JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014
PENDAHULUAN
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2). Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas. Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
POKOK BAHASAN
1. Material Utama Penyusun Keramik Bahan baku keramik berupa oksida-oksida mineral yang terdapat di alam berupa batuan maupun pelapukan dari batuan. Jenis oksida tersebut adalah : SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O dan Na2O. Dari unsur-unsur tersebut dapat dilihat terdapat paduan dua unsur yaitu logam dan non logam, sehingga dapat dikatakan keramik adalah bahan padat anorganik yang merupakan paduan dari unsur logam dan non logam. Oksida-oksida ini banyak terdapat pada tanah liat (lempung), yang terdapat dalam bentuk batuan adalah feldspar, kwarsa dan batu kapur. Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 3 : tanah Liat (clay), pasir kuarsa (flint) dan feldspar. a. Tanah Liat (Clay) Tanah liat merupakan jenis tanah hasil penguraian batuan alam terutama batuan feldspar yang mengandung alumina silikat hidrat. Jenis tanah ini bersifat plastis bila basah dan akan mengeras/membatu bila dipanasi pada suhu tinggi. Lempung terdiri dari butiran-butiran halus yang mengandung bermacam- macam mineral sehingga pada umumnya lempung tidak mempunyai susunan kimia tertentu Jenis-jenis tanah liat menurut susunan mineralnya : Lempung kaolinit Susunan kimianya adalah Al2O3.2SiO2.2H2O disebut juga mineral kaolin. Lempung ini berwarna putih bila kadar besinya rendah. Monmorilonit Berwarna kelabu sampai hijau, bila basah bersifat sangat plastis dan mudah mengembang, bila kering keras dan mudah hancur. Karena sifatnya yang mudah mengembang, serta sifat susut kering yang tinggi maka lempung jenis ini, dalam bidang keramik jarang dipakai. Lempung Illit Lempung ini mengandung illit yaitu sejenis kristal hidromika yang mempunyai sifat susut muainya rendah.
Lempung klorit Bentuk kristalnya monokolin, warna khas hijau dan berkilap kaca hingga pudar seperti tanah. Bersifat susut bakar rendah sehingga baik untuk bahan keramik. Jenis lempung dari terbentuknya : Lempung Primer Lempung primer disebut lempung residu, merupakan lempung yang terdapat di sekitar batuan induknya yang lapuk. Lempung ini tidak tercampur dengan bahan lain. Sebagai contoh misalnya, lapuknya fledspar akan membentuk kaolin yang bercampur silika. Lempung kaolin ini bersifat baik sebagai keramik putih. Lempung endapan ataupun lempung sekunder. Lempung ini berasal dari lempung lapukan batuan induk, kemudian terbawa arus air, angin atau es sehingga jauh dari batuan asalnya kemudian mengendap di suatu tempat. Jenis lempung ini antara lain : lempung alluvial (lempung yg mengendap sepanjang aliran sungai, rawa atau cekungan di darat), lempung estuarin ( lempung yang mengendap di muara sungai), lempung lakustrin (lempung danau atau rawa), lempung marine ( lempung yang mengendap di laut ), lempung glacial (lempung yang terbawa angin atau aliran es).
b. Pasir Kuarsa (Flint) Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 1715 o C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 100 o C. Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
c. Feldspar Kelompok mineral tektosilikat pembentuk batu yang membentuk 60% kerak Bumi. Feldspar mengkristal dari magma pada batuan beku intrusif dan ekstrusif dalam bentuk lapisan, dan juga ada dalam berbagai jenis batuan metamorf. Batu yang hampir seluruhnya terbentuk dari feldspar plagioklas kalsium dikenal sebagai anortosit. Feldspar juga ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen. Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O. Al2O3.SiO2), soda (NaO. Al2O3.6SiO2), dan gamping (CaO. Al2O3.6SiO2), yang kesemuanya dipakai dalam produk keramik.
