Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Latar Belakang Perusahaan

PT Total Prime Engineering (TPE) adalah perusahaan yang bergerak dalam


bidang pembuatan seal yang berlokasi di Jl Kedoya Raya No.01, Kebun Jeruk, Jakarta
Barat. Pada tahun 2007, Bapak Irwan Limpah mendirikan PT Total Prime Engineering
(TPE) berlokasi di Srengseng, Jakarta Barat. Di tahun 2008, PT Total
PrimeEngineering (TPE) mulai menjalin kerjasama dengan distributor resmi seal
yangbernama CHO Sealing Tech. Selanjutnya tahun 2009, PT Total Prime
Engineering(TPE) kembali menjalin kerjasama distributor resmi seal yang bernama
FP PARIS danmembuka cabang di Cikarang.

Dalam waktu yang bersamaan PT Total PrimeEngineering (TPE) juga mengadakan


workshop dikawasan industri Jababeka, kemudianperusahaan tersebut membeli mesin
CNC berukuran 350 mm. PT Total PrimeEngineering (TPE) kembali menjalin kerja
sama dengan distributor resmi seal dari Vulcan (UK) dan mengembangkan bisnis baru
yang bernama Cylinder Hidrolik di tahun 2010. Kemudian tahun 2011, PT Total
Prime Engineering (TPE) membeli mesin CNC berukuran 500 mm, kemudian
membuka cabang di Cilegon dan bengkel di Kedoya.

Sebagai pemain baru didalam industri seal, PT Total Prime Engineering (TPE) telah
memenangkan beberapa penghargaan. Dengan memberi pelayanan terbaik kepada
pelanggan melalui pengetahuan produk yang dimiliki oleh karyawan, ketersediaan
ukuran seal yang lengkap, dan biaya yang efektif membuat kebutuhan pelanggan
dapat terpenuhi dengan baik. Seal yang dihasilkan oleh PT Total Prime Engineering
2

(TPE) telah mengalami perbaikan dalam bentuk desain dan teknologi yang digunakan
dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan pengenalan bahan baku, konsep desain, tingkat kenerja, dan kehandalan. Area
bisnis dari PT Total Prime Engineering (TPE) lebih kearah otomotif, perangkat
mobile, peralatan minyak dan gas, petrokimia, pembuatan kapal, semikonduktor, chip
manufaktur, makanan dan farmasi, peralatan industri.

1.1.1 Sejarah PerushaanROD

TOTAL PRIME ENGINEERING dimulai pada tahun 2008 sebagai perusahaan


elemen Sealing. Hari ini kami diakui oleh pasar, sebagai mitra yang paling dapat
diandalkan dengan produk berkualitas tinggi dengan harga yang sangat
terjangkau. Selain pengakuan kami sebagai stockiest terbesar dalam bisnis penyegelan
di Indonesia, sekarang kami telah memperluas bisnis kami untuk Perbaikan &
Pembuatan Hydraulic / Pneumatic cylinders.

Bengkel kami terletak di area seluas 2700 meter persegi di Jakarta Barat. Memiliki
ruang yang cukup memungkinkan kami untuk melakukan pembuatan dan perbaikan
dalam satu atap. Untuk memenuhi spesifikasi dan persyaratan segel yang digunakan
dalam silinder, kami dilengkapi dengan 5 (lima) Mesin Penyegel CNC dengan
kapasitas hingga 500 mm.

Gambar 1.1 logo PT TOTAL PRIME ENGINEERING


3

1.1.2 Lokasi Perushaan

Kerja Praktek ini dilaksanakan di Lingkungan PT TOTAL PRIME ENGINEERING


tepatnya di ALAMAT : Jl. Kedoya Raya No. 1 Kedoya Selatan - Kebon Jeruk DKI
Jakarta 11520 INDONESIA

KONTAK

T + 6221-5835-3959

F + 6221-5835-3959

1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1.2.1 Visi perusahaan

1. “to be the BEST SEALING & ENGINEERING COMPANY WITHIN, and beyond

Indonesia.

2. The BEST sealing solution company.

3. The BEST hydraulic cyilinder for repair,& manufactur.

1.2.2 Misi Perusahaan

“ menjadi solusi dan perbaikan silinder hidrolik &manufaktur dengan memberikan


produk berkualitas dengan harga terjangkau, pengiriman tepat waktu dan layanan
pelanggan yang memuaskan untuk membangun kemitraan jangka panjang ”

1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu sistem terencana mengenai usaha kerjasama dimana
setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan
kewajibankewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan. Struktur organisasi
merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada
4

suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk


mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dengan melihat struktur organisasi perusahaan dapat kita
ketahui sejauh mana tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian, fungsi dan
wewenang yang diambilnya. Struktur organisasi PT. TOTAL PRIME
ENGINEERING dapat dilihat pada gambar 1.3 dibawah ini.

Gambar 1.3 Struktur Organisasi di PT TOTAL PRIME ENGINEERING

1.4 Bidang Usaha Perusahaan

PT TOTAL PRIME ENGINEERING merupakan perusahaan yang bergerak dalam


bidang manufacture untuk sealing element dan Hidrolic / Hidrolic Repair dan juga
merupakan salah satu Distributor resmi berlisensi dari CHO SEALING TECH.
CO dalam bisnis produsen seal terbesar di dunia. Saat ini, PT TOTAL PRIME
ENGINEERING merupakan stockiest terbesar dan terlengkap di indonesia dengan
produk unggulan yang di pasarkan meliputi :
 elastomer O-Ring
 Kalrez
 Encapsulated O-Ring
 Hidrolic
 Pnuematic seal
5

 O-Ring kits
 O-Ring Cord
 Oil & Shaft seal
 Flexy seal
 Mechanical seal
 PTFE Seal
 Coupling / Elastic Spider.
.

