Anda di halaman 1dari 16

KERAMIK

KELOMPOK 3 :

1. FIRGIAWAN JOHAN P (2015450021)


2. AGAS TRI WICAKSANA (2015450002)
3. DEDEN PRIYANTONO (2015450013)
4. M. RAFI KHAFIDIN (2015450030)
5. SANDY PUTRA UTAMA (2015450045)
6. RESTU SLAMET RIZALDY (2015450042)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wataalaa , karena atas
kehendak-Nya lah kami selaku tim penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya .

Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini, adalah untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah material teknik, dan juga untuk
menambah wawasan mengenai karakteristik dari bahan keramik.

Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, teori, dan
sistematika penulisannya . Maka dari itu karena belum luasnya wawasan kami, kami
sangat terbantu bila pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan dapat menyempurnakan makalah ini dari segi manapun .

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan datang .

ALLAHUMMA AAMIIN .

Jakarta, 8 Maret 2017

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan kepada
spesifikasi kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain : kebutuhan rumah
tangga, industri mekanik, elektronika, cordierite, refraktori, teknologi ruang
angkasa, keramik berpori , dan lain sebagainya.

Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di usahakan
oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di negeri China.
Industri keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan
tembikar.Tembikar tertua di temui di England, dapat di kesan kembali pada
pertama tahun masehi dan penaklukan Roma. Antara masa itu dan 1500 tahun
Masehi, perkembangan yang paling penting adalah porselin yang dapat
memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula dengan tembikar eistercian pada
awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai nampak permulaan industri
tembikar Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat tembikar slip di
Staffordshire. Dalam abad ke delapan belas menampakkan bibit perkembangan
yang telah menjadikan industri tembikar sebagaimana yang terdapat pada hari ini.

Di bagian akhir abad ini pengenalan api elektro telah membawa kepada bibit
permulaan industri porselin elektro.

Dalam tempoh selepas perang dunia kedua, industri keramik tertumpu kepada
produksi yang boleh memberikan ciri-ciri yang istimewa serta Modern. Ia dihasilkan
daripada bahan mentah alami atau sintetis atau campuran yang melibatkan metode
berteknologi modern. Keramik jenis ini digolongkan kepada keramik Modern atau
advance keramik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan keramik ?
2. Apa saja komposisi keramik ?
3. Bagaimana sifat dari bahan keramik?
4. Apa saja jenis-jenis bahan keramik ?
5. Bagaimana proses pembuatan keramik ?
6. Bagaimana metoda uji bahan keramik ?
7. Apa saja kegunaan dan manfaat dari keramik ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari keramik ?
2. Untuk mengetahui komposisi dari bahan keramik ?
3. Untuk mengetahui sifat dari bahan keramik?
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan keramik ?
5. Untuk mengetahui proses pembuatan keramik ?
6. Untuk mengetahui metoda uji bahan keramik ?
7. Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat dari keramik ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan
ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah,
genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari
tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan
logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998;2)

2.2 Komposisi Keramik

Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint),
feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).

2.2.1 Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.2SiO2.2H2O)


Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu
bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya
yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau
80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat
banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu
kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni
mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-
unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O)
14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).

Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan


permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila
dicampur dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-
kristal ini meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya
(Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008).

Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau
batuan yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada
dasarnya mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat
dan liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe
1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-
tetraeder dengan Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat
ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1
menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si
telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat
merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus
oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).

Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah
mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat
memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan
gerabah.

Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan :

fungsi tanah liat : mempermudah proses pembentukan keramik


Sifat dan keadaan bahan :

berbutir kasar

rapuh

dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan

kering akan menjadi keras

bila dibakar akan menjadi padat dan kuat

sangat tahan api.

2.2.2 Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:

Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan.

Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.

Merupakan rangka selama pembakaran.

Sifat-sifat dan keadaan bahan :

Memiki ukuran partikel yang halus .


Sifat plastis yang tinggi .

Memiliki kekuatan kering yang tinggi

Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.

Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi

dibanding kaolin.

titik lebur tinggi sekitar 1728C

2.2.3 Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik.
Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan
gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain.
Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik.
Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan
untuk membuat gelasir suhu tinggi.

Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling
besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009).
Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan
feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri
yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.

Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si 2O8 dengan X adalah
potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat
dilihat pada Tabel 1.

Jenis Feldspar Rumus Kimia

Albite Na(Si,Al)O

Anorthite Ca(Si,Al)O

Orthoclase K(Si,Al)O

Celsian Ba(Si,Al)O

2.2.4 Serbuk Kaca/Cullet


Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari
campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk
melalui prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang
dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan
tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca
merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan
anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.

2.3 Sifat
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi
di mana bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada
kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada
keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan
sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan
piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku
pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran
sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan
sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu
tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah
satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang. Secara
umum sifat keramik meliputi :

1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.

2. Tahan terhadap korosi.

3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.

4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan

superkonduktor.

5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

2.4 Jenis-jenis Keramik

Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:

2.4.1 Keramik tradisional

Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri
(refractory).

2.4.2 Keramik halus


Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat
dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam
(Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)

Jenis Keramik Menurut Kepadatan

1. Gerabah (Earthenware)

Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan
dibakar pada suhu maksimum 1000C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya
sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus
dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik
berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau
porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk
keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang
menarik sehingga menambah kekuatannya.

2. Keramik Batu (Stoneware)

Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga
dapat dibakar pada suhu tinggi (1200-1300C). Keramik jenis ini mempunyai
struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis
termasuk kualitas golongan menengah.

3. Porselin (Porcelain)

Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni
yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis
ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih.
Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350C atau 1400C, bahkan ada yang
lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh
sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras
seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi
porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini
mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri
karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik Baru (New Ceramic)
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti
peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik,
keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik,
silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini
disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan
gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis
dan komponen teknis lainnya.

2.5 Proses pembuatan keramik

1. Penyiapan bahan mentah

meliputi : penggalian bahan mentah, penimbunan dan penggilingan.

1. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada
umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung merupakan
bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga penggaliannya
dilakukan dengan cara terbuka.

2. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu. Selama


dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam dalam air. Hal
ini perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang
menyerap air menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga untuk
melarutkan garam sulfat yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya
juga dilakukan pencampuran dengan bahan lain, misalnya pasir.

3. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum


ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan
menggunakan kollegrang yang dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan
susunan besar butir yang lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini, bahan
yang sudah menjadi tepung ditambah dengan air sambil digiling, sehingga keluar
dari kollegrang, bahan sudah berbentuk lempung basah. Untuk mendapatkan
lempung yang lebih homogen, dilakukan penggilingan lagi di pugmill (mixer).
Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di dalam extruder. Di dalam alat ini
lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung yang benar-benar
padat berbentuk kolom segi empat atau bulat.

4. Pembentukan Produk Keramik


Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk
keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat
bentuknya dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik,
yaitu:

a) Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process).

Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang


pembentukannya dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan
pembentukan dengan tangan. Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda khusus
yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya untuk produk keramik halus
yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di dalam proses ini, lempung
bersifat lembek dengan kandungan air 25 ay 40 %, dengan syarat lempung masih
cukup Ikuat menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan bentuk.

b) Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).

Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk
dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %.
Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini
dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini
dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini
biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik banhan
bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan
bentuk produk keramik kasar lainnya.

c) Cara Pembentukan dengan masa slip.

Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang
halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan
butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini
biasanya dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan
dengan cara mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga
memungkinkan untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara
tangan atau mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk
sanitair (doset, wastafel,

d) Cara Pembentukan dengan proses kering.

Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12
%, sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa
(press) yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai
kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik
yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh,
misalnya dalam pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api.

