Anda di halaman 1dari 13

Makalah Petroleum dan Refinery

Gas-gas Kilang Minyak Bumi

DI SUSUN OLEH:
NAMA KELOMPOK 6 ;

DISUSUN OLEH :

NAMA : NEISYA ENJELINA


KELAS : 3 EGD
NPM : 062040412312

Dosen Pembimbing:
Zurohaina S.T M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metoda pemisahan ataupun pemekatan gas dari produk-produk kilang yang umum
dilakukan adalah : 1) absorpsi gas menjadi cairan bertekanan rendah, 2) adsorpsi
dalam lempung atau karbon aktif, dan 3) fraksionasi tekanan tinggi suhu rendah.
Dalam prakteknya, gabungan beberapa operasi tersebut dilakukan untuk efisiensi dan
pertimbangan ekonomi seperti absorpsi dan fraksionasi.
Gas-gas yang dihasilkan dari proses pengilangan terdiri dari :
1. Gas ringan yang mengandung C1 dan C2 yang dikelompokkan menjadi gas bakar
kilang (refinery fuel gas),
2. Propan dan butan yang dapat dicairkan menjadi elpiji (LPG),
3. Gas-gas non-hidrokarbon seperti H 2S, CO2, H2, SO2, S2 dan sedikit C1/C2 yang
dikelompokkan menjadi gas-gas buang (off-gas atau tail-gas).
Unit-unit penghasil gas di dalam kilang adalah :
1. Gas Bertekanan Rendah yang berasal dari :
a. Unit-Unit Distilasi, baik distilasi atmosfir maupun distilasi hampa.
Distilasi Atmospheric pada kilang minyak adalah proses perengkahan minyak
bumi secara fisis dengan menggunakan perbedaan titik didih dengan tekanan yang
bekerja pada tekanan atmosfer yang berkisar antara 1-1,5 atm. Karena crude oil
merupakan campuran dari komponen-komponen hydrocarbon yang sangat komplek,
maka pada distilasi ini proses pemisahan fraksi-fraksinya dilakukan berdasarkan
trayek didih (perbedaan titik didih)

Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150°C. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.
Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
b. Unit-Unit Perengkahan Katalis
Perengkahan katalis adalah suatu proses pengilangan minyak yang merubah
hidrokarbon bukan gasolin yang mempunyai titik didih tinggi menjadi komponen-
komponen gasoline yangmempunyai titik didih rendah. Katalis yang digunakan dapat
berupa katalis buatan atau yangaktif secara alami, yang mengandung alumina silica
atau magnesia silica dalam bentuk butiran(bead), pellet, atau mikro-sperikal yang
halus seperti bubuk.. katalis dapat ditempatkan padafixed bed, moving bed atau
fluidi ed bed.!ntuk komposisi katalis yang sejenis dan kondisi perengkahan yang
sama,maka katalisalam menghasilkan gasoline yang mempunyai kualitas anti ketukan
rendah yang lebih banyak dibandingkan dengan katalis buatan. !mpan minyak dapat

2. Gas Bertekanan Tinggi berasal dari :


a. Unit-Unit Perengkahan Termis
Suatu proses pemecahan rantai hydrokarbon dari senyawa rantai panjang menjadi
hydrokarbon dengan rantai yang lebih kecil melalui bantuan panas.
b. Polimerisasi
Gas-gas yang bertekanan rendah dimasukkan ke dalam kompresor sehingga
tekanannya menjadi tinggi dan selanjutnya diolah dalam unit stabilizer dan absorber.
Proses-proses tersebut dimaksudkan untuk memisahkan gas ringan C 1 – C2 sebagai bahan
bakar gas kilang (refinery fuel gas), dan komponen-komponen propan dan butan sebagai
bahan pembuatan gas cair elpiji (LPG).

