Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kalau kita berbicara tentang keramik, maka yang terbayang adalah alat-alat
rumah tangga, bahan bangunan, atau guci keramik Cina, padahal perkembangan
keramik sudah lebih maju. Asal kata keramik berasal dari bahasa Yunani keramos
yang berarti periuk atau belanga yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Secara
sederhana keramik adalah suatu benda atau barang yang terbuat dari tanah liat atau
lempung yang diproses sedemikian rupa kemudian dibakar. Hal ini menunjukkan
bahwa keramik itu hanya dapat dibuat dari tanah liat atau lempung, padahal saat ini
telah dilakukan penelitian untuk membuat keramik dari bahan baku lainnya dengan
teknik pembuatan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Maka dibuatlah
pengertian dari keramik yang terbaru yaitu bahan padat nonorganik yang merupakan
campuran metal dan non metal yang terikat secara ionik dan kovalen.
Keramik memiliki struktur organik dan non organik seperti gelas tetapi
kebanyakan memiliki struktur kristal. Struktur mikro keramik selalu kompleks dan
dibedakan oleh adanya batas butir (grain boundaries), renik (pores), ketidakmurnian
dan kondisi multifasa yang membuatnya lebih bervariasi. Pada daerah batas butir
energi bertambah sehingga ketidakmurnian cenderung berkumpul di sana.
Ketidakmurnian merupakan fasa kedua dan ketiga, antara partikel penyusun
(konstituen) ke dalam batas butir. Dengan adanya penambahan ketidakmurnian dan
zat aditif lainnya, mikrostruktur dapat berubah, jika diamati pada batas butirnya
maupun porositasnya. Kondisi mikrostruktur ini menggambarkan keadaan terhadap
sifat fisis dan kimia dari keramik.

1.2

Rumusan Masalah
a. Mengetahui pengertian dari keramik.
b. Menyebutkan bahan baku yang digunakan untuk membuat keramik.
c. Menuliskan reaksi yang terjadi pembuatan keramik.

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

d.
e.
f.
g.

Menjelaskan proses pembuatan keramik.


Menyebutkan sifat-sifat keramik.
Menyebutkan dan jelaskan klasifikasi dari keramik.
Menyebutkan aplikasi serta contoh dari masing-masing klasifikasi, berikan contoh
gambarnya.

1.3

Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1) Menjelaskan yang lebih detail mengenai proses fisika dan kimia yang terjadi pada
pengolahan keramik.
2) Menjelaskan mengenai jenis-jenis serta bahan baku apa yang digunakan dalam
pembuatan keramik
3) Menjelaskan informasi tentang sifat-sifat dari bahan konstruksi kimia keramik
4) Menjelaskan aplikasi serta reaksi kimia yang terjadi pada pembuatan keramik

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Keramik
Keramik pada awalnya berasala dari bahasa Yunani keramikos yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengaami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai salah
satu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar,
seperti gerabah, genteng, porselin dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik
berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan
bukan logam dab anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf,1998:2)
Umumnya senyawa keramik lebi stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingankan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard,
ball clay, kwarsa, kaolin dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal,
komposisi kimia dan mineral bawannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung
pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat
rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan
keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor
panas yang jelek. Disamping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras dan kaku.
Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibandingkan kekuatan
tariknya.

2.2

Bahan Baku Dasar Pembuatan Keramik


Pada dasarnya bahan dasar keramik antara lain :
a. Tanah Liat (lempung)
Tanah liat (lempung) sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik,
merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia
karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas.
Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah
liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni
mempunyai rumus: Al2O3 2SiO2 2H2O dengan perbandingan berat dari unsurunsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air
(H2O) 14%.
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah
mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat
memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
b. Kaolin (Al2O3 2SiO2 2H2O)
Kaolin diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu pertama suatu endapan residu
berasal dari perubahan batu-batuan. Kedua adalah jenis pengendapan yang mana batu
bagus dan partikel-partikel clay telah dipisahkan dari endapan. Kaolin yang berasal
dari preshidrotermal yaitu pengikisan yang terjadi akibat pengaruh air panas yang
terdapat pada retakan dan patahan serta daerah permeable lainnya dalam batu-batuan.
Kaolin yang berasal dari proses pelapukan (sedimentasi) yaitu pelapukan batuan beku
dan batuan metamorpik yang reaksinya adalah sebagai berikut :
KalSi3O8 HAlSi3O8 + KOH (Hydrolysis)
HAlSi3O8 HAlSiO4 + 2SiO2 (Desilikation)
(Sumber : jurnalUniversitas Sumatera Utara)
Kaolin adalah jenis lempung yang mengandung mineral kaolinit dan terbentuk
melalui proses pelapukan. Kaolin merupakan jenis tanah liat primer digunakan
sebagai bahan utama dalam pembuatan keramik putih, dan mengandung mineral
kaolinit (Al2Si2O5(OH)4 ) sebagai bagian yang terbesar, sehingga kaolin biasanya
disebut sebagai lempung putih.
Kaolin adalah bahan keramik yang harus dicampur dengan bahan lainnya,
misalnya ball clay. Hal ini dilakukan untuk menambah keplastisan dan mengurangi
ketahanan api karena bahan ini bersifat kurang plastis dan sangat tahan api. Titik
lelehnya lebih kurang 1800C. Kaolin digunakan untuk membuat gerabah, porselin
dan tegel.
c. Kuarsa (SiO2 )
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2)
dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang
mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian
tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau
atau laut. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO 2, Fe2O3, Al2O3,
TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada
senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 1715 oC,
bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 1000 C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku
utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik,
bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting).
Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan
pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
(sumber : jurnal http://nurhakim.zoomshare.com/files/bgi/bahankuliah_bgi07.pdf )
Kuarsa (mineral silica) adalah salah satu komponen utama dalam
pembentukan keramik dan banyak terdapat di permukaan bumi (sekitar 60%). Bentuk
umum fasa kristal kuarsa adalah tridimit, quartz dan kristobalit, tergantung pada
temperaturnya. Jenis kristal silica yang ada di alam adalah kuarsa, sedangkan tridimit
dan kristobalit jarang dijumpai. Kuarsa memiliki keplastisan rendah dan titik lebur
tinggi sekitar 1728C, tetapi hasil pembakarannya kuat dan keras. Bahan baku kuarsa
dapat diperoleh dari batuan atau pasir kuarsa dengan kandungan silica tinggi.
d. Feldspat
Feldspat adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik.
Bila keramik dibakar, feldspat akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas
yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada
saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspat tidak
larut dalam air, mengandung alumina, silica dan flux yang digunakan untuk membuat
gelasir suhu tinggi, tetapi agar lebih memuaskan harus dicampur dengan kaolin.
Bahan ini banyak dipakai dalam keramik halus, gelas dan email.
Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka
struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur
tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang masuk ke
dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh aluminium.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara
kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8),
natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (Ba
Al2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas
dan K-felspar. Plagioklas merupakan seri yang menerus suatu larutan padat tersusun
dari variasi komposisi natrium felspar dan kalsium felspar.
Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang
kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara
mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya komposisi
mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral felspar yang termasuk
ke dalam kelompok plagioklas tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam
batuan kaya unsur alkali (granit, sienit).
Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti diorit
sedangkan labradorit, bitownit dan anortit biasanya sebagai komponen batuan basa
(gabro) dan anortosit. Mineral yang termasuk kelompok K-felspar diklasifikasikan
berdasarkan suhu ristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu tinggi), ortoklas, mikroklin
sampai adu-laria (suhu rendah). Keempat mineral mempunyai rumus kimia sama
yaitu KAlSi3O8 dan (terutama) Bahan Galian Industri ditemukan pada batuan beku
asam seperti granit dan sienit, selain itu ditemukan pula pada batuan metamorfosis
dan hasil re-work pada batuan sedimen. Sumber :Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik
Kimia, Hal. 7 ~ 4
Keberadaan felspar dalam kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian
untuk keperluan komersial dibutuhkan felspar yang memiliki kandungan (K2O +
Na2O) > 10%. Selain itu, material pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan
pengotor lain yang berasosiasi dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin. Felspar
dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan felspar olahan
untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat dimanfaatkan untuk
keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik halus dan
kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi felspar
olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
(sumber : jurnal http://nurhakim.zoomshare.com/files/bgi/bahankuliah_bgi07.pdf)
2.3

