Oleh :
Kelompok 1 (Terlampir)
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan kepada
spesifikasi kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain : kebutuhan rumah tangga,
industri mekanik, elektronika, cordierite, refraktori, teknologi ruang angkasa, keramik berpori
, dan lain sebagainya.
Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di usahakan
oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di negeri China. Industri
keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan tembikar. Tembikar tertua di temui
di England, dapat di kesan kembali pada pertama tahun masehi dan penaklukan Roma. Antara
masa itu dan 1500 tahun Masehi, perkembangan yang paling penting adalah porselin yang
dapat memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula dengan tembikar eistercian pada
awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai nampak permulaan industri tembikar
Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat tembikar slip di Staffordshire. Dalam abad ke
delapan belas menampakkan bibit perkembangan yang telah menjadikan industri tembikar
sebagaimana yang terdapat pada hari ini.
Di bagian akhir abad ini pengenalan api elektro telah membawa kepada bibit permulaan
industri porselin elektro.
Dalam tempoh selepas perang dunia kedua, industri keramik tertumpu kepada produksi
yang boleh memberikan ciri-ciri yang istimewa serta Modern. Ia dihasilkan daripada bahan
mentah alami atau sintetis atau campuran yang melibatkan metode berteknologi modern.
Keramik jenis ini digolongkan kepada keramik Modern atau advance keramik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan proses berdasarkan pada proses indurtri pada PT. Satyaraya Keramindoindah.
Dimulai dari pengolahan bahan, hingga akhirnya melalui proses pembakaran yang akan
mengubah sifat-sifat body dan glasur menjadi produk keramik sesuai dengan yang diinginkan.
4
2.3 Jenis-jenis Keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:
5
karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan
atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus,
disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas
porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik Baru (New Ceramic)
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti
peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik
metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic,
dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan
keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan
karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.
6
2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder
dengan Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan
tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu
tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci.
Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat merupakan kelompok
senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan
asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah
mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat
memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan :
fungsi tanah liat : mempermudah proses pembentukan keramik
Sifat dan keadaan bahan :
- berbutir kasar
- rapuh
- dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering
akan menjadi keras
- bila dibakar akan menjadi padat dan kuat
- sangat tahan api.
Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:
- Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan.
- Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.
- Merupakan rangka selama pembakaran.
Sifat-sifat dan keadaan bahan :
- Memiki ukuran partikel yang halus .
- Sifat plastis yang tinggi .
- Memiliki kekuatan kering yang tinggi
- Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
- Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi
dibanding kaolin.
- titik lebur tinggi sekitar 1728°C
7
Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik.
Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas
yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat
membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut
dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat
gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang
paling besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009).
Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan
feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri
yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah
potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat
dilihat pada tabel berikut.
Serbuk Kaca/Cullet
Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari
campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk
melalui prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang
dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan
tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca
8
merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan anorganik
belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.
Impact Mill
Adalah mesin yang digunakan untuk menghaluskan material yang berupa
bebatuan dengan ukuran yang besar. Alat ini menggunakan motor listrik sebagai
penggerak yang dihubungkan dengan poros melalui belt yang kemudian akan
menggerakkan pemukul (hammer) berbentuk silinder dan dilengkapi dngan bilah-bilah
untuk memecahkan bebatuan, dimana bebatuan dimasukkan melalui bagian atas mesin
akan mengalami benturan dari hammer dan dinding mesin sehingga batuan tersebut
akan pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Alat ini berjumlah 2 unit.
Weighing box
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan atau material yang akan digunakan
pada proses produksi. Alat ini dilengkapi dengan layar pada bagian depan mesin untuk
mengetahui berat material yang telah dimasukkan. Dari WB ini kemudian bahan-
9
bahan diangkut dengan belt conveyor untuk dimasukkan kedalam ball mill. Alat ini
berjumlah 3 pasang.
