Anda di halaman 1dari 24

Makalah

Rekayasa Lingkungan

Di susun Oleh
ARI ROBAN SARBANU
NIM. 2322201003
DOSEN PENGAJAR : YANDRA ISKANDAR, ST.,M.Si

UNIVERSITAS SERASAN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

Makalah.......................................................................................................................................................1
KATA TENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
Latar Belakang Masalah..........................................................................................................................4
A.Rumusan Masalah............................................................................................................................5
B.Tujuan Penelitian.............................................................................................................................5
C.Manfaat Penelitian...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
1.1 Jenis dan Fungsi tentang Pasir dan Batu dalam pembangunan..........................................................6
1.2 Factor – factor terjadinya illegal maining..........................................................................................9
1.3 Pendekatan Analisis Deskriptif Dampak Lingkungan Sosial...........................................................11
1.4 Analisis Deskriptif Variabel Faktor-faktor Pengaruh Dampak Lingkungan....................................15
1.5 Dampak Positif Penambangan Pasir dan Batu.................................................................................20
1.6 Dampak sosial dan masyarakat........................................................................................................20
1.7 Dampak Negatif Penambangan Pasir dan Batu................................................................................21
1.8 Cara Penanggulangan Lahan yang Rusak Akibat Penambangan Liar..............................................21
1.9 Pencegahan Penambangan Pasir dan Batu Illegal............................................................................21
Bab III Penutup.........................................................................................................................................23
2.0 Kesimpulan.....................................................................................................................................23
2.1 Saran................................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................24

3
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara di dunia dengan sumber daya alam yang sangat
melimpah dibandingkan dengan negara lainnya di dunia. Sebagai negara kepulauan yang
memiliki 17.508 pulau dan memilki luas daratan sekitar 2 juta km2 serta wilayah yang
membentang sepanjang ekuator dari 95 BT hingga 141 BT (sekitar 5000 km) dan 6 LU hingga
11 LS tentu menggambarkan seberapa luas wilayah Negara Indonesia ini. Dengan luas wilayah
yang sangat besar ini tentu pula berbanding lurus dengan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya maupun di permukaannya baik yang dapat di perbaharui (renewable) maupun yang
tidak dapat di perbaharui (unrenewable).Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
secara yuridis menjamin untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.Hal ini berarti bahwa pembangunan yang digalakkan dewasa ini juga tidak lepas dari
tujuan nasional itu sendiri, yakni menuju terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Untuk itu perlu potensi serta tenaga yang ada
dalam mengelola serta menikmati sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang di
miliki oleh Bangsa Indonesia sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

4
A.Rumusan Masalah
1. Apakah factor – factor penuebab terjadinya illegal maining
2. Pendekatan Analisis Deskriptif Dampak Lingkungan Sosial Kemasyarakatan ?
3. Analisis Deskriptif Variabel Faktor-faktor Pengaruh Dampak Lingkungan?

B.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yaitu mengetahui dampak terjadinya illegal maining terdahap segala
aspek.

C.Manfaat Penelitian
Kita jadi mengetahui mengenai dampak yang terjadi jika adanya suatu perusahaan yang illegal
maining

5
BAB II PEMBAHASAN

1.1 Jenis dan Fungsi tentang Pasir dan Batu dalam pembangunan
Pasir adalah contoh bahan material yang berbentuk butiran. Butiran pada pasir,
umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon
dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.Hanya
beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena pasir memiliki rongga-rongga yang
cukup besar.Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya.Dan seperti yang kita
ketahui pasir juga sangat penting untuk bahan material bangunan bila dicampurkan dengan
perekat Semen.

Seperti yang kita ketahui pasir ini adalah bahan bangunan yang cukup berpengaruh untuk bahan
bangunan bisa dikatakan banyak dipergunakan dari struktur paling bawah hingga struktur paling
atas suatu bangunan. Berikut ini adalah 5 jenis pasir menurut tingkat kualitasnya :

1. Pasir Merah

Pasir merah atau suka disebut Pasir Jebrod kalau di daerah Sukabumi atau Cianjur karena
pasirnya diambil dari daerah Jebrod Cianjur.Pasir Jebrod biasanya digunakan untuk bahan
Cor karena memiliki ciri lebih kasar dan batuannya agak lebih besar.

2. Pasir Elod

Ciri ciri dari pasir elod ini adalah apabila dikepal dia akan menggumpal dan tidak akan
puyar kembali. Pasir ini masih ada campuran tanahnya dan warnanya hitam.Jenis pasir ini
tidak bagus untuk bangunan.Pasir ini biasanya hanya untuk campuran pasir beton agar bisa
digunakan untuk plesteran dinding, atau untuk campuran pembuatan batako.

