Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

REKAYASA BAHAN GALIAN INDUSTRI

“TANAH LIAT”

Disusun Oleh Kelompok 4 :


NURWINDA HUSIN /7100210125
ADINDA PUTRI ANGGRAINI / 7100210107

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya, sehingga Makalah Rekayasa Bahan Galian Industri dengan judul
“TANAH LIAT ” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Bahan Galian Industri pada
Program StudiTeknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan


kedepan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu
bagi penyusun dan pembaca.

Yogyakarta, Oktober 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan.................................................................................................... 1
1.3. Manfaat.................................................................................................. 2
BAB II GENESA PEMBENTUKAN TANAH LIAT ........................................ 3
2.1. Genesa Pembentukan ............................................................................ 3
2.2. Lokasi Penyebaran ................................................................................ 5
BAB III EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI .................................................. 6
3.1. Eksplorasi .............................................................................................. 6
3.2. Eksploitasi ............................................................................................. 8
BAB IV PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN ..........................................13
4.1. Pengolahan ..........................................................................................13
4.2. Pemanfaatan ........................................................................................16
BAB V LINGKUNGAN DAN EKONOMI ........................................................18
5.1. Lingkungan..........................................................................................18
5.2. Ekonomi ..............................................................................................19
BAB VI PENUTUP ..............................................................................................21
6.1. Kesimpulan..........................................................................................21
6.2. Saran ....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................22
LAMPIRAN ..........................................................................................................23

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanah Liat............................................................................................. .3

Gambar 2.2 Persebaran Tanah liat di Indonesia ....................................................... .5


Gambar 3.1 Proses Penggalian tanah liat ................................................................. .8
Gambar 3.2 Excavator .............................................................................................. .9
Gambar 3.3 Bulldozer .............................................................................................. .9
Gambar 3.4 Truk pengangkut ................................................................................... 10
Gambar 3.5 conveyor ............................................................................................... 10
Gambar 4.1 Proses pembuatan keramik ................................................................... 13
Gambar 4.2 penyaringan .......................................................................................... 13
Gambar 4.3Alat penggiling ..................................................................................... 14
Gambar 4.4 Alat Pencetak ........................................................................................ 14
Gambar 4.5 Pengering ..............................................................................................15
Gambar 4.6 Pemanggangan .....................................................................................15
Gambar 4.7 Genetng ................................................................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di dunia ini banyak terdapat bentuk mineral lempung yang masing-
masing berbeda dalam susunanstruktur dan perilakunyaSemua mineral
lempung tersebut memiliki butiran yang sangat halus (biasanya lebih kecil
dari 2u m)itulah sebabnya mengapa tanah dengan butiran yang sangat
halus <2u dinamakan "lempung"Pada umumnya lempung terdiri dari
sebagian besar dari mineral lempungakan tetapi mineral lainmisalnya
kuarsa juga terdapat dengan butiran yang sangat halusKarena mineral
lempung memiliki butiran yang sangat halusmaka mineral ini mempunyai
permukaan yang cukup besar per satuan massa

Mineral lempung berukuran sangat kecil (kurang dari 2 m m) dan


merupakan partikel yang aktif asecara elektrokimiawi dan hanya dapat
dilihat secara mikroskop elektronWalaupun berukuran kecil, mineral
lempung telah dipelajari dengan cukup mendalam karena kepentingan
ekonomisnya terutama dalam keramikpengecoran logam, pemakaiannya
dilapangan minyak dan dalam mekanika tanahMineral lempung
menunjukkan karakteristik daya tarik-menarik dengan air menghasilkan
plastisitas yang tidak ditunjukkan oleh material lain walaupun mungkin
material itu berukuran lempungatau lebih kecilSebagai contoh, kuarsa
tanah yang halus tidak menunjukkan plastisitas apabila dibasahi Perlu
dicatat bahwa setiap deposit lempung" berbutir-halus mengandung
sekaligus mineral lempung dan berbagai ukuran partikel dari material-
material lainya yang dianggap sebagai "pengisi" (filler)Mineral lempung
juga sangat bermanfaat di dunia industriBaik industri gerabah,
keramikbangunankertas dan lain-lain.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain:
1
a.Untuk mengetahui proses terbentuknya /genesa bahan galian industri
clay (tanah liat)

b.Untuk mengetahui metode/tahapan eksplorasi bahan galian industri clay


(tanah liat)

c.Untuk mengetahui metode penambangan bahan galian industri clay


(tanah liat)

d.Untuk mengetahui pemanfaatan bahan galian industri clay (tanah


liat)eUntuk mengetahui persebaran/keterdapatan bahan galian industri
clay (tanah liat).
1.3. Manfaat
Manfaatnya kita jadi mengetahui penyebaran bahan galian tanah
liat,pengolahan hingga sampai pada produksinya

