memiliki satu siklus estrus dalam satu
tahun misal srigala, rusa dan rubah disebut monoestrus. Apanila terjafi lebih dari
satu siklus estrus setiap tahunnya disebut poliestrus. Hewann-hewan yang
mengalami poliestrus misalnya, kuda, kambing dan kera rhesus (Austin dan Short,
1984). Pada tikus dan mencit, siklus estrusnya termasuk poliestrus hanya sajua
ketika hewan tersebut menyusui maka aktivitas seksual seolah-olah juga terhenti
dan pada waktu itu disebut Lactational diestrus (Sagi, 1994)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam ovaium dan vagina yang ditunjukkan


oleh preparat vagina smear menurut Partiodihardjo (1980), autin dan Short serta
Bowen adalah sebagai berikut:

3. Proestrus
Proestrus adalah fase pesiapan dan biasanya berlangsung dalam waktu
yang relatif pendek. Pada fase ini juga mulai terlihat perubahan pada alat
kelamin betina. Pada ovarium terlihat pertumbuhan folikel sampai pada ukuran

19
maksimum. Pada fase ini juga terjadi LH surge yang dibutuhkan untuk
mengimbas ovulasi. Pada preparat vaginal smear ditemukan sel-sel peralihan,
yaitu sel peralihan sari sel-sel parabasal dan sel-sel intermediat menuju sel
superfisial
4. Estrus
Estrus merupakan fase yang ter[enting dalam siklus estrus, karena dalam
fase ini hewan betina menunjukkan prilaku mau menerima hewan jantan untuk
melakukan kopulasi. Perubahan yang terjadi pada ovarium yaitu dimulai
pemasakan bagi folikel yang telah dimulai pertumbuhan pada fase prosetrus.
Dengan demikian folikel pada fase estrus adalah folikel yang telah siap untuk
diovulasikan. Pada tikus ovulas terjadi pada pertengahan fase estrus.
Gambaran preparat vaginal smear pada fase ini ditandai dengan
ditemukannya banyak sel-sel superfisial. Sel superfisial adalah sel terbesar yang
dapat dilihat dalam vaginal smear, berbentuk poligonal dan terlihat sangat pipih.
Nukleus terkadang tidak ditemukan atau ditemukan tetapi sangat kecil dan
gelap (piknotik). Sel-sel superfisial yang tanpa intitersebut seringkali
mengalami kornifikasi. Pada fase ini terkadang juga ditemukan leukosit dalam
jumlah yang sangat sedikit.
Fase estrus merupakan periode birahi dan kopulasi hanya dimyngkinkan
pada saat ini. Keadaan ini pada tikus berakhir 9 sampai 15 jam dan ditandai
dengan aktivitas berlari-lari yang sangat tinggi (Turner dan Bagnara, 1998).
Austindan Short (1984) menjelaskan bahwafase ini hewan-hewan menunjukkan
perubahan prilaku. Saat ini betina-bertina tersebut menjadi sangat menarik bagi
pejantan. Hewan yang sedang berada dalam fase estrus tersebut juga mau
menerima rangsangan mencari penjantan-penjantan tersebut.
3. Metestrus
Metestrus adalah fase dalam siklus estrus yang terjadi segera setelah estrus
berakhir. Dalam ovarium terjadi pembentukkan korpus hemoragikum pada
tempat folikel de Graaf yang baru saja melepaskan ovum. Banyak leukosit
muncul dalam lumen vagina dengan sedikit sel-sel superfisial.
4. Diestrus
Diestrus adalah fase dalam siklus estrus yang ditandai tidak adanya
kebuntingan, tidak adanya aktivitas kelamin dan hewan menjadi tenang. Dalam
permulaan fase destrus korpus heoragikum menkerut karena di bawah lapisan
hemoragik ini tumbuh sel-sel kuning yang disebut luteum. Diestrus adalah fase
yang terlama diantara fase-fase lain dalam siklus estrus.
Pada fase ini terjadi peurunan jumlah sel-sel superfisial pada preparat
vaginal smear dan mulai munculnya sel-sel parabasal yaitu sel epitel terkecil
yang dapat ditemukan pada vaginal smear dengan bentuk bulat atau agak bulat.
Sel-sel parabasal mempunyai inti yang besar. Selin itu juga ditemukkan adanya
sel-sel intermediet yang mempunyai bentuk beragam dan ukurannya biasanta
dua sampai tiga kali lebi besar dari sel parabasal

20
F. Uji Kehamilan
1. Fisiologi Kehamilan
Menurut federasi obstetri dan ginekologi internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu, atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu
ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28
hingga ke 40). Selama siklus ovarium, korpus luteum berdegenerasi dan
lapisan dalam uterus yang sudah dipersiapkan dan bergantung pada lutein
akan terlepas jika tidak terjadi pembuahan dan implantasi. Jika terjadi
fertilisasi, blastokista yang tertanam menyelamatkan dirinya dan tidak
tersapu keluar bersama darah haid dengan membuat hCG. Hormon ini, yang
secara fungsional serupa dengan LH, merangsang dan mempertahankan
korpus luteum agar tidak berdegenerasi.
Endokrinologi kehamilan melibatkan perubahan endokrin dan metabolik
yang terjadi pada batas antara ibu dan janin yang dikenal sebagai unit
plasenta-janin. Struktur ini adalah merupakan tempat utama produksi dan
sekresi hormon steroid dan protein. Perubahan endokrin dan metabolik yang
terjadi selama kehamilan merupakan akibat langsung dari sinyal hormon
yang dihasilkan unit plasenta-janin. Permulaan dan perkembangan
kehamilan tergantung dari interaksi neuronal dan faktor hormonal.
Pengaturan neuro endokrin di dalam plasenta, pada janin dan kompartemen
ibu sangat penting dalam mengarahkan pertumbuha janin dan
perkembangannya sebagaimana juga dalam mengkoordinasi awal suatu
persalinan.
Protein-protein yang berhubungan dengan kehamilan dapat ditemukan
dalam sirkulasi maternal segera setelah konsepsi. Sebagai contoh, suatu
platelet activating (PAF)-like substance, yang dihasilkan oleh ovum yang