6
3. Pasir Pasang

Yaitu pasir yang tidak jauh beda dengan pasir jenis elod lebih halus dari pasir beton. Ciri-
cirinya apabila dikepal akan menggumpal dan tidak akan kembali ke semula. Pasir pasang
biasanya digunakan untuk campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar sehingga bisa
dipakai untuk plesteran dinding.

4. Pasir Beton

Yaitu pasir yang warnanya hitam dan butirannya cukup halus, namun apabila dikepal dengan
tangan tidak menggumpal dan akan puyar kembali. Pasir ini baik sekali untuk
pengecoran, plesteran dinding, pondasi, pemasangan bata dan batu.

5. Pasir Sungai

adalah pasir yang diperoleh dari sungai yang merupakan hasil gigisan batu-batuan yang
keras dan tajam, pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 mm – 5 mm) sehingga
merupakan adukan yang baik untuk pekerjaan pasangan. Biasanya pasir ini hanya untuk
bahan campuaran saja

Batu dalam geologi, batu (tunggal) dan batuan (jamak) adalah benda padat yang tebuat
secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari
batuan. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Penelitian ilmiah batuan disebut petrologi, dan petrologi merupakan komponen penting dari
geologi.

Dalam bangunan batuan biasanya dipakai pada fondasi bangunan untuk bangunan dengan
ketinggian kurang dari 10 meter, Batuan juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan
dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam.

7
Jenis-jenis batu :

1. Batu Marmer

Batu alam ini banyak digunakan sebagai penutup finishing lantai atau dinding. Harga
marmer per m2 cukup mahal dan keunikan serta keindahan marmer membuatnya lebih banyak
dipakai pada rumah atau bangunan mewah dengan biaya pembangunan yang besar. Perlu
diperhatikan bahwa marmer memiliki sifat yang sensitif terhadap perubahan cuaca, maka hindari
penggunaan marmer untuk bagian rumah yang sering terkena hujan dan panas.

2. Batu Andesit

Batu andesit adalah batu yang paling keras di antara batu alam lain yang umumnya
dipakai. Batu andesit juga memiliki tingkat porositas kecil karena berpori rapat. Batu jenis ini
berasal dari gunung berapi dan memiliki beberapa ciri yang mudah dikenali, yaitu berwarna abu-
abu atau hitam. Jenis batu ini sudah sangat lama dipakai sebagai material bangunan. Sifat batu
yang padat dan tahan terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini menjadi favorit untuk
mempercantik suatu bangunan dan cocok dipakai di segala ruang.

3. Batu Sabak

Di pasaran, batu sabak atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali. Selain
sangat kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi lempengan tipis untuk pelapis
dinding maupun lantai. Pengaplikasian batu sabak ini sebagian besar digunakan untuk bagian
luar (eksterior) misalnya dinding, pagar, kolam, pilar (kolom) serta taman kering.

4. Batu Granit

Granit (Granite) adalah salah satu jenis batu alam yang populer di masyarakat. Granit
sangat cocok digunakan sebagai pelapis dinding (Wall veneer), lantai, serta dinding kamar
mandi agar menimbulkan suasana natural dan segar. Sifatnya yang tahan terhadap susu tinggi
membuat batu jenis ini bisa digunakan di permukaan dapur (countertops).

8
5. Batu Palimanan

Batu palimanan seperti namanya diproduksi di daerah Palimanan, Cirebon, dan


merupakan salah satu batu favorit. Batu palimanan sangat cocok dipasang pada bidang eksterior
maupun interior suatu bangunan. Batu ini memiliki warna yang terang dan berpori, maka sangat
disarankan apabila setelah selesai dipasang langsung diberi pelapis batu alam atau coating, untuk
menahan laju tumbuhnya lumut.

6. Batu Candi

Sifatnya yang cenderung alami dan terkesan sejuk menjadi salah satu alasan mengapa
batu ini banyak digemari konsumen. Di pasaran batu candi banyak dijual dalam bentuk
lempengan. Batu candi memiliki sifat yang mudah menyerap air, maka sebaiknya jika ingin
diaplikasikan di luar ruangan (eksterior) dilapisi dengan coating agar tidak ditumbuhi lumut.
Jenis batu candi yang populer adalah Borobudur lava.

