1. Definisi Nomenklatur
Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar
dan Peraturan Menteri dalam Negeri No. 13/2006, Nomenklatur didefinisikan sebagai daftar
perkiraan/akun buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan
perencanaan, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, dan pelaporan keuangan
pemerintah pusat. Selain itu nomenklatur juga merupakan daftar perkiraan buku besar yang
ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan
anggaran, pertanggungjawaban, pelaporan keuangan, serta memudahkan pemeriksaan dan
pengawasan.
5) Kode angka urut didahului dengan referensi huruf (numerical secuence receded by
analfabethic reference)
Kode ini jarang digunakan karena terbatas nya kode huruf. Namun kode ini
memudahkan identifikasi dan mengingat referensi yang penting. Sebagai contoh AL-
101 menunjuk pada aktiva lancar 1, yang biasanya merupakan perkiraan kas.
Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi angka dengan huruf. Setiap rekening
diberi kode angka yang dimukanya diberi kode huruf singkatan kelompok rekening
tersebut. Misalnya :
AL 101
ATL 112
MO 245
STANDAR AUDIT SEKTOR PUBLIK
Standar Audit adalah ukuran mutu berupa persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh
seorang auditor. Saat ini, BPK telah menetapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SKPN) sebagai standar audit di lingkungan keuangan Negara. SPKN ini merupakan revisi dari
Standar Audit Pemerintahan (SAP) 1995.
SKPN merupakan acuan bagi auditor dalam melakukan pemeriksaan atau audit. Hal ini berarti
audit merupakan serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisir
(Boynton et al.2002). Tujuan SKPN adalah membantu pemerintah termasuk instansi dalam
menyelenggarakan pengelolaan dan membuat pertanggungjawaban keuangan negara yang
semakin baik. SKPN hanya mengatur hal hal yang belum diatur oleh SPAP (Standar
Profesional Akuntan Publik) yang merupakan standr audit bagi perusahaan. Namun, dalam
banyak hal SKPN mengacu pada SPAP sebagai acuan dan pedoman bagi auditor dalam
melaksanakan pemeriksaan/audit. SKPN berlaku bagi BPK, Akuntan Publik yang melakukan
pemeriksaan untuk dan atas nama BPK, Auditor yang melakukan audit atas kegiatan entitas
nonkeuangan negara yang mendapat bantuan fasilitas keuangan negara, Aparat pemeriksa
internal pemerintah sebagai payung.
SKPN memuat standar umum yang mengatur tentang persyaratan professional auditor, standar
pekerjaan lapangan yang memuat mutu pelaksanaan audit di lapangan, dan standar pelaporan
yang memuat persyaratan laporan audit yang professional.
SKPN membagi standar audit/pemeriksaan menjadi 3 jenis :
Standar ini mengatur standar pelaksanaan pemeriksaan keuangan dan setiap standar pekerjaan
lapangan audit keuangan, serta penyusunan Pernyataan Standar Audit (PSA) yang ditetapkan
IAI agar pelaksaan pemeriksaan keuangan dapat memberikan keyakinan yang memadai
mengenai kewajaran penyajian suatu laporan keuangan dalam segala hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Dalam standar ini diatur bagaimana melakukan pemeriksaan secara objektif dan sistematis
terhadap bukti-bukti agar dapat memberikan penilaian secara independen atas kinerja suatu
entitas, karena pemeriksaan kinerja ini menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk
meningkatan kinerja suatu entitas dan memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Dengan adanya standar ini diharapkan keandalan asersi suatu entitas yang diperiksa dapat
dihasilkan. Sasaran pemeriksaan ini adalah pemeriksaan atas lain-lain di bidang keuangan,
pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaaan atas sistem pengendalian internal organisasi di
sektor publik.
Sebagai suatu proses, auditing berhubungan dengan prinsip dan prosedur akuntansi yang
digunakan oleh organisasi. Untuk melaksanakan audit tersebut auditor harus berpedoman pada
SPKN. Auditor akan mengeluarkan opini atas laporan keuangan suatu entitas, yang merupakan
hasil dari system akuntansi dan diputuskan atau dibuat oleh pihak pengelola. Pengelola suatu
entitas menggunakan data mentah akuntansi yang kemudian dialokasikan ke masing-masing
laporan surplus-defisit dan neraca, serta menyajikan hasilnya dalam bentuk laporan yang
dipublikasikan. Dalam melaksanakan proses akuntansi tersebut, akuuntan sector public
berpedoman pada SAP.
SPKN merupakan pedoman dalam proses audit di Indonesia. Standar ini akan menjadi acuan
bagi auditor pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemeriksa. Sedangkan SAP
digunakan sebagai pedoman dalam mengatasi berbagai kebutuhan yang muncul dalam
pelaporan keangan, akuntansi, dan audit di pemerintahan baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa SPKN merupakan bagian
dari SAP itu sendiri. Di dalam SAP juga diatur tentang audit/pemeriksaan di pemerintah.
1. Kode etik auditor adalah prinsip dasar atau nilai-nilai yang menjadi acuan dalam
melaksanakan kegiatan audit. Mengingat bahwa budaya suatu bangsa biasanya berbeda
dengan bangsa-bangsa lainnya, maka sangat mungkin terjadi bahwa budaya bangsa
tersebut ikut mewarnai kode etik yang bersangkutan. Sesuai dengan anjuran INTOSAI,
setiap BPK suatu Negara selaku lembaga pemeriksa eksternal pemerintah
bertanggungjawab mengembangkan kode etik yang sesuai dengan budaya, system
social, atau lingkungannya masing-masing. Selanjutnya, BPK perlu memastikan bahwa
segenap auditor secara mandiri mempelajari nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dimuat
dalam kode etik tersebut dan berperilaku sesuai dengan kode etik itu. Dengan mengacu
pada kode etik tersebut, perilaku auditor dalam setiap situasi/keadaan atau setiap saat
hendaklah merupakan perilaku yang tidak tercela.
2. Apabila terdapat kekurangan dalam perilaku auditor maupun perilaku yang tidak benar
dalam kehidupan pribadinya, maka hal yang demikian akan menempatkan integritas
auditor, lembaga tempat ia bekerja, kualitas dan validitas tugas pemeriksaannya pada
situasi yang tidak menguntungkan dan dapat menimbulkan keraguan terhadap
keandalan serta kompetensi lembaga pemeriksa tersebut.