Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puja dan Puji syukur kepada Allah SWT. karena atas
limpahan karunia-Nya saya dapat mengerjakan makalah ini dengan baik dan
lancar. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahualaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar
hatinya kebaikan. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berisi
tentang BATU PASIR DAN BATU LEMPUNG, yang mana makalah ini dibuat
dengan tujuan menyelesaikan tugas dan sebagai bahan ataupun materi dalam mata
kuliah PETROLOGI.

Adapun tujuan kita mempelajari materi ini ialah agar kita mengerti
mengenai apa itu batu pasir dan batu lempung, bagaimana proses terbentuknya
batu pasir dan batu lempung, komposisi kimia pembentuk batu pasir dan batu
lempung, dan pembentuk batu pasir dan batu lempung berdasarkan mineraloginya

Jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini saya
mohon maaf yang sebesar besarnya. Saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 24 Mei 2016

(Rahmat Ridho Putra)

410015169

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ 1
Daftar Isi................................................................................................................. 2
Daftar Gambar........................................................................................................ 3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2 Maksud dan Tujuan...................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................ 5
BAB II Pembahasan
2.1 Defini Batuan Sedimen................................................................................ 6
A. Pengertian Batuan Sedimen................................................................... 6
B. Batuan Sedimen Di Bumi...................................................................... 7
C. Proses Sedimentasi................................................................................. 8

2.2 Pembagian Batuan Sedimen........................................................................ 8


A. Batuan Sedimen Klastik........................................................................ 8
B. Batuan Sedimen Non-Klastik............................................................... 13
2.3 Tekstur Batuan Sedimen............................................................................ 15
A. Tekstur Permukaan............................................................................... 15
B. Ukuran Butir......................................................................................... 15
C. Porositas(Kesarangan).......................................................................... 16
D. Kekompakan......................................................................................... 17
E. Kebundaran.......................................................................................... 18
2.4 Struktur Batuan Sedimen........................................................................... 19
2.5 Klasifikasi Batuan Sedimen....................................................................... 20
A. Penamaan Batuan................................................................................. 20
B. Genesis.................................................................................................. 21
C. Macam-Macam Batuan Sedimen.......................................................... 21
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 28
Daftar Pustaka....................................................................................................... 29

2
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 : Batu Pasir


2. Gambar 2 : Batu Pasir Merah
3. Gambar 3 : Batu Pasir Besi
4. Gambar 4 : Batu Pasir Hijau
5. Gambar 5 : Batu Lempung
6. Gambar 6 : Batu Lempung Merah

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan


endapan yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen
adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan
yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di
endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami
pembatuan. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini
berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
ketebalannya relatif tipis.
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya
mengandung 5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian
benua, dimana batuan sedimen metasedimen mengandung 95%. Sementara itu,
kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi
sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan sedimen sebesar 25% saja. Batuan
sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan
batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang
tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap
singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat
ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari
pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat
selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih
tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-
rata sekitar 1 kilometer (Endarto, 2005 ).
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan
ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran
butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting

4
lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan sedimen,
batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen
hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5%
ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80%
(Pettijohn, 1975).

1.2 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai


berikut:
1. Menjelaskan apa itu batu pasir
2. Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batu pasir
3. Menjelaskan komposisi kimia pembentuk batu pasir
4. Menjelaskan deskripsi batu lempung
5. Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batu lempung
6. Menjelaskan komposisi kimia pembentuk batu pasir

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya


mengkaji masalah - masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan batu pasir dan batu lempung ?
2. Bagaimana batu pasir dan batu lempung terbentuk ?
4. Apa saja komposisi kimia pembentuk batu pasir dan batu lempung ?
5. Apa saja mineralogi yang membentuk batu pasir dan batu lempung ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Batu Pasir