21
dibuahi dapat terdeteksi segera. Setelah ovulasi dan fertilisasi, embrio masih
berada dalam ampula tuba sampai hari ke tiga. Konsepsi yang sedang
berkembang mengarah pada uterus, melalui bagian istmus tuba, selama 10
jam, dan kemudian memasuki uterus sebagai suatu embrio 2-8 sel. Pada
perkembangan selanjutnya, antara 3-6 hari setelah konsepsi, embrio menjadi
blastokist mengambang dalam rongga endometrium. Sebelum implantasi,
blastokist juga mensekresikan substansi spesifik yang meningkatkan
penerimaan endometrium.
Implantasi yang berhasil memerlukan sinkronisas yang tepat antara
perkembangan blastokist dan pematangan endometrium. Hanya sedikit
informasi yang baru bisa didapatkan mengenai pengaturan hormon steroid
dalam fase nidasi. Embrio awal dan sel kumus oophorus menghasilkan
estradiol dan progesteron sebelum implantasi. Pengambilan secara mekanis
sel-sel ini menyebakan terhentinya sekresi hormon steroid, sementara
pengembalian sel melalui co-culture menghasilkan sekresi steroid seperti
semula Berdasarkan penemuan ini, produksi steroid oleh konseptus diduga
tidak berarti pada saat mencapai rongga endometrium, yang pada akhirnya
sel kumulus akan makin berkurang pada saat melintasi tuba fallopii Pada
fase implantasi salah satu contoh hormon plasenta, gonadotropin korionik
manusi (human chorionic gonadotropine, hCG) merupakan protein dimer
yang strukturnya sanga berhubungan dengan LH (luteinizing hormone).
Hormon ini merupakan salah satu produk pertama sel trofoblas embrio yang
penting dalam menginformasikan kepada ibu bahwa telah terjadi konsepsi.
mRNA β-hCG dapat dideteksi saat embrio 8-sel telah terbentuk, walaupun
hCG belum dapat dideteksi dalam aliran darah atau urin ibu sampai 6 hari
setelah fertilisasi.
Sekresi hCG berhubungan secara kuantitatif terhadap massa sel
sitotrofoblas total di dalam plasenta. Konsentrasinya dalam serum ibu
bertambah dua kali lipat setiap 2-3 hari pada awal kehamilan ini dapat
digunakan sebagai skrining untuk membedakan kehamilan normal dengan
abnormal. Kegagalan peningkatan yang sesuai pada konsentrasi hCG
merupakan indikasi adanya implantasi abnormal seperti kehamilan ektopik

22
(tuba) atau kehamilan intrauterin yang tidak dapat hidup. Kadar hCG yang
lebih tinggi daripada yang diharapkan terlihat pada kehamilan kembar dan
kehamilan mola. Peran biologis utama hCG adalah untuk ‘menyelamatkan’
korpus luteum ovarium dari kematian yang telah diprogram saat 12-14 hari
setelah ovulasi. Karena adanya hubungan struktural yang dekat anatara hCG
dan LH, maka hCG dapat berikatan dengan reseptor LH pada sel luteal.
hCG kemudian dapat menggantikan LH, menunjang korpus luteum saat
terjadi kehamilan. Pemeliharaan korpus luteum memungkinkan sekresi
progesteron ovarium yang terus-menerus setelah hari ke-14 pasca ovulasi
dan pemeliharaan kehamilan awal.
Pada kehamilan minggu ke-9 (7 minggu sete;ah konsepsi), plasenta telah
memiliki massa sel yang cukup untuk memasok sejumlah besar progesteron
yang penting untuk pemeliharaan kehamilan. Produksi progesteron diambil
alih oleh plasenta dan korpus luteum dapat dihilangkan tanpa efek samping
pada pemeliharaan kehamilan. Pada akhir trimester pertama, hCG juga
mentimulasi gonad janin untuk membuat hormon-hormon steroid yang
bertanggung jawab untuk diferensiasi genitalia interna dan eksterna.
Berbagai hormon yang diproduksi oleh plasenta berasal dari sistem dua sel
yang menyerupai interaksi antara neuroendokrin hipotalamus dan kelenjar
hipofisis. Misalnya, GnRH dapat disintesis dan disekresi oleh sel
sitotrofoblas plasenta. GnRH dari sitotrofoblas menstimulasi produksi hCG
oleh sinsitiotrofoblas. Semakin berkembangnya kehamilan dan setelah
plasenta menjadi tempat utama produksi progesteron, peran utama hCG
berubah dari pemeliharaan korpus luteum menjadi pemeliharaan produksi
progesteron oleh sinsitiotrofoblas. Kadar hCG serum menggambarkan
perubahan ini dengan meningkat minggu ke-7 siklus menstruasi dan
kemudian menurun drastis sampai kadar yang tetap selama sisa kehamilan
messenger.

2. Sel Desidua dan Hormon Desidua


Desidua adalah endometrium dalam kehamilan. Desidua endometrium
adalah tempat biosintesis hormon steroid dan protein maternal yang

