Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN INDUSTRI PADA


INDUSTRI KERAMIK

Oleh :
Husna Munawar Sihono 16307141006
Rakhmawati Kurniasih 16307144015

PROGRAM STUDI KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan petunjuk-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah manajemen industry yang berjudul industry
keramik PT Arwana Citramulia. Makalah manajemen industry ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen industry. Selain itu, makalah
ini disusun untuk lebih mengenalkan dan menambah pengetahuan tentang
industry keramik

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menerima arahan, bimbingan, dan


petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Endang Dwi Siswani, M.T selaku dosen mata kuliah manajemen


industri yang telah memberikan arahan dan bimbingannya.
2. Teman-teman yang telah membantu dalam menganalisis materi dalam
penyusunan laporan ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan pihak-pihak yang telah
membantu penulis. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi pihak yang
membutuhkan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Terima kasih.

Yogyakarta, Maret 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keramik adalah produk kerajinan tertua yang tercatat dalam peradaban dan
kebudayaan manusia. Menurut sejarah, keramik sudah dikenal oleh orang-
orang Afrika Timur sejak 2.6 juta tahun yang lalu. Namun perkembangan
keramik menyebar di hampir sebagian wilayah dunia, baru terjadi pada jaman
Neolitik atau 15 ribu sampai 10 ribu tahun yang lalu (Smith, 1996). Keramik,
selama ribuan tahun terus berkembang menjadi material yang sangat penting
hingga masa sekarang ini. Hampir di setiap produk teknologi ditemukan
material keramik, seperti bagian-bagian pesawat ruang angkasa, piranti-
piranti komputer, dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena keramik mempunyai sifat-sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh
bahan lain. Keramik selain menjadi hiasan rumah dapat digunakan sebagai
hal yang penting dalam bangunan.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki berbagai arsitektur
bangunan, baik bangunan kecil maupun bangunan besar. Bangunan tersebut
digunakan untuk berbagai aktivitas kehidupan. Bangunan di Indonesia
memiliki karakteristik masing-masing, dari bentuk lantai hingga bentuk
bangunannya. Lantai yang digunakan di Indonesia bermacam-macam yaitu
lantai berkeramik, lantai tanah, lantai semen dan masih banyak lantai-lantai
yang diterapkan.
Salah satu lantai yang sering digunakan untuk kehidupan sehari-hari
adalah lantai berkeramik. Lantai keramik sudah bukan lagi hal yang asing
bagi masyarakat Indonesia. Hampir di seluruh rumah di Indonesia lantai yang
digunakan sudah dilapisi dengan keramik. Penggunaan keramik tidak sekadar
untuk kenyamanan dalam rumah, namun penggunaan keramik juga
difungsikan sebagai hiasan untuk memperindah rumah.
B. Tujuan Pendirian Pabrik
1. Untuk memenuhi kebutuhan keramik bagi konsumen untuk memperindah
dan memperkokoh rumah
2. Dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia dengan
berdirinya industri keramik.
BAB II
PRARANCANGAN PABRIK

A. TEORI
Keramik sudah dikenal di Indonesia sejak jaman Neolithikum.
Keramik adalah salah satu dari peninggalan tersebut yang sampai saat ini
masih banyak digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Dahulu
keramik hanya dimanfaatkan untuk bahan bangunan saja. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keramik adalah tanah liat yang dibakar, dicampur
dengan mineral lain, barang tembikar (porselen) (Mendikbud, 2007).
Menurut Smith (1974) keramik merupakan bahan yang merupakan
bahan in-organik dan non-metallik. Jenis ikatan pada unsur-unsur
penyusun keramik merupakan ikatan ionic atau juga ikatan kovalen.
Ceramic memiliki property yang unik yaitu keras dan brittle, temperatur
leleh yang tinggi (refractory), ketahanan aus yang tinggi.
Kalsium Oksida (CaO) atau yang lebih dikenal sebagai kapur atau
kapur yang sudah dibakar adalah bahan kimia yang banyak digunakan
dalam industry keramik. Ciri dari CaO antara lain berwarna putih, kaustik,
kristal alkali padat pada suhu kamar (Anonim, 2006).

Gambar 2.1 Struktur Kristal CaO (Anonim, 2006).