Gambar 1.4 Brand produk seal PT TOTAL PRIME ENGINEERING


6

BAB II

LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK

2.1 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan Kerja Praktek adalah:

a. Agar mahasiswa dapat mengenal permasalahan yang dihadapi oleh suatu


perusahaan, industri atau bengkel-bengkel dan dengan kemampuan
menganalisa serta mensintesisa, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman
kerja terutama yang berhubungan dengan prosedur penyelesaian permasalahan.

b. Mengasah pola berfikir yang wajar, logis, rasional serta berketrampilan dan
luwes dalam memahami dan menghadapi masalah ditempat pekerjaan.

c. Memotivasi mahasiswa untuk berpatisipasi dalam permasalahan


pembangunan, seperti kegiatan perancangan, pelaksanaan, pembuatan,
penggunaan, pengolahan dan pengawasan yang berhubungan dengan
konstruksi, produksi, pembangkit tenaga dan manajemen perusahaan yang
terkait dengan permesinan industri secara umum.

d. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengetahui lebih spesifik


permasalahan industri atau perusahaan yang terkait dengan operasi dan ilmu
permesinan, sehingga dapat dijadikan sebagai pilihan untuk mengambil judul
kajian tugas akhir.
7

Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan Kerja Praktek di PT TOTAL PRIME


ENGINEERING ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen PT TOTAL PRIME


ENGINEERING;

b. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan part hidrolic pada PT TOTAL


PRIME ENGINEERING;

c. Untuk mengetahui cara perawatan mesin-mesin pada PT TOTAL PRIME


ENGINEERING;

d. Untuk mengetahui pemakaian daya pada PT. TOTAL PRIME


ENGINEERING.

2.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kerja Praktek ini dilaksanakan di Lingkungan PT TOTAL PRIME ENGINEERING


tepatnya di jalan, Kedoya Raya No. 1 Kedoya Selatan - Kebon Jeruk DKI Jakarta
11520 yang dimulai dari tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2018. Selama proses
kerja praktik, penulis masuk setiap hari dari senin sampai sabtu seperti normalnya
waktu kerja diperusahaan. Adapun jam kerja yang berlaku di PT TOTAL PRIME
ENGINEERING yaitu:

 Hari Senin – Kamis : 08.00 - 17.00, istirahat jam 12.00 - 13.00


 Hari Jumat : 08.00 - 17.00, istirahat jam 11.30 - 13.00
 Hari Sabtu : Libur
 Hari Minggu : Libur
8

2.3 Tugas Dan Kewajiban

Dalam pelaksanaan kerja praktik dituntut agar mampu menganalisa permasalahan


perawatan dan perbaikan mesin CNC lathe xhen yang Viva Turn II, secara baik dan
benar. Dengan ditugasnya sebagai teknisi mesin CNC lathe xhen yang Viva Turn II,
praktikan harus memahami sistem kerja mesin dan mengetahui arti kode program
pada mesin, mengetahui alur proses perawatan dan perbaikan pada mesin dan
mengenali alat-alat yang digunakan dalam perawatan mesin tersebut.

Dalam melakukan kerja praktik ini ditugaskan membantu senior dalam hal perawatan
dan perbaikan mesin CNC lathe xhen yang Viva Turn II, Selama 1 bulan masa kerja
praktik ditugaskan agar dapat memahami sistem kerja dari suatu mesin dan
menyelesaikan studi kasus yang mencakup aspek teknik mesin dan laporan tentang
suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di PT TOTAL PRIME ENGINEERING.

2.4 Ringkasan Aktivitas Mingguan

Aktivitas mingguan selama kerja praktik di PT TOTAL PRIME ENGINEERING dari


tanggal 02 Mei 2018 s/d 31 Mei 2018 ini dimulai dari permulaan kerja praktik sampai
selesai. Adapun detailnya sebagai berikut :

2.4.1 Minggu ke-1 (01 Oktober 2018 s/d 5 Oktober 2018)

 Minggu pertama kerja praktik dan bergabung di PT TOTAL PRIME


ENGINEERING pada hari Senin, 01 Oktober 2018.
 Lapor diri ke bagian departemen Human Resource pada jam 08.00 WIB dan
bertemu dengan Ibu Eka
 Pengarahan dari Bapak Wira terhadap aturan dan disiplin perusahaan seperti
pemahaman visi dan misi perusahaan, budaya perusahaan (Corporate Culture)
dan K3 maupun 5S perusahaan.
 Ditugaskan di bagian Operator machining dan bertemu dengan supervisor.
 Menerima pengarahan dari supervisor tentang teknik tugas yang harus
dilaksanakan.
9

2.4.2 Minggu ke-2 (08 Oktober 2018 s/d 12 Oktober 2018)

 Memahami cara kerja mesin CNC Lathe xhen yang Viva Turn 2.
 Memahami kode program G , M dan F pada manual book mesin CNC Lathe
xhen yang Viva Turn 2.
 Mengenali alat-alat ukur pada saat pemrosesan barang/ produk seperti jangka
sorong, micrometer, dll

2.4.3 Minggu ke-3 (15 Oktober 2018 s/d 19 Oktober 2018)

 Setting mesin CNC Lathe xhen yang Viva Turn 2.


 Memahami komponen electrical pada mesin CNC Lathe xhen yang Viva Turn
2.
 Memahami komponen mechanical pada mesin CNC Lathe xhen yang Viva
Turn 2.
 Mengenali parameter-parameter pada mesin CNC Lathe xhen yang Viva Turn
2.
 Melakukan leveling pada mesin CNC Lathe xhen yang Viva Turn 2.

2.4.4 Minggu ke-4 (22 Oktober 2018 s/d 26 Oktober 2018)

 Memahami perawatan komponen pada mesin CNC Lathe xhen yang Viva
Turn 2.
 Mengenali spare part pada ball screw di mesin CNC Lathe xhen yang Viva
Turn 2.
 Melakukan perbaikan komponen ball screw.
 Melakukan dial indicator pada ball screw mesin CNC Lathe xhen yang Viva
Turn 2.
 Melakukan pengecekan backlash pada ball screw yang sudah terpasang dengan
merubah parameternya.
 Melakukan uji coba pembubutan memanjang pada benda kerja setelah
perbaikan komponen.
10

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pendahuluan

Industri pemesinan khususnya mesin perkakas saat ini menghadapi tantangan yang
semakin berat, industri ini dituntut untuk menghasilkan produk massal yang lebih
murah, presisi dan waktu produksi yang semakin cepat. Oleh karena itu, kebutuhan
mesin CNC saat ini dirasakan sangat perlu. Bila dibandingkan dengan mesin
konvensional, mesin CNC lebih dapat diandalkan karena mempunyai produktifitas
dan kualitas produksi yang lebih baik. Sehingga, di era modern seperti saat ini banyak
industri-industri mulai meninggalkan mesin-mesin perkakas konvensional dan beralih
menggunakan mesin-mesin perkakas CNC.