2
BAB II
GENESA PEMBENTUKAN TANAH LIAT

2.1. Genesa Pembentukan

Gambar 2.1 Tanah Liat

Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar


silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer.Lempung mengandung
leburan silika dan/atau aluminium yang halusUnsur-unsur
inisilikonoksigendan aluminum adalah unsur yang paling banyak
menyusun kerak bumiLempung terbentuk dari proses pelapukan batuan
silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas
bumi.

Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket


apabila basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung
yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan
susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk
kristalnyaGolongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu
oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan
oksida silikon yang mengapit satu lapis oksida aluminiumMineral lempung
golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuatmenyusut saat kering dan
memuai saat basahKarena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat
membentuk kerutan-kerutan atau "pecah- pecah" bila kering
3
- Ciri-ciri tanah liat antara lain:
1. Kekentalan: Tanah liat memiliki sifat yang sangat lekat dan
berkekuatan tinggi ketika basah. Hal ini membuatnya sulit untuk mengalir
dan mudah membentuk gumpalan atau adukan yang lengket.
2. Plastisitas: Tanah liat memiliki kemampuan untuk membentuk
dan mempertahankan bentuk tertentu ketika dibentuk. Ini disebabkan oleh
kandungan mineral lempung yang memberikan sifat plastis pada tanah liat.
3. Retensi air: Tanah liat memiliki kemampuan yang baik dalam
menahan air. Karena sifat kekentalannya, tanah liat dapat menyerap dan
menyimpan air dalam jumlah yang signifikan.
4. Susut dan pembengkakan: Tanah liat cenderung mengalami
perubahan volume yang signifikan ketika terkena air atau kering. Ketika
basah, tanah liat akan membengkak dan ketika kering, tanah liat akan
menyusut. Hal ini dapat menyebabkan perubahan bentuk dan keretakan
pada struktur tanah liat.

-Jenis-jenis tanah liat dapat dibedakan berdasarkan komposisi


mineral dan sifat fisiknya. Beberapa jenis tanah liat yang umum ditemui
antara lain:

1. Kaolinit: Tanah liat jenis ini memiliki kandungan mineral


kaolinit yang tinggi. Kaolinit umumnya berwarna putih atau abu-abu
muda, memiliki tekstur halus, dan memiliki sifat plastisitas yang baik.
2. Illit: Tanah liat jenis ini mengandung mineral illit. Illit memiliki
warna yang bervariasi, mulai dari hijau hingga coklat. Illit juga memiliki
tekstur halus dan sifat plastisitas yang baik.
3. Montmorillonit: Tanah liat jenis ini mengandung mineral
montmorillonit. Montmorillonit umumnya berwarna coklat atau hijau dan
memiliki tekstur halus. Montmorillonit memiliki sifat plastisitas yang
sangat baik dan kemampuan retensi air yang tinggi.
4. Bentonit: Tanah liat jenis ini mengandung mineral bentonit.
Bentonit memiliki kemampuan penyerapan air yang sangat tinggi dan
dapat membentuk adukan yang sangat lekat. Bentonit sering digunakan
dalam industri pengeboran dan pembuatan lumpur pengeboran.
4
2.2. Lokasi Penyebaran

Gambar 2.2 Persebaran Tanah Liat Di Indonesia

Potensi tanah liat di Jawa Barat tersebar cukup luas, yaitu:


Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Kuningan, Majalengka,
Indramayu, Cirebon, Sumedang, Subang, Karawang, Purwakarta, Bekasi,
Bogor, Cianjur, Sukabumi dan BandungKabupaten Majalengka: Kec.
Jatiwangi, Sukahaji, Panyingkiran, Jatitujuh, Palasah, Ligung dan
Sumberjaya (jumlah cadangan hipotetik = 622.875.000 ton)Kabupaten
Sumedang: Kec. Darmaja (cadangan hipotetik sebesar 40.000.000
ton).Kabupaten Karawang: Kec. Cikampek (cadangan hipotetik
115.115.220 ton)Kabupaten Purwakarta: Kecamatan Plered danTegalwaru
dengan jumlah cadangan hipotetik mencapai 85.800.000 ton.