Ball Mill
Alat yang digunakan untuik mencampur dan mengaduk material yang akan
digunakan pada proses produksi. Alat ini berbentuk silinder. Di dalam ball mill
terdapat alumina ball sebanyak 21 ton / ball mill, sedangkan dinding didalamnya
terbuat dari allubit dan rubber lining. Kapasitas ball mill untuk berat basah 17 ton,
sedangkan untuk berat kering 13,5 ton. Alat ini berjumlah 17 unit.
Piston pump
Alat ini digunakan untuk memompa material yang berupa masse dari SA ke spray
dryer. Alat ini menggunakan tenaga hidrolik untuk menggerakkan piston yang bekerja
naik turun untuk menghisap dan mendorong material dengan tekanan berkisar 30 bar
dan juga dilengkapi dengan twin filter dengan filter 20 mesh.
Spray dryer
Alat ini digunakan untuk mengeringkan masse menjadi butiran halus (powder).
Alat ini terdiri dari ruangan pengering, sumber gas, atomisasi cairan dan pemisahan
hasil kering dengan gas. Dalam pengeringan masse, alat ini menggunakan panas yang
dihasilkan melalui pembakaran di burner, yang ditiupkan ke dalam spray dryer dengan
bantuan blower. Masse yang dipompa oleh piston pump akan dilewatkan melalui
nozzle di dalam spray dryer.
10
Ukuran nozzle bevariasi yaitu 3 mm dam 3,5 mm. Nozzle-Nozzle ini dipasang
selang-seling agar tidak terjadi cross dan dapat mendapatkan bentuk powder sesuai
yang diinginkan. Dari lubang nozzle inilah masse disemprotkan menjadi kabut yang
kemudian akan mengalami kontak langsung dengan aliran udara panas dari tiupan
blower, sehingga akan berubah bentuk menjadi powder yang berjatuhan. Suhu udara
panas adalah berkisar 500 oC. Setelah proses dehidrasi selesai, powder selanjutnya
diangkut oleh bely conveyor ke silo penampungan.
Micro ball
Alat yang digunakan untuk mencampur bahan-bahan menjadi pasta. Pasta
merupakan material untuk membuat motif diatas body tegel. Alat ini menggunakan
motor listrik untuk menggerakkan bilah-bilah pengaduk, selain itu alat ini juga
dilengkapi batuan alibit dengan ukuran kecil untuk mempercepat pencampuran bahan.
Alat ini mempunyai kapasitas yang bervariasi antara 15 – 100 kg kering bahan, 50 kg
bahan kering dan 200 kg bahan kering. Lamanya pengadukan pasta dalam alat ini
berkisar 15 – 30 menit. Di unit GBM alat ini berjumlah 4 buah.
Pembuatan body keramik bertujuan untuk menyiapkan bahan material untuk proses
pembentukan, yang meliputi penggilingan kasar hingga terbentuk powder. Bahan untuk
pembuatan body keramik dibuat dari campuran dari beberapa macam individu clay dan
feldspar, yang dibuat sesuai dengan resep yang dikembangkan oleh bagian Research
and Development.
Uraian proses
Di unit ini clay dan feldspar yang telah digiling, ditimbang sesuai dengan komposisi
yang telah di tetapkan yang kemudian dimasukkan kedalam weighing box. Jumlah
weighing box di PT. Satyaraya Keramindoindah adalah sebanyak 6 unit dengan
kapasitas masing-masing 16 ton.
Dari weighing box ini kemudian bahan-bahan diangkut dengan menggunakan belt
conveyor untuk dimasukkan ke dalam ball mill dan ditambah air sebanyak 55 % dari
bahan kering serta bahan-bahan addictive (waterglass, STTP, talc, silica dan slip
thinner). Di dalam ball mill ini selanjutnya bahan-bahan tersebut akan digiling menjadi
lebih halus lagi selama ± 8 jam, dengan kecepatan putaran 12 rpm. Alat ini berjumlah
17 buah yang masing-masing berisikan grinding medium (alumina ball).
