DI SUSUN OLEH:
NAMA KELOMPOK 6 ;
DISUSUN OLEH :
Dosen Pembimbing:
Zurohaina S.T M.T
Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150°C. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.
Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
b. Unit-Unit Perengkahan Katalis
Perengkahan katalis adalah suatu proses pengilangan minyak yang merubah
hidrokarbon bukan gasolin yang mempunyai titik didih tinggi menjadi komponen-
komponen gasoline yangmempunyai titik didih rendah. Katalis yang digunakan dapat
berupa katalis buatan atau yangaktif secara alami, yang mengandung alumina silica
atau magnesia silica dalam bentuk butiran(bead), pellet, atau mikro-sperikal yang
halus seperti bubuk.. katalis dapat ditempatkan padafixed bed, moving bed atau
fluidi ed bed.!ntuk komposisi katalis yang sejenis dan kondisi perengkahan yang
sama,maka katalisalam menghasilkan gasoline yang mempunyai kualitas anti ketukan
rendah yang lebih banyak dibandingkan dengan katalis buatan. !mpan minyak dapat
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian gas-gas kilang
- Untuk mengetahui proses dari gas-gas kilang
- Untuk mengetahui kegunaan dari gas-gas kilang
1.3 Manfaat
- Mengetahui pengertian gas gas kilang
- Mengetahui proses dari gas-gas kilang
- Mengetahui kegunaan dari gas-gas kilang
BAB II
LANDASAN TEORI
Pembuatan LNG Sebenarnya hanya mengenai pencairan gas alam c1 dan c2 dari yang
tadinya berbentuk gas. Proses pencairan gas alam menggunakan MCR ( multi component
refigeration). MCR adalah refrigerant yang komponennya terdiri dari bermacam-macam
refrigerant, seperti: metana, etana,propana,butana,dan nitrogen yang di mix.
2.2 Gas Elpiji
Gas elpiji (LPG = Liquified Petroleum Gas) adalah gas kilang yang dicairkan,
mempunyai komposisi C3 dan C4 baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-
sama. Jadi elpiji adalah campuran propan dan butan yang berupa gas pada tekanan
atmosfir, tetapi menjadi cair pada tekanan tinggi dan diatur tetap berupa cair pada waktu
pengangkutan, pemasaran, dan penggunaannya pada tekanan sedang.
Penggunaan yang utama elpiji adalah untuk pemanasan baik di rumah tangga maupun di
industri dan pertanian, untuk pembuatan zat-zat kimia dan bahan baku petrokimia, dan
untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
2.1.1 Spesifikasi
Kebanyakan elpiji dipasarkan di bawah definisi dan spesifikasi dari NGPA
(Natural Gas Processors Association).
Menurut NGPA elpiji dipasarkan dalam 4 macam LPG komersil, yaitu : 1) Propan
Komersil, 2) Butan Komersil, 3) Campuran Propan-Butan, 4) Propan HD-5.
Spesifikasi dan persyaratan elpiji tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.1, sedangkan
menurut NGAA (Natural Gas Association of America) persyaratan yang diperlukan/
spesifikasi untuk propan komersil (elpiji C3) dan butan komersil (elpiji C4) adalah :
1. Mengandung propan/propilen atau butan/butilen minimum 95 %.
2. Tidak mengandung H2S,
3. Mempunyai hasil test negatif terhadap korosi (copper strip) selama 3 jam pada suhu
122 oF,
4. Tidak mengandung air, dan
5. Diperkenankan mengandung total sulfur maksimum 15 grain/100 cuft.
Dalam rangka membedakan bau gas elpiji dengan gas-gas lain dan udara untuk
keperluan pengangkutan maka gas elpiji diberi bau dengan salah satu senyawa berikut :
1) etil merkaptan 1 lb/10000 gal gas; 2) tiofena 1 lb/10000 gal gas : atau 3) amil
merkaptan 1,4 lb/10000 gal gas elpiji.
1. Proses Kompresi
Proses kompresi jarang digunakan karena kurang efektif dan merupakan proses
tersederhana dibanding dengan proses-proses lainnya. Proses ini dipergunakan untuk me-
recovery senyawa hidrokarbon cair dari gasnya. Pada proses ini gas dari sumbernya
didinginkan melalui cooler dan HE sehingga terbentuk cairan.