Kabupaten Sukabumi: Kecamatan Cidolog, Cibadak, Cicantayan,


Cisaat, Gunung Guruh, Surade, Lengkong, Sagaranten, Nyalindung,
Cikembar dan Cisolok dengan cadangan hipotetik 2.753.143.918 ton.

Produksi lempung pada tahun 2006 di Jawa Barat terbanyak di Kabupaten


Bogor sebanyak 2.324.404,85 Ton dan Kab. Sukabumi sebanyak
119.379,68 Ton. (Distamben Jabar, 2007). Sedangkan di provinsi Banten
perkiraan cadangan lempung/tanah liat sebesar 27.000.000 ton dengan luas
wilayah 668,50ha di Kabupaten Lebak, di Kab.Serang sekitar 40.178.500
ton, dan sekitar 30.000.000 ton di Kab.Tangerang.

5
BAB III
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI

3.1. Eksplorasi
Eksplorasi bahan galian tanah liat adalah proses penelitian dan
penilaian untuk menemukan dan mengevaluasi deposit tanah liat yang
memiliki potensi ekonomi. Tanah liat adalah jenis bahan galian yang
terbentuk dari pelapukan batuan yang mengandung mineral lempung.
Bahan galian tanah liat memiliki berbagai aplikasi, termasuk dalam
industri keramik, pembuatan genteng, bahan bangunan, dan industri kimia.

Ada beberapa metode eksplorasi tanah liat yang umum digunakan


dalam industri pertambangan atau konstruksi. Berikut adalah beberapa
metode yang sering digunakan:

1. Penyelidikan Lapangan: Metode ini melibatkan pengamatan


langsung dan pengambilan sampel tanah liat dari lokasi yang akan
dieksplorasi. Tim lapangan akan melakukan survei dan pengukuran untuk
mengidentifikasi keberadaan tanah liat dan karakteristiknya. Sampel tanah
liat kemudian dianalisis di laboratorium untuk menentukan sifat fisik dan
kimianya.

2. Penyelidikan Geofisika: Metode ini menggunakan teknik


geofisika seperti seismik, elektromagnetik, atau resistivitas untuk
mendapatkan informasi tentang struktur dan komposisi tanah di bawah
permukaan. Metode ini dapat membantu mengidentifikasi lapisan tanah
liat dan memperkirakan kedalamannya.

3. Pemboran Eksplorasi: Metode ini melibatkan pemboran lubang


bor untuk mengambil sampel tanah liat dari kedalaman yang lebih dalam.

6
Sampel ini kemudian dianalisis di laboratorium untuk menentukan sifat
fisik, kimia, dan mekanik tanah liat. Pemboran eksplorasi juga dapat
memberikan informasi tentang ketebalan lapisan tanah liat dan
karakteristik geoteknik lainnya.

4. Penggunaan Pemetaan Geologi: Metode ini melibatkan analisis


peta geologi dan data geologi lainnya untuk mengidentifikasi daerah yang
berpotensi mengandung tanah liat. Pemetaan geologi dapat memberikan
informasi tentang distribusi spasial tanah liat dan membantu dalam
perencanaan eksplorasi lebih lanjut.

5. Penggunaan Teknologi Remote Sensing: Metode ini melibatkan


penggunaan citra satelit atau data penginderaan jauh lainnya untuk
mengidentifikasi dan memetakan daerah yang berpotensi mengandung
tanah liat. Teknologi remote sensing dapat memberikan informasi tentang
tekstur tanah, vegetasi, dan pola drainase yang dapat mengindikasikan
keberadaan tanah liat.