1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian gas-gas kilang
- Untuk mengetahui proses dari gas-gas kilang
- Untuk mengetahui kegunaan dari gas-gas kilang

1.3 Manfaat
- Mengetahui pengertian gas gas kilang
- Mengetahui proses dari gas-gas kilang
- Mengetahui kegunaan dari gas-gas kilang
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Gas Bakar Kilang


Bahan bakar gas yang biasa disebut dalam kilang sebagai refinery fuel gas adalah
gas ringan yang terdiri dari C1 – C2 merupakan produk atas yang tidak terkondensasi dari
unit-unit distilasi dan perengkahan. Gas ini fraksinyabterdiri dari metana dan etana
,kegunaannya sebagai bahan bakar(LNG).
Sumber-sumber gas kilang (refinery fuel gas) yang tidak terkondensasi berasal
dari unit-unit 1) Distilasi atmosfir dan distilasi hampa, 2) Perengkahan Termis, 3)
Perengkahan Katalis, 4) Polimerisasi, dan 5) Berasal dari puncak menara absorber berupa
gas-gas yang tidak terserap.
Umumnya gas-gas tersebut bertekanan rendah sekitar 1 - 5 psig.
Gas-gas yang bertekanan sedang selain untuk refinery fuel gas, dikumpulkan dan
dikirim ke unit kompresi gas untuk menaikkan tekanannya menjadi 85 - 90 psig. Gas
yang bertekanan tinggi lalu dikirim ke unit-unit stabilizer dan absorber untuk menyerap
komponen propan dan butan sebagai bahan baku untuk elpiji.

2.1.1 Proses pembuatan LNG( Liquefied Natural Gas)


LNG didapat dari sumur gas. Dari sumur tersebut gas alam mengandung
komponen dari c1,c2,c3,c4,c5,c6, dan rantai yang lebih tinggi lagi serta (biasanya)
CO2,H2O, Dan H2S. Untuk mendapatkan LNG kita harus separasi c1 dan c2 dari c lain.
Separasi ini didasarkan pada perbedaan titik didih masing masing komponen.

Pembuatan LNG Sebenarnya hanya mengenai pencairan gas alam c1 dan c2 dari yang
tadinya berbentuk gas. Proses pencairan gas alam menggunakan MCR ( multi component
refigeration). MCR adalah refrigerant yang komponennya terdiri dari bermacam-macam
refrigerant, seperti: metana, etana,propana,butana,dan nitrogen yang di mix.
2.2 Gas Elpiji
Gas elpiji (LPG = Liquified Petroleum Gas) adalah gas kilang yang dicairkan,
mempunyai komposisi C3 dan C4 baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-
sama. Jadi elpiji adalah campuran propan dan butan yang berupa gas pada tekanan
atmosfir, tetapi menjadi cair pada tekanan tinggi dan diatur tetap berupa cair pada waktu
pengangkutan, pemasaran, dan penggunaannya pada tekanan sedang.
Penggunaan yang utama elpiji adalah untuk pemanasan baik di rumah tangga maupun di
industri dan pertanian, untuk pembuatan zat-zat kimia dan bahan baku petrokimia, dan
untuk bahan bakar kendaraan bermotor.

2.2.1 Jenis LPG


Sesuai dengan penggunaannya sebagai bahan bakar elpiji dibedakan atas :
- LPG mix
Adalah campuran propana dan butana dengan komposisi antara 70-80% dan
20-30% volume dan diberi odorant (mercaptant) dan umumnya digunakan
untuk bahan bakar rumah tangga.

- LPG propana dan elpiji butana


Adalah elpiji yang masing-masing mengandung propana 95% dan butana
97,5% volume diberi odorant (mercaptant), umumnya digunakan untuk
keperluan industri.

Secara terperinci keperluan elpiji untuk masing-masing kelompok adalah sebagai


berikut :
1. Untuk keperluan domestik dan pertanian, yaitu untuk :
a. Pemanasan / pendiangan rumah h. Sterilisasi
b. Memasak i. Pasteurisasi
c. Pemanasan j. Penyejuk hawa (AC)
d. Refrigerasi k. Pemanasan kolam renang
e. Insinerator l. Pengeringan hasil panen
f. Pengeringan pakaian m. Pengawetan tembakau
g. Pembakaran rumput liar n. Bahan bakar truk/traktor
2. Untuk keperluan komersil, yaitu untuk :
a. Pemanggang roti e. Belanga timbal
b. Tungku meja (Hot plate) f. Pemanas kertas dinding
c. Ketel uap g. Pemanas ruangan
d. Penggorengan lemak-lemak gemuk.
3. Untuk keperluan industri, yaitu untuk :
a. Tungku batubara d. Pembangkit steam
b. Tungku porselen/keramik e. Pengecoran logam
c. Memproses tekstil f. Pabrik gelas
4. Untuk keperluan bahan baku Petrokimia, yaitu untuk pembuatan :
a. Alkohol g. Komponen karet tiruan
b. Aldehida h. Asetat
c. Etilen dan etilen oksida i. Nitroparafin
d. Asam-asam organik j. Plastik
e. Deterjen k. Keton
f. Etilen glikol
5. Untuk pemakaian langsung sebagai zat kimia, yaitu :
a. Penarikan aspal dan lilin dalam industri minyak bumi
b. Menghilangkan lemak/gemuk dari produk makanan
c. Ekstraksi pelarut pada minyak tumbuh-tumbuhan
d. Pengontrol warna sabun
6. Untuk keperluan transportasi sebagai bahan bakar gas, untuk mobil sedan, bus, truk,
traktor, mobil boks.
7. Untuk keperluan utilitas, yaitu :
a. Pengkayaan kandungan panas (menaikkan Btu)
b. Standby gas
c. Distributor gas

