Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BKPK

“KERAMIK”

Dosen Pengampu :
IR. Dwi Hery Astuti, MT

Disusun Oleh:
Imam Sholicuddin (17031010221)
Rizki Amirullah (19031010180)
Reza salsabilla kafy (19031010196)
Graciella Yerrica Nathania (19031010199)
Muhammad Dillah Sudaiz (19031010209)
Moh Aufal Widad (19031010219)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini kami membahas tentang Keramik
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada masyarakat tentang Keramik. Selain itu, tujuan kami menulis makalah ini
untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahan Konstruksi Pabrik Kimia (BKPK).
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu IR. Dwi Hery Astuti, MT
selaku Dosen mata kuliah Bahan Konstruksi Pabrik Kimia (BKPK) dan semua
pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah ini. Namun, dalam
penyusunannya, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami menanti saran dan kritik dari anda.

Surabaya, 05 Desembar 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
I.2 Tujuan ................................................................................................... 2
I.3 Manfaat ................................................................................................. 2
I.4 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
II.1 Definisi Keramik................................................................................... 3
II.2 Komposisi Keramik .............................................................................. 3
II.3 Bahan Baku Dasar Pembuatan Keramik ............................................... 3
II.4 Sifak-Sifat Keramik .............................................................................. 4
II.5 Klasifikasi Keramik .............................................................................. 7
II.6 Proses Pembuatan Keramik .................................................................. 8
II.7 Definisi Refraktori .............................................................................. 11
II.8 Syarat Umum Refraktori ..................................................................... 12
II.9 Sifat-Sifat Refraktori dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kekuatan Refraktori ...................................................................................... 12
II.10 Definisi Abrasi pada Keramik ............................................................ 13
II.11 Aplikasi Keramik dan Refraktori pada Industri .................................. 14
BAB III ................................................................................................................. 16
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 16
III.1 Kesimpulan ......................................................................................... 16
III.2 Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Keramik adalah bahan padat anorganik yang bukan logam. Barang yang
terbuat dari seperti: keramik cina, perselen, gelas,semen, refraktori (bahan tahan
api), sejak dahulu telah dipergunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Bahan keramik adalah bahan dasar penyusun kerak bumi, yaitu: SiO2, Al2O3,
CaO, MgO, K2O, Na2O dst., yang banyak tersedia di alam. SiO2, Al2O3, atau
MgO masing-masing dapat dipakai sebagai bahan keramik tersendiri, sedangkan
banyak bahan lainnya yang terdiri dari campuran silikat tunggal atau campuran
dari berbagai silikat. Bahan baku dari keramik cina dan porselen adalah tanah liat
yaitu kaolin, serisit, dst, dan silikat yaitu kuarsa, feldspar, dst., yang diaduk,
dicetak dan dibakar sehingga menjadi produk. Selama pembakaran bahan-bahan
tersebut bereaksi satu sama lain. Silikat agak berbeda, dari bahan bakunya
dibentuk mulit (3Al2O3) dan gelas, sehingga dapat dibuat produk yang sifat-
sifatnya berbeda dari bahan bakunya.
Di masa lalu keramik umumnya dibuat dari bahan baku alam karena
terbatasnya kemampuan pengendalian komposisi kimia dan struktur mikronya,
maka sifat-sifat asli keramik dalam banyak kasus biasanya tidak nampak jelas.
Namun akhir-akhir ini, keramik dengan sifat-sifat khasnya yang baru telah dibuat
dengan mempergunakan bahan tiruan yang sangat murni dan dengan proses
pembuatan yang sangat terkendali. Produk tersebut dinamakan keramik halus atau
keramik baru, yang memiliki sifat-sifat khas fungsional dalam elektromagnetik,
mekanik, optik, termal, biokimia dan sifat lainnya. Sekarang keramik ini banyak
dipakai diberbagai bidang termasuk penggunaan di ruang angkasa, elektronik dan
industri mekanik. Di masa mendatang pengembangan keramik diyakini akan
sangat pesat.

1
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari keramik
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari keramik
3. Untuk mengetahui proses pembuatan keramik

I.3 Manfaat
1. Agar pembaca dapat memahami definisi dari keramik
2. Agar pembaca dapat memahami klasifikasi dari keramik
3. Agar pembaca dapat memahami aplikasi dari keramik dalam dunia
industri

I.4 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan keramik ?
2. Apa saja komposisi keramik ?
3. Bagaimana sifat dari bahan keramik?
4. Bagaimana proses pembuatan keramik ?
5. Sebutkan klasifikasi dari keramik ?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Keramik


Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan
ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah,
genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal
dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan
logam dan anorganik yang berbentuk padat.

