Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERIKANAN

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Praktikum Mikrobiologi Perikanan

Disusun oleh : KELOMPOK 10 / PERIKANAN A

Meida Maulida 230110200001


Fiza Jasmine Hasani 230110200041
Akmal Fauzan Atalah 230110200048
Shorim Abdul Matiin 230110200051
Rizki Maulana R 230110200054

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU


KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktikum. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan
umatnya hingga akhir zaman.
Laporan praktikum yang berjudul Laporan Akhir Praktikum
Mikrobiologi Perikanan dibuat untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata
kuliah Mikrobiologi Perikanan pada Program Studi Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Dr. Emma Rochima, S.Pi., M.Si. selaku dosen penanggung jawab mata
kuliah Mikrobiologi Perikanan.
2. Sulastri Prihandini selaku Asisten penanggung jawab praktikum mata
kuliah Mikrobiologi Perikanan Kelas A
3. Dosen dan asisten mata kuliah Mikrobiologi Perikanan.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan akhir
praktikum ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan
yang membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan
praktikum yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jatinangor, Juni 2022

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN vi

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inokulasi Mikroba
2.2 Isolasi Mikroba
2.3 Identifikasi Mikroba 10
2.4 Perhitungan Mikroba 12

III METODOLOGI PRAKTIKUM 14


3.1 Waktu dan Tempat Praktikum 14
3.2 Alat dan Bahan Praktikum 14
3.2.1 Alat Praktikum 14
3.2.2 Bahan Praktikum 16
3.3 Prosedur Praktikum 16
3.3.1 Inokulasi Mikroba 18
3.3.2 Isolasi Mikroba 18
3.3.3 Identifikasi Mikroba 19
3.3.4 Perhitungan Mikroba 20

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21

3
4.1 Hasil……………………………………………………………………24
4.2 Pembahasan…………………………………………………………….26

V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan……………………………………………………………..28
5.2 Saran……………………………………………………………………28

4
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1. Timeline Praktikum Mikrobiologi Perikanan 2022…………………..12
2 Alat-Alat praktikum……………………………………………………….12
3. Bahan-bahan praktikum………………………………………………….14

2
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Teknik Inokulasi ..................................................................................6


2 Mikroba ................................................................................... ……..19

3
Nomor Judul Halaman

1 Alat Praktikum................................................................................ 24
2 Bahan Praktikum ........................................................................... 25
3 Prosedur Praktikum ........................................................................26
4 Hasil Praktikum ..............................................................................29
5 Dokumentasi Kegiatan ...................................................................30

4
BAB I

PENDAHULUAN

4.1 Latar Belakang


Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenal
dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu
kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk
pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar
biakan murni (Dwidjoseputro, 1980).
Mikroorganisme adalah organisme kecil yang sulit dilihat dengan mata
telanjang. Banyak mikroorganisme yang memiliki bentuk dan karakteristik yang
mirip, sehingga tidak mudah untuk mempelajarinya. Pemeriksaan
mikroorganisme membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi.
Mikroorganisme yang terjadi secara alami ada dalam populasi campuran dan
terjadi sebagai spesies tunggal. Salah satu cara untuk mempelajari mikroba
adalah dengan mengidentifikasinya.
Inokulasi mikroba adalah kegiatan untuk membiakkan, meremajakan, dan
mempertahankan populasi mikroba murni. Selama inokulasi, bakteri dipindahkan
dari media lama ke media baru dengan akurasi yang sangat tinggi. Media untuk
kultur bakteri harus steril sebelum digunakan.
Isolasi mikroba adalah suatu proses mengambil mikroba dari medium atau
lingkungan asalnya. Lalu menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh
biakan yang murni (Singeleton & Sainsbury, 2006). Pemisahan bakteri diperlukan
untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural, morfologi, fisiologi, dan
karakteristik teknik pemisahan tersebut disebut isolasi yang disertai dengan
pemurnian.
Identifikasi mikroba merupakan tahap akhir yang harus dilakukan untuk
mengetahui jenis mikroba yang sedang diamati, dapat dilakukan secara fisik,
kimiawi, dan biologis. Secara fisik identifikasi dapat dilakukan berdasarkan
bentuk morfologis mikroba. Secara kimiawi identifikasi mikroba dapat dilakukan

1
berdasarkan bentuk kekhasan mikroba, bereaksi terhadap senyawa kimia tertentu.
Secara biologis identifikasi mikroba dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat
biologisnya.
Perhitungan Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat ditentukan dengan
berbagai macam cara. Pada umumnya ada tiga cara penghitungan jumlah mikroba,
yaitu perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan
perhitungan massa sel secara tidak langsung.