Batupasir menempati 20-25% dari total batuan sedimen yang ada di bumi
(Bogg, Jr 2006). batupasir ini penting keberadaanya di alam, karena ia telah
menyumbangkan air, minyak, gas, dan bahan tambang (endapan placer). begitu
seksinya batupasir ini karena berfungsi sebagai reservoir konvensional (umum)
bagi fluida fluida ekonomis bagi umat manusia menjadi daya tarik tersendiri
untuk dikaji. apa itu pasir? apa itu batupasir? secara kasat mata dan pengalaman di
lapangan semua heolohis pada tahu lah bagaimana rupanya batupasir itu.
Batupasir adalah batuan sedimen dengan komposisi penyusun butiran
berupa material material klastika terigen berukuran dominan rata-rata 1/16-2 mm.
ukuran partikel ini adalah material sedimen pasir dalam skala wentworth, seperti
yang telah kita ketahui dari postingan sebelumnya. Tentu saja dialam pasir ini
tidak berdiri sendiri sebagai fragmen kerangka penyusun batupasir, tapi ada juga
matrik dan semen berupa partikel sedimen lain yang berukuran lebih kecil dari
pasir (silt dan mud).

2.2 Komposisi
Sebagaimana diketahui batupasir ini disusun oleh material ukuran pasir
(sebagai fragmen penyusun utama) kemudian campuran matrik (fragmen sedimen
lebih halus dari pasir) dan semen (sebagai perekat semua fragmen yang ada,
biasanya berupa mineral sangat halus berupa karbonat, silika, dsbnya yang hadir
saling mengunci/interlocking akibat reaksi kimia selama litifikasi terjadi).

2.2.1 Fragmen Penyusun


Fragmen Penyusun berupa Mineral. Ada tiga mineral dominan yang
menyusun batupasir, menginngat bahwa pasir merupakan produk dari hasil
transportasi jauh dan mineral mineral yang dijumpai di alam berukuran pasir
haruslah memiliki syarat berupa mineral yang resisten dan jumlahnya melimpah
di alam maka tak heran lagi lagi kuarsa dan feldspar masuk dalam klasifikasi

6
semua jenis batuan, karena kandungan fragmen mineral yang dominan merupakan
mineral silikat (deret bowen) maka batupasir bersama antek2nya yang lain
(breksi, konglomerat, lanau, lempung) maka kelompok ini seringkali dinamakan
sebagai batuan silisiklastik.
1) Kuarsa
Kuarsa ini dapat berasal dari batuan pltuonik, khususnya yang felsik kayak
granit (karena kaya kuarsa), batuan metamorf, dan batupasir yang lebih tua.
2) Feldspar
Jumlahnya yang melimpah membuat feldspar (plagioklas dan K-feldspar)
sebagai mineral yang juga melimpah di batupasir. K-feldspar (atau dikenal
juga sebagai potasium feldspar) sedikit berbeda dengan kelompok feldspar
lain (plagioklas). memiliki rumus kimia KAlSi3O8, memiliki kekerasan
(sekitar 6) maka jumlahnya juga melimpah di batupasir dan dapat
tertransport lebih jauh. Sementara Plagioclase feldspar (anortit-albit)
memiliki rumus kimia (Na, Ca) (Al,Si)Si2O8, memiliki skala mohs 6-6,5 dan
jumlahnya yang sangat melimpah di alam. Jumlahnya yang melimpah dan
kekerasannya yang cukup keras membuat dua mineral ini merajai semua
jenis batuan di muka bumi.
3) Mineral Asesoris
Mineral asesoris tidak banyak hanya sekitar 2-3% mengisi komposisi
batupasir. mineral asesoris ini mengacu kepada semua jenis mineral selain
dua mineral yang disebutkan tadi, bisa mineral silikat dalam deret bowen
(deret olivin, piroksen, hondblenda, biotit, muskovit) maupun mineral
asesoris berupa mineral berat serpeti zirkon, apatit, turmalin, korundum,
atau intan dan logam ekonomis nativ.
2.2.2 Matrik
Material butiran yang berukuran lebih halus yang menjadi tempat fragmen
pasir tertanam disebut matrik, ukurannya tentu saja lebih halus dari pasir. ukuran
matrik kurang dari 0.03 mm (Boggs, 2006). Kebanyakan mateiral penyusun
matrik adalah lempung seperti illite (K2[Si6Al2]Al4O20(OH)4], smectite
(montmorillonite) [(Al,Mg)8(Si4O10)3(OH)10.12H2O], kaolinite (Al2Si2O5(OH)4],
dan chlorite [(Mg, Fe)5 (Al, Fe3+)2Si3O10(OH)8]. Montmorilonit merupakan jenis