5. Pengeringan keramik keramik

Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 %
Itergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan
basah sehingga untuk mengurangi kadar aimya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan
pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk
Imentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak banyak terjadi kerusakan, tidak
berubah sifat maupun bentuknya.

Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah
akan menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama
lain.Penyusutan akan terhenti apabila air yang menguap telah mencapai A A/
1/3 kali. Apabila penyusutan telah selesai, makaA produk kering sudah tidak
mengalami perubahan bentuk lagi .

Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan matahari


dan suhu di sekitar benda tersebut.A Kecepatan pengeringan alami tergantung
oleh : suhu udara di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara.
2. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku
pemanas sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan
keramik mentah tadi.
3. Pembakaran Keramik

Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat


tidak berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan
tahan terhadap pengaruh cuaca lainnya.

Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :

1. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan.

Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah


pengeringan A 3 Se 100/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan
pengeringan air bebas ini. Pada tahap ini, pembakaran dilakukan secara perlahan-
lahan dengan suhu relatif rendah ( 40 SOAK ) untuk menghindari penguapan
secara mendadak yang menyebabkan benda retak. Kenaikan suhu pembakaran
biasanya diatur antara 5 atau OAK/jam.
2. Tahap Penguapan air mineral.
Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas pada suhu
di bawah 200AC dan umumnya lepas pada suhu di atas 500)5. 0C 700)5.0C. Pada
tahap ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat.

3. Tahap Pembakaran Cepat.

Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel
lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa produk
keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan peleburan lebih
lanjut sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral menjadi
tertutup.

Jenis jenis tungku pembakaran :

1. Tungku berkala (periodik). Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara


berkala, dimana sejumlah bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak kemudian
tungku didinginkan lagi dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan
berulang secara berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang hilang banyak
sekali, terutama panas untuk memanasi badan tungku dan sewaktu tungku dingin
kembali.

Jenis-jenis tungku berkala :

1. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah,
bersifat tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku
sampai tungku dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya
menghasilkan rendamen rendah (60%).
2. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk
segi empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang
pembakaran. Hasil bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan rendamen
antara 70 Se 85 0/0.

2. Tungku Kontinu

Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi berhenti.
Proses pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan hasilnya diambil
setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu.

Jenis tungku ini ada 2, yaitu :

1. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang bersekat-
sekat menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi cukup besar,
dimana 1 kamar menghasilkan A 3500 bata dan lebih hemat bahan bakar.
Umumnya dipakai untu produksi keramik bangunan skala besar (bata & genteng).
2. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran dari
samping, masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori. Jenis
tungku ini termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas.
Umumnya dipakai untuk produksi keramik halus, produk-produk keramik missal
yang mutu dan harganya tinggi seperti produk sanitair.

2.6 Teknik Pengukuran

2.6.1 Resistivitas

Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya


tegangan yang diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi
besarnya arus yang mengalir dan panjang tersebut.

=RAl
dengan merupakan resistivitas bahan (cm), l merupakan panjang bahan (cm), R
merupakan hambatan bahan (), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2).

Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths,


1986):

=2RLln(a)
Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut unutk
memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator
untuk tengan rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107cm,
untuk isolator tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 10 9-1014 cm,
dan untuk isolator tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari 10 14 cm.

2.6.2 Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam
gram per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in2).
Pengukuran densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density)
berdasarkan metode Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada
persamaan (Yusup, 1998):
b=mkmb-(mg-mkw)air
dengan bmerupakan bulk density (g/cm3), air merupakan densitas air
(1g/cm3), mb merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering
(g), mg merupakan massa ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan
massa kawat penggantung.

2.6.3 Kuat Tekan

Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang
dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan
antara kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai
berikut:

P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N)
dan A adalah luas penampang dalam satuan m2.