4.2 Tujuan
Inokulasi Mikroba bertujuan untuk Pemindahan biakan mikroba yang
dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak
terjadi kontaminasi. Penanaman bakteri menggunakan cara penanaman bakteri
yang menggunakan pengenceran berdasarkan setiap pengenceran diambil 0,1
mililiter memakai pipet steril & dimasukkan kedalam petri dish. Setelah itu
diinkubasikan selama 1x24 jam dalam suhu ruang (Yunita et al. 2015).
Isolasi mikroba bertujuan untuk mendapatkan biakan murni. Prinsip dari
isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba yang lain
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkan dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel
yang tetap pada tempatnya. Didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud
untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat
terpisah dari satu jenis sel yang diamati (Afrianto, 2004).
Identifikasi Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat morfologi, biokimia, dan
molekuler dari mikroba. Prinsipnya yang mendasari kegiatan praktikum dari
identifikasi mikroba secara fisik adalah karakter morfologis dari setiap bakteri
berbeda. Berdasarkan karakter yang khas tersebut dapat digunakan sebagai alat
untuk mengidentifikasi mikroba. Perhitungan Mikroba bertujuan untuk
mengetahui jumlah cemaran mikroba pada sampel.

4.3 Manfaat

Mengetahui cara menginokulasi, mengisolasi, mengidentifikasi mikroba dan


perhitungan mikroba.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.4 Inokulasi Mikroba


Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke
medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.Inokulasi
dilakukan dalam kondisi aseptic, yakni kondisi dimana semua alat yang ada dalam
hubungannya dengan medium dan pengerjaan, dijaga agar tetap steril.Hal ini
untuk menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).Ruang tempat
penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Inokulasi dapat dilakukan dalam
sebuah kotak kaca yang biasa disebut sebagai laminar air flow ataupun dalam
ruangan yang terjaga kesterilannya (Pelczar, 1986). Mikroba berukuran sangat
kecil sehingga sulit untuk diamati tanpa menggunakan peralatan bantu. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mempelajari mikroba adalah dengan
melakukan inokulasi mikroba tersebut.Inokulasi adalah penanaman mikroba
dalam media buatan. Bila proses inokulasi dilakukan secara benar, mikroba akan
tumbuh dan berkembang sehingga mudah untuk diamati.
Selain untuk mempelajari mikroba, inokulasi juga berperan dalam peremajaan
maupun perbanyakan mikroba.Keberhasilan inokulasi berpengaruh positif
terhadap koleksi mikroba maupun pemanfaatan mikroba. Inokulasi mikroba dapat
dilakukan pada media kaldu atau media padat.Inokulasi mikroba dengan media
padat dapat dilakukan pada agar miring, tegak dan lempeng. Pada media agar
lempeng, proses inokulasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode gores
(streak method), tuang(pour plate) dan hapus (swab method). Pemilihan dan
penentuan media inokulasi yang akan digunakan tergantung dari tujuan inokulasi
itu sendiri. Untuk kebutuhan produksi digunakan media kaldu sebagai media
inokulasi, sedangkan untuk tujuan peremajaan atau identifikasi mikroba
digunakan media padat.

4.5 Teknik Inokulasi


Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut
sebagai jarum ose yang berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta

3
memindahkan suatu kultur mikroba (koloni) pada media satu ke media
lainnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murni ataupun inokulasi mikroba antara lain:
a) Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi
dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah
(lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang
cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara
penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis.
Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing
laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan
sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa
teknik dalam metode goresan, antara lain:

b) Metode Tebar

4
Setetes inokulum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien
dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang
bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang
yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua
untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik.
Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-
pisah.
c) Metode Tuang
Inokulasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran.
Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di
dalam tabung (Winarni, 1997).
d) Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau
memasukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokulum,
kemudian dimasukkan ke dalam media.