7
lempung berlayer dua, sebelumnya perlu diketahui bahwa mineral lempung adalah
mineral mineral mika (kayak biotit dan muskovit tapi bukan originnya hasil
kristalisasi magmatik kayak dua mineral itu dihasilkan dari proses kimia dan
diagenesis.
Keberadaan matrik dalam batupasir ini menurut pettijohn, Potter, dan
Siever, 1987) dikontrol oleh tiga faktor:
Pertama, pelapukan dan erosi dari batuan provenance yang mana matrik
berasal. Dua jenis dari material detrital diketahi mampu menjadi matrik batupasir
ketikalapuk,yaitu kelomok filosilikat-lempung, mika, dan klorit yang secara prmer
dapat menjadi matrik-dan fragmen batuan yang labil, rock fragmen ini secara
mudah teralterasi oleh proses diageneis dan metamorfisme bergrade rendah.
Proses kedua berasal dipengaruhi oleh kombinasi proses kimia pada
lingkungan pengendapan, sebagai contoh, kecepatan arus dan dansitas mengontol
jumlah material matrik berbutir halus yang tertransportasikan dan diendapkan
bersama pasir. Sealin itu kontrol keasaman (pH), potensial Oksidasi (Eh),
stabilitas berbagai fase mineral selama dan setelah pengendapan, stabilitas
filosilikat, secara khusus dikontrol oleh kimia dari dasar dan air pori.
Proses ketiga yang mengontrol keberadaan matrik dalam batupasir adalah
proses diagensis. Proses proses rekristalisasi, neokristalisasi, dan deformasi
ringan, fragmen batuankaya lempung semuanya memainkan peranan penting
dalam produksi matrik dari butiran detritus yang telah ada (sedimen pasir yang
diendapkan). Feldspar akan teralterasi digantikan oleh mineral lempung atau
mika; klorit baru dan lempung terbentuk dari hasil presipitasi larutan intergranular
(antar butir) dan air laut; mineral lainnya, bahkan kuarsa, dapat digantikan oleh
lempung (W.F. Galloway, 1974; Morad, 1984; Michalopoullus dan Aller, 1995).
Karena kebanyakan pasir mengandung 10-30% matrik tidak berasal dari
hasil deposisi langsung (C.D Hollister dan Heezen, 1964), dan proses diagenetik
memiliki peranan penting penambahan material matrik dalam wacke.
Whetten (1966) dan J.W. Hawkins dan Whetten (1969), pernah melakukan
percobaan untuk mengetahui pengaruh distribusi fragmen batuan dalam proses
pembentukan graywacke melalui mekanisme diagenesis yang menyumbangkan
banyak matrik.

8
Diketahui enam jenis material matrik dan semen yang diketahui dalam
batupasir (Dickinson, 1970) yaitu:
1) detrital, mud kaya lempung atau disebut protomatriks (terbawa
langsung saat pengendapan),
2) protomatrix yang terreksritalisasi atau disebut orthomatrix,
3) deformasi dan reksritaslisasi dari fragmen litik disebut pseudomatrix,
4) kemudian ada juga polimineralik yang terbentuk dari hasil
neokristalisasi saat diagnesis terjadi dan alterasi dari butiran framework
yang menyusun batupasir disebut juga epimatrix,
5) semen filosilikat homogen, termasuk smektit, klorit, klorit-vermikulit,
kaolinit, cheladoniteillite, dan muscovite,
6) semen nonfilosilikat, menagndung mineral mineral seperti kalsit, uarsa,
dolomit, hematit, mineral mineral fosfat, oksida mangan, dan zeolit.