2.1.1 Spesifikasi
Kebanyakan elpiji dipasarkan di bawah definisi dan spesifikasi dari NGPA
(Natural Gas Processors Association).
Menurut NGPA elpiji dipasarkan dalam 4 macam LPG komersil, yaitu : 1) Propan
Komersil, 2) Butan Komersil, 3) Campuran Propan-Butan, 4) Propan HD-5.
Spesifikasi dan persyaratan elpiji tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.1, sedangkan
menurut NGAA (Natural Gas Association of America) persyaratan yang diperlukan/
spesifikasi untuk propan komersil (elpiji C3) dan butan komersil (elpiji C4) adalah :
1. Mengandung propan/propilen atau butan/butilen minimum 95 %.
2. Tidak mengandung H2S,
3. Mempunyai hasil test negatif terhadap korosi (copper strip) selama 3 jam pada suhu
122 oF,
4. Tidak mengandung air, dan
5. Diperkenankan mengandung total sulfur maksimum 15 grain/100 cuft.

2.2.2 Propan Komersil


Propan ini merupakan produk hidrokarbon yang dominan dengan propan dan /
atau propilen dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Tekanan uap tidak melebihi 210 psig pada 100 oF.
2. Titik didih 95 % tidak melebihi –37 oF pada tekanan 760 mmHg.
3. Residu harus melewati test terhadap bahan yang tidak mudah menguap.
4. Kandungan sulfur mudah meguap tidak melebihi 15 grain/100 ft 3 gas.
5. Senyawa korosif, tidak menimbulkan warna yang terpoles pada test copper strip.

Tabel 12.1 Persyaratan Spesifikasi untuk LPG


Propan Butan Campuran Propan
Karakteristik
Komersil Komersil C3/C4 HD-5
Tekanan Uap, 210 70 200 200
pada 100 oF, psig
Suhu Penguapan -37 +36 +36 -37
95 %, 1 atm, oF
Total sulfur mudah 0,02 0,02 0,02 0,015
menguap, % berat
Korosi, Cu strip <1 <1 <1 <1
Kekeringan Tidak ada air Tidak ada air Tidak ada air Tidak ada air
Bau Level 2 Level 2 Level 2 Level 2
Komposisi, % vol C3 / C3= C4 / C4= C3 / C3= & 90 % C3
C4 / C4= 5 % C3=

Dalam rangka membedakan bau gas elpiji dengan gas-gas lain dan udara untuk
keperluan pengangkutan maka gas elpiji diberi bau dengan salah satu senyawa berikut :
1) etil merkaptan 1 lb/10000 gal gas; 2) tiofena 1 lb/10000 gal gas : atau 3) amil
merkaptan 1,4 lb/10000 gal gas elpiji.

2.2.3 Penanganan Gas Elpiji


Gas elpiji disimpan dan dikirim pada tekanan sedang sebagai cairan, yang
digunakan pada suhu dan tekanan kamar sebagai gas. Untuk maksud tersebut diperlukan
tempat penyimpanan khusus dan peralatan pengiriman (handling) dari tempat pembuatan
sampai ke konsumen. Meskipun demikian butan dengan tekanan uapnya yang rendah
ditangani secara tersendiri (eksklusif) memerlukan tanki dengan tekanan design 250 psig.
Tanki-tanki yang demikian sangat cocok untuk propan komersil ataupun butan komersil
dan juga semua campuran propan-butan. Tempat penyimpanan untuk skala besar bagi gas
elpiji adalah di bawah tanah di dalam rongga-rongga garam terlarut atau gua-gua
tambang, ataupun di atas permukaan tanah dalam tanki-tanki bulat, atau horizontal,
ataupun vertikal. Sistem pemipaan pada pabrik besar dirancang untuk dapat menahan
tekanan maksimum yang menyertai gas elpiji.
Beberapa gas elpiji diangkut dalam pipa dari tempat pembuatannya sebagai
produk akhir, atau sebagai bahan baku, atau sebagai campuran dengan minyak mentah
atau gas alam. Gas elpiji juga ditransportasikan dengan kapal tanker, kapal tongkang,
mobil tanki, tanki kontainer portabel, dalam silinder kecil dengan berat 20 lb yang
disebut kontainer swalayan.

