BAB I
Sebagai pemain baru didalam industri seal, PT Total Prime Engineering (TPE) telah
memenangkan beberapa penghargaan. Dengan memberi pelayanan terbaik kepada
pelanggan melalui pengetahuan produk yang dimiliki oleh karyawan, ketersediaan
ukuran seal yang lengkap, dan biaya yang efektif membuat kebutuhan pelanggan
dapat terpenuhi dengan baik. Seal yang dihasilkan oleh PT Total Prime Engineering
2
(TPE) telah mengalami perbaikan dalam bentuk desain dan teknologi yang digunakan
dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan pengenalan bahan baku, konsep desain, tingkat kenerja, dan kehandalan. Area
bisnis dari PT Total Prime Engineering (TPE) lebih kearah otomotif, perangkat
mobile, peralatan minyak dan gas, petrokimia, pembuatan kapal, semikonduktor, chip
manufaktur, makanan dan farmasi, peralatan industri.
Bengkel kami terletak di area seluas 2700 meter persegi di Jakarta Barat. Memiliki
ruang yang cukup memungkinkan kami untuk melakukan pembuatan dan perbaikan
dalam satu atap. Untuk memenuhi spesifikasi dan persyaratan segel yang digunakan
dalam silinder, kami dilengkapi dengan 5 (lima) Mesin Penyegel CNC dengan
kapasitas hingga 500 mm.
KONTAK
T + 6221-5835-3959
F + 6221-5835-3959
1. “to be the BEST SEALING & ENGINEERING COMPANY WITHIN, and beyond
Indonesia.
Struktur Organisasi adalah suatu sistem terencana mengenai usaha kerjasama dimana
setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan
kewajibankewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan. Struktur organisasi
merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada
4
O-Ring kits
O-Ring Cord
Oil & Shaft seal
Flexy seal
Mechanical seal
PTFE Seal
Coupling / Elastic Spider.
.
BAB II
b. Mengasah pola berfikir yang wajar, logis, rasional serta berketrampilan dan
luwes dalam memahami dan menghadapi masalah ditempat pekerjaan.
Dalam melakukan kerja praktik ini ditugaskan membantu senior dalam hal perawatan
dan perbaikan mesin CNC lathe xhen yang Viva Turn II, Selama 1 bulan masa kerja
praktik ditugaskan agar dapat memahami sistem kerja dari suatu mesin dan
menyelesaikan studi kasus yang mencakup aspek teknik mesin dan laporan tentang
suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di PT TOTAL PRIME ENGINEERING.
Memahami cara kerja mesin CNC Lathe xhen yang Viva Turn 2.
Memahami kode program G , M dan F pada manual book mesin CNC Lathe
xhen yang Viva Turn 2.
Mengenali alat-alat ukur pada saat pemrosesan barang/ produk seperti jangka
sorong, micrometer, dll
Memahami perawatan komponen pada mesin CNC Lathe xhen yang Viva
Turn 2.
Mengenali spare part pada ball screw di mesin CNC Lathe xhen yang Viva
Turn 2.
Melakukan perbaikan komponen ball screw.
Melakukan dial indicator pada ball screw mesin CNC Lathe xhen yang Viva
Turn 2.
Melakukan pengecekan backlash pada ball screw yang sudah terpasang dengan
merubah parameternya.
Melakukan uji coba pembubutan memanjang pada benda kerja setelah
perbaikan komponen.
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pendahuluan
Industri pemesinan khususnya mesin perkakas saat ini menghadapi tantangan yang
semakin berat, industri ini dituntut untuk menghasilkan produk massal yang lebih
murah, presisi dan waktu produksi yang semakin cepat. Oleh karena itu, kebutuhan
mesin CNC saat ini dirasakan sangat perlu. Bila dibandingkan dengan mesin
konvensional, mesin CNC lebih dapat diandalkan karena mempunyai produktifitas
dan kualitas produksi yang lebih baik. Sehingga, di era modern seperti saat ini banyak
industri-industri mulai meninggalkan mesin-mesin perkakas konvensional dan beralih
menggunakan mesin-mesin perkakas CNC.
