Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN RESMI

APLIKASI MIKROBIOLOGI INDUSTRI


“MIKROSKOPI”

GRUP F
SESI E3

MOH AUFAL WIDAD 19031010219

Tanggal Percobaan : 24 SEPTEMBER 2021

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2021
MIKROSKOPI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi
Pengantar Teknik Kmia II dengan judul “Mikroskopi”
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Pengantar Teknik Kmia II yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari
literatur serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 21
September 2021.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Caecilia Pudjiastuti, M.T. selaku Kepala Laboratorium Pengantar Teknik
Kimia II dan A.R Yelvin Sunarti, ST, MT selaku dosen pembimbing
praktikum.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan
masukanmasukan dalam praktikum.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali
yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat menyadari dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Maka dengan rendah hati,
penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran, Seluruh asisten dosen yang turut
membantu dalam pelaksa kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun berharap
penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya
jurusan Teknik Kimia.
Surabaya, 26 September 2021

Penyusun

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI i
MIKROSKOPI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

I..2 Tujuan ........................................................................................................... 1

I..3 Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

II.1 Secara Umum ............................................................................................... 3

II.2 Mikroskop .................................................................................................... 3

II.2.1 Jenis Jenis Mikroskop............................................................................ 3


II.2.2 Bagian Bagian Mikroskop Beserta Fungsinya ...................................... 6
II.2.3 Prinsip Kerja Mikroskop ....................................................................... 8
II.2.4 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menggunakan Mikroskop . 8
II.2.5 Teknik Preparasi Sampel Mikroskop .................................................... 8
II.2.6 Bentuk Bentuk Mikroskopis Bakteri ..................................................... 9
II.2.7 Perhitungan Perbesaran Mikroskopis ................................................. 10
II.2.8 Perbedaan Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron ..................... 11
II.2.9 Perbedaan SEM dan TEM ................................................................... 11
II.2.10 Aplikasi Mikroskop ........................................................................... 11
II.3 Faktor yang Mempengaruhi ....................................................................... 12

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................... 18

III.1 Waktu dan Tempat .................................................................................... 18

III.2 Bahan ........................................................................................................ 18

III.3 Alat ............................................................................................................ 18

II.4. Rangkaian Alat .......................................................................................... 19

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ii
MIKROSKOPI

III.5 Prosedur dan Diagram Alir Percobaan ...................................................... 20

III.5.1 Prosedur Percobaan ............................................................................ 20


III.5.2 Diagram alir ....................................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 22

IV.1 Hasil Pengamatan ..................................................................................... 22

IV.2 Pembahasan ............................................................................................... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 26

V.1 Kesimpulan................................................................................................. 26

V.2 Saran ........................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

LEMBAR DATA................................................................................................. 29

LAMPIRAN ........................................................................................................ 34

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI iii


MIKROSKOPI

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup
yang dapat dilihat oleh mata manusia saja tetapi ada juga mikroorganisme yang
berukuran kecil dan hanya dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan khusus.
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.
Mikroorganisme dengan ukuran yang sangat kecil tersebut tidak memungkinkan
untuk dapat dilihat manusia secara langsung. Oleh karena itu, dibutuhkan alat bantu
seperti mikroskop sehingga memudahkan kita untuk mengamati benda yang renik.
Mikroskop telah banyak dikenal dalam kehidupan masyarakat terutama
mikroskop jenis cahaya. Mikroskop juga telah banyak digunakan untuk berbagai
bidang contohnya pada bidang medis. Dokter gigi menggunakan mikroskop yaitu
jenis dental microscope. Mikroskop ini dapat memperbesar penglihatan hingga 25
kali dengan penglihatan dengan mata telanjang sehingga dapat digunakan dalam
penegakkan diagnosis dan perawatan. Objek yang diperbesar dapat membantu
dokter gigi untuk memeriksa preparat rongga, pemasangan matriks, kotoran, dan
rongga udara sehingga dapat meningkatkan kualitas pengobatan. Oleh karena itu,
percobaan mikroskopi perlu dilakukan agar praktikkan dapat memahami cara kerja
dari alat mikroskop.

