Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU BAHAN REKAYASA

MATERIAL UTAMA PENYUSUN KERAMIK





Diusulkan oleh:
Arfieno Jefry Krisnanda 21030113120037
Anggita Widiasari 21030113120045
Annisa Tiara Safitra 21030113140170
Efraim Ade Novian Ginting 21030113120046
Indriana Rizky R 21030113140168





JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

PENDAHULUAN

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan
ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar,
seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua
keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup
semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard,
ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur
kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga
tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum
strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar
bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi
konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras,
dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding
kekuatan tariknya.











POKOK BAHASAN

1. Material Utama Penyusun Keramik
Bahan baku keramik berupa oksida-oksida mineral yang terdapat di alam
berupa batuan maupun pelapukan dari batuan. Jenis oksida tersebut adalah : SiO2,
Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O dan Na2O. Dari unsur-unsur tersebut dapat dilihat
terdapat paduan dua unsur yaitu logam dan non logam, sehingga dapat dikatakan
keramik adalah bahan padat anorganik yang merupakan paduan dari unsur logam
dan non logam. Oksida-oksida ini banyak terdapat pada tanah liat (lempung), yang
terdapat dalam bentuk batuan adalah feldspar, kwarsa dan batu kapur. Komposisi
keramik pada umumnya terdiri dari 3 : tanah Liat (clay), pasir kuarsa (flint) dan
feldspar.
a. Tanah Liat (Clay)
Tanah liat merupakan jenis tanah hasil penguraian batuan alam terutama
batuan feldspar yang mengandung alumina silikat hidrat. Jenis tanah ini bersifat
plastis bila basah dan akan mengeras/membatu bila dipanasi pada suhu tinggi.
Lempung terdiri dari butiran-butiran halus yang mengandung bermacam-
macam mineral sehingga pada umumnya lempung tidak mempunyai susunan
kimia tertentu
Jenis-jenis tanah liat menurut susunan mineralnya :
Lempung kaolinit
Susunan kimianya adalah Al2O3.2SiO2.2H2O disebut juga mineral
kaolin. Lempung ini berwarna putih bila kadar besinya rendah.
Monmorilonit
Berwarna kelabu sampai hijau, bila basah bersifat sangat plastis dan
mudah mengembang, bila kering keras dan mudah hancur. Karena
sifatnya yang mudah mengembang, serta sifat susut kering yang tinggi
maka lempung jenis ini, dalam bidang keramik jarang dipakai.
Lempung Illit
Lempung ini mengandung illit yaitu sejenis kristal hidromika yang
mempunyai sifat susut muainya rendah.


Lempung klorit
Bentuk kristalnya monokolin, warna khas hijau dan berkilap kaca
hingga pudar seperti tanah. Bersifat susut bakar rendah sehingga baik
untuk bahan keramik.
Jenis lempung dari terbentuknya :
Lempung Primer
Lempung primer disebut lempung residu, merupakan lempung yang
terdapat di sekitar batuan induknya yang lapuk. Lempung ini tidak
tercampur dengan bahan lain. Sebagai contoh misalnya, lapuknya
fledspar akan membentuk kaolin yang bercampur silika. Lempung
kaolin ini bersifat baik sebagai keramik putih.
Lempung endapan ataupun lempung sekunder.
Lempung ini berasal dari lempung lapukan batuan induk, kemudian
terbawa arus air, angin atau es sehingga jauh dari batuan asalnya
kemudian mengendap di suatu tempat. Jenis lempung ini antara lain :
lempung alluvial (lempung yg mengendap sepanjang aliran sungai, rawa
atau cekungan di darat), lempung estuarin ( lempung yang mengendap
di muara sungai), lempung lakustrin (lempung danau atau rawa),
lempung marine ( lempung yang mengendap di laut ), lempung glacial
(lempung yang terbawa angin atau aliran es).

b. Pasir Kuarsa (Flint)
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses
pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan
hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan
feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin
yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut. Pasir kuarsa mempunyai
komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O,
berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya,
kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 1715
o
C, bentuk kristal
hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 100
o
C. Dalam
kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku
utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik
keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan
sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor,
industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain
sebagainya.

c. Feldspar
Kelompok mineral tektosilikat pembentuk batu yang membentuk 60%
kerak Bumi. Feldspar mengkristal dari magma pada batuan beku intrusif dan
ekstrusif dalam bentuk lapisan, dan juga ada dalam berbagai jenis batuan
metamorf. Batu yang hampir seluruhnya terbentuk dari feldspar plagioklas
kalsium dikenal sebagai anortosit. Feldspar juga ditemukan di berbagai jenis
batuan sedimen. Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O.
Al2O3.SiO2), soda (NaO. Al2O3.6SiO2), dan gamping (CaO. Al2O3.6SiO2), yang
kesemuanya dipakai dalam produk keramik.

2. Sifat-sifat dari Material Utama Penyusun Keramik
Sifat-sifat material dicapai melalui proses Perlakuan Panas (Heat
Treatment) pada temperatur tinggi yang disebut Firing. Struktur kristal keramik
lebih komplek dari logam, karena ikatan atomnya seluruh atau sebagian adalah
ionik maka struktur kristal keramik dianggap tersusun dari ion-ion yang bermuatan
yaitu kation dan anion
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk
berbagai aplikasi termasuk :
Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Tahan korosi.
Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
Keras dan kuat, namun rapuh.
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien
ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap
disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion
penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi.
Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang
tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang menarik.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk
patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Sehingga untuk mendapatkan
sifat-sifat tersebut dibutuhkanlah material-material utama yang menunjang sifat
tersebut, seperti tanah liat, kwarsa, dan feldspar. Material utama tersebut tersusun
dari unsur-unsur yang terdapat paduan dua unsur yaitu logam dan non logam,
seperti SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Na2O dst.
a. SiO2
Silikon Dioksida (SiO2) memiliki struktur network tiga dimensi
yang terjadi bila setiap atom oksigen pada sudut-sudut tetrahedron
berbagi dengan tetrahedron yang berdekatan. Sehingga material secara
elektrik netral dan semua atom mempunyai struktur elektronik yang
stabil dengan rasio Si : O = 1 : 2. Bila tetrahedron ini tersusun teratur
terbentuklah struktur kristal dengan tiga bentuk polimorf dari silika
yaitu : Quartz, Cristobalite dan Tridamite. Jika unit dasarnya SiO4 dan
berbentuk padatan (bukan kristal) dengan atom acak disebut juga Fused
Silica/Vitreous Silica. Quartz terutama banyak digunakan sebagai filter
material karena murah, relatif keras, tidak reaktif dan hanya sedikit
perubahan pada Perlakuan Panas. Silikon dioksida tidak mempunyai
sifat basa tidak mengandung ion oksida dan tidak bereaksi dengan
asam. Sebaliknya, silikon dioksida merupakan asam yang sangat lemah,
bereaksi dengan basa kuat. Reaksi dengan air, silikon dioksida tidak
bereaksi dengan air, karena sulit memecah struktur kovalen yang besar.
Dalam pasir silika terdapat tiga bentuk kristalin silika utama
meliputi kuarsa, tridimit dan kirbolite, sangat stabil dan tidak mengalami
perubahan meskipun berada dalam temperatur yang berbeda-beda.
Disamping itu, ketiganya yakni kuarsa, tridimit dan kribolite memiliki
sub bagian. Misalnya, para ahli geologi (geologist) membedakan yang
merupakan bentuk kristalin silika antara kuarsa alpha dan beta. Ketika
berada pada temperatur rendah kuarsa alpha terpukul pada tekanan
atmosfir, ini memberikan pengaruh pada kuarsa beta
sehingga kuarsa beta mengalami perubahan pada 573
0
C. Sedangkan jika
memperhatikan perubahan pada bentuk kristalin tridimite, ia akan
terbentuk pada temperatur suhu 870
o
C. Berbeda halnya dengan bentuk
kristalin krisbolite yang akan terbentuk pada suhu 1470
o
C. Perlu
diketahui, titik peleburan pada silika adalah 1610
o
C, hal ini menunjukan
titik peleburan silika yang lebih tinggi dari pada titik peleburan
baja/besi, tembaga dan alumunium. Namun, hal ini adalah satu alasan
mengapa perbedaan temperatur digunakan untuk menghasilkan cetakan
dan bagian inti untuk produksi metal atau logam.
Kuarsa biasanya memiliki warna bervariasi atau putih tetapi secara
teratur dan terstruktur memiliki warna yang murni seperti besi dan dapat
pula warna lainnya. Kuarsa dapat menjadi transparan bahkan tembus
cahaya, oleh karena itu , penggunaan kwarsa adalah pada pembuatan
gelas karena sifatnya yang memiliki warna mengkilap seperti
kaca. Kuarsa merupakan mineral keras yang menjadikan kekuatan pada
ikatan antara atom-atom sehingga menghasilkan goresan
kaca/gelas. Kuarsa atau Silika pun relatif lambat dalam upaya
mencairkan asam. Ini semua merupakan kualitas yang mengejutkan
dalam berbagai macam penggunaan perindustrian.
Tergantung pada bagaiamana silika disimpan kemudian dibentuk,
butiran kuarsa dapat menjadi tajam dan kaku, agak-kaku, agak-bundar
ataupun bundar. Aplikasi pengecoran dan penyaringan menuntut
butiran kwarsa yang agak bundar atau butiran bundar sekalipun agar
mendapatkan performansi terbaik dalam pengaplikasian filtrasi
menggunakan pasir silika (kwarsa).

