Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan
Kunjungan/Studi Lapang yang diadakan pada tanggal 19 Juli 2019 di PT.
Saraswanti Indo Genetech Bogor ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun bersama rekan-rekan kami. Seluruh isi laporan ini
disusun berdasarkan observasi kegiatan di tempat industri dan sosial media
internet.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang
dapat membangun motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih maju
untuk masa yang akan datang.
Harapan kami semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
kami dan para pembaca pada umumnya.
Penyusun
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, semua M\mahasiswa ingin selalu menambah
pengetahuan dan wawasan di masa perkembangan era globalisasi yang pesat
ini. Menambah pengetahuan dan wawasan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan cara melalui Kunjungan/Studi Lapang.
Di sini penulis mengunjungi laboratorium yang bergerak di bidang jasa
yaitu PT. Saraswanti Indo Genetech yang berlokasi di Bogor. Penulis dapat
mengetahui berbagai instrument yang digunakan, serta teknik penggunaannya
dan pengaplikasian dari masing-masing alat tersebut.
B. Tujuan
1. Sebagai wawasan informasi serta memperbanyak pengetahuan.
2. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan pada bidang ilmu kimia.
3. Sebagai tindak lanjut pembelajaran teori yang selama ini kita pelajari
di kelas.
4. Untuk memenuhi sebagian syarat dalam menyelesaikan tugas mata
kuliah Spektroskopi.
5
D. Metode pengumpulan data
1. Metode abservasi
Yaitu metode dengan cara melihat langsung pada objek penelitian.
2. Metode interview
Yaitu metode dengan cara bertanya jawab kepada sumber
informasi/karyawan
3. Metode dokumenter
Yaitu metode dengan memperoleh data dengan cara pengamatan atas data-
data/dokumen-dokumen yang mendukung penelitian.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk ruang lingkup uji analisis produk
hasil rekayasa genetika atau GMO secara kualitatif dan kuantitatif. ( The First
Indonesian Molecular Biotechnology Company ).
Selanjutnya pada bulan April 2004 PT. Saraswanti Indo Genetech
Bogor juga lolos uji profisiensi GMO Analysis yang diadakan oleh Asia Pasific
Laboratory Accreditation Cooperation (APLAC) dengan predikat “Satisfactory
Performance”
Pada bulan Agustus 2006, PT. Saraswanti Indo Genetech menempati
gedung baru yang lebih representatif di Jalan Rasamala nomor 46 Taman
Yasmin Bogor.
PT. Saraswanti Indo Genetech Bogor telah melalui proses re-akreditasi
oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) berdasarkan ISO/IEC 17025 : 2005,
pada tanggal 8-9 Februari 2007 dengan penambahan ruang lingkup akreditasi
antara lain uji mikrobiologi, uji vitamin, uji asam lemak, uji logam berat, dll.
Awal pembangunan Graha SIG, yang dimulai sejak bulan Juni
2010 PT. Saraswanti Indo Genetech membangun gedung baru 6 (enam) lantai
dengan luas sekitar 4.000 m2.
Pada tanggal 20-21 Mei 2011 kembali dilakukan proses re-akreditasi
oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) berdasarkan ISO/IEC 17025 : 2005
dengan penambahan ruang lingkup akreditasi antara lain uji analisis residu
pestisida, pemanis buatan, pewarna makanan, pengawet makanan, melamin,
dll.
Pada bulan September 2011, PT. Saraswanti Indo Genetech telah
menempati gedung baru tersebut (Graha SIG) yang berlokasi di Jl. Rasamala
nomor 20 Taman Yasmin Bogor.
SIG Laboratory terus meningkatkan kualitas layanannya, dalam rangka
mendekatkan diri pada konsumennya, sekaligus memperluas jaringan
pemasarannya, Laboratorium yang bermotto One Stop Laboratory Service ini
membuka Kantor Pemasaran dan Penjualan di Jakarta. Tepatnya di Jl.
Percetakan Negara no 52-B, Rawasari – Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
8
VISI DAN MISI
Visi Perusahaan :
1. Laboratorium PT. Saraswanti Indo Genetech sebagai “One Stop Food
Laboratory” yang kredibel, sehingga dapat mendarmabaktikan talenta
yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan negeri tercinta
Indonesia.
2. Laboratorium uji analisis yang memiliki kompetensi handal dalam
menghasilkan data pengujian yang akurat dan presisi tinggi.