23
berhubungan langsung dengan kelangsungan dan proteksi kehamilan dari
penolakan secara imunologis. Sebagai contoh jaringan desidua
mensekresikan kortisol, dan dengan kombinasi dengan hCG dan progesteron
yang dihasilkan konseptus, kortisol yang dihasilkan desidua bekerja
menekan respon imun maternal membuahkan keadaan imunologis khas yang
diperlukan untuk implantasi konseptus. Adapun hormon yang dihasilkan sel
desidua antara lain prolaktin desidua yang mempunyai aktivitas biokimia dan
biologis identik dengan prolaktin hipofisis. IGF binding protein-1(IGFBP-1)
adalah hormon peptida yang berasal dari sel stroma desidua. Pada wanita
yang tidak hamil, circulating IGFBP-1 tidak berubah selama siklus
endometrium. Selama kehamilan, terjadi peningkatan beberapa kali lipat
kadar IGFBP-1 yang dimulai selama trimester pertama, meningkat pada
trimester kedua, dan akhirnya turun sebelum aterm. IGFBP-1 menghambat
ikatan insulin-like growth factor (IGF) pada reseptor di desidua. Pregnancy
protein-14 adalah hormon glikoprotein yang disintesis oleh endometrium
sekretori dan desidua yang terdeteksi sekitar siklus hari ke 24.
3. Kompartemen Plasenta
Fungsi plasenta adalah memastikan komunikasi efektif antara ibu dengan
janin yang tengah berkembang sementara tetap memelihara keutuhan imun
dan genetik dari kedua individu. Pada awalnya plasenta berfungsi secara
otonom. Namun pada akhir kehamilan, sistem endokrin janin telah cukup
berkembang untuk mempengaruhi fungsi plasenta dan menyediakan
prekursor-prekursor hormon untuk plasenta.
4. Hormon Polipeptida Plasenta (hCG)
HCG (human chorionic gonadothropin) disebut sebagai “hormon
kehamilan” ini adalah suatu glikoprotein dengan aktivitas biologis yang
sangat mirip dengan LH (luteinizing hormon), dan keduanya bekerja
bersama-sama melalui reseptor LH/hCG membran plasma. Walaupun
diproduksi di plasenta, hCG juga disintesis di ginjal janin dan sejumah
jaringan janin menghasilkan subunit-β atau molekul utuh hCG. Berbagai
tumor ganas juga menghasikan hCG, kadang-kadang dalam jumlah yang

24
sangat banyak terutama penyakit trofoblast ganas. Pada wanita tidak hamil
dan pria, hCG diproduksi dalam jumlah sangat sedikit.
5. Karakteristik Biokimiawi hCG adalah suatu glikoprotein (BM sekitar
36.700) dengan kandungan karbohidrat tertinggi (30%) dibandingkan dengan
hormon manusia lainnya. Komponen karbohidrat terutama asam sialat
terminal, melindungi molekulnya dari katabolisme. Waktu paruh plasma
hCG utuh (24 jam) jauh lebih lama daripada LH. hCG secara structural
berikatan dengan tiga hormon glikoprotein lain (LH, FSH, dan TSH).
Sekuens asam amino subunit α dari keempat glikoprotein ini identik; tetapi
subunit β FSH dan TSH, serta subunit β hCG dan LH walaupun memiliki
banyak kesamaan ditandai oleh sekuens asam amino berbeda.
6. Biosintesis Sintesis rantai α dan β hCG diatur secara terpisah, sebuah gen
pada kromosom 6 di q 12 dan q 21 mengkode subunit dari keempat hormon
glikoprotein. Kecepatan sintesis subunit β hCG diperkirakan bersifat
membatasi dalam pembentukan molekul lengkap.
7. Sel Tempat Hormon Berasal Molekul hCG lengkap terutama disintesis di
sinsitiotrofoblast. Namun, telah dibuktikan bahwa hCG imunoreaktif
terdapat di sitotrofoblast sebelum usia kehamilan 6 minggu. Setelah itu, hCG
hamper seluruhnya terlokalisasi di sinsitium. Distribusi seluler serupa untuk
hpl imunoreaktif pernah dilaporkan.
8. Pengendalian Biosintesis Subunit hCG Jumlah mRNA kedua subunit α dan β
di sinsitiotrofoblast pada trimester pertama lebih besar daripada saat aterm.
Hal ini mungkin penting dipertimbangkan dalam pengukuran hCG plasma
sebagai prosedur penapis untuk mengidentifikasi janin abnormal.
9. Bentuk Molekul hCG di Plasma dan Urin Terdapat beragam bentuk hCG di
plasma dan urin ibu. Sebagian dari bentuk ini terjadi akibat penguraian
enzimatik, dan sebagian lagi terbentuk akibat modifikasi ketika terjadi
sekuens sintesis atau pemrosesan molekul hCG normal. Berbagai bentuk
hCG ini memiliki bioaktivitas dan imunoreaktivitas yang sangat beragam.
10. Subunit Bebas Kadar subunit β di plasma sangat rendah atau tidak terdeteksi
sepanjang kehamilan manusia, Karena sintesis subunit β bersifat membatasi.

25
Meningkatnya ukuran oligosakarida pada subunit α bebas menghambat
dimerisasi dengan β hCG.
11. Rantai Peptide yang Hilang pada Molekul hCG Rantai peptida yang hilang
tersebut diperkirakan terbentuk akibat kerja enzimatik pada molekul, yang
terjadi di dekat tempat sintesis subunit β.
12. Konsentrasi hCG dalam Serum dan Urin. Konsentrasi hCG dalam urin ibu
hampir sejajar dengan konsentrasi di dalam plasma, yaitu sekitar 1UL/ml
pada minggu ke-6 setelah hari pertama haid terkahir, meningkat ke nilai rata-
rata sekitar 100 UL/ml pada hari ke-60 sampai 80 setelah haid terakhir.
Kadar hCG dalam plasma wanita hamil dapat mencapai 15 mg/ml. dimulai
sekitar minggu ke – 10 sampai 12, kadar hCG plasma ibu mulai berkurang.
Kadar hCG dalam plasma dipertahankan pada kadar rendah sepanjang sisa
masa kehamilan. Pola kemunculan hCG dalam darah janin (sebagai fungsi
usia gestasi) serupa dengan yang dijumpai pada ibu, namun seiring dengan
perkembangan kehamilan, konsentrasi hCG dalam cairan amnion menurun
sehingga menjelang aterm kadarnya hanya seperlima daripada kadar didalam
plasma.
Tingkat sekresi hCG meningkat dengan cepat selama kehamilan awal
untuk menyelamatkan korpus luteum dari kematian. Sekresi puncak hCG
berlangsung sekitar 60 hari setelah periode haid terakhir. Pada minggu
kesepuluh kehamilan, pengeluaran hCG menurun sehingga tingkat
sekresinya rendah yang kemudian dipertahankan selama kehamilan.
Turunnya hCG terjadi pada saat korpus luteum tidak lagi diperlukan untuk
menghasilkan hormon-hormon steroid karena plasenta sudah mulai
mengeluarkan estrogen dan progesterone dalam jumlah bermakna. Korpus
luteum kehamilan mengalami regresi parsial seiring dengan turunnya sekresi
hCG. Pada kehamilan dengan janin lebih dari satu, kadang-kadang dijumpai
kadar hCG plasma yang meningkat secara bermakna, demikian juga pada
janin eritroblastik tunggal yang terjadi akibat isoimunisasi antigen – D ibu.
Kadar hCG dalam plasma dan urin mungkin sangat meningkat pada wanita
dengan hamil mola dan sindrom Down.