CaO biasanya dibuat oleh dekomposisi termal dari bahan batu gamping
yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3) melalui pembakaran kapur.
Hal ini dilakukan pada pemanasan diatas 825oC. Proses ini disebut
kalsinasi, yaitu proses pembebasan molekul CO2. Ketika kapur tersebut
tidak stabil maka saat dingin akan bereaksi kembali dengan CO2. CaO
menghasilkan energi panas dengan pembentukan hidrat, kalsium
hidroksida, dalam persamaan reaksi berikut:
CaO(s) + H2O(l) ⇌ Ca(OH)2 (aq) (∆Hr= -63,7Kj/mol of CaO)
Bahan keramik terdiri dari fasa kompleks yang merupakan senyawa
unsur logamdan non logam yang terikat secara ionik maupun kovalen.
Keramik pada umumnya mempunyai struktur kristalin dan sedikit elektron
bebasnya. Susunan kimia keramik sangat bermacam-macam yang terdiri
dari senyawa yang sederhana hingga campuran beberapa fasa kompleks.
Hampir semua keramik merupakan senyawa-senyawa antara unsur
elektropositif dan elektronegatif. Keramik memiliki sifat-sifat antara lain
mudah pecah dan getas. Kekuatan dan ikatan keramik menyebabkan
tingginya titik lebur, tahan korosi, rendahnya konduktivitas termal, dan
tingginya kekuatan kompresif dari material tersebut. Secara umum
keramik mempunyai senyawa-senyawa kimia antara lain: SiO2, Al2O3,
CaO, Na2O, TiC, UO2, PbS, MgSiO3 dan lain-lain (Sembiring, 2010).
B. PROSES PENGOLAHAN

Persiapan Bahan Penghancuran Bahan Pencampuran Bahan

Pengeringan Keramik Pencetakan Keramik Pembuatan Powder

Glazing Printing Pembakaran

Packing

a. Penyediaan Bahan Baku


Bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan keramik antara lain
1) Clay
2) Feldspar
3) Kaolin
4) Pasir kuarsa
b. Penghancuran bahan mentah (raw material crusher)
Crushing adalah proses untuk menghancurkan tanah liat yang bergumpal
sehingga membentuk butiran yang diinginkan. Jika terdapat material yang
bentuknya belum sesuai dengan yang diinginkan, maka akan dialirkan
kembali ke crusher untuk diproses lagi.
c. Pencampuran
Material akan dicampur dengan proses giling di ball mill. Setelah
digiling, bahan yang sudah halus disimpan dalam slip tank supaya homogen.
Hasil dari slip tank ini dinamakan slip.
d. Pembentukan powder
Slip dari slip tank kemudian dipompa menuju spray drier untuk dijadikan
powder. Slip disemprotkan dengan menggunakan nozzle yang kemudian
akan berkontak langsung dengan udara panas yang dihasilkan dari burner
sehingga akan membentuk powder. Powder ini akan dialirkan menggunakan
belt conveyor ke dalam silo untuk disimpan.
e. Pencetakan
Powder yang disimpan di dalam silo kemudian dialirkan menggunakan
belt conveyor ke dalam mesin pressing. Powder ini akan dicetak untuk
membentuk biscuit body dengan menggunakan cetakan keramik yang telah
ditentukan sesuai permintaan konsumen.
f. Pengeringan
Pada proses pengeringan ini alat yang digunakan adalah mesin horizontal
drier. Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan air dari biscuit body.
g. Pelapisan body (glazing)
Biscuit body yang keluar dari horizontal drier kemudian melewati mesin
glazing line untuk proses aplikasi lapisan permukaan dan diberi
cetakan/motif. Lapisan pertama berupa engobe yang digunakan sebagai
lapisan dasar pada keramik. Selanjutnya body dilapisi dengan lapisan kedua
berupa glasur dengan warna yang disesuaikan dengan motif yang diminta.
Ketika body berada disepnajang belt conveyor yang berjalan body
dikeringkan dan dibersihkan menggunakan blower. Kemudian proses
pencetakan (printing). Proses pencetakan yang digunakan adalah
menggunakan rotocolor atau digital printing.
h. Pembakaran
Proses akhir dari pembuatan keramik ialah pembakaran. Alat yang
digunakan pada proses pembakaran ini yaitu kiln. Proses pembakaran
memerlukan waktu kurang lebih 30 menit sesuai dengan ukuran dan jenis
keramik yang dihasilkan.
i. Packing
Keramik yang keluar dari kiln harus melewati berbagai proses
pengecekan kualitas menurut ketentuan yang telah ditentukan. Proses sortir
dilakukan di mesin sorting packing. Proses selanjutnya pengemasan
menggunakan alat packing secara otomatis dan keramik siap untuk
didistribusikan.