Salah satu penggunaan mesin CNC (Computer Numerical Control) adalah proses
produksi pembuatan part pada industri otomotif. Karena pentingnya proses produksi
di suatu perusahaan tertentu maka keandalan mesin-mesin produksi ini sangat penting
untuk dipertahankan. Permasalahan yang sering muncul pada mesin-mesin produksi
terutama pada mesin CNC sebelum interval perawatan menyebabkan adanya kegiatan
overhaul dan replacement atau corrective maintenance yang menimbulkan adanya
downtime atau berhentinya proses produksi serta pembengkakan biaya perawatan
sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Berdasarkan diatas, diharapkan penulis dapat mengetahui kegagalan fungsi sistem


pada mesin CNC Bubut xhen yang viva turn 2 dan mengetahui bagaimanakah sistem
pemeliharaan mesin dan melakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan.
11

3.2 Pengertian Mesin CNC

Pengertian singkat mesin CNC dapat kita lihat dari arti CNC itu sendiri, yakni
Computer Numerical Control sehingga dapat diartikan sebagai suatu mesin yang
dikontrol oleh computer dengan menggunakan bahasa pemrograman numerik (angka
dan huruf) sebagai perintah gerakan. Sistem pengoperasian CNC menggunakan
program yang dikontrol langsung oleh komputer.

Secara umum konstruksi mesin perkakas CNC dan sistem kerjanya adalah sinkronisasi
antara komputer dan mekaniknya. Jika dibandingkan dengan mesin perkakas
konvensional yang setaraf dan sejenis, mesin perkakas CNC lebih unggul baik dari
segi ketelitian (accurate), ketepatan (precision), fleksibilitas, dan kapasitas produksi.
Sehingga, di era modern seperti saat ini banyak industri-industri mulai meninggalkan
mesin-mesin perkakas konvensional dan beralih menggunakan mesin-mesin perkakas
CNC.

3.2.1 Keuntungan CNC

Berikut merupakan keuntungan menggunakan mesin CNC

a) Pengurangan waktu persiapan


Perisiapan mesin yang awalnya dilakukan secara manual oleh operator mesin
namun sekarang sudah dapat dilakukan secara otomatis dan mengurangi biaya.
Berbagai fitur pada mesin CNC sudah dapat menggantikan tugas dari operator
mesin. Pengurangan waktu persiapan tersebut juga dapat dilakukan dengan
cara menentukan jumlah bagian mesin yang ingin dihasilkan atau juga dengan
membuat satu kelompok untuk proses yang samasehingga waktu persiapannya
berkurang.
b) Pengurangan waktu pengerjaan
Program yang sudah dibuat dapat dijalankan dengan cepat dan perubahan
desain bagian benda kerja yang dapat mengubah isi program dapat dilakukan
dengan cepat.
12

c) Akurasi dan pengulangan


Karena program disimpan dalam memori computer, maka akan tetap sama
isinya dan dapat digunakan ulang untuk memproduksi bagian dari benda kerja
yang diminta dengan akurasi yang baik.
d) Membuat bentuk kompleks
Mesin CNC dapat digunakan untuk membuat bentuk kompleks seperti pada
industri otomotif. Bentuk yang kompleks seperti cetakan juga dapat dibuat
tanpa membutuhkan biaya lain untuk membuat modelnya terlebih dahulu.
e) Penyerdehanaan alat kerja
Berbagai fungsi dari mesin CNC telah menggantikan alat-alat tradisional yang
banyak sehingga dapat meminimalkan biaya yang diperlukan.
f) Waktu pemotongan yang konsisten
Mesin CNC tidak dipengaruhi oleh factor eksernal seperti kemampuan
operator, pengalaman dan keletihan ketika menjalankan mesin konvensional.
Proses produksi seperti jadwal produksi dan alokasi pengerjaan dapat
dilakukan secara berulang dan akurat.
g) Peningkatan produksi
Penggunaan mesin CNC adalah investasi yang menjanjikan karena mempunyai
nilai kompetitif yang baik serta peningkatan produktivitas serta kualitas benda
yang dihasilkan.

3.3 Jenis Mesin CNC

Berikut merupakan jenis-jenis mesin CNC

3.3.1 Mesin CNC Milling (Vertical Machining Center)

Standar untuk mesin milling CNC adalah mempunyai 3 sumbu yaitu X, Y, dan Z.
mesin Mesin CNC milling dapat melakukan operasi seperti pembuatan pocket,
13

pembuatan contour, pembuatan roda gigi, pengeboran, dan reaming. Mesin milling
CNC dapat diprogram pada ketiga sumbunya :

a. Sumbu X mengontrol laju ke kiri atau ke kanan.

b. Sumbu Y mengontrol laju maju atau mundur.

c. Sumbu Z mengontrol laju naik atau turun.

Gambar sistem persumbuan pada mesin CNC milling dapat dilihat pada

gambar 3.3.1 dibawah ini.

Gambar 3.3.1 sumbu vertical machining center

Adapun mesin CNC yang ada di PT TOTAL PRIME ENGINEERING bisa dilihat
pada gambar 3.3.1 dibawah ini.

Gambar 3.3.1 Mesin CNC milling


(Sumber: Catalog PT TOTAL PRIME ENGINEERING)
14

3.3.2 Mesin CNC Bubut (CNC Lathe)

Mesin CNC bubut merupakan mesin dengan dua sumbu, sumbu vertical X dan sumbu
horizontal Z. Fungsi utama dari CNC lathe yang membedakan dengan mesin milling
adalah bagian yang berputar pada garis utama mesin. Proses pemakanan atau
penyayatan benda kerja mesin ini adalah dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. CNC lathe dapat diprogram pada kedua sumbunya : Sumbu X
mengontrol gerak alat pemotong dimana sumbu X positif memindahkan alat jauh dari
poros sedangkan sumbu X negatif memindahkan alat menuju poros. Sumbu Z
mengontrol mendekati atau menjauhi dari pusat. Sistem persumbuan pada mesin CNC
lathe dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.3.2 Sumbu mesin CNC lathe


(Sumber: Krar & Gill, 1999, p. 10)
15

Adapun mesin CNC lathe yang digunakan di PT.TOTAL PRIME ENGINEERING


dapat dilihat pada gambar 3.3.2 dibawah ini.

gambar 3.3.2 CNC BUBUT LATHE VIVA TURN 2

Dalam bahasan ini akan lebih ditekankan pada mesin CNC lathe dikarenakan sesui
dengan penulis yang lakukan di tempat kerja praktik.