I..2 Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi miskroskopis dari jagung, kapuk, kapas, air
got, yeast, kentang, tepung beras, bawang merah
2. Untuk mengetahui teknik preparasi sampel yang digunakan dalam
percobaan mikroskopi
3. Untuk mengetahui cara kerja mikroskop

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 1
MIKROSKOPI

I..3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop beserta
fungsinya

2. Agar praktikan dapat mengetahui aplikasi penggunaan mikroskop dalam


kehidupan industri

3. Agar praktikan dapat mengetahui jenis jenis mikroskop

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2
MIKROSKOPI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Mikroskopi adalah bidang teknis penggunaan mikroskop untuk melihat objek
dan area objek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ada tiga cabang
mikroskop yang terkenal yaitu mikroskop optic, electron, dan pemindaian probe.
Mikroskopi optic dan electron melibatkan difraksi, refleksi, atau pembiasan radiasi
elektromagnetik/ berkas electron yang berinteraksi dengan specimen. Metode ini
dilakukan dengan radiasi bidang dari sampel atau dengan meminfai berkas halus di
atas sampel . Mikroskopi probe pemindaian melibatkan interaksi probe pemindaian
dengan permukaan objek yang diinginkan (Dunders, 2020).

II.2 Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang
memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme
yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia
memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan
kali (Masrikhiyah, 2019).

II.2.1 Jenis Jenis Mikroskop


Menurut sumber cahayanya, mikroskop dapat dibagi menjadi 2 yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop electron.
1. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai pembesaran maksimum 1000 kali dan
mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar
dapat berdiri dengan stabil.

Gambar II. 1 Skema mikroskop cahaya

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 3
MIKROSKOPI

Cara kerja dari mikroskop tersebut adalah dari cahaya lampu yang
dibiaskan oleh lensa condenser, setelah melewati lensa kondenser sinar
mengenai spesimen dan diteruskan oleh lensa objektif. Lensa objektif ini
merupakan bagian yang paling penting dari mikroskop karena dari lensa ini
dapat diketahui perbesaran yang dilakukan mikroskop. Sinar yang diteruskan
oleh lensa objektif ditangkap oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata atau
kamera. Pada mikroskop ini mempunyai batasan perbesaran yaitu dari 400 X
sampai 1400 X.
2. Mikroskop Elektron
Terdapat dua jenis mikroskop elektron yaitu mikroskop scanner elektron
(SEM) dan mikroskop tranmisi elektron (TEM). i) Mikroskop scanner
elektron

Gambar II. 2 Skema mikroskop scanner elektron


Cara kerja dari mikroskop scanning electron adalah sinar dari lampu dipancarkan
pada lensa kondensor, sebelum masuk pada lensa kondensor ada pengatur dari
pancaran sinar elektron yang ditembakkan. Sinar yang melewati lensa kondensor
diteruskan lensa objektif yang dapat diatur maju mundurnya. Sinar yang melewati
lensa objektif diteruskan pada spesimen yang diatur miring pada pencekamnya,
spesimen ini disinari oleh deteksi x-ray yang menghasikan sebuah gambar yang
diteruskan pada layar monitor. Untuk hasil dari SEM yaitu sebagai berikut :

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 4
MIKROSKOPI

Gambar II. 3 Hasil dari SEM


3. Mikroskop tranmisi elektron

Gambar II. 4 Skema TEM


Dari skema diatas dapat diterangkan elektron ditembakkan dari electron gun
yang kemudian melewati oleh dua lensa kondenser yang berguna menguatkan dari
elektron yang ditembakkan. Setelah melewati dua lensa kondenser elektron
diterima oleh spesimen yang tipis dan berinteraksi, karena spesimen tipis maka
elektron yang berinteraksi dengan specimen diteruskan pada tiga lensa yaitu lensa
objektif, lensa intermediate dan lensa proyektor.
Lensa objektif merupakan lensa utama dari TEM karena batas
penyimpangannya membatasi dari redolusi mikroskop, lensa intermediate sebagai
penguat dari lensa objektif dan untuk lensa proyektor gunanya untuk
menggambarkan pada layar flourescent yang ditangkap film fotografi atau kamera
CCD. Hasil dari TEM sebagai berikut:

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 5
MIKROSKOPI

Gambar II. 5 Hasil dari TEM


(Respati,2008)