II.2 Komposisi Keramik


Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay),
Kwarsa (flint), feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).

II.3 Bahan Baku Dasar Pembuatan Keramik


Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik
Terdiri atas 3 macam (triaxial), yaitu Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar.
1. Tanah liat (Clay ) Kandungan utama dari tanah liat antara lain Kaolinite
(Al2O3.2SiO2.2H2O), Montmorillinote, Illite, Halloysite, Perbedaan
kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat
yang penting untuk pembuatan keramik antaralain Plastisitas (kemampuan
untuk dibentuk tanpa mudah retak), Fusibilitas (kemampuan untuk dilebur),
Bahan baku pasir (kwarsa), Fungsi (sebagai bahan non plastik).
2. Pasir Berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan terlalu
banyak silikat dalam pasir menyebabkan keretakan pada waktu pembakaran.
3. Feldspar Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam
pembuatan keramik, dan Menurunkan temperatur pembakaran. Ada
beberapa jenis bahan feldspar yang diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-
feldspar. Bahan lainnya yaitu :

3
4. Kaolin Nama kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti
pegunungan tinggi, yaitu gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang
tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak
beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang mempunyai mutu
penyusutan yang baik selama pengeringan dan pembakaran. Clay jenis ini
merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling
putih di antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah.
Sifat-sifat kaolin : Tidak terlalu plastis, Kekuatan keringnya rendah, Titik
leburnya 1700oC-1785oC, Dalam keadaan kering berwarna putih, Memberi
warna putih pada masse badan keramik, dan Setelah dibakar berwarna putih.
5. Kuarsa Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam
metamorf dan sedimen, dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar
berupa silika dan terdapat pada sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di
dalam pembuatan keramik pengarah benang adalah : Tidak mengurangi
keplastisan dan penyusutan pada bodi keramik, Mengurangi susut kering
dan susut bakar dari tanah liat, Memudahkan air untuk menguap sewaktu
proses pengeringan dan proses pembakaran, Memberi sifat kuat pada
barang-barang yang dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada
waktu dibakar, dan Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah
jadi

II.4 Sifak-Sifat Keramik


Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis
tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba
jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam,
pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik
tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara
keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh
keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan
suhu 1200ºC, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai

4
dengan suhu 2000ºC. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor
yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
1. Sifat Mekanik
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi.
Sifat- sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya
yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang menarik.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan
untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan
masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural.
Dalam logam, elektron-elektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-
atomnya berubah-ubah tetangganya tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus.
Hal inilah yang memungkinkan logam terdeformasi di bawah pengaruh
tekanan. Tapi, dalam keramik, karena kombinas ikatan ion dan kovalen,
partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila
gaya yang terlalu besar diterapkan.
2. Sifat Termal
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien
ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang
diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran)
atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan.
Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena
ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan
yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.
3. Sifat Listrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat
baik sebagai isolator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat
dipolarisasi dan digunakan sebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan
elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut
semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor

5
temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya
memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik
dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat
ini merupakan bagian bahan "canggih" yang sering digunakan sebagai sensor.
Dalam bahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya
akan menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut
mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik
digunakan untuk tranduser, yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion.
Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan
dasar banyak aplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya
listrik skala besar. Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan
bakar. Kemampuan penghantaran ion didasarkan kemampuan keramik tertentu
untuk memungkinkan anion oksigen bergerak, sementara pada waktu yang sama
tetap berupa isolator. Zirkonia,ZrO2, yang distabilkan dengan kalsia (CaO),
adalah contoh padatan ionik.
4. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi,
atau dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan
cahaya, dan biasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque.
Material yang transparan, seperti gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus,
seperti gelas terfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak
mentransmisikan cahaya.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi
gelas membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab,
dan objek- objek seni. Pengubahan antara cahaya dan listrik adalah dasar
penggunaan bahan semikonduktor seperti Gas dalam laser dan meluasnya
penggunaan LED dalam alat- alat elektronik. Keramik fluoresensi dan
fosforisensi digunakan dalam lampu- lampu listrik dan layar-layar tv. Akhirnya

6
serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan data komputer yang
didasarkan atas refleksi internal total sinyal cahaya.
5. Sifat Kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari
permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel,
zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan
pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 5000C,
permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Aluminaγ , zeolit,
lempung asam atau S2O2 – TiO2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai
sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan
basa pada permukaan.
6. Kehandalan
a. Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan
untuk berbagai aplikasi termasuk :
b. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
c. Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor
d. Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
e. Keras dan kuat, namun rapuh.
f. Tahan korosi
(Kusuma,2012)

II.5 Klasifikasi Keramik


1. Keramik Tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan
bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang
pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk
industri (refractory).

