KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas
kehendak-Nya lah kami selaku tim penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini , adalah untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah pengetahuan bahan, dan juga untuk menambah
wawasan mengenai karakteristik dari bahan keramik.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , baik dari segi isi , teori , dan
sistematika penulisannya . Maka dari itu karena belum luasnya wawasan kami,
kami sangat terbantu bila pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan dapat menyempurnakan makalah ini dari segi manapun .
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan datang .
Amin.
Penulis
(Deni Firdaus)
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan kepada
spesifikasi kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain : kebutuhan rumah
tangga, industri mekanik, elektronika, cordierite, refraktori, teknologi ruang
angkasa, keramik berpori , dan lain sebagainya.
Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di
usahakan oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di
negeri China. Industri keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan
tembikar.Tembikar tertua di temui di England, dapat di kesan kembali pada
pertama tahun masehi dan penaklukan Roma. Antara masa itu dan 1500 tahun
Masehi, perkembangan yang paling penting adalah porselin yang dapat
memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula dengan tembikar eistercian
pada awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai nampak permulaan
industri tembikar Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat tembikar slip di
Staffordshire. Dalam abad ke delapan belas menampakkan bibit perkembangan
yang telah menjadikan industri tembikar sebagaimana yang terdapat pada hari ini.
Di bagian akhir abad ini pengenalan api elektro telah membawa kepada bibit
permulaan industri porselin elektro.
Dalam tempoh selepas perang dunia kedua, industri keramik tertumpu kepada
produksi yang boleh memberikan ciri-ciri yang istimewa serta Modern. Ia
dihasilkan daripada bahan mentah alami atau sintetis atau campuran yang
melibatkan metode berteknologi modern. Keramik jenis ini digolongkan kepada
keramik Modern atau advance keramik.
1.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa
(flint), feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).
Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah
satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena
bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira
70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat.
Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari
sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan
murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari
unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%,
dan Air (H2O) 14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau
batuan yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada
dasarnya mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat
dan liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe
1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-
tetraeder dengan Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat
ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1
menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si
telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat
merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus
oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan
basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi
keras, sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya,
masyarakat memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan
bata dan gerabah.
2.2.2 Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi
dibanding kaolin.
2.2.3 Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik.
Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan
gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain.
Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik.
Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang
digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini merupakan group mineral dengan jumlah mineral yang
paling besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani,
2009). Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium
feldspar dan feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-
aplikasi industri yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan
alkali.
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari
campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf,
dibentuk melalui proses pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-
kadang dianggap sebagai cairan kental (viskos) karena bukan kristalin atau amorf.
Akan tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi,
kaca merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan
anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan
geologi di mana bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik
pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat
pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah
dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan
dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak
berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan
campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu
tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar
tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida
mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini
merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus
berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi :
1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat
dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam
(Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)
1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan
dibakar pada suhu maksimum 1000C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya
sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus
dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik
berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau
porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk
keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang
menarik sehingga menambah kekuatannya.
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api
sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200-1300C). Keramik jenis ini
mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu.
Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah.
3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung
murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan
porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut
keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350C atau 1400C,
bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500C. Porselin yang
tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan
teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada
suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara
teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping
mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin.
Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti
peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik,
keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik,
silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini
disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan
gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan
komponen teknis lainnya.
1. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada
umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung merupakan
bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga penggaliannya
dilakukan dengan cara terbuka.
2. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu.
Selama dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam
dalam air. Hal ini perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah
dan kurang menyerap air menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga
untuk melarutkan garam sulfat yang merugikan. Pada saat penimbunan ini,
biasanya juga dilakukan pencampuran dengan bahan lain, misalnya pasir.
3. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum
ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan
menggunakan kollegrang yang dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan
susunan besar butir yang lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini,
bahan yang sudah menjadi tepung ditambah dengan air sambil digiling,
sehingga keluar dari kollegrang, bahan sudah berbentuk lempung basah. Untuk
mendapatkan lempung yang lebih homogen, dilakukan penggilingan lagi di
pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di dalam extruder. Di
dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung yang
benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau bulat.
Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk
dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %.
Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini
dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini
dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini
biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik bahan
bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan
bentuk produk keramik kasar lainnya.
Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur
yang halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari
susunan butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %.
Cara ini biasanya dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar
dan dengan cara mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu, juga
memungkinkan untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara
tangan atau mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk
sanitair (doset, wastafel,
Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay
12 %, sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat
kempa (press) yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang
mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat
produk keramik yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya tidak
sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan
bata tahan api.
Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 %
tergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan
basah sehingga untuk mengurangi kadar airnya perlu dikeringkan lebih dulu.
Tujuan pengeringan adalah untuk menguapkan air yang masih terkandung di dalam
produk mentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak banyak terjadi kerusakan,
tidak berubah sifat maupun bentuknya.
Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan
mentah akan menguap sehingga butir-butir masa I emouna akan mendekat satu
sama lain. Penyusutan akan terhenti apabila air yang menguap telah mencapai A
A/ 1/3 kali. Apabila penyusutan telah selesai, maka A produk kering sudah tidak
mengalami perubahan bentuk lagi .
3. Pembakaran Keramik
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :
Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas pada
suhu di bawah 200AC dan umumnya lepas pada suhu di atas 500)5.0C 700)5.0C.
Pada tahap ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat.
Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel
lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa
produk keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan
peleburan lebih lanjut sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air
mineral menjadi tertutup.
1. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah,
bersifat tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku
sampai tungku dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya
menghasilkan rendamen rendah (60%).
2. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen
(berbentuk segi empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-
lubang pembakaran. Hasil bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan
rendamen antara 70 Se 85 0/0.
2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi
berhenti. Proses pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan
hasilnya diambil setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu.
2.6.1 Resistivitas
=RAl
=2RLln(a)
Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut untuk
memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator
untuk tegangan rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~
107cm, untuk isolator tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 109-
1014 cm, dan untuk isolator tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari
1014 cm.
2.6.2 Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam
gram per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in2).
Pengukuran densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density)
berdasarkan metode Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada
persamaan (Yusup, 1998):
b=mkmb-(mg-mkw)air
dengan b merupakan bulk density (g/cm3), air merupakan densitas air (1g/cm3),
mb merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering (g), mg merupakan
massa ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan massa kawat
penggantung.
2.6.3 Kuat Tekan
Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahanan suatu bahan terhadap beban yang
dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan
antara kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai
berikut:
P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N)
dan A adalah luas penampang dalam satuan m2.
Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar
ini terdiri dari dua bagian yaitu:
dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel
yang telah dibakar (cm3)
dengan mo massa sampel yang belum dibakar (gram), m1 adalah massa sampel
yang telah dibakar (gram).
Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan terjadinya
reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran besar.
Kekosongan yang terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin
dapat menyebabkan kekurangan massa dan sampel.
Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan
karena bahan keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga
sekaligus penghantar panas yang sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan
bahan satu satunya yang tahan terhadap radiasi nuklir, sehingga reactor nuklir
dimanapun menggunakan bahan keramik sebagai pelindung, agar radiasi tidak
menyebar kemana - mana karena sangat membahayakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan
serbuk kaca. Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya yang secara umum meiliki sifat :