Salah satu penggunaan mesin CNC (Computer Numerical Control) adalah proses
produksi pembuatan part pada industri otomotif. Karena pentingnya proses produksi
di suatu perusahaan tertentu maka keandalan mesin-mesin produksi ini sangat penting
untuk dipertahankan. Permasalahan yang sering muncul pada mesin-mesin produksi
terutama pada mesin CNC sebelum interval perawatan menyebabkan adanya kegiatan
overhaul dan replacement atau corrective maintenance yang menimbulkan adanya
downtime atau berhentinya proses produksi serta pembengkakan biaya perawatan
sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Pengertian singkat mesin CNC dapat kita lihat dari arti CNC itu sendiri, yakni
Computer Numerical Control sehingga dapat diartikan sebagai suatu mesin yang
dikontrol oleh computer dengan menggunakan bahasa pemrograman numerik (angka
dan huruf) sebagai perintah gerakan. Sistem pengoperasian CNC menggunakan
program yang dikontrol langsung oleh komputer.
Secara umum konstruksi mesin perkakas CNC dan sistem kerjanya adalah sinkronisasi
antara komputer dan mekaniknya. Jika dibandingkan dengan mesin perkakas
konvensional yang setaraf dan sejenis, mesin perkakas CNC lebih unggul baik dari
segi ketelitian (accurate), ketepatan (precision), fleksibilitas, dan kapasitas produksi.
Sehingga, di era modern seperti saat ini banyak industri-industri mulai meninggalkan
mesin-mesin perkakas konvensional dan beralih menggunakan mesin-mesin perkakas
CNC.
Standar untuk mesin milling CNC adalah mempunyai 3 sumbu yaitu X, Y, dan Z.
mesin Mesin CNC milling dapat melakukan operasi seperti pembuatan pocket,
13
pembuatan contour, pembuatan roda gigi, pengeboran, dan reaming. Mesin milling
CNC dapat diprogram pada ketiga sumbunya :
Gambar sistem persumbuan pada mesin CNC milling dapat dilihat pada
Adapun mesin CNC yang ada di PT TOTAL PRIME ENGINEERING bisa dilihat
pada gambar 3.3.1 dibawah ini.
Mesin CNC bubut merupakan mesin dengan dua sumbu, sumbu vertical X dan sumbu
horizontal Z. Fungsi utama dari CNC lathe yang membedakan dengan mesin milling
adalah bagian yang berputar pada garis utama mesin. Proses pemakanan atau
penyayatan benda kerja mesin ini adalah dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakan secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja. CNC lathe dapat diprogram pada kedua sumbunya : Sumbu X
mengontrol gerak alat pemotong dimana sumbu X positif memindahkan alat jauh dari
poros sedangkan sumbu X negatif memindahkan alat menuju poros. Sumbu Z
mengontrol mendekati atau menjauhi dari pusat. Sistem persumbuan pada mesin CNC
lathe dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini.
Dalam bahasan ini akan lebih ditekankan pada mesin CNC lathe dikarenakan sesui
dengan penulis yang lakukan di tempat kerja praktik.
Prinsip kerja mesin CNC lathe yaitu mesin di gerakan oleh motor yang dikendalikan
oleh drive yang di kontrol dengan PLC pada control panel, dan diatur dengan
parameter. Berikut adalah gambar mengenai prinsip kerja mesin CNC lathe bisa
dilihat pada gambar 3.5 dibawah ini.
3.4.1 Manipulator
Manipulator adalah bagian dari mesin yang memiliki peranan mengubah gerakan dari
aktuator menjadi gerakan yang bisa dimanfaatkan mesin. Pada umumnya mesin cnc,
aktuator memiliki gerakan rotasi dan manipulator memiliki fungsi mengubahnya
menjadi gerakan translasi. Berikut adalah beberapa manipulator yang seringkali
dipakai dalam mesin CNC:
a. Ball Screw
Ball screw adalah pengubah gerakan berputar motor menjadi gerakan translasi
(manipulator gerak). Kefungsiannya sama dengan ulir daya. Pada ball screw tidak
boleh ada keterlambatan gerak balik atau biasa disebut dengan backlash, karena akan
menyebabkan ketepatannya jadi berkurang. Bagian komponen pada ball screw
terpisah menjadi 2, bagian yang berputar (ulir), dan bagian yg bergerak translasi
seperti mur (nut ball screw). Ball screw memiliki pakem dalam desain dan
pemasangan bersama bantalannya (MPI CNC, 2010)
(Sumber: maxtronpersada.com,)
17
3.4.2 Aktuator
Aktuator adalah penggerak utama sebuah mesin. Motor stepper dan motor servo
adalah aktuator dari mesin CNC. Masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Keuntungan menggunakan motor stepper adalah harganya yang relatif murah, tetapi
kecepatan putarannya relatif lebih lambat. Dengan menggunakan motor servo biaya
membuat CNC lebih tinggi, tapi kecepatan gerak motornya menjadi kelebihan
utamanya. Adapun mesin CNC Lathe viva turn 2 disini menggunakan motor servo
untuk menggerakkan spindle maupun eretannya.