7
Gambar II.1 Keramik Tradisional
2. Keramik Halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat
dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam
(Al2O3, ZrO2, MgO, dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis.

Gambar II.2 Keramik Halus


(Joelianingsih, 2004)

II.6 Proses Pembuatan Keramik


Dalam proses pembuatan keramik ada 5 tahapan yang harus dilalui, yaitu
sebagai berikut.
1. Pengolahan Bahan

8
Dalam tahapan ini para pengrajin akan mencampurkan bahan tanah liat
dengan material yang lain termasuk air. Tujuannya untuk mengolah bahan baku
dari material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap
pakai, pengolahan ini bisa dilakukan dengan metode basah atau kering, dengan
cara manual maupun manisal.
Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus
dilakukan, antara lain:
1) Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau
penggilingan dengan menggunakan ball mill. Penyaringan ini bertujuan
untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak sama.
2) Melakukan pencampuran serta pengadukan, bertujuan untuk mendapatkan
campuran bahan yang homogen. Pengadukan ini dilakukan dengan cara
manual ataupun masinal dengan menggunakan blunger maupun mixer.
3) Pengurangan kadar air, bertujuan untuk mengurangi jumlah air yang
terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis, proses ini dilakukan
dengan cara diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan
alat filter press.
4) Pengulian, bertujuan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan
membebaskan gelembung-gelembung udara yang terjebak. Massa badan
keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian
diperam agar mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Pembentukan
Dalam proses pembentukan ini ada 3 teknik yang kerap digunakan
diantaranya adalah:
 Teknik Pijit Tekan
Teknik pijit tekan (pinching) merupakan teknik yang paling populer
dikalangan para pengarajin keramik. Pada teknik ini pembentukan badan keramik
dilakukan secara manual.
Cara menggunakan teknik yaitu; tanah liat cukup dipijit tekan dari bentuk
bola menjadi bentuk yang diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan.
 Teknik Pilin

9
Teknik pilin (coiling) adalah teknik pembentukan badan keramik secara
manual. Cara menggunakan teknik ini tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan
tanah.
 Teknik Lempengan
Teknik lempengan (slabbing) adalah pembentukan badan keramik dengan
cara membentuk lempengan rol. Lempengan kerap digunakan untuk membuat
sebuah keramik yang berbentuk persegi/ silinder.
 Teknik Putar
Teknik putar atau disebut juga teknik pilin merupakan proses pembentukan
badan keramik menggunakan alat putar kaki (kickwheel). Keramik yang dibuat
menggunakan teknik putar biasanya menghasilkan bentuk yang simetris.
Pembuatan keramik menggunakan teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang
tinggi dibanding teknik lain. Oleh karena itu diperlukan waktu yang tidak sebentar
dalam melatih jari-jari agar terebntuk feeling dalam waktu membuat keramik.
 Teknik Cetak
Dalam teknik ini keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan.
Melainkan menggunakan bantuan cetakan yang dibuat dari gipsum. Dalam
melakukan teknik cetal terdapat 2 cara yaitu:
1. Cetak padat, pada teknik ini bahan baku yang digunakan adalah badan
tanah liat plastis.
2. Cetak tuang (slip), bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/
lumpur.
Kelebihan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk
dan ukuran yang sama persis.
3. Pengeringan
Setelah keramik telah selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis
yang mengendap pada badan keramik.
Ketika badan keramik plastis dihilangkan akan terjadi 3 proses penting yakni:
1) Air pada lapisan antar partikel lembung mendifusi ke permurkaan, menguap
sampai partikel-partikel yang lain bersentuhan dan reduksi berhenti.

10
2) Air yang terserap pada permukaan partikel menghilang.
3) Air dalam pori menghilang tanpa terjadi surut.
Secara tidak langsung tahap-tahap ini menerangkan bahwa, mengapa harus
dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak.
4. Pembakaran
Dalam proses ini tanah liat yang rapuh diubah menjadi benda padat, keras dan
kuat. Selama pembakaran berlangsung, badan keramik akan bereaksi penting,
hilang atau muncul fase-fase mineral, serta hilang berat.
Proses pembakaran ini merupakan inti dari pembuatan keramik, dimana pada
tahap ini massa yang rapuh diubah menjadi massa yang padat,keras dan kuat,
pembakaran ini dilakukan di dalam sebuah tungku yang bersuhu tinggi kisaran
700-1000oC.
5. Pengglasiran
Diurutan terakhir ada pengglasiran, tahap ini merupakan proses pembuatan
keramik yang dilakukan sebelum pembakaran glasir. Saat proses ini dilakukan
benda keramik biscuit dilapisi glasir dengan cara dituang, dicelup, disemprot/
dikuas.
Pelapisan glasir yang dilakukan dengan cara dicelup dan dituang, biasanya
pada benda-benda yang berukuran kecil sampai sedang. Sedangkan pelapisan
glasir dengan cara penyemprotan dilakukan pada benda besar. Fungsi/ tujuan
glasir untuk menambah keindahan, agar lebih kedap air, dan menambahkan efek-
efek tertentu dalam keramik.