C. Faktor-Faktor Penentu Pendirian Pabrik

Untuk memengkinkan dapat dilakukannya penentuan lokasi suatu


pabrik/perusahaan dengan tepat, maka perlu diperhatikan factor-faktor
yang mempengaruhinya. Dalam mendirikan pabrik keramik oleh PT
Arwana Citramulia Tbk di Tangerang dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut:

1. Letak dari pasar


Salah satu alasan mengapa memilih Tangerang adalah karena PT
Arwana Citramulia ini memiliki kantor pusat yang berada di Sentra
Niaga Puri Indah, Kembang Selatan, Jakarta sehingga Tangerang tepat
dipilih karena jarak yang tidak terlalu jauh. Selain itu, lokasi yang
tidak terlalu jauh dari Jakarta sebagai ibu kota dari Indonesia
merupakan suatu keuntungan karena di sana terjadi pusat perdagangan
nasional.
Selain penjualan domestic, keramik buatan PT Arwana Citramulia
Tbk ini juga diekspor, di antaranya ke Malaysia, Brunei Darussalam,
Filipina, Korea Selatan, Pakistan, dan negara lainnya. Dengan
memilih lokasi pabrik di Tangerang dapat mempermudah
pendistribusian ke luar negeri mengingat letak bandara internasional
Soekarno-Hatta yang juga berada di Tangerang.
2. Letak dari sumber-sumber bahan mentah
Sumber-sumber bahan mentah PT. Arwana Citramulia diperoleh
dari beberapa daerah di sekitar Banten.
3. Terdapatnya fasilitas pengangkutan
Pengangkutan merupaan factor yang penting untuk diperhatikan.
Kegiatan pengangkutan meliputi mengangkut dan memindahkan
sampai di tempat tujuan. Untuk melakukan kegiatan pengangkutan,
fasilitas pengangkutan yang dapat digunakan yaitu:
a. Truk/angkutan jalan raya
Tersedianya fasilitas jalan tol menyebabkan pengangkutan hasil
produksi melalui jalur darat relatif lebih cepat.
b. Pengangkutan jalur udara
Lokasi pabrik PT Arwana Citramulia Tbk di Tangerang berada
tidak jauh dengan lokasi bandara internasional Soekarno-Hatta
yang juga berada di Tangerang.
c. Pengangkutan jalur air
Pelabuhan terdekat dari lokasi PT Arwana Citramulia Tbk yang
berada di Tangerang adalah pelabuhan Tanjung Priok yang berada
di Jakarta Utara, selain itu terdapat Pelabuhan Merak di Banten.
4. Supply tenaga kerja yang tersedia
Pemilihan Tangerang sebagai lokasi pabrik PT Arwana Citramulia
Tbk juga memepertimbangkan supply tenaga kerja yang tersedia.
Tangerang yang merupakan salah satu kabupaten dari provinsi Banten
dan juga kabupaten lainnya memiliki tenaga kerja yang dapat diserap
oleh pabrik PT Arwana Citramulia Tbk. Selain itu tenaga kerja juga
tersedia dari provinsi DKI Jakarta dan juga provinsi Jawa Barat
mengingat lokasi yang berdekatan.
5. Terdapatnya Pembangkit Tenaga Listrik
Supply tenaga listrik pada pabrik dapat terpenuhi dengan adanya
gardu PLN pasar kemis Tangerang yang dekat dengan lokasi pabrik.
BAB III
PENGENDALIAN MUTU

