Keramik di
Indonesia
Kelompok 1
- Bambang Surantoko
- Chepy Rifaldy
- Dahlia S
- Jerry Ferdyan
- Tatang Suherman
Teknik Industri Malam C 2018
POKOK BAHASAN
PRODUK
KERAMIK
2.1. 3 Bahan Baku Industri Keramik
Industri keramik memiliki 3 bahan baku utama, diantaranya ialah:
1. Lempung (Clay Mineral)
Lempung atau disebut juga Clay mineral merupakan hasil pelapukan dari suatu batuan beku yang berupa
aluminium silika anhidrat yang tidak terlalu murni.Dimana batuan beku tersebut mengandung feldspar dalam
bentuk suatu mineral yang penting.
2. Pasir
Pasir merupakan bahan non plastic yang ditambahkan kedalam komposisi material olahan keramik yang memiliki
fungsi untuk mengurangi penyusutan dan mengatur plastisitas serta menaikkan temperatur sintering.
3. Feldspar
Feldspar merupakan bagian dari mineral-mineral yang diperoleh dari batuan-batuan karang, ditumbuk serta
(dihaluskan). Feldspar memiliki sifat seperti tidak dapat larut didalam air, terkandung didalamnya silica, serta
memiliki fluk dan kandungan alumina sebagaimana bahan-bahan itu dapat berfungsi sebagai memproduksi gelasir
pada suhu yan tinggi. Feldspar akan melebur dan meleleh seperti leburan gelas apabila keramik dibakar.
2.2. Pembentukan
Pembentukan sampel pada saat penuangan tidak dapat digunakan pada proses
pembuatan pipa, genteng rumah maupun batu bata yang berasal dari tanah liat.
Namun, proses ini digunakan oleh beberapa industri diantaranya dalam
menghasilkan barang seperti: benda untuk hiasan atau pajangan, alat-alat yang
berkaitan dengan rumah tangga, serta barang yang berbahan dasar porselin. Industri
yang biasanya membuat barang yang bersifat plastis atau lunak biasanya itu adalah
beberapa industri pengrajin. Yang hasilnya dapat diperoleh melalui proses pengeringan
terlebih dahulu kemudian didapatkan hasil akhirnya.
2.3. Pengeringan
Keramik yang telah selesai dibentuk akan menghasilkan kandungan air yang
berkisar antara 7-30 %, proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan
air yang terdapat pada keramik tersebut.
Hal ini dilakukan agar, apabila keramik di bakar nantinya tidak terjadi perubahan
pada sifat dan bentuk keramik yang dihasilkan, juga untuk menghindari kerusakan.
Mempunyai 2 proses berbeda :
1. Pengeringan secara alami (paparan sinar matahari)
2. Pengeringan buatan (Tungku pemanas)
2.4. Pembakaran
Proses pembakaran bertujuan untuk mendapatkan suatu hasil atau produk yang
sesuai dengan sifat-sifat yang sudah terpenuhi, seperti :
1. Kekuatan secara mekanis yang cukup tinggi
2. Sesuai dengan sifat fisiknya
3. Sesuai dengan sifat kimianya
2.5. Hasil Produk
Keramik
Hasil produk keramik telah banyak di
gunakan sebagian besar orang, baik itu sebagai
hiasan , kebutuhan rumah tangga, maupun
sebagai bahan bangunan, seperti genteng dan
lain-lain.
Hasil olahan keramik juga dapat
digunakan pada bahan elektronik, maupun
dalam berbagai industri lainnya, karena salah
satu sifat keramik tidak rentan terhadap suhu
tinggi.
3. Perkembangan Industri Keramik di
Indonesia
Industri keramik termasuk salah satu industri yang sangat strategis, selain bahan baku yang melimpah, industri ini
banyak menyerap tenaga kerja dan didukung oleh pasar dalam negeri yang sangat besar. Walaupun tahun 2017 lalu
Industri keramik dalam negeri tumbuh tidak sesuai harapan, namun diyakini pada tahun mendatang akan kembali
bergairah. Hal ini terlihat dari mulai bangkitnya sektor konstruksi di Indonesia, baik untuk pembangunan gedung (pusat
perbelanjaan, hotel, apartemen), maupun perumahan.
Perkembangan produksi keramik tile (lantai dan dinding) dalam lima tahun terakhir (2013-2017) meningkat rata
rata 10,3% per tahun, dari 247.52 juta M2 ditahun 2013 menjadi 366,59 juta M2 ditahun 2017, sedangkan produksi
granit tile meningkat rata rata 10,5% pertahun, dari 22,80 juta M2 ditahun 2013 menjadi 33,94 juta M2.
Meningkatnya produksi ini akibat langkah ekspansi yang dilakukan beberapa produsen keramik seperti ARWANA
Group, Satyaraya Keramindoindah, Angsa Daya, Muliakeramik Indahraya, Keramik Diamond Industries dan lain-lain.
Produk keramik Indonesia juga sangat digemari di pasar internasional dan memiliki daya saing tinggi karena
memiliki kualitas yang baik. Menurut riset CDMI Consulting, ekspor keramik Indonesia dalam lima tahun terakhir
(2013-2017) terus meningkat. Pada tahun 2013 ekspor keramik tile sebanyak 36.85 juta meter kubik (M2) dengan nilai
US$ 44,22 juta ditahun 2017 ekspornya meningkat menjadi 51,69 juta M2 senilai US$ 75,87 juta. Negera tujuan terbesar
adalah Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat. (Sumber: cdmione.com).
Indonesia saat ini masih berada di 10
besar sebagai negara produsen ubin keramik.
Dibanding negara ASEAN lainnya, produksi
ubin keramik Indonesia masih tertinggi. Dari
tahun 2006 sampai 2014 tercatat produksi ubin
keramik Indonesia sebesar 2735 juta meter
persegi. Masih jauh di bawah China yang sudah
mencapai 39.100 juta meter dalam kurun waktu
yang sama. Bahkan masih di bawah produksi
rata-rata tahunan China yaitu sekitar 4344.4 juta
meter persegi per tahun.