Reaksi Pembuatan Keramik

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

Semua produk keramik dibuat dengan mencpurkan berbagai kuantitas bahan


baku yang tersebut diatas, membentuknya dan memanaskannya sampai suhu
pembakaran. Suhu ini mungkin hanya 700oC untuk beberapa jenis glasial luar, tetapi
banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu setinggi 2000oC. Pada suhu
vitrifikasi terjad sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi konversi kimia.
1.

Dehidrasi, atau penguapan air kimia pada suhu 150 sampai 650oC.

2.

Kalsinasi, misalnya CaCO3 pada suhu 600 sampai 900oC.

3.

Oksidasi besi fero dan bahan organik pada suhu 350 sampai 900oC.

4.

Pembentukan silika pada suhu 900oC atau lebih


Beberapa diantara perubahan awal tersebut cukup sederhana, misalnya

kalsinasi CaCO3 dan dehidrasi serta dekomposisi kaolinit. Reksi-reaksi lain, misalnya
pembentukan silikat, cukup rumit dan berubah-ubah sesuai dengan suhu dan
perbandingan penyusunnya.
Produk keramik hampir semua mempunyai sifat refraktori, artinya tahan
terhadap panas, dan tingkat kerefraktorian dari suatu produk tertentu bergantung pada
perbandingan kuantitas oksida refraktori terhadap oksida fluks didalamnya. Oksida
refraktori yang terpenting adalah SiO2, Al2O3, CaO dan MgO, disamping ZrO 2, TiO2,
Cr2O3, serta BeO yang lebih jarang dipakai. Oksida fluks yang terpenting adalah
Na2O, K2O, B2O3 dan SnO2, disamping fluorida yang juga digunakan dalam komposisi
beberapa fluks tertentu.
Pewaris umum dalam semua produk keramik adalah lempung (biasanya
kaolinit), dan karena itu reaksi kimia yang berlangsung pada pemansan lempung
sangat penting artinya. Efek yang pertama dari panas ialah mendorong air hidrasi
keluar; ini terjadi pada suhu 600 sampai 650 oC dengan menyerap sejumlah besar
kalor, meninggalkan suatu campuran amorf alumina dan silica, seperti terlihat dari
penelitian sinar X.
Al2O3.2SiO2.2H2O Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O
Bahkan, sebagian besar alumina dapat diekstraksi dengan asam klorida pada
tahap ini. Jika pemanasan dilanjutkan, alumina amorf tersebut berubah dengan cepat
pada suhu 940oC menjadi alumina kristal, yaitu -alumina sambil mengeluarkan
sejumlah besar kalor. Pada suhu yang sedikit lebih tinggi, mulai kira-kira 1000 oC,
alumina dan silica bergabung membentuk mulit (3Al2O3.2SiO2). Pada suhu yang lebih
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

tinggi lagi, silika yang tersisa berubah menjadi kristobalit kristal. Jadi, keseluruhan
reaksi fundamental yang terjadi pada pemanasan lempung adalah :
3(Al2O3.2SiO2.2H2O) 3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 + 6 H2O
(Sumber : http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/04/proses-industri-kimia-keramik.html)

Pada pembuatan keramik terjadi reaksi :

Bahan Baku
K2OAL2O3 . 6SiO2 + CO2 + 2H2O K2CO2 + Al2O3 . 2SiO2 . 2H2O + 4SiO2

Produk
AL2O3 . 2SiO2 . 2H2O Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O

(Sumber : http://crimoet90.blogspot.com/2010/06/proses-industri-keramik.html)
2.4

Proses Pembuatan Keramik


Semua produk keramik dibuat dengan mencampurkan berbagai kuantitas
bahanbaku yang sudah disebutkan di atas, membentuknya lalu memanaskan sampai
suhu pembakaran. Suhu ini mungkin hanya 700oC untuk beberapa glasir luar, tetapi
banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu 2000oC. Pada suhu vitrifikasi terjadi
sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi konversi kimia:
1. Dehidrasi, atau penguapan air kimia pada suhu 150-650oC
2. Kalsinasi, misal CaCO3 pada suhu 600-900oC
3. Oksidasi besi fero dan bahan organic pada suhu 350-900oC
4. Pembentukan silica pada suhu 900oC lebih.
5. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga.
Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk
yang kurang baik juga.
Tahap-tahap membuat keramik :
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk
keramik, yaitu:
Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai
material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap
pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering,
dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada prosesproses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir,
penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar
air.Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau
penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan
material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan
ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 100 mesh.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan
yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun
masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran
bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk
mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis.
Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau
dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian.
Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat
dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa
badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam
agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
Pembentukan

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat


plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam
membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik
putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
1) Pembetukan Tangan Langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung,
ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik
pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
2) Pembentukan dengan Teknik Putar
Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar
dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Secara singkat tahap-tahap
pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning
(pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda),
3)

refining the contour (merapikan).


Pembentukan dengan Teknik Cetak
Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung
dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari
gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak
tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan
tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan
berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah
benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis.
Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,

Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis
yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan
terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke
permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) Air
yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan
mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari
retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976).
Karena produk keramik hampir semuanya punya sifat refraktori, artinya
tahan terhadap panas dan sifaat ini bergantung pada oksida refraktori terhadap
oksida fluks di dalamnya.
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

10

Efek dari pemanasan yang utama yaitu mendorong air hidrasi keluar , ini
terjadi pada suhu 600-650oC dengan menyerap sejumlah besar kalor,
meninggalkan suatu campuaran amorf alumunia dan silica, seperti terlihat dari
penelitian dengan sinar X.
Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O
Keseluruhan reaksi yang terjadi pada pemanasan lempung adalah :
3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 + 6H2O.3(Al2O3.2SiO2.2H2O)
Kaonit Munit kristobalit
Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini
mengubah massa yang

rapuh

menjadi massa yang

padat,

keras,

dan

kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi.


Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena
melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit
(bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah
dibakar pada kisaran suhu 700 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup
membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda
keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang
akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan
pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup,
dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir
dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar
pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik
adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan
efek-efek tertentu sesuai keinginan.
K2OAl3O3 6SIO2 + CO2 + H2O K2CO3 + Al2O3 2SIO2 2H2O + 4SIO2
K2OAl3O3 6SIO2 + CO2 + H2O K2CO3 + Al2O3 2SIO2 2H2O + 4SIO2

(sumber : http://crimoet90.blogspot.com/2010/06/proses-industri-keramik.html)
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

11

Material keramik umumnya berupa senyawa polikristal yang proses


pembuatannya dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahap yaitu: Preparasi
serbuk, pembentukan, pengeringan dan pembakaran (sintering). Pada proses
pembentukan keramik terjadi perubahan structural dari butiran-butirannya yang
semula renggang menjadi padat dan memiliki batas butiran (saat terjadi sintering),
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut :

Proses pembuatan keramik


Sumber : buku industri proses kimia hal : 156
2.5

Sifat-Sifat Keramik
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional
seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

12

piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik
mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama
jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam.
sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri
dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 oC, keramik engineering
seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000oC. kekuatan tekan
tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik
terus berkembang
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai
aplikasi termasuk :
kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah,
Tahan korosi,
Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor

bahkan

superkonduktor,
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik, dan e) Keras dan kuat, namun

rapuh.
Ada pula Sifat Keramik sebagai berikut :
Keramik memiliki sifat kimia, mekanik, fisika, panas, elektrik, dan
magnetik yang membedakan mereka dari material lain seperti logam dan plastik.
Industri keramik merubah sifat keramik dengan cara mengontrol jenis dan jumlah
material yang digunakan untuk pembuatan.