11
Setelah selesai penggilingan, maka akan didapat Lumpur (masse) yang diperiksa
viskositas, densitas, serta residunya. Jika semuanya telah sesuai standar maka masse
tersebut dikeluarkan dari ball mill yang kemudian disaring dengan vibrating sieve 60
mesh. Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan bahan-bahan yang masih kasar dan
bahan-bahan lain (kayu, plastic dan kotoran) kemudian dimasukkan ke dalam tangki
penampungan SQ (squirrel tank).
Di dalam SQ ini, masse harus terus diaduk untuk menghindari terjadinya
pengendapan dan menjaga homogenitas masse. Pengadukan dilakukan oleh mixer yang
berkecepatan rendah (± 15 rpm), agar tidak terjadi perubahan struktur pada masse.
Dari tangki SQ kemudian masse dipompa dengan tekanan 2 bar dan disaring kembali
dengan vibrating sieve 80 mesh dan FE catcher, hal ini dilakukan untuk menhilangkan
partikel besi pada masse. Setelah selesai penyaringan, masse ditampung pada tangki
penampungan SA (storage ark) sambil diaduk kembali.
Selanjutnya, terjadi proses dehidrasi pada masse dengan menggunakan spray dryer.
Prinsip kerja spray dryer yaitu masse disemprotkan dalam ruangan pengering dan di
dalam ruangan masse mengalami kontak langsung dengan panas sehingga dihasilkan
powder. Jenis spray dryer yang ada adalah 3 unit, yaitu ATM 35, ATM 40 dan ATM
51, pembagian tipe ini berdasarkan atas kapasitas produksi dari masing-masing spray
dryer, seperti dibawah ini :
1. Spray dryer ATM 35 kapasitas maksimum 7 ton / jam.
2. Spray dryer ATM 40 kapasitas maksimum 8 ton / jam.
3. Spray dryer ATM 51 kapasitas maksimum 10 ton / jam.
Standar kadar air yang keluar dari spray dryer adalah 6,5 – 7,0 % dengan suhu
powder ± 30 – 50 oC. Setelah proses dehidrasi selesai, powder-powder tersebut diangkut
dengan belt conveyor dan bucket elevator untuk dibawa ke silo-silo penampungan.
Tetapi sebelumnya powder tersebut diayak dengan ayakan 20 mesh, agar ukurannya
seragam.
Powder yang berada di dalam silo-silo penampungan diperam selama 24 jam untuk
memperoleh kadar air yang homogen agar tidak terjadi gangguan pada proses
pembentukkan. Silo yang digunakan adalah sebanyak 21 buah dengan pambagian
sebagai berikut :
1. Silo A sebanyak 9 unit, dengan kapasitas 40 ton / silo (ATM 35).
2. Silo B sebanyak 6 unit, dengan kapasitas 60 ton / silo (ATM 40).
3. Silo C sebanyak 6 unit, dengan kapasitas 100 ton / silo (ATM 51).
12
Setelah powder mengalami pemeraman kemudian dialirkan ke unit-unit
pembentukan (press) dan disini ditampung lagi dalam silo-silo kecil atau silo press.
2. Proses pengolahan bahan glasur
Glasur adalah suatu larutan yang akan menjadi suatu lapisan gelas tipis yang
melapisipermukaan keramik setelah dilakukan proses pembakaran. Proses persiapan glasur
disiapkan oleh unit glaze ball mill (GBM). Karena bahan-bahan glasur sudah dalam bentuk
kemasan yang siap pakai maka dalam penggilingan glasur tidak ada penggilingan kasar.
Setelah bahan-bahan glasur disiapkan maka dapat di proses sesuai dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Penimbangan
2. Penggilingan halus
3. Penampungan messe
Uraian Proses
Sebelum bahan-bahan dicampur maka perlu dilakukan penimbangan,hal ini harus
dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan, terutama
sekali untuk bahan pewarna (stain) karena kesalahan penimbangan sedikit saja akan
berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Setelah penimbangan selesai, maka campuran
bahan-bahan glasur dimasukkan ke dalam jumbo bag untuk dibawa ke unit penggilingan.