Misi Perusahaan :
1. Berorientasi pada pemenuhan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
2. Menerapkan dan mengembangkan Good Professional Practice.
3. Menerapkan prinsip kerja “benar sejak awal” sesuai sistem manajemen mutu
ISO/IEC 17025:2005 dan meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu
secara berkelanjutan.
Struktur Organisasi
“One Stop Food Laboratory” yang kredibel, sehingga dapat
mendharmabaktikanpoint yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
negeri tercinta ini.
Struktur organisasi Laboratorium PT. Saraswanti Indo Genetech,
sebagai berikut:
9
Gambar 1. Struktur Organisasi Laboratorium PT.Saraswanti Indo Genetech
(Sumber : PT Saraswanti Indo Genetech)
10
4. Manager Penelitian dan Pengembangan
Manager Penelitian dan Pengembangan bertanggung jawab kepada General
Manager dalam hal penelitian dan pengembangan yang ditetapkan oleh PT
Saraswanti Indo Genetech.
5. Manager Umum
Tanggung jawab Manager umum bertanggung jawab kepada General
Manager dalam hal merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi semua
aspek yang berkaitan dengan pengembangan personil serta pemeliharaan
peralatan dan fasilitas laboratorium.
6. Manager Pemasaran
Tanggung jawab Manager Pemasaran bertanggung jawab kepada
General Manager dalam hal merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi
semua aspek yang berkaitan dengan pemasaran, administrasi penerimaan
contoh uji serta laporan hasil pengujian.
7. Manager Keuangan
Tanggung jawab Manager Keuangan bertanggung jawab kepada
General Manager dalam hal merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi
semua aspek yang berkaitan dengan keuangan.
8. Pengendali Dokumen
Tanggung jawab Pengendali Dokumen bertanggung jawab kepada
Manager Mutu dalam hal mengendalikan seluruh dokumentasi sistem
manajemen mutu yang diterapkan di laboratorium.
9. Tim Audit Internal
Tanggung jawab Tim Audit Internal bertanggung jawab kepada
Manager Mutu dalam hal pelaksanaan audit internal laboratorium.
10. Penyelia Laboratorium
Tanggung Jawab Penyelia Laboratorium bertanggung jawab kepada
Manager Laboratorium dalam pelaksanaan pengujian di laboratorium.
11. Penyelia Pengambil Contoh
Tanggung Jawab Penyelia pengambil contoh bertanggung jawab
kepada Manager Laboratorium dalam hal pelaksanaan pengambilan contoh.
12. Prosedur Sistem Berjalan
11
Prosedur pengolahan data uji laboratorium pada PT. Saraswanti Indo
Genetech adalah menyangkut tentang penerimaan sampel, pengujian analisa
sampel, pembuatan laporan hasil uji, bagian keuangan.
12
HPLC atau KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas
untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah
bidang, antara lain: farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan industri- industri
makanan. Kegunaan umum HPLC adalah untuk: pemisahan sejumlah senyawa
organik, anorganik, maupun senyawa biologis; analisis ketidakmurnian (impurities);
analisis senyawa- senyawa mudah menguap (volatile); penentuan molekul- molekul
netral, ionic, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan
senyawa-senyawa yang strukturnya hamper sama; pemisahan senyawa- senyawa
dengan jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah yang banyak, dan dalam
skala proses industry, HPLC merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat
digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif.
Bagan Komponen
13
Mekanisme Kerja
terjadi pemisahan
komponen yang
komponen sampel sampel terinjeksi
keluar dari kolom
sesuai dengan sifat dibawa oleh solvent
dibaca oleh
kepolaran terhadap ke kolom
detektor
kolom
Aplikasi Instrumen
1. Analisis kandungan pestisida
2. Analisis preparatif bahan makanan
3. Penggunaan dalam medis dan farmasi
4. Analisis polimer sederhana (molekul kecil)
14
GC-FID adalah teknik analitis sangat umum yang digunakan secara luas pada
pasar petrokimia, farmasi, dan gas alam. FID biasanya menggunakan api
Hidrogen/Udara yang dilewati sampel untuk mengoksidasi molekul organik dan
menghasilkan partikel bermuatan listrik (ion). Ion dikumpulkan dan menghasilkan
sinyal listrik yang kemudian diukur.