A.

Sifat Kimia
Keramik industri sebagian besar adalah oksida (senyawa ikatan oksigen), akan
tetapi ada juga senyawa carbida (senyawa ikatan karbon dan logam berat), nitrida
(senyawa ikatan nitrogen), borida (senyawa ikatan boron) dan silida (senyawa
ikatan silikon). Sebagai contoh, pembuatan keramik alumina menggunakan 85
sampai 99 persen aluminum oksida sebagai bahan utama dan dikombinasikan
dengan berbagai senyawa kompleks secara kimia. Beberapa contoh senyawa
kompleks adalah barium titanate (BaTiO3) dan zinc ferrite (ZnFe2O4). Material
lain yang dapat disebut juga sebagai jenis keramik adalah berlian dan graphite
dari karbon.
Keramik lebih resisten terhadap korosi dibanding plastik dan logam.
Keramik biasanya tidak bereaksi dengan sebagian besar cairan, gas, aklali dan
asam. Jenis-jenis keramik memiliki titik leleh yang tinggi dan beberapa

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

13

diantaranya masih dapat digunakan pada temperatur mendekati titik lelehnya.


Keramik juga stabil dalam waktu yang lama.

B.

Sifat Mekanik
Ikatan keramik dapat dibilang sangat kuat, dapat kita lihat dari kekakuan
ikatan dengan mengukur kemampuan keramik menahan tekanan dan
kelengkungan. Bend Strength atau jumlah tekanan yang diperlukan untuk
melengkungkan benda biasanya digunakan untuk menentukan kekuatan
keramik. Salah satu keramik yang keras adalah Zirconium dioxide yang
memiliki bend strength mendekati senyawa besi. Zirconias (ZrO2) mampu
mempertahankan kekuatannya hingga temperatur 900oC (1652oF), dan bahkan
silikon carbida dan silikon nitrida dapat mempertahankan kekuatannya pada
temperatur diatas 1400oC (2552oF). Material-material silikon ini biasanya
digunakan pada peralatan yang memerlukan panas tinggi seperti bagian dari
Gas-Turbine Engine. Walaupun keramik memiliki ikatan yang kuat dan tahan
pada temperatur tinggi, material ini sangat rapuh dan mudah pecah bila
dijatuhkan atau ketika dipanaskan dan didinginkan seketika.

C.

Sifat Fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan
keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan
mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga tahan
terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti
boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum
oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling,
menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain.

D.

Sifat Panas
Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun
pada temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat
bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar
dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan
temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah. Silikon karbida dan

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

14

silikon nitrida lebih dapat bertahan dari kontraksi dan ekspansi pada perubahan
temperatur tinggi daripada keramik-keramik lain. Oleh karena itu material ini
digunakan pada bagian-bagian mesin seperti rotor pada turbin dalam mesin jet
yang memiliki variasi perubahan temperatur yang ekstrim.
E.

Sifat Elektrik
Beberapa jenis keramik dapat menghantarkan listrik. Contohnya
Chromium dioksida yang mampu menghantarkan listrik sama baiknya dengan
sebagian besar logam. Jenis keramik lain seperti silikon karbida, kurang dapat
menghantarkan listrik tapi masih dapat dikatakan sebagai semikonduktor.
Keramik seperti aluminum oksida bahkan tidak menghantarkan listrik sama
sekali. Beberapa keramik seperti porcelain dapat bertindak sebagai insulator (alat
untuk memisahkan elemen-elemen pada sirkuit listrik agar tetap pada jalurnya
masing-masing) pada temperatur rendah tapi dapat menghantarkan listrik pada
temperatur tinggi.

F.

Sifat Magnetik
Keramik yang mengandung besi oksida (Fe 2O3) dapat memiliki gaya
magnetik mirip dengan magnet besi, nikel dan cobalt. Keramik berbasis besi
oksida ini biasa disebut ferrite. Keramik magnetis lainnya adalah oksida-oksida
nikel, senyawa mangan dan barium. Keramik ber-magnet biasanya digunakan
pada motor elektrik dan sirkuit listrik dan dapat dibuat dengan resistensi tinggi
terhadap demagnetisasi. Ketika elektron-elektron disejajarkan sedemikian rupa,
keramik dapat menghasilkan medan magnet yang sangat kuat dan sukar
demagnetisasi (menghilangkan medan magnet) dengan memecah barisan elektron
tersebut.
(Sumber : (http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/04/proses-industri-kimia-keramik.html )

2.6

Klasifikasi Keramik
Sampai saat ini, telah bermacam-macam keramik yang dihasilkan sesuai dengan
perkembangan teknologi yang ada. Pengelompokannya didasari atas beberapa kriteria,
antara lain :

1. Berdasarkan teknik pembuatannya, keramik dibedakan atas dua jenis, yaitu:

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

15

1. Keramik kuno
Keramik kuno adalah keramik yang terbuat dari tanah liat (lempung)
yang dibakar dengan teknik pembuatan sangat sederhana dan peralatan yang
dipakai sangat tradisional. Keramik jenis ini biasanya berupa alat-alat rumah
tangga seperti guci, gerabah , kendi, belanga, dan lain-lain.
2. Keramik Modern (Fine Ceramics)
Keramik modern adalah keramik yang terbuat dari bahan tertentu selain
tanah liat atau lempung yang teknik pengerjaannya sesuai kemajuan teknologi
dan peralatan yang dipakai juga lebih modern (canggih). Penggunaannya tidak
terbatas hanya peralatan rumah tangga tetapi telah meluas ke berbagai bidang,
misalnya konstruksi, elektronika dan sebagainya.
2. Berdasarkan sifat dan kegunaannya, keramik terbagi atas enam jenis yaitu :
1. Keramik konstruksi
Keramik konstruksi adalah keramik yang digunakan untuk bahan
konstruksi bangunan karena sifatnya yang keras, kuat dan tidak korosi.
Contohnya, tegel, ubin, genteng, batu bata dan lain sebagainya.
2. Keramik Berpori
Keramik berpori adalah keramik yang memiliki banyak pori, umumnya
sangat ringan dan digunakan sebagai filter (penyaring). Biasanya keramik jenis
ini digunakan sebagai isolator panas dan knalpot mesin.
Keramik berpori memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan sebagai filter antara
lain tahan korosi, tidak bereaksi dengan campuran yang dipisahkan serta pori
dan kekuatannya dapat diatur. Porositas dapat diatur antara lain dengan
menambahkan bahan aditif seperti serbuk kayu dan bahan lain misalnya grog
yang dapat menghasilkan gas pada saat dibakar sehingga meninggalkan rongga
yang disebut pori. Hasil pengukuran keramik cordierite berpori menunjukkan
bahwa densitas berkisar 0,75-1,17 gr/cm3, porositas 58, kekuatan patah
0,5-2 MPa, kekerasan (HV) 0,3-1,8 GPa (Sebayang.P, 2006).
Swedish Ceramic Institute dapat membuat keramik berpori dengan tehnik
yang berbeda yang dinamakan tehnik protein suspensi hingga memperoleh
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

16

porositas antara 50-80% dari volume keramik. Refractron Technologies Corp


New York USA adalah badan yang meneliti dan memproduksi keramik
berpori, dimana mereka memproduksi keramik berpori dengan karakteristik
standar porositas antara 40-50% sedangkan HP Technical Ceramics
memproduksi keramik berpori dengan standar porositas 35-50%. Pembuatan
keramik berpori dari bahan limbah juga telah dilakukan oleh Sasai, dkk (2003)
dengan mencampur limbah pabrik kertas, serbuk gergajian kayu (K 2CO3)
sebagai activator dan clay sebagai aditif dan dikalsinasi pada suhu 8500C
selama 1 jam pada tekanan 2 atmosfer. (Sasai,dkk. 2003)
(Sumber : Universitas Sumatera Utara)
3.

