Makalah
dibuat untuk memenuhi Tugas Semester dua mata kuliah Pengetahuan Bahan
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas
kehendak-Nya lah kami selaku tim penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya .
Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini , adalah untuk memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah pengetahuan bahan, dan juga untuk menambah wawasan
mengenai karakteristik dari bahan keramik.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , baik dari segi isi , teori , dan sistematika
penulisannya . Maka dari itu karena belum luasnya wawasan kami, kami sangat terbantu
bila pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat
menyempurnakan makalah ini dari segi manapun .
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan datang .
Amin .
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masala..................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan keramik ?
2. Apa saja komposisi keramik ?
3. Bagaimana sifat dari bahan keramik?
4. Apa saja jenis-jenis bahan keramik ?
5. Bagaimana proses pembuatan keramik ?
6. Bagaimana metoda uji bahan keramik ?
7. Apa saja kegunaan dan manfaat dari keramik ?
5
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia
tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
(Yusuf, 1998;2)
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint),
feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).
2.2.1 Clay/tanah
liat mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.2SiO2.2H2O)
Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan
yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah
didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi
terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal
pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk
hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O
dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida
Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan
permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila dicampur
dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini
6
meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997 dalam
Trisnawanti, 2008).
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan
yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya mineral
liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan silikat. Liat
silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam
hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan Al-oktaeder. Dengan
mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah
yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat
tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat
bukan silikat merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama
hidrus oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai
sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila dibakar
akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat memanfaatkan tanah liat
(lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
7
2.2.2 Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
2.2.3 Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk
dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila keramik
dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang
menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat
membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut
dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir
suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling
besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009).
Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan
feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri yang
membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
8
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah
potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat
dilihat pada Tabel 1.
Jenis Feldspar Rumus Kimia
Albite Na(Si,Al)O
Anorthite Ca(Si,Al)O
Orthoclase K(Si,Al)O
Celsian Ba(Si,Al)O
Table 2.1. Jenis-jenis feldspar
Sumber: K. McPhee (1959) dalamIndiani (2009)
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari campuran
silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk melalui
prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang dianggap
sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi hanya
beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca merupakan cairan
sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan anorganik belum beraturan dan
atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.
2.3 Sifat
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di
mana bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan
jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis
tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba
jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti
keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu,
terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan
logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang
9
terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering
seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi,
sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus
berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi :
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
10
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang
medis. (Joelianingsih, 2004)
1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan
dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat
rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir,
semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila
dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot,
anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah
banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni
yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini
berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada
umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih
tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya
mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh
karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan
atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus,
disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas
porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
11
4. Keramik Baru (New Ceramic)
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti
peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik
metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic,
dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan
keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan
karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.
a. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada umumnya adalah
lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung merupakan bentuk endapan yang terletak di
permukaan bumi sehingga penggaliannya dilakukan dengan cara terbuka.
b. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu. Selama dalam
penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam dalam air. Hal ini perlu
dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang menyerap air
menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga untuk melarutkan garam sulfat
yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya juga dilakukan pencampuran
dengan bahan lain, misalnya pasir.
c. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum ditimbun
digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan kollegrang yang
dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan susunan besar butir yang lebih homogen.
Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi tepung ditambah dengan air
sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan sudah berbentuk lempung basah.
Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen, dilakukan penggilingan lagi di
pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di dalam extruder. Di dalam alat
ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung yang benar-benar padat
12
berbentuk kolom segi empat atau bulat.
Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk
keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat bentuknya
dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu :
a. Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process).
Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang pembentukannya
dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan dengan tangan.
Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan
alat lain, misalnya untuk produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan
proses putar. Di dalam proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 ay
40 %, dengan syarat lempung masih cukup Ikuat menahan beratnya sendiri sehingga
tidak terjadi perubahan bentuk.
b. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).
Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk
dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %.
Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini
dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini
dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini biasanya
dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik banhan bangunan,
misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan bentuk produk
keramik kasar lainnya.
c. Cara Pembentukan dengan masa slip.
Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang
halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan butiran
yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini biasanya
dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara
mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga memungkinkan
untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau mesin.
13
Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk sanitair (doset,
wastafel,
d. Cara Pembentukan dengan proses kering.
Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12 %,
sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa (press)
yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi
pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik yang mempunyai
kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam
pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api.
a. Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan matahari dan suhu
di sekitar benda tersebut.A Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh : suhu udara di
sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara.
b. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku pemanas
sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan keramik mentah
tadi.
14
4. Pembakaran Keramik
Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak
berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca lainnya.
