KERAMIK PUTIH
TEKNOLOGI KERAMIK
Oleh:
Dosen pengampu :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penyusunan makalah teknologi keramik dapat terselesaikan. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul keramik putih.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak Didik Iswadi pada bidang studi
teknologi keramik di Univesitas Pamulang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang keramik putih.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA 9
iii
Universitas Pamulang
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman prasejarah, ditemukan bahwa tanah liat dapat dibentuk dengan
menjemurnya dibawah sinar matahari dan agaknya secara kebetulan ditemukan bahwa
pembakaran dapat membuat bentuknya lebih tahan lama, dari sinilah lahir seni tembikar.
Setelah berabad-abad teknik pembuatan, pembentukan tanah liat berkembang, dari yang
sekadar untuk alat memasak sampai pada tembikar keramik yang lebih tahan air bila
dibakar.
Pada tahun 2000 SM adalah budaya cina yang mempunyai budaya tertinggi dalam
melakuakan pembuatan tembikar dengan roda putar. Sehingga perannya sangat penting
dalam menyempurnakan barang tembikar, yaitu dengan sistem pencetakan.
Beberapa abad kemudian pada zaman Dinasti Tang (618-
907) stoneware disempurnakan menjadi putih bening, yang dikenal dengan porselen cina.
Porselen cina tumbuh dengan pesat pada tahun 1300 sampai tahun 1600 yang
mengilhami porselen corak traditional pada zaman Renaissance Eropa dan budaya Islam.
Penggunaan lapisan timah dengan tambahan abu timah cerah mengubah warna barang
tembikar bakar berwarna kekuningan menjadi putih.
Tembikar berlapis timah ini berkembang pesat tahun 1300-an dan 1400-an di
Spanyol dan dikenal dengan Hispano-Moresque sementara di Italy dinamai mailoca. Di
Ingrris deltware; di Prancis faience; di Jerman fayencen.
1
Universitas Pamulang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan keramik putih?
2. Apa saja kalsifikasi keramik putih?
3. Apa saja sifat dan aplikasi keramik putih
4. Teknik apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan keramik putih.
5. Apa saja komposisi bahan dalam keramik putih
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui definisi dari keramik putih
2. Dapat mengetahui apa saja kalsifikasi dari keramik putih
3. Mengetahui sifat dan aplikasi keramik putih
4. Mengetahui teknik yang digunakan dalam pembuatan keramik putih
5. Dapat mengetahui komposisi bahan dari keramik putih
2
Universitas Pamulang
BAB II
PEMBAHASAN
Keramik menurut Astuti.A (1997) berasal dari bahasa yunani “keramos” yang
berarti periuk atau belangga yang terbuat dari tanah. Sedangkan yang dimaksud dengan
barang atau bahan keramik ialah : barang yang terbuat dari bahan tanah\batuan silikat
dan yang proses pembuatannya melalui pembakaran pada suhu yang tinggi.
Keramik putih (withware) adalah nama umum yang diberikan untuk sejenis produk
keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur (jaringan) halus. Keramik
ini dibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan fluks dan jumlah bervariasi yang
dipanaskan pada suhu cukup tinggi (1200-1500 °C) di dalam tanur. Oleh karena itu
keramik putih ini merupakan salah satu produk lempung (clay product). Oleh karena
jumlah dan macamnya fluks beragam, terdapat pula keragaman dalam
tingkat vitrifikasi di antara keramik putih ini, mulai dari keramik tanah sampai pada
keramik cina ke kaca.
3
Universitas Pamulang
Stoneware pada masa lampau biasanya dihasilkan dan tanah liat alami yang
mengandung feldspar dan silika yang dibakar sehingga menjadi padat dan tidak
porous. Tanah liat alami seperti halnya fireclay, tanah liat untuk pipa-pipa air, dan
tanah liat untuk membuat bata dapat digunakan secara langsung tanpa banyak
penambahan bahan lain serta dapat digunakan untuk pembentukan dengan tangan
atau putaran. Sebagian besar tanah liat yang dipersiapkan untuk keperluan
komersial biasanya dibuat dari beberapa macam tanah liat seperti feldspar, kaolin,
kwarsa, fireclay, dan ballclay yang dibuat dalam formula tertentu.