4.6 Perbedaan Inokulasi Jamur dan Baktri


a) Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang
berbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang
dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu media.
b) Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung
jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam
jumlah yang relatif banyak.

4.7 Macam-Macam Media Inokulasi

a) Mixed culture : berisi dua atau lebih spesies

5
mikroorganisme.

biology.clc.uc.edu

b) Plate culture : media padat dalam petri dish.

edusanjalmicro.com

c) Slant culture : media padat dalam tabung reaksi.

liddil.com
d) Stap culture : media padat dalam tabung reaksi, tapi
penanamannya dengan cara penusukan.

6
liddil.com

e) Liquid culture : media cair dalam tabung reaksi.

f) Shake culture : media cair dalam tabung reaksi yang


penanamannya dikocok.

4.8 Isolasi Mikroba


Dalam kegiatan isolasi mikroba, sering dijumpai mikroba tumbuh bersama.
Ada populasi mikroba yang hidup sendiri, bersama atau bertumpuk satu sama
lain. Kondisi ini menyulitkan untuk mempelajarinya. Untuk mempermudah dalam
mengamati dan mempelajarinya, mikroba sebaiknya diisolasi terlebih dahulu
untuk menghasilkan populasi mikroba sejenis. Isolasi mikroba adalah usaha yang
dilakukan untuk memisahkan mikroba dari mikroba lainnya melalui proses
inokulasi sehingga diperoleh mikroba sejenis. Selama proses isolasi, mikroba
yang berbeda bentuknya atau warnanya, diinokulasi pada media tumbuh berbeda.
Selama proses isolasi, sering dijumpai masih ada populasi mikroba yang terdiri
dari dua jenis mikroba atau lebih. Dalam kondisi demikian, perlu dilakukan
kembali proses isolasi untuk mendapatkan mikroba sejenis.

7
4.9 Teknik Isolasi Mikroba

Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari isolat


campuran yaitu dengan metode cawan gores (streak plate), cawan tuang
(pour plate), sebar (spread plate), dan mikromanipulator (Buckle,1998).
Dua di antaranya yang sering digunakan adalah metode cawan gores dan
metode cawan tuang. Prinsip dari kedua teknik tersebut sama, yaitu
mengencerkan biakan campuran hingga setiap individu spesies dapat
dipisahkan, sehingga setiap koloni yang terbentuk merupakan hasil dari
pembelahan satu sel.

a) Metode Cawan Gores (Streak Plate)

Metode ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi


dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh
dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien
dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-
garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat
tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium
pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah
yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-
masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan
sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa
teknik dalam metode goresan, antara lain:

Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak


memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores
sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan
cenderung untuk menggunakan inokulan terlalu banyak sehingga
menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores. Kesalahan-kesalahan yang
umum dilakukan dalam metode ini antara lain :

8
1. Tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga
pengenceran kurang optimal.
2. Penggunaan inokulum yang terlalu banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel waktu digores.
b) Metode Cawan Tuang (Pour Plate)

Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan


untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini
adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi
tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dalam
medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di
cawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada
umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan
beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan-cawan
tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan
maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun
tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.

c) Metode Isolasi Medium Cair

Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister
berhasil menerima murni Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang
sudah masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi
kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini
kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi, kalau perlu dari eceran yang
kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.Metode isolasi pada
medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar
cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair.
Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial
pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan
satu sel semakin besar.

d) Metode Isolasi Sel Tunggal

9
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel
mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode
agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan
perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan
menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator,
yang dilakukan secara aseptis.

4.10 Faktor Dalam Melakukan Isolasi

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi


mikroba yaitu:

1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.


2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut.
3. Media tumbuh (nutrisi, suhu, pH, ketersediaan Oksigen)
4. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan
kultur murni.