Eksplorasi bahan galian tanah liat penting untuk memastikan


pasokan yang berkelanjutan dan berkualitas bagi industri yang
membutuhkan. Proses eksplorasi yang cermat dan analisis yang akurat
membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam pengembangan
dan eksploitasi deposit tanah liat.Penting untuk mencatat bahwa metode
eksplorasi yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada tujuan
eksplorasi, kondisi geologi lokal, dan anggaran yang tersedia.
Konsultasikan dengan ahli geologi atau insinyur geoteknik untuk
menentukan metode eksplorasi yang paling sesuai untuk proyek Anda.

7
3.2. Eksploitasi

Gambar 3.1 Proses Penggalian Tanah Liat


Proses penambangan tanah liat melibatkan serangkaian langkah untuk
mengambil tanah liat dari lokasi penambangan. Langkah-langkah umum
dalam proses penambangan tanah liat meliputi:

1. Identifikasi lokasi: Pertama-tama, lokasi yang mengandung deposit


tanah liat yang cukup besar harus diidentifikasi. Ini melibatkan survei
geologis dan penelitian untuk menentukan keberadaan dan kualitas tanah
liat.

2. Persiapan area penambangan: Setelah lokasi ditentukan, area


penambangan harus dipersiapkan. Ini melibatkan pembersihan vegetasi,
penghilangan lapisan tanah atas, dan pembuatan akses jalan untuk
memudahkan transportasi.

3. Ekstraksi: Proses ekstraksi dimulai dengan penggalian tanah liat


menggunakan alat berat seperti ekskavator atau bulldozer. Tanah liat
kemudian diangkut menggunakan truk atau konveyor ke tempat pengolahan
selanjutnya.

4. Pengolahan: Tanah liat yang diekstraksi kemudian diproses untuk


menghilangkan kotoran dan material lain yang tidak diinginkan. Proses
pengolahan dapat meliputi pengayakan, pencucian, dan pengeringan.

5. Pemrosesan lebih lanjut: Setelah pengolahan awal, tanah liat dapat


mengalami pemrosesan lebih lanjut tergantung pada tujuan penggunaannya.
8
Ini bisa termasuk penghalusan, pencampuran dengan bahan tambahan, atau
pembentukan menjadi produk keramik atau bahan bangunan lainnya.

6. Pengiriman: Setelah pemrosesan selesai, tanah liat siap untuk dikirim


ke pelanggan atau digunakan dalam produksi. Pengiriman dapat dilakukan
melalui truk, kereta api, atau kapal tergantung pada jarak dan skala operasi
penambangan.Penting untuk dicatat bahwa proses penambangan tanah liat
harus dilakukan dengan memperhatikan praktik-praktik penambangan yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan.

Dalam proses penambangan tanah liat, beberapa alat yang umumnya


digunakan meliputi:

1. Ekskavator: Alat berat ini digunakan untuk menggali dan


mengangkut tanah liat dari lokasi penambangan. Ekskavator dilengkapi
dengan lengan panjang dan alat keruk yang memungkinkan penggalian
yang efisien.

Gambar 3.2 Excavator

2. Bulldozer: Bulldozer digunakan untuk membersihkan vegetasi dan


menghilangkan lapisan tanah atas sebelum ekstraksi tanah liat. Alat ini juga
dapat digunakan untuk memindahkan tanah liat yang telah diekstraksi.

Gambar 3.3 Bulldozer

9
3. Truk pengangkut: Truk pengangkut digunakan untuk mengangkut
tanah liat dari lokasi penambangan ke tempat pengolahan atau tempat
penyimpanan sementara. Truk ini biasanya memiliki kapasitas muatan yang
besar untuk mengangkut jumlah tanah liat yang signifikan.

Gambar 3.4 Truk Pengangkut

4. Konveyor: Konveyor dapat digunakan untuk mengangkut tanah liat


secara efisien dari lokasi penambangan ke tempat pengolahan. Konveyor
dapat berupa sabuk bergerak yang membawa tanah liat dalam jumlah besar
dengan cepat.