2.2.3 Semen
Dua kelompok utama material penyusun semen adalah silika dan karbonat.
semen silika hadir dari hasil overgrowth (saling tumbuh). Misalnya dua partikel
kuarsa yang bersentuhan dan tumbuh kemudian merekat pada kedua sisinya akibat
aktivitas pelarutan oleh air tanah selama proses diagenesis atau proses proses lain
yang kompleks. Overgrowth yang mempertahankan kontinuitas kristalografi
dinamakan syntaxial. berbagai macam tekstur dapat hadir, seperti tekstur mosaic
muncul ketika semen disusun oleh mikrokristalin kuarsa yang hadi rmngisi urang
pori. ketika overgrowth terjadi dapat mudah dibedakan dengan kristal aslinya
sebelum overgrowth pada tepi kristal. adanya pengotor dan garis batas sebelum
kristal ini tumbuh pada permukaan butir. tapi gak semua sandstone memiliki
struktur overgrowth yang bersemen silika umum pada batupasir kaya kuarsa
(quartz arenite sanstone). Semen silika tidak selalu berasal dari kuarsa, hasil
larutan mineral mineral silikat yang lain juga ikut menymbangkan silika pada
semen (karena sifatnya yang lebih mudah terdisintegrasi oleh proses kimia
dibandingkan kuarsa yang lebih resisten).
Kelompok semen kedua yang banyak dijumpai pada batupasir adalah semen
karbonat, seperti kalsit dan dolomit. tentu saja semen karbonat in berasal dari

9
larutan garam kalsium karbonat yang kemudian terpresipitasi membentuk semen,
yang sebelumnya sempat kita bahas sedikit disini (bahwa ia juga memiliki tekstur
yang khas).
Semen semen lain berupa mineral autogenik klorit, zeolit, dan glaukonit
juga bisa hadir sebagai pengganti semen silika dan karbonat pada kondisi tertentu.
apapun semennya yang jelas semua semen ini adalah mineral sekunder yang
terbentuk setelah pengendapan terjadi atau berhubungan dengan proses post-
depositional (diagenesis).

2.3 Tekstur
Material sedimen silisiklastik yang tidak terkonsolidasi dinamakan gravel
(dominan > 2 mm, pasir (1/16-2 mm) dan mud (<1/16 mm) maka ketika material
sedimen ini terlitifikasi akan membentuk batuan batuan yang secara tekstural
disebut konglomerat, batupasir, dan shale (mudrock). terkadang dilapangan
dijumpai percampuran dari material ini, artinya tidak eksklusif sastu jenis saja,
maka dari itu dikenal nomenclature yang dibuat para geologis untuk menyikapi
masalah ini. selanjutnya dikenal lah istilah batupasir lempungan, batupasir
lanauan, batulanau pasiran dan sebagainya. perhatikan skema berikut.

10
Batupasir memiliki komposisi fragmen utama berupa kuarsa, feldspar, dan
fragmen batuan., terikat bersama pada batas kontak butir, atau antara kontak
butiran dan matrik yang terikat oleh kristalisasi semen dalam pori batuan; atau
kombinasi proses proses ini.

2.4 Contoh Batuan

a. Batu Pasir
Batu pasir terbentuk dari
sementasi dari butiran-butiran pasir yang
terbawa oleh aliran sungai, angin, dan
ombak dan akhirnya terakumulasi pada
suatu tempat. Ukuran butiran dari batu
pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter.
Komposisi batuannya bervariasi, tersusun
terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt,
riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di karang
sambung, Kebumen.

b. Batupasir Merah
Seperti halnya pasir, batu
pasir dapat memiliki berbagai jenis
warna, dengan warna umum adalah
coklat muda, coklat, kuning, merah,
abu-abu dan putih. Karena lapisan
batu pasir sering kali membentuk
karang atau bentukan topografis
tinggi lainnya, warna tertentu batu
pasir dapat dapat diidentikkan
dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.

11
c. Pasir Besi
Secara umum pasir besi terdiri dari
mineral opak yang bercampur dengan
butiran-butiran dari mineral non logam
seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,
piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral
tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous
magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit,
Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari
magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik
dan andesitik volkanik. Ditemukan di sungai luk ulo, Kebumen.

d. Pasir Hijau
Batu ini terbentuk dari aktivitas
vulkanik, batu ini merupakan kristal
olivin yang dihasilkan dari letusan
gunung berapi kerucut yang letusan
(erupsi) dan longsorannya (erosi)
menyebar di sekeliling gunung.
Ditemukan di sembaro,karangsambung,
Kebumen.