II.7 Definisi Refraktori


Menurut terminologi ASTM-C-71-99a, refraktori (refractory) menurut
pengertian bahasa berarti tahan terhadap temperatur tinggi. Menurut terminologi,
refraktori didefinisikan sebagai bahan anorganik bukan logam yang memiliki sifat
kimia dan fisika sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk bahan
konstruksi struktur atau sebagai komponen suatu sistem yang dikenai lingkungan
panas dengan suhu minimum 1000°F

11
Seperti diketahui bahan refraktori adalah material non logam yang tahan
terhadap suhu tinggi untuk waktu yang lama. Tergantung pada komposisinya
salah satu kegunaan bahan refraktori adalah untuk peleburan logam. Bahan baku
krusibel refraktori terdiri atas ball clay, kaolin, talk dan alumina.

II.8 Syarat Umum Refraktori


Bahan-bahan refraktori dibuat dengan kombinasi dan bentuk yang bervariasi
tergantung pada penggunaannya. Persyaratan-persyaratan umum bahan refraktori
adalah tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang
mendadak, tahan terhadap lelehan terak logam, kaca, gas panas, dan lain-lain,
tahan terhadap beban pada kondisi perbaikan, tahan terhadap beban dan gaya
abrasi, menghemat panas, memiliki koefisien ekspansi panas yang rendah, tidak
boleh mencemari bahan yang bersinggungan (Irwansyah, 2010)

II.9 Sifat-Sifat Refraktori dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kekuatan Refraktori
1. Porositas
Porositas merupakan ruang kosong yang terdapat pada suatu padatan
termasuk refraktori. Berdasarkan teori, semakin besar tekanan maka akan semakin
kecil porositasnya, oleh karena itu perlunya melihat pengaruh tekanan pada
refraktori bekas pakai yang di daur ulang terhadap sifat fisik refraktori.
Memberikan tekanan pada saat penekanan pada seluruh permukaannya sampai
menghasilkan sampel uji yang padat dan tidak rapuh, akan menghasilkan densitas
yang berbeda-beda.
2. Konduktivitas thermal
Nilai konduktivitas termal suatu bahan melambangkan kemampuan
refraktori tersebut dalam melakukan transfer panas atau kemampuan refraktori
dalam menghantarkan panas ketika kontak dengan suhu tinggi. Dalam hal ini
perpindahan panas yang terjadi pada refraktori merupakan perpindahan panas
secara konduksi, dimana peristiwa tersebut tergantung pada nilai konduktivitas
termal bahan (k). Semakin rendah nilai konduktivitas termal semakin baik suatu

12
refraktori tersebut sebagai isolator (penghambat panas) dan semakin besar
ketahanan refraktori nya terhadap temperatur . Dari penjelasan di atas, dapat
dikatakan bahwa untuk nilai konduktivitas termal sebagai produk refraktori lebih
baik mempunyai nilai yang rendah. Semakin rendah nilai konduktivitas termal
maka akan semakin baik pula sifat refraktori tersebut sebagai isolator.
3. Kuatan tekan
nilai tekanan yang semakin besar pada saat pencetakan akan menghasilkan
nilai bulk density yang besar pula. Hal tersebut disebabkan pada saat proses
pemberian tekanan saat mencetak membantu terjadinya partikelpartikel kosong
terisi, sehingga terjadi difusi solid-solid. Partikel-partikel dapat mengisi atau
masuk ke ruang yang kosong juga dikarenakan adanya perbedaan ukuran pada
bahan baku. Pada saat penekanan, volume refraktori juga akan menurun.
Menurunnya volume refraktori dikarenakan refraktori yang diberi tekanan
semakin besar akan memiliki sruktur padatan yang lebih rapat, karena hal tersebut
maka nilai bulk density pun akan semakin besar, sehingga semakin besar tekanan
maka akan semakin meningkatkan bulk density dari refraktori (Septriana, 2017)