Sebagaimana pada teknik GC lainnya, gas pembawa harus memiliki tingkat
pengotor air dan oksigen yang rendah, karena air danoOksigen dapat berinteraksi
dengan fase stasioner dan menimbulkan masalah besar seperti noise baseline dan
bleed di kolom dalam kromatogram gas keluaran, yang menurunkan kepekaan
penganalisis dan menurunkan masa pakai kolom. FID juga sangat sensitif terhadap
pengotor hidrokarbon dalam pasokan hidrogen dan udara untuk api. Kotoran
hidrokarbon dapat menyebabkan peningkatan baseline noise dan mengurangi
sensitivitas detektor.
Bagan Komponen
Mekanisme Kerja
Detektor general untuk mengukur komponen-komponen sampel yang
memiliki gugus alkil (C-H). Komponen sampel masuk ke FID, kemudian akan
dibakar dalam nyala (campuran gas H2 dan udara), komponen akan
terionisasi,ion-ion yang dihasilkan akan dikumpulkan oleh ion collector, arus
yang dihasilkan akan diperkuat, kemudian akan dikonversi menjadi satuan
tegangan. Semakin tinggi konsentrasi komponen, makin banyak pula ion yang
dihasilkan sehingga responnya juga makin besar. Detektor ini mengukur
15
jumlah atom karbon dan bersifat umum untuk semua senyawa organik
(Senyawa Flour tinggi dan karbondisulfida tidak terdeteksi). Respon sangat
peka, dan linier ditinjau dari segi ukuran cuplikan serta teliti.
Hal yang perlu diperhatikan dalam detektor ini adalah kecepatan aliran
O2 dan H2(H2 ± 30mL per menit dan O2 sepuluh kalinya), serta suhu (harus
diatas 100˚C untuk mencegah kondensasi uap air yang mengakibatkan FID
berkarat atau kehilangan sensitivitasnya)
Aplikasi Instrumen
1. Analisis medis dan farmasi
2. Untuk pengukuran kandungan zat-zat organic dan senyawa hidrokarbon
Bagan Komponen
Mekanisme Kerja
1. Analit bersama dengan eluen dari syringe pump atau LC masuk ke
dalam cappilary.
Di dalam capillary terdapat anoda (kutup negatif) pada taylor cone dan
katoda (kutup negatif) di dekat masukan analit dan eluen. Kutup ini berfungsi
agar muatan yang berkumpul pada taylor cone adalah muatan positif sehingga
nantinya saat terjadi penyemprotan dan terbentuk droplet (tetes – tetes) tidak
bergabung – gabung menjadi droplet yang lebih besar lagi.
2. Analit dan solven(eluen) disemprotkan melalui taylor cone.
Akan terbentuk droplet – droplet dimana droplet – droplet itu akan
mengalami tahap evaporasi solven untuk mengurangi solven yang menempel
di analit. Karena suatu saat, apabila terjadi evaporasi secara terus menerus
maka solven yang meliputi analit terkungkung dalam muatan positif yang
17
berlebih, dalam bahasa Inggris tahap seperti ini disebut the ‘rayleigh’ limit is
reached, maka akan terjadi explosion yang disebut coulombic
explosion dimana akan terjadi pemecahan droplet (tetesan) tadi.
3. Droplet yang mengalami coulombic exsploison tersebut akan masuk ke
dalam cone dimana di sisi kiri dan kanannya sudah mengalir gas Nitrogen
(N2). Gas ini berfungsi agar analit yang terjadi tadi stabil dalam bentuknya dan
tidak terganggu oleh pengaruh gas oksigen. Droplet masuk ke
dalam cappilarytransfer lalu akan dianalisis melalui mass spectrometer.
Muatan positif pada solven berasal dari ion-ion Na+, Li+, K+, NH4+,
dan kation lain. Oleh karena pada daerah taylorcone dalam capillary
nedle bermuatan negatif,maka analit dalam solven yang memiliki muatan positif
akan berkumpul didaerah taylorcone. Akibatnya pada saat penyemprotan
tetesan-tetesan (droplet) permukaanya memiliki muatan positif, dan masing-
masing tetesan (droplet) tidak saling menempel lagi (membentuk tetesan yang
lebih besar). Pada spektra sering terjadi penambahan berat molekul ion-ion
tersebut disamping penambahan berat molekul atau biasanya ditulis dengan [M
+ molekul ion-ion]. Kemungkinan ion molekul yang terdeteksi di mass
spectroscopy adalah [M + H+], [M - H+], serta analit dengan tambahan seperti
Na+, K+, H3O+, NH4+, dan molekul dari fase gerak ( LC-MS book, Audrey,
2003).