12
3.1 Definisi Batu Lempung

Batulempung menurut Pettijohn (1975) adalah batuan yang pada umumnya


bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumunium silikat (2H2OAL2O3. 2SiO2)
atau mineral lempung yang mempunyai ukuran butir halus (batulempung adalah
batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau 1/256 mm).

Ingram (1953), (vide Pettijohn, 1975) mendefinisikan batulempung


sebagai batuan yang berstrutur masif yang komposisinya lebih banyak dari lanau.
Sedangkan menurut William dkk., 1954, batulempung adalah batuan sedimen
klastik yang mempunyai ukuran butir lempung, termasuk di dalamnya butiran
yang mempunyai diameter kurang dari 1 atau 2 mikron dan secara dominan
disusun oleh silika.

Karena ukuran butirnya yang sangat halus maka sulit untuk mendeskripsi
batulempung secara megaskopis maupun mikroskopis, sehingga analisis kimia
merupakan informasi yang penting untuk mengetahui komposisi batulempng.
Komposisi dominan pada batulempung adalah silika (Pettijohn,1975), yang
merupakan bagian kelompok mineral lempung, yang pada umumnya berasal dari
feldspar. Unsur besi pada batu lempung hadir sebagai oksida, berupa pirit atau
markasit dan siderit. Jumlah oksida besi pada batu lempung biasanya tercermin
pada warna dari batuan tersebut. Selain mineral mineral tersebut di atas karbonat
juga sering dijumpai pada batulempung. Mineral karbonat pada batulempung
dapat berupa bahan-bahan organik, anorganik atau kombinasi dari keduanya
(Ehlers dan Blatt, 1980),antara lain:

1. Residual Clay

Merupakan hasil pelapukan yang masih insitu atau belum mengalami


transportasi. Ciri-ciri fisik dari batuan ini tergantung pada iklim, pengairan
dan batu induknya. Batulempung jenis ini dijumpai disekitar batu
induknya dan pada umumnya mempunyai mutu yang lebih baik
dibandingkan dengan transported clays (Sukandarrumidi, 1999).

13
2. Transported Clays

Batulempung yang sudah tertransportasi dapat berasal dari tiga sumber


yaitu:

1. Produk dari abrasi


2. Produk dari pelapukan yang tertransportasi
3. Pencampuran unsur kimia dan bio kimia

Batulempung ini selama proses pengendapan atau pengangkutan sangat


mungkin dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain kuarsa,
oksida besi dan bahan organisme (Sukandarrumidi, 1999).

Karena ukurannya yang halus batulempung pada umumnya terbentuk pada


daerah yang mempunyai arus lemah. Batulempung ini terbentuk pada lingkungan
darat maupun laut, contoh di daerah dataran banjir, delta, danau, lagun dan laut
(Ehlers dan Blatt, 1980). Batulempung yang terbentuk pada daerah yang berbeda
mempunyai kenampakan fisik yang berbeda pula (Dixon, 1992). Batulempung
yang terbentuk di laut pada umumnya mempunyai perlapisan yang tebal,
mengandung fosil laut dalam, atau binatang yang hidup di laut dangkal yang
kemudian tenggelam setelah mati

Jadi batu lempung dapat tersusun oleh agregat atau mineral seperti pirit
yang berukuran lempung ( < 4m ), dan dapat juga sebagian komponen penyusun
batu lempung ini berupa mineral lempung. Berarti mineral lempung ini adalah
mineral yang berukuran lempung. Namun, mineral ini merupakan mineral silikat
hidros yang sangat melimpah di permukaan bumi. Khususnya, terkonsentrasi pada
kondisi geologi dimana interaksi air dan batuan cukup aktif. Struktur dan
komposisi kimianya merupakan suatu respon terhadap destabilisasi mineral yang
terbentuk pada kondisi temperatur-tekanan yang lebih tinggi. Lingkungan yang
biasanya mineral ini dapat dijumpai meliputi: tanah, lapukan batuan, sistem
geotermal, seri diagenesis terpendam, dll. Yang pasti, apapun asal-muasalnya,
mineral yang melimpah di permukaan bumi ini selalu berukuran halus (<4 m).

14
Partikel pada mineral lempung selalu kecil karena sifat-sifat
kristalokimianya (ketersedian ruang antar lapis yang tidak sempurna, hidrasi yang
heterogen, dll), sehingga secara genetik akan cacat jika membentuk kristal yang
berukuran lebih besar. Namun, tiap jenis mineral lempung mempunyai kekuatan
untuk berkembang yang berbeda-beda. Mineral yang perkembangannya
mempunyai sedikit cacat mungkin akan berkembang hingga mencapai beberapa
puluh mikrometer, misalnya kaolin atau ilit.

3.1 Struktur komposisi mineral lempung

Mineral lempung merupakan pelapukan akibat reaksi kimia yang


menghasilkan susunan kelompok partikel berukuran koloid dengan diameter
butiran lebih kecil dari 0,002 mm. Menurut Holtz & Kovacs (1981) satuan
struktur dasar dari mineral lempung terdiri dari Silica Tetrahedron dan
Alumina Oktahedron. Satuan-satuan dasar tersebut bersatu membentuk
struktur lembaran . Jenis-jenis mineral lempung tergantung dari kombinasi
susunan satuan struktur dasar atau tumpukan lembaran serta macam ikatan
antara masing-masing lembaran.

Susunan pada kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika tetrahedra


dan alumunium okthedra ( gambar 2.1 ) .Silika Tetrahedron pada dasarnya
merupakan kombinasi dari satuan Silika Tetrahedron yang terdiri dari satu
atom silicon yang dikelilingi pada sudutnya oleh empat buah atom Oksigen.
Sedangkan

15
Aluminium Oktahedron merupakan kombinasi dari satuan yang terdiri
dari satu atom Alumina yang dikelilingi oleh atom Hidroksil pada keenam
sisinya. Silika dan aluminium secara parsial dapat digantikan oleh elemen
yang lain dalam kesatuannya, keadaan ini dikenal sebagai substansi isomorf.
Kombinasi dari susunan kesatuan dalam bentuk susunan lempeng terbentuk
oleh kombinasi tumpukan dari susunan lempeng dasarnya dengan bentuk
yang berbeda-beda.

3.3 Jenis Jenis Mineral Lempung

1) Kaolinite

Kaolinite merupakan mineral dari kelompok kaolin, terdiri dari


susunan satu lembaran silika tetrahedra dengan lembaran aluminium
oktahedra, dengan satuan susunan setebal 7,2 (Gambar 2.1 a). Kedua

16
lembaran terikat bersama-sama, sedemikian rupa sehingga ujung dari
lembaran silika dan satu dari lepisan lembaran oktahedra membentuk
sebuah lapisan tunggal. Dalam kombinasi lembaran silika dan
aluminium, keduanya terikat oleh ikatan hidrogen (Gambar 2.1b). Pada
keadaan tertentu, partikel kaolinite mungkin lebih dari seratus
tumpukan yang sukar dipisahkan. Karena itu, mineral ini stabil dan air
tidak dapat masuk di antara lempengannya untuk menghasilkan
pengembangan atau penyusutan pada sel satuannya.

GAMBAR 2.1

(a) Diagram skematik struktur kaolinite (Lambe, 1953)


(b) Struktur atom kaolinite (Grim, 1959)

2) Montmorillonite

Montmorillonite, disebut juga dengan smectit, adalah mineral yang


dibentuk oleh dua buah lembaran silika dan satu lembaran aluminium
(gibbsite) (Gambar 2.2a). lembaran oktahedra terletak di antara dua
lembaran silika dengan
ujung tetrahedra
tercampur dengan
hidroksil dari lembaran
oktahedra untuk
membentuk satu lapisan
tunggal (Gambar 2.2b).

17
Dalam lembaran oktahedra terdapat substitusi parsial aluminium oleh
magnesium. Karena adanya gaya ikatan van der Waals yang lemah di
antara ujung lembaran silica dan terdapat kekurangan muatan negatif
dalam lembaran oktahedra, air dan ion-ion yang berpindah-pindah dapat
masuk dan memisahkan lapisannya. Jadi, kristal montmorillonite sangat
kecil, tapi pada waktu tertentu mempunyai gaya tarik yang kuat
terhadap air. Tanah-tanah yangmengandung montmorillonite sangat
mudah mengembang oleh tambahan kadar air, yang selanjutnya tekanan
pengembangannya dapat merusak struktur ringan dan perkerasan jalan
raya.

