Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Membuat Pondasi Batu Bata

DOSEN PEMBIMBING
ST MU’TAMIRAH, SKM.,M.Kes

DISUSUN OLEH

Fatmawati
Npm P219006

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR


PRODI D3 SANITASI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmanirrahim
           
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini Alhamdulillah tepat
pada waktunya berjudul “Membuat Pondasi Batu Bata”
Makalah ini berisikan tentang informasi dasar mengenai cara membuat pondasi batu bata
untu air dan air limbah. Saya harap makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah swt. Selalu meridhai usaha kita.

            
                                                                                   Ampana, 02 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi berdasarkan kedalaman pondasi…………………………

2.2. Daya Dukung Pondasi Dangkal……………………………………..


2.3.

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara,
dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Istilah
pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk mendefenisikan suatu konstruksi bangunan yang
berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper
structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan harus
diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban–beban
yang bekerja, gaya – gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain – lain. Sehingga
pondasi yang merupakan bagian dari konstruksi bangunan harus memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain:
1.  Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang disebabkan muatan
tegak ke bawah.
2. Dapat menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan
tanah antara lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak
stabil, kegiatan pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi.
3. Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organik
maupun anorganik.
4. Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi. Suatu konstruksi pondasi yang tidak cukup
kuat dan kurang memenuhi persyaratan tersebut diatas, dapat menimbulkan kerusakan pada
bangunannya. Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari
bangunannya bahkan kemungkinan terjadi seluruh bangunan menjadi rusak dan harus dibongkar.
Di samping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi berdasarkan kedalaman pondasi


1. Pondasi Dangkal ( Shallow Foundation )

Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,hanya


beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan
ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau
pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.Pondasi
dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :

-Pondasi Setempat ( Single Footing )

-Pondasi Menerus ( Continuous Footing )

-Pondasi Pelat ( Plate Foundation )

-Pondasi Cakar Ayam

-Pondasi Sarang Laba-laba

-Pondasi Grid

-Pondasi Gasing

-Pondasi Hypar

 Pondasi Setempat (Single Footing)

Pondasi setempat; dibuat pada bagian yg terpisah (di bawah kolom pendukung/kolom
struktur), tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan kayu di daerah rawa-
rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu alam massif yang
bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan.
Adapun ciri-ciri pondasi setempat adalah :

1. Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter

2. Pondasi dibuat hanya di bawah kolom

3. Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak digunakan
untuk mendukung beban. Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:

1. Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.


2. Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah keras,
kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.

3. Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah
setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bagian bawah
tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan
tanah sampai ketinggian ± 1 meter.
Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
1. Pasangan bata yg disusun bertangga

2. Pasangan batu kali

3. Cor beton tidak bertulang;

4. Batu alam yang dibentuk menjadi lunak

Gambar I.1 Pondasi Setempat


 Pondasi Menerus (Continuous Footing)

Pondasi menerus (Pondasi Langsung) dapat digunakan pada tanah yang seragam.
Ciri-ciri Pondasi menerus adalah :

• Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama;

• Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom;

• Biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat;

• Untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar menjadi pelat.

Gambar I.2 Pondasi Menerus

 Pondasi Pelat (Plate Foundation)


Pondasi pelat biasanya seluas ukuran gedung. Pondasi ini membagi beban secara merata ke
tanah bangunan.

Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal:

• Daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi;

• Raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter;

• Beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas;

• Pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya air dari bawah (tanah).

Gambar I.2 Pondasi Pelat

 Pondasi Cakar Ayam

Merupakan salah satu rekayasa keteknikan di bidang pondasi, hasil temuan Prof. Dr. Ir.
Sedijatmo. Kostruksi ini terdiri dari plat beton bertulang dengan tebal 10 - 12 cm di dan
bagian bawahnya diberi pipa-pipa beton bertulang yang menempel kuat pada plat tersebut.
Mirip seperti akar serabut pada tanaman kelapa yang dapat tumbuh tinggi menjulang di
pantai berpasir yang daya ikatnya rendah, pile atau pipa-pipa beton mencengkeram ke
dalam tanah dan plat betonnya mengikat pile-pile tersebut sehingga menjadi satu kesatuan
yang monolit.
Dasar pemikiran Iahirnya pondasi cakar ayam ialah memanfaatkan tekanan tanah pasif,
yang pada sistem pondasi lain tak pernah dihiraukan. Plat beton yang tipis itu akan
mengambang di permukaan tanah, sedangkan kekakuan plat ini dipertahankan oleh pipa-
pipa yang tetap berdiri akibat tekanan tanah pasif. Dengan demikian maka plat dan
konstruksi di atasnya tidak mudah bengkok.
Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk
mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu keuntungan lagi,
sistem ini tidak memerlukan sistem drainasi dan sambungan kembang susut.