Gambar 3.5 Conveyor

5. Peralatan pengolahan: Peralatan pengolahan seperti pengayakan,


pencucian, dan pengeringan juga digunakan dalam proses penambangan
tanah liat. Peralatan ini dapat mencakup berbagai jenis mesin dan peralatan
khusus tergantung pada kebutuhan pengolahan tanah liat.

6. Alat pengukur dan pemantau: Selain alat berat, alat pengukur dan
pemantau juga digunakan untuk memantau kualitas tanah liat, mengukur
volume yang diekstraksi, dan memastikan kepatuhan terhadap standar
keselamatan dan lingkungan.
10
Penggunaan alat-alat ini dapat bervariasi tergantung pada skala operasi
penambangan, kondisi geografis, dan teknologi yang tersedia. Penting untuk
memastikan bahwa alat-alat ini digunakan dengan aman dan sesuai dengan
praktik penambangan yang bertanggung jawab.

Ada beberapa metode penambangan tanah liat yang umum digunakan,


tergantung pada karakteristik deposit tanah liat dan kondisi lingkungan.
Beberapa metode penambangan tanah liat yang umum meliputi:

1. Penambangan terbuka: Metode ini melibatkan penggalian tanah liat


dari permukaan tanah terbuka. Area penambangan dikelilingi oleh dinding
penahan untuk menjaga kestabilan. Metode ini efektif untuk deposit tanah
liat yang dangkal dan luas.

2. Penambangan bawah tanah: Metode ini melibatkan penggalian tanah


liat di bawah permukaan tanah. Terowongan dan galeri digali untuk
mengakses deposit tanah liat. Metode ini digunakan ketika deposit tanah liat
berada di kedalaman yang signifikan atau ketika kondisi permukaan tidak
memungkinkan untuk penambangan terbuka.

3. Penambangan strip: Metode ini melibatkan penggalian tanah liat


dalam bentuk lapisan tipis secara bertahap. Lapisan atas tanah liat
dihilangkan terlebih dahulu, kemudian lapisan di bawahnya diekstraksi.
Metode ini efektif untuk deposit tanah liat yang terletak di bawah lapisan
tanah atau batuan lainnya.

4. Penambangan hidrolik: Metode ini melibatkan penggunaan air


bertekanan tinggi untuk menghancurkan dan mengangkut tanah liat. Air
ditembakkan ke deposit tanah liat, dan lumpur yang dihasilkan kemudian
diangkut dan diproses lebih lanjut. Metode ini umumnya digunakan untuk
deposit tanah liat yang lembut dan mudah hancur.

5. Penambangan tambang galian: Metode ini melibatkan penggalian


tanah liat menggunakan alat berat seperti ekskavator atau bulldozer. Tanah
liat kemudian diangkut menggunakan truk atau konveyor. Metode ini
efektif untuk deposit tanah liat yang terletak dekat dengan permukaan tanah.

11
Pemilihan metode penambangan yang tepat tergantung pada faktor-
faktor seperti kedalaman deposit, luas area penambangan, kondisi
lingkungan, dan efisiensi operasional. Penting untuk mempertimbangkan
praktik-praktik penambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan
dalam memilih metode penambangan yang sesuai.

12
BAB IV
PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN

4.1. Pengolahan
Tanah liat sendiri umum digunakan dalam berbagai kegiatan
pembangunan seperti pembuatan keramik,kerajinan gerabah, batu bata dan
sebagai wadah piring, guci, kendi, kuali dan sebagainya.Berikut penjelasan
proses pengolahan tanah liat berupa keramik:

Gambar 4.1 Proses Pembuatan Keramik

1. Pembersihan dan penyaringan: Tanah liat mentah yang diekstraksi dari


penambangan harus dibersihkan dari kotoran dan material lain yang tidak
diinginkan. Proses ini melibatkan penyaringan untuk memisahkan partikel-
partikel yang lebih besar.

Gambar 4.2 Penyaringan

2. Penghalusan: Tanah liat yang telah dibersihkan kemudian dihaluskan


untuk mencapai ukuran partikel yang lebih seragam. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling atau penghancur.
13
Gambar 4.3 Alat Penggiling

3. Pencampuran: Setelah dihaluskan, tanah liat dapat dicampur dengan


bahan tambahan seperti pasir, kaolin, atau bahan pengikat lainnya. Tujuan
pencampuran adalah untuk meningkatkan sifat-sifat fisik dan kimia tanah
liat, seperti kekuatan, kekerasan, dan kestabilan termal.