3.3.3 Prinsip Kerja Mesin CNC Lathe

Prinsip kerja mesin CNC lathe yaitu mesin di gerakan oleh motor yang dikendalikan
oleh drive yang di kontrol dengan PLC pada control panel, dan diatur dengan
parameter. Berikut adalah gambar mengenai prinsip kerja mesin CNC lathe bisa
dilihat pada gambar 3.5 dibawah ini.

Gambar 3.3.3 Prinsip kerja mesin CNC lathe


16

3.4 Komponen – Komponen Mesin CNC Lathe

kerja praktik ini mesin yang digunakan di PT TOTAL PRIME ENGINEERING


adalah CNC Lathe viva turn 2 yang menggunakan sistem kontrol fanuc series oi.

3.4.1 Manipulator

Manipulator adalah bagian dari mesin yang memiliki peranan mengubah gerakan dari
aktuator menjadi gerakan yang bisa dimanfaatkan mesin. Pada umumnya mesin cnc,
aktuator memiliki gerakan rotasi dan manipulator memiliki fungsi mengubahnya
menjadi gerakan translasi. Berikut adalah beberapa manipulator yang seringkali
dipakai dalam mesin CNC:

a. Ball Screw

Ball screw adalah pengubah gerakan berputar motor menjadi gerakan translasi
(manipulator gerak). Kefungsiannya sama dengan ulir daya. Pada ball screw tidak
boleh ada keterlambatan gerak balik atau biasa disebut dengan backlash, karena akan
menyebabkan ketepatannya jadi berkurang. Bagian komponen pada ball screw
terpisah menjadi 2, bagian yang berputar (ulir), dan bagian yg bergerak translasi
seperti mur (nut ball screw). Ball screw memiliki pakem dalam desain dan
pemasangan bersama bantalannya (MPI CNC, 2010)

Gambar 3.4.1 Ball screw

(Sumber: maxtronpersada.com,)
17

3.4.2 Aktuator

Aktuator adalah penggerak utama sebuah mesin. Motor stepper dan motor servo
adalah aktuator dari mesin CNC. Masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Keuntungan menggunakan motor stepper adalah harganya yang relatif murah, tetapi
kecepatan putarannya relatif lebih lambat. Dengan menggunakan motor servo biaya
membuat CNC lebih tinggi, tapi kecepatan gerak motornya menjadi kelebihan
utamanya. Adapun mesin CNC Lathe viva turn 2 disini menggunakan motor servo
untuk menggerakkan spindle maupun eretannya.

a. Spindle Servo Motor

Spindle servo motor merupakan alat yang digunakan sebagai sumber penggerak dalam
sistem servo, dengan umpan balik (feedback) berupa posisi dan kecepatan untuk setiap
aksi pengontrolannya. Sistem servo adalah sistem yang mampu menggerakkan suatu
objek pada kecepatan tertentu dan memposisikannya pada posisi yang telah
ditentukan. Motor servo dapat bekerja dengan tepat mengikuti instruksi yang
diberikan, yang meliputi posisi dan kecepatan dengan karakteristik sebagai berikut :
Berputar dengan mantap pada daerah kecepatan dengan yang diberikan.Mengubah
kecepatan dengan cepat, dan membangkitkan torsi yang besar dari ukuran yang kecil.

Gambar a. spindle servo motor


18

b. Servo Motor Sumbu X Dan Sumbu Z

Servo motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan sumbu X dan
gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri. Adapun gambar servo
motor dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini.

Gambar b. Servo motor

3.4.3 Elektronik

Adapun komponen elektronik yang ada pada mesin CNC lathe antara lain :

a. Servo drive

Servo drive berfungsi untuk mengendalikan servo motor. Jenis driver mengikuti

jenis motor yang dikendalikannya.


19

b. Limit Switch

Secara sederhana sensor yang digunakan adalah limit switch yang berfungsi

sebagai pembatas gerakan dan setting titik nol dari mesin.

Gambar 3.4.3 Servo drive

Gambar 3.4.3 Limit switch

3.4.4 Mekanik

Adapun komponen mekanik yang ada pada mesin CNC lathe antara lain :

a. Eretan / Support

Eretan adalah gerak persumbuan jalannya mesin. Untuk mesin bubut CNC lathe

dibedakan menjadi dua bagian berikut:

1. Eretan memanjang (sumbu Z)

2. Eretan melintang (Sumbu X)


20

Adapun gambar eretan dapat dilihat pada gambar 3.11 dibawah ini.

Gambar 3.4.4 Eretan

b. Rumah alat potong (toolpost)

Pada toolpost bisa dipasang enam alat potong sekaligus yang terbagi menjadi dua

bagian berikut:

1. Empat tempat untuk jenis alat potong luar.

Misal: pahat kanan luar, pahat potong, pahat ulir, dan lain-lain.

2. Dua tempat untuk jenis alat potong dalam.

Misal: pahat kanan dalam, bor, center drill, pahat ulir dalam, dan lain-lain.
21

c. Chuck

Chuck pada mesin CNC lathe berfungsi untuk menjepit benda kerja pada saat

proses penyayatan berlangsung. Untuk lebih jelasnya gambar chuck dapat dilihat

pada gambar 3.13 dibawah ini

Gambar 3.4.4 Chuck

d. Sistem Transmisi (Belt)

Sistem transmisi yang digunakan pada mesin bubut CNC adalah transmisi sabuk.

Digunakan untuk menghubungkan putaran dari motor utama untuk diteruskan

pada poros spindle.

e. Meja mesin (bed)

Jika kondisi bed sudah aus atau cacat bisa dipastikan hasil pembubutan

menggunakan mesin ini tidak akan maksimal, bahkan benda kerja juga rusak. Hal

ini juga berlaku pada mesin bubut konvensional.

f. Kepala lepas (tailstock)

Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pemasangan senter putar pada saat proses

pembubutan benda kerja yang relatif panjang dan digunakan untuk mengebor

benda kerja.
22

g. Flexible coupling

Flexible coupling digunakan sebagai penerus putaran as motor kepada ball screw.

istilah flexible digunakan karena coupling tipe ini memang bersifat lentur dan bisa

bengkok. Sifat flexibilitasnya dibutuhkan untuk mengkompensasi miss-alignment


antara as motor dengan ball screw.