4.11 Identifikasi Mikroba


Mikroba dapat dipelajari berdasarkan sifat fisik, kimiawi dan fisiologisnya.
Secara fisik, mikroba dapat dipelajari berdasarkan bentuk morfologis dari
koloninya. Bentuk yang diamati adalah bentuk keseluruhan koloni, bentuk
pinggir, bentuk elevasi, tekstur permukaan, pola pertumbuhan dan pigmentasi.
Bentuk keseluruhan koloni adalah sirkular, irregular, punctiform dan rhizoid. Ada
beberapa parameter utama yang perlu diperhatikan dalam mempelajari koloni
mikroba secara fisik karena sangat berperan dalam proses identifikasi mikroba.
Identifikasi mikroba merupakan tahap akhir yang harus dilakukan untuk
mengetahui jenis mikroba yang sedang diamati.
Berdasarkan data hasil identifikasi yang disesuaikan dengan buku
indentifikasi, maka dapat diketahui secara pasti spesies mikroba yang sedang
diamati. Identifikasi mikroba dapat dilakukan secara fisik, kimiawi dan biologis.
Secara fisik, identifikasi dapat dilakukan berdasarkan bentuk morfologis mikroba.
Secara kimiawi, identifikasi mikroba dapat dilakukan berdasarkan kekhasan
mikroba bereaksi terhadap senyawa kimia tertentu. Secara biologis, identifikasi

10
mikroba dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat biologisnya.
2.3.1 Metode Untuk Mengidentifikasi Mikroba
Dalam mengidentifikasi mikroba dapat dilakukan dengan berbagai cara
metode, diantaranya sebagai berikut :
a. Morfologi Makroskopi
Dilakukan dengan mengamati karakteristik dari pola pertumbuhan
mikroorganisme pada media buatan yang diamati dengan mata
telanjang (tanpa alat bantu).
b. Morfologi Mikroskopis
Dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi sel, organel sel,
dan susunan sel ketika diamati dengan mikroskop pada perbesaran
tertentu.
c. Karakteristik Zat Warna (Pewarnaan)
Kemampuan mikroorganisme untuk biasanya digunakan dengan
pemeriksaan secara mikroskopik sebagai bagian dari identifikasi
bakteri.
d. Persyaratan Lingkungan
Kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada berbagai suhu,
menggunakan oksigen atau gas lain, pada berbagai tingkat pH, atau
pun keberadaan ion dan garam lainnya seperti NaCl.
e. Persyaratan Nutrisi
Kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan berbagai macam
sumber karbon dan nitrogen sebagai substrat bernutrisi ketika
tumbuh pada keadaan lingkungan tertentu.
f. Resistensi
Menujukkan karakteristik resistensi terhadap antibiotik tertentu,
logam berat pada mikroorganisme tertentu.
g. Antigen
Menentukan karakteristik mikroorganisme dengan berbagai macam
metode serologi dan imunologi.
h. Subseluler
Menentukan bagian-bagian molekuler sel yang menjadi tipe pada

11
beberapa takson, kelompok organisme, dengan menggunakan
metode analisis. Contohnya, komponen dinding sel, membran sel,
dan komponen dari enzim dari sel membran.

4.12 Perhitungan Mikroba


Informasi mengenai jumlah mikroba yang terdapat pada tubuh ikan atau
produk olahannya sangat penting. Jumlah mikroba merupakan indikator yang
dapat digunakan apakah ikan dan produk olahannya masih higienis, dapat
dikonsumsi atau sebaiknya dibuang. Jumlah maksimal mikroba pada ikan dan
produk olahannya yang masih dapat ditolerir adalah 10⁵ - 10⁶ colony form unit
(cfu) per gram bahan pangan. Jumlah mikroba juga dapat digunakan untuk
menentukan pola pertumbuhan mikroba atau cara pengendaliannya, berapa lama
ikan sudah dipanen/ditangkap atau berapa lama produk perikanan dihasilkan, cara
penanganan ikan dan produk olahannya, atau tingkat kebersihan (sanitasi)
lingkungannya.
Populasi mikroba dapat dihitung menggunakan dua metode, yaitu secara
langsung atau tidak langsung. Penghitungan secara langsung dapat dilakukan
menggunakan tetes gantung dan spektrofotometer. Secara tidak langsung,
populasi mikroba dapat dihitung melalui tahapan inokulasi sehingga dapat
diketahui jumlahnya berdasarkan hitungan lempeng total (total plate count).
Untuk menghasilkan perhitungan yang mendekati jumlah sebenarnya,
penghitungan mikroba berdasarkan hitungan lempeng total harus melalui tahapan
pengenceran.
Informasi mengenai jumlah mikroba yang terdapat pada tubuh ikan atau
produk olahannya sangat penting. Jumlah mikroba merupakan indikator yang
dapat digunakan apakah ikan dan produk olahannya masih higienis, dapat
dikonsumsi atau sebaiknya dibuang. Jumlah maksimal mikroba pada ikan dan
produk olahannya yang masih dapat ditolerir adalah 105 -106 colony form unit
(cfu) per gram bahan pangan. Jumlah mikroba juga dapat digunakan untuk
menentukan pola pertumbuhan mikroba atau cara pengendaliannya, berapa lama
ikan sudah dipanen/ditangkap atau berapa lama produk perikanan dihasilkan, cara
penanganan ikan dan produk olahannya, atau tingkat kebersihan (sanitasi)
lingkungannya. Populasi mikroba dapat dihitung menggunakann dua metode,