26
13. Pengendalian Sintesis hCG. GnRH plasma kemungkinan berperan dalam
pengendalian sintesis hCG. Inhibin plasenta juga diperkirakan berperan. In
vitro, sejumlah besar senyawa bekerja untuk meningkatkan sekresi hCG oleh
trofoblast, misalnya senyawa turunan AMP siklik, hyphothalamic like
hormons (GnRH, CRH), beberapa sitokin, dan berbagai faktor pertumbuhan.
14. hCG merupakan mediator utama untuk implantas embrio/janin/mudigah,
yang berfungsi mengenalkan embrio untuk dapat beradaptasi di uterus. hCG
juga beperan dalam beberapa hal antara lain:
a. meningkatkan sistem kekebalan pada endometrium,
b. membantu meregulasi sel T (CD 4, CD 25, foxp3+)
c. regulator uNK (unit naturalkiller)
d. membantu menyeimbangkan sistem TH1 dan TH2 , dan peranannya
dalam mempertahnkan mediator sistem kekebalan tubuh lainnya seperti;
makrofag, T komplemen, dan lain-lain.
15. Pemeriksaan Strip Tes untuk Kehamilan
Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi chorionic gonadotropine
(hCG) oleh sel sel sinsitiotrofoblas pada awal kehamilan. Hormon ini
disekresikan ke dalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan melalui urin.
Human Chorionic Gonadotropine (hCG) dapat dideteksi pada sekitar 26 hari
setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia
kehamilan diantara 30-60 hari. Produksi puncaknya adalah pada usia
kehamilan 60-70 hari dan kemudian menurun secara bertahap dan menetap
hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100-130 hari. Assai darah
dan urin memperlihatkan puncak-puncak yang sejajar sekitar 60 hari setelah
konsepsi kemudian menurun ke kadar yang rendah tepat sebelum akhir
kehamilan (persalinan). Kadarnya dalam serum meningkat dari 50 sampai
100 IU/ml, kemudian meneurun sampai 10 hingga 20 IU/ml pada akhir
kehamilan (persalinan). Nilai hCG dalam urin memuncak sampai 20.000
hingga 1000.000 IU perhari dan menurun pada kehamilan lanjut hingga
nilainya 4000-11000 IU perhari. Strategi uji kehamilan tergantung pada
seberapa cepat setelah konsepsi diperlukan diagnosis. Semakin dini
konfirmasi itu dilakukan, semakin sensitif dan spesifik uji kehamilan yang

27
harus digunakan. Tabel 8-7 menunjukkan sensitivitas uji-uji yang tersedia
untuk kehamilan. Ciri penting dari cara RIA baru (beta-subunit hCG) pada
kehamilan yang sangat dini adalah spesifitasnya yang tinggi terhadap
sebunit-beta hCG dalam membedakan hCG dari LH.
Oleh karena itu, untuk situasi yang umum, jika seorang wanita ingin tahu
akan kemungkinan hamil, uji kehamilan cara imunologis pada urin yang
biasa saja sudah cukup. Apabila diperlukan sensitivitas dan spesifisitas yang
lebih tinggi untuk mendiagnosis kehamilan dini dianjurkan uji RIA. Untuk
mengkonfirmasi kehamilan, spesimen urin pertama pagi hari dianjurkan
karena urin ini konsentrasinya paling tinggi dan ada kemungkinan
mengandung kadar hCG yang tinggi. Darah atau protein dalam urin dan
obat-obatan (khususnya metadon dan fenothiazin) dapat mengganggu uji-uji
kehamilan cara imunologis pada urin. Imunoassay pada urin berbeda dari
assay RIA dan RRA dalam hal sensitivitasnya terhadap hCG, jenis sampel,
waktu yang diperlukan untuk pengujian, waktu pengujian yang memberikan
harapan sensitivitasnya terbesar, dan biayanya. Keuntungan dan kerugian
imunoassay cara cepat menggunakan lateks pada lempeng kaca dan
imunoassay hCG menggunakan tabung yang lazim, diperlihatkan dalam
tabel 8-8 dan 8-9. Imunoassay pada urin dapat dikerjakan dengan uji
hambatan hemaglutinasi atau aglutinasi lateks. Uji imunologik untuk
kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti Rapid Latex
Slide Test, Tube Test Haemaglutinasi (tipe inhibisi) atau
Immunochromatographic assay. Uji-uji tersebut pada dasarnya menggunakan
prinsip antigen-antibody yaitu anti-hCG terhadap kadar hCG (human
Chorionic Gonadotropine), hormon yang dihasilkan oleh plasenta. Uji yang
dilakukan menggunakan serum anti-HCG ini bersifat lebih sensitif, lebih
akurat, lebih murah, dan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan uji
kehamilan yang terdahulu, yaitu yang menggunakan hewan hidup seperti uji
Ascheim-Zondek dan Friedman. Penggunaan strip hCG urin tes merupakan
suatu metode imunoassay untuk memastikan secara kualitatif adanya human
chorionic gonadotropine (hCG) didalam urin sebagai deteksi dini adanya
kehamilan. Human chorionic gonadotropine merupakan sebuah hormon

28
glikopeptida yang dihasilkan oleh plasenta selama kehamilan. Adanya hCG
dan peningkatan konsentrasinya secara cepat didalam urin ibu membuatnya
sebagai penanda untuk memastikan kehamilan. Sampel yang dapat
digunakan dalam tes kehamilan untuk mendeteksi hCG pada seseorang
dapat berupa serum maupun urin. Jika menggunakan serum, tes kehamilan
dilakukan tidak lebih cepat dari 5 hari setelah pertama kali terlambat
menstruasi, sedangkan jika sampel yang digunakan adalah urin bisaanya
dapat diuji saat 3 hari setelah dinyatakan terlambat menstruasi. Selain
menentukan seorang wanita hamil atau tidak, penggunaan uji anti-hCG ini
juga dapat mendeteksi aborsi yang mengancam atau kematian janin. Kadar
hCG juga dapat diukur pada pria untuk penentuan tumor terstikular.
16. Metode Imunokromatografi
Metode tes kehamilan yang dilakukan adalah metode imunokromatografi
dengan menggunakan sampel berupa air seni (urin). Alat yang digunakan
untuk pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara bebas dan dapat
dipergunakan kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan strip uji kehamilan
adalah bisa dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah
dilakukan, harga strip yang relatif murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi
hasil uji yang tinggi (97 – 99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih
dini. Mekanisme kerja tes kehamilan melalui air seni ini adalah dengan
menggunakan prinsip adanya ikatan antibodi antigen. Sebagai antigennya
adalah adanya protein hormon beta hCG (hormon yang dihasilkan
trofoblas/bagian plasenta) dan sebagai antibodi adalah antibodi yang
dihasilkan binatang kuda yang disuntik hormon beta hCG.
Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E coli.
Kemudian antibodi dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan zat
tertentu yang akan berubah warna bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan
pada alat pemeriksa. Kadar antibodi yang ada akan menentukan
kepekaannya. Karena itu, ada dua macam kepekaan, yaitu 25 mIU dan 50
mIU. Kepekaan ini yang menentukan pada hari ke berapa alat ini sudah peka
untuk mendeteksi kehamilan. Sebagai contoh, untuk 25 mIU, dapat
mendeteksi kehamilan saat hari pertama mens berikut, sementara 50 mIU

29
perlu sepuluh hari terlambat. Aschheim dan Zondek telah menggunakan uji
kehamilan dengan penanda hCG sejak tahun 1920. Uji biologis ini
menggunakan hewan (katak, tikus, kelinci) yang kemudian disuntik dengan
serum atau urin perempuan yang diduga hamil untuk melihat reaksi yang
terjadi pada ovarium atau testes hewan percobaan tersebut. Prinsip uji
biologik penanda 3 hCG selanjutnya dikembangkan dengan cara mengambil
antiserum hCG dari hewan yang telah memproduksi antibodi hasil stimulasi
dengan hCG (protein dengan sifat antigenik). Bila urin diteteskan ke
antiserum maka terjadi mediasi aktifitas antiserum untuk beraksi dengan
partikel lateks yang dilapisi dengan hCG (latex particle agglutination
inhibition test) atau sel darah merah yang telah disensitisasi dengan hCG
(hemagglutination inhibition test). Pada perempuan yang hamil, hCG di
dalam urinnya akan menetralisir antibodi dalam antiserum sehingga tidak
terjadi reaksi aglutinasi. Pada perempuan yang tidak hamil, tidak terjadi
netralisasi antibodi sehingga terjadi reaksi aglutinasi. Alat uji kehamilan
untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang bisaa dikenal
dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk
mendeteksi kehamilan pada tahap awal. Cara penggunaannya relatif mudah,
yaitu mencelupkan ujung alat ke dalam air seni yang ditampung atau
menyentuhkan pada aliran air seni ketika buang air kecil. Bisaanya
dianjurkan penggunaan air seni pertama setelah bangun pagi, karena
konsentrasi hormon hCG yang tinggi pada saat itu. Uji kehamilan yang lebih
akurat tentunya adalah tes kuantitatif hormon hCG dalam darah. Bisaanya
yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon hCG (ß-hCG) . Setiap test-
pack mempunyai kadar sensitivitas berbeda, bisaanya pada kisaran 25
mIU/ml hCG. Test-pack mulai dapat digunakan 14 hari setelah waktu
konsepsi atau sehari setelah periode haid terlambat. Tetapi dianjurkan tujuh
hari setelah berhubungan suami istri. Tes kehamilan ini juga dapat menjadi
hasil yang positif dalan beberapa keadaan seperti:
a. Hamil kimia. Banyak kasus kehamilan yang tidak diketahui mengalami
keguguran yang disangka haid. Meskipun angkanya cukup tinggi, saat di

30
test akan positif sebelum terlambat haid, ternyata saat tiba jadwal haid
keluar seperti bisaa jumlahnya dan kehamilan juga keluar bersama haid.
b. Waktu pemeriksaan. Tes kehamilan dilakukan di luar standar yang
ditemukan oleh pembuat test, misalnya terlalu lama. Hal ini akan
menyebabkan tes menjadi positif
c. Pengaruh obat dan bahan-bahan kimia Obat –obat tertentu dapat membuat
tes ini positif, seperti: pemakaian hCG untuk terapikesuburan dan diet.
Obat diuretik dan obat-obat anti Parkinson juga dapat membuat
positifhasil pemeriksaan, bahan kimia atau sabun yang terkontaminasi
oada urin juga bisa membuattes positif. Vitamin C dosis tinggi juga
dikatakan bisa mempengaruhi hasil tes.
d. Adanya tumor dalam tubuh yang menghasilkan hCG seperti tumor
jaringan plasenta (trofoblastik), tumor indung telur yang menghasilkan
hCG, dll

Pemeriksaan hCG dalam darah akan terdekteksi beberapa hari lebih awal dari
hCG dalam urin. Pemeriksaan hCG dalam darah adalah mengukur nilai secara
kuantitatif nilai dengan angka mIU/ml. Pemeriksaan hCG dalam darah hanya
dapat dilkukan di laboratorium atau atas permintaan dokter. Dokter akan
menyarankan pemeriksaan hCG dalam darah bila tidak cukup data untuk
memastikan kehamilan. Jika hasil pengukuran menunjukkan kadar diatas 25
mIU/ml, maka hasil positif. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila
menggunakan tes kehamilan di rumah, yaitu:

a. Nilai sensitivitas dari tes kehamilan


Nilai sensitivitas setiap merek tes kehamilan berbeda, semakin rendah
nilai sensitivitasnya, semakin kehamilan dapat dideteksi. Sensitivitas
dinilai dengan mIU/ml, artinya seberapa rendah jumlah hCG dalam urin
yang dapat membuat hasil tes positif.
b. Kadaluarsa tes kehamilan
Pastikan membaca kemasan tes kehamilan sebelum menggunakan, untuk
mengetahui masa berlaku alat tes kehamilan.
c. Tempat penyimpanan

31
Jika tersedia alat tes kehamilan yang telah disimpan di tempat yang
lembab atau panas (misalnya kamar mandi) sebaiknya tidak digunakan.

Ada beberapa hal yang memengaruhi hasil positif tes kehamilan dengan urin
atau false negative, beberapa diantaranya:

a. Nilai sensitivitas dari alat yang digunakan Misalnya level hCG dalam
urin saat melakukan pemeriksaan sekitar 25 mIU/ml, dan alat yang
digunakan memiliki nilai sensitivitas 50 mIU/ml, maka hasil akan
menunjukkan negatif.
b. Tes kehamilan dilakukan terlalu dini Pemilaian tes kehamilan adalah
menilai hCG yang dihasilkan oleh plasenta, yang terjadi setelah embrio
berimplantasi atau menempel pada dinding rahim. Waktu implantasi
setiap wanita bervariasi 6-12 hari setelah pembuahan. Bila tes
dilakukan terlalu dini, maka tes akan menghasilkan hasil yang negatif
c. Peningkatan hCG pada level yang berbeda Pada wanita yang
mempunyai peningkatan hCG yang rendah, diperlukan waktu beberapa
hari lebih lama untuk memberi hasil positif pada tes kehamilan.
d. Urin yang digunakan tes sudah tidak terkonsentrasi Waktu terbaik
adalah urin pertama saat bangun tidur karena masih terkonsentrasi. Bila
urin yang sudah terdilutasi akan dapat memengaruhi hasilnya.
e. Penggunaan alat tes dan waktu pembacaan yang tidak tepat

32
BAB III
METODA PENELITIAN

A. Praktikum Struktur Sel


1. Waktu dan Tempat
Praktikum struktur sel di laksanakan pada hari Senin, tanggal 11 Desember
2017, pukul 08.00-09.50 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biologi,
Fakultas Biologi, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
2. Alat dan Bahan
Alat :
a. Mikroskop
b. Kaca benda
c. Kaca penutup
d. Pipet tetes
e. Tusuk gigi
f. Tisu
Bahan :
a. Sel eptilelium rongga mulut
b. Metilen blue
3. Cara kerja
a. Tusuk gigi digarukkan ke bagian pipi sebelah dalam kemudian pada gelas
objek digoreskan.
b. Objek ditetesi dengan metiln blue dan dibiarkan selama 5 menit dan
kemudian ditutup dengan kaca penutup serta langsung diamati di bawah
mikroskop.
c. Digambar dan diberi keterangan bagian-bagia sel yang terlihat
d. Untuk preparat awetan, perhatikan bentuk dan bagaimjan sel menyusun
jaringan.

33
B. Praktikum Spermatogenesis dan Oogenesis
1. Waktu dan Tempat
Praktikum struktur sel di laksanakan pada hari Senin, tanggal 11 Desember
2017, pukul 08.00-09.50 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biologi,
Fakultas Biologi, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Mikroskop
b. Preparat potogan melintang testis tikus
c. Preparat potongan melintang ovarium tikus
3. Cara kerja
a. Objek disimpan dimikroskop dan langsung diamati
b. Setelah diamati kemudian digambar dan beri keterangan bagian yang
nampak

C. Praktikum Golongan Darah


1. Waktu dan Tempat
Praktikum struktur sel di laksanakan pada hari Senin, tanggal 11 Desember
2017, pukul 08.00-09.50 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biologi,
Fakultas Biologi, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Darah
b. Jarum steril
c. Alkohol 70 %
d. Antiserum
3. Cara kerja
a. Menentukan golongan darah ABO dan Rh. Meskipun semua praktikan
sudah mengetahui golongan darah masing-masing, dalam percobaan ini
anda belajar meentapkan sendiri golongan darah
b. Disediakan 3 antiserum aitu antiserum A, antiserum B,dan anti Rh
c. Ambillah darah anda sendiri dengan jarum yang telah disediakan dan
teteskan pada kertas yang telah disediakan
d. Teteskan anti A dan anti B pada masing-masing tetesan darah kemudian
adukklah dan perhatikan ada atau tidaknya aglutinasi

34
e. Lakukan pula cara yang sama untuk mengetahui golongan Rh. Catat semua
hasilnya dalam lembar laporan

D. Praktikum Siklus Estrus


1. Waktu dan Tempat
Praktikum struktur sel di laksanakan pada hari Senin, tanggal 11 Desember
2017, pukul 08.00-09.50 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biologi,
Fakultas Biologi, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Gelas benda dan penutup
b. Cotton swab
c. Methylen blue
d. Mikroskop
3. Cara kerja
a. Ambil secret dari vagina mencit dengan cotton swab
b. Tempat secret pada gelas benda
c. Teteskan beberapa tetes methylen blue diamkan 15 menit
d. Amati dengan mikroskop
e. Gambar fase estrus yang terjadi, perhatikan bentuk dan dominasi leukosit,
epitel vagina yang berinti dan epitel vagina yang tidak berinti

E. Praktikum Uji Kehamilan


1. Waktu dan Tempat
Praktikum struktur sel di laksanakan pada hari Senin, tanggal 11 Desember
2017, pukul 08.00-09.50 WIB, yang bertempat di Laboratorium Biologi,
Fakultas Biologi, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi atau gelas
b. Test strip
c. urine
d. sarung tangan bersih
3. Cara kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan

35
b. Celupkan strip ke dalam urine selama 15-30 detik
c. Keluarkan kemudian baca hasilnya setelah 5 detik

36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mikroskop

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengenali benda-
benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Berikut fungsi
bagian-bagian mikroskop berserta fungsinya:
1. Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat . lensa ini
berfungsi untuk membentuk bayangan maya, dan diperbesar dari lensa objektif
2. Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang diamati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Di mana lensa ini di atur oleh
revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
3. Tabung mikroskop (tubus) , tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungkan lensa objektif dan lensa okuler
4. Makrometer (pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan
tabung mikroskop secara cepat
5. Mikromter (pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada
makrometer.
6. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.
Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek
melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju pengamat. Cermin datar
digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang
cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya.
7. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
8. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat
ini dapat diputar dan di naik turunkan
9. Meja mikroskop berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan diamati
10. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek
agar tidak muda bergeser
11. Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop
12. Kaki mikroskopberfungsi untuk menyangga

B. Struktur Sel
Sel epitelium mukosa mulut akan terlihat jelas dengan menggunakan mikroskop
pembesaran 100x dengan menggunakan pewarnaan methylen blue. Sel epitelium
mukosa mulut meiliki membran sel dan di dalam membran sel terdapat inti sel.

37
Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unti penyususn semua mahluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan
berlangsung di dalam sel misalnya bakteri dan amoeba. Mahluk hidup lainnya
termasuk tumbuhan, hewan dan manusia. Mahluk hidup seperti tumbuhan, hewan
dan manusia merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Secara umum bagian-bagian
tersebut adalah:

1. Membran sel, yang membatasi sel disebut membran plasma dan berfungsi
sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan
limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga
berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel dan adhesi sel.
2. Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariotik.
Dengan diameter rata-rata 5μm, organel ini umumnya adalah organel yang
paling mencolok dalam sel eukariotik. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus,
namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka dan
ada pula yang tidak memiliki nukleu, contohnya sel darah merah matang yang
kehilangan nukleusnya saat berkembang
3. Ribosom, merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia
yang memiliki beberapa juta ribososm. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai
jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
4. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaan nya ditempeli
banyak ribososm. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat
tujuan tertentu atau membran, akan menempelpada retikulum endoplasma
kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam retikulum
endoplasma yang disebut lumen.
5. Badan Golgi, tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut
sisterna. Sisi badan Golgi yang palig dekat dengan nukelus disebut sisi cis,
sementara sisi yang menjauhi nukleus di sebut sisi rans
6. Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses
kimiawi yang memberi energi pada sel

C. Spermatogenesis dan Oogenesis


Spermatogenesis (pada pria)

Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di
dalam jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah lahir
dan akan mejelang pubertas. Diferensias lanjutan dari sel benih primordial dan
penunjangnya baru mulai pada masa pubertas. Pada masa pubertas sel penunjang
berkembang menjadi sel-sel sustentakuler sertoli untuk nutrisi gamet. Sel benih
primordial berkembang menjadi spermatogonium dan kemudian menjadi

38
spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk
memperbanyak diri terus menerus. Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut
menjalani proses miosis pertama menjadi spermatosit sekunder, setelah itu
spermatosit sekunder menjalani proses miosis kedua menjadi spermati.
Perkembangan selanjutnya menjadi sperma dewasa proses ini disebut dengan
spermiogenesis.

Oogenesis (pada wanita)

Pada wanita setelah tiba di gonad, sel benih primordial segera berdiferensiasi
menjadi oogonium. Oogonium kemudian mengalamibeberapa kali mitosis, dan pada
akhir perkembangan embrional bulan ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis
sel epitel yang berasal dari permukaan jaringan gonad, yang nantinya menjadi
folikuler. Sebagian besar oogonium terus mengalami mitosis, sebagian lain
berdiferensiasi dan tumbuh membesar menjadi oosit primer.

D. Genetika (golongan darah)


Golongan darah adlah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
Dua jenis pengolongan darah yang paling penting adalah ABO dan Rhesus ( faktor
Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO
dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Tranfusi darah dri golongan yang tidak
kampatibel dapat menyebabkan reaksi tranfusi imunologis yang berakibat
anemiahemolisis, gagal ginjal, syok dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut: individu dengan golongan darah
Amemiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membarn selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga orang
dengan golongan darah A negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A negatif atau O negatif.

Individu dnegan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dnegan golongan darah B negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan darah golongan B negatif atau O negatif

Individu dengan golongan AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B
serta tidak menghasilkan antibodi terhadap A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB positif dapat menerma darah dari orang dengan golongan ABO
apapun dan disebut dengan resepien universal. Namun, orang dengan golongan
darah AB positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB positif

39
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O negatif dapat emndonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, pada orang dengan golongan
darah O negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O negatif.

Jenis pengolongan lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor
Rhesus atau faktor RH. Nama ini diproleh dari monyet jenis rhesus yag diketahui
memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak
memiliki faktor Rh dipermukaan sel darah merahnya memiliki golongan darag Rh
negatif. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya
disebut memiliki golongan Rh positif. Jenis pergolongan ini seringkali digabungkan
dengan pengolongan ABO. Golongan O positif adalah yang paling umum dijumpai,
meskipun pada daerah tertentu golongan A dominan dan ada pula beberapa daerah
dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

E. Siklus Estrus
Silkus estrus dapat dibedakan menjadi 4 fase yaitu:

1. Fase proestrus
Ciri-cirinya adalah:
Memiliki bentuk epitelium bulat, berinti sehingga kelihatan nukleus, memiliki
nukleus yang piknotik(berwarna ungu), memiliki eritrost terbanyak.
2. Fase estrus
Ciri-cirinya adalah:
Siklus estrus merupakan fase dimana terdapat masa birahi sehingga hormon-
hormon meningkat, contohnya hormon estrogen. Terjadi ovulasi (pengeluaran
sel telur) kemungkinanan juga tidak ada, sel epitelnya terdapat kornifikasi
sehingga akan menjadi gelap (membiru). Eritrositnya bisa ada atau pun tidak
ada (hal ini tergantung pada fase perpindahan, sehingga mempengaruhi ada atau
tidak ada)
3. Fase diestrus
Ciri-cirinya adalah:
Berhubungan dengan polifel, pada polifel terdapat pelepasan sel telur (corpora
lutea). Memiliki sel eukosit tetapi tidak terlalu banyak (biasanya tidak terlalu
kelihatan). Terjadi sel epitel kornifikasi, intinya piknotik (penandukkan , jika
mengalami pengecatan maka warnanya akan menjadi gelap
4. Fase metetrus
Ciri-cirinya adalah:
Memiliki epitel yang bervariasi pada jumlah dan perwarnaannya. Intinya
piknotik, memiliki banyak leukosit.

40
F. Uji Kehamilan

Pada uji ini sampel yang digunakan adalah urin wanita hamil tiga bulan. Urin
yang diambil pada pagi hari pada sekresi urin yang pertama karena pada waktu
tersebut kadar hCG banyak. Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya kandungan hCG pada ibu hamil.
Human Chorionic Gonadotropine (hCG) adalah sejenis glikoprotein yang
dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta belum terbentuk,
hormon ini dihasilkan sel sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki
12-13 minggu, hormon hCG ini dihasilkan oleh plasenta. Hormon hCG mempunyai
dua rangkaian rantai peptide yaitu α yang mengandung 92 asam amino dan β
mengandung 145 asam amin. Hormon Chorionic Gonadotropine (hCG)
mempertahankan korpus luteum yang terbentuk ketika sel telur dibuahi yang
dilanjutkan dengan terjadinya ovulasi. Hormon hCG berdampak pada
meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi
dan menjaga kehamilan. Produksi hormon hCG akan meningkat hingga hari ke 70
dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon ini di ekskresikan melalui urin
juga terdapat dalam serum.

Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari
pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam sejak pelekatan
janin pada dinding rahim. Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-
16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil
mengalami penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari.
Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang
sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terussecara perlahan,
dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan.

Pengujian yang dilakukan dengan test pack. Test pack yang digunakan memiliki
kepekaan hingga 10 mIU/ml urin. Pengujiannya yaitu dengan menampung urin
wanita hamil 3 bulan dalam wadah, celupkan strip sampai tanda batas selama ½
menit. Baca hasil tes dalam 3 menit. Hasil positif bisa dilihat dengan adanya 2 garis
merah pada strip, sedangkan hasil negatif hanya menghasilkan satu garis merah pada
strip.

Pengujian pada urin wanita hamil 3 bulan adalah positif. Antibodi-antibodi


yang terdapat pada media tes, yang mempunyai dua strip (garis) indicator. Hormon
hCG yang terdapat pada urine wanita hamil, berperan sebagai antigen. Antibodi
yang digunakan pada media tes ini ada tiga tipe antibodi. Sebagian terdapat enzim
yang dapat menampilkan warna saat menangkap antibodi lainnya. Antibodi tipe 1
bertugas menangkap antigen, antibodi tipe 2 berjaga-jaga di salah satu strip untuk
menambatkan antibodi tipe 1 (berikut antigen yang ditangkapnya) di strip A.

41
Sedangkan antibodi tipe 3 menangkap antibodi tipe 1 yang tak mendapat pasangan,
lalu menambatkannya di strip B. Jika hanya strip B yang berwarna berarti tidak
terdapat hormon hCG (tidak hamil ). Karena antibodi yang tertambat dan memberi
warna strip itu bukan pembawa hCG melainkan antibodi 3 yang menangkap
antibodi 1. Sebaliknya, kalau kedua strip menampilkan warna maka menunjukkan
adanya hCG yang tertawan di strip A (hamil).

42
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopis
dan bergerak halus, berfungsi untuk melihat benda-benda mikroskopis yang tidak
dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop binokuler menghasilkan benda
maya, terbalik, diperbesar. Pengamatan objek dilakukan dengan ketelitian.
Pengamatan Objek dilakukan dengan perbesaran halus agar gambar bias fokus
2. Sel merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan
diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara
autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
3. sperma merupakan suatu sel yang dihasilkan oleh pria yang diproduksi di testis
yang membawa kromosom XY sebagai penentu sel kelamin pada anak yang di
hasilkan nanti, setelah terjadinya konsepsi antara sel ovum dengan sperma.
Sedangkan ovum merupakan sel yang dihasilkan oleh wanita yang diproduksi
oleh ovarium yang membawa kromosom XX. Apabila mengalami migrasi
dengan sperma akan mengalami pembelahan berbentuk zigot, morula, balstula
hingga berbentuk janin.
4. Siklus Estrus adalah tahapan siklus estrus pada hewan betina, yaitu proestrus
yang ditandai dengan tidak terlihat leukosit dan sel epitel yang dinukleasi, estrus
yang ditandai dengan terdapatnya sel epitel menanduk (cornified), diestrus (sel
epitel biasa dan banyak leukosit) dan metestrus (terdapat banyak sel epitel
menanduk dan leukosit, kemudian juga sel epitel biasa).
5. Golongan darah manusia merupakan salah satu sifat keturunan yang ditentukan
oleh alel ganda. Genotipe golongan darah A adalah IA IA dan IA IO , genotipe
golongan darah B adalah IB IB dan IBIO, genotipe golongan darah AB adalah IA IB
dan genotipe golongan darah O adalah IOIO.
6. Prinsip dari pengujian urin wanita hamil ini adalah proses imunologi dimana
terjadi ikatan antara antibodi dan antigen. Hasil uji test pack dengan kepekaan 10
ml U/ml urin maka didapatkan hasil positif pada urin wanita hamil 3 bulan
ditandai dengan adanya dua garis merah pada strip.

43
B. Saran
Sebaiknya, semua praktikan mendapatkan proporsi kerja dalam praktikum agar
praktikan dapat mengerti dengan jelas dan mengamati perubahan yang terjadi
sehingga tujuan dari praktikum ini dapat tercapai.

44
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pengertian hCG (human chorionic gonadotropine) atau karya ilmiah.
UNJA Jambi

Anonim. 2011. Siklus Estrus pada Tikus (Laporan Praktikum). http://nay--


13.blogspot.com/2011/02/bab1.html.

Kusmarjadi, D., (2008), Tes Hamil Positif Palsu, http//www.teshamil.com/tes-hami-


positifpalsu/html.

Kamajaya.1996. Sains Biologi. Ganesa Exact. Bandung

Modul Praktikum Biologi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta

Tirtayasa, Eri. Siklus Reproduksi. http://eri08tirtayasa.blogspot.com/2011/11/siklus-


reproduksi.html.

Pramesti, Hening Tjaturina. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjarbaru

Winatasasmita. Djammur. 1986. Fisiologi Hewan Dan Tumbuhan.


UniversitasIndonesia. Jakarta

45

Anda mungkin juga menyukai