Keramik Elektronik
Keramik elektronik adalah keramik yang digunakan sebagai bahan
komponen elektronika karena sifat listriknya dapat menjadi isolator,
semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor. Contohnya, resistor,
kapasitor dan dioda.

4. Keramik Optik
Keramik optik adalah keramik yang terbuat dari bahan gelas dan dapat
tembus cahaya. Contohnya, kaca jendela, peralatan gelas, gelas optik dan serat
optik.
5. Keramik Refraktori
Keramik refraktori adalah keramik yang tahan api atau tahan terhadap suhu
yang tinggi dan banyak mengandung silika. Biasanya keramik jenis ini banyak
digunakan sebagai bahan tungku pada industri dengan temperatur tinggi,
misalnya industri peleburan besi dan baja.
6.

Komposit Keramik
Komposit keramik adalah keramik yang diperkuat dengan matriks yang
diproses pada suhu bakar rendah dan biasanya digunakan sebagai bahan
bangunan konstruksi ringan.

3. Derajat

Vitrifikasi,

atau

berkurangnya

porositas

secara

berangsur

merupakan dasar yang berguna untuk menggolongkan produk keramik


sebagai berikut :
1. Keramik Putih
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

17

Kuantitas fluks beragam, pemanasan pada suhu tinggi sedang, vitrifikasi


beragam.
Joseon baekja atau keramik putih.
Joseon adalahjenis keramik berwarna putih yang awalnya diproduksi pada
masa Dinasti Joseon (1392-1910) di Korea. Kemunculan keramik putih Joseon
dikaitkan dengan penyebaran paham Konfusianisme secara luas sebagai
ideologi negara yang menolak Buddhisme setelah kejatuhan Dinasti Goryeo.
Pihak kerajaan Joseon mengagungkan warna putih sebagai perlambang
Konfusianisme dan menggunakan keramik putih sebagai perabot penting
dalam lingkungan mereka. Keramik putih kemudian menjadi barang pecah
belah yang paling banyak diproduksi dan diminati di periode Joseon.
Keramik putih (whitewere) adalah nama umum yang diberikan untuk
sejenis produk keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur
(jaringan) halus. Keramik ini dibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih
dan fluks dalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu cukup tinggi
(1200-1500oC) di dalam tanur (kiln). Oleh karena jumlah dan macam fluksnya
beragam, terdapat pula keragaman dalam tingkat vitrifikasi diantara keramik
putih ini, mulai dari keramik tanah sampai pada keramikcina kekaca. Jenisjenis ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Keramik tanah (carthenware), kadang-kadang disebut barang pecah belah
semi kekaca (semivitreous dinnerwarei), adalah keramik berpori dan tidak
transulen dengan glasir lunak.
b. Keramik cina (chinaware) adalah keramik vitrifikasi transulen dengan
glasir sedangan dan tahan terhadap abrasi tertent; digunakan untuk tugas
nonteknik.
c. Porselin (porcelain) adalah keramik vitrifikasi transulen dengan glasir keras
yang tahan abrasi pada tingkat maksimum. Dalam kelompok ini termasuk
porselin kimia,isolasi,dan dental (pergigian).
d. Keramik saniter ( sanitrayware), dulu dibuat dari lempung, biasanya berpori;
oleh karena itu sekarang menggunkan komposisi kekaca. Kadang-kadang
bersama komposisi triaksial ditambahkan juga grog kekaca ukuran tertentu
yang telah mengalami pembakaran pendahuluan.
e. Keramik batu (stoneware), adalah jenis yang tertua diantara barang
keramik,dan telah digunakan jauh sebelum pengembangan porselin; bahkan,
keramik ini dapat dianggap sebagai porselin kasar yang pembuatannya tidak
dilakukan dengan teliti dan terbuat dari bahan baku bermutu rendah.
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

18

f. Ubin keramik-putih (whiteware tilri), terdapat dalam berbagai jenis khusus,


biasanya dikelompokkan atas ubin lantai yang tahan terhadap abrasi dan
kedap terhadap peresapan noda, ada yang diglasir ada yang tidak; dan ubin
dinding juga mempunyai permukaan keras dan permanen dengan berbagai
macam warna dan tekstur.
(Sumber : industri proses kimia Jilid 1 , George T.Austin-hal 159)
Untuk menggambarkan proses pembuatan kelompok keramik putih ini, di
sini dilukiskan proses pembuatan porselin menurut definisi diatas. Ada tiga cara
produksi: porselin proses basah, porselin proses kering dan porselin cetak.
Porselin adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan
lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena
badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering
disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350C
atau 1400C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai1500C.
Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan
karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena
keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi
penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas
tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan
dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang
terhadap warna-warna glasir.
Proses pembuatan Porselin :
Yang dilapisi pada waktu terkena suhu diatas normal, pelapisnya akan
retak (bentuk retaknya kecil memanjang) yang disebut crazing. Retak ini akan
menurunkan kekuatan mekanik benda. yang lebih besar dari pada yang
dilapiskan, akan terjadi kompresi pada ketika suhu rendah. Sedangkan jika kaca
pelapis mempunyai lebih kecil daripada Proses pembuatan perangkat dari
porselin secara garis besar yaitu, setelah tanah liat dibersihkan dari kotorankotoran misalnya kerikil, kemudian dicampur dengan air hingga homogen
(tetapi tidak terlalu encer seperti bubur). Selanjutnya adalah tahap pembentukan,
yaitu dengan putaran, penekanan, cetakan, dan ekstrusi. Selanjutnya setelah
perangkat terbentuk, dikeringkan lalu diadakan pelapisan dengan gelas (glazing)
dan terakhir adalah tahap pembakaran. Perlu di ingat bahwa proses pembuatan
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

19

perangkat dari keramik sejak masih basah hingga selesai di bakar akan terjadi
pengecilan dimensi. Sedangkan pada proses pelapisan dengan gelas dan
pembakaran menentukan sekali kualitas produk. Pada pelapisan dengan gelas,
kaca halus atau bahan dasar kaca atau campuran keduanya dipanaskan hingga
meleleh, kemudian digunakan melapisi perangkat yang dikehendaki dengan cara
mencelupkan benda atau permukaan yang diinginkankan untuk dilapisi. Dengan
pelapisan gelas seperti ini digunakan untuk memperkuat dan sekaligus
menghiasi permukaan, akan menjadikan produk porselin makin sedikit
kemampuannya menyerap air, mudah dibersihkan, menghilangkan retak-retak
yang ada di permukaan. Dengan pelapisan gelas, arus bocor yang melalui
permukaan isolator akan lebih kecil terutama pada keadaan basah dan sekaligus
dapat menaikkan tegangan terjadinya busur api (flashover). Seperti pada
penggunan kaca bersama-sama dengan logam koefisien termal antar pelapis dan
yang dilapisi harus sama. Jika gelas pelapisnya mempunyai
Untuk pelapisan benda-benda porselin yang besar dapat dilakukan dengan
menuangkan bahan pelapis pada permukaannya. Selanjutnya setelah benda itu
dilapis, dikeringkan dan dilakukan pembakaran. Maksud dari pembakaran
adalah untuk mendapatkan kekuatan mekanik, kemampuan isolasi dan
ketahanan terhadap air yang lebih tinggi. Selama pembakaran, struktur kristal
dari tanah liat (bahan dasar keramik) akan berubah, air yang dikandung akan
hilang. Selama pembakaran juga akan terjadi lubang-lubang kecil. Untuk
menutup lubang-lubang tersebut digunakan bahan yang disebut feldpar. Feldpar
selama pembakaran akan meleleh sehingga mengisi lubang-lubang kecil yang
terjadi

tersebut

sekaligus

berfungsi

sebagai

bahan

penguat.