12
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penghitungan secara langsung dapat
dilakukan menggunakan tetes gantung dan spektrofotometer. Secara tidak
langsung, populasi mikroba dapat dihitung melalui tahapan inokulasi sehingga
dapat diketahui jumlahnya berdasarkan hitungan lempeng total (total plate count).
Untuk menghasilkan perhitungan yang mendekati jumlah sebenarnya,
penghitungan mikroba berdasarkan hitungan lempeng total harus melalui tahapan
pengenceran.

13
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

4.13 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Mikrobiologi Perikanan dilaksanakan pada bulan Mei di


Laboratorium TPHP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran. Berikut adalah timeline praktikum:

Tabel 1. Timeline Praktikum Mikrobiologi Perikanan 2022


Tgl/bln Tgl/ Tgl/ Tgl/bln
bln bln
Inokulasi Mikroba 18/Mei
Isolasi Mikroba 25/Mei
Identifikasi Mikroba 25/Mei
Perhitungan Mikroba 27/Mei

4.14 Alat dan Bahan Praktikum

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi
Perikanan, disertakan dalam bentuk tabel dibawah ini.

4.15 Alat Praktikum

Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan dalam praktikum.


Tabel 2. Alat-Alat praktikum.
N Nama Praktikum Alat Fun
o gsi
1 Inokulasi Mikroba Tabung Reaksi Wadah biakan/sampel.

Cawan Petri Wadah biakan.

Ose Pengambilan biakan.

Lampu Bunsen Membantu menjaga


lingkungan sekitar
tempat kerja steril (kerja
aseptis).

Inkubator Sebagai tempat inkubasi


biakan pada suhu

14
tertentu.
Kertas
Pembungkus Membungkus cawan
petri yang berisi inokulan
yang akan diinkubasikan.

Benang Mengikat alat yang telah


dibungkus.

Korek Api Mengeluarkan api untuk


menyalakan bunsen.
2 Isolasi Mikroba Ose Pengambilan biakan.

Lampu Bunsen Membantu menjaga


lingkungan sekitar
tempat kerja steril (kerja
aseptis).

Inkubator Sebagai tempat inkubasi


biakan pada suhu
tertentu.
Kaca Pembesar
Memperbesar visual
mikroba yang akan
Rod Glass diteliti.

Menyebarkan cairan di
permukaan media agar,
supaya bakteri tersebar
merata.
Pipet Tetes
Mengambil biakan
Korek Api mikroba

Mengeluarkan api untuk


menyalakan bunsen.
3 Identifikasi Kaca Pembesar Memperbesar visual
mikroba yang akan
Mikroba diteliti
Kamera
Melihat visual mikroba
yang akan diteliti dan
mendokumentasikan
hasil.
4 Perhitungan Hand counter Menghitung mikroba
Mikroba Colony Counter Menghitung koloni
bakteri yang disimpan

15
dalam cawan petri

Alat Tulis Menuliskan hasil


perhitungan

16
4.16 Bahan Praktikum

Berikut merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum.