b. Al2O3
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium
dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah
alumina, dan dalam bidang pertambangan, keramik dan teknik material
senyawa ini lebih banyak disebut dengan nama alumina.
Sifat-sifat Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas
dan listrik yang baik. Umumnya Al
2
O
3
terdapat dalam bentuk kristalin
yang disebut corundum atau -aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai
bahan abrasif dan sebagai komponen dalam alat pemotong, karena sifat
kekerasannya.
Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam
aluminium terhadap perkaratan dengan udara. Logam aluminium
sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium
bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida, yang terbentuk
sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan
aluminium. Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih
lanjut. Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses
anodisasi. Beberapa alloy (paduan logam), seperti perunggu aluminium,
memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan aluminium pada alloy
untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun
beberapa proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation
menghasilkan sebagian besar Al2O3 dalam bentuk kristalin, yang
meningkatkan kekerasannya.

3. Peranan Material- Material Utama Penyusun Keramik
a. Tanah Liat (clay)
Tanah liat merupakan salah satu bahan dasar pembuatan keramik
yang mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.SiO.H2O). Tanah liat
mempunyai sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah akan
mempunyai sifat plastis tetapi apabila dalam keadaan kering akan menjadi
keras , sedangkan apbila dibakar akan menjadi padat dan kuat.Tujuan
digunakannya tanah liat antara lain mempermudah proses pembentukan
keramik, mempunyai sifat plastis mudah dibentuk, mempunyai daya ikat
bahan baku tidak plastis saat dalam kondisi basah.
Jenis tanah liat yang lain adalah Kaolin. Kaolin berasal dari bahasa
Cina yaitu Kaoling atau disebut juga China Clay. Kaolin adalah tanah liat
yang mengandung mineral kaolinit (Al2Si2O5.(OH)4 sebagai bagian yang
terbesar dan masuk jenis tanah liat primer yang digunakan sebagai salah
satu bahan utama penyusun keramik putih. Sifat dan keadaan bahan:
berbutir kasar, rapuh dan tidak plastis jika di bandingkan dengan lempung
sedimenter, karena itu sulit di bentuk,serta daya hantar lislrik yang rendah.
Penyusutan dan kekuatan keringnya pun lebih rendah dan sangat tahan
api.Peranan kaolin sebagai pelapis (coater) serta pengisi (filter).