GAMBAR 2.2
(a) Diagram skematik struktur montmorrilonite (Lambe, 1953)
(b) Struktur atom montmorrilonite (Grim, 1959)
3) Illite

Illite adalah bentuk mineral lempung yang terdiri dari mineral-


mineral kelompok illite. Bentuk susunan dasarnya terdiri dari sebuah
lembaran aluminium oktahedra yang terikat di antara dua lembaran silika
tetrahedra. Dalam lembaran oktahedra, terdapat substitusi parsial

aluminium oleh magnesium dan besi, dan dalam lembaran tetrahedra


terdapat pula substitusi silikon oleh aluminium (Gambar 2.3). Lembaran-
lembaran terikat besama - sama oleh ikatan lemah ion-ion kalium yang

18
terdapat di antara lembaran-lembarannya. Ikatan-ikatan dengan ion
kalium (K+) lebih lemah daripada ikatan hidrogen yang mengikat satuan
kristal kaolinite, tapi sangat lebih kuat daripada ikatan ionik yang
membentuk kristal montmorillonite. Susunan Illite tidak mengembang
oleh gerakan air di antara lembaran-lembarannya .

GAMBAR 2.3
Diagram skematik struktur illite ( Lambe, 1953 )

4) Halloysite

Halloysite, hampir sama dengan kaolinite, tetapi kesatuan yang


berturutan lebih acak ikatannya dan dapat dipisahkan oleh lapisan
tunggal molekul air. Jika lapisan tunggal air menghilang oleh karena
proses penguapan, mineral ini akan berkelakuan lain. Maka, sifat tanah
berbutir halus yang mengandung halloysite akan berubah secara tajam
jika tanah dipanasi sampai menghilangkan lapisan tunggal molekul
airnya. Sifat khusus lainnya adalah bahwa bentuk partikelnya
menyerupai silinder-silinder memanjang, tidak seperti kaolinite yang
berbentuk pelat-pelat

3.4 Ganesa Mineral Lempung

Ganesa mineral lempung secara umum dapat dibagi menjadi empat


macam yaitu :

a. Terjadi karena pengaruh pelapukan


Lempung terbentuk akibat proses pelapukan dari mineral mineral
penyusun batuan yang dipengaruhi oleh iklim ,jenis batuan ,relief muka
bumi ,tumbuh tumbuhan yang berada diatas batu tersebut.Faktor utama
yang menyebabkan terbentuknya mineral lempung dalam proses ini
adalah komposisi mineral batuan ,komposisi kimia dan daya larut air
tanah.

19
Pembentukan mineral lempung oleh pelapukan adalah akinat reaksi
ion ion hydrogen yang terdapat dalam air tanah dengan mineral silikat. H+
umumnya berasal dari asam karbonat yang terbentuk sebagai akibat
pembusukan ole bakteri terhadap zat organic dalam tanah

b. Terjadi karena pengaruh hidrotermal


Proses ini berlangsung akibat adanya proses injeksi larutan
hidrotermal yang bersifat asam merembes melalui celah celah rakahan
pada batuan yang dilaluinya sehingga mengakibatkan terjadinya reaksi
antar larutan tersebut dengan batuan itu.
Pada saat reaksi berlangsung ,komposisi larutan hidrotermal
tersebut menjadi berubah .Unsur unsure alkali akan dibawa kearah luar
,sehingga selama proses ini berlangsung akan terjadi daerah atau zona
yang berkembang dari asam ke basa dan pada umumnya berbentuk
melingkar sepanjang rekahan dimana larutan itu menginjeksi .

c. Terjadi karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di


dalam air ( Lakustrin sampai neritik )
Pada proses ini lempung dapat terbentuk dari mekanisme
pengendapan debu vulkanik yang kaya akan gelas mengalami
devitrifikasi (Perubahan gellas vulkanik menjadi mineral lempung )
setelah diendapkan pada lingkungan danau atau laut.

d. Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa (alkali) dan
sangat silikan.
Menurut Millot (1970) ,montmorilonit dapat terbentuk tidak saja
dari tufa melainkan juga dari endapan sedimentasi dalam suasana basa
(alkali) yang sangat silikan.Mineral mineral yang terbentuksecara
sedimen yang tidak berasosiasi dengan tufa adalah attapulgit ,speolit dan
montmorillonit.

