Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalah saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun
penyusunan makalah ini melalui proses yang cukup lama, yaitu sekitar 5 minggu
berturut-turut dimulai sejak tanggal 21 Oktober 2014.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen Bahasa
Indonesia yang bersedia membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan
makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 4
1.4 Kerangka Teori................................................................................................. 4
1.5 Sumber Data ..................................................................................................... 5
1.6 Metode dan Teknik ........................................................................................... 5
PENDAHULUAN
Sumber data yang saya gunakan adalah dari referensi buku, majalah, surat
kabar, jurnal, dan internet. Saya akan mencoba menelaah lebih jauh aplikasi dan
peranan pasir dalam material konstruksi.
Sementara itu, salah satu material konstruksi adalah agregat, yang ditegaskan
bahwa agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lain,
baik berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran
besar maupun kecil atau fragmen-fragmen (Soepanji,1991:12).
Dalam hubungan itu, agregat terbagi menjadi dua, yaitu agregat kasar dan
agregat halus. Pasir adalah agregat halus yang merupakan contoh bahan material
butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi
pembentuk pasir adalah silicon oksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis
umumnya dibentuk dari batu kapur. (http://id.wikipedia.org/wiki/pasir/10/11/2014).
Berdasarkan asal-usulnya, pasir dapat dikelompokkan menjadi dua kategori.
Pertama adalah pasir alam, yaitu pasir yang bersumber dari gunung, sungai, pasir
laut, bekas rawa, dan pasir galian. Kedua adalah pasir fabrikasi, yaitu pasir yang
didapatkan dari penggilingan bebatuan yang kemudian diolah dan disaring sesuai
dengan ukuran maksimum dan minimum agregat halus. Sehubungan dengan itu,
seorang dosen Panas Bumi dan Gunung Api Institut Teknologi Bandung memberikan
pendapat mengenai penggunaan pasir gunung api untuk bahan pembuatan beton.
Berikut yang dikemukakan pendapat dosen yang bernama Nasution (2010:6)
mengenai hal tersebut.
Pasir gunung api juga memiliki kandungan lempung yang sangat sedikit.
Selain membuat beton semakin kuat, sedikitnya lempung juga akan
meningkatkan daya tahan beton dan membuat tingkat kekeroposan beton
lebih rendah.
Jika ingin mengetahui baik atau tidaknya suatu pasir, Ricardo dan Imron
(2014:21) mengatakan bahwa pasir yang baik dari segi kualitasnya adalah dengan
melihat pasir tersebut tidak ada campuran seperti ampas pasir.
1. Material urugan/pasir urug, yaitu pasir urug bawah pondasi, pasir urug bawah
lantai, pasir urug di bawah pasangan paving block.
2. Material mortar atau spesi/pasir pasangan, yaitu digunakan sebagai adukan
untuk lantai kerja, pasangan pondasi batu kali, pasangan dinding bata, spesi
untuk pemasangan keramik lantai dan keramik dinding, spesi untuk pasangan
batu alam, plesteran dinding.
3. Material campuran beton/pasir cor, yaitu untuk campuran beton bertulang
maupun tidak bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi beton bertulang,
sloof, lantai, kolom, plat lantai, cor dak, ring balok, dan lain-lain.
2.3.1. Persyaratan Pasir yang Bagus sebagai Material Konstruksi
Pada prinsipnya semua pasir dari sumber manapun harus dilakukan
pengolahan sebelum diaplikasikan sebagai material konstruksi. Pasir harus dicuci
dari kotoran untuk menghilangkan kandungan-kandungan organik yang terkandung
di dalam pasir dan harus dilakukan penyaringan sesuai dengan gradasi yang
disyaratkan. Persyaratan Pasir Yang Bagus Sebagai Material Konstruksi menurut
standar nasional Indonesia (SKSNI-S-04-1989-F:28) disebutkan mengenai
persyaratan pasir agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan sebagai berikut:
1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks
kekerasan < 2,2.
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
Jika dipakai natrium sulfat bagian hancur maksimal 12%
Jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan jika lebih dari 5%
maka pasir harus dicuci.
Pasir tidak boleh mengandung bahan-bahan organic terlalu banyak,
yang harus dibuktikan dengan percobaan warna Abrans-Harder
dengan larutan jenuh NaOH 3%
Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5
sampai 3,8 dan terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir
terhadap alkali harus negatif.
Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan.
3. Syarat batas gradasi pasir
Keterangan:
Daerah I : pasir kasar
Daerah II : pasir agak kasar
Daerah III : pasir agak halus
Daerah IV : pasir halus
c. Kotoran Organis.
Dengan Larutan NaOH., Benda uji 130 ml pasir + 3% larutan NaOH.
Dilihat perubahan warnanya.
g. Kadar Air.
BAB III
3.1. Simpulan
Material konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses
konstruksi. Dalam dunia konstruksi, pasir merupakan material utama yang digunakan
dari mulai struktur konstuksi hingga non struktur digunakan sebagai material urugan,
material mortar atau spesi dan material campuran beton yaitu untuk campuran beton
bertulang.
Pasir merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14-5 mm
yang di dapat dari hasil disintegrasi (penghancuran) batuan alam (natural sand) atau
dapat juga dengan memecahnya (artificial sand), tergantung dari kondisi
pembentukan terjadinya. Tipe daripada pasir dibagi menjadi tiga, yaitu pasir galian,
pasir sungai, dan pasir laut.
Pasir merupakan bahan yang dipakai sebagai pengisi, dipakai bersama
dengan bahan perekat dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu yang
disebut beton. Pasir di dalam campuran beton sangat menentukan kemudahan
pengerjaan (workability), kekuatan (strengh), dan tingkat keawetan (durability) dari
beton yang dihasilkan. Untuk memperoleh hasil beton yang seragam, mutu pasir
harus benar-benar dikendalikan. Oleh karena itu, pasir sebagai agregat halus harus
benar-benar memenuhi gradasi dan persyaratan yang ditentukan.
3.2. Saran
Demikian tulisan ini saya buat. Penulis sadar akan banyaknya kekurangan
dan jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis juga
membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis agar
kedepan bisa lebih baik lagi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada segala pihak
yang telah membantu hingga makalah ini dapat saya selesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ricardo, Seva dan Imron. 2014. Tips Memilih Pasir untuk Bahan Bangunan.
Dalam Majalah Teknik: Cremona No. 10 (September, V). Jakarta: PT
Dwitama Arsimedia.
Soepanji, Budi Susilo. 1991. Mekanika Tanah. R.F. Craig. 1987. Soil Mechanics.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/pasir/10/11/2014)