II.2.2 Bagian Bagian Mikroskop Beserta Fungsinya

Gambar II. 1Mikroskop

A. Bagian Optik
Bagian ini berupa lensa-lensa yang mampu membuat bayangan benda menjadi
lebih besar.
1. Lensa Okuler
Untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 6
MIKROSKOPI

2. Lensa Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang
diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, 40x
3. Diafragma
Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya
4. Cermin
Untuk memantulkan cahaya dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop
B. Bagian Mekanik
Bagian mekanik berguna untuk menggerakkan dan memudahkan penggunaan
mikroskop.
1. Tabung Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan
2. Tombol Pengatur Fokus Kasar
Untuk mencari fokus bayangan seara cepat sehingga tabung mikroskop turun
atau naik dengan cepat
3. Tombol Pengatur Fokus Halus
Untuk mencari fokus bayangan seara cepat sehingga tabung mikroskop turun
atau naik dengan lambat
4. Revolver
Untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan
5. Lengan Mikroskop
Untuk pegangan saat membawa mikroskop
6. Meja Preparat
Untuk meletakkan objek yang akan diamati
7. Penjepit Objek Glass
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar tidak bergeser pada saat
diteliti
8. Kondensor
Lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk

dalam mikroskop (Suparti, 2010).

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 7
MIKROSKOPI

II.2.3 Prinsip Kerja Mikroskop


Mikroskop memberikan pembesaran yang membuat kita dapat melihat
struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat mata telanjang. Mikroskop
yang tersedia kemungkinan jangkauan pembesaran yang luas dari beberapa kali
hingga ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan
memantulkan cahaya melalui cermin lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di
lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, diperbesar.
Kemudian bayangan akan diteruskan dan dihasilkan bayangan tegak, nyata,
diperbesar oleh mata pengamatnya (Andriani, 2016).

II.2.4 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menggunakan Mikroskop


1. Sebelum memakai, amatilah apakah preparat mikroskop sudah bersih dari
debu atau kotoran lain, misalnya lensa, cermin, kaca obyektif dan lain-lain.
Bersihkan dengan kain yang halus/kapas.
2. Untuk lensa-lensa obyektif okuler bersihkanlah dengan xylol, dengan
menggunakan kertas penghisap.
3. Setelah selesai memakai mikroskop, bersihkanlah kembali lensa deck glass,
dan lain-lain.
4. Ingatlah bila saudara menggunakan serta merawat dengan sebaik-baiknya
suatu alat, maka sebagai imbalannya alat itu akan memberikan hasil yang
baik pula kepada saudara (Tim Dosen PTK II, 2021).

II.2.5 Teknik Preparasi Sampel Mikroskop


A. Preparat Kering
Untuk membuat preparat non-permanen dilakukan sebagai berikut. Buat
irisan misal batang eceng gondok secara melintang atau membujur. Irisan
yang dibuat haruslah tembus cahaya (jika menggunakan mikroskop
cahaya. Letakkan irisan tersebut pada gelas benda, kemudian tetesi objek
dengan setetes air menggunakan pipet. Tutup dengan gelas penutup.
Usahakan agar tidak terdapat gelembung udara pada medium.

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 8
MIKROSKOPI

B. Preparat Basah
Jika preparat yang akan digunakan berupa preparat basah, maka bahan
yang akan diamati diletakkan di atas gelas objek, kemudian tutup dengan
gelas penutup. Usahakan tida ada gelembung udara diantara gelas objek
dengan gelas penutup (Sihombing, 2016).

