Anda di halaman 1dari 13

Analisis Industri

Keramik di
Indonesia
Kelompok 1
- Bambang Surantoko
- Chepy Rifaldy
- Dahlia S
- Jerry Ferdyan
- Tatang Suherman
Teknik Industri Malam C 2018
POKOK BAHASAN

A. Sejarah Keramik Bahan Baku


Industri Keramik B.
Proses Pembuatan
C. Keramik Perkembangan Industry
Keramik di Indonesia
D.
Peran Pemerintah Dalam
E. Industri Keramik di
Indonesia Kesimpulan F.
1. Sejarah Keramik
Keramik menurut yumarta, Ruslani, Muslihat, Suhadi (1986: 10) menyatakan
“keramik adalah segala macam bentuk yang dibuat dari tanah liat, setelah kering
kemudian dibakar didinginkan sehingga menjadi keras. Sejarah keramik cukup panjang
di Indonesia seperti sejarah keramik dinegara lain seperti, Cina, India, Jepang, Mesir,
Meksico, dan di negara-negara lainnya. (Suwardono 2002:9), jadi Indonesia sudah tidak
asing dengan kerajinan keramik karena keramik di Indonesia mulai dikenal sejak zaman
neolitikum atau disebut juga zaman batu muda, yaitu ketika manusia-manusia purba
sudah mulai menetap dan bercocok tanam, dan mengenal api beserta penggunaan api
secara teratuur. diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM.
2. Alur Proses Pembuatan Keramik
BAHAN BAKU PERSIAPAN PEMBENTUKAN

PENYEMPURNAAN PEMBAKARAN PENGERINGAN

PRODUK
KERAMIK
2.1. 3 Bahan Baku Industri Keramik
Industri keramik memiliki 3 bahan baku utama, diantaranya ialah:
1. Lempung (Clay Mineral)
Lempung atau disebut juga Clay mineral merupakan hasil pelapukan dari suatu batuan beku yang berupa
aluminium silika anhidrat yang tidak terlalu murni.Dimana batuan beku tersebut mengandung feldspar dalam
bentuk suatu mineral yang penting.
2. Pasir
Pasir merupakan bahan non plastic yang ditambahkan kedalam komposisi material olahan keramik yang memiliki
fungsi untuk mengurangi penyusutan dan mengatur plastisitas serta menaikkan temperatur sintering.
3. Feldspar
Feldspar merupakan bagian dari mineral-mineral yang diperoleh dari batuan-batuan karang, ditumbuk serta
(dihaluskan). Feldspar memiliki sifat seperti tidak dapat larut didalam air, terkandung didalamnya silica, serta
memiliki fluk dan kandungan alumina sebagaimana bahan-bahan itu dapat berfungsi sebagai memproduksi gelasir
pada suhu yan tinggi. Feldspar akan melebur dan meleleh seperti leburan gelas apabila keramik dibakar.
2.2. Pembentukan
Pembentukan sampel pada saat penuangan tidak dapat digunakan pada proses
pembuatan pipa, genteng rumah maupun batu bata yang berasal dari tanah liat.
Namun, proses ini digunakan oleh beberapa industri diantaranya dalam
menghasilkan barang seperti: benda untuk hiasan atau pajangan, alat-alat yang
berkaitan dengan rumah tangga, serta barang yang berbahan dasar porselin. Industri
yang biasanya membuat barang yang bersifat plastis atau lunak biasanya itu adalah
beberapa industri pengrajin. Yang hasilnya dapat diperoleh melalui proses pengeringan
terlebih dahulu kemudian didapatkan hasil akhirnya.
2.3. Pengeringan
Keramik yang telah selesai dibentuk akan menghasilkan kandungan air yang
berkisar antara 7-30 %, proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan
air yang terdapat pada keramik tersebut.
Hal ini dilakukan agar, apabila keramik di bakar nantinya tidak terjadi perubahan
pada sifat dan bentuk keramik yang dihasilkan, juga untuk menghindari kerusakan.
Mempunyai 2 proses berbeda :
1. Pengeringan secara alami (paparan sinar matahari)
2. Pengeringan buatan (Tungku pemanas)
2.4. Pembakaran
Proses pembakaran bertujuan untuk mendapatkan suatu hasil atau produk yang
sesuai dengan sifat-sifat yang sudah terpenuhi, seperti :
1. Kekuatan secara mekanis yang cukup tinggi
2. Sesuai dengan sifat fisiknya
3. Sesuai dengan sifat kimianya
2.5. Hasil Produk
Keramik
Hasil produk keramik telah banyak di
gunakan sebagian besar orang, baik itu sebagai
hiasan , kebutuhan rumah tangga, maupun
sebagai bahan bangunan, seperti genteng dan
lain-lain.
Hasil olahan keramik juga dapat
digunakan pada bahan elektronik, maupun
dalam berbagai industri lainnya, karena salah
satu sifat keramik tidak rentan terhadap suhu
tinggi.
3. Perkembangan Industri Keramik di
Indonesia
Industri keramik termasuk salah satu industri yang sangat strategis, selain bahan baku yang melimpah, industri ini
banyak menyerap tenaga kerja dan didukung oleh pasar dalam negeri yang sangat besar. Walaupun tahun 2017 lalu
Industri keramik dalam negeri tumbuh tidak sesuai harapan, namun diyakini pada tahun mendatang akan kembali
bergairah. Hal ini terlihat dari mulai bangkitnya sektor konstruksi di Indonesia, baik untuk pembangunan gedung (pusat
perbelanjaan, hotel, apartemen), maupun perumahan.
Perkembangan produksi keramik tile (lantai dan dinding) dalam lima tahun terakhir (2013-2017) meningkat rata
rata 10,3% per tahun, dari 247.52 juta M2 ditahun 2013 menjadi 366,59 juta M2 ditahun 2017, sedangkan produksi
granit tile meningkat rata rata 10,5% pertahun, dari 22,80 juta M2 ditahun 2013 menjadi 33,94 juta M2.
Meningkatnya produksi ini akibat langkah ekspansi yang dilakukan beberapa produsen keramik seperti ARWANA
Group, Satyaraya Keramindoindah, Angsa Daya, Muliakeramik Indahraya, Keramik Diamond Industries dan lain-lain.
Produk keramik Indonesia juga sangat digemari di pasar internasional dan memiliki daya saing tinggi karena
memiliki kualitas yang baik. Menurut riset CDMI Consulting, ekspor keramik Indonesia dalam lima tahun terakhir
(2013-2017) terus meningkat. Pada tahun 2013 ekspor keramik tile sebanyak 36.85 juta meter kubik (M2) dengan nilai
US$ 44,22 juta ditahun 2017 ekspornya meningkat menjadi 51,69 juta M2 senilai US$ 75,87 juta. Negera tujuan terbesar
adalah Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat. (Sumber: cdmione.com).
Indonesia saat ini masih berada di 10
besar sebagai negara produsen ubin keramik.
Dibanding negara ASEAN lainnya, produksi
ubin keramik Indonesia masih tertinggi. Dari
tahun 2006 sampai 2014 tercatat produksi ubin
keramik Indonesia sebesar 2735 juta meter
persegi. Masih jauh di bawah China yang sudah
mencapai 39.100 juta meter dalam kurun waktu
yang sama. Bahkan masih di bawah produksi
rata-rata tahunan China yaitu sekitar 4344.4 juta
meter persegi per tahun.