1.2Factor – factor terjadinya illegal maining

Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa, hanya pembagian keuntungan ke
bawah yang sering tidak fair.Wajar bila sering muncul illegal mining atau penambang illegal
yang merusak lingkungan. Lha wong Negara sendiri yang memberi contoh tidak adil ini.
Negara sering mengeruk SDA sekuat tenaga tanpa mempedulikan nasib warga
sekitar.Kebanyakan mereka mendapatkan “sampah” atau lingkungan yang hancur daripada
royalty ataupun keuntungan dari eksploitasi SDA.Sentralisasi penambangan memang
memunculkan penambangan illegal yang tidak puas dengan nasib yang tersisihkan.
Pada banyak kasus yang kaya dan makmur hanya segelintir orang dari penambangan
legal ini.Tidak heran rasa iri dan cemburu membuat rakyat layak menentukan nasibnya sendiri.
Lha wong Negara tak peduli dengan urusan perut mereka.
Ketidakadilan ini juga buah dari sempitnya lapangan pekerjaan dan kemiskinan di sekitar
daerah tambang.Lagi-lagi Negara patut dipersalahkan, dalam hal ini pemerintah sebagai
kepanjangan tangan dari Negara, bisa disebut sebagai pihak yang rakus, tidak fair dan
membiarkan terjadinya illegal mining.Kesalahan pemerintah yang paling besar adalah tidak
mendistribusikan hasil penambangan legal secara adil.

9
Saat muncul tuntutan dari warga sekitar tambang, pemerintah cuci tangan dengan
melemparkan tanggung jawab ke pemerintah daerah.Ini menimbulkan dan memberi kesempatan
munculnya “lintah” baru setelah pemerintah.Para pemerintah daerah ini menjadi sole agent yang
mendayagunakan daerah tambang untuk keuntungan diri sendiri dan kelompoknya.
Para pemda ini muncul sebagai raja baru atau mafia atas pengolahan tambang. Siapapun
yang melawan akan digencet bahkan dihilangkan nyawanya. Ini terbukti kasus-kasus
penganiayaan, intimidasi pada mereka yang melawan aparat pemda dalam mengolah daerah
tambang.Raja-raja kecil ini jauh lebih kejam dari pemerintah, karena menjadi penjajah bagi
rakyatnya sendiri.
Demokrasi dan otonomi ternyata bisa memunculkan diktator-diktator baru di daerah.Apalagi
dengan sokongan politik dari pusat, maka sulit sekali rakyat keluar dari tekanan para raja kecil
ini.Negara yang harusnya hadir melindungi rakyatnya, malah memberi ruang dan kongkalikong
menindas rakyatnya.
Perlawanan rakyat kecil ini bukan tidak mungkin akan semakin bergelora bila Negara tak
mampu hadir melindungi rakyatnya. Percikan bunga api yang bisa membakar seluruh kehidupan
sosial dan menghancurkan negeri ini. Sebaiknya Negara dalam hal ini pemerintah, melakukan
evaluasi atas aturan tambang, pembagian royalty dan dampak penambangan bagi masyarakat
sekitar.

Sudah saatnya penambangan illegal diberantas secara tuntas, jangan ada lagi yang jadi
korban.Mereka yang sudah menikmati hasil tambang secara illegal, harus mendapatkan hukuman
yang setimpal.

10
1.3Pendekatan Analisis Deskriptif Dampak Lingkungan Sosial
Kemasyarakatan
Untuk mengetahui dampak penambangan pasir dan batu di suatu wilayah terhadap lingkungan
sosial kemasyarakatan terutama di sekitar areal pertambangan, diperlukan pendekatan analisis
data secara deskriptif yang bertujuan sebagai berikut.

1. .Inventarisasi dampak sosio-kultural akibat penambangan pasir batu.


2. Mengetahui keinginan masyarakat penambang dan masyarakat lokal dalam penambangan
pasir dan batu.
3. Mengurangi kecenderungan terjadinya konflik sosial akibat penambangan pasir dan batu.
4. Pemberdayaan masyarakat dalam proses penambangan pasir batu
5. Mengurangi dan menekan sekecil mungkin dampak yang terjadi akibat proses
penambangan pasir dan batu.
6. Memberikan masukan kepada pemerintah dalam kebijakan pengelolaan lingkungan
penambangan pasir batu yang berwawasan lingkungan
7. Model pengelolaan lingkungan areal pertambangan pasir batu yang berwawasan
lingkungan.

Penganalisisan dilakukan berdasarkan ciri-ciri struktur sosial yang berkembang dalam


kehidupan masyarakat.