A. Bidang SDA
1. Penanaman pohon sebelum pembangunan pabrik: Hal tersebut
dimaksudkan supaya dalam lingkungan pabrik tetap subur dan tidak
gersang. Selain untuk penghijauan penanaman pohon disekitar pabrik
dilakukan supaya karyawan yang bekerja di pabrik dapat mendapatkan
efek mood yang lebih baik.
2. Penggunaan Bahan Baku yang berasal dari dalam negeri. Bahan-
bahan yang digunakan PT. Arwana Citramulia menggunakan Bahan
Baku yaitu clay, feldspar, kaolin, dan sebagainya yan diolah dan
diproduksi dari dalam negeri. Selain dapat meningkatkan nilai SDA
yang ada hal tersebut juga dapat membantu perekonomian dalam
negeri.
3. Sumber air yang diperoleh pabrik berasal dari sungai yang berada di
dekat dengan pabrik, penggunaan air tersebut digunakan untuk proses
produksi. Pemilihan air sungai yang digunakan untuk proses produksi
dipertimbangkan karena lokasinya yang tidak terlalu jauh, sehingga
dapat meminimalisir biaya produksi.
B. Bidang SDM
1. Struktur Managemen SDM
Perseroan memiliki departemen Human Resources (HR) yang
dipimpin oleh Vice President of Human Resources and General
Affairs (VP HR-GA). VP HR-GA bertanggung jawab kepada Chief
Operating Officer (COO) perseroan. Departemen ini bertugas
merencanakan, menjalankan dan mengawasi aktivitas pengelolaan
SDM baik di kantor pusat maupun melalui bagian personalia di setiap
pabrik sebagai perpanjgan tangan kantor pusat.
2. Kebijakan Umum SDM
Perseroan menjalankan kebijakan optimalisasi SDM yang bersifat
sistem dan teknis; maupun yang bersifat kualitatif yang
mempertimbangkan berbagai aspek kepribadian, talenta dan
kompetensi masing-masing individu yang apabila bisa dicocokkan dan
disinergikan dengan baik akan mendukung kerja sama maupun kerja
individu yang lebih optimal.
3. Manfaat Kebijakan Umum bagi SDM
a. Bagi Perseroan
 Kebutuhan SDM masing-masing seksi, unit, bagian dan
departemen dapat terpenuhi, baik itu sumbernya dari dalam
maupun luar perusahaan.
 Fungsi masing-masing seksi, unit, bagian dan departemen
berjalan secara efektif dan efisien.
 Tidak terdapat karyawan yang bekerja di atas/bawah
kapasitas yang seharusnya.
 Tercipta regenerasi dan pelapisan SDM, terutama bagi
posisiposisi
teknis maupun non-teknis yang mensyaratkan keahlian
khusus atau kompetensi tinggi.
 Turnover karyawan rendah dan kepuasan kerja tinggi.
 Stabilitas operasional Perseroan tetap terjaga.
 Produktivitas Perseroan dan produktivitas karyawan semakin
meningkat.
 Perseroan bisa semakin meningkatkan kualitas sistem
administrasi, produksi, informasi, akuntansi dan keuangan,
dan tata kelola perusahaan.
b. Bagi Karyawan
 Karyawan memiliki pemahaman dan wawasan lebih
menyeluruh tentang perusahaan atau dapat melengkapi
skillset yang dimiliki.
 Profesionalisme dapat lebih terbangun melalui proses
pembelajaran dan adaptasi dalam lingkungan kerja yang
dinamis.
 Penguasaan pengetahuan dan keahlian teknis dapat lebih
dalam dan lengkap, serta pengembangan soft skills bisa lebih
efektif.
 Rotasi atau mutasi dapat meningkatkan potensi karyawan.
 Membangun karakter karyawan yang loyal, disiplin,
kompeten dan peduli.
 Taraf hidup karyawan terangkat melalui sistem remunerasi
yang layak dan memenuhi ketentuan hukum dan
perundangundangan yang berlaku.