20
3.5 Kegunaan

Lempung kualitas yang baik digunakan terutama di tembikar,


tetapi juga ditambahkan ke lempung lain untuk meningkatkan plastisitas
mereka. Lempung bola tidak biasa seperti varietas lempung lainnya.
Sepertiga dari lempung bola digunakan setiap tahun digunakan untuk
membuat ubin lantai dan dinding. Hal ini juga digunakan untuk membuat
sanitary ware, keramik dan penggunaan lainnya.

Bentonit terbentuk dari abu vulkanik perubahan. Bentonite digunakan


dalam kandang hewan peliharaan untuk menyerap cairan. Hal ini digunakan
sebagai lumpur di dalam pengeboran juga digunakan dalam industri lainnya
seperti "pelletizing" bijih besi.

Lempung yang umum digunakan untuk membuat bahan bangunan


seperti batu bata, semen, dan agregat ringan.

Lempung api semua lempung (tidak termasuk lempung bentonit dan


bola) yang digunakan untuk membuat berbagai jenis barang tahan terhadap
panas ekstrim. Produk-produk ini disebut produk refraktori. Hampir semua
(81%) dari lempung api yang digunakan untuk membuat produk tahan api.

Fuller bumi terdiri dari mineral palygorskite (pada satu waktu mineral
ini disebut "atapulgit"). Bumi Fuller digunakan terutama sebagai bahan
penyerap (74%), tetapi juga untuk pestisida dan produk pestisida yang terkait
(6%).

Kaolinit merupakan lempung kaolin terdiri dari mineral. Ini


merupakan unsur penting dalam produksi kertas berkualitas tinggi dan
beberapa porselen tahan api.

21
3.6 Contoh Batu Lempung
a. Lempung
Lempung kata umum
untuk partikel mineral
berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4
mikrometer. Lempung
mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang
halus. Unsur-unsur ini, silikon,
oksigen, dan aluminum adalah
unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses
pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas
panas bumi. Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.

b. Lempung Merah
Pada umumnya batuan keras
basalt dan andesit akan menjadikan
lempung berwarna, sehingga disebut
lempung merah. Ditemuukan di
karangsambung, kebumen.

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang
terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain
(clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir,
dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen.
Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar,
berat dan ada juga yang ringan.

Berdasarkan teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen


klastika dan batuan sedimen non-klastika. Apabila batuannya sudah sangat
kompak dan telah terjadi rekristalisasi (pengkristalan kembali), maka batuan
sedimen itu bertekstur kristalin. Batuan sedimen kristalin umum terjadi pada
batugamping dan batuan sedimen kaya silika yang sangat kompak dan keras.
Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen
yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan
yang sudah ada. Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang
terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di
tempat itu juga (insitu).

23
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen
https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-
sedimen/
https://wingmanarrows.files.wordpress.com/2010/07/clip_image002.jpg
http://www.scribd.com/doc/245023554/Deskripsi-Batuan-Sedimen-
Lengkap#scribd
http://kasmatyusufgeo10.blogspot.co.id/2012/06/contoh-batuan-sedimen-
klastik-dan.html
https://agnazgeograph.files.wordpress.com/2013/01/konglomerat.png
http://3.bp.blogspot.com/-
Nyf0YFbTgt0/UfnVWsHf3KI/AAAAAAAAAhM/sICJl7hrEJ4/s1600/sedime
n7.JPG
http://2.bp.blogspot.com/-iH-
1RbvwaMI/UfnVRi3t6XI/AAAAAAAAAgw/FESUzb8wQ7w/s1600/sedimen
1.JPG
http://4.bp.blogspot.com/-
y_TtE_QmPHM/UYCeJFgqmmI/AAAAAAAAAHI/aNOkTAhsCJY/s320/bat
u-gamping-red-chalk.jpg

24

Anda mungkin juga menyukai