Untuk pembuatan isolator porselin diperlukan suhu berkisar antara 1300oC


hingga 1500oC dalam jangka waktu 20 hingga 70 jam. Kenaikan suhu dari
normal hingga suhu diatas adalah perlahan-lahan. Setelah mencapai suhu yang
diinginkan, pendinginannya dilakukan secara perlahan-lahan sebelum di
keluarkan dari oven. Untuk pembakaran atau pemanasan dalam oven dapat
digunakan solar, gas, batu bara atau listrik. Cara pembakaran pada benda yang
akan di buat (sebelumnya dikeringkan) diletakkan dalam ruang bakar agar tidak
berhubungan langsung dengan nyala api atau lilitan elemen pemanas yang
digunakan pemanas listrik. Hal ini untuk menghindari pemanasan yang tidak
merata dan pembentukan jelaga. Bagian-bagian dasar dari benda tidak perlu
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

20

dilapis dengan gelas agar tidak melekat dengan dasar ruang pembakaran jika
sudah dingin.
Ada dua macam oven untuk pembakaran porselin, yaitu jenis pemanggang
(kiln) dan jenis terowongan. Pada oven jenis pemanggang, proses pembakaran
dan pendinginan dilakukan secara serentak untuk beberapa benda kerja. Untuk
industri kecil, oven ini tepat digunakan. Oven jenis kedua yaitu jenis
terowongan pemanggangan. Dalam oven ini, benda yang dipanaskan dilewatkan
melalui oven secara perlahan-lahan. Panjang oven ini dapat mencapai 100
meter, terdiri dari tiga bagian proses yaitu : daerah pemanasan, daerah
pemanggang dan daerah pendinginan.

Suhu tertinggi adalah di daerah tengah, yaitu daerah pemanggang dan


bagian pinggir lebih dingin. Dengan demikian selama perjalanan benda-benda
kerja akan terjadi pemanasan dan pendinginan secara bertahap dan perlahanlahan. Karena pada oven jenis terowongan ada bagian yang selalu begerak
(untuk menempatkan benda kerja), maka pemanasan terhadap benda kerja
adalah terus menerus, demikian pula pengambilan bagi benda kerja yang selesai
dipanasi tidak perlu memadamkan oven. Pengecilan yang terjadi selama proses
pembuatan benda porselin dari keadaan basah hingga pembakaran adalah
sebesar 20%. Karena itu untuk pembuatan benda porselin pada waktu mentah
harus lebih besar dari ukuran akhir yang dikehendaki. Namun, pada prakteknya
sulit didapat ukuran yang presisi, karena hal ini dipengaruhi komposisi bahan
dan kondisi pembakarannya. Umumnya produk-produk porselin toleransi yang
masih dapat ditolerir berkisar antara 2 hingga 5%. Benda-benda porselin
disarankan tidak disambung dengan menggunakan sekrup, tetapi untuk
menyambungnya menggunakan lem, semen atau diikat dengan logam.
(Sumber : http://yandi-sage.blogspot.com/2009/09/kaca-dan-porselin.html)

Sifat-sifat poselin adalah sebagai berikut :


1. Massa jenisnya berkisar antara 2,3 hingga 2,5 g/cm3.

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

21

2. Koefisien muai panjang () 3 . 10-6 hingga 4,5 . 10-6 per oC. Hal ini perlu
mendapatkan perhatian jika dilem dengan semen atau diikat dengan logam, karena
semen = 11 . 10-6 per oC, baja = 14 . 10-6 per oC.
3. Kekuatan tekan porselin adalah 4000 hingga 6000 kg/cm2.
4. Kekuatan tarik 300 hingga 500 kg/cm2 untuk yang menggunakan pelapis, 200
hingga 300 kg/cm2 yang tanpa pelapis.
5. Kekuatan tekuk 80 hingga 100 kg/cm2. Porselin lebih regas daripada kaca.
Sedangkan, sifat kelistrikan porselin antara lain :
1. Tegangan tembus berkisar antara 10 hingga 30 kV/mm.
2. Resistifitas 1011 hingga 1014 cm.
3. Permitifitas () berkisar antara 6 hingga 7, tan 0,015 hingga 0,02.
4. Sudut kerugian dielektrik akan naik jika suhu dinaikkan.
Penggunaan isolator pada tegangan tinggi, yang juga harus menjadikan
pertimbangan adalah tegangan pelepasan (discharge-voltage). Tegangan pelepasan
adalah tegangan yang dikenakan pada isolator yang menyebabkan mengalirnya arus
listrik melalui permukaan di antara elektroda-elektroda. Dalam banyak kasus,
pelepasan ini menyebabkan busur api pada permukaan isolator. Busur api ini dapat
terjadi pada keadaan kering maupun basah (curah hujan 4,5 hingga 5,5 mm/menit).
Pada pengujian busur api dilaboratorium kondisi ini dapat diciptakan, untuk
mengetahui kelayakan suatu isolator digunakan dilapangan. Isolator gantung atau
isolator tarik pada tegangan tinggi (bentuknya seperti cakram) pada bagian bawahnya
dibuat berlekuk-lekuk agar air hujan tidak merambat melaluinya. Banyak isolator
gantung atau isolator tarik tergantung besarnya tegangan yang diisolasi. Contoh :
untuk tegangan 110 kV diperlukan 10 hingga 12 isolator, sedangkan untuk 400 kV
terdiri dari 20 hingga 24 isolator. Hubungan atau kolerasi antara besarnya tegangan
kerja dengan banyaknya isolator yang diperlukan.

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

22

Kelebihan dan Kekurangan Porselin. Beberapa kelebihan isolator porselin/keramik


antara lain:
1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antaratom yang menyusun keramik, seperti
silikon dan oksigen dalam silica dan silicates, membuat strukturnya sangat stabil
dan biasanya tidak mengalami degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti
bahwa isolator keramik tidak akan rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas
elektrik, dsb.
2.

Mempunyai kekuatan mekanik yang baik, merupakan ciri alami bahwa bahan
keramik mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator
porselin sebagai terminal kabel, bushing, dan arrester surya tidak memerlukan
material lain untuk meyokongnya.

3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz
harganya relatif murah dan persediaannya berlimpah.
4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses seperti
pencetakan dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin
mempunyai sifat awet.

Namun, ada pula kekurangan dari isolator porselin/keramik yaitu:


1. Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupun saat
instalasi.