Gambar I.3 Pondasi Cakar Ayam

 Pondasi Sarang Laba-laba

Pondasi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pondasi konvensional yang lain
diantaranya yaitu KSSL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan
yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate) lainnya, mampu memperkecil
penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu
membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi, berpotensi digunakan sebagai pondasi
untuk tanah lunak dengan mempertimbangkan penurunan yang mungkin terjadi dan tanah
dengan sifat kembang susut yang tinggi, menggunakan lebih sedikit alat-alat berat dan
bersifat padat karya, waktu pelaksanaan yang relatif cepat dan dapat dilaksanakan secara
industri (pracetak), lebih ekonomis karena terdiri dari 80% tanah dan 20% beton bertulang
dan yang paling penting adalah ramah lingkungan karena dalam pelaksanaan hanya
menggunakan sedikit menggunakan kayu dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan serta
tidak menimbulkan kebisingan disekitarnya.
2.2 DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

Pemilihan pondasi perlu mempertimbangkan faktor tanah,diantaranya adalah struktur tanah


(macam tanah), kekuatan tanah (σt), kedalaman ( t ) yang dipilih, letak permukaan air tanah. dan
tidak lupa pula harus mempertimbangkan faktor beban diantaranya adalah jumlah lantai, tinggi
bangunan dan besarnya/panjang bentang. Penentuan macam pondasi dan model pondasi terutama
didasarkan pada kemudahan pengerjaan dan efisiensi, letak daya dukung tanah merupakan faktor
utama untuk menentukan macam dan model.
Disebut Pondasi dangkal jika Df ≤B

Keruntuhan ini terjadi jika pondasi berada pada pasir padat dan lempung kaku.

Pasir padat jika :

1. 120 < qc 30  SPT

2. Dr > 0,60  Kepadatan relative

Lempung Kaku jika :


1. Dari data sondir diperoleh qc > 60 kg/cm2

2. Cu > 10 t/m2  qu/2=Cu

3. NSPT > 8

b. Lokal shear Failure

Keruntuhan ini terjadi jika pondasi berada pada pasir agak padat dan lempung agak kaku.

Pasir agak padat jika :

1. 40 < qc < 120

2. 10 < NSPT < 30

3. 0,4 < Dr qc > 60

4. 5< Cu < 10 t/m2

5. 4 < NSPT < 8

c. Punching shear Failure


Kerunt
uhan ini terjadi jika pondasi berada pada lempung lunak dan pasir gembur. Untuk kasus ini
persamaan perhitungan pondasi dangkal tidak berlaku.

3 Beberapa Faktor Yang Dipertimbangkan Terhadap Perencanaan dan Pelaksanaan


 Air Tanah (m.a.t)
Berdampak terhadap kapasitas dukung, stabilitas keseluruhan, ganguan dewatering
(mengeringkan sumur tetangga), dan teknik pelaksanaan
(lempung becek diinjak-injak pekerja secara
berlebihan dapat merusak kap dukung tanah).

 Pondasi Baru Dekat dengan Pondasi Lama


Pondasi lama akan terbawa turun juga akibat beban pondasi baru.
Solusinya dengan pengaturan jarak yang cukup (sebaran
beban 1:1) atau gunakan sheet pile.

Suku ke-2 kapasitas dukung tanah akan hilang, sehingga kapasitas


dukung menjadi berkurang. Solusi dengan pengaturan jarak yang cukup (sebaran 1:1) atau
gunakan sheet pile/buis beton.

 Pondasi diatas tanah pasir yang tidak padat


Masalah yang timbul adalah setlement, erosi air baik dipermukaan maupun didalam tanah. Untuk
mencegah dampak erosi permukaan diperlukan kedalaman pondasi yang
cukup, namun untuk erosi yang ada dalam tanah diusahakan jangan ada
pemompaan atau aliran air.

 Pondasi diatas tanah ekspansif

Sifat tanah ekspansif : pada saat basah mengembang dan pada saat kering tanah menyusut baik
ke arah vertikal (dominan) maupun horisontal
Solusi : Mengganti tanah dengan tanah yang baik, perbaikan tanah dengan
bahan kimia (semen/kapur), pengontrolan kadar air agar tidak
terjadi penyusutan dan pengembangan.
Untuk pondasi dapat dipasang rongga pengatur kembang susut.

 Pondasi diatas tanah lempung non-ekspansif


Laminating Clays (lempung keras tapi berlapis dan bercelah) akan menyebabkan bidang licin
jika ada air hujan sehingga qu tidak bisa ditetapkan besarnya. Disarankan menggunakan residual
strength-nya. Lempung lunak akan menimbulkan masalah setlement dan kapasitas dukung yang
rendah dan jenis tanah ini dapat mengalir dan menggeser tiang pancang.

 Pondasi diatas timbunan yang tidak direncanakan


Jika akan mendesain pondasi diatas timbunan yang tidak direncanakan perlu diyakinkan dahulu
materialnya apa, dan keseragaman/kepadatannya bagaimana. Apakah materialnya berupa
sampah, puing bangunan, tanah bekas tanaman atau kayu. Masalah yang timbul adalah
perbadaan setlement akibat kepadatan dan keseragaman yang berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,hanya beberapa
meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus
yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu,meneruskan beban dari
dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis :

-Pondasi Setempat ( Single Footing )

-Pondasi Menerus ( Continuous Footing )

-Pondasi Pelat ( Plate Foundation )

-Pondasi Cakar Ayam

-Pondasi Sarang Laba-laba

-Pondasi Grid

-Pondasi Gasing
-Pondasi Hypar

Semua jenis pondasi diatas digunakan sesuai dengan kebutuhan, tergantung pada struktur tanah,
kekuatan tanah, kedalaman yang dipilih, dan lain-lain

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26493/3/Chapter%20II.pdf

http://www.scribd.com/doc/47949817/PENGERTIAN-PONDASI

http://www.scribd.com/doc/13568272/Desain-Dan-Analisis-Pondasi-Dangkal

Anda mungkin juga menyukai