Tabel 3. Bahan-bahan praktikum.
N Nama Praktikum Bahan Fun
o gsi
1 Inokulasi Mikroba Media Kultur Steril Sebagai media tumbuh
mikroba

Kultur Mikroba Menentukan jenis


mikroba
Media Agar
Untuk tumbuh dan
Alkohol 70% berkembangnya bakteri

Sebagai media agar


tangan praktikan dan
bagian tempat praktikum
Aeromonas sp. steril.

Bakteri yang di teliti


2 Isolasi Mikroba Kultur Mikroba Menentukan jenis
mikroba
Media Agar
Untuk tumbuh dan
berkembangnya bakteri
Alkohol 70%
Sebagai media agar
tangan praktikan dan
bagian tempat praktikum
steril.
3 Identifikasi Hasil Isolasi Untuk mengidentifikasi
Mikroba mikroba.
Mikroba
Untuk
Peralatan mendokumentasikan
dokumentasi hasil.

Bakteri yang di teliti


Aeromonas sp.
4 Perhitungan Hail Isolasi Mikroba Untuk menghitung hasil
jenis mikroba
Mikroba

17
4.17 Prosedur Praktikum

Berikut merupakan prosedur dalam kegiatan praktikum


Mikrobiologi Perikanan, yang diantaranya meliputi Inokulasi Mikroba,
Isolasi Mikroba, Identifikasi Mikroba dan Perhitungan Mikroba.

4.18 Inokulasi Mikroba

Prosedur kegiatan inokulasi mikroba adalah sebagai berikut :

1. Siapkan tabung reaksi dan cawan petri yang telah berisi media
kultur agar steril.

2. Gunakan spidol untuk membagi cawan petri menjadi empat


kuadran dengan cara menulis di bagian bawah cawan petri

3. Sediakan biakan mikroba.


4. Lakukan inokulasi biakan mikroba pada kuadran tersebut
dengan menggunakan metode gores.

5. Lakukan inokulasi pada media agar miring atau agar tegak


menggunakan ose yang telah disterilisasi.

18
6. Inkubasi cawan petri dalam inkubator pada suhu 37°C selama
24 jam.

7. Lakukan pengamatan dan sajikan dalam bentuk dokumentasi


dan deskripsi.

4.19 Isolasi Mikroba

Prosedur kegiatan isolasi mikroba adalah sebagai berikut :

1. Siapkan peralatan isolasi yang sudah disterilisasi


2. Siapkan mikroba yang telah diinokulasi pada media agar
miring atau agar lempeng.
3. Sediakan cawan petri berisi media agar yang telah disterilisasi.
Gunakan spidol untuk menulis di bagian bawah cawan petri
sehingga cawan terbagi menjadi empat kuadran.
4. Ambil biakan mikroba pada agar miring atau agar lempeng,
pilihlah koloni mikroba yang akan diisolasi.
5. Sterilisasi ose pada api bunsen dan setelah dingin sentuhkan ke
koloni mikroba pilihan.
6. Inokulasikan ke media agar lempeng pada kuadran pertama
dengan metode gores. Lakukan secara steril.

19
7. Ulangi langkah 4, 5, dan 6 lalu inokulasikan pada kuadran
lainnya. Lakukan hingga semua jenis mikroba pilihan
terinokulasi secara baik.

4.20 Identifikasi Mikroba

Prosedur kegiatan identifikasi mikroba adalah sebagai berikut :

1. Sediakan cawan petri berisi kultur mikroba yang akan


diidentifikasi
2. Tentukan satu mikroba yang akan diamati morfologinya.
3. Lakukan pengamatan menggunakan mikroskop atau kaca
pembesar pada populasi mikroba tersebut berdasarkan warna
populasi, bentuk pinggiran, tampak atas, dan tampak samping.

4. Lakukan dokumentasi terhadap mikroba tersebut berdasarkan


karakteristik morfologisnya.