2.2.3 Proses Pembuatan Elpiji


Proses pembuatan elpiji dengan menggunakan bahan baku gas-gas kilang atau gas
alam yang berasal dari minyak bumi (petroleum) secara komersil ada tiga macam, yaitu
1) Proses Kompresi, 2) Proses Adsorpsi, dan 3) Proses Absorpsi.

1. Proses Kompresi
Proses kompresi jarang digunakan karena kurang efektif dan merupakan proses
tersederhana dibanding dengan proses-proses lainnya. Proses ini dipergunakan untuk me-
recovery senyawa hidrokarbon cair dari gasnya. Pada proses ini gas dari sumbernya
didinginkan melalui cooler dan HE sehingga terbentuk cairan.
Kondensat yang terbentuk dipisahkan dari gas yang tak terkondensasi, lalu
dikirim ke tank flash, sedangkan gasnya diekspansi untuk digunakan sebagai pendingin
pada HE. Kondensat dari tanki flash dialirkan ke depropanizer dan debutanizer untuk
memisahkan C3 dan C4 dengan cara distilasi. Dari puncak depropanizer keluar LPG-
propan dan dari puncak debutanizer keluar LPG-butan, sedangkan gasolin sebagai hasil
samping dikeluarkan dari bawah menara.

2. Proses Adsorpsi
Proses adsorpsi dipakai untuk me-recovery senyawa hidrokarbon yang lebih berat
dari etan dari gas-gas kilang atau gas alam. Proses terdiri dari tiga step yaitu regenerasi,
pendinginan, dan adsorpsi. Pada proses ini, gas dari sumbernya dibagi menjadi dua aliran,
sebagian dialirkan ke adsorpsion cycle dimana gas diadsorpsi dengan karbon aktif (dapat
juga dipakai silika gel, atau alumina gel) dan gas yang tidak terserap digunakan sebagai
media pendingin HE. Sebagian lagi gas dari sumbernya dialirkan ke dalam cooling cycle
untuk seterusnya masuk ke dapur regenerasi dan ke tangki siklus regenerasi. Kemudian
gas didinginkan kembali dalam cooler dan HE. Kondensat yang terbentuk dipisahkan dari
gasnya di separator bertekanan tinggi dan rendah. Gas yang berat dari etana di-recovery
dan bergabung dengan umpan segar gas. Kondensat yang terdiri dari hidrokarbon cair,
LPG gas, gasolin didistilasi di deproponizer dan debutanizer sehingga didapatkan LPG
propan dan LPG butan.

3. Proses Absorpsi
Proses ini adalah proses penyerapan hidrokarbon yang lebih berat dari etan dengan
penyerap minyak. Gas yang terserap dipisahkan dari minyak di menara stripper untuk
selanjutnya didistilasi di menara depropanizer dengan produk atas LPG propan dan di
debutanizer dengan produk atas LPG butan. Sebagai hasil samping proses ini adalah
gasolin. Diagram alir proses ini dapat dilihat pada Gambar 12.1.

Stripper Depropanizer Debutanizer


Absorber

Lean Oil

Umpan
Gas

Gasolin
LPG C3 LPGC4

Gambar 12.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Gas Elpiji


1. Scrubbing dan kompressi

Sebelum gas umpan masuk sistem kompresi, terlebih dahulu dipisahkan


dari gas dan kondensat agar bebas dari cairan. Kemudian cairan dialirkan ke
Knock out . Di dalam Knock out drum mengalami proses pemisahan gas, air dan
kondensat. Air mengalir dari bawah Separator ke Sour water, kondensat juga
dipisahkan dari bagian bawah, selanjutnya dipompakan ke SPUA. Gas keluar
melalui bagian atas Kock out masuk ke cooler untuk didinginkan, dari cooler gas
masuk ke Scrubber dan ke water Separator yang selanjutnya masuk ke dalam
sistem kompressi pada tekanan 2.2 kg/Cm2 dan temperature 23derajat C.

