Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Puntodewo S.S.O., MsurvSc.
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
JULI 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, terlebih dahulu kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, tuhan
seru sekalian alam, pencipta langit dan bumi, atas rahmat dan karunia-NYA yang telah Melimpahkan rahmad dan
hidayahnyalah, sehingga makalah kami ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karena makalah ini
digunakan untuk bahan melaksanakan diskusi.
Penulispun banyak mendapatkan bimbingan serta pengarahan yang sangat berarti dalam menyusun
laporan ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dari pengumpulan data sampai makalah ini selesai
dibuat, oleh karena itulah, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang
tulus dari lubuk hati yang paling dalam.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itulah kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat
berguna bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
• Mengetahui tentang batuan alam
• Megetahui tentang agregat dan sifat mekaniknya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dan penyerapan airnya kecil antara 0.002-0.2 %. Oleh karena itu batu ini cukup awet dalam
pemakaiannya. Batu ini cukup mahal, biasanya dipakai sebagai batu lapis,batu untuk lantai atau untuk
kolom. Warnanya dari mendekati putih, sampai agak hitam
• Batuan Beku Luar
Di Indonesia banyak terdapat batuan Andesit dan Basalt. Karena terdapat gunung berapi , yang berjajar
dari ujung Padang sumatra, terus keselatan pulau Jawa, bali sampai NTT dan Sulawesi maka batuan
tersebut dikatan melimpah. Pada umunya didapat dalam bentuk masip atau bongkahan besar atau
merupakan endapan batu keras.Kuat tekannya cukup tinggi antara 6000 – 20000 N/cm2 . jenis yang agak
lapuk misalnya di gunakan untuk pembangunan candi Borobudur atau Prambanan
BATUAN ENDAPAN
• Batu Kapur
Batu kapur banyak diusahakan sebagai unsur bangunan untuk batu tempel, pelapis lantai, atau ubin
lantai. Karena warnanya yang menarik dari putih, abu-abu, merah sampai kehitaman, serta bargaris-
garis, maka batu ini jika dipoles akan licin dan mengkilap.
Batu kapur sekarang ini sudah banyak diusahakan sebagai unsur bangunan untuk batu tempel, pelapis
lantai atau ubin lantai. Karena warnanya yang menarik dari putih, abu-abu, merah, sampai kadang-
kadang hitam, serta bergaris-garis, maka batu kapur ini jika dipoles, memberi permukaan yang licin dan
mengkilap.
• Batu Pasir
Batu endapan ini terbentuk dari pasir yang memadat. Kekerasan dan keawetannya tergantung pada bahan
perekat alam yang membantuknya.
BATU MALIHAN
• Batu Marmer
Marmer merupakan batu kapur yang mengalami malihan yang berubah karena pengaruh suhu dan
tekanan di dalam bumi, sehingga memiliki butiran yang halus merata, serta kepadatan yang tinggi. Kuat
tekan lebuh dari 12000 N/cm2 , bila dipoles halus mengkil
• Batu Sabak
Batu sabak merupakan batuan malihan dari tanah serpih yang memadat dan berlapis-lapis. Batuan ini
dapat dibelah menjadi lembaran tipis sampai 3 mm.
Pengolahan batu alam dimulai degan penggalian atau penambangan yang caranya banyak tergantung
dari, bentuk endapan, sifat batuan/ kekerasan batu, skala industri yang mengolah. Setelah batu yang
dihasilkan dibersihkan, biasanya dilakukan pengeboran/pembelahan sehingga bongkahan batu tadi pecah,
3
kemuian diangkat ketempat penggergajian dan pembentukkan batu sesuai dengan pola yang diinginkan.
Salah satu contoh pemanfaatan batu alam adalah sebagai agregat. (Alviya Alda M)
2.4 Definisi Agregat
Agregat adalah material granular, misalnya pasir kerikil, batu pecah atau kerak tungku besi, yang
dipakai secara bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik
atau adukan (SK SNI T-15-1991-03). Atau dapat juga didefinisikan sebagai butiran mineral alami yang
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang
lebih 70 % dari volume beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat agregat sangat mempengaruhi sifat-sifat
beton yang dihasilkan.
Menurut Puwardi, (2009), Agregat merupakan campuran dari pasir, gravel, batu pecah, slag atau
material lain dari bahan mineral alami atau buatan. Agregat merupakan bagian terbesar dari campuran aspal.
Material agregat yang digunakan untuk konstruksi perkerasan jalan utamanya untuk menahan beban lalu
lintas. Agregat dari bahan batuan pada umumnya masih diolah lagi dengan mesin pemecah batu (stone
crusher) sehingga didapatkan ukuran sebagaimana dikehendaki dalam campuran. Agar dapat digunakan
sebagai campuran aspal, agregat harus lolos dari berbagai uji yang telah ditetapkan.
Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan perkerasan jalan, yaitu 90% - 95% agregat
berdasarkan persentase berat, atau 75% - 80% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian
kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
(Jalaludin)
2.5 Fungsi Agregat Secara Umum
1. Menghemat pengunaan semen Portland
2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton
3. Mengurangi susut pada beton
4. Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan gradasi yang baik akan diperoleh sifat beton yang
mudah untuk dikerjakan
5. Mengontrol workability (Jalaludin)
2.6 Jenis-Jenis Agregat
Agregat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung asalnya, proses terjadinya dan berat jenisnya yaitu :
1. Berdasarkan Asalnya
a. Agregat Alam
Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau penghancurannya. Jenis batuan
yang baik digunakan untuk agregat harus keras, kompak, kekal dan tidak pipih. Agregat alam terdiri
dari : (1) kerikil dan pasir alam, agregat yang berasal dari penghancuran oleh alam dari batuan
induknya. Biasanya ditemukan di sekitar sungai atau di daratan. Agregat beton alami berasal dari
pelapukan atau disintegrasi dari batuan besar, baik dari batuan beku, sedimen maupun metamorf.
Bentukya bulat tetapi biasanya banyak tercampur dengan kotoran dan tanah liat. Oleh karena itu
4
jika digunakan untuk beton harus dilakukan pencucian terlebih dahulu. (2) Agregat batu pecah, yaitu
agregat yang terbuat dari batu alam yang dipecah dengan ukuran tertentu.
b. Agregat Buatan
Agregat buatan adalah agregat yang dibuat oleh manusia dengan maksud dan tujuan tertentu,
biasanya agregat buatan mempunyai berat yang lebih ringan dibandingkan dengan agregat alam.
Contoh agregat buatan adalah: Klinker dan breeze yang berasal dari limbah pembangkit tenaga
uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar (leca = Lightweight Expanded Clay
Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat
(shale) yang dibakar pada tungku putar, lelite terbuat dari batu metamorphore atau shale yang
mengandung karbon, kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertical pada suhu tinggi.
2. Berdasarkan Proses Terjadinya
a. Agregat Beku (Igneous Rock)
Agregat beku adalah agregat yang mendingin dan membeku. Agregat beku luar (extrusive igneous
rock) dibentuk dari magma yang keluar ke permukaan bumi di saat gunung berapi meletus, dan akibat
pengaruh cuaca mengalami pendinginan dan membeku. Umumnya agregat beku luar berbutir halus seperti
batu apung, andesit, basalt, obsidian, pumice.
Agregat beku dalam (intrusive igneous rock) dibentuk dari magma yang tak dapat keluar ke
permukaan bumi, mengalami pendinginan dan membeku secara perlahan-lahan di dalam bumi, dapat
ditemui di permukaan bumi karena proses erosi dan atau gerakan bumi. Agregat beku dalam umumnya
bertekstur kasar seperti: gabbro, diorite syenit.
b. Agregat Sedimen (Sedimentary Rock)
Agregat Sedimen dapat berasal dari campuran partikel mineral, sisa-sisa hewan dan tanaman
yang mengalami pengendapan dan pembekuan. Pada umumnya merupakan lapisan-lapisan pada
kulit bumi, hasil endapan di danau, laut, dan sebagainya.
c. Agregat Metamorfik (Metamorphic Rocks)
Agregat metamorfik adalah agregat sedimen ataupun agregat beku yang mengalami proses
perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan temperatur kulit bumi. Berdasarkan
strukturnya dapat dibedakan atas agregat metamorf yang masif seperti marmer, kuarsit, dan
agregat metamorf yang berfoliasi, berlapis seperti batu sabak, fillit, sekis.
3. Berdasarkan Berat Jenisnya
• Agregat Berat
5
Agregat yang mempunyai berat jenis lebih dari 2,8. Biasanya digunakan untuk beton yang terkena
sinar radiasi sinar X. Contoh agregat berat: Magnetit, butiran besi.
• Agregat Normal
Beton dengan agregat normal akan memiliki berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan 15 MPa - 40
MPa. Agregat normal terdiri dari: kerikil, pasir, batu pecah (berasal dari alam), klingker, terak
dapur tinggi (agregat buatan).
• Agregat Ringan
Agregat yang mempunyai berat jenis kurang dari 2,0. Biasanya digunakan untuk membuat beton
ringan. Terdiri dari: batu apung, asbes, berbagai serat alam (alam), terak dapur tinggi dg
gelembung udara, perlit yang dikembangkan dengan pembakaran, lempung bekah. (Jalaludin)
MINERAL
Mineral adalah bahan padat homogen bersifat anorganik yang terbentuk secara alamiah yang memiliki
ciri – ciri khas dan komposisi kimiawi tertentu. Mineral utama penyusun batuan adalah:
1. Kwarsa (Quartz)
2. Feldspar
3. Feldspatoid
4. Mika
6. Amfibol
7. Piroksen
8. Olivin
9. Kalsit
10. Grafit
MEKANIK
Mekanik dari agregat itu dapat diketahui setelah agregat tersebut menjadi campuran bahan konstruksi.