Spindle servo motor merupakan alat yang digunakan sebagai sumber penggerak dalam
sistem servo, dengan umpan balik (feedback) berupa posisi dan kecepatan untuk setiap
aksi pengontrolannya. Sistem servo adalah sistem yang mampu menggerakkan suatu
objek pada kecepatan tertentu dan memposisikannya pada posisi yang telah
ditentukan. Motor servo dapat bekerja dengan tepat mengikuti instruksi yang
diberikan, yang meliputi posisi dan kecepatan dengan karakteristik sebagai berikut :
Berputar dengan mantap pada daerah kecepatan dengan yang diberikan.Mengubah
kecepatan dengan cepat, dan membangkitkan torsi yang besar dari ukuran yang kecil.
Servo motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan sumbu X dan
gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri. Adapun gambar servo
motor dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini.
3.4.3 Elektronik
Adapun komponen elektronik yang ada pada mesin CNC lathe antara lain :
a. Servo drive
Servo drive berfungsi untuk mengendalikan servo motor. Jenis driver mengikuti
b. Limit Switch
Secara sederhana sensor yang digunakan adalah limit switch yang berfungsi
3.4.4 Mekanik
Adapun komponen mekanik yang ada pada mesin CNC lathe antara lain :
a. Eretan / Support
Eretan adalah gerak persumbuan jalannya mesin. Untuk mesin bubut CNC lathe
Adapun gambar eretan dapat dilihat pada gambar 3.11 dibawah ini.
Pada toolpost bisa dipasang enam alat potong sekaligus yang terbagi menjadi dua
bagian berikut:
Misal: pahat kanan luar, pahat potong, pahat ulir, dan lain-lain.
Misal: pahat kanan dalam, bor, center drill, pahat ulir dalam, dan lain-lain.
21
c. Chuck
Chuck pada mesin CNC lathe berfungsi untuk menjepit benda kerja pada saat
proses penyayatan berlangsung. Untuk lebih jelasnya gambar chuck dapat dilihat
Sistem transmisi yang digunakan pada mesin bubut CNC adalah transmisi sabuk.
Jika kondisi bed sudah aus atau cacat bisa dipastikan hasil pembubutan
menggunakan mesin ini tidak akan maksimal, bahkan benda kerja juga rusak. Hal
Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pemasangan senter putar pada saat proses
pembubutan benda kerja yang relatif panjang dan digunakan untuk mengebor
benda kerja.
22
g. Flexible coupling
Flexible coupling digunakan sebagai penerus putaran as motor kepada ball screw.
istilah flexible digunakan karena coupling tipe ini memang bersifat lentur dan bisa
(sumber : http://fanuc-manuals-omd.logoutev.de)
23
b. Menu Display
absolute)
Bahasa pemrograman adalah format perintah dalam satu baris blok dengan
menggunakan kode huruf, angka, dan simbol. Mesin perkakas CNC mempunyai
perangkat komputer yang disebut Machine Control Unit (MCU), yakni suatu
perangkat yang berfungsi menerjemahkan bahasa kode ke dalam bentuk gerakan
persumbuan sesuai dengan bentuk benda kerja. Kode-kode bahasa dalam mesin
perkakas CNC dikenal dengan kode G dan kode M. Kode-kode ini sudah
distandartkan oleh ISO atau badan internasional lainnya. Dalam aplikasinya kode
huruf, angka, dan simbol pada mesin perkakas CNC bermacam-macam tergantung
sistem kontrol dan tipe mesin yang dipakai, tetapi prinsipnya sama. Sehingga untuk
pengoperasian mesin perkakas dengan tipe yang berbeda tidak akan ada perbedaan
yang berarti. Dibawah ini adalah kode-kode yang ada pada mesin CNC Lathe dengan
menggunakan control fanuc oi mate tc yang berada di PT TOTAL PRIME
ENGINEERING.
24
Adapun kode-kode yang ada pada control CNC lathe antara lain :
a. Fungsi M code
Pada proses pemograman berfungsi sebagai start / stop proses machining dan
seterusnya.