Ciri-ciri struktur sosial itu dapat digambarkan melalui posisi, peran dan bentuk hubungan
sosial di antara institusi-institusi yang terkait dengan kegiatan eksploitasi sumberdaya alam,
yaitu:

1. pemerintah;
2. pelaku bisnis, terutama pada pengusaha dan investor yang menanamkan usahanya di
sektor sumberdaya alam;
3. masyarakat sekitar daerah eksploitasi sumberdaya alam; dan organisasi-organisasi
sosial yang memiliki kepedulian terhadap kerusakan lingkungan akibat eksploitasi
sumberdaya alam (Usman, S., 2004).

11
Pemerintah sebagai salah satu unsur penting dalam pengendalian kegiatan penambangan
pasir dan batu, perlu juga dianalisis sejauh mana peran kebijakan penambangan pasir dan batu
pemerintah sudah dilaksanakan. Analisis terhadap kebijakan pemerintah sebagai variabel
independen mempengaruhi variabel terpengaruh, yaitu asal kebijakan, mekanisme, finansial,
kelembagaan, sumberdaya aparatur pemerintah, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan
masyarakat, jumlah penambangan tanpa izin serta bangunan check dam.
Masyarakat mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap penambangan pasir dan
batu, sehingga diperlukan pendekatan khusus terhadap permasalahan yang ada dalam bentuk
analisis situasi dan kondisi yang dipengaruhi oleh persepsi masyarakat tersebut. Persepsi ini
berkecenderungan akan menciptakan konflik apabila akar permasalahan tidak segera ditelusuri
dan diatasi sedini mungkin.

Pelaku bisnis selalu berorientasi ekonomi, artinya berusaha memperoleh keuntungan semaksimal
mungkin dengan modal yang terbatas.Pandangan semacam itu sangat riskan dan menyebabkan
dampak yang berujung penurunan tingkat kualitas lingkungan hidup.Pendayagunaan sumberdaya
alam harus tetap memperhatikan asas konservasi, namun tidak hanya cukup dengan menyebut
pengelolaan konservasi tetapi menjadi pengelolaan bisnis konservasi (Marsono, D: 1999).

Organisasi sosial peduli lingkungan berfungsi sebaga sarana kontrol, yang perlu
dianalisis keterkaitannya dengan stake holders yang lain.
Selain itu untuk memperdalam pembahasan setiap komponen permasalahan, tinjauan analisis
disertai dengan studi literature, survei kondisi sosio-kultural masyarakat di lapangan serta data
masyarakat di sekitar wilayah areal pertambangan pasir batu.Kajian mengenai analisis kebijakan
publik yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah diperlukan pula sebagai upaya pengendalian atau
kontrol seberapa jauh peran pemerintah terhadap kegiatan penambangan pasir dan batu.
Rekayasa Manusia dalam Pengendalian Material Gunung api Merapi
Gunung Merapi sebagai salah satu gunungapi teraktif di dunia, aliran lava pijar terbentuk dari
puncak kubah aktif sering terlihat, membangkitkan awan panas yang mengiringi lahar.Ahli-ahli
mancanegara dari Perancis, Jepang, Amerika, Jerman dan negara-negara lain aktif melakukan
penelitian terhadap Gunung Merapi, karena merupakan fenomena alam yang sangat menarik
untuk dijadikan bahan penelitian.Salah satu produk Gunungapi Merapi yang bermanfaat adalah
material vulkanik yang berupa pasir, kerikil, kerakal dan batu-batu berukuran sampai dengan

12
bongkah.Material vulkanik ini merupakan hasil erupsi dari Gunung Merapi kemudian sebagian
tertransportasi dengan media air dan terendapkan di sungai (Purbawinata, M.A, dkk. 1997).

Aliran lahar dari Gunungapi Merapi ini apabila tidak dikendalikan akan dapat
membahayakan masyarakat di sepanjang aliran sungai, sehingga diperlukan adanya dam-dam
penahan banjir lahar dari Gunung Merapi yang telah dibuat oleh Proyek Pengendalian Banjir
Lahar Gunung Merapi yang disebut dengan bangunan Sabo. Kondisi lingkungan sosial
masyarakat di sekitar lereng gunungapi Merapi menjadi sangat rentan dan menyebabkan
kecemasan masyarakat, karena setiap saat bencana alam tersebut dapat terjadi.Akan tetapi faktor
kecintaan pada tempat kelahiran atau kampung halaman yang sangat kuat menyebabkan mereka
tetap berkeinginan menempati wilayahnya, meskipun terletak pada daerah rawan bencana.