Vandalisme merupakan faktor utama yang menyebabkan isolator

pecah.
2. Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat. Oleh
karenanya, pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal
karena biaya yang dikeluarkan lebih besar untuk pengiriman dan instalasi.
3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman
isolator porselin yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tegangan
tembus internal (internal dielectric breakdown).
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

23

4. Bentuk

geometri

kompleks,

porselin

mempunyai

relatif

mempunyai

karakteristik jarak rayap yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang


jarak

rayap

tidak

dilakukan

dengan

memperbesar

diameter

atau

memperpanjang isolator melainkan mendesain isolator dengan membuat shedshed. Hal ini membuat bentuknya menjadi kompleks.
5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa
permukaan porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi
lingkungan yang berpolusi mudah untuk terbentuk lapisan konduktif di
permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi yaitu
flashover.
(Sumber : http://yandi-sage.blogspot.com/2009/09/kaca-dan-porselin.html)
2. Produk lempung-berat.
Fluks banyak, pemanasan pada suhu rendah, vitrifikasi sedikit.Barang-barang
murah tetapi tahan pakai, seperti bata bangunan, bata muka dinding, terakota, pipa
got, ubin comber, biasanya dibuat dari lempung biasa yang paling murah dengan atau
tanpa glasir. Lempung tersebu biasanya mengandung beberapa ketakmurian yang
jenis dan jumlahnya cukup untuk memberikan daya fluks dan daya rekat. Untuk
menglasir lempung tersebut, seperti dalam hal pipa got ubin comber, hal ini dapat
dilakukan dnegan melemparkan garam ( glasir garam) ke api tanur. Garam yang
menguap bereasksi membentuk salut lebur atau galsir diatas permukaan barang.
Pembuatan Bata bangunan :
Bahan baku yang diguanakan adalah tiga macam lempung :
1.
2.
3.

Lempung bakar merah


Lempungt bakar putih
Lempung bakar buf yang biasanya refraktori.
Persyaratan untuk lempung bata muka dinding (luar ) ialah tidak boleh

membengkak, tidak mengandung garam terlarut, dan harus cukup keras bila dibakar
pada suhu sedang, dan warnanya, setelah dibakar, harus tetap seragam. Untuk bata
bangunan, persyaratannya tidak terlalu ketat, dan untuk itu biasanya digunakan
lempung bakar merah. Pembuatan bata dilakukan menurut salah satu dari 3 cara
berikut : lumpur lembut, lempur kaku dan pres kering. Dalam proses lumpur kaku
(stieff-mud) yang banyak dipakai sekrang, lempung dibuat hanya cukup basah (12Bahan Konstruksi Kimia Keramik

24

15%) agar dapat saling lengket dalam pengerjaannya. Lempung tersebut didorong
melalui ekstruder. Degan mengeluarkan kandungan udaranya, kemampukerjaan,
plastisitas, dan kekuatan bata sebelum dikeringkan bertambah karena rongga-rongga
nya berkurang. Bata itu dapat di kempa kembali untuk membuat bata luar; dengan
pengempaan bentuknya menjadi makin seragam dan tidak lagi megandung tegangan
dalam yang biasanya terjadi pada waktu ekstrusi. Pengeringan bata dilakukan dengan
berbagai cara: ter4buka didalam bangsal, atau didalam pengering terowongan. Setelah
dilakukan pengeringan, bata dibakar didalam tanur, yang akan diuraikan nanti, pada
suhu mulai 875oC sampai lebih dari 1000oC. Dewasa ini teerdapat kecendrungan
untuk menggabungkan pengering dengan tanur. Proses lumpur kaku digunakan untuk
membuat hampir semua jenis produk lempung, termasuk segala jenis bata, pipa got,
ubin comber, ubin berlubang, penahan api, dan terakota. Lempung pada umumnya
dapat dikerjakan langsung kedalam mesin lumpur kaku, tetapi untuk mendapatkan
produk yang lebih baik, lempung itu sebaiiknya dikirim dan dilunakan terlebih
dahulu. Jenis lempung yang etrsedia setempat, biasanya yang menentukan jenis
keramik yang dapat dibuat secara ekonomis. Pembuatan produk lempung bangunan
sekarang sudah baik; pabrik yang tidak dimodernisasi akan kalah bersaing.
3. Refraktori. Sedikit Fluks, pemanasan pada suhu tinggi, sedikit vitrifikasi.
Refaktori adalah bahan yang diperlukan sebagai bahan yang tahan suhu tinggi.
Kata refaktori dari segi bahasa berarti keras kepala, sinonim lain dalam bahasa
inggris adalah stubborn. Kemungkinan nama refaktori diberikan kepada bahan
keramik tertentu yang tidak dipengaruhi pada suhu tinggi tertentu. Dalam bahasa
Indonesia refaktori diterjemahkan barang tahan api, batu/bata tahan api, namun istilah
refaktori sudah dikenal dikalangan industri maupun perguruan tinggi.
Refraktori, diistilahkan asam, basa, dan netral dan juga superrefraktori, mencakup
bahan-bahan yang digunakan untuk menahan pengaruh termal, kimia, dan fisika yng
berlangsung di dalam tanur. Refraktori dijual dalam bentuk bata tahan api, bata silika,
magnesit, kromit, dan magnesit-kromit; refraktori silikon karbida dan zirkonia. Prosuk
aluminium slikat dan alumina. Fluks yang diperlukan untuk mengikat partikel-partikel
di dalam refraktori diushakan agar sesedikit mungkin tidak terjadi verifikasi yang
tidak terlalu jauh. Dengan adanya peluang untuk membentuk barang-barang dari
bahan keramik tanpa keramik dan tidak mengandung plastisitas, sekarang sudah bisa
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

25

dibuat keramik komponen tunggal dengan kualitas tinggi, misalnya refraktori oksida
murni. Barang-barang ini adalah barang-barang monokristal dengan perekatan sendiri
dan berbeda dengan refraktori konvensional dengan ikatan vitreo.

Sifat-sifat refraktori
Untuk membuat refraktori yang paling cocok dalam operasi tertentu, perlu
diperhatikan bahan baku yang digunakan, suhu pengerjaan didalam tanur, dan beban
yang diberikan pada waktu pemanasan, serta reaksi kimia yang berlangsung.
Biasanya, untuk membuat satu tanur, diperlukan beberapa jenis refraktori karena satu
jenis refraktori saja tidak ada yang dapat tahan terhadap berbagai kondisi yang
terdapat diberbagai bagian tanur.

Sifat-sifat kimia
Biasanya, refraktori diklasifikasikan atas tiga jenis, yaitu jenis asam, basa, dan
netral, walaupun pada umumnya pemisahan tidak dapat dibuat dengan jelas. Bata
silika tentulah bersifat asam, bata magnesit sangat basa, namun bata tahan api
biasanya dimasukkan ke dalam kelompo netral walaupun sebenarnya mungkin
termasuk salah satu dari dua kelompok itu, bergantung pada perbandingan kandungan
silika-alumina di dalamnya. Biasanya bata asam sebaiknya tidak berkontak dengan
produk alkali, atau sebaliknya. Sebagai kriteria untuk menentukan perangai yang
dikehendaki kita tidak boleh hanya melihatnya dari sifat fisika atau sifat kimia saja,
keduanya harus dipertimbangkan. Aksi kimia mungkin terjadi karena kontak dengan
kerak, atau abu bahan bakar, gas tanur, di samping dengan produk-produk sepertikaca
atau baja.
a) Porositas
Porositas berkaitan langsung dengan berbagai sifat fisika bata lainnya, termasuk
ketahanannya terhadap serangan kimia. Makin tinggi porositas suatu bata, makin
mudah bata itu dipenetrasi oleh fluks cair dan gas. Untuk setiap jenis bata