II.2.6 Bentuk Bentuk Mikroskopis Bakteri


Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui
pengamatan di bawah mikroskop. Bentuk bakteri secara umum terbagi
menjadi 3, yaitu :
A. Bentuk bulat
1. Micrococcus : berbentuk bulat, satu-satu. Contohnya : Monococcus
gonorrhoe
2. Diplococcus : berbentuk bulat, bergandengan dua-dua. Contohnya
Diplococcus pneumonia
3. Staphylococcus : berbentuk bulat, tersusun seperti untaian aggur.
Contohnya Staphylococcus aureus
4. Streptococcus : berbentuk bulat, bergandengan seperti rantai, contohnya
: Streptococcus faecalis
5. Sarcina : berbentuk bulat, terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk
kubus sebagai hasi; pembelahan sel ke 3 arah. Contohnya : Thiorsacina
rosea
6. Tetracoccus : berbentuk bulat tersusun dari 4 sel. Contohnya
Pediococcus
B. Bentuk batang
1. Monobasil : sel tunggal, contohnya : E.coli
2. Diplobasil:bergandengan dua-dua, contohnya : Diplococcus pneumonia
3. Streptobasi:l, berbentuk rantai , contohnya ; Bacillus anthracis
C. Bentuk lengkung
1. Koma : lengkungannya kurang dari setengah lingkaran , contohnya ;
Vibrio cholera

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 9
MIKROSKOPI

2. Spiral : jika lengkungannya lebih dari setengah lingkaran, contohnya


Spirillium minor
3. Spirochaeta : spiral yang halus dan lenturcontohnya Treponema
palladium
(Putri, 2021)

II.2.7 Perhitungan Perbesaran Mikroskopis


Perbesaran pada lensa objektif dapat dirumuskan sebagai berikut:

Perbesaran pada lensa okuler untuk mata berakomodasi maksimum

Untuk mata tidak berakomodasi

Perbesaran total yang terjadi pada mikroskop

Keterangan :
: Perbesaran lensa objektif
: Jarak bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif
: Jarak benda terhadap lensa objektif
: Perbesaran lensa okuler
: Jarak benda terhadap lensa okuler
:Jarak titik fokus lensa okuler
: Perbesaran total
(Suparti, 2010)

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 10
MIKROSKOPI

II.2.8 Perbedaan Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron


Tabel II. 1 Perbedaan Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Elektron
Keterangan Mikroskop cahaya Mikroskop Elektron

Pembawa informasi Berkas cahaya Elektron

Panjang gelombang 400-800 nm 0,0037 nm

Media udara Vakum

Perbesaran 5-2000 x 35-1.000.000 x

Pemfokusan Secara mekanik Secara elektrik

(Setianingsih, 2017)
II.2.9 Perbedaan SEM dan TEM
SEM digunakan untuk studi detil permukaaan sel dan obyek diamati secara
tiga dimensi.TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel. SEM
memanfaatkan hamburan electron dari sampel sedangakan TEM memanfaatkan
hamburan elastis electron yang ditransmiksikan melalui sampel. Perbesaran TEM
lebih besar daripada perbesaran SEM. Sampel untuk TEM harus dibuat sangat tipis
sedangkan sampel untuk SEM tidak perlu dikalukan persiapan sampel (Sani, 2019).

II.2.10 Aplikasi Mikroskop


Mikroskop optik banyak digunakan untuk banyak aplikasi, seperti
karakterisasi cepat untuk analisis penyakit, pemantauan kualitas makanan real-time,
dan deteksi langsung dari struktur semikonduktor. Pengembangan pencitraan
teknik juga menyediakan alat untuk memperluas manusia pengetahuan sebagai
pengamatan kita terhadap dunia ini adalah dasar dari eksplorasi dan pemahaman
kita. Untuk banyak bidang penting, seperti penelitian biologi, industri makanan,
klinik, dan manufaktur semikonduktor, mikroskop optik konvensional yang bekerja
di udara sekitar adalah sangat penting karena operasi bergantung langsung pada
deteksi cepat bahan kimia, mikroba, atau cacat (Chen, 2018).

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 11
MIKROSKOPI

II.3 Faktor yang Mempengaruhi


1. Intensitas
Rentang intensitas cahaya yang dimiliki mikroskop adalah dari satu hingga
enam level, satu memiliki intensitas yang kurang kuat dan enam memiliki
intensitas yang paling tinggi. Intensitas mempengaruhi gelap terang hasil
bayangan mikroskop.
2. Pencahayaan
Sumber pencahayaan bisa diperoleh dari cahaya matahari ataupun dari sumber
cahaya sendiri. Pencahayaan yang paling baik adalah cahaya yang memiliki
daya tembus paling besar. Waena ungu adalah warna yang memiliki daya
tembus paling besar karena memiliki panjang gelombang yang paling kecil.
3. Filter
Filter digunakan untuk menyaring warna sehingga diperoleh warna sesuai
filter. Karena cahaya yang digunakan biasanya berwarna putih maka filter yang
digunakan berwarna ungu untuk memperoleh hasil yang lebih jelas.
(Utami, 2007)