Fungsi bangunan Sabo dalam buku Manual Perencanaan Sabo (2000) adalah mampu
mengendalikan angkutan sedimen sehingga tercapai kondisi sungai yang aman, seimbang dan
akrab dengan lingkungan sekitarnya, selain itu dapat dimanfaatkan untuk memperoleh nilai
tambah sebagai tempat penampungan bahan galian golongan C. Akan tetapi fungsi bangunan
Sabo tersebut dalam penerapannya belum optimal karena sifatnya yang temporal, mengingat
sumber material yang terangkut aliran lahar berhubungan langsung dengan arah erupsi dari
Gunung Merapi. Adanya perubahan arah erupsi dari Gunung Merapi menyebabkan keterbatasan
jumlah material pasir dan batu.Dengan demikian pada saat ini di beberapa alur sungai fungsi
bangunan Sabo tersebut belum termanfaatkan dan kurang efektif.

Manfaat dan Dampak Penambangan Bahan Galian Pasir dan Batu


Pasir dan batu hasil endapan aliran lahar tersebut dari segi sosial ekonomi menjadi primadona
pengusaha yang memanfaatkannya sebagai bahan bangunan karena kualitasnya yang sangat baik.
Dari pasir dan batu ini masyarakat dapat memperoleh kesejahteraan, pengusaha memperoleh
keuntungan dengan cara menambang bahan galian tersebut. Dari hasil Pajak Bahan Galian
Golongan C dapat memberikan Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintah Daerah
KabupatenSleman Berbagai upaya dilakukan untuk mengeksploitasi/mendapatkan pasir dan batu
Merapi, gejala tersebut harus cepat ditangkap dan diwaspadai oleh Pemerintah Daerah, para
pakar lingkungan hidup dan masyarakat, untuk kemudian diantisipasi sedini mungkin segala
kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan.

13
Aktivitas penambangan yang tidak terkontrol akan dapat mengakibatkan permasalahan-
permasalahan lingkungan. Rusaknya jalan akibat lalu-lintas transportasi pengangkutan material
hasil tambang.

Di antaranya adalah rusaknya dam pengendali banjir lahar G. Merapi, terjadi proses tanah
longsor di kanan kiri tebing S. Boyong, dari pendataan yang dilakukan oleh Badan
Pertambangan dan Energi, Dinas Pengairan Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam,
Kabupaten Sleman (2005) banyak dijumpai adanya penambangan tanpa izin, lokasi
penambangan sepanjang S. Boyong merupakan daerah bahaya G. Merapi.

Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan agar
kondisi lingkungan pada saat sekarang ini tidak berkembang menjadi semakin parah lagi. Secara
garis besar perlu upaya penanganan permasalahan-permasalahan tersebut secara terpadu,
meliputi aspek peraturan dan perundang-undangan, manajemen/pengelolaan sumberdaya alam
yang profesional meliputi tahapan perencanaan desain penambangan yang berwawasan
lingkungan, proses penambangan yang dapat mengupayakan sekecil mungkin terjadinya
kerusakan lingkungan serta pengendalian lingkungan dan pencemaran akibat eksploitasi
sumberdaya alam mineral tersebut.

Selain itu dari aspek sosial budaya perlu upaya penanggulangan/pengendalian


kemungkinan terjadinya konflik sosial kemasyarakatan akibat penambangan sirtu
tersebut. Faktor manusia dalam proses penambangan yang tidak memperhatikan lingkungan
tentu akan membawa dampak kerusakan lingkungan baik pada faktor fisik maupun faktor
biotiknya. Interaksi antarmanusia dengan alam menjadi tidak harmonis, dalam arti manusia
melakukan eksploitasi yang melebihi kapasitas atau daya dukung alam yang mengkibatkan
pencemaran atau kerusakan pada sistem ekologi.Rencana pengembangan Taman Nasional
Gunung Merapi, merupakan suatu upaya untuk tetap mempertahankan keanekaragaman hayati
dan mempersempit lahan penambangan pasir dan batu.

14
Faktor manusia ini sangat kompleks sehingga banyak menghasilkan persepsi-persepsi dari
masyarakat yang beraneka ragam dan berkecenderungan menimbulkan konflik.Demikian juga
faktor pemerintah dalam upaya pengelolaan lingkungan pertambangan pasir dan batu perlu
dianalisis untuk mendapatkan suatu keadaan yang sedang terjadi pada saat ini serta keadaan yang
diinginkan di masa mendatang.