4.21 Perhitungan Mikroba

Prosedur kegiatan identifikasi mikroba adalah sebagai berikut :


1) Menyiapkan cawan petri yang berisi kultur mikroba yang akan
diidentifikasi
2) Menghitung bakteri dengan bantuan hand counter
3) Mencatat hasilnya

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.22 Hasil
4.1.1 Hasil Inokulasi

4.1.2 Hail Isolasi

4.1.3 Hasil Identifikasi dan Perhitungan Mikroba

Berikut merupakan tabel hasil identifikasi mikroba dan perhitungan


mikroba

5
Identifikasi Jenis Mikroba Jenis Mikroba Jenis Mikroba
Mikroba 1 2 3

Shape
Circular Filamentous Circular

Size Small Medium Small

Surface Smooth Dull Smooth

Color Creamy White Creamy White Creamy White

Opacity Translucent Translucent Translucent

Elevation
Flat Convex Flat

Margin
Even Filamentous Lobate

Jumlah 18x10-6 7x10-6 CFU/ml 14x10-6


CFU/ml CFU/ml

4.23 Pembahasan
Inokulasi merupakan proses pemindahan mikroba dari media lama ke media
yang baru dengan tingkat ketelitian yang tinggi (Sari,2017). Metode inokulasi
yang digunakan adalah metode penanaman pada agar. Sedikit sel akan diletakkan
pada media agar, kemudian sel-sel tersebut akan terpisah dan membentuk
koloninya masing-masing. Sebelum melakukan inokulasi mikroba, terlebih
dahulu kita harus menjaga semua alat-alat yang akan digunakan untuk inokulasi
dan isolasi mikroba dalam keadaan steril dan tangan serta meja yang akan kita
lakukan semua disterilkan menggunakan alkohol 70%. Ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya kontaminasi yaitu masuknya mikroba-mikroba lain yang
tidak diinginkan sehingga biakan mikroba di dalam media akan tumbuh sesuai
yang diinginkan.
Setelah dilakukan proses inokulasi, dilanjutkan dengan isolasi mikroba. Isolasi

6
merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba dengan tujuan
mikroba tersebut akan dijadikan biakan murni (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Pada isolasi mikroba menggunakan metode streak plate technique, yaitu metode
isolasi kualitatif dengan menggoreskan mikroorganisme yang diambil atau kultur
bakteri diatas permukaan media padat dengan menggunakan jarum inokulasi.
Cawan petri yang berisi hasil inokulasi mikroba dimasukkan ke dalam inkubator.
Lakukan inkubasi mikroba selama 48 jam pada suhu 37° C. Kegiatan terakhir
yaitu identifikasi dan perhitungan mikroba. Identifikasi merupakan upaya untuk
mengetahui nama suatu makhluk hidup dalam suatu kelompok tertentu
berdasarkan karakteristik persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh masing-
masing makhluk hidup. Identifikasi mikroorganisme dilakukan dengan
membandingkan ciri-ciri yang ada pada satuan yang sudah dikenal. Perhitungan
bakteri dilakukan dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber).
Dari hasil identifikasi didapatkan bentuk mikroba inokulan berbentuk bulatan
kecil dan ada beberapa berbentuk bulatan besar, perbedaan ukuran dari mikroba
tersebut mengindikasikan bahwa mikroba yang terdapat dalam inokulan adalah
heterogen atau lebih dari satu jenis.
Dari hasil isolasi kelompok 10 didapat identifikasi mikroba yaitu 3 jenis
mikroba pada media agar dengan ciri dan kenampakan yang berbeda di setiap
jenisnya. Pada mikroorganisme 1 dan 3 didapatkan ciri-ciri yaitu mikroorganisme
tersebut memiliki bentuk circular, memiliki ukuran yang kecil, dengan permukaan
lembut dan terlihat flat (datar), berwarna putih susu (creamy-white), dan tembus
cahaya apabila diberi cahaya pada permukaannya, tetapi terdapat perbedaan di
bentuk pinggirannya yaitu di mikroorganisme 1 dengan pinggiran termasuk ke
dalam jenis even (rata) sedangkan mikroorganisme 3 termasuk ke dalam jenis
lobate.
Pada mikroorganisme yang ke 2 terlihat ciri-ciri yaitu memiliki bentuk
filamentous (berserabut) dengan pinggiran filamentous, ukurannya sedang,
dengan permukaan convex (cembung), berwarna creamy-white serta
permukaannya kusam dan tembus cahaya apabila diberi cahaya pada
permukaannya.