Setelah bahan-bahan glasur selesai ditimbang, maka dilakukan proses penggilingan
dengan menggunakan mesin ball mill. Penambahan air dan kecepatan putar ball mill
disesuaikan dengan kapasitas. Lamanya waktu penggilingan untuk engobe (bahan
perekat) ± 7 – 8 jam, sedangkan untuk glasur ± 8 – 12 jam. Penggilingan biasanya
dihentikan sebelum waktu yang ditetapkan, hal ini dilakukan untuk memeriksa
viskositas, densitas, serta residu glasur apakah sesuai standar atau tidak. Jika telah sesuai,
glasur selanjutnya ditap atau dialirkan ke tangki-tangki penampungan. Jumlah ball mill
pada unit GBM berjumlah 18 unit, yaitu :
1. Ball mill kapasitas 100 kg sebanyak 1 buah digunakan untuk test.
2. Ball mill kapasitas 300 kg sebanyak 2 buah digunakan untuk test.
3. Ball mill kapasitas 750 kg sebanyak 2 buah digunakan untuk produksi.
4. Ball mill kapasitas 2000 kg sebanyak 1 buah digunakan untuk produksi.
5. Ball mill kapasitas 5000 kg sebanyak 1 buah digunakan untuk produksi.
Masse hasil penggilingan yang telah memenuhi standar selanjutnya dialirkan ke
dalam tangki penampungan SQ (squirrel tank) dengan memberi tekanan angin sebesar 2
13
bar agar masse dapat mengalir dengan mudah. Tangki SQ ini dilengkapi dengan tutup
dan batang pengaduk, hal ini bertujuan untuk mengaduk masse dengan keceptan 15 rpm
agar tidak mengendap dan menjaga homogenitas dari masse. Jumlah tangki adalah
sebanyak 36 buah dengan kapasitas masing-masing 6 ton. Glasur yang akan dipakai
untuk produksi terlebih dahulu disaring dengan vibrating sieve 100 mesh, sedangkan
untuk engobe dengan 80 mesh. Setelah disaring kemudian dimasukkan ke dalam tangki
kecil untuk dibawa ke glazing line.
14
1. Mesin press PH 980 sebanyak 3 buah, digunakan untuk mencetak keramik ukuran 33
x 33 cm.
2. Mesin press PH 1400 sebanyak 6 buah, digunakan untuk mencetak keramik ukuran
20 x 20 cm, 33 x 33 cm.
3. Mesin press PH 1600 sebanyak 4 buah, digunakan untuk mencetak keramik ukuran
33 x 66 cm dan 45 x 45 cm.
Semua mesin press yang dilakukan beroperasi secara otomatis dimana kecepatan
penekanan dapat diatur sesuai dengan kondisi powder. Setelah mendapatkan green body
kemudian dilanjutkan ke proses pengeringan.
15
blower. Didalam mesin ini terdapat tiga daerah pengeringan, yaitu pre heating area,
drying area, dan stabilization area.
Uraian Proses
Green body yang telah terbentuk dibawa oleh roll-roll menuju penopang yang akan
menempatkan green body ke dalam bucket-bucket pengering. Prinsip kerja pengering ini
seperti mesin oven. Di dalam mesin dryer ini terdiri dari 3 daerah pengeringan dengan
suhu yang berbeda-beda, yaitu :
1. Daerah S11 dengan temperatur 170 – 172 oC, merupakan pemanas atas.
2. Daerah S13 dengan temperatur 160 oC, merupakan pemanas bawah.
3. Daerah S12 dengan temperatur 80 - 100 oC, merupakan pemanas green body.
Lamanya pengeringan ini sekitar 60 – 90 menit dengan suhu keluaran green body dari
dryer sebesar 80 – 90 oC, ini bertujuan agar tidak terjadi kesulitan dalam proses
pengglasuran.
16
dimana tiap disc diberi lubang untuk mengalirkan glasur. Adanya gaya sentrifugal
yang terjadi yang terjadi pada disc menyebabkan cairan glasur dapat terpercik
mengenai permukaan keramik yang melintas dibawahnya.