Warna bakar stoneware diantaranya abu-abu, krem, coklat, coklat tua, dan
oranye. Biasanya tanah liat stoneware mengandung unsur besi (Fe), titanium (Ti),
zinc (Zn).Hal inilah salah satu yang membedakan antara stoneware dengan porselin
karena porselin tidak mengandung unsur besi sehingga memberikan ciri khas
porselin berwarna putih. Kandungan besi alami yang ada dalam tanah seperti besi,
ilminite, atau mangaan akan mengubah permukaan glasirnya yang apabila dibakar
menghasilkan efek spotspot besi berwarna kecoklatan.
Kelebihan badan tanah liat stoneware adalah:
Plastisitasnya yang baik, sehingga bisa digunakan dengan berbagai keteknikan.
Kuat tetapi tidak menggelas.
Penyusutan yang rendah.
Memiliki warna alami tanah.
Memiliki spot-spot besi.
Memilki sifat pencegahan terhadap bloating (mengembang).
Padat dan kedap air.
Memiliki sifat tahan terhadap kejut suhu.
Memiliki sifat menyatu dengan glasirnya.
badan keramik stoneware lebih banyak terbuat dari sejumlah bahan atau
material yang dipilih dengan maksud dan tujuan tertentu, antara lain:
Untuk meningkatkan plastisitas, dapat digunakan ballclay hingga 30% atau tanah
liat merah sampai 20%.
Untuk meningkatkan daya lebur pada umumnya digunakan flux nonplastis seperti
talc sebanyak 5% atau kapur (whiting) 10%.
Untuk meningkatkan kekerasan dapat digunakan kaolin, kuarsa sekitar 15%-20%,
pasir atau grog idealnya menggunakan bubuk/butiran dari barang biskuit atau
menggunakan bubuk bata tahan api.
4
Universitas Pamulang
Untuk menghasilkan tanah liat warna dapat ditambahkan tanah liat merah, ocher
sekitar 5%-10% atau oksida logam 5%-10%
Untuk membentuk tekstur, dapat menggunakan grog, pasir, atau remukan fireclay
(bata tahan api) sampai sebanyak 25%.
2. Porselin (porcelain)
Porselin merupakan bahan isolator yang terbuat dari tanah liat yang
mengandung aluminium silikat yang dicampur dengan kaolin, felspar dan kwarsa.
Jenis keramik ini merupakan keramik dengan bakaran suhu tinggi. keramik ini
terbuat dari tanah liat putih dan bahan halus lain yang berwarna putih serta dapat
tembus cahaya sehingga keramik ini sering disebut sebagai keramik putih. setelah
melalui proses pembakaran akan menghasilkan benda putih yang padat, keras,
kedap air (porositasnya sangat kecil), seperti kaca dan transculent (setengah
transparan/tembus bayang) dengan ketebalan 3 mm.
Pada umumnya porselin dipijar sampai pada suhu 1350°C atau 1400°C,
bahkan ada yang lebih tinggi hingga mencapai 1500°. Porselin yang tampak tipis
dan rapuh sebenarnya mempunya kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat
serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu yang tinggi
maka dalam bodi porselin terjadi pergelasan atau vitrifikasi. Secara teknik keramik
jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, selain mempunyai daya tarik
tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Bahan keramik ini juga
sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
Bahan utama porselin adalah kaolin, kata “kaolin“ berasal dan kata China
“Kao” (tinggi) dan “Ling” (bukit), jadi kaolin merupakan sebuah bukit tinggi dimana
lempung pertama kali ditemukan. Produk keramik biasanya terbuat dari campuran
bahan seperti kaolin, kwarsa, ballclay, dan feldspar namun dengan bahan ballclay
kadang-kadang mengakibatkan porselin menjadi kurang putih, sebagai pengganti
dapat digunakan bentonite. Badan porselin dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok, yaitu:
Porselin keras, merupakan campuran yang sangat ulet dan dibakar pada temperatur
tinggi 1380–1460oC.