Aplikasi Instrumen
1. Pengukuran kandungan logam berat
2. Identifikasi metabolit, Identifikasi Pengotor, Identifikasi Degradant
3. Uji Vitamin
4. SPEKTROFOTOMETER MASSA
18
utama dari spektroskopi massa adalah mengetahui berat molekul. Informasi yang
diperoleh dari spektrum MS adalah berat ion, yakni massa molekul isolat ditambah
atau dikurangi sumber ion. Berat ion biasanya disajikan dalam [M+H]+ atau [M+OH]-
atau dalam bentuk radikal [M*]+. Berat molekul sesungguhnya diperkirakan
bertambah satu atau berkurang satu angka yang mendekati. Adakalanya ionisasi
melalui penambahan berat molekul air (Saifudin, 2014).
1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja Spektrometer Massa adalah pengionisasian senyawa kimia
menghasilkan molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau
muatan. Spectrometer massa menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut
menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan
merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya, hanya ion positif
yang dipelajari karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber tumbukan
umumnya sedikit. Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan
atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu) karena partikel-partikel
bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan partikel-partikel yang tidak
bermuatan (netral) tidak dibelokkan.
2. Mekanisme Kerja
a) Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik
yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.
b) Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
c) Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
d) Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan.
19
3. Bagan
20
Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai
daerah waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi
elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut
Transformasi Fourier (Fourier Transform). Selanjutnya pada sistim optik peralatan
instrumen Fourier Transform Infra Red dipakai dasar daerah waktu yang non
dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi elektromagnetik yang
berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang dikemukakan oleh Albert
Abraham Michelson (Jerman, 1831). Pada sistim optik Fourier Transform Infra Red
digunakan radiasi LASER (Light Amplification byStimulated Emmission of
Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang di interferensikan dengan radiasi infra
merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan
lebih baik.
1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi energi dengan
materi. Misalkan dalam suatu percobaan berupa molekul senyawa kompleks
yang ditembak dengan energi dari sumber sinar yang akan menyebabkan molekul
tersebut mengalami vibrasi. Sumber sinar yang digunakan adalah keramik, yang
apabila dialiri arus listrik maka keramik ini dapat memancarkan infrared. Vibrasi
dapat terjadi karena energi yang berasal dari sinar infrared tidak cukup kuat untuk
menyebabkan terjadinya atomisasi ataupun eksitasi elektron pada molekul
senyawa yang ditembak dimana besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul
berbeda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkannya sehingga dihasilkan frekuaensi yang berbeda pula. FTIR
interferogramnya menggunakan mecrosem dan letak cerminnya (fixed mirror dan
moving mirror) paralel. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi
elektromagnetik pada rentang frekuensi 400 – 4000 cm-1 di mana cm-1 disebut
sebagai wavenumber (1/wavelength) yakni suatu ukuran unit untuk frekuensi.
Daerah panjang gelombang yang digunakan pada percobaan ini adalah daerah
inframerah pertengahan (4.000 – 200 cm-1 ).
21
2. Mekanisme Kerja
Pada proses instrumen analisis sampelnya meliputi:
a) The source: energi Infra Red yang dipancarkan dari sebuah benda hitam
menyala. Balok ini melewati melalui logam yang mengontrol jumlah energi yang
diberikan kepada sampel.
b) Interoferometer: sinar memasuki interferometer “spectra encoding‟
mengambiltempat, kemudian sinyal yang dihasilkan keluar dari interferogram.
c) Sampel: sinar memasuki kompartemen sampel dimana diteruskan melalui
cermin dari permukaan sampel yang tergantung pada jenis analisis.
d) Detektor: sinar akhirnya lolos ke detector untuk pengukuran akhir. Detektor
ini digunakan khusus dirancang untuk mengukur sinar interfrogram khusus.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
adalah TetraGlycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium
Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan
respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat,
tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi inframerah.
e) Komputer: sinyal diukur secara digital dan dikirim kekomputer untuk
Diolah oleh Fourier Transformation berada. Spektrum disajikan untuk
interpretasi lebih lanjut
3. Bagan
22
6. ICP ( Inductively Coupled Plasma)
- ICP OES Agilent 700
- LC ICP MS ICP MS Agilent 7900 (2)
24
rentang konsentrasi untuk sampel air bersih.Penggunaan metode ini dibatasi
untuk spektroskopi yang berpengetahuan di analisis spektral, kimia, dan
gangguan fisik.