b. Kwarsa (flint)
Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica .(SiO2) Tujuan pemakaian
kwarsa ini ialah:
1.Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan.
2.Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kualitas.
3.Merupakan rangka selama pembakaran.

c. Feldspar
Feldspar komposisi dasarnya adalah K2O. Al2O3.6SiO2 Bahan ini
merupakan suatu kelompok mineral yang berasal dari batuan karang, Pada
saat keramik dibakar feldspar meleleh dan membentuk lelehan gelas yang
menyebabkan partikel-partikel clay bersatu bersama, di dalam gelas ini
memberikan kekuatan dan kekerasan pada bodi keramik. Bahan ini sangat
berguna karena banyak mengandung soda dan potash dan tidak larut dalam
air. Feldspar mengandung semua bahan-bahan penting untuk membentuk
glasir, Sebagai bahan pelebur, Felspard merupakan bahan yang tidak plastis,
sehingga dapat mengurangi susut kering dan kekuatan kering. Tujuan untuk
memperhalus permukaan keramik, melindungi, dekorasi, dan memperindah
dengan variasi warna. Penglasiran dapat dilakukan dengan beberapa cara
spt : kuas, sikat, celup dan semprot.

4. Mekanisme Proses Pembuatan Keramik
Semua produk keramik dibuat dengan mencampurkan berbagai kuantitas
bahan baku, membentuknya lalu memanaskan sampai suhu pembakaran. Suhu ini
mungkin hanya 700
0
C untuk beberapa glasir luar, tetapi banyak pula vitrifikasi
yang dilakukan pada suhu 2000
0
C. Pada suhu vitrifikasi terjadi sejumlah reaksi,
yang merupakan dasar kimia bagi konversi kimia:
1. Dehidrasi atau penguapan air kimia pada suhu 150-650
0
C
2. Kalsinasi, misal CaCO3 pada suhu 600-900
0
C.
3. Oksidasi besi fero dan bahan organic pada suhu 350-900
0
C.
4. Pembentukan silica pada suhu 900
0
C lebih.
Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu
dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan
produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses
akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Cara-cara pembentukan (forming) berdasarkan kadar air antara lain:
1. Kadar air 6-7 %
Dibentuk dengan dipres terhadap puder adonan dan dibuat dengan cara
spray drying atau penggilingan adonan.
2. Kadar air 20-25%
Dibenruk dengan jiggering (pengecoran) terhadap lumpur adonan.
Misalnya pada pembuatan piring dan mangkuk.
3. Kadar air 40-60%
Pembuatan dengan cara casting (peuangan) terhadap lumpur adonan.
Cetakan terbuat dari gips.
Ada beberapan cara atau teknik pembuatan keramik, yaitu :
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat jari
c. Teknik slab (lempengan)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau
pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk
membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris.
Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.

d. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk
yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik
putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin
keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau
alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan
menghasilkan bentukbentuk yang sama seperti gentong, guci dan lain-lain.

e. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan
jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran
yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti
untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk
dekorasi tempel.
Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal,
seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dan lain-lain.
Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal
dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan
pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif
seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan.






PENUTUP

Keramik pada zaman sekarang telah berkembang pesat, bahan ini telah
digunakan untuk berbagai keperluan. Dengan pemrosesan dan teknik yang
bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Pada umunya keramik tersusun oleh
3 material penyusun utama, yaitu tanah liat, pasir kuarsa, dan feldspar. Dan keramik
memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi
termasuk:
Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Tahan korosi.
Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik.
Keras dan kuat, namun rapuh.

Anda mungkin juga menyukai