4. Pembentukan: Tanah liat yang telah dicampur kemudian dibentuk


menjadi bentuk yang diinginkan, seperti lempengan, balok, atau benda
keramik lainnya. Proses pembentukan dapat dilakukan dengan metode
cetakan, pemintalan, atau pencetakan.

Gambar 4.4 Alat Pencetak

5. Pengeringan: Setelah dibentuk, benda keramik harus dikeringkan secara


perlahan untuk menghilangkan kelembaban. Proses pengeringan dapat
dilakukan secara alami dengan membiarkan benda keramik terkena udara
atau menggunakan oven pengering.

14
Gambar 4.5 Pengeringan

6. Pemanggangan: Tahap terakhir dalam proses pengolahan tanah liat


keramik adalah pemanggangan atau pembakaran. Benda keramik yang
telah dikeringkan ditempatkan dalam oven khusus yang dipanaskan
dengan suhu tinggi. Proses pemanggangan ini akan mengubah tanah liat
menjadi bahan keramik yang keras, tahan terhadap panas, dan tahan lama.

Gambar 4.6 Pemanggangan

Setelah melalui proses pengolahan ini, tanah liat keramik siap


digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pembuatan porselen, genteng,
ubin, atau barang kerajinan keramik lainnya. Penting untuk menjaga
kualitas dan konsistensi selama seluruh proses pengolahan untuk
mendapatkan produk keramik yang berkualitas tinggi.

Gambar 4.7 Genteng

15
4.2. Pemanfaatan
Keramik memiliki berbagai pemanfaatan yang luas dalam berbagai
industri dan kehidupan sehari-hari. Beberapa pemanfaatan umum dari
keramik meliputi:

1. Industri bangunan: Keramik digunakan secara luas dalam


industri bangunan untuk lantai, dinding, dan ubin. Keramik tahan terhadap
keausan, tahan terhadap air, dan mudah dibersihkan, sehingga menjadi
pilihan populer untuk area dengan lalu lintas tinggi seperti kamar mandi,
dapur, dan area publik.

2. Industri keramik: Keramik juga digunakan dalam industri


keramik itu sendiri untuk membuat berbagai produk keramik seperti
peralatan dapur, piring, mangkuk, gelas, vas, dan hiasan rumah tangga
lainnya. Keramik memiliki sifat tahan panas, tahan terhadap noda, dan
tahan terhadap korosi, membuatnya cocok untuk digunakan dalam
peralatan makan dan memasak.

3. Industri elektronik: Keramik digunakan dalam industri elektronik


untuk membuat komponen seperti kapasitor, resistor, substrat sirkuit cetak,
dan sensor. Keramik memiliki sifat isolator listrik yang baik, tahan
terhadap suhu tinggi, dan tahan terhadap korosi, sehingga cocok untuk
digunakan dalam aplikasi elektronik yang membutuhkan stabilitas dan
ketahanan.

4. Industri medis: Keramik digunakan dalam industri medis untuk


membuat implan ortopedi, gigi palsu, dan perangkat medis lainnya.
Keramik memiliki sifat biokompatibilitas yang baik, tahan terhadap korosi,
dan tahan terhadap suhu tinggi, membuatnya cocok untuk digunakan
dalam aplikasi medis yang membutuhkan kekuatan, ketahanan, dan
keamanan.

5. Industri energi: Keramik digunakan dalam industri energi untuk


membuat komponen seperti baterai, sel surya, dan isolator listrik. Keramik
memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap korosi, dan tahan
terhadap tekanan, membuatnya cocok untuk digunakan dalam aplikasi

16
energi yang membutuhkan efisiensi dan keandalan.

Pemanfaatan keramik terus berkembang seiring dengan kemajuan


teknologi dan inovasi. Keramik memiliki banyak keunggulan yang
membuatnya menjadi bahan yang sangat berharga dalam berbagai industri.