1.4Analisis Deskriptif Variabel Faktor-faktor Pengaruh Dampak Lingkungan

Proses eksploitasi/penambangan pasir batu perlu mendapatkan perhatian yang serius


dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup, agar tidak menimbulkan permasalahan lingkungan
hidup yang dapat memberikan dampak negatif di kemudian hari.
Dalam proses pengelolaan penambangan pasir Gunung Merapi, harus diperhatikan antara
persediaan pasir batu dengan permintaan pasir batu. Artinya eksploitasi dapat dilakukan secara
optimal sesuai dengan kapasitas atau batas daya dukung yang ada.Karena pasokan material pasir
dari Gunung Merapi sangat terbatas, maka penambangan perlu diatur agar terjadi keseimbangan
antara pasokan material dengan pengambilan material.

Dalam pendekatan analisis terhadap permasalahan dampak penambangan pasir batu


khususnya terhadap aspek sosio kultural, dapat ditinjau dari 2 faktor independent yaitu:

1. Kebijakan Pemda, pada waktu sebelum otonomi daerah dan sesudah otonomi daerah.
2. Persepsi Masyarakat, pada kondisi keadaan yang sekarang sedang terjadi dan kondisi
keadaan yang akan dating.

Dari kedua variable / kategori independen tersebut kemudian dibandingkan dengan


variabel/kategori dependen yang mempunyai keterkaitan hubungan satu dengan yang lain,
kemudian didiskripsikan dalam bentuk narasi (data kualitatif).

15
Variabel dependen yang dapat dijadikan dasar untuk menganalisa permasalahan dampak akibat
penambangan pasir batu adalah sebagai berikut.

1. Sumber
2. Mekanisme
3. Finansial
4. Kelembagaan
5. Sumberdaya Manusia Aparatur
6. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
7. Masyarakat
8. Pendapatan Masyarakat
9. Jumlah penambangan tanpa izin
10. Bangunan Check Dan hubungan antara bangunan dan material pasokan
11. Krisis Lahan

Deskripsi hubungan antar variabel independen dan dependen dapat dianalisis satu persatu
menurut dasar variabel dependen, dalam pembahasan sebagai berikut.

1.Sumber

Kebijakan pemerintah pada waktu sebelum otonomi daerah bersifat sentralisasi, kemudian
karena tuntutan masyarakat kebijakan tersebut berubah menjadi desentralisasi. Dimana
memberikan kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan di
sektor pertambangan bahan galian golongan c. Hal ini menguntungkan pemerintah daerah untuk
dapat mengeluarkan kebijakan secara langsung pada saat ada kegiatan penambangan yang telah
melebihi kapasitas daya dukung lingkungan yang ada.

Persepsi masyarakat terhadap penambangan pasir dan batu pada saat sekarang ini biasanya
dipelopori oleh LSM atau sekelompok komunitas masyarakat yang ada di sekitar wilayah
penambangan. Sehingga dapat dijadikan kesimpulan sementara bahwa persepsi ini merupakan
cerminan dari keseluruhan masyarakat, akan tetapi perlu tindak lanjut harapan pada masa yang
akan datang persepsi ini dapat tumbuh langsung dari masyarakat luas.

16
2.Mekanisme
Tidak ada perubahan mendasar dalam hal petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknik
dalam pengelolaan penambangan pasir dan batu. Akan tetapi yang perlu diperhatikan disini
adalah pemerintah harus lebih konsekuen dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan
yang ada.
Masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya pada saat ini sudah dilakukan secara demokratis
tetapi cenderung tidak terkontrol.Perlunya pengendalian dalam penyaluran aspirasi masyarakat,
agar tidak ada pihak ke tiga yang memanfaatkannya.

3.Finansial

Dengan kewenangan penuh pemerintah daerah, otomatis segala pembiayaan menjadi


tanggung jawab pemerintah daerah.Hal ini berpengaruh pada kenaikan APBD untuk membiayai
sarana dan prasarana dalam rangka manajemen sumberdaya alam yang efektif dan efisien.Dari
sudut finansial bagi pengusaha pasir dan batu pada prinsipnya pengusaha selalu mendapatkan
keuntungan.Akan tetapi masyarakat setempat untuk mengaplikasikan konsep pemberdayaan
masyarakat, dalam kegiatan penambangan masyarakat setempat harus mendapatkan skala
prioritas dalam pekerjaan yang tentu saja berakibat pada peningkatan pendapatan masyarakat.

4.Kelembagaan
Banyaknya perubahan yang terjadi dalam kebijakan pada waktu otonomi daerah dan setelah
otonomi daerah yang berkaitan dengan aspek-aspek sosio kultural masyarakat. Contohnya
dengan adanya kelembagaan khusus yang menangani Bidang Pertambangan dalam pengelolaan
penambangan pasir batu di wilayah lerang Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman.Berakibat
positif terhadap dampak penambangan pasir batu yaitu kontrol semakin efektif.