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

26

tertentu, bata yang porositasnya yang paling rendah adalah yang paling keras dan
paling tinggi konduktivitas termal dan kapasitas kalornya.
b) Titik Lebur
Titik lebur (fusion point) ditentukan dengan menggunakan kerucut pirometrik
yang titik lunaknya (softening point) diketahui.kebanyakan refraktori komersial
melunak secara berangsur dalam jangkauan suhu yang cukup luas dan tidak
mempunyai titik cair yang tajam karena biasanya terdiri dari berbagai mineral,
bak yang amorf maupun yang kristal. Titik lebur kerucut pirometrik itu bisa
didapatkan dari literatur. Titik lebur beberapa contoh umum refraktori, baik yang
berupa zat murni maupun produk teknis.
c) Penyerpihan
Blok atau bata refraktori sering mengalami retak atau terkelupas karena kompresi
atau tegangan panas yang tidak seragam, peristiwa itu dikenal sebagai
penyerpihan (spalling). Refraktori biasanya memuai bila dipanaskan. Bata yang
mengalami ekspansi paling besar dengan laju yang amat tidak seragam paling
mudah mengalami ekspansi apabila mendapatkan pemansan atau pendinginan
cepat.
d) Kekuatan
Kekuatan pada waktu dingin sedikit sekali hubungannya dengan kekuatan pada
suhu tinggi. Ketahanan terhadap abrasi atau erosi juga sangat penting bagi
berbagai konstruksi tanur, misalnya pada dinding pabrik kokas hasil samping dan
pada pelapis dinding tanur semen putar pada ujung pengeluaran.
e) Ketahanan terhadap Perubahan Suhu
Bata yang mempunyai ekspansi termal paling rendah, dan teksturnya paing kasar,
paling tahan terhadap perubahan termal yang berlangsung mendadak, dan juga
paling sedikit mengalami regangan. Bata yang sudah lama digunakan biasanya
mencair menjadi kerak vitreo pada permukaan luarnya, dan bahkan kadangkadang juga aus karena korosi.
f) Konduktivitas Termal
Bata yang paling padat dan tidak berpori mempunyai konduktivitas termal paling
tinggi. Walaupun konduktivitas termal diperlukan pada berbagai konstruksi
tanur, seperti misalnya pada dinding tanur redup (muffle), sifat ini
tidak terlalu dikehendaki seperti sifat-sifat refraksi lainnya, misalnya
ketahanan terhadap kondisi pembakaran. Beberapa refraktori khusus
justri memerlukan isolasi.

g) Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor tanur bergantung pada konduktivitas termal, kalor spesifik, dan
gravitasi spesifik refraktori yang dipakai. Bata ringan lebih sedikit menyerap
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

27

kalor daripada yang berat, dan ini merupakan suatu keuntungan apabila tanur
dioperasikan secara randik (terputus-putus), karena dengan demikian suhu operasi
tanur bisa dicapai dalam waktu yang lebih cepat dan dengan bahan bakar lebih
sedikit. Sebaliknya, bata lempung-berat yang padat lebih cocok digunakan
sebagai pengisi regenerator, seperti pada pabrik kokas, tanur kaca, dan tungku
tanur tinggi.
Pembuatan Refraktori
Operasi kimia dan konversi kimia yang dilakukan dalam pembuatan refraktori
adalah: penggilingan dan pengayakan, pencampuran, pengempaan (pres) atau
pencetakan dan pengempaan ulang, pengeringan, dan pembakaran atau vitrifikasi.
Biasanya sifat yang paling penting yang harus diciptakan pada pembuatan refraktori
adalah densitas tindak yang tinggi, stablitas volume, ketahanan terhadap terak dan
penyerpihan, di samping juga kapasitas kalornya. Untuk refraktori isolasi, diperlukan
struktur berpori, yang berarti densitas rendah.
a. Penggilingan
Salah satu faktor yang terpenting tentulah ukuran partikel didalam tumpukan.
Menurut pengetahuan, campuran yang paling rapat adalah yang terdiri dari
partikel kasar dan halus dalam perbandingan 55:45, dengan hanya sedikit saja
partikel ukuran tengahan. Hal ini dapat diatur dengan mengendalikan
pengayakan, pemisahan dan pendaurulangan secara teliti. Cara ini cukup berhasil
untuk bahan-bahan kristal tetapi tidak mudah untuk campuran yang mempunyai
plastisitas tinggi.
b. Pencampuran
Fungsi pokok pencampuran ialah untuk mengatur distrbusi bahan plastik
sehingga dapat menyalut secara sempurna bahan yang tidak plastik. Hal ini perlu
untuk pelumasan pada waktu operasi pencetakan sehingga pelekatan massa
terjadi tanpa terdapat terlalu banyak rongga-rongga kosong.
c. Pencetakan
Beruhubung besarnya kebutuhan akan bata refraktori yang mempunyai
densitas

yang

lebih

tinggi,

demikian

pula

kekuatan,

volume,

dan

keseragamannya, maka berkembanglah metode pencetakan pres kering dengan


mesin pers mekanik. Metode pres kering sangat cocok untuk tumpuk campuran
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

28

yang terdiri terutama dari bahan nonplastik. Untuk dapat membentuk bahan
dengan tekanan tinggi, bata tersebut harus dikeluarkan kandungan udaranya agar
tidak terjadi laminasi atau perengkahan bila tidak ada tekanan lagi. Pada waktu
diberi tekanan, lempung menyerap gas atau gas itu terkondensasi. Vakum ditarik
melalui lubang-lubang ventilasi pada kotak cetakan. Bentuk-bentuk khusus dan
besar tidak mudah dibuat dengan cetak mesin.
d. Pengeringan
Pengeringan digunakan untuk mengeluarkan air yang ditambahkan sebelum
pencetakan sehingga memberikan sifat plastisitas. Dengan keluarnya air, terdapat
rongga-rongga kosong dan terjadi regangan dalam. Dalam beberpa hal, kadangkadang pengeringan itu tidak dilakukan sama sekali, dan sedikit pengeringan
yang diperlukan dilakukan pada tahap pemanasan dalam siklus pembakaran.
e. Pembakaran (Sintering)
Pembakaran dapat dilakukan didalam tanur bulat yang biasa atau dalam tanur
terowongan kontinu. Ada dua hal penting yang berlangsung pada waktu
pembakaran terbentuknya ikatan permanen karena terjadi virifikasi parsial
campuran, dan terjadinya bentuk-bentuk mineral stabil yang dapat digunakan
kemudian. Seperti yang terlihat pada diagram dibawah ini . perubahan yang
terjadi ialah dikeluarkannya air hidrasi, yang diikuti oleh klasinas karbonat dan
oksidasi besi fero. Selama perubahan ini, vulume massa mungikin mengkeruk
sebanyak 30%, dan terjadi regangan-regangan didalam refraktor. Pengkerutan
dapat dihindarkan dengan melakukan stabilisasi pendahuluan terhadap bahan
yang digunakan.

Bahan refaktori memenuhi beberapa fungsi di seluruh cabang industri sebagai berikut:
1. Mengisolasi ruangan reaksi panas dengan sekelilingnya untuk mencegah
kehilangan panas seminimum mungkin.
2.

Menyimpan panas di regenerator untuk kemuadian dilepaskan

3.

Untuk transfer panas pada rekuperator.

4.

Memisahkan ruang api dengan ruang reaksi.

5.

Melindungi bagian lain yang lebih mahal seperti steel dll.


Suhu proses pada industri tertentu berkisar antara 1000-1800C

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

29

Fungsi utama refaktori


Berdasarkan fungsi utama refaktori dapat dibagi atas:
o Refaktori kerja
Refaktori ini disebut juga heavy refactory atauworking refactory. Fungsi
utamanya adalah menahan suhu tinggi tanpa lebur.
o Refaktori Isolasi
Fungsi utamanya adalah untuk mencegah panas keluar dari sistem.