Gambar 3.4.4 Flexible coupling

3.4.5 Panel Kontrol

Gambar skematis panel kontrol adalah sebagai berikut :

Gambar 3.4.5 Panel kontrol mesin viva turn 2

(sumber : http://fanuc-manuals-omd.logoutev.de)
23

b. Menu Display

Tabel 3.2 Menu display

Untuk membuat program baru, membuka program yang

Untuk setting tools


sudah ada
Untuk mengetahui alarm pada mesin

Untuk setting parameter-parameter pada mesin

Untuk melihat data parameter (for maintenance)

Untuk melihat data diagnosis (for maintenance)

Untuk melihat data PLC (for maintenance)

Untuk mengetahui posisi sumbu x dan z (relative maupun


absolut)

absolute)

3.5 Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman adalah format perintah dalam satu baris blok dengan
menggunakan kode huruf, angka, dan simbol. Mesin perkakas CNC mempunyai
perangkat komputer yang disebut Machine Control Unit (MCU), yakni suatu
perangkat yang berfungsi menerjemahkan bahasa kode ke dalam bentuk gerakan
persumbuan sesuai dengan bentuk benda kerja. Kode-kode bahasa dalam mesin
perkakas CNC dikenal dengan kode G dan kode M. Kode-kode ini sudah
distandartkan oleh ISO atau badan internasional lainnya. Dalam aplikasinya kode
huruf, angka, dan simbol pada mesin perkakas CNC bermacam-macam tergantung
sistem kontrol dan tipe mesin yang dipakai, tetapi prinsipnya sama. Sehingga untuk
pengoperasian mesin perkakas dengan tipe yang berbeda tidak akan ada perbedaan
yang berarti. Dibawah ini adalah kode-kode yang ada pada mesin CNC Lathe dengan
menggunakan control fanuc oi mate tc yang berada di PT TOTAL PRIME
ENGINEERING.
24

3.5.1 Fungsi Kode

Adapun kode-kode yang ada pada control CNC lathe antara lain :

a. Fungsi M code

Pada proses pemograman berfungsi sebagai start / stop proses machining dan

seterusnya.

Tabel 3.5 M-code

CODE FUNGSI
M00/M01 Optional Stop
M02/M30 Program selesai
M03 Spindle berputar searah
jarum jam (CW)
M04 Spindle berputar
berlawanan arah jarum
jam (CCW)
M05 Spindle berhenti
M08 Air pendingin nyala
M09 Air pendingin mati

b. Fungsi Kode G

Tabel 3.5 G-code

NO KODE KETERANGAN

1 G00 Pindah posisi axis dengan kecepatan penuh

2 G01 Pindah akhir sumbu secara linear (laju umpan)

3 G02 Pindah poisis axis berputar searah jarum jam


25

Pindah poisis axis berputar berlawanan arah jarum


4. G03
jam

5. G04 Waktu tunda (tinggal)

6 G017 Pindah posisi axis XY dipakai pada G02 dan G03

7 G18 Pindah posisi axis YZ dipakai pada G02 dan G03

8. G19 Pindah posisi axis XZ dipakai pada G02 dan G03

9. G28 Mengirim ke posisi otomatis

10. G23 Membuat ulir pada mesin bubut

11. G40 Pencerahan dengan diameter pahat

12. G41 Diameter kompensasi pahat kiri

13. G42 Diameter kompensasi pahat kanan

14 G43 Kompensasi panjang arah posistif

15. G44 Kompensasi panjang arah negatif

16. G49 Pembatalan kompensasi panjang pahat

17 G54 Sistem koordinat 1

18 G55 Sistem koordinat 2

19. G56 Sistem koordinat 3


26

20. G57 Sistem koordinat 4

21. G58 Sistem koordinat 5

22. G59 Sistem koordinat 6

23. G80 Lingkaran siklus tetap

24. G81 Fixed cycle untuk pengeboran (drilling)

25. G83 Fixed cycle untuk counter bore dengan waktu tunda

26. G84 Siklus tetap untuk pengetapan (penyadapan)

27. G85 Siklus tetap untuk kembali amer

28. G86 Memperbaiki siklus untuk membosankan

29. G90 Program mutlak

30. G91 Peningkatan program

31. G92 Koordinat referensi benda kerja

32. G98 Pengembalian pahat pada Z awal

33. G99 Pengembalian pada jarak yang ditentukan (R)

34. M02 Program selesai

35. M03 Spindle berputar searah jarum jam


27

36. M04 Spindle berputar berlawanan arah jarum jam

37. M05 Spindle berhenti

38. M06 Alat pergantian

39. M08 Mesin pendingin aktif (pendingin)

40. M09 Mesin pendingin mati (pendingin mati)

41. M30 Akhir program dan memperbaiki alat terakhir

42. M98 Masuk ke subprogram

43. M99 Keluar ke subprogram

c. Fungsi Kode Spindle (S)

Pada proses pmograman kode S adalah untuk kecepatan spindle yang diinginkan.

Format :

S..... M03

atau

S...... M04

Kecepatan spindle pada proses pemograman ini ada 2 kondisi :

1. Kecepatan spindle berdasarkan diameter ( semakin kecil diameter

semakin cepat dan semakin besar diameter semakin pelan spindle )

secara otomatis G96.

2. Kecepatan spindle tetap tidak berpengaruh dengan diameter (G97).


28

Format program:

G96 S....

atau

G97 S....

d. Fungsi Kode Tool (T)

Fungsi kode T adalah memberi tahu tool nomor berapa yang dipakai yang terdapat

didalam tool change.

e. Fungsi Kode Feeding (F)

Alamat F pada program berfungsi sebagai kecepatan sayat dan efektive pada code

G01 pada program.

Format :

G01 F.....:

Kecepatan sayat pada proses menggunakan besaran mm/min.

Cara Mencari F :

vc = (Π.d.n) / (1000) (3.1)

Dimana:

vc = F = Kecepatan Potong (mm/min)

Π = 3,14

D = Diameter benda kerja (mm)

N = Putaran Spindle (rpm)


29

f. Fungsi kode R

Fungsi Kode R adalah untuk penentuan Radius.