CODE FUNGSI
M00/M01 Optional Stop
M02/M30 Program selesai
M03 Spindle berputar searah
jarum jam (CW)
M04 Spindle berputar
berlawanan arah jarum
jam (CCW)
M05 Spindle berhenti
M08 Air pendingin nyala
M09 Air pendingin mati
b. Fungsi Kode G
NO KODE KETERANGAN
25. G83 Fixed cycle untuk counter bore dengan waktu tunda
Pada proses pmograman kode S adalah untuk kecepatan spindle yang diinginkan.
Format :
S..... M03
atau
S...... M04
Format program:
G96 S....
atau
G97 S....
Fungsi kode T adalah memberi tahu tool nomor berapa yang dipakai yang terdapat
Alamat F pada program berfungsi sebagai kecepatan sayat dan efektive pada code
Format :
G01 F.....:
Cara Mencari F :
Dimana:
Π = 3,14
f. Fungsi kode R
Format:
R…
Ada 2 jenis model pemrograman, yaitu sistem absolute dan sistem incremental.
a. Sistem Absolute
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai acuan
adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi mesin
berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu (pusat)
benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada mesin frais,
titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja yang
akan dikerjakan.
b. Sistem incrimental
Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah selalu
berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Untuk mesin bubut
maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan pada
proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat potong itu
dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya.
30
Bentuk akhir dari kegiatan perawatan yang diinginkan adalah perawatan produktif,
sehingga kegiatan yang dilakukan akan berhasil dan bermanfaat bagi perusahaan
maupun karyawan. Dari definisi diatas dapet diketahui tujuan utama dari fungsi
31
a. Maintenance Activities
Maintenance activities ini adalah suatu kegiatan untuk melindungi alat dari kerusakan
yang terdiri dari lima macam kegiatan yaitu:
1. Normal operation adalah dengan menjaga cara pengoprasian mesin sesuai dengan
prosedur operasinya.
b. Improvement Activities
a. Preventive Maintenance
Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.
Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
Modal yang ditanamkan dalam fasilitas atau harga dan fasilitas ini adalah cukup besar.
b. Corrective Maintenance
3. Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu sistem produksi pada tingkat kritis,
sehingga mempunyai suatu tempat parallel apabila terjadi kerusakan mendadak.
Dengan adanya suku cadangan ini, tentu akan berarti adanya kelebihan kapasitas
terutama untuk tingkat kritis tersebut, sehingga jika ada mesin yang mengalami
kerusakan, perusahaan dapat berjalan terus tanpa menimbulkan adanya kerugian
karena mesin-mesin menganggur.
34
BAB IV
Gambar 4.1 Flow Chart perawatan mesin CNC Lathe Viva Turn 2
35
Pada oli pelumas ini harus di periksa setiap hari dan ditambah apabila perlu. Beberapa
perusahaan menggunakan oli Hidrolik No.32, namun hal ini tidak dianjurkan. Adapun
jenis oli yang bisa digunakan antara lain Vactra Oil No 2, ESSO K68, Shell T68.
Lakukan perawatan dengan membuka tabung bersihkan filter dari kotoran dan juga
bersihkan kaca dalam tabung karena terkadang terdapat endapan oli didalam tabung
yang dapat menghambat distribusi oli ke ball screw dan bed. Apabila ada masalah
dengan sistem distribusi, maka meja akan bergerak tanpa pelumas, akibatnya dalam
waktu singkat ball screw akan rusak (aus, terbakar, dan lain-lain), bearing akan
36
hancur, dan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaikinya akan sangat mahal.
Pemeriksaan ini sebulan sekali. Gejala awal dari kerusakan ball screw atau bearing
dapat dideteksi dari bunyi kasar yang dikeluarkan meja ketika meja digerakkan.
Lakukan segera pemeriksaan apabila ini terjadi.
Selain pelumasan otomatis juga harus melakukan pelumasan secara manual pada
komponen-komponen yang bergerak. Hal ini dikarenakan karena apabila pelumasan
kurang maka akan terjadi kerusakan. Adapun komponen yang harus diberi pelumasan
setiap hari adalah pelumasan pada tailstock, pelumasan pada toolpost, pelumasan pada
chuck.
1. Pelumasan Tailstock
Pelumasan pada tailstock harus dilakukan setiap hari dikarenakan pada tabung
tailstock bergerak maju mudur digunakan pada saat pengeboran maupun pdaa saat
menyangga benda kerja begitupun juga pelumasan pada rumah live center.