II.10 Definisi Abrasi pada Keramik


Secara umum kerusakan abrasi/pengikisan pada bahan refraktori disebabkan
oleh gesekan atau impak. Kenyataannya kerusakan pada bahan refraktori
diakibatkan abrasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti partikel debu
dan gas didalam tungku pada temperatur tinggi. Kerusakan yang disebabkan
partikel debu dan gas ini disebut abrasi/erosi. Tipe kerusakan abrasi terjadi pada
permukaan bahan refraktori terjadi secara merata. Perlu diketahui bahwa
refraktori yang mengandung alumina tinggi tidak selalu memiliki kerugian abrasi
terendah. Dalam aplikasi batu tahan api bagian permukaan depan refraktori ini
penting untuk ditambahkan bahan yang dapat menahan keausan/abrasi konstan
untuk jangka waktu yang lama tanpa pengurangan berat pada ketebalan lapisan.
Hal itu penting untuk menilai ketahanan abrasi dari bahan yang akan digunakan
untuk daerah tersebut, yaitu seberapa baik refractory dapat menahan gesekan atau
beban kejut mekanis. Spesimen uji ditimbang sebelum dan setelah pengujian,

13
hasil yang diperoleh dinyatakan sebagai rugi volume material atau dengan
perhitungan indeks abradability (mampu terabrasi) berdasarkan kerugian massa,
kerapatan bulk material, dan faktor koreksi aparatur. Rugi abrasi dari bahan sangat
tergantung pada densitas dan porositas, sudut benturan, dan ukuran butir dan sifat
media yang mengabrasi (Bayuseno, 2009).

II.11 Aplikasi Keramik dan Refraktori pada Industri


A. Keramik
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan
dengan kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan
magnetik dapat digunakan sebagai insulator, semikoncuktor, konduktor dan
magnet. Keramik dengan properti yang berbeda dapat digunakan pada aerospace,
biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir. Beberapa contoh penggunaan
keramik di bidang industri yaitu :
 Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan
sebagai pemotong, pembentuk dan penghancur logam.
 Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis
pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit.
 Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencegah korosi.
Keramik yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang
menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas,
mesin cuci, dan mesin pengering.
 Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan
sebagai pemotong, pembentuk dan penghancur logam
 Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan
untuk saluran pada rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-
Turbine Engine
 Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik
sebagai semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium
titanate (SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis
tembaga oksida

14
 Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis
pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit
 Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada
tubuh manusia. Porous alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan
tubuh
 Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit
 yang menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor
gas, mesin cuci, mesin pengering.
B. Refraktor
Penggunaan refraktori basa terdapat pada tungku busur listrik, tungku
sembur oksigen, hot metal car, dan lain-lain.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
1. Keramik merupakan semua bahan bukan logam dan anorganik yang
berbentuk padat.
2. Sifat-sifat dari keramik meliputi sifat mekanik, termal, listrik, optic dan
kimia. Perbedaan tiap sifat ini didasarkan terhadap masing-masing sifat
keramiknya. Seperti sifat termal, yang mempunyai kapasitas panas dalam
keramik.
3. Proses pembuatan keramik meliputi pengolahan, pembentukan (teknik
pijit tekat, pilin, lempengan, putar dan cetak), pengeringan, pembakaran,
dan pengglasiran.

III.2 Saran
1. Diharapkan para pembaca dan penulis dapat memahami definisi dari
keramik serta proses pembuatan keramiknya
2. Diharapkan para pembaca dan penulis dapat mengetahui keramik dapat
diaplikasikan dalam industri apa saja

16
DAFTAR PUSTAKA

Bayuseno, 2009, „Pengembangan dan Karakterisasi Material Keramik Untuk


Dinding Bata Tahan Api Tungku Hoffman‟, Jurnal Mahasiswa MIPA, Vol.
11, No.4, hal. 112
Irwansyah, Ferli S., 2010, “Peningkatan Kualitas Refraktori Alumina Silikat
Untuk Peleburan Kuningan dengan Teknik Inflitasi”, Jurnal Zeolit
Indonesia, Vol.9, No.1, hh 26
Joelianingsih, 2004, Peningkatan Kualitas Genteng Keramik dengan Penambahan
Sekam Padi dan Daun Bambu, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kusuma,P, 2012, Material Teknik, Institut Teknologi Adhitama Surabaya,
Surabaya.
Septriana, Ayu & Azhar. 2017. Daur ulang refraktori bekas pakai kiln dan fly ash
batu bara dengan variasi tekanan greenbody. Lampung : Universitas
lampung

17

Anda mungkin juga menyukai