FORMULASI DAN
PENGEMBANGAN PRODUK
RANCANGAN SEDIAAN :
KOFIBALI DIHIGEL
DIPHENHYDRAMINE GEL
........................................................................
1
1. LATAR BELAKANG OBAT
Gel adalah sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. Gel kadang-kadang disebut jeli. (FI IV, hal 7)
Gel adalah sediaan bermassa lembek berupa suspensi yang dibuat dari
zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-
masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan. (Formularium nasional, hal
315)
Diphenhidramin HCl adalah golongan anti histamin dan merupakan amine
yang stabil dan cepat diserap dengan oral. Diphenhidramin cocok untuk
mengobati iritasi pada tenggorokan. Fungsinya sebagai anti histamin yaitu untuk
menekan histamin yang merupakan zat penyebab alergi. Selain sebagai anti
histamin, diphenhidramin HCl juga bisa dijadikan sebagai obat antiseptik lokal
juga sebagai antikoligenik. Efek dari diphenhidramin HCl biasanya membuat
orang menjadi cepat ngantuk. Sehingga obat ini cocok untuk penderita insomnia
untuk mengatasi masalah kesulitan tidurnya.
2
histamin berkurang.[9] Antihistamin generasi pertama seperti
Diphenhydramine dapat melewati sawar otak (blood brain barrier) dan
dapat berikatan dengan reseptor histamin H1 di otak sehingga dapat
menyebabkan efek sedasi walaupun diberikan dalam dosis terapeutik.
[10]
3. ORGANOLEPTIS
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Rasa : Pahit
Bentuk : Hablur
4. MIKROSKOPIS
6. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA
3
Inkompatibilitas Diphendiramin HCL inkompatibel dengan
Anfoterisin B, Na-sefmetazol, Na-sefalotin,
Hidrokortison natrium suksinat, beberapa
larutan barbituratdan larutan basa atau larutan
asam kuat.
PH Larutan Ph 5% larutan Diphendiramin HCL dalam air
adalah 4-6
7. STABILITAS
4
atau tidak enak); higroskopik, netral terhadap
lakmus.
Kegunaan Antimicrobial preservative; emollient; humectant;
plasticizer; solvent; sweetening agent; tonicity
agent.
Inkompatibilitas Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan
agen oksidator kuat seperti kromium trioksida,
potasium klorat atau kalium permanganat.
Perubahan warna Hitam gliserin terjadi jika
terkena cahaya, atau pada kontak dengan seng
oksida atau nitrat bismuth. Penggunaan bersama
fenol, asam salisilat dan tanin menimbulkan
warna zat besi.
Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam
glyceroboric
2. Tragakan
Pemerian tidak berbau, mempunyai rasa tawar
Kelarutan agak sukar larut dalam air, tetapi mengembang
menjadi masa homogen, lengket dan seperti gelatin
Viskositas viskositas meningkat jika suhu dan konsentrasi
5
meningkat, dan menurun jika pH meningkat
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Inkompatyibilitas Dpat menurunkan kemampuan antimikroba pengawet
benzalkonium klorida, klorbutanol, metilparaben,
beberapa fenol, dan fenilmerkuri asetat
3. Aquadest
Kegunaan Pelarut
6
Kudus, 30 September 2019