2. Pelumasan Toolpost
Pelumasan pada toolpost dilakukan dikarenakan toolpost sering digunakan pada saat
maupun pergantian tool pada saat program berjalan. Didalam toolpost terdapat
komponen bearing dan gear sehingga perlu diberi pelumasan.
3. Pelumasan Chuck
Pelumasan pada chuck dilakukan untuk menjaga kondisi chuck dapat menutup dan
membuka secara normal karena sering terdapat sisa-sisa chip masuk kedalam chuck
yang mengakibatkan chuck susah untuk dibuka maupun ditutup oleh karena itu harus
dilakukan pembersihan dan diberi pelumasan. Pelumasan chuck menggunakan grease.
a. Perawatan Saringan
udara panel Pada bagian belakang mesin terdapat panel tempat menyimpan perangkat
keras. Panel tersebut berisi kartu pengatur (untuk spindle, motor servo, amplifier),
relay dan lain-lain. Pada saat mesin dihidupkan, hal ini akan meningkatkan suhu pada
ruangan dalam, oleh karena itu pada pintu panel belakang biasanya dipasang satu
exhaust fan yang menarik udara luar ke dalam ruangan panel selama mesin di
hidupkan. Pada pintu fan ini di pasang filter mat untuk menyaring debu yang ikut
37
tertarik, dan filter ini akan cepat sekali kotor tertutup debu (tergantung dari
lingkungan ruangan mesin ditempatkan). Apabila filter ini tersumbat debu, fan akan
gagal mendinginkan ruangan panel, dan akibatnya hardware dalam ruangan panel
akan mengalami overheat dan mengalami kerusakan. Bersihkan filter fan pada pintu
ruangan panel belakang setiap hari.
Alur yang terjadi pada proses pendinginan benda kerja oleh coolant adalah sebagai
berikut : coolant pada tangki ditarik oleh pompa menuju inlet yang terpasang pada
(biasanya blok spindle mesin) melalui selang fleksible. Inlet akan mengeluarkan
coolant ke arah benda kerja atau tool (tergantung arah yang dinginkan operator)
dengan kapasitas semburan yang bisa di atur. Coolant tersebut kemudian akan
mengalir kembali ke dalam tangki coolant yang berada di bagian bawah mesin. Pada
saat coolant kembali mengalir ke tangki penampungan, chip yang halus akan ikut
terbawa masuk karena ukurannya yang kecil sehingga bisa masuk ke celah yang kecil
dan berbobot cukup ringan sehingga mudah terbawa arus coolant. Tumpukan chip
halus pada tangki coolant dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tersumbatnya
saluran keluar dari tangki menuju selang, dan akibatnya coolant tidak akan keluar dari
inlet.
Akibat dari coolant yang kotor dan tersumbat menyebabkan kerja pompa semakin
berat sehingga pompa cepat panas dan dapat mengakibatkan gulungan pompa
terbakar, selain itu juga suara pompa menjadi kasar akibat kerusakan pada bearing.
Untuk itu harus dilakukan pembersihan pada bak coolant pengontrolan pada pompa
coolant.
c. Perawatan belt
Perawatan belt pada mesin CNC lathe antara lain menjaga ketegangan belt, arah belt,
suara decitan belt, dan elastisitas belt. Mengingat kerja belt tidak ringan dan ada
industri yang terus-menerus memerlukan kerja mesin, maka bagian belt akan ada yang
kendor. Sehingga segera melakukan pengencangan belt kembali dengan cara tekan
dengan ibu jari serta bagian bawah telapak tangan. Perhatikan pada jarak belt berkisar
antara tiga centimeter atau tergantung pada spesifikasi belt mesin. Belt mesin industri
juga akan menjadi kurang elastisitas setelah bekerja keras. Agar belt kembali bekerja
38
dengan baik, maka kembalikan elastisitasnya. Dengan cara memberikan belt dressing
pada bagian alur belt.
Selain itu, terkadang arah dari belt terlihat miring. Itu terjadi karena adanya
pergeseran pada belt yang diakibatkan suara decitan Decitan yang terdengar pada belt
mesin industri perlu segera diperbaiki. Decitan terjadi pada belt yang semula dalam
keadaan bekerja santai atau mati, kemudian belt kembali bekerja dengan ekstra.