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 12
MIKROSKOPI

II.4 Sifat Bahan


II.4.1 Aquadest
A. Sifat fisika
1. Fase : cair
2. Warna : tidak berwarna
3. Spesific gravity :1
4. Titik lebur :0℃
5. Titik didih : 100 ℃
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : H20
2. Berat molekul : 18, 02 g/mol
( Perry,2008 “Water”)
C. Fungsi :
Untuk melarutkan spesimen dari bahan yang akan diamati dan
memperjelas objek yang akan diamati

II.4.2 Air Selokan


A. Sifat Fisika
1. Bentuk : cair
2. Warna : jernih atau abu-abu
3. Bau : selokan
4. pH : 6-9
B. Sifat Kimia
1. Stabil
2. Beracun
3. Menyebebabkan iritasi dan korosi
(Holly, 2018)
C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 13
MIKROSKOPI

II.4.3 Yeast
A.Sifat Fisika
1.Wujud : Padat
2.Warna : coklat
3.Densitas : 4376 kg/m3
4.Titik didih : 495,27 ᵒC
5.Titik lebur : 287,56 ᵒC
6.Bau : Tidak Berbau
B.Sifat Kimia
1.Korofisitas : Tidak korosif
2.Berat Molekul : 23,9 gr/mol
(Fitria,2014)
C.Fungsi
Sebagai bahan yang diamati secara mikroskopis

II.4.4 Kapuk
A.Sifat Fisika
1.Fase : Padat
2.Warna : Coklat kekuning-kuningan
3.Bau : Tidak berbau
4.Densitas : 1500 kg/m3
B.Sifat Kimia
1.Mudah terbakar
2.Mengandung 62 % selulosa
3.Mengandung 12 % lignin
4.Mengandung 8 % protein
(Sarifudin,2013)
C.Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 14
MIKROSKOPI

II.4.5 Kapas
A.Sifat Fisika
1.Fase : Padat
2.Warna : Putih
3.Bau : Tidak berbau

B.Sifat Kimia
1.Mudah terbakar
2.Mengandung 98% selulosa
3.Mengandung 1,3 % protein
(Nurnasari,2017)
C.Fungsi :
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis

II.4.6 Tepung Beras


A.Sifat Fisika
1.Fase : padat
2.Warna : putih
3.Bau : tidak berbau
4.Kelarutan : tidak larut dalam air dingin
5.Specific gravity : 1,5
B.Sifat Kimia
1. Rumus molekul : (C4H10O2)5
2. Berat molekul : 162,14 gr/mol
(Perry,2008 “Starch”)
C.Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis.

II.4.7 Bawang Merah


A. Sifat fisika
1. Fase : padat

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 15
MIKROSKOPI

2. Warna : merah keunguan


3. Bau : berbau khas
4. Rasa : Agak pedas
B. Sifat kimia
1. Mengandung minyak atsiri
2. Mengandung senyawa turunan asam amino yang mana mengandung
sulfur
3. Mengandung adenosine dan prostaglandi
(Firmansyah,2019)

C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis

II.4.8 Kentang
A. Sifat fisika
1. Fase : padat
2. Warna : kuning
3. Bau : tak berbau
4. Rasa : sedikit tawar saat mentah
B. Sifat kimia
1. Mengandung banyak vitamin C
2. Mengandung Kalium
3. Keadaan pH pertumbuhannya antara 5-7
(Gamea,2009)
C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis

II.4.9 Jagung
A. Sifat Fisika
1. Fase : padat
2. Warna : kuning
3. Kadar air : 11,54% - 19,74%

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 16
MIKROSKOPI

4. Densitas : 1133,8 – 1225,5 kg/ml


5. Ketebalan : 3,45 mm
B. Sifat Kimia
1. Stabilitas : stabil
2. Toksisitas : tidak beracun
(Coşkun, 2006)

C. Fungsi
Sebagai bahan yang akan diamati secara mikroskopis

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 17
MIKROSKOPI

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan percobaan” Mikroskopi” dilaksanakan pada hari Selasa, 21
September 2021 pada pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB secara daring di
kediaman masing-masing.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan ialah aquadest, air selokan, yeast, kapuk, kapas,
tepung beras, bawang merah, kentang, jagung
III.3 Alat
Alat yang digunakan adalah deck glass, object glass, ose, jarum preparat,
pipet, pisau, mikroskop