2. ICP-MS
B. Prinsip Kerja
1. ICP AES / ICP-OES
Prinsip umum pada pengukuran ini adalah mengukur intensitas
energi/radiasi yang dipancarkan oleh unsur unsur yang mengalami perubahan
tingkat energi atom (eksitasi atau ionisasi) . Larutan sampel dihisap dan
dialirkan melalui capilarry tube ke Nebulizer. Nebulizer merubah larutan
sampel kebentuk aerosol yang kemudian diinjeksikan oleh ICP. Pada
temperatur plasma, sampel-sampel akan teratomisasi dan tereksitasi. Atom
25
yang tereksitasi akan kembali ke keadaan awal (ground state) sambil
memancarkan sinar radiasi. Sinar radiasi ini didispersi oleh komponen optik.
Sinar yang terdispersi, secara berurutan muncul pada masing-masing panjang
gelombang unsur dan dirubah dalam bentuk sinyal listrik yang besarnya
sebanding dengan sinar yang dipancarkan oleh besarnya konsentrasi unsur.
Sinyal listrik ini kemudian diproses oleh sistem pengolah data.
2. ICP MS
Pada dasarnya peralatan ICP-MS merupakan gabungan dari dua
peralatan yang masing-masing sudah berkembang, yakni antara alat eksitasi
ICP dan MS-quadropole sebagai detektor. Penggabungan kedua alat ini
menggunakan suatu skimmer yakni suatu logam tipis yang mempunyai lubang
ditengahnya dengan diameter sekitar 60 μm. Alat ini ditempatkan diantara
plasma dan MS.
Prinsip kerja dari ICP–MS adalah sampel diintroduksikan ke dalam
suatu pusat tabung plasma argon, yang mengkabut, secara cepat tersolvasi dan
teruapkan. Selama transit melewati inti plasma proses disosiasi dan ionisasi
terjadi. Ion-ion terekstrak dari tabung pusat plasma menuju suatu pompa
vakum antarfase, kemudian ditransmisikan ke dalam spektrometer massa.
Didalam spektrometer dan massa ion-ion terpisahkan berdasarkan massa
mereka terhadap rasio muatan.
Di dalam instrumen, cairan dikonversikan menjadi aerosol melalui
proses yang dikenal sebagai nebulisasi. Sampel aerosol ini kemudian
ditransportasikan ke dalam plasma dan mengalami disolvasi, vaporisasi,
atomisasi, dan eksitasi atau ionisasi oleh plasma. Atom dan ion yang
tereksitasi memancarkan radiasi khas mereka yang akan dikumpulkan oleh alat
yang memisahkan radiasi melalui panjang gelombangnya untuk analisis semi-
kuantitatif. Radiasi ini dideteksi dan diubah menjadi sinyal elektronik yang
dikonversi menjadi informasi konsentrasi untuk analisis kuantitatif.
Sampel secara normal diintroduksikan sebagai larutan ke dalam
plasma, tetapi introduksi langsung berupa padatan dan gas juga dimungkinkan.
Introduksi sample dalam bentuk gas ke dalam plasma memiliki banyak
kelebihan, efisiensi transport mendekati 100% dibandingkan dengan produksi
26
aerosol cairan dimana dalam nebulizer lebih dari 95% sampel dibuang,
meningkatkan sinyal terhadap noise dan meningkatkan limit deteksi.
C. Mekasnisme Kerja
Sampel dimasukkan dengan pompa peristaltik ke dalam nebulizer dan
akan dihasilkan aerosol yang kemudian masuk kedalam plasma argon . Plasma
mengeringkan aerosol, mengatomisasi dan mengionisasi. Hasi ionisasi
kemudian disaring massa yang memang akan dianalisa dengan penyarin
massa . system ICP MS yang paling biasa dipakai menggunakan spektrometer
massa quadrupole yang cepat memindai rentang massa. Pada waktu tertentu,
hanya satu massa akan diizinkan untuk melewati spektrometer massa dari
pintu msuk ke keluar. Setelah keluar dari spektrometer massa, ion akan masuk
ke dynode dari sebuah pengganda elektron, yang berfungsi sebagai detektor.
Dampak dari ion melepaskan kaskade elektron, yang diperkuat sampai mereka
menjadi pulsa terukur. Perangkat lunak ini membandingkan intensitas pulsa
sample dari standar, yang membentuk kurva kalibrasi, untuk menentukan
konsentrasi elemen.