2. Sifat-sifat dari Material Utama Penyusun Keramik Sifat-sifat material dicapai melalui proses Perlakuan Panas (Heat Treatment) pada temperatur tinggi yang disebut Firing. Struktur kristal keramik lebih komplek dari logam, karena ikatan atomnya seluruh atau sebagian adalah ionik maka struktur kristal keramik dianggap tersusun dari ion-ion yang bermuatan yaitu kation dan anion Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk : Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah. Tahan korosi. Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor. Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik. Keras dan kuat, namun rapuh. Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut. Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang menarik. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Sehingga untuk mendapatkan sifat-sifat tersebut dibutuhkanlah material-material utama yang menunjang sifat tersebut, seperti tanah liat, kwarsa, dan feldspar. Material utama tersebut tersusun dari unsur-unsur yang terdapat paduan dua unsur yaitu logam dan non logam, seperti SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Na2O dst. a. SiO2 Silikon Dioksida (SiO2) memiliki struktur network tiga dimensi yang terjadi bila setiap atom oksigen pada sudut-sudut tetrahedron berbagi dengan tetrahedron yang berdekatan. Sehingga material secara elektrik netral dan semua atom mempunyai struktur elektronik yang stabil dengan rasio Si : O = 1 : 2. Bila tetrahedron ini tersusun teratur terbentuklah struktur kristal dengan tiga bentuk polimorf dari silika yaitu : Quartz, Cristobalite dan Tridamite. Jika unit dasarnya SiO4 dan berbentuk padatan (bukan kristal) dengan atom acak disebut juga Fused Silica/Vitreous Silica. Quartz terutama banyak digunakan sebagai filter material karena murah, relatif keras, tidak reaktif dan hanya sedikit perubahan pada Perlakuan Panas. Silikon dioksida tidak mempunyai sifat basa tidak mengandung ion oksida dan tidak bereaksi dengan asam. Sebaliknya, silikon dioksida merupakan asam yang sangat lemah, bereaksi dengan basa kuat. Reaksi dengan air, silikon dioksida tidak bereaksi dengan air, karena sulit memecah struktur kovalen yang besar. Dalam pasir silika terdapat tiga bentuk kristalin silika utama meliputi kuarsa, tridimit dan kirbolite, sangat stabil dan tidak mengalami perubahan meskipun berada dalam temperatur yang berbeda-beda. Disamping itu, ketiganya yakni kuarsa, tridimit dan kribolite memiliki sub bagian. Misalnya, para ahli geologi (geologist) membedakan yang merupakan bentuk kristalin silika antara kuarsa alpha dan beta. Ketika berada pada temperatur rendah kuarsa alpha terpukul pada tekanan atmosfir, ini memberikan pengaruh pada kuarsa beta sehingga kuarsa beta mengalami perubahan pada 573 0 C. Sedangkan jika memperhatikan perubahan pada bentuk kristalin tridimite, ia akan terbentuk pada temperatur suhu 870 o C. Berbeda halnya dengan bentuk kristalin krisbolite yang akan terbentuk pada suhu 1470 o C. Perlu diketahui, titik peleburan pada silika adalah 1610 o C, hal ini menunjukan titik peleburan silika yang lebih tinggi dari pada titik peleburan baja/besi, tembaga dan alumunium. Namun, hal ini adalah satu alasan mengapa perbedaan temperatur digunakan untuk menghasilkan cetakan dan bagian inti untuk produksi metal atau logam. Kuarsa biasanya memiliki warna bervariasi atau putih tetapi secara teratur dan terstruktur memiliki warna yang murni seperti besi dan dapat pula warna lainnya. Kuarsa dapat menjadi transparan bahkan tembus cahaya, oleh karena itu , penggunaan kwarsa adalah pada pembuatan gelas karena sifatnya yang memiliki warna mengkilap seperti kaca. Kuarsa merupakan mineral keras yang menjadikan kekuatan pada ikatan antara atom-atom sehingga menghasilkan goresan kaca/gelas. Kuarsa atau Silika pun relatif lambat dalam upaya mencairkan asam. Ini semua merupakan kualitas yang mengejutkan dalam berbagai macam penggunaan perindustrian. Tergantung pada bagaiamana silika disimpan kemudian dibentuk, butiran kuarsa dapat menjadi tajam dan kaku, agak-kaku, agak-bundar ataupun bundar. Aplikasi pengecoran dan penyaringan menuntut butiran kwarsa yang agak bundar atau butiran bundar sekalipun agar mendapatkan performansi terbaik dalam pengaplikasian filtrasi menggunakan pasir silika (kwarsa).
b. Al2O3 Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam bidang pertambangan, keramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut dengan nama alumina. Sifat-sifat Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik yang baik. Umumnya Al 2 O 3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut corundum atau -aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya. Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam aluminium terhadap perkaratan dengan udara. Logam aluminium sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida, yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium. Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut. Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses anodisasi. Beberapa alloy (paduan logam), seperti perunggu aluminium, memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan aluminium pada alloy untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun beberapa proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation menghasilkan sebagian besar Al2O3 dalam bentuk kristalin, yang meningkatkan kekerasannya.
3. Peranan Material- Material Utama Penyusun Keramik a. Tanah Liat (clay) Tanah liat merupakan salah satu bahan dasar pembuatan keramik yang mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.SiO.H2O). Tanah liat mempunyai sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah akan mempunyai sifat plastis tetapi apabila dalam keadaan kering akan menjadi keras , sedangkan apbila dibakar akan menjadi padat dan kuat.Tujuan digunakannya tanah liat antara lain mempermudah proses pembentukan keramik, mempunyai sifat plastis mudah dibentuk, mempunyai daya ikat bahan baku tidak plastis saat dalam kondisi basah. Jenis tanah liat yang lain adalah Kaolin. Kaolin berasal dari bahasa Cina yaitu Kaoling atau disebut juga China Clay. Kaolin adalah tanah liat yang mengandung mineral kaolinit (Al2Si2O5.(OH)4 sebagai bagian yang terbesar dan masuk jenis tanah liat primer yang digunakan sebagai salah satu bahan utama penyusun keramik putih. Sifat dan keadaan bahan: berbutir kasar, rapuh dan tidak plastis jika di bandingkan dengan lempung sedimenter, karena itu sulit di bentuk,serta daya hantar lislrik yang rendah. Penyusutan dan kekuatan keringnya pun lebih rendah dan sangat tahan api.Peranan kaolin sebagai pelapis (coater) serta pengisi (filter).
b. Kwarsa (flint) Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica .(SiO2) Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah: 1.Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan. 2.Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kualitas. 3.Merupakan rangka selama pembakaran.
c. Feldspar Feldspar komposisi dasarnya adalah K2O. Al2O3.6SiO2 Bahan ini merupakan suatu kelompok mineral yang berasal dari batuan karang, Pada saat keramik dibakar feldspar meleleh dan membentuk lelehan gelas yang menyebabkan partikel-partikel clay bersatu bersama, di dalam gelas ini memberikan kekuatan dan kekerasan pada bodi keramik. Bahan ini sangat berguna karena banyak mengandung soda dan potash dan tidak larut dalam air. Feldspar mengandung semua bahan-bahan penting untuk membentuk glasir, Sebagai bahan pelebur, Felspard merupakan bahan yang tidak plastis, sehingga dapat mengurangi susut kering dan kekuatan kering. Tujuan untuk memperhalus permukaan keramik, melindungi, dekorasi, dan memperindah dengan variasi warna. Penglasiran dapat dilakukan dengan beberapa cara spt : kuas, sikat, celup dan semprot.
4. Mekanisme Proses Pembuatan Keramik Semua produk keramik dibuat dengan mencampurkan berbagai kuantitas bahan baku, membentuknya lalu memanaskan sampai suhu pembakaran. Suhu ini mungkin hanya 700 0 C untuk beberapa glasir luar, tetapi banyak pula vitrifikasi yang dilakukan pada suhu 2000 0 C. Pada suhu vitrifikasi terjadi sejumlah reaksi, yang merupakan dasar kimia bagi konversi kimia: 1. Dehidrasi atau penguapan air kimia pada suhu 150-650 0 C 2. Kalsinasi, misal CaCO3 pada suhu 600-900 0 C. 3. Oksidasi besi fero dan bahan organic pada suhu 350-900 0 C. 4. Pembentukan silica pada suhu 900 0 C lebih. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga. Cara-cara pembentukan (forming) berdasarkan kadar air antara lain: 1. Kadar air 6-7 % Dibentuk dengan dipres terhadap puder adonan dan dibuat dengan cara spray drying atau penggilingan adonan. 2. Kadar air 20-25% Dibenruk dengan jiggering (pengecoran) terhadap lumpur adonan. Misalnya pada pembuatan piring dan mangkuk. 3. Kadar air 40-60% Pembuatan dengan cara casting (peuangan) terhadap lumpur adonan. Cetakan terbuat dari gips. Ada beberapan cara atau teknik pembuatan keramik, yaitu : a. Teknik coil (lilit pilin) b. Teknik tatap batu/pijat jari c. Teknik slab (lempengan) Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.
d. Teknik putar Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentukbentuk yang sama seperti gentong, guci dan lain-lain.
e. Teknik cetak Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dan lain-lain. Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan.
PENUTUP
Keramik pada zaman sekarang telah berkembang pesat, bahan ini telah digunakan untuk berbagai keperluan. Dengan pemrosesan dan teknik yang bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Pada umunya keramik tersusun oleh 3 material penyusun utama, yaitu tanah liat, pasir kuarsa, dan feldspar. Dan keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk: Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah. Tahan korosi. Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor. Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik. Keras dan kuat, namun rapuh.