III.4 Gambar Alat

Deck glass Object glass Ose

Pipet tetes Pisau Jarum Preparat

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 18
MIKROSKOPI

Mikroskop

II.4. Rangkaian Alat

Keterangan :
A = Lensa Okuler
B = Tabung Mikroskop
C = Revolver
D dan E = Lensa Objektif
F = Meja Preparat
G = Penjepit Preparat

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 19
MIKROSKOPI

H = Kaki Mikroskop
I = Cermin
J = Diafragma
K = Lengan Mikroskop
L = Pemutar Halus
M = Pemutar Kasar

III.5 Prosedur dan Diagram Alir Percobaan


III.5.1 Prosedur Percobaan
Mengambil glass obyek kemudian diberi aquadest. Setelah itu, sampel
diambil dan diletakkan di glass obyek dan tutup menggunakan deck glass ,
hindari terjadinya gelembung udara. Meletakkan sampel ke meja preparat
kemudian cermin disetel sehingga diperoleh sinar yang kuat, mula mula
menggunakan masing masing pembesaran obyektif dan pembesaran okuler 10
kali. Apabila masih belum kelihatan maka skrup mikro dan makro diputar
sedangkan jika masih belum besar maka pembesaran obyektif diperbesar
menjadi 50 kali. Sekrup diputar menjauhi badan untuk menjaga agar okuler tidak
menyinggung obyek. Sekanjutnya, diamati dan gambar hasil dari pengamatan
tersebut.

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 20
MIKROSKOPI

III.5.2 Diagram alir

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 21
MIKROSKOPI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Tabel IV. 1 Pengamatan Mikroskopi
No Bahan Gambar Gambar Keterangan
Percobaan Teoritis

1. Yeast Perbesaran
okuler 10x,
perbesaran
objektif 40x,
berbentuk
coccus,
berkoloni,
tidak berinti

2, Jagung Perbesaran
okuler 10x,
perbesaran
objektif 40x,
berbentuk
bulat

3. Air got - Perbesaran


okuler 10x,
perbesaran
objektif 40x,
berbentuk
bacillus,tidak
berkoloni,
tidak berinti

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 22
MIKROSKOPI

4. Tepung Perbesaran
beras okuler 10x,
perbesaran
objektif 40x,
berbentuk
bulat

5. Kentang Perbesaran
okuler 10x,
perbesaran
objektif 40x,
berbentuk
bulat

6. Kapuk Perbesaran
okuler 10x,
perbesaran
objektif 40x,
berbentuk
serabut

7. Kapas Perbesaran
okuler 10x,
perbesaran
objektif 40x,
berbentuk
serabut

8. Bawang Perbesaran
merah okuler 10x,
perbesaran
objektif 40x,
berbentuk
lonjong

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 23
MIKROSKOPI

IV.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas menunjukan hasil pengamatan terhadap
mikroskopis dari yeast, jagung, air got, kapas, kapuk, kentang, bawang merah, dan
tepung beras menggunakan alat mikroskop. Sebelum bahan-bahan tersebut dapat
diamati, maka diperlukan tahap preparasi sampel. Ada 2 teknik preparasi sampel
yang digunakan yaitu teknik basah dan teknik kering. Pada teknik basah contohnya
yang digunakan pada bahan yeast, yeast diambil menggunakan ose kemudian
diletakkan ke dalam object glass kemudian ditutup dengan deck glass, tetapi
diusahakan tidak terjadi gelembung. Pada teknik kering contohnya pada bahan
bawang merah perlu diiris tipis menggunakan pisau kemudian ditaruh ke object
glass yang sebelumnya telah ditetesi dengan air agar bahan tersebut menempel.
Setelah itu, tutup dengan deck glass. diusakan jangan sampai terjadi gelembung
karena akan membuat objek yang akan diamati menjadi buram dan tidak jelas.
Setelah itu, sampel diletakkan ke meja preparat dan dapat diamati mikroskopisnya
menggunakan mikroskop dengan perbesran okuler dan perbesaran objektif secara
berturut-turut sebesar 10x dan 40x