Porselin lunak, sedikit resistant dengan temperatur bakar antara 1250–1300oC.
5
Universitas Pamulang
Gambar 1. Cawan porselin
6
Universitas Pamulang
susut kering dan menambah kekuatan bakar. Bahan material ini ditambahakan
campuran bahan lain antara lain :
Pecahan gerabah (grog/camot)
Pasir
Serbuk padas
Serbuk bata
Abu sisa pembakaran kayu atau sekam
Pengolahan bahan dan campuran bahan-bahan penguat ini dilakukan pada saat
pembentukan gerabah dengan cara diuli pada meja pembentuk.
7
Universitas Pamulang
ketiga bahan tersebut, yaitu lempung, kuarsa, dan feldspar. Porselin umum kira-kira
mengandung 50% lempung, 25% kuarsa, dan 25% feldspar.
Dari ketiga bahan mentah pokok peralatan putih, lempung memberikan
keplastisan dan kekuatan kering selama pembentukan dan membentuk mulit dan
fasa cair pada pembakaran. Felspar meleleh pada temperature tinggi dan
berperilaku sebagai fluks. Flint kurang reaktif meskipun sampai temperature
tinggi, dan memegang peranan sebagai pengisi untuk mempertahankan bentuk
benda, tetapi dapat menjadi lelehan yang sangat kental pada temperature tinggi
komposisi khas dari berbagai benda tertera pada diagram fasa kesetimbangan fasa
silica-leusit-mulit.
Titik konstitusi dari sistem terner dari lempung-felspar-flin terdapat dalam
segitiga yang menghubungkan silica, feldspar kalium dan
metakaolin. Perbedaan utama pencampuran berbagai produk adalah dari jenis
lempung dan feldspar dan perbandingan volumnya. Misalnya bila banyaknya
lempung dikurangi dan banyaknya felspar bertambah maka bahan akan terjadi
vitrifikasi pada temperature rendah, volume dari lelehan bertambah dan dicapai
sifat tembus cahaya baik. Di lain pihak, dengan lebih banyak lempung vitrifikasi tak
terjadi sampai temperature tinggi.
Namun demikian karena banyak lempung, porselen mudah dibentuk,
kekuatan mekaniknya baik ketahanan listriknya tinggi dan kehilangan induksinya
kurang. Oleh karenanya kualitas dan kwantitas lempung yang digunakan merupakan
faktor yang paling penting dalam penemuan metoda pembuatan produk.
Dalam bahan yang dibentuk, felspar yang relative kasar dan partikel
kuarsa didispersikan dalam matriks lempung yang halus. Feldspar melebur pada
kira-kira 1140˚C, tetapi bentuknya dapat dipertahankan akibat viskositas yang tinggi.
Pada kira-kira 1250˚C akibat reaksi dengan lempung di sekitarnya, felspar yang
halus hilang secara sempurna, dan dihasilkan mulit. Pada temperature agak di atas
1000˚C dihasilkan kristal mulit yang tidak bulat dan halus dalam lempung.
Namun demikian, temperatur kira-kira 1250˚C diperlukan untuk
pertumbuhannya dan dpat dilihat di bawah mikroskop. Pada temperatur yang lebih
tinggi lagi kristal mulit tumbuh terus. Sampai kira-kira 1250˚C tak ada perubahan
mencolok yang dapat diamati pada partikel kuarsa tetapi permukannya mulai
meleleh pada temperatur yang lebih tinggi. Dengan bertambahnya temperatur,
8
Universitas Pamulang
partikel berukuran kira-kira 20 mm melebur pada 1350˚C, dan pada 1400˚C hampir
tak ada kuarsa yang tinggal, dan porselen terdiri hanya dari gelas dan mulit.
Porselen terdiri dari mulit dan gelas; fotograf menunjukkan kristal yang
berkembang secara kusut dari mulit seperti jarum. Dalam keramik batu, kebanyakan
partikel kuarsa tak larut, dan permukaannya tampak melebur. Selanjutnya, dengan
mudah dapat diamati bahwa mulit halus berkembang menjadi partikel lempung, dan
mulit yang lebih besar tumbuh pada tempat dimana semula terdapat partikel felspar.
9
Universitas Pamulang
2. Pembentukan
10
Universitas Pamulang
bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau
pembentukan langsung
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis
yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan
terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke
permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang
terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa
harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari
retak/cracking terlebih pada tahap 1. Proses yang terlalu cepat akan
mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa
diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan
penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda
keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan,
pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat
dilakukan
4. Pembakaran
11
Universitas Pamulang
kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu
benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir,
pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup
kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5. Pengglasiran
Gamabar 4. Pengglasiran
12
Universitas Pamulang
sebagai peralatan rumah tangga seperti periuk, belanga, kendi dan berbagai jenis
gerabah lainnya. Selain itu banyak pula yang menggunaannya sebagai
barangbarang seni dan dekorasi, misalnya guci, vas bunga, piring dan gelas hias.
Bahan bahan bangunan juga banyak yang terbuat dari keramik seperti batu
bata, tegel,ubin dan sebagainya Namun, dibalik itu semua, terdapat bahaya yang
terkandung didalamnya. Semakin putih keramik, semakin tinggi bahaya radioaktif
yang dikandungnya. Semakin tinggi bahaya radioaktif, maka kian membahayakan
penghuni rumah, terutama kesehatan kulit.
Aplikasi keramik putih berdasarkan penggunaannya dapat digolongkan
sebagai berikut :
Peralatan Makan (Tableware), Peralatan makan yang biasanya terbuat dari
keramik putih antara lain piring, mangkuk, gelas, cangkir serta sendok,
garpu, maupun sumpit
Peralatan Masak (Cookware), Bisanya keramik putih ini hanya menjadi
bahan pelapis seperti pada wajan anti lengket. Tetapi terdapat juga panci
dan pisau yang terbuat dari keramik putih.
Ubin (Wall tiles), Ubin yang sering kita jumpai didalam rumah maupun
didalam kamar mandi biasany terbuat dari bahan keramik putih.
Tembikar (Pottery products), Tembikar yang termasuk kedalam keramik
putih adalah tembikar yang terbuat dari porselen. Tembikar jenis ini sudah
ada sejak zaman dinasti china dan keindahannya dikagumi di seluruh dunia.
Peralatan Sanitari (Sanitary ware), Peralatan sanitary yang menggunakan
keramik putih antara lain wastafel, kloset duduk maupun kloset jongkok
13
Universitas Pamulang
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keramik putih (whiteware) adalah nama umum yang diberikan untuk sejenis produk
keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur (jaringan) halus.
Berdasarkan lempug yang digunakan dan temperature pembakaran, kermaik putih
digolongkan menjadi keramik tanah (Earthen Ware), keramik batu (Stone Ware) dan
porselin
Komponen penyusun keramik putih adalah lempung, fledspar, dan flint atau pasir
kuarsa. Teknik yang digunakan dalam pembuatan keramik putih adalah pengolahan
bahan, pembentukan, pengeringan, pembakaran dan pengglasiran.
Berdasarkan penggunaannya keramik putih dibagi menjadi peralatan makan (Table
Ware), peralatan masak (Cooking Ware), peralatan sanitari (Sanitary Product), Ubin (Wall
Tiles), dan tembikar (Poettry Product).
14
Universitas Pamulang
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ida Ayu Gede Artayani, S.Sn.M.Sn, 2022.”Pengolahan bahan keramik earthenware”
http://repo.isi-dps.ac.id/4928/1/PENGOLAHAN%20BAHAN%20KERAMIK.pdf
“Bahan galian terkait industri keramik”
https://mining.ft.ulm.ac.id/opencourseware/NHK__bgi_07.pdf
15
Universitas Pamulang