5.Sumberdaya Manusia Aparatur

Sumber daya manusia aparatur perlu peningkatan kualitas keahlian, penunjukan pimpinan
instansi memegang teguh asas profesionalisme sesuai dengan keahliannya. Dengan SDM yang
profesional maka kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah dapat berjalan dengan baik.SDM
aparatur perlu melakukan kegiatan penjaringan aspirasi masyarakat terhadap kegiatan
penambangan pasir dan batu, responsif terhadap berbagai keluhan masyarakat di sekitar wilayah
areal pertambangan.

17
6.Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah setelah otonomi daerah terus meningkat.Perubahan retribusi bahan
galian golongan c menjadi pajak bahan galian golongan c membuat wajib pajak yaitu para
pengusaha pertambangan tidak dapat mengelak lagi dari keharusan membayar pajak.Akan tetapi
PAD yang meningkat tersebut tidak dapat dinikmati masyarakat sekitar areal pertambangan
secara langsung, sehingga perlu upaya pembagian prosentase pendapatan pajak dengan skala
prioritas memihak kepada masyarakat di sekitar areal pertambangan.

7.Masyarakat

Masyarakat sekarang cenderung eksplosif apabila ada sedikit saja permasalahan lingkungan
sosial di wilayahnya.Masyarakat bebas mengeluarkan pendapat, bahkan akibat penambangan
pasir dan batu ini pernah terjadi konflik antara masyarakat pro penambangan dan anti
penambangan. Demonstrasi dilakukan di depan gedung DPRD Kabupaten Sleman.

Adanya perbedaan persepsi ini perlu langkah sosialisasi dan pembinaan yang terus menerus
untuk meredamkan konflik sosial yang dapat terjadi lagi. Masyarakat harus lebih diberdayakan
dalam setiap proses kegiatan penambangan, mulai dari tahapan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan maupun pengendalian.

8.Pendapatan

Masyarakat Hubungan pendapatan masyarakat terutama masyarakat penambang setelah


otonomi daerah menjadi sedikit berkurang akibat terbebani pajak. Walaupun pada prakteknya
masyarakat biasanya tidak terkena langsung penarikan pajak, tetapi karena pembeli pasir dan
batu terkena pajak mengakibatkan pembeli membeli pasir dan batu dari penambang dengan
harga relatif lebih murah.

18
Sebagian masyarakat melakukan kegiatan penambangan untuk mendapatkan tambahan
pendapatan, dan ada yang sebagai mata pencaharian pokok. Oleh karena keterbatasan jumlah
material pasir dan batu yang makin lama makin kecil, maka perlu dipikirkan upaya alternatif
pekerjaan lain yang lebih menguntungkan.

9.Jumlah penambangan tanpa izin

Penambangan tanpa izin pada saat ini mudah dikontrol, terutama penambangan dalam skala
besar dengan mempergunakan back hoe.Hal tersebut karena adanya kebijakan pelarangan
pengambilan material pasir dan batu kecuali pada aliran atau alur-alur sungai. Persepsi
penambang menambang tanah miliknya sendiri, menyebabkan mereka kurang sadar untuk
mengurus perizinan, selain itu efek setelah mempunyai izin akan berkelanjutan dengan
kewajiban secara rutin membayar pajak, membuat penambang tanpa izin tidak membutuhkannya
dan berkecenderungan menghindarinya.

10.Bangunan Check Dan hubungan antara bangunan dan material pasokan

Hubungan antara bangunan check dam dengan sumber material Pasokan yang melebihi
kapasitas harus cepat-cepat dimanfaatkan sehingga masyarakat dapat secara langsung menikmati
hasilnya untuk peningkatan kesejahteraan dan meningkatkan perekonomiannya. Hal tersebut
yaitu penambangan pasir batu perlu dilakukan dengan catatan harus dilaksanakan desain
penambangan yang baik agar tidak merusak lingkungan. Selain itu agar tidak mengganggu
fungsi dari dam penahan banjir lahar Gunung Merapi. Perlu diketahui bahwa apabila dam terisi
penuh oleh material Gunung Merapi, maka fungsi dam sebagai penahan sedimen tidak dapat
berlangsung secara efektif karena apabila ada erupsi Gunung Merapi lagi maka aliran lahar yang
mengangkut material lahar dingin tersebut akan langsung bergerak ke arah hilir sungai dengan
tanpa adanya penahan. Sehingga perlu pengelolaan lebih lanjut untuk perbaikan langkah
selanjutnya dalam tahapan proses hasil dari penilaian output yang dihasilkan

19
1.5 Dampak Positif Penambangan Pasir dan Batu
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat

Masyarakat pengangguran mengakui adanya kegiatan penambangan pasir memberikan


keuntungan yang besar sehingga bisa mencukupi kebutuhannya

b. Membuka lapangan pekerjaan

kesempatan kerja di suatu desa semakin terbuka dengan adanya kegiatan penambangan
pasir yang memberikan dampak positif bagi warga sekitar sehingga meningkatkan
perekonomian masyarakat

c. Meningkatkan daya kreativitas masyarakat

masyarakat dapat memanfaatkan pasir hasil galian untuk dibuat kerajianan tangan, bahan
bangunan, dan masih banyak lagi

1.6 Dampak sosial dan masyarakat


 Terganggunya arus jalan umum, konflik lahan hingga pergeseran sosial-budaya
masyarakat
 Kerusakan lahan bekas tambang
 Merusak lahan dan perkebunan dan pertanian
 Membuka kawasan hutan menjadi kawasan pertambangan
 Dalam jangka panjang, pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat kritis
yang susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya
 Air tambang asam yang beracun yang jika dialirkan ke sungai yang akhirnya kelaut
akan merusak ekosistem laut
 Menyebabkan berbagai penyakit dan mengganggu kesehatan
 Sarana dan prasarana seperti jalan rusak

20
1.7 Dampak Negatif Penambangan Pasir dan Batu
a. Meningkatnya polusi udara terjadinya peningkatan debu yang menyebabkan kualitas udara
disekitar kawasan penambangan menurun, sebagai akibat dari kendaraan truk yang mengangkut
pasir.

b. Merusak ekosistem hutan contohnya seperti pencemaran air, tanah, dan udara yang disebabkan
benda-benda asing sebagai akibat perbuatan manusia

c. Menurunnya permukaan bumi

d. Kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan
penggunaannya.

1.8 Cara Penanggulangan Lahan yang Rusak Akibat Penambangan Liar


 Merencanakan penggunaan lahan yang digunakan manusia

 Menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi intensitas penggunaan lahan dalam


wilayah tertentu

 Membuat peraturan perundang-undangan

 Melakukan pengkajian terhadap kebijaksanaan tata ruang, perijinan dan pajak

 Mengelola dengan baik daerah aliran sungai, pesisir, dan sekitar hutan

1.9 Pencegahan Penambangan Pasir dan Batu Illegal

1. Pemerintah harus segera menertibkan kegiatan penambangan pasir liar sesuai Peraturan
Daerah yang berlaku.

2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai kegiatan penambangan pasir yang baik
dan benar sehingga tidak merusak lingkungan alam dan agar tetap tersedianya Sumber Daya
Tanah. Selain itu penyuluhan untuk bersama-sama menjaga lingkungan sekitar agar SDA tetap
stabil keberadaannya.

21
3. Pemerintah harus berupaya membuka lapangan pekerjaan agar penambang pasir ini jika telah
ditertibkan, mereka tidak menganggur.

4. Pembatasan pemberian izin penambangan pasir.

5. Pembatasan jumlah penduduk.

6. Warga harus mengambil pasir secara bertahap, tidak secara langsung besar-besaran.

22
Bab III Penutup

2.0 Kesimpulan
Banyak sekali manusia menambang sembarangan tidak memikirkan dampak kedepan nya
untuk lingkungan, dengan itu lingkungan kita bisa rusak dengan perlahan, sudah banyak sekali
khusus nya di Indonesia penambangan illegal hanya untuk kepentingan individual untuk
memperkaya diri sendiri tidak memikirkan hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan

2.1Saran
Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan sebaiknya tidak boleh hanya untuk
kesejahteraan generasi sekarang, melainkan juga untuk kesejahteraan generasi
mendatang.Oleh karena itu, kelestarian sumber daya alam dan lingkungan harus tetap di
perhatikan.Pemerintah harus berupaya membuat kebijakan yang mengatur masalah
ekspoitasi pasir.Kebijakan itu tentu tidak hanya terkait dengan perdagangan melainkan juga
kebijakan seperti izin penambangan dan pengawasan terhadap penambangan yang di
lakukan.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://totoksuharto.blogspot.co.id/2011/04/dampak-penambangan-pasir-dan-batu.html

Gunawan, Suratmo.(1992) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada


University Press

http://dadan-muhamad-ramdan.blogspot.co.id/2011/06/abstrak-makalah-ini-mempunyai-
latar.html

http://www.lamudi.co.id/journal/5-jenis-pasir-untuk-bahan-bangunan/

24

Anda mungkin juga menyukai