17
BAB V
LINGKUNGAN DAN EKONOMI

5.1. Lingkungan
Dalam konteks lingkungan, ekstraksi tanah liat dapat menyebabkan
perubahan pada ekosistem lokal. Penggalian tanah liat dapat mengganggu
lapisan tanah, mengubah drainase alami, dan mengganggu kehidupan
hewan dan tumbuhan di sekitarnya. Selain itu, pengolahan tanah liat juga
dapat menghasilkan limbah dan polusi, seperti debu dan air limbah, yang
dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

1. Kerusakan Ekosistem: Proses ekstraksi bahan galian seringkali


melibatkan penggalian dan penghancuran lahan yang luas. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan ekosistem alami, termasuk hilangnya habitat
bagi flora dan fauna, serta gangguan terhadap keseimbangan ekosistem.

2. Pencemaran Air: Aktivitas pertambangan dan pengolahan mineral dapat


menyebabkan pencemaran air. Limbah tambang dan limbah kimia yang
digunakan dalam proses pengolahan dapat mencemari sumber air, baik
permukaan maupun air tanah. Pencemaran ini dapat mengancam
kehidupan akuatik dan mengurangi ketersediaan air bersih bagi
masyarakat.

3. Pencemaran Udara: Proses ekstraksi dan pengolahan bahan galian juga


dapat menghasilkan emisi gas dan partikel berbahaya ke udara. Misalnya,
debu dan gas beracun seperti sulfur dioksida dapat terlepas ke atmosfer,
menyebabkan polusi udara dan masalah kesehatan bagi manusia dan
hewan.

4. Degradasi Tanah: Aktivitas pertambangan seringkali melibatkan


penggalian dan pengangkutan besar-besaran, yang dapat menyebabkan
erosi tanah dan degradasi lahan. Tanah yang rusak sulit untuk direstorasi
dan dapat mengakibatkan hilangnya produktivitas pertanian serta kerugian
keanekaragaman hayati.

18
5. Perubahan Iklim: Industri bahan galian juga berkontribusi terhadap
perubahan iklim. Proses ekstraksi dan pengolahan bahan galian
menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana,
yang berperan dalam pemanasan global dan perubahan iklim.

Dalam menghadapi dampak-dampak ini, penting bagi industri bahan


galian untuk menerapkan praktik-praktik yang bertanggung jawab secara
lingkungan, seperti penggunaan teknologi yang lebih efisien, pemantauan
dan pengendalian polusi, serta rehabilitasi lahan pasca-tambang. Selain itu,
perlu adanya regulasi yang ketat dan pengawasan yang efektif dari
pemerintah untuk memastikan keberlanjutan industri bahan galian dengan
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

5.2. Ekonomi
Dalam hal ekonomi, industri tanah liat dapat memberikan
kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal dan nasional. Industri
ini menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat dan
menyediakan bahan baku untuk berbagai sektor industri, seperti konstruksi
dan manufaktur. Selain itu, ekspor produk-produk dari tanah liat juga dapat
memberikan pendapatan bagi negara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah liat dapat bervariasi


tergantung pada konteks geografis dan ekonomi tertentu. Beberapa faktor
yang umumnya mempengaruhi harga tanah liat meliputi:

1. Ketersediaan dan permintaan: Jika pasokan tanah liat terbatas


sementara permintaan tinggi, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika
pasokan melampaui permintaan, harga cenderung turun.

2. Kualitas tanah liat: Kualitas tanah liat dapat mempengaruhi


harga. Tanah liat dengan kualitas yang lebih baik, seperti kekompakan dan
kemampuan membentuk, cenderung memiliki harga yang lebih tinggi.

3. Lokasi geografis: Lokasi tanah liat juga dapat mempengaruhi


harga. Misalnya, jika tanah liat terletak di dekat pusat industri atau
permukiman yang padat, harga cenderung lebih tinggi karena aksesibilitas
19
dan permintaan yang tinggi.

4. Infrastruktur dan aksesibilitas: Ketersediaan infrastruktur seperti


jalan, transportasi, dan akses air dapat mempengaruhi harga tanah liat.
Tanah liat yang mudah diakses dan memiliki fasilitas yang baik cenderung
memiliki harga yang lebih tinggi.