Kondensat yang terbentuk dipisahkan dari gas yang tak terkondensasi, lalu
dikirim ke tank flash, sedangkan gasnya diekspansi untuk digunakan sebagai pendingin
pada HE. Kondensat dari tanki flash dialirkan ke depropanizer dan debutanizer untuk
memisahkan C3 dan C4 dengan cara distilasi. Dari puncak depropanizer keluar LPG-
propan dan dari puncak debutanizer keluar LPG-butan, sedangkan gasolin sebagai hasil
samping dikeluarkan dari bawah menara.
2. Proses Adsorpsi
Proses adsorpsi dipakai untuk me-recovery senyawa hidrokarbon yang lebih berat
dari etan dari gas-gas kilang atau gas alam. Proses terdiri dari tiga step yaitu regenerasi,
pendinginan, dan adsorpsi. Pada proses ini, gas dari sumbernya dibagi menjadi dua aliran,
sebagian dialirkan ke adsorpsion cycle dimana gas diadsorpsi dengan karbon aktif (dapat
juga dipakai silika gel, atau alumina gel) dan gas yang tidak terserap digunakan sebagai
media pendingin HE. Sebagian lagi gas dari sumbernya dialirkan ke dalam cooling cycle
untuk seterusnya masuk ke dapur regenerasi dan ke tangki siklus regenerasi. Kemudian
gas didinginkan kembali dalam cooler dan HE. Kondensat yang terbentuk dipisahkan dari
gasnya di separator bertekanan tinggi dan rendah. Gas yang berat dari etana di-recovery
dan bergabung dengan umpan segar gas. Kondensat yang terdiri dari hidrokarbon cair,
LPG gas, gasolin didistilasi di deproponizer dan debutanizer sehingga didapatkan LPG
propan dan LPG butan.
3. Proses Absorpsi
Proses ini adalah proses penyerapan hidrokarbon yang lebih berat dari etan dengan
penyerap minyak. Gas yang terserap dipisahkan dari minyak di menara stripper untuk
selanjutnya didistilasi di menara depropanizer dengan produk atas LPG propan dan di
debutanizer dengan produk atas LPG butan. Sebagai hasil samping proses ini adalah
gasolin. Diagram alir proses ini dapat dilihat pada Gambar 12.1.
Lean Oil
Umpan
Gas
Gasolin
LPG C3 LPGC4
Tahap pertamaGas kompressor stage pertama didinginkan dengan air fan Cooler
dan inlet stage dengan Cooler sampai temperature 30derajat C, sehingga sebagian
gas dan uap air terkondensasi. Kemudian, gas dialirkan di first stage Drain
Sepator. Kondensat dikembalikan ke SPUA, lalu airnya dialirkan ke
water sepator
Tahap keduaGas yang keluar dari tahap kesatu didinginkan di dalam filter cooler
sampai temperature 50 derajat C, kemudian dialirkan ke Separator, air dibuang ke
water Separator dan gas dialirkan melalui bagian atas dialirkan ke system
pengeringan Dryer
PENJELASANNYA :
Pembersihan kandungan Air (H2O)Tujuannya adalah untuk membersihkan H2O
yang terkandung dalam gas alam, untuk menghindari terjadinya pembekuan H2O
pada temperatur pendinginan dibawah 0 derajat C yang dapat menyebabkkan
penyumbatan pada peralatan, penyerapan air dapat dilakukan secara
adsorpsi dimana adsorbent padat selain harus dapat menyerap H2O sampai
kadarnya kurang dari 2 ppm, juga harus dapat diregenerasi sehinggga dapat
digunakan dalam jangka waktu relatip lama
1. Kolom Deethanizer
Deethanizer adalah proses pemisahan kandungan gas etana yang terkandung
didalam umpan yang berasal dari puncak kolom stabilizer pada proses distilasi,
dengan menggunakan prinsip distilasi bertekanan tinggi.
2. Kolom Depropanizer
Di kolom ini umpannya dari kolom deethanizer yang akan dipisahkan antara
Propana dan Butana, sistim proses di depropanizer dan di deethanizer sama, baik
kondisi maupun peralatannya.
3. Kolom Debutanizer
De-Butanizer akan memisahkan komponen C3dan C4dalam jumlah tertentu dari
condensate
Umpan yang yang didapat dari bottom product De-propanizer column.
BAB 3
KESIMPULAN