Pemakaian refaktori
Refaktori dipakai pada industri yang beroperasi pada suhu tinggi antara lain:

1. Industri semen
2. Industri baja
3. Industri non-besi
4. Industri kapur
5. Industri kertas
6. Industri kimia
7. Industri gelas
8. Industri minyak
9. Incinerator
(Sumber : http://nunulasa.wordpress.com/2011/03/09/pengetahuan-dasar-refraktori/)

4. Email.
Sangat banyak fluks, pemanasan pada suhu sedang, vitirifikasi sempurna.
Porselen atau email vitreo atau email kekaca (vitreous enamel) adalah campuran
keramik yang mengandung banyak fluks, yang dipasangkan dalam keadaan digin atau
cair kepada logam yang berada dalam keadaan panas merah sedang. Disini
berlangsung vitrifikasi sempurna. Penerapan email pada emas, perak dan tembaga
sudah ada sejak dahulu kala. Bahan ini sudah lama digemari sebagai bahan dekorasi
yang indah dan digunakan secara komersial karena merupakan produk yang tahan
pakai, penerapannya luas, mudah dibersihkan, dan tahan terhadap korosi, baja berlapis
email kaca untuk penggunaan di bidang kimia. Pasarnya dibidang peralatan rumah
tangga sudah berkurang dengan dikembangkannya lapisan organik bakar yang lebih
modern, tetapi pasaran baru telah terbuka dibidang lampu elektro-luminisensi dan
dalam industri kendaraan bermotor. Yang tersebut terakhir ini merupakan pasaran
jutaan dolar sebagai firit (glasir) email pada knalpot (peredam suara) dan pipa buang
kendaraan bermotor.
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

30

Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan tidak saja harus bersih dan murni, tetapi juga
harus mempunyai sifat kehalusan, komposisi mineral yang tepat, bentuk butiran yang
tepat, dan berbagai sifat fisika lain, sesuai dengan jenis email yang dikehendaki.
Bahan baku yang digunakan dalam industri email dapat dibagi menjadi 6 kelompok :
refraktri, fluks, opasifikator, warna, bahan pengambang, dan elektrolit. Refraktori
mencangkup bahan-bahan seperti kuarsa, feldspar, dan lempung yang memberikan
sifat asam kepada leburan dan memberikan tubuh kepada kaca. Fluks adalah bahanbahan seperti boraks, soda abu, kriolit, dan fluorspar yang bersifat basa dan bereaksi
dengan refraktori asam sehingga membentuk kaca. Bahan ini cenderung menurunkan
titik lebur email. Opasifikator, adalah senyawa yang ditambahkan kepada kaca untuk
memberikan warna putih buram yang menjadi ciri email vitreo. Ada dua jenis
opasifikator : opasifikator tidak larut (titanium oksida, timah oksida, dan zikronium
oksida) dam opsifiktor devitrifikasi (kriolit dan fuorspar). Keunggulan bahan ini
terutama ialahb bahwa pemasangan dapat dibuat lebih tipis dari opasifikator yang ada
sebelumnya, dan karena oleh itu lebih sukar pecah, disamping lebih halus dan lebih
cerah.
5. Kaca. Fluks sedang, pemanasan pada suhu tinggi, vitirifikasi sempurna.

2.7

Kegunaan Keramik dan Aplikasi Keramik


Keramik banyak digunakan dalam berbagai bidang terutama dalam bidang
konstruksi dan rumah tangga. Pada umumnya keramik banyak dipakai sebagai
peralatan rumah tangga seperti periuk, belanga, kendi dan berbagai jenis gerabah
lainnya. Selain itu banyak pula yang menggunaannya sebagai barang-barang seni dan
dekorasi, misalnya guci, vas bunga, piring dan gelas hias. Bahan-bahan bangunan juga
banyak yang terbuat dari keramik seperti batu bata, tegel, ubin dan sebagainya.
Karena sifatnya yang tahan panas, tidak korosi dan bersifat isolator, keramik
digunakan sebagai bahan pembuatan komponen elektronika misalnya untuk resistor,
kondensator dan dioda.
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan
kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat
digunakan sebagai insulator, semikoncuktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

31

properti yang berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi


bangunan, dan industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industri:

Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan sebagai
pemotong, pembentuk dan penghancur logam.
Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk
saluran pada rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine Engine.
Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO 3). Keramik sebagai
semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium titanate
(SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis tembaga oksida.
Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis pelindung
panas pada pesawat ulang-alik dan satelit.
Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada tubuh
manusia. Porous alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan tubuh.
Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit listrik
tenaga nuklir. Butiran ini dibentuk dari gas uranium hexafluorida (UF6).
Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri bahan bangunan.
Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah korosi.
Keramik yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang
menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin
cuci, mesin pengering.

Peranan Keramik
Keramik yang dibuat untuk tujuan yang murni bernilai ungkap termasuk sebagai
seni murni atau fine art, yang lazim disebut sebagai kramik ekspresi karena
identitas dan emosional penciptanyamenonjol serta tidak mengulang-ulang (tidak
digandakan secara massal)yang dibuat oleh individu yang bebas dan tidak terikat
(merdeka). Keramik jenis ini melayani kebutuhan atau kehidupan jiwa seperti adanya
suasana hati atau batin atau perasaan, hasrat dan ekspresi atau ungkapan serta emosi,
secara sadar atow tidak merupakan perwujudan nilai2 tertentu dari kehidupan manusia
itu sendiri.
Kramik pakai dibuat untuk tujuan yang bersifat praktis dan fungsional, terutama
untuk kebutuhan sehari-hari. Sebagai seni pakai keramik jenis ini merupakan
produk hasil dari suatu rancangan atau disain baik untuk keperluan yang bersifat fisik
atau material seperti peralatan rumah tangga (wadah atau perabotan), maupun sebagai
bahan dan komponen suatu rancang bangun. Keramik pakai bersifat umum dengan
Bahan Konstruksi Kimia Keramik

32

kegunaan khusus dan bervariasi, dimana setiap produknya mementingkan segi praktis
dan fungsi yang optimal serta efisien. Karena bersifat umum yaitu untuk kepentingan
umum, maka keramik pakai harus memenuhi standart industri yang berlaku disetiap
negara, kalau dalam negeri disebut Standar Nasional Indonesia (SNI), ada pula
Standar Industri Internasional , misalnya ISO dan lain-lain.
(Sumber

: http://putradnyana-karyasiswa.blogspot.com/2010/12/proses-fisika-dan-

kimia-pada-pengolahan.html)

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

33

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari bahasan diatas dapat kita tarik beberapa kesimpulan diantara lain :
1. Pada awalnya banyak orang mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar,
seperti gerabah,genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua
keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua
bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
2. Pada prinsipnya keramik terbagi atas: Keramik tradisional dan Keramik Modern.
3. Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik
adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti
barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya.
4. Pada saat ini banyak aplikasi keramik yang digunakan dalam Teknik diantanya :
Komponen Dapur/Oven (furnace)
Komponen Mesin Otomotif
Komponen Gas Turbin
Penahan Panas
Komponen tahan aus
Keramik Tangguh
Keramik Optik
Keramik Elektromagnetik
Keramik Bangunan
Biokeramik
Saringan dan Selaput Keramik
Keramik Nuklir

3.2

Saran
Penulis berharap, makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang keramik.
Dalam pembuatan makalah ini, mahasiswa dituntut supaya bersifat mandiri untuk
meningkatkan pengetahuan yang berguna dan membawa kemajuan kepada kehidupan
sehari-hari. Makalah ini diharapkan dapat dengan mudah dimengerti dan dapat diterima
oleh para pembaca. Serta melalui makalah ini juga mahasiswa dapat menimba
pengatahuan dan sifat-sifat material dari keramik.

Bahan Konstruksi Kimia Keramik

34

Anda mungkin juga menyukai