2.6.4 Susut Bakar

Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar
ini terdiri dari dua bagian yaitu:

1. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan


volum(V) sampel sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai
berikut: % susut bakar volum = V0-V1V0x 100% dengan Vo volume sampel yang
belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel yang telah dibakar (cm3)

2. usut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa mdengan massa


sampel sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai berikut: %
susut bakar volum = m-m1m0x 100%dengan mo massa sampel yang belum
dibakar (gram), m1 adalah massa sampel yang telah dibakar (gram). Susut
bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan
terjadinya reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif
terhadap butiran besar. Kekosongan yang terjadi akan diisi
oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin dapat menyebabkan kekurangan
massa dan sampel.

Dalam kehidupan sehari-hari, karamik memiliki banyak kegunaan, misalnya saja


dapat dibuat sebagai guci, genteng, maupun peralatan lainnya. Agar peralatan yang
di buat dapat bertahan lama dan memiliki kualitas yang baik, oleh karena itu
proses pembuatan dan juga bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan
standar yang ada, di Indonesia ini standar yang digunakan adalah SNI (Standar
Nasional Indonesia). Berikut adalah beberapa SNI yang membahas mengenai
keramik :

SNI 15-1325-1989 BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS

SNI 03-2095-1998 GENTENG KERAMIK

SNI 1147-1989-A MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT TETES

PORSELIN
2.7 Kegunaan Keramik

Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik,entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir,teko,tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan,
seperti batu-bata,genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk
pembuangan. Ada juga keramik yang digunakan untuk keperluan keperluan khusus
dan dibuat secara khusus pula misalnya keramik isolator yang digunakan untuk
kebutuhan industri perlistrikkan.

Dengan berkembangnya teknologi maka kini bahkan keramik telah digunakan


didalam berbagai keperluan bidang science seperti bidang kedokteran yang dikenal
dengan bio ceramics, misalnya beberapa organ tubuh manusia yang rusak ternyata
dapat digantikan dengan bahan keramik seperti tulang dan gigi.Keramik juga
banyak digunakan di dalam dunia elektronik. Ternyata banyak bagian dari dari
produk elektronik yang dibuat dari bahan keramik .

Dalam bidang teknologi kedirgantaraan maupun antariksa, ternyata bagian-bagian


tertentu dari pesawat terbang maupun pesawat luar angkasa terbuat dari bahan
keramik. Sebagai contoh, pesawat antariksa ulang alik Columbia dan Discovery
ternyata seluruh badan pesawat bagian luarnya dilapisi dengan mantel yang tahan
api yang terbuat dari keramik yang ringan (light refractory brick) yang tahan
terhadap suhu yang sangat tinggi. Tanpa dilapisi bahan keramik tersebut maka
pesawat antariksa tidaklah mungkin dapat terbang menjelajah luar angkasa, karena
ketika kembali ke bumi akan mengalami gesekan dengan atmosfir yang
mengakibatkan terjadinya suhu yang sangat tinggi itu.
Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan karena
bahan keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga sekaligus
penghantar panas yang sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan bahan
satu satunya yang tahan terhadap radiasi nuklir,sehingga reactor nuklir dimanapun
menggunakan bahan keramik sebagai pelindung, agar radiasi tidak menyebar
kemana-mana karena sangat membahayakan .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan
serbuk kaca. Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya yang secara umum meiliki sifat :

1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.


2. Tahan terhadap korosi.
3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

Keramik biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok,


piring, cangkir,teko,tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan
bangunan, seperti batu-bata,genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik
untuk pembuangan.

DAFTAR PUSTAKA
Aninom. 2013. Keramik. http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik [20 Oktober 2013]
Eko. 2013. Kliping Seni Rupa Terapan
Keramik. http://www.slideshare.net/eko123/kliping-seni-rupa-terapan-keramik
[20 Oktober 2013]
Sergio.2011.Proses Pembuatan Produk
Keramik. http://www.ilmusipil.com/proses-pembuatan-produk-keramik [26
November 2013]

SNI 15-1325-1989 BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS

SNI 03-2095-1998 GENTENG KERAMIK

SNI 1147-1989-A MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT TETES
PORSELIN

Anda mungkin juga menyukai