Sampai tahun 2014 produk ubin


keramik Indonesia masih menajdi raja di
negerinya sendiri, terlihat dari jumlah
produksi yang selalu beriringan dengan
jumlah konsumsi per tahunnya sejak tahun
2010. Namun hal yang harus diermati dan
menjadi bahan pemikiran adalah 90 % bahan
mentah utama untuk produksi ubin keramik
berasal dari impor, seperti bahan glasir,
feldspar dan zirkonium silikat serta harga gas
yang masih tinggi dibanding di negara
produsen lainnya.
4. Peran Pemerintah Dalam Industri Keramik di
Indonesia
1. Meningkatkan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
– Membatasi quantity produk keramik yang masuk di Indonesia.
2. Pengawasan Pelaksanaan Standar Nasional Indonesia (SNI).
– Produk keramik dari Indonesia sudat berstandar nasional dan mampu bersaing
di pasar dunia.
3. Ketersediaan Gas Industri Yang Kompetitif.
– Pemerintah terus mengupayakan adanya jaminan pasokan dan harga yang ideal
dan terjangkau.
4. Peran Pemerintah Dalam Industri Keramik di
Indonesia
4. INOVASI.
– Pemerintah akan memberi insentif fiskal berupa super deductible tax.
5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Yang Kompeten dan Handal.
– Menyediakan tenaga kerja yang kompeten dengan program link and match
dengan SMK dan Industri.
– Diklat sistim 3 in 1, dan program diploma 1 industri.
6. Pengembangan Industri Keramik Dalam Negeri.
– Pemerintah menaikkan pajak penghasilan (PPh) impor komoditas keramik 7.5%.
– Pemerintah mendorong kebijakan pengembangan sektor industri pengolahan
yang difokuskan pada penguatan rantai pasok bahan baku dan energi.

Anda mungkin juga menyukai