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil, bentuk mikroskopis dari


yeast yaitu bentuk coccus, berkoloni dan tidak berinti. Mikroskopis dari jagung,
tepung beras, dan kentang yaitu berbentuk bulat. Mikroskopis dari kapuk dan kapas
berbentuk serabut. Selain itu mikroskopis dari bawang merah berbentuk lonjong
serta dari air got berbentuk bacillus, tidak berkoloni dan tidak berinti. Menurut
(Rissang, 2012), pengamatan mikroskopik jagung memiliki bentuk yang polyhedral
dan terlihat bergerombol. Pengamatan mikroskopik dari kapas yaitu berbentuk
serabut atau serat (Izzati, 2013). Menurut (Oktavia, 2011), pengamatan
mikroskopik dari tepung beras yaitu berbentuk bulat tidak beraturan. Menurut
(Widiastutik, 2014), pengamatan mikroskopik dari mikroorganisme yeast terutama
pada Saccharomyces cereviceae adalah berbentuk coccus. Menurut (Anggreani,
2020), pengamatan mikroskopik dari bawang merah yaitu berbentuk batang. Hasil
pengamatan mikroskopik dari kapuk yaitu berbentuk serat sedangkan dari kentang
berbentuk tidak beraturan, bulat telur, atau seperti buah pir. Oleh karena itu, dapat

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 24
MIKROSKOPI

disimpulkan hasil pengamatan sudah sesuai dengan teori meskipun tidak pada
semua bahan uji.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi percobaan ini yaitu
intensitas dan pencahayaan. Intensitas cahaya mempengaruhi gelap terang hasil
bayangan mikroskop. Selain itu, pencahayaan juga dapat mempengaruhi hasil
percobaan. Pencahayaan yang baik dengan cahaya dapat memiliki daya tembus
yang besar.Apabila sumber pencahayaan bersumber dari cahaya sendiri maka
menggunakan cahaya warna ungu. Hal ini dikarenakan panjang gelombang paling
kecil sehingga memiliki daya tembus yang paling besar. Selain itu, terdapat
perbedaan perlakuan saat tahapan persiapan sampel antara teoritis dengan
percobaan sehingga tidak semua bahan yang diujikan diperoleh hasil pengamatan
yang sama dengan literatur.

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 25
MIKROSKOPI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data dari hasil percobaan yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1. Morfologi mikroskopis dari jagung , tepung beras, kentang berbentuk bulat


sedangkan pada kapuk dan kapas berbentuk serabut. Selain itu, bawang
merah berbentuk lonjong, yeast berbentuk coccus, dan air got berbentuk
bacillus
2. Ada 2 macam teknik yang digunakan dalam persiapan sampel yaitu dengan
metode basah dan metode kering
3. Cara kerja dari mikroskop yaitu mengatur pencahayaan cermin, mengatur
letak prepatat pada meja kemudian mengatur lensa objektif-okuler serta
pemutar mikro dan makro agar hasil pengamatan yang diperoleh terlihat
jelas dan cukup besar

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikkan menghindari terjadinya gelembung pada saat
menutup sampel menggunakan deck glass agar sampel tidak terlihat buram
2. Sebaiknya praktikkan melakukan pengamatan di tempat yang cukup cahaya
sehingga hasil pengamatan terlihat jelas