5. Faktor ekonomi: Kondisi ekonomi secara keseluruhan, termasuk


inflasi, suku bunga, dan kebijakan pemerintah, juga dapat mempengaruhi
harga tanah liat. Perubahan dalam faktor-faktor ini dapat berdampak pada
permintaan dan harga tanah liat.

Adapun Sebelum diolah, harga tanah liat biasanya lebih rendah


dibandingkan setelah diolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain:

1. Kualitas: Tanah liat mentah biasanya memiliki kualitas yang


lebih rendah dibandingkan dengan tanah liat yang telah diolah. Setelah
diolah, tanah liat dapat mengalami pemurnian dan penyaringan untuk
menghilangkan kotoran dan material yang tidak diinginkan. Proses ini
meningkatkan kualitas tanah liat dan membuatnya lebih bernilai.

2. Nilai tambah: Setelah diolah, tanah liat dapat digunakan dalam


berbagai industri dan aplikasi, seperti pembuatan keramik, genteng, bata,
dan produk kerajinan lainnya. Pengolahan tanah liat ini memberikan nilai
tambah pada produk akhir, yang pada gilirannya meningkatkan harga
jualnya.

3. Biaya produksi: Proses pengolahan tanah liat membutuhkan


waktu, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya. Biaya produksi ini akan
mempengaruhi harga jual tanah liat yang telah diolah. Selain itu,
pengolahan tanah liat juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan
baku, sehingga dapat mengurangi biaya produksi dalam jangka panjang.

Namun, penting untuk dicatat bahwa harga tanah liat dapat


bervariasi tergantung pada faktor-faktor lain seperti permintaan pasar,
ketersediaan pasokan, dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

20
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar
silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer.Lempung mengandung
leburan silika dan/atau aluminium yang halusUnsur-unsur
inisilikonoksigendan aluminum adalah unsur yang paling banyak
menyusun kerak bumiLempung terbentuk dari proses pelapukan batuan
silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas
bumi.Metode penambangan tanah liat antara lain:penambangan
terbuka,penambangan Bawah tanah,penambangan strip,penambangan
hidrolik,penambangan tambang galian.Lokasi penyebaran Tanah liat di
Indonesia sangat luas, yaitu : Jawa Timur, Lampung, Jawa Tengah,
Bandung, Kalimantan, Sulawesi, Bangka dan Kupang.-Jenis-jenis tanah
liat dapat dibedakan berdasarkan komposisi mineral dan sifat fisiknya.
Beberapa jenis tanah liat yang umum ditemui antara lain:

1. Kaolinit

2. Illit

3. Montmorilloni

4. Bentonit

6.2. Saran
Dengan kekurangan makalah sederhana ini yang jauh dari kata
sempurna, kami sebagai penulis sangat mengharapkan masukan dari
semua pihak terutama bagi pembaca untuk makalah kami. Kita sebagai
bangsa indonesia harus bangga dengan adanya penambangan tanah liat di
indonesia.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/105872941/makalah-bahan-galian
https://id.scribd.com/document/362526911/Makalah-Clay-Bgi
https://www.slideshare.net/BonitaSusimah/tanah-liat-clay-bahan-galian-
industri
https://gramedia.com/best-seller/kerajinan-dari-tanah-
liat/#:~:text=Tanah%20liat%20sendiri%20umum%20digunakan,%2C%20
kendi%2C%20kuali%20dan%20sebagainya.
http://www.studiokeramik.org/2010/11/mengolah-tanah-liat-dengan-
teknik.html
https://www.google.com/search?q=berapa+harga+tanah+liat+sebelum+di
olah+dan+sesudah+diolah&tbm=isch&ved=2ahUKEwjXg6amw_WBAx
WB9zgGHYOQB_0Q2-
cCegQIABAA&oq=berapa+harga+tanah+liat+sebelum+diolah+dan+sesu
dah+diolah&gs_lcp=CgNpbWcQA1CnBFjGIWDwI2gAcAB4AIABRog
BxgmSAQIyMJgBAKABAaoBC2d3cy13aXotaW1nwAEB&sclient=img
&ei=rYcqZZf5J4Hv4-EPg6Ge6A8&bih=611&biw=1366

22
LAMPIRAN

-DOKUMENTASI

23
24

Anda mungkin juga menyukai