ICP-MS dapat digunakan untuk mengukur isotop dari setiap elemen
individu, sehingga laboratorium mampu mengetahui isotop isotop yang ada
pada suatu komponen heavy metal.
D. Bagan
1. ICP AES / ICP-OES
27
2. ICP MS
E. Aplikasi
1. ICP-MS
Matriks sampel lingkungan, yang mungkin berisi konsentrasi
rendah dan mengandung unsur campur, sehingga pada sejarahnya ada
kesulitan dalam menentukan analit dalam sampel yang dianalisis. ICP-MS
dikembangkan di tahun 1980-an dan telah digunakan dalam bidang
lingkungan karena sensitivitas yang tinggi dan kemampuan multi unsur.
ICP-MS menawarkan penetapan langsung dari beberapa elemen di tanah,
seperti boraks, fosfor, dan molybdenum, pada tingkat tidak dapat diakses
oleh metode lain
2. ICP-AES
ICP dapat digunakan dalam analisis kuantitatif untuk jenis sampel
bahan-bahan alam seperti batu, mineral, tanah, endapan udara, air, dan
jaringan tanaman dan hewan, mineralogi, pertanian, kehutanan,
peternakan, kimia ekologi, ilmu lingkungan dan industri makanan,
termasuk pemurnian dan distribusi anlisa elemen air yang tidak mudah
dikenali oleh AAS seperti Sulfur, boraks, fosfor, Titanium, dan
Zirconium.
28
7. GCMS-MS
- GC HRMS APGC Waters Xevo TQ-S x Agilent GC (3)
- GC MS Perkin Elmer Clarus SQ 8T
- GC MSMS Shimadzu TQ8050 (2)
- GC MSMS Agilent 7000 GC MS Triple Quad (3)
29
dari campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu dalam
mengidentifikasi sebuah senyawa kompleks.
Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (atau "mobile phase")
adalah sebuah operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang
tidak reactive seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap
mikroskopis lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam
bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen
yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatograph
(atau "aerograph", "gas pemisah").
2. Spektroskopi Massa (Mass Spectrometry)
Umumnya spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa suatu
sample menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan
perbandingan massa terhadap muatan.
Spektroskopi massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji,
memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan
massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang
ada. Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion negative yang
dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit.
3. Kombinasi GCMS
Saat GC dikombinasikan dengan MS, akan didapatkan sebuah metode
analisis yang sangat bagus. Peneliti dapat menganalisis larutan organik,
memasukkannya ke dalam instrumen, memisahkannya menjadi komponen
tinggal dan langsung mengidentifikasi larutan tersebut. Selanjutnya, peneliti
dapat menghitung analisa kuantitatif dari masing-masing komponen. Pada
Gambar 4, sumbu z menyatakan kelimpahan senyawa, sumbu x menyatakan
spektrum kromatografi, dan sumbu y menyatakan spektrum spektroskopi
massa. Untuk menghitung masing-masing metode dapat divisualisasikan ke
dalam grafik dua dimensi.
B. Mekanisme Kerja
Pada metode analisis GCMS (Gas Cromatografy Mass Spektroscopy)
adalah dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung
tersebut. Pada spektra GC jika terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak
30
senyawa, yaitu terlihat dari banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC tersebut.
Berdasarkan data waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui
senyawa apa saja yang ada dalam sampel.
Selanjutnya adalah dengan memasukkan senyawa yang diduga tersebut ke
dalam instrumen spektroskopi massa. Hal ini dapat dilakukan karena salah satu
kegunaan dari kromatografi gas adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa dari
suatu sampel. Setelah itu, didapat hasil dari spektra spektroskopi massa pada
grafik yang berbeda.
Informasi yang diperoleh dari kedua teknik ini yang digabung dalam
instrumen GC/MS adalah tak lain hasil dari masing-masing spektra. Untuk spektra
GC, informasi terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-tiap
senyawa dalam sampel. Sedangkan untuk spektra MS, bisa diperoleh informasi
mengenai massa molekul relatif dari senyawa sampel tersebut.
C. Bagan
D. Aplikasi
GC-MS digunakan untuk identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitatif
dari komponen individual dalam senyawa campuran kompleks. Terdapat
perbedaan strategi analisis data untuk aplikasi keduanya.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
33