Contohnya beton dan aspal (Alviya Alda M)
2.7 Sifat Mekanik Batuan
Mekanika batuan adalah salah satu cabang disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan merupakan ilmu
yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan massa batuan .
1. Kuat Tekan
Kuat tekan pada agregat di dapat dari pengujian menggunakan mesin tekan untuk menekan percontoh
batu yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu arah (uniaksial). Juga dapat menggunakan
Pengujian traksial, Pengujian ini adalah salah satu pengujian yang terpenting dalam mekanika batuan
untuk menentukan kekuatan batuan di bawah tekanan triaksial. (Azhar Reyvaldo P)
2. Kuat Tarik
6
Kuat tarik pada agregat di dapat dari pengujian Pengujian Kuat Tarik-Uji Brazilia Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari percontoh batu berbentuk silinder secara
tidak langsung. Alat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada pengujian kuat tekan. (Azhar
Reyvaldo P)
2.8 Cara Mendapatkan Sifat Mekanik Batuan
Salah satu sifat mekanik batuan yang dianalisis dalam Hal ini yaitu kuat tekan batuan karst maros,.
Karst adalah suatu kawasan yang memiliki karakteristik relief dan drainase yang khas terutama disebabkan
oleh derajat pelarutan batuannya yang intensif (Hilmi, 2014). Karst Maros yang terletak di Desa Salenrang,
Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros dan merupakan salah satu dari Karst terluas di dunia selain Karst di
Cina Selatan. Kawasan ini merupakan Kawasan wisata, dan memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang tinggi
(Arham, 2015). Daerah di kawasan karst RammangRammang Maros yaitu Hutan Batu Maros.
Nilai kuat tekan uniaksial dari percontoh batuan merupakan tegangan yang terjadi pada contoh batuan
saat mengalami keruntuhan (failure) akibat pembebanan , Nilai kuat tekan pada penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan persamaan:
σ F
c=
A
Dengan
σc = kekuatan tekan (MPa),
F = beban total hingga sampel rontok (N),
A = Luas permukaan sampel yang ditekan (mm2 ).
(Azhar Reyvaldo P)
METODE
Pengujian sifat mekanik batuan dengan menggunakan alat uji kuat tekan yaitu pengujian kekuatan tekan
Universal Testing Machine (UTM) 1000 KN compression test machine dengan laju beban sebesar 5
KN/menit. Pengujian kekuatan tekan menggunakan sampel yang berbentuk persegi panjang dengan dimensi
perbandingan antara panjang dengan diameter sebesar 2:1 dan memenuhi persyaratan compression test
ASTM-C77.
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :
1) Palu
2) GPS
3) Gurinda
4) Neraca digital
5) Jangka sorong
6) Termometer
7) Gelas ukur
7
8) Alat uji tekan
9) Kamera
10) Alat tulis menulis dan bahan yaitu : Batuan karst, Lebel, Tissue , Air. (Azhar Reyvaldo P)
Keterangan tambahan
• Berat 1 kubik pasir = 1400 kg
• Berat satu kubik agregat krikil/split =1800 kg
• W/C Ratio merupakan rasio semen dan air atau tingkat kekentalan dalam satu kubik beton K300
(Jalaludin)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak sekali jenis batuan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai agregat , agregat sebagai butiran
mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atau mortar. Agregat menempati
sebanyak kurang lebih 70 % dari volume beton atau mortar. Oleh sebab itu pengujian sifat mekanik sangatlah
penting untuk mengetahui seberapa kuat anggregat yang akan dicampurkan ke dalam beton, kekuatan agregat
tersebut dapat mempengaruhi koat dan umur beton tersebut. (Azhar Reyvaldo P)
9
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjy0-
uX9cnxAhUQb30KHdwGDGcQFjADegQIAhAD&url=https%3A%2F%2Fjurnal.polban.ac.id%2Fojs-
3.1.2%2Fpotensi%2Farticle%2Fdownload%2F530%2F401%2F&usg=AOvVaw0o9QqBAoEAErElqEC4P
D8B
[2] https://www.mitraventuresgroup.com/mhl/batu-pecah
[3] https://ejurnal.its.ac.id
[4] https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/potensi/article/view/530
[5] http://eprints.undip.ac.id/33820/5/1617_chapter_II.pdf
[6] https://www.partukang.com/2016/05/cara-pembuatan-beton-k300-manual.html
10