Format:

R…

3.5.2 Sistem Pemrograman

Ada 2 jenis model pemrograman, yaitu sistem absolute dan sistem incremental.

a. Sistem Absolute

Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai acuan

adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi mesin

berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu (pusat)

benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada mesin frais,

titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja yang

akan dikerjakan.

b. Sistem incrimental

Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah selalu
berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Untuk mesin bubut
maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan pada
proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat potong itu
dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya.
30

3.6.1 Definisi Perawatan

Perawatan (maintenance) berasal dari kata “ to maintain“ yang berarti “memelihara”


atau “merawat”, melakukan kegiatan untuk menjaga atau mempertahankan kondisi
setiap fasilitas seperti : peralatan, mesin-mesin, komponen, konstruksi, instalasi
beserta perlengkapannya. Gabungan dari istilah “Perawatan” dan “Perbaikan”
(Maintenance and Repair) sering digunakan karena sangat berkaitan erat dan saling
berpengaruh. Maksud penggabungan istilah tersebut adalah : Perawatan, adalah
kegiatan/pekerjaan untuk mencegah kerusakan. Perbaikan, adalah kegiatan/pekerjaan
untuk memperbaiki kerusakan. Arti perbaikan ini, reparasi (repair) termasuk juga
dalam bentuk aktivitas perawatan untuk menjaga, mempertahankan atau memperbaiki,
meningkatkan kondisi peralatan agar dapat berfungsi kembali setelah terjadi
kerusakan. Secara umum, perawatan yang dilakukan terhadap peralatan mempunyai
tujuan untuk : memperpanjang ketahanan masa pakai (life time) peralatan agar dapat
berfungsi dalam jangka waktu yang lama.

3.6.2 Definisi Manajemen Perawatan

Manajemen pemeliharaan didefinisikan sebagai “Organisasi pemeliharaan yang sesuai


dengan kebijaksanaan yang disetujui” Kebijaksanaan yang disetujui harus sejelas
mungkin dan tidak boleh meragukan. Hal ini jelas merupakan tanggung jawab tim
manajeman puncak untuk menentukanya. Kebijaksanaan ini juga harus
mendefinisikan “Kondisi pemeliharaan yang bisa diterima” dan manajer pemeliharaan
harus diberitau mengenai kebijaksanaan ini.

3.6.3 Tujuan Perawatan

Bentuk akhir dari kegiatan perawatan yang diinginkan adalah perawatan produktif,
sehingga kegiatan yang dilakukan akan berhasil dan bermanfaat bagi perusahaan
maupun karyawan. Dari definisi diatas dapet diketahui tujuan utama dari fungsi
31

kegiatan perawatan ini adalah: Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan


sesuai dengan rencana Produksi Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk
memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang
tidak terganggu. Membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang berada
diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu
yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
Mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan perawatan secara efektif dan efisien keseluruhanya. Menghindari kegiatan
yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. Mengadakan suatu kerja sama
yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainya dari suatu perusahaan dalam rangka
untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan return of
infestment sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

3.6.4 Lingkup Kegiatan Perawatan

Lingkup kegiatan maintenance secara garis besar dibagi dua, yaitu:

a. Maintenance Activities

Maintenance activities ini adalah suatu kegiatan untuk melindungi alat dari kerusakan
yang terdiri dari lima macam kegiatan yaitu:

1. Normal operation adalah dengan menjaga cara pengoprasian mesin sesuai dengan
prosedur operasinya.

2. Daily maintenance adalah melakukan kegiatan pemeliharaan harian berupa


pembersihan, memeriksa dan menambah pelumasan, melakukan pengencangan baut-
baut.

3. Periodical maintenance yaitu melakukan kegiatan pemeliharaan secara periode


tertentu terutama ditujukan untuk pengukuran tingkat kerusakan

4. Predictive maintenance yaitu merupakan kegiatan pemeliharaan untuk meramalkan


keadaan mesin-mesin dengan melihat kecenderungan kerusakan dan dengan
melakukan pengecekan.
32

5. Breakdown maintenance adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan karena


mesin mengalami kerusakan yang tidak terduga sebelumnya untuk mengembalikan ke
kondisi semula.

b. Improvement Activities

Improvement activities ini merupakan kegiatan pengembangan dan perbaikan


termasuk didalamnya adalah:

1. Corective maintenance yaitu kegiatan untuk memperpanjang umur mesin dengan


memperbaiki kehandalanya dan berusaha menghindari kerusakan seperti memperbaiki
bahan baku dan mengurangi beban kerja mesin.

2. Maintainability yaitu kegiatan untuk peningkatan daya pelihara memeriksa kondisi


kerusakan dan perbaikan pekerjaan pemeriksaan untuk mengetahui kerusakan mesin
sejak dini.

3. Maintenance prevention adalah kegiatan untuk menghilangkan pekerjaan


pemeliharaan sehingga menjadi sesedikit mungkin.

3.6.5 Jenis-Jenis Perawatan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan dapat dibedakan


atasdua macam, yaitu: (Assauri, 2004)

a. Preventive Maintenance

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk


mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu
digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semua fasilitas produksi akan
terjamin kelancaran kerjanya, sehingga dapat dimungkinkan pembuatan suatu rencana
pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih
tepat. Preventive Maintenance sangat penting karena kegunaanya yang efektif di
dalam menghadapi fasilitas yang termasuk dalam ”Critical Unit”, dengan ciri-ciri:
33

Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.
Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
Modal yang ditanamkan dalam fasilitas atau harga dan fasilitas ini adalah cukup besar.

b. Corrective Maintenance

Corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan


setelah terjadinya kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik. Sepintas lalu corrective maintenance lebih murah
biayanya dari pada mengadakan preventive maintenance. Hal ini adalah benar selama
kerusakan belum terjadi pada fasilitas sewaktu proses berlangsung, tetapi sekali
kerusakan terjadi pada fasilitas selama proses produksi berlangsung, maka akibat
kebijakan corrective maintenance saja akan jauh lebih hebat dari pada preventive
maintenance.

3.5 Hubungan Pemeliharaan Dengan Proses Produksi

Pemeliharaan menyangkut juga terhadap proses produksi sehari-hari dalam menjaga


agar seluruh fasilitas dan peralatan perusahaan tetap berada pada kondisi yang baik
dan siap selalu untuk digunakan. Kegiatan hendaknya tidak mengganggu jadwal
produksi. Menurut Sofjan Assauri (2004) agar proses produksi berjalan dengan lancer,
maka kegiatan pemeliharaan yang harus dijaga dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Menambah jumlah peralatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan,


dengan demikian akan di dapat waktu rata-rata kerusakan dari mesin yang lebih kecil.

2. Menggunakan pemeliharaan pencegahan, karena dengan cara ini dapat mengganti


parts yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak.

3. Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu sistem produksi pada tingkat kritis,
sehingga mempunyai suatu tempat parallel apabila terjadi kerusakan mendadak.
Dengan adanya suku cadangan ini, tentu akan berarti adanya kelebihan kapasitas
terutama untuk tingkat kritis tersebut, sehingga jika ada mesin yang mengalami
kerusakan, perusahaan dapat berjalan terus tanpa menimbulkan adanya kerugian
karena mesin-mesin menganggur.
34

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 FLOW CHART PELAKSANAAN KEGIATAN

Gambar 4.1 Flow Chart perawatan mesin CNC Lathe Viva Turn 2
35

4.2 PERAWATAN MESIN CNC LATHE Viva Turn 2


Hal-hal yang harus dilakukan dalam perawatan mesin CNC lathe antara lain:
a. Pelumasan
Pada mesin CNC terdapat lubrication pump yang mana pelumas distribusikan
menuju ball screw dan bed melalui pipa kecil. lubrication pump biasanya
ditampung ditempat yang terhubung dengan mesin yang akan memberikan
peringatan apabila jumlah oli sudah tidak mencukupi. Lubrication pump ini juga
dapat diatur keluarnya oli dalam jeda waktu tertentu. Adapun bentuk lubrication
pump dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini.

Gamba 4.3 Lubrication pump

Pada oli pelumas ini harus di periksa setiap hari dan ditambah apabila perlu. Beberapa
perusahaan menggunakan oli Hidrolik No.32, namun hal ini tidak dianjurkan. Adapun
jenis oli yang bisa digunakan antara lain Vactra Oil No 2, ESSO K68, Shell T68.
Lakukan perawatan dengan membuka tabung bersihkan filter dari kotoran dan juga
bersihkan kaca dalam tabung karena terkadang terdapat endapan oli didalam tabung
yang dapat menghambat distribusi oli ke ball screw dan bed. Apabila ada masalah
dengan sistem distribusi, maka meja akan bergerak tanpa pelumas, akibatnya dalam
waktu singkat ball screw akan rusak (aus, terbakar, dan lain-lain), bearing akan
36

hancur, dan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaikinya akan sangat mahal.
Pemeriksaan ini sebulan sekali. Gejala awal dari kerusakan ball screw atau bearing
dapat dideteksi dari bunyi kasar yang dikeluarkan meja ketika meja digerakkan.
Lakukan segera pemeriksaan apabila ini terjadi.

Selain pelumasan otomatis juga harus melakukan pelumasan secara manual pada
komponen-komponen yang bergerak. Hal ini dikarenakan karena apabila pelumasan
kurang maka akan terjadi kerusakan. Adapun komponen yang harus diberi pelumasan
setiap hari adalah pelumasan pada tailstock, pelumasan pada toolpost, pelumasan pada
chuck.

1. Pelumasan Tailstock

Pelumasan pada tailstock harus dilakukan setiap hari dikarenakan pada tabung
tailstock bergerak maju mudur digunakan pada saat pengeboran maupun pdaa saat
menyangga benda kerja begitupun juga pelumasan pada rumah live center.

2. Pelumasan Toolpost

Pelumasan pada toolpost dilakukan dikarenakan toolpost sering digunakan pada saat
maupun pergantian tool pada saat program berjalan. Didalam toolpost terdapat
komponen bearing dan gear sehingga perlu diberi pelumasan.

3. Pelumasan Chuck

Pelumasan pada chuck dilakukan untuk menjaga kondisi chuck dapat menutup dan
membuka secara normal karena sering terdapat sisa-sisa chip masuk kedalam chuck
yang mengakibatkan chuck susah untuk dibuka maupun ditutup oleh karena itu harus
dilakukan pembersihan dan diberi pelumasan. Pelumasan chuck menggunakan grease.

a. Perawatan Saringan

udara panel Pada bagian belakang mesin terdapat panel tempat menyimpan perangkat
keras. Panel tersebut berisi kartu pengatur (untuk spindle, motor servo, amplifier),
relay dan lain-lain. Pada saat mesin dihidupkan, hal ini akan meningkatkan suhu pada
ruangan dalam, oleh karena itu pada pintu panel belakang biasanya dipasang satu
exhaust fan yang menarik udara luar ke dalam ruangan panel selama mesin di
hidupkan. Pada pintu fan ini di pasang filter mat untuk menyaring debu yang ikut
37

tertarik, dan filter ini akan cepat sekali kotor tertutup debu (tergantung dari
lingkungan ruangan mesin ditempatkan). Apabila filter ini tersumbat debu, fan akan
gagal mendinginkan ruangan panel, dan akibatnya hardware dalam ruangan panel
akan mengalami overheat dan mengalami kerusakan. Bersihkan filter fan pada pintu
ruangan panel belakang setiap hari.

b. Perawatan pompa coolant

Alur yang terjadi pada proses pendinginan benda kerja oleh coolant adalah sebagai
berikut : coolant pada tangki ditarik oleh pompa menuju inlet yang terpasang pada
(biasanya blok spindle mesin) melalui selang fleksible. Inlet akan mengeluarkan
coolant ke arah benda kerja atau tool (tergantung arah yang dinginkan operator)
dengan kapasitas semburan yang bisa di atur. Coolant tersebut kemudian akan
mengalir kembali ke dalam tangki coolant yang berada di bagian bawah mesin. Pada
saat coolant kembali mengalir ke tangki penampungan, chip yang halus akan ikut
terbawa masuk karena ukurannya yang kecil sehingga bisa masuk ke celah yang kecil
dan berbobot cukup ringan sehingga mudah terbawa arus coolant. Tumpukan chip
halus pada tangki coolant dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tersumbatnya
saluran keluar dari tangki menuju selang, dan akibatnya coolant tidak akan keluar dari
inlet.

Akibat dari coolant yang kotor dan tersumbat menyebabkan kerja pompa semakin
berat sehingga pompa cepat panas dan dapat mengakibatkan gulungan pompa
terbakar, selain itu juga suara pompa menjadi kasar akibat kerusakan pada bearing.
Untuk itu harus dilakukan pembersihan pada bak coolant pengontrolan pada pompa
coolant.

c. Perawatan belt

Perawatan belt pada mesin CNC lathe antara lain menjaga ketegangan belt, arah belt,
suara decitan belt, dan elastisitas belt. Mengingat kerja belt tidak ringan dan ada
industri yang terus-menerus memerlukan kerja mesin, maka bagian belt akan ada yang
kendor. Sehingga segera melakukan pengencangan belt kembali dengan cara tekan
dengan ibu jari serta bagian bawah telapak tangan. Perhatikan pada jarak belt berkisar
antara tiga centimeter atau tergantung pada spesifikasi belt mesin. Belt mesin industri
juga akan menjadi kurang elastisitas setelah bekerja keras. Agar belt kembali bekerja
38

dengan baik, maka kembalikan elastisitasnya. Dengan cara memberikan belt dressing
pada bagian alur belt.