C. Bidang Proses Produksi


Pengecekan hasil produksi dilakukan untuk mengetahui hasil produksi
pada PT. Arwana Citramulia. Hal tersebut untuk mengetahui apakah
keramik yang dihasilkan sudah sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
karena dalam produksi benda di Indonesia harus disesuaikan dengan
Standar Nasioanal Indonesia (SNI). Proses standarisasi keramik dari PT.
Arwana Citramulia diawali dengan ukuran keramik yaitu 20x20cm,
20x25cm, 25x25cm, 25x40cm, 25x50cm, 40x40cm, 50x50cm. Standar
Nasional Indonesia yang digunakan pada hasil produksi PT. Arwana
Citramulia adalah SNI ISO 13006:2010 (Ubin Keramik). Berdasarkan
standar yang sudah ditetapkan keramik hasil produksi PT. Arwana
Citramulia sudah sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.
BAB IV
KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

A. K3
Pada tahun 2018 PT. Arwan Citramulia telah melaksanakan pelatihan K3
untuk seluruh kepala subseksi, staf, operator dan seluruh karyawan. Proses
pelaksanaan pelatihan K3 dilakukan sebanyak 5 kali dalam 1 tahun. Dalam
pelatihan tersebut dibagi menjadi 2 yaitu K3 umum dengan 1 kali pelatihan
sedangkan K3 dilakukan 4 kali pelatihan dalam kurun waktu 1 tahun.
Pada proses-proses yang mengharuskan karyawan untuk sangat berhati-
hati dan wajib menerapkan prosedur K3. Hal-hal dalam proses yang
berpotensi berbahaya yang berhubungan dengan pembakaran benda keramik
antara lain:
a. Tidak menggunakan sarung tangan anti panas untuk melindungi tangan
ketika mengambil benda dari tungku.
b. Tidak berhati-hati ketika melihat keadaan di dalam tungku. Kita dapat
mengintip melalui spy hole. Karena keadaan di dalam tungku sangat
pijar, maka kita harus menggunakan kacamata pelindung khusus.
c. Bahan-bahan yang berpotensi mendatangkan bahaya (bahan beracun)
perlu disimpan di tempat yang aman dan diberi label atau keterangan
tentang kemungkinan bahaya yang ditimbulkan.
d. Adanya petunjuk atau instruksi tentang penggunaan alat keselamatan
dan kesehatan kerja, khususnya dalam menghadapi bahaya yang
ditimbulkan dalam pemakaian alat atau penggunaan bahan-bahan
beracun.
e. Adanya petunjuk tertulis tentang tanda-tanda keracunan awal seperti
pusing kepala, mabuk, dan sebagainya dan langkah-langkah yang perlu
diambil dalam usaha penyelamatan.
f. Adanya petunjuk atau rambu-rambu tentang penyimpanan dan
pembuangan bahan-bahan yang berpotensi mendatangkan bahaya.
g. Ruangan yang digunakan dalam pekerjaan pengolahan bahan,
pengglasiran dan pembakaran perlu ventilasi yang memadai.
h. Perlu adanya perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja seperti
pakaian kerja, masker, sarung tangan, kacamata terang dan gelap,
pemadam kebakaran, dan lain-lain.
i. Penerangan yang cukup pada setiap ruangan.
j. Tersedianya air bersih pada bengkel produksi.

B. Lingkungan Hidup
PT Arwana Citramulia dalam melaksanakan kegiatan industrinya selalu
memperdulikan lingkungan yang berada disekitarnya. Hal tersebut bertujuan
supaya dapat mencipatakan situasi yang kondusif bagi industry maupun
masyarakat disekitarnya. Pada proses produksi keramik, PT Arwana
Citramulia menggunakan tekonologi yang lebih ramah lingkungan sehingga
sisa-sisa bahan produksi, baik limbah padat, gas, dan cair dapat dikelola
dengan baik. Efek yang ditimbulkan dengan adanya perlakuan tersebut adalah
terciptanya lingkungan yang ramah lingkungan dan tidak ada pencemaran
yang ditimbulkan karena proses produksi.
BAB V

SUMBER PUSTAKA

Kementrian Perindustrian. (2019, Maret 5). Balai Besar Keramik. Retrieved from Balai
Besar Keramik: http://www.bbk.go.id

PT Arwana Citramulia. (2018). Annual Report PT Arwana Citramulia 2018. Tangerang: PT


Arwana Citramulia.

Sembiring, H. (2010). Pengkajian dan Penerapan Teknologi Proses Energi Pembuatan


Komposit Keramik Suhu Bakar Rendah sebagai Bahan Bangunan. Penelitian
Geoteknologi LIPI.

Smith, W.F. (1996). Principles of Material Science and Engineering. New York: McGraw
Hill.

Anda mungkin juga menyukai