7
Setelah diidentifikasi ciri-ciri dari setiap mikroorganisme yang didapatkan
dari hasil isolasi, selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah koloni dan didapatkan
hasil bahwa pada mikroorganisme yang pertama didapat jumlah koloni sebanyak
18x10-6 CFU/ml, pada mikroorganisme kedua didapat jumlah koloni sebanyak
7x10-6 CFU/ml dan mikroorganisme ketiga didapat jumlah koloni sebanyak
14x10-6 CFU/ml.
Hal ini dapat disebabkan karena faktor kesterilan alat dan tangan praktikan
saat melakukan praktikum, atau juga ketika membuka tutup petridish terlalu lebar
sehingga memudahkan bagi bakteri yang ada di udara masuk kedalam inokulan.
Selain itu juga, keseriusan dan ketelitian praktikan dalam menjalani praktikum ini
sangat berpengaruh dalam menentukan hasil yang bagus.

8
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Inokulasi mikroba adalah kegiatan untuk menumbuhkan, meremajakan
mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Isolasi mikroba adalah pemisahan
mikroorganisme yang diperlukan untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural,
morfologi, fisiologi, dan karakteristik mikroorganisme tersebut. Identifikasi suatu
isolat bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi dapat dilakukan melalui
pengamatan morfologi, dan pengujian fisiologi isolat bakteri. Terdapat beberapa
teknik kultur, yaitu penuangan (Pour Plate), penyebaran (spread plate), dan
penggoresan (streak culture). Pada umumnya ada 3 cara penghitungan jumlah
mikroba, yakni perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung,
dan perhitungan massa sel secara tidak langsung.
Dari hasil praktikum, didapatkan bentuk mikroba inokulan berbentuk
bulatan kecil, irregular dan filamentous. Hasil inokulan pada kelompok 3
mengalami kontaminasi yang ditandai dengan tidak hanya satu jenis mikroba yang
tumbuh. Hal ini disebabkan faktor kesterilisasian alat dan praktikan yang kurang
pada saat melakukan praktikum atau pada saat membuka tutup petridish yang
terlalu lebar dan terlalu lama sehingga hal ini dapat memudahkan bakteri yang
ada di udara masuk kedalam inokulan pada saat proses penanaman atau pada saat
pemeliharaan atau disebabkan oleh kontaminasi bakteri yang berasal dari bakteri
yang tidak mati pada saat sterilisasi media.

5.2 Saran
Disarankan para praktikan melakukan kegiatan dengan aseptis, teliti,
menjaga kesterilan alat, dan menambah pengetahuan mengenai inokulasi, isolasi,
dan identifikasi mikroba untuk memberikan hasil yang terbaik pada praktikum
selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sari, W., Wiyono, S., Nurmansyah, A., Munif, A., & Poerwanto, R. (2017).
Keanekaragaman dan patogenisitas Fusarium spp. asal beberapa kultivar
pisang. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 13(6), 216-216.

Setyaningsih, I., Panggabean, L. M., Riyanto, B., & Nugraheny, N. (2006).


Potensi antibakteri diatom laut Skeletonema costatum terhadap bakteri
Vibrio sp. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 9(1).
Irianto. K. 2006. Mikrobiologi. Yrama Widya. Bandung.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Pelczar, M.J. and E. C. S. Chan 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. UI Press.
Jakarta.
Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan.
Cappucino, J.G. & Sherman, N. 1987. Microbiology: A Laboratory Manual. The
Benjamin Cummings Publishing Company Inc. California USA.

10
LAMPIRAN

11
Lampiran 1. Alat Praktikum

Lampu Bunsen Cawan Petri Inkubator

Kertas Sampul Jarum Ose Colony Counter

Spidol Hand Counter Tabung Reaksi

12
Lampiran 2. Bahan Praktikum

Kultur Bakteri Media Agar

13
Lampiran 3. Prosedur Praktikum
A. Inokulasi Mikroba

Siapkan tabung reaksi dan cawan petri yang telah berisi media kultur agar steril

Gunakan spidol untuk membagi cawan petri menjadi empat kuadran

Lakukan inokulasi biakan mikroba pada kuadran tersebut dengan


menggunakan metode gores

Lakukan inokulasi pada media agar miring dan agar tegak menggