Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

Oleh:
SATRIA PUTRA PAMUNGKAS
(12180213532)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU ( 2022/2023 )
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke Hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Mikrobiologi.
Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh
dengan ilmu pengetahuan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Syukria Ihsan Zam, M.Si. dan
Bapak Ir. Mokhamad Irfan,M.Sc. sebagai dosen pengampu matakuliah Mikrobiologi yang
telah banyak memberikan ilmu khususnya pada matakuliah Mikrobiologi. Penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Anggun Marta Putri dan Anjar Ayudila Kurnia yang telah
memberikan banyak bimbingan, petunjuk dan motivasi dalam menyusun laporan praktikum
ini. Kepada seluruh rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu penulis di dalam
penyusunan laporan praktikum ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis
ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala
untuk menghadapi kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.
Penulis berharap memperoleh manfaat secara pribadi. Semoga laporan praktikum ini
bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun untuk masa depan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................
I. PENDAHULUAN............................................................................................................
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................
1.2. Tujuan...........................................................................................................................
1.3. Manfaat.........................................................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................


2.1 Teknik Dasar Penggunaan Mikoskop............................................................................
2.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi..............................
2.3. Kergaman Mikroorganisme di Alam............................................................................
2.4. Inokulasi dan Penyimpanan Mikroorganisme.............................................................
2.5. Pewarnaan Sederhana...................................................................................................
2.6. Perhitungan Populasi Mikroba.....................................................................................
2.7. Jamur............................................................................................................................
2.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman........................................................................................

III. METODE PELAKSANAAN........................................................................................


3.1. Tempat dan Waktu........................................................................................................
3.2. Alat dan Bahan.............................................................................................................
3.2.1 Teknik Dasar Penggunaan Mikoskop.........................................................................
3.2.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi...........................
3.2.3. Melihat Keragaman Mikroorganisme di Alam..........................................................
3.2.4. Memisahkan Campuran dan Menyimpan Mikroorganisme.....................................
3.2.5. Teknik Pewarnaan Sederhana....................................................................................
3.2.6. Perhitungan Populasi Mikroba..................................................................................
3.2.7. Pemeriksaan Jamur....................................................................................................
3.2.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman.....................................................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................


4.1 Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop..........................................................................
4.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi..............................
4.3. Kergaman Mikroorganisme di Alam............................................................................
4.4. Memisahkan Campuran dan Menyimpan Mikroorganisme........................................
4.5. Teknik Pewarnaan Sederhana.......................................................................................
4.6. Menghitung Populasi Mikroba.....................................................................................
4.7.Pemeriksaan Jamur........................................................................................................
4.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman........................................................................................

V. PENUTUP......................................................................................................................
5.1. Kesimpulan...................................................................................................................
5.2. Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................................
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran


mikroskopis.Dunia mikroroganisme terdiri dari lima kelompok
organisme :bakteri,Protozoa,Virus serta algar dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang
mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga
dianamakan mikrobe atau protista).
Kendatipun Antony van leeuwenhoek, seorang mahasiswa ilmu
pengetahuan alamberkebangsaan belanda,agaknya bukanlah orang pertama
melihat mikroba yang disebut bakteri dan protozoa,namun dialah yang disebut
pertama-tama dalam melaporkan pengamatannya dengan keterangan dan gambar-
gambar yang teliti. Leeuwenhoek melakukan pengamatan ini selama ia memburu
hobinya mengasah lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam
kerangka kuningan dan perak; kekuatan pembesaran tertinggi 200 sampai 300
kali.
Mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya
majemuk yang ada sekarang, yang menggunakan dua lensa atau lebih dalam
sistem yang dapatmemperbesar 1000 sampai 2000 kali. Tetapi lensa-lensa
mikroskop leeuwenhoek dibuat dengan baik, dan leewenhoek mempunyai jiwa
terbuka yang merupakan syarat amat penting bagi setiap peneliti.
Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit
penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan smeua aktivitas kehidupan dan
sebagian reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia
untuk memepertahnakan kehidupan berlangsung didalam sel. Sel-sel pada Organisme
multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri.Sel yang sama
dikelompokna menjadi jaringan,yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang
membentuk tubuh Organisme tersebut. Pada praktikum acara 2 ini akan membahas
mengenai Kalibrasi mikormeter okuler dan pengukuran sel,dengan ini diharapkan dapat
dijelaskan bagaimana cara menggunakan mikrometer okuler dan bagaimana pengukuran
sel.
1.2. Tujuan Praktikum

 Mahasiswa dapat membuat medium untuk mengkulturkan mikroorganisme


 Mahasiswa dapat memahami teknik-teknik dasar aseptik dengan baik dan benar
 Mahasiswa dapat melakukan proses strelisasi pada alat dan bahan
 Mahasiswa dapat menghitung mikroorganisme
 Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat melakukan isolasi
mikroorganisme dari lingkungan
 Mahasiswa dapat mengetahui fungsi bagian bagian dari mikroskop
 Mahasiswa dapat menggunakan mikroskop denga baik dan benar
 Mahasiswa dapa melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroorganisme dengan
baik dan benar
 Mahasiswa dapat memahami teknik-teknik dasar septikdengan baik dan benar
 Mahasiswa dapat melakukan proses strelisasi pada jaringan tananman
 Mahasiswa dapat menentukan morfologi jamur
 Mahasiswa dapat melakukan inokulasi jamur denga baik dan benar
 Mahasiswa dapat mengetahui kepelbagian jamur yang hidup pada berbagai bahan
pertanian
 Mahasiswa dapat melakukan pewarnaan gram
 Mahasiswa dapat mengelompokkan bakteri berdasarkan bentuk sel dan golongan
gram
 Mahasiswa dapat melakukan pewarnaan sederhana pada bakteri

1.3 Manfaat Praktikum

 Dapat melakukan pembuatan medium setelah melakukan praktikum dan memahami


teknik aseptikserta dapat melakukan sterilisasi
 Dapat melakukan perhitungan mikroorganisme dengan cara manual
 Dapat melakukan pemindahan bakteri dari lingkungan ke media buatan
 Dapat melakukan kultivasi yang dapat menghasilkan bakteri tunggal
 Dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop dan bisa menggunakannya dengan baik
 Bisa melakukan pewarnaan sederhana pada bakteri
 Dapat melakukan pemeriksaan jamu serta dapat mengetahui macam-macam jamur

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop


Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat secara kasat mata. Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros
yang artinya kecil, dan scopein yang artinya melihat. Mikroskop merupakan alat
bantu yang dapat ditemukan hampir setiap laboratorium untuk mengamati organisme
beruran kecil (mikroskopis). Mikroskop di temukan oleh Antony Van Leuwenhoek,
dimana sebelumnya suda ada Robert Hook dan Maecello Malphigi yangn
mengadakan penelitian melelui lensa sederhana. Lalu Antony Van Leuwenhoek
mengembangkan lensa sederhana itu menjadi lebih kompleksagar dapat mengamati
protozoa, bakteri, dan berbagai mahkluk kecil lainnya. Setelah itu pada sekitar 1600
Hanz dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop
ganda yang lebih baik dari pada mikroskop yang dibuat Antony Van Leywenhoek.
Ada dua bagian utama yang menyusun mikroskop, yaitu:
1. Bagian optik, yang terdiri atas lensa objektif dan lensa okuler.
2. Bagian non optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,
diagfragma, meja objek/meja preparat, pemutar halus dan kasar, penjepit
kaca objek dan preparat, kondesr, dan sumeber cahaya.

2.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi


Sebelum disterilkan dengan autoklaf, pipet dibungkus dengan kertas.
Kertas A4 bekas di bagi menjadi empat bagian sama panjang. Ujung kertas dilipat
menjadi segitiga siku-siku. Ujung pipet dimasukkan ke dalam segitiga tersebut.
Kertas diputar ke arah badan pipet hingga menutupi seluruh pipet. Pipet yang
telah dibungkus dimasukkan ke dalam autoklaf.
Cawan petri yang akan disterilkan dibungkus dengan kertas A4 bekas.
Cawan petri diletakkan terbalik di atas kertas. Kertas dilipat menjadi dua bagian
yang sama hingga menutupi seluruh cawan petri. Ujung kertas yang masih tersisa
dilipat hingga menyerupai segitiga kemudian ditekuk ke bagian bawah cawan
petri. Setelah itu cawan petri yang sudah dibungkus dimasukkan dalam autoklaf.
Pembuatan medium agar pada cawan petri dikerjakan secara aseptik di
atas api bunsen. Sebelum melakukan penuangan media ke dalam petri, meja
tempat kerja dan tangan praktikan disemprot terlebih dahulu menggunakan
alkohol 70%.
2.3. Keragaman Mikroorganisme di Alam
Mikroorganisme terdapat dimana-mana, seperti di dalam tanah,
lingkungan akuatik, atmosfer, dibawa arus udara dari permukaan bumi ke lapisan
atmosfer, dari puncak gunung dan di dasar lautpun mungkin dijumpai.
Mikroorganisme hidup jika berada pada kondisi yang sesuai, yaitu mendapatkan
cukup makanan, kelembaban, dan suhu. Mikroorganisme tidak dapat dipisahkan
dengan lingkungan abiotik dan biotik dari suatu ekosistem karena perannya
sebagai pengurai.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah misalnya bakteri, jamur,
Algae, Actinomycetes, dan Protozoa. Semula mikrobia dianggap organisme yang
bersifat merugikan namun tidak sedikit mikrobia yang menguntungkan, misalnya
bakteri pengikat nitrogen bebas (N2) dan Algae yang dapat meningkatkan kadar
bahan organik tanah yaitu mengikat N2 serta Actinomycetes yang menghasilkan
antibiotic.
Kandungan dan jenis mikrobia yang ditemukan dalam tanah tergantung
pada jenis tanahnya. Populasi bakteri meningkat bila dilakukan penambahan
bahan organik. Faktor abiotik yang menentukan jenis dan keragamaan mikrobia adalah
komposisi tanah, pH, kelembaban, dan kedalaman tanah. Tanah yang ber-pH asam
populasi fungi dominan, sedangkan pada tanah yang digenangi air, mikroba anaerob
lebih dominan.
Antibiotik adalah subtansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dalam
konsentrasi rendah mampu menghambat atau membunuh mikroorganisme lain.
Mikroorganisme penghasil antibiotik meliputi golongan bakteri, Actinomycetes,
fungi dan beberapa mikrobia lain. Tujuh puluh (70%) antibiotik dihasilkan oleh
Actinomycetes, 20% fungi, dan 10% oleh bakteri.

2.4. Inokulasi dan Penyimpanan Mikroorganisme


Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat
menumbuhkan mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang secara
alami ataupun  buatan. Substrat yang digunakan manusia dalam dalam mengembangkan
dan menumbuhkan mikroorganisme disebut media. Untuk itu harus dipahami jenis-
jenis nutrient yang diisyaratkan oleh bakteri dan lingkungan fisik yang menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Alat-alat yang digunakan dalam
perkembangbiakan ini harus disterilkan terlebih dulu, supaya mikroorganisme yang
tidak diinginkan tidak tumbuh, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu
biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah  pencemaran
dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan
mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Agar
biakan bakteri dapat dibuat, maka alat-alat harus disterilisasi sebelum inokulasi.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat
pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu,
penggunaan panas (pemijaran dan udara panas), penyaringan, penggunaan  bahan kimia
(etilena oksida, asam perasetat, formal dehida dan glutaraldehida alkalin).
Pencemaran biasanya berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati
dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Pada praktikum ini
akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk
mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Identifikasi biakan
mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi
pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk
mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Identifikasi
biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa
terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptic
untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali

2.5. Teknik Pewarnaan Sederhana Pada Bakteri

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum.


Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam.
Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan
tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus,
sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah
melengkung dan melengkung.
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri
ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara
komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang
disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada
komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini
maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara
komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang
disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada
komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini
maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

2.6. Perhitungan Populasi Mikroba


Pengukuran kuantitatif populasi mikroba dalam suatu sampel dilakukan
untuk mengetahui kualitas bahan dan tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba
yang ada dalam sampel tersebut. Ada berbagai cara untuk mengukur jumlah sel,
antara lain dengan hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count), dan
hitungan tidak langsung (indirect count) dengan hitungan cawan, baik dengan
metode penyebaran maupun metode penuangan. Keterampilan dalam
penghitungan jumlah bakteri sangat untuk menghitung jumlah bakteri dalam suatu
ukuran tertentu. Pengetahuan jumlah bakteri dapat memberikan informasi keadaan
habitat asal bakteri tersebut.

2.7. Pemeriksaan Jamur


Jamur atau cendawan adalah organisme yang termasuk ke dalam kingdom Fungi
dan tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler
dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat
membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada
yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik
dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah
itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan
zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa
jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di
air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Jamur
dibedakan menjadi 4 divisio, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan
Deuteromycota. Beberapa jamur dari genus Psilocybe terkenal dapat menyebabkan
halusinasi dan sekarang dilarang di Indonesia.

2.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman


Sterilisasi merupakan tingkat pemrosesan ulang yang diperlukan saat memproses
peralatan atau perangkat medis dengan menghancuran semua bentuk kehidupan
mikroba termasuk bakteri, virus, spora dan jamur.
Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari
berbagai mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel –sel vegetatif bakteri
dan fungi dapat dimatikan pada suhu 60 °C dan dalam waktu 5 – 10 menit. Namun
spora fungi dapat mati pada suhu di atas 80 °C dan spora bakteri baru mati di atas
suhu 120 °C selama 15 menit. Sterilisasi dan pasteurisasi dapat di capai dengan
cara pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran, atau bahan kimia.
Semakin tinggi tingkat kontaminasi mikroorganisme pada suatu alat ataupun bahan
maka jumlah spora semakin banyak yang termos resisten sehingga di perlukan
waktu pemanasan yang lebih lama
III METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Pelaksanaan

Praktikum Mikrobiologi Pertanian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,


Entomologi, Ilmu Tanah dan Mikrobiologi Praktikum Fakultas Pertanian dan
Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Praktikum ini
dilaksanakan selama + 1 bulan, dimulai pada 28 September sampai 1 November 2022.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop


Alat – alat
 Mikroskop
 Kaca objek
 Pipet tetes

Bahan – bahan
 Immersion oil
 Specimen mikroorganisme
 Metilen

3.2.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi


Alat – alat
 Autoclave atau presto
 Bunsen
 Hand sprayer
 Timbangan
 Erlenmeyer
 Gelas ukur
 Cawan petridish
Bahan – bahan
 Media agar
 Etenol 70 %
 Spiritus
 Aluminium foil
 Parafilm
 Tisu
 Air suling
 Kertas label

3.2.3. Melihat Keragaman Mikroorganisme di Alam


Alat – alat

 Lampu Bunsen
 Pipet volume
 Pipet tetes
 Cawan petridish
 Incubator
 Kertas label
 Erlenmeyer

Bahan - bahan
 Sampel praktikum ( tanah, air parit, makanan, pasir, air cuci tangan )
 NaCl fisiologis ( larutan 0.85 % NaCl steril )
 Alcohol 70 %
 Medium agar
 Kertas label
 Kertas padi

3.2.4. Inokulasi dan Penyimpanan Mikroorganisme

Alat – alat

 Kawat ose
 Lampu Bunsen
 Incubator
Bahan – bahan
 Biakan mikroorganisme dari praktikum sebelumnya
 Alcohol
 Kertas label

3.2.5. Teknik Pewarnaan Sederhana Pada Bakteri

Alat-alat

 Mikroskop
 Kawat ose
 Kaca objek
 Pipet Pasteur
 Lampu Bunsen
 Bak pewarna
 Rak kaca objek
Bahan – Bahan
 Kultur bakteri dari praktek sebelumnya
 Biru metilen
 Karbol fuksin
 Alcohol 70 %
 Air suling
 Tisu
 Immersion oil

3.2.6. Menghitung Populasi Mikroba

Alat – alat

 Pipet volume 10 Ml
 Tabung reaksi
 Erlenmeyer
 Cawan Petridis
 Batang kaca penyebar ( batang L )
Bahan – bahan
 Sample tanah dan air parit
 Larutan fisiologis
 Medium NA ( nutrient agar )
 Alcohol 70 %
 Aquadesh

3.2.7. Pemeriksaan Jamur

Alat – alat

 Kawat ose
 Lampu Bunsen
 Cawan Petridis
 Gelas objek
 Deck glass
 Mikroskop
 Pipet tetes
 Autoclave
 Timbangan
 Pinset
 Cutter
Bahan – bahan
 Medium PDA ( potato dextrose agar )
 Sampel jamur dari makanan berjamur atau tanaman
 Akuades steril
 kertas saring
 Alcohol 70 %

3.2.8. Sterilisasi Jaringan Tanaman

Alat – alat

 Pinset
 Gunting
 Jarum ose
 Tabung reaksi
 Cawan petridish
 Lampu Bunsen
 Incubator
 Timbangan
 Magnetig stirrer
 Gelas ukur
 Beaker glass
Bahan – bahan
 Alcohol 70 %
 Akuadesh steril
 Seri larutan detol 10 % , 5 % , 1% masing – masing 10 ML
 Kertas label
 Jaringan tanaman
 Medium NA
 Aluminium foil
 Masker
 Sarung tangan
 Tunas kentang, ubi jalar, radikula, plumula dari biji kelapa sawit , tunas
nenas, dan ujung pisang muda.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Teknik Dasar penggunaan mikroskop

1. Ambil mikroskop dari tempat penyimpanan


2. Buka penutup mikroskop, cek kelengkapan mikroskop.
3. Buka gulungan kabel mikroskop dan hubungkan stacker ke sumber listrik.
4. Nyalakan mikroskop dengan menekan tombol “ON” atau tanda “|”, kemudian
atur pencahayaan, kembali lakukan pengecekan dengan cara mengamati dari
lensa okuler,baik kebersihan lapangan pandang maupun cukup tidaknya
pencahayaan serta berfungsi atau tidaknya penggeser lensa maupun penggeser
sampel.
5. Letakkan sampel (preparat pada objek glass) pada meja obyek dan jepit
dengan penjepit, usahakan daerah yang akan diperiksa tepat berada di bawah
lensa objektif.
6. Gunakan lensa objektif mulai dari pembesaran rendah (4x10) ke tinggi
(100x10).
7. Untuk pembesaran 1000x (100x10), gunakan minyak emersi.
8. Geser penggeser meja objektif (makrometer) ke atas dan ke bawah,
kombinasikan dengan putaran fokus lensa (mikrometer), untuk memfokuskan
pandangan pada daerah yang akan diperiksa.
9. Gunakan penggeser samping dan atas bawah untuk mengamati lapangan
pandang yang lain.
10. Matikan lampu mikroskop bila dalam waktu ± 15 menit, mikroskop tidak
digunakan.
11. Jangan sekali-kali memindahkan mikroskop saat lampu menyala “ON”.
12. Pindahkan mikroskop dengan cara diangkat, jangan memindahkan dengan
cara digeser.
13. Setelah pemakaian, matikan lampu mikroskop, kemudian cabut stacker dari
sumber listrik.
14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol
terutama pada pembesaran 1000x yang memakai minyak emersi.
15. Gulung kabel dan kembalikan mikroskop ke tempat semula.

3.3.2 Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi

Adapun cara kerja pada pratikum ini adalah:


1. Mengenal alat-alat pratikum dan fungsinya.
2. Cara mensterilkan alat yaitu cawan petridish adalah dengan membungkus
semua cawan petridish dengan kertas padi dan di masukan kedalam oven
untuk di sterilisasikan dengan suhu 1600c selama 20 menit.
3. Kemudian ambil medium Na dan PDA menggunakan spatula dan di timbang
di atas timbangan dengan beralas alumunium foil, lalu masukan media tersebut
ke dalam masing-masing tabung elemeyer dan masukan aquades .
4. Langkah selanjutnya adalah menghomogenkan magnetig stirer yang di
masukan ke dalam setiap tabung elemeyer dan ditutup menggunkan kapas dan
dihomogenkan diatas hot plate selama 5 menit dengan suhu 800c pada
kecepatan 7-8.
5. Stelah waktu sterilisasi yang diinginkan sudah tercapai, keluarkan medium
dari panci presto yang sudah di masukan lalu di tung kedalam cawan petridish
yang sudah di sterilkan di dalam oven.
6. Kemuan tutup cawan petri dan di sterilkan kembali di atas lampu bunsen,
setelah itu medium siap digunakan dan disimpan di dalam pendingin dengan
suhu 40c.

3.3.3 Melihat Keberagaman Mikroorganisme di Alam

1. Sediakan sampel yang akan digunkan yaitu sampel air liur.


2. Timbang sampel yang akan di gunakan, kemudian sampel di homogenkan di
dalam oven dengan suhu 1210c selama 20 menit.
3. Setelah itu sampel di masukan kedalam tabung reaksi yang berisi larutan
fisiologis steril. Buat pencairan berisi sampai 10-6.
4. Tuang medium PDA steril pada cawan petridish steri. Kemudian mauskan
sampel kedalam cawan petridish dan di sebarkan menggunakan batang L yang
sudah steril juga.
5. Setlah itu di inkubasi pada suhu 370 c.

3.3.4 Memisahkan Campuran (Inokulasi) dan Menyimpan Mikroorganisme

1. Sterilisasikan kawat ose.


2. Kemudian kawat ose di sentuhkan pada koloni dan gores secara continu
sampai setengan permukaan agar terkena goresan.
3. Kemudian oleskan di seblah cawan petridish dan lanjut mengoreskan sampel
sampai habis.
4. Tipe goresan haruslah zig zag pada media agar.

3.3.5 Teknik Pewarnaan Sederhana Pada Bakteri

1. Kaca preparat dicuci kembali menggunakan aquadest


2. Lap kaca preparat bagian bawah menggunakan tisu
3. Setelah itu ambil sampel bakteri dan diletakan di atas kaca preparat kemudian
di teteskan dengan lactophenol caton blue
4. Diamkan selama 1-2 menit
5. Lalu bilas lagi menggunakan aquadest

3.3.6 Menghitung Populasi Mikroba

1. Siapkan larutan fisiologis yang steril di dalam tabung reaksi


2. Sterilkan alat-alat yang akan di gunakan dakam inkubator
3. Tuangkan medium di dalam cawan petridish
4. Kemudia di inkubasi pada ushu 370 c selama 24-48 jam
5. Kemudian hitung jumlah mikroba yang terdapat di dalam sampel air liur

3.3.7 Pemeriksaan Jamur

1. Buat medum PDA sesuai dengan yang dibutuhkan.


2. Tuang medium PDA kedalam cawan petridish
3. Kulturkan jamur dari sampel ke medium PDA secara aseptik
4. Inkubasi selama 48 jam dengan posisi biasa
5. Pengamatan jamur dilakukan setelah ada tanda-tanda pertumbuhan jamur
dengan melihat menggunakan mikroskop.

3.3.8 Sterilisasi Jaringan Tanaman

Adapun cara kerja pada pratikum ini adalah:


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Potong bahan yang sudah tersedia(daun sawit dan ilalang), daun sawit di
potong menjadi beberapa bagian dan untuk ilalang di potong agak
memanjang..
3. Setelah bahan di potong menjadi 2 bagian, kedua bagian tersebut di masukan
kedalam elemeyar, setiap satu erlemeyer berisi satu jenis bahan.
4. Setelah elemeyer berisi 2 potong bahan yang sejenis, elemeyer pertama berisi
akar pohon pisang dan erlemeyer kedua berisi daun sawit.
5. Elemeyer pertama di berlakukan perlakuan sterilisasi kedua yaitu, alkohol
70% - kaporit – bayclin – aquades 2x.
6. Erlemeyer kedua di berlakukan perlakuan sterilisasi ketiga yaitu, detergen –
betadine – bayclin – aquades 2x.
7. Elemeyer pertama di masukan alkohol 70% sampai daun sawit terendam,
kemudian di tutup menggunakan alumunium foil.
8. Kemudian elemeyer di putar secara perlahan menggunakan tangan selama 1
menit.
9. Setelah satu menit larutan alkohol dibuang, kemudian dilakukan perlakuan
kedua yaitu kaporit dengan cara yang sama selama 5 menit.
10. Setelah 5 menit kaporit dibuang dan dimasukan bayclin selama 5 menit .
11. Selanjutnya bayclin di buang dan di lakukan perlakuan terakhir (aquades 2x)
masukan aquades dengan cara yang sama selama 1 menit dan dilakukan 2x
(aquades pertama dibuang dan diganti aquades kedua).
12. Setelah itu aquades terakhir dibuang kembali sehingga yang tersisah hanya
ilalang di dalam elemeyer.
13. Sedangakan elemeyer kedua di lakukan perlakuan ke tiga yaitu detergen
selama 2 menit, betadine selama 5 menit, bayclin selama 5 menit, dan yang
terakhir aquades 2x selama 1 menit.
14. Setelah bahan-bahan selesai dilakukan perlakuan kedua dan ketiga bahan di
bawa ke ruangan laminar.
15. Gunakan masker di dalam laminar, tangan di semprot alkohol 70%.
16. Kemudian pinset di panaskan di atas lampu bunsen untuk mensterilisasi
sampai panas.
17. Kemudia pinset di dinginkan, untuk mengtahui pinset sudah dingin di
masukan ke dalam cawan petridish yang sudah berisi pda (jika sudah dingin
tidak akan terjadi suatu reaksi dan juga sebaliknya).
18. setelah pinset sudah dingin ambil akar pohon pisang di dalam elemeyer,
sebelum itu sterilisasi ujung elemeyer di atas lampu Bunsen.
19. kemdian cawan petridish di sterilasi di atas lampu bunsen sebelum di masukan
ilalang yang sudah di ambil menggunakan pinset.
20. masukan ilalang di bagian tengah cawan petridish.
21. lakukan perlakuan yang sama pada daun sawit.
22. setelah semua selesai simpan di dalam laminar.
23. jika sterilisasi berhasil maka tidak di temukan koloni bakteri dan sebaliknya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Teknik Dasar Penggunaan Mikroskop

1. Saat menggerakkan mikroskop, selalu bawa dengan kedua tangan. Pegang


lengan mikroskop dengan satu tangan dan letakkan tangan lainnya di bawah
alas untuk menopang.

2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan daya terendah "terkunci" ke


posisinya (Ini juga merupakan lensa obyektif terpendek).

3. Preparat Anda harus disiapkan dengan menempatkan kaca penutup atau


kaca preparat di atas spesimen. Ini akan membantu melindungi lensa obyektif
jika menyentuh obyek. Tempatkan kaca mikroskop di atas meja preparat dan
kencangkan dengan penjepit obyek. Anda dapat menekan bagian belakang
penjepit obyek untuk membukanya.

Gambar 1.1 bagian- bagian mikroskop

4.2. Pembuatan Medium, Teknik Dasar Aseptik dan Proses Sterilisasi

Teknik aseptik. Teknik aseptic disebut juga teknik steril. Dalam istilah
steril, tidak ada istilah agak steril atau setengah steril melainkan benar-benar steril
(bebas mikroorganisme) baik bagian vegetatif maupun generatif. Tujuan dari teknik
aseptic ini adalah untuk mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak
dikehendaki ke dalam medium atau biakan mikroorganisme. Teknik aseptic dapat
dilakukan dengan penyalaan, menggunakan bahan kimia (desinfektan, alcohol 70%,
fenol 0.5%, lisol 30%).
Gambar 1.2 Langkah-langkah untuk mensterilkan alat-alat pada penelitan
mikroorganisme.

4.3 Melihat Keberagaman Mikroorganisme di Alam

Mikroorganisme terdapat dimana-mana, baik didalam tanah, air, udara maupun


pada makhluk hidup termasuk pada jaringan tubuh kita sendiri (kulit dan selaput
lendir). Mikroba sangat beragam jumlahnya, yang umumnya berada dalam suatu
populasi campuran. Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada bakteri
yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen terdapat
bersama-sama bakteri yang tidak berbahaya sehingga beberapa teknik isolasi dan
pemurnian mikroba sangat diperlukan untuk memisahkan tiap jenis mikroba tersebut
sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.

Gambar 1.3 hasil 2 cawan petri yang berisi koloni bakteri


4.4 Memisahkan Campuran (Inokulasi) dan Menyimpan Mikroorganisme

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikrobaakan
membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya.

Gambar 1.4 Hasil dari goresan yang dibuat di petri yaitu goresan zig – zag

4.5 Teknik Pewarnaan Sederhana Pada Bakteri

Pengecatan atau pewarnaan Gram dikembangkan pertama kali oleh Hans


Christian Joachim Gram (1884) dan termasuk pengecatan diferensial karena dapat
membedakan bakteri yang bersifat Gram positif dan Gram negatif. Melihat dan
mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak
berwarna juga transparan dan sangat kecil.

Gambar 1.5 kaca preparat yang sudah dilakukan proses pewarnaan gram
Gambar 1.6 pengamatan pada mikroskop setelah pewarnaan gram

Gambar 1.7 hasil pengamatan pewarnaan gram pada mikroskop

4.6 Menghitung Populasi Mikroba

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah
menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga
mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini
merupakan metode yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme.
Dengan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup, menentukan jenis
mikroba yang tumbuh dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan
mengidentifikasi jenis koloni mikroba tersebut.

Rumus menghitung koloni bakteri :


1 1
× × Jumlah koloni
Volume Pengenceran F . Pengencaran

Pada praktikum ini di temukan sebanyak 90 koloni bakteri. sehingga di


temukan hasil dari rumus bakteri tersebut ialah 45 x 106 .
Gambar 1.8 menghitung populasi mikroba

4.7 Pemeriksaan Jamur


Jamur atau cendawan adalah organisme yang termasuk ke dalam
kingdom Fungi dan tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof.
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa.

Gambar 1.9 bentuk jamur ganoderma

Gambar 1.10 bentuk jamur kulvularia


4.8 Sterilisasi Jaringan Tanaman
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat
yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan
etanol yang disemprot secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus steril.

Gambar 1.11 hasil dari daun sawit pada perlakuan dua yang terkontaminasi oleh bakteri

Gambar 1.12 hasil dari ilalang pada perlakuan tiga juga terkontaminasi oleh bakteri

Anda mungkin juga menyukai