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Tungku berkala (periodik). Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara berkala,
dimana sejumlah bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak kemudian tungku
didinginkan lagi dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan berulang secara
berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang hilang banyak sekali, terutama panas
untuk memanasi badan tungku dan sewaktu tungku dingin kembali.
15
Jenis-jenis tungku berkala :
a. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah, bersifat tidak
permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku sampai tungku dingin
kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya menghasilkan rendamen rendah
(60%).
b. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk segi
empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang pembakaran. Hasil
bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan rendamen antara 70 Se 85 0/0.
2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi berhenti. Proses
pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan hasilnya diambil setiap hari
atau dalam jangka waktu tertentu.
a. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang bersekatsekat
menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi cukup besar, dimana 1
kamar menghasilkan A± 3500 bata dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai untu
produksi keramik bangunan skala besar (bata & genteng).
b. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran dari samping,
masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori. Jenis tungku ini
termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas. Umumnya dipakai untuk
produksi keramik halus, produk-produk keramik missal yang mutu dan harganya tinggi
seperti produk sanitair.
16
ρ=RAl
dengan ρ merupakan resistivitas bahan (Ωcm), l merupakan panjang bahan (cm), R
merupakan hambatan bahan (Ω), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2).
Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths, 1986):
ρ=2πRLln(a)
2.6.2 Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam
gram per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in 2). Pengukuran
densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density) berdasarkan metode
Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada persamaan (Yusup, 1998):
ρb=mkmb-(mg-mkw)ρair
17
Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang
dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan antara
kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai berikut:
P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan A
adalah luas penampang dalam satuan m2.
dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel yang telah
dibakar (cm3)
b. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa ∆m dengan massa
sampel sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai berikut:
18
Dalam kehidupan sehari-hari, karamik memiliki banyak kegunaan, misalnya saja dapat dibuat
sebagai guci, genteng, maupun peralatan lainnya. Agar peralatan yang di buat dapat
bertahan lama dan memiliki kualitas yang baik, oleh karena itu proses pembuatan dan juga
bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan standar yang ada, di Indonesia ini standar
yang digunakan adalah SNI ( Standar Nasional Indonesia ). Berikut adalah beberapa SNI
yang membahas mengenai keramik :
- SNI 15-1325-1989 “BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK
HALUS”
- SNI 03-2095-1998 “GENTENG KERAMIK”
- SNI 1147-1989-A “MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT
TETES PORSELIN”
Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik, entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring, cangkir, teko,
tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti batu-bata,
genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan. Ada juga keramik
yang digunakan untuk keperluan keperluan khusus dan dibuat secara khusus pula
misalnya keramik isolator yang digunakan untuk kebutuhan industri perlistrikkan.
Dengan berkembangnya teknologi maka kini bahkan keramik telah digunakan didalam
berbagai keperluan bidang science seperti bidang kedokteran yang dikenal dengan bio
ceramics, misalnya beberapa organ tubuh manusia yang rusak ternyata dapat digantikan
dengan bahan keramik seperti tulang dan gigi. Keramik juga banyak digunakan di dalam
dunia elektronik. Ternyata banyak bagian dari dari produk elektronik yang dibuat dari
bahan keramik .
19
badan pesawat bagian luarnya dilapisi dengan mantel yang tahan api yang terbuat dari
keramik yang ringan (light refractory brick) yang tahan terhadap suhu yang sangat tinggi.
Tanpa dilapisi bahan keramik tersebut maka pesawat antariksa tidaklah mungkin dapat
terbang menjelajah luar angkasa, karena ketika kembali ke bumi akan mengalami gesekan
dengan atmosfir yang mengakibatkan terjadinya suhu yang sangat tinggi itu.
Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan karena
bahan keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga sekaligus penghantar
panas yang sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan bahan satu satunya yang
tahan terhadap radiasi nuklir,sehingga reactor nuklir dimanapun menggunakan bahan
keramik sebagai pelindung, agar radiasi tidak menyebar kemana-mana karena sangat
membahayakan .
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran
yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan serbuk kaca. Sifat
keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya yang
secara umum meiliki sifat :
1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
2. Tahan terhadap korosi.
3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
Keramik biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir, teko, tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti
batu-bata, genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Aninom. 2013. ”Keramik”. http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik [20 Oktober 2013]
Eko. 2013. “Kliping Seni Rupa Terapan Keramik”. http://www.slideshare.net/eko123/kliping-
seni-rupa-terapan-keramik [20 Oktober 2013]
Sergio.2011.”Proses Pembuatan Produk Keramik”. http://www.ilmusipil.com/proses-
pembuatan-produk-keramik [26 November 2013]
SNI 15-1325-1989 “BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS”
SNI 03-2095-1998 “GENTENG KERAMIK”
SNI 1147-1989-A “MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT
TETES PORSELIN”
22