Kompresor-kompressor tersebut terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu :

Tahap pertamaGas kompressor stage pertama didinginkan dengan air fan Cooler
dan inlet stage dengan Cooler sampai temperature 30derajat C, sehingga sebagian
gas dan uap air terkondensasi. Kemudian, gas dialirkan di first stage Drain
Sepator. Kondensat dikembalikan ke SPUA, lalu airnya dialirkan ke
water sepator

Tahap keduaGas yang keluar dari tahap kesatu didinginkan di dalam filter cooler
sampai temperature 50 derajat C, kemudian dialirkan ke Separator, air dibuang ke
water Separator dan gas dialirkan melalui bagian atas dialirkan ke system
pengeringan Dryer

2.Dewatering (Dehydration) System

Berfungsi melakukan pembersihan terhadap impurities yang terkandung di gas


alam yang akan digunakan sebagai umpan dalam unit Pencairan (Liquefaction),
pada unit ini meliputi pembersihan terhadap H2O dan Hg.

PENJELASANNYA :
Pembersihan kandungan Air (H2O)Tujuannya adalah untuk membersihkan H2O
yang terkandung dalam gas alam, untuk menghindari terjadinya pembekuan H2O
pada temperatur pendinginan dibawah 0 derajat C yang dapat menyebabkkan
penyumbatan pada peralatan, penyerapan air dapat dilakukan secara
adsorpsi dimana adsorbent padat selain harus dapat menyerap H2O sampai
kadarnya kurang dari 2 ppm, juga harus dapat diregenerasi sehinggga dapat
digunakan dalam jangka waktu relatip lama

Pembersihan kandungan kandungan Merkuri (Hg)


Proses pembersihan kandungan Merkuri dari Gas alam umpan yang popular dan
banyak dilakukan dengan proses adsorpsi kimia yaitu menggunakan adsorbent
carbon active yang diperkaya dengan Sulphur 12 % (Sulphur Impregnated
Activated Carbon), mercuri akan diserap oleh adsorben dan berekasi dengan
sulphur HgS (Merkuri Sulfida) Hg + S → HgS

3. Liquefaction atau Cooling System

Gas dari Hg tower kemudian didinginkan dengan Chiller hingga mencapai


temperature -43 derajat C pada tekanan 35 kg/Cm2.
Sistem Refrigerasi dengan media pendingin propane Propane Refrigerant Unit
dengan sistem “Counter Current .
” yaitu : Pemanfaatan setiap kalor yang dilepaskan dari bahan yang diinginkan
untuk memanaskan bahan lain yang juga berfungdi sebagai pendingin.

4. Fractination System (Pemisah)

Fractination System terdiri dari 3 tahap, yaitu :

1. Kolom Deethanizer
Deethanizer adalah proses pemisahan kandungan gas etana yang terkandung
didalam umpan yang berasal dari puncak kolom stabilizer pada proses distilasi,
dengan menggunakan prinsip distilasi bertekanan tinggi.

2. Kolom Depropanizer
Di kolom ini umpannya dari kolom deethanizer yang akan dipisahkan antara
Propana dan Butana, sistim proses di depropanizer dan di deethanizer sama, baik
kondisi maupun peralatannya.

3. Kolom Debutanizer
De-Butanizer akan memisahkan komponen C3dan C4dalam jumlah tertentu dari
condensate
Umpan yang yang didapat dari bottom product De-propanizer column.
BAB 3
KESIMPULAN

1. Gas kilang adalah campuran gas yang dihasilkan selama proses


penyulingan yang digunakan untuk mengolah minyak mentah
menjadi berbagai produk minyak bumi.
2. Gas-gas kilang ada 3 jenis
a. Gas bakar kilang
b. Gas elpiji
c. Gas hidrogen
3. Gas bakar kilang atau LNG(liquefied natural gas)
Adalah gas alam yang dicairkan yang komposisi kimia
terbanyaknya adalah metana
4. Gas elpiji atau LPG ( Liquifield petroleum gas)
Adalah gassssss yang dicairkan dari proses distilasi bertekanan
tinggi

Anda mungkin juga menyukai