Decitan tersebut akan terdengar ketika belt tidak siap dengan keadaan yang tiba-tiba
berubah. Untuk meluruskan kembali arah belt, maka harus memperhatikan pada
bagian pulley dan pada belt.
Coupling memiliki dua fungsi utama yakni pertama meneruskan daya untuk
ditransmisikan dari sistem sebelum coupling menuju sistem setelah coupling. Kedua
sebagai pengaman terhadap beban berlebih, jika muncul beban berlebih dari sistem
setelah coupling maka coupling akan mengalami kegagalan fungsi sehingga beban
berlebih tersebut tidak sampai menimpa sistem sebelum coupling. Namun demikian,
http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 secara periodik perlu dilakukan perawatan dan
pengecekan supaya coupling tidak mengalami kegagalan di luar fungsi utamanya
tersebut. Sumber utama kegagalan tidak lazim adalah aus yang disebabkan oleh
misalignment dan unbalan. Faktor lainnya adalah aus yang disebabkan bantalan karet
peredam sudah habis sehingga muncul gesekan langsung metal dengan metal.
4.4 KALIBRASI
Setelah dilakukan perawatan pada mesin maka langkah selanjutnya adalah kalibrasi.
Kalibrasi ini dilakukan dengan tujuan mengecek kondisi mesin agar tidak
menyimpang dari ukuran yang diperbolehkan.
39
4.4.1 Leveling
Proses leveling dilakukan dengan tujuan agar posisi kerataan mesin tetap terjaga, hal
ini penting dikarenakan kondisi kerataan mesin mempengaruhi hasil pembubutan.
Proses leveling dapat dilihat pada gambar 4.11
Proses dial pada rotary spindle dilakukan dengan tujuan agar posisi putaran spindle
tetap terjaga dengan baik, hal ini penting dikarenakan kondisi putaran spindle
mempengaruhi hasil pembubutan. Apabila rotary pada spindle oleng dan melebihi
Sehingga harusdilakuakan dial pada roraty spindle. Adapun gambar dial pada roraty
spindle bisadilihat pada gambar 4.12.
Dial bed dilakukan untuk mengecek kondisi kesejajaran bed dengan eretan. Pada saat
mendial bed hal yang perlu diperhatikan adalah kerapatan clam eretan dengan bed,
pastikan jangan sampai renggang dan pakailah alat feeler gauge untuk mengecek
Setelah kalibrasi sudah selesai, langkah selanjutnya adalah uji coba pembubutan
dengan material. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mesin berjalan normal
kembali setelah dilakukan pernbaikan. Adapun langkah-langkah pengujian
pembubutan memanjang pada benda kerja yaitu:
41
Setting benda kerja dilakukan untuk mencari titik nol benda kerja. Adapun
langkahlangkahnya antara lain:
(Sumber: www.ucarecdn.com )
42
Setelah setting tool sudah selesai langkah selanjutnya adalah membuat program
pembubutan memanjang sederhana dengan cara langsung diketik pada layar monitor
Setelah simulasi program sudah benar maka langkah selanjutnya adalah proses
Auto lalu tekan Cycle Start. Pembubutan berjalan sampai selesai program. Setelah
BAB V
5.1 KESIMPULAN
a) Perawatan pada mesin CNC Lathe Viva Turn 2 meliputi pelumasan, perawatan
saringan udara panel, perawatan pompa coolant, perawatan belt, perawatan
flexible coupling dan dilanjutkan kalibrasi. Adapun bagian mesin yang harus
dilakukan kalibrasi diantaranya leveling meja mesin, dial rotary spindle, dan
dial bed.
5.2. SARAN
mengenai perawatan mesin Bubut CNC, penulis memberikan saran sebagai berikut :
a) Melihat dari sistem kerja mesin yang berjalan sesuai dengan permintaan
customer (Make To Order), sebaiknya mesin disaat berhenti bekerja
dilakukanpengecekan yang bertujuan untuk mengetahui apakah mesin masih
layak atautidak untuk melakukan pekerjaan berikutnya, serta bisa mengetahui
sedinimungkin apakah ada kerusakan pada mesin Bubut CNC tersebut.
b) Saran berikutnya yaitu perlu melakukan pengecekan berkala yang
sudahdijadwalkan terlebih dahulu, atau dengan kata lain melakukan
pemeliharaan secara rutin. Dilakukan pelatihan perawatan sederhana kepada
operator dan dibudayakandisiplin tentang perawatan mesin.