Fume cabin
Prinsip kerja alat ini hamper sama dengan cabin spray hanya saja cabin ketika
beroprasi dalam keadaan terbuka. Menggunakan spray gun yang memberikan efek
kabut juga hanya efek yang dihasilkan lebih lembut daripada cabin spray dan
penyebaran warnannya kurang merata.
Brushing Machine
Alat ini bekerja seperti mengamplas, digunakan untuk memoles bagian atas
keramik. Roda-roda gigi kecil yang berputar menggerakkan brush dari bahan
spons dengan arah memutar. Gerakan spons tersebut menyapu permukaan
keramik.
Printing Machine
Alat ini digunakan untuk memberikan motif pada keramik yang telah dilapisi
engobe dan glasur. Cairan yang digunakan pada proses printing disebut pasta,
yang kekentalannya disesuaikan dengan motif dan juga aplikasi alat. Printing
machine yang digunakan dapat dikategorikan atas dua bagian, yaitu :
- Flat printing
Alat ini bekerja seperti alat sablon, hanya saja sudah secara otomatis dan
dilengkapi dengan sensor-sensor dimana sensor membaca keramik yang ada di
bawahnya maka motor akan menggerakkan kuas sablon (spatula) yang membawa
pasta kedepan kemudian menggerakkanya kebelakang dan mencetak motif yang
diinginkan.
- Roll printing
Alat ini sudah bekerja secara otomatis dan pendekorasian sudah
menggunakan drum. Macam-macam mesin roll printing, yaitu mesin rotorcolor,
multi roll dan keraflex.
Uraian Proses
Sebelum proses pengglasuran terlebih dahulu green body diberi lapisan engobe,
hal ini bertujuan agar daya rekat antara glasur dan green body lebih kuat dan juga untuk
menutupi warna green body. Pemberian lapisan engobe dilakukan dengan menggunakan
17
metode semprot, mesin yang digunakan adalah air less/cabin spray. Mesin ini memakai
nozzle-nozzle untuk memancarkan engobe.
1. Pengglasuran dengan metode disco
Mesin yang digunakan adalah cabin disc. Prinsip kerja pengglasuran metode disco
yaitu pengglasuran dengan cara percikan, dimana glasur dari tangki-tangki kecil
(SQ) dipompa untuk dialirkan ke tabung regulator, kemudian piringan diputar
dengan motor penggerak sehingga glasur memercik ke permukaan green
body.Untuk mendapatkan berat glasur yang sama dan seragam kecepatan putaran
antara mesin disco dengan kecepatan belt conveyor yang membawa keramik.
Keuntungan dari metode disco yaitu pada bagian tepi keramik tidak terkena glasur,
sehingga tidak memerlukan pekerjaan tambahan seperti penggerindaan (trimming)
pada bagian sisinya. Sedangkan kerugiannya adalah banyak kabut glasur yang
berterbangan dan menempel pada mesin, apabila hal ini dibiarkan maka akan
menimbulkan cacat tetes cabin. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu adanya
pembersihan secara berkala pada mesin cabin disc.
2. Pengglasuran dengan metode vella
Pengglasuran dengan metode vella dilakukan dengan cara water fall / air terjun
dimana masse glasur dari tangki-tangki kecil (SQ) dipompa dengan menggunakan
kompresor untuk dialirkan ke bagian blade. Dari alat vella inilah kemudian masse
glasur dialirkan secara kontinyu dan merata seperti air terjun kepermukaan body
yang ada di bawahnya.
Berat glasir dan ketebalannya pada setiap body sangat bergantung dengan bukaan
blade dan juga kecepatan belt conveyor yang ada di bawahnya. Keuntungan
menggunakan alat ini adalah diperoleh permukaan keramik yang lebih rata dan
halus. Kerugian dari metode ini adalah pada bagian tepi keramik terkena lapisan
glasur sehingga memerlukan pekerjaan tambahan yaitu penggerindaan (trimming)
pada bagian tepi keramik, karena apabila hal ini dibiarkan maka pada saat proses
pembakaran keramik satu dengan yang lainnya akan lengket.