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 26
MIKROSKOPI

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. 2016, ‘Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum’, Jurnal
Mikrobiologi, Vol. 1, No. 1
Anggreani, A 2020, „Analisis, Uji Coba dan Rekonstruksi Kegiatan Praktikum
Melalui Lembar Kerja Peserta Didik Struktur dan Fungsi Sel‟, Jurnal
Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol 6, No.3
Chen, L.W. 2018, ‘Remote-Mode Microsphere Nano-Imaging: New Boundaries
for Optical Microscopes’, Opto-Electronic Advances, Vol. 1, No. 1
Coşkun, M B, Yalçin, I, & Özarslan, C 2006, „Physical properties of sweet corn
seed (Zea mays saccharata Sturt.)‟, Journal of Food Engineering, Vo. 74,
No. 1, hh. 523
Dunders, G 2020 , Mikrobiologi Medis II : Sterilisasi, Diagnosis, Laboratorium,
dan Respon Imun, Cambridge Stanford, New York
Fathima, N 2013, „Classification of Blood Types by Microscope Color Image‟,
International Journal of Machine Learning and Computing, Vol. 3, No. 4
Firmansyah, 2019, „The Growth Production and Equality of Shallot at Inland
Quartza Sand in the off season,‟ Jurnal Ilmu Pertanian, Vol.4 , No.3
Gamea, 2009,‟ Physical Characteristic and Chemical Properties of Porlatubes
Under Different Horage System‟, Jurnal Process Engineering, Vol.26,
No.1, hal 385-408
Holly, 2018, „Waste Water‟, diakses pada tanggal 19 September 2021,
https://s2.q4cdn.com/255514451/files/doc_downloads/2020/04/WasteWate
r.pdf
Izzati, M 2013, „Pengaruh Perendaman Dalam Cairan Rumen Sapi Terhadap
Penurunan Biomassa, dan Perubahan Struktur Anatomi Kapas‟, Jurnal
Biologi, Vol.2, No.1
Masrikhiyah, 2019, ‘Peningkatan Mutu Pengetahuan Siswa Mengenai Natural
Science di MI Ikhsaniah Kupu: Pengenalan dan Praktik Penggunaan
Mikroskop

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 27
MIKROSKOPI

Nurnasari, E 2017,‟ Karakteristik Kimia Serat Buah, Serat Batang, dan Serat
Daun‟, Jurnal Pertanian, Vol.9, No.2
Oktavia, N 2011, „Pengaruh Konsentrasi Tepung Beras Terhadap Daya Angkat Sel
Kulit Mati dan Sifat Fisik Lulur Bedak Dingin‟, Jurnal Kesehatan
Masyarakat
Perry, R. H 2008, Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, Mc Graw-Hill, New
York
Putri, M.H , Mikrobiologi Keperawatan Gigi, NEM, Pekalongan
Respati, M.B 2008, „Macam-Macam Mikroskop dan Cara Penggunaan‟,
Momentum, Vol.4 , No.2
Rissang, B.S 2012, „Sifat Fisik Granul Amilum Jagung Yang Dimodifikasi secara
Enzimatis‟, Jurnal Ilmu Biologi
Sani, R.A 2019, Karakterisasi Material, Sinar Grafika Outlet, Jakarta Timur
Sarifudin, S 2013, „Analisa Perilaku Mekanik Komposit Serat Kapuk Randu
Menggunakan Matriks Polyester‟, Jurnal Ferma, Vol. 1, No.2
Setianingsih, T 2017, Mikroskop Elektron Transmisi, UB press, Malang
Suparti, 2010, Mikroskop, Alprin, Semarang
Tim Dosen PTK II, 2021, Modul Praktikum Mikroskopi, UPN Veteran Jawa Timur,
Surabaya
Utami, H.P 2007, Mengenal Cahaya dan Optik, Ganeca, Indonesia, Bekasi
Widiastutik, N 2014, „Isolasi dan Identifikasi Yeast dari Rhizofer Rhizospora
mucronata Wonorejo‟, Jurnal Sains dan Seni POMITS, Vol.3, No.1

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 28
MIKROSKOPI

LEMBAR DATA

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 29
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 30
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 31
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 32
MIKROSKOPI

Yeast Jagung Air Got

Tepung Beras Kentang Kapuk

Kapas Bawang Merah

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 33
MIKROSKOPI

LAMPIRAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 34
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 35
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 36
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 37
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 38
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 39
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 40
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 41
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 42
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 43
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 44
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 45
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 46
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 47
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 48
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 49
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 50
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 51
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 52
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 53
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 54
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 55
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 56
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 57
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 58
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 59
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 60
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 61
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 62
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 63
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 64
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 65
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 66
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 67
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 68
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 69
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 70
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 71
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 72
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 73
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 74
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 75
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 76
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 77
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 78
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 79
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 80
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 81
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 82
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 83
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 84
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 85
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 86
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 87
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 88
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 89
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 90
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 91
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 92
MIKROSKOPI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 93

Anda mungkin juga menyukai