Selain itu, terkadang arah dari belt terlihat miring. Itu terjadi karena adanya
pergeseran pada belt yang diakibatkan suara decitan Decitan yang terdengar pada belt
mesin industri perlu segera diperbaiki. Decitan terjadi pada belt yang semula dalam
keadaan bekerja santai atau mati, kemudian belt kembali bekerja dengan ekstra.
Decitan tersebut akan terdengar ketika belt tidak siap dengan keadaan yang tiba-tiba
berubah. Untuk meluruskan kembali arah belt, maka harus memperhatikan pada
bagian pulley dan pada belt.

e. Perawatan flexible coupling

Coupling memiliki dua fungsi utama yakni pertama meneruskan daya untuk
ditransmisikan dari sistem sebelum coupling menuju sistem setelah coupling. Kedua
sebagai pengaman terhadap beban berlebih, jika muncul beban berlebih dari sistem
setelah coupling maka coupling akan mengalami kegagalan fungsi sehingga beban
berlebih tersebut tidak sampai menimpa sistem sebelum coupling. Namun demikian,
http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 secara periodik perlu dilakukan perawatan dan
pengecekan supaya coupling tidak mengalami kegagalan di luar fungsi utamanya
tersebut. Sumber utama kegagalan tidak lazim adalah aus yang disebabkan oleh
misalignment dan unbalan. Faktor lainnya adalah aus yang disebabkan bantalan karet
peredam sudah habis sehingga muncul gesekan langsung metal dengan metal.

4.4 KALIBRASI

Setelah dilakukan perawatan pada mesin maka langkah selanjutnya adalah kalibrasi.
Kalibrasi ini dilakukan dengan tujuan mengecek kondisi mesin agar tidak
menyimpang dari ukuran yang diperbolehkan.
39

4.4.1 Leveling

Proses leveling dilakukan dengan tujuan agar posisi kerataan mesin tetap terjaga, hal
ini penting dikarenakan kondisi kerataan mesin mempengaruhi hasil pembubutan.
Proses leveling dapat dilihat pada gambar 4.11

Gambar 4.11 Leveling kerataan mesin

(sumber : https:// wwwfixcomartcom )

4.4.2 Dial rotary spindle

Proses dial pada rotary spindle dilakukan dengan tujuan agar posisi putaran spindle

tetap terjaga dengan baik, hal ini penting dikarenakan kondisi putaran spindle

mempengaruhi hasil pembubutan. Apabila rotary pada spindle oleng dan melebihi

toleransi yaitu ± 0.02 mm maka hasil bubutan tidak masksimal.


40

Sehingga harusdilakuakan dial pada roraty spindle. Adapun gambar dial pada roraty
spindle bisadilihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Dial rotary spindle

4.4.3 Dial bed

Dial bed dilakukan untuk mengecek kondisi kesejajaran bed dengan eretan. Pada saat

mendial bed hal yang perlu diperhatikan adalah kerapatan clam eretan dengan bed,

pastikan jangan sampai renggang dan pakailah alat feeler gauge untuk mengecek

kerenggangan clam eretan dengan bed.

4.5 PENGUJIAN AKHIR

Setelah kalibrasi sudah selesai, langkah selanjutnya adalah uji coba pembubutan
dengan material. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mesin berjalan normal
kembali setelah dilakukan pernbaikan. Adapun langkah-langkah pengujian
pembubutan memanjang pada benda kerja yaitu:
41

4.5.1 Setting Benda Kerja

Setting benda kerja dilakukan untuk mencari titik nol benda kerja. Adapun
langkahlangkahnya antara lain:

 Pasang benda kerja pada chuck


 Pasang pahat rata kanan pada toolpost
 Putar spindle lalu sayat facing benda kerja, setelah itu tekan masukan ke dalam
nomer offset yang dituju, tekan Z tekan nol lalu tekan data input. Titik nol
sumbu Z sudah selesai
 Kemudian sayat diameter benda kerja geser ke sumbu Z+ menjauhi benda
kerja
 Matikan mesin dengan menekan tombol reset, lalu ukur diameter benda kerja
yang sudah dibubut tadi dan tekan masukkan hasil pengukuran tadi ke dalam
no offset tekan X tekan hasil pengukuran dan tekan data input.

Gambar 4.5.1 Layar tool offset

(Sumber: www.ucarecdn.com )
42

4.5.2 Pembuatan Program Sederhana dan Simulasi

Setelah setting tool sudah selesai langkah selanjutnya adalah membuat program

pembubutan memanjang sederhana dengan cara langsung diketik pada layar monitor

dan setelah selesai dapat disimulasikan.

4.6.3 Ekseskusi program pembubutan

Setelah simulasi program sudah benar maka langkah selanjutnya adalah proses

pembubutan. Adapun proses pembubutan dilakukan dengan cara menekan tombol

Auto lalu tekan Cycle Start. Pembubutan berjalan sampai selesai program. Setelah

proses pembubutan selesai maka dilakukan pengukuran.


43

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 KESIMPULAN

a) Perawatan pada mesin CNC Lathe Viva Turn 2 meliputi pelumasan, perawatan
saringan udara panel, perawatan pompa coolant, perawatan belt, perawatan
flexible coupling dan dilanjutkan kalibrasi. Adapun bagian mesin yang harus
dilakukan kalibrasi diantaranya leveling meja mesin, dial rotary spindle, dan
dial bed.

5.2. SARAN

Setelah melakukan kerja praktek di PT.TOTAL PRIME ENGINEERING

mengenai perawatan mesin Bubut CNC, penulis memberikan saran sebagai berikut :

a) Melihat dari sistem kerja mesin yang berjalan sesuai dengan permintaan
customer (Make To Order), sebaiknya mesin disaat berhenti bekerja
dilakukanpengecekan yang bertujuan untuk mengetahui apakah mesin masih
layak atautidak untuk melakukan pekerjaan berikutnya, serta bisa mengetahui
sedinimungkin apakah ada kerusakan pada mesin Bubut CNC tersebut.
b) Saran berikutnya yaitu perlu melakukan pengecekan berkala yang
sudahdijadwalkan terlebih dahulu, atau dengan kata lain melakukan
pemeliharaan secara rutin. Dilakukan pelatihan perawatan sederhana kepada
operator dan dibudayakandisiplin tentang perawatan mesin.

Anda mungkin juga menyukai