Jenis cacat yang sering terjadi pada proses pengglasuran adalah :
- Cacat trimming yang disebabkan karena proses pengikisan bagian tepi keramik
yang tidak rata.
- Cacat garis yang disebabkan oleh adanya endapan glasur pada vella.
- Cacat bayang karena adanya getaran pada mesin vella.
18
Untuk menghindari cacat tersebut maka perlu adanya pembersihan vella dan juga
selama proses pengoprasian, jangan sampai terjadi getaran yang berlebih.
3. Pendekorasian
Di PT. Satyaraya Keramindoindah, digunakan beberapa tipe alat untuk
mendisain permukaan keramik sesuai motif yang diinginkan, yaitu :
Mesin Flat printing
Alat ini bekerja seperti alat sablon, hanya saja sudah secara otomatis dan
dilengkapi dengan sensor-sensor dimana sensor membaca keramik yang ada di
bawahnya maka motor akan menggerakkan kuas sablon (spatula) yang membawa
pasta kedepan kemudian menggerakkanya kebelakang dan mencetak motif yang
diinginkan.
Mesin rotorcolor, multi roll dan keraflex
Alat ini sudah bekerja secara otomatis dimana alat pendekorasian sudah
menggunakan drum. Gambar hasil pendekorasian bisa lebih dari satu jenis dan juga
dapat diprogram sesuai dengan yang diinginkan, antara lain :
a. Center, dimana gambar yang dihasilkan hanya sejenis
b. Synchrone, dimana gambar yang dihasilkan acak akan tetapi gambar keramik
yang satu dengan keramik yang lain apabila disejajarkan gambarnya akan
bersambung.
c. Random, dimana gambar yang dihasilkan acak dan tidak bersambung apabila
disejajarkan antara keramik yang satu dengan keramik yang lainnya.
Mesin fume
Dimana pasta yang ditempatkan pada tangki (SQ) dan kemudian dipompa
untuk dialirkan ke alat fume untuk dikabutkan. Untuk mengatur tebal tipisnya hasil
pengabutan ini dipengaruhi oleh viskositas pasta, sedangkan halus kasarnya
ditentukan diperoleh dengan mengatur tekanan anginnya dan nozzle.
19
Loading Box
Fasilitas yang digunakan untuk memindahkan keramik dari bagian glazing line ke
bagian roll kiln. Alat ini berupa lori yang digerakkan dengan movement car pada
rell yang tersedia.
Kapasitas pengangkutan lori untuk ukuran tegel yang berbeda :
1. Untuk ukuran 20 x 20 cm, ± 1750 buah keramik.
2. Untuk ukuran 30 x 30 cm, ± 700 buah keramik.
3. Untuk ukuran 33 x 33 cm, ± 600 buah keramik.
4. Untuk ukuran 45 x 45 cm, ± 600 buah keramik.
5. Untuk ukuran 33 x 66 cm, ± 300 buah keramik.
Roll kiln
Alat yang digunakan untuk membakar keramik yang telah diberi warana dan
motif pada bagian glazing line, sehingga dapat menghasilkan keramik sesuai
keinginan. Alat ini dibagi menjadi tiga zone, yaitu pre heating zone yang
merupakan area pemanasan awal dimana panas yang digunakan berasal dari firing
zone yang berkisar 200 – 800 oC. Lalu area firing zone yang merupakan area
pembakaran utama dimana panas yang digunakan berasal dari proses pembakaran
(burner) melalui nozzle-nozzle yang menyemburkan bahan bakarsehingga
dihasilkan panas dari 800 – 1200 oC. Kemudian yang terakhir coling area yang
merupakan area pendinginnan, dimana udara ditiupkan kedalam mesin dengan
cool air fan.
Uraian Proses
Proses pengeringannya adalah dengan memasukkan glazebody ke dalam lori (loading
box). Pengeringan ini dilakukan di sebuah terowongan yang dipenuhi udara panas hasil
pembakaran di Roll Kiln. Suhu pengeringan ini berkisar antara 80 – 70 oC dan lamanya
pengeringan ± 1 jam.
20
Peralatan yang digunakan pada proses ini yaitu tungku roll heat kiln (RHK).
Jumlah roll kiln yang digunakan di PT. Satyaraya Keramindoindah ada sebanyak 7
buah. Lamanya pembakaran pada alat ini adalah ± 40 – 55 menit.
Uraian Proses
Pembakaran dengan tungku ini dilakukan dalam tiga tahapan proses pembakaran,
yaitu:
1. Tahap pembakaran awal (preheating)
Pada tahap ini suhu pembakaran sekitar 200 – 800 oC. Tujuan pada tahap ini
untuk menguapkan sisa air terabsorpsi sebesar ± 1 % yang masih terdapat pada
keramik. Pada tahap ini juga terjadi pembakaran zat-zat organic pada suhu 300 –
400 oC, pelepasan air kristal pada suhu 400 – 700 oC, dan perubahan sisa-sisa
karbon dan belerang pada suhu 700 – 800 oC. Panjang daerah preheating untuk
RK nomor 1 dan 2 adalah 4,1 meter dan RK nomor 3 – 7 adalah 4,2 meter.
2. Tahap pembakaran maksimal (firing)
Pada tahap ini suhu pembakaran berkisar antara 800 – 1200 oC. Pada tahap ini
keramik mengalami sintering dan glasur akan mengalami peleburan menjadi
lapisan gelas pada permukaan keramik. Dalam hal ini bagian keramik yang kontak
langsung dengan glasur juga mengalami peleburan sehingga terbentuk lapisan
body glasur. Daerah firing dilengkapi dengan skep-skep yang berfungsi untuk
menetralkan udara panas secra merata yang disebut neutral zone.
3. Tahap pendinginan (cooling)
Suhu udara yang digunakan untuk tahap pendinginan adalah berkisar 560 –
540oC. Proses pendinginan adalah dengan menghembuskan udara dengan cool air
fan yang bertujuan agar udara panas keramik dapat keluar. Panjang daerah cooling
untuk RK nomor 1 dan 2 dalah 33,6 meter dan untuk RK nomor 3 – 7 adalah 35,70
meter.
21
2.5.7 Proses Pemisahan (sorting) dan Pengemasan (packing)
Pemisahan produk dan pengemasan ini perlu diperhatikan karena bertujuan untuk
menyeleksi keramik berdasarkan kualitas sebelum dipasarkan.
Peralatan-peralatan yang digunakan pada proses ini diantaranya:
Bending strength
Alat uji tekan yang digunakan untuk menguji keramik yang telah melewati proses
pembakaran, tekanan alat ini adalah 2 bar.
Size analyzer
Mesin yang berfungsi untuk mensortir keramik berdasarkan ukuran sehingga
keramik dikelompokkan kedalam kelas-kelas sesuai dengan jenis ukuran dan
kualitasnya.
Iron case
Sebuah alat yang digunakan untuk menampung keramik yang akan diangkut oleh
forklift.
Mesin packing
Mesin yang berfungsi untuk mengemas keramik yang sudah melewati pemisahan
bentuk, ukuran dan kualitas.
Uraian Proses
Keramik yang telah mengalami proses pembakaran dilewatkan pada alat uji tekan
(bending strength) dengan tekanan 2 bar, selanjutnya keramik dilewatkan pada mesin
size analyzer yang berfungsi untuk mensortir keramik berdasarkan ukuran sehingga
keramik dikelompokkan kedalam kelas-kelas sesuai dengan jenis ukuran dan
kualitasnya.
Setelah itu keramik dimasukkan kedalam IC (iron case), kemudian keramik diangkut
dengan menggunakan forklift untuk dibawa ke tempat sortir secara visual. Penyortiran
ini dilakukan umtuk mengetahui cacat-cacat keramik secara langsung.
Mula-mula tegel-tegel tersebut dilewatkan ke Sortir table yang berguna untuk
melihat cacat-cacat pada permukaan keramik dan juga menentukan kualitas keramik,
dari KW 1, KW 2, KW 3 maupun afal.
Kemudian keramik-keramik tersebut dilewatkan ke size analyzer (dico liner) untuk
memisahkan ukuran dari K, S, L dan juga dilewatkan ke dico planar untuk memisahkan
bentuk. Setelah keramik melewati alat-alat tersebut, selanjutnya dibawa ke mesin
packing untuk di kemas sesuai dengan ukuran, jenis motif serta kualitas masing-masing.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran Tahan terhadap
korosi.
2. Secara umum sifat keramik meliputi :
a. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
b. Tahan terhadap korosi.
c. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
d. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
e. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
3. Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint),
feldsfar, dan serbuk kaca (cullet)..
4. Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu: Keramik tradisional, Keramik
halus. Jenis Keramik Menurut Kepadatan : Gerabah (Earthenware), Keramik Batu
(Stoneware), Porselin (Porcelain), Keramik Baru (New Ceramic)
5. Proses Pembuatan Keramik meliputi : Proses Pengolahan Bahan, Proses
Pembentukan, Proses Pengeringan Green Body, Proses Pengglasuran, Proses
Pengeringan Glaze Body, Proses Pembakaran, dan Proses Pemisahan (sorting) dan
Pengemasan (packing)
23
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Dessy A., 2016. Sistem Proses dan Sistem Pemrosesan Pembuatan Keramik PT.
Satyaraya Keramindoindah. Karawang: Fakultas Teknik, Universitas
Singaperbangsa Karawang.
Silmi,Hana. Sari, Dessy A., 2013. Bahan Keramik.Bandung: Fakultas Teknik, Politeknik
Negeri Bandung.
24
LAMPIRAN (Flowchart Tahapan Proses)
Keterangan Flowchart:
= Proses
= Bahan
= Proses lanjutan
25
A. Proses Pengolahan Bahan
1. Proses Pengolahan
Body
20 dan 80 mesh
+ zat addictive Ya
dan air 55%
Apakah masih
kasar ?
Belt conveyor
Ball mill
Penggilingan Weighing box Penimbangan
𝑣 = 15 rpm
Squirrel tank
Vibrating sieve 60
𝑡 = ±8 jam
Messe Penyaringan Penampungan Pengadukan
Dipompa
P = 2 bar
𝑡 = 24 𝑗𝑎𝑚
Panas T = 500𝑜 C Burner
Proses
Silo press
Pembentukan
26
2. Proses Pengolahan Bahan
Glasur
Ball mill
𝑡𝑔𝑙𝑎𝑠𝑢𝑟 = ±7 − 8 jam
Messe
𝑡𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑒 = ±8 − 12 jam
𝑣 = 15 𝑟𝑝𝑚
Tangki kecil Penyaringan Pengadukan Penampungan
𝑃𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 = 2 𝑏𝑎𝑟
Glazing line
Squirrel tank
Glasur = 100 mesh
Engobe = 80 mesh
B. Proses Pembentukan
Powder = ±60% 𝑉
27
C. Proses Pengeringan Green Body
𝑡 = 60 − 90 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 T = 80-90℃
Roll-roll
Vertical dryer
D. Proses Pengglasuran
Airless/cabinspray
Pendekorasian
Pengeringan
Glaze body
glaze body
Diputar
Squirrel tank Glasur Tabung regulator Cabin disc
Belt conveyor
Pengglasuran
28
2. Pengglasuran dengan metode vella
Dialirkan
Squirrel tank Glasur Blade
Dipompa kompressor
Pengglasuran
Berat dan ketebalan glasur = bukaan blade dan kecepatan belt conveyor
3. Pendekorasian
Mesin flat printing
Penyensoran Penyablonan
Spatula
Mesin fume
Fume
Pendekorasian
29
F. Proses pembakaran
Roll kiln
𝑇 = 560 − 540℃
Glaze body Preheating Firing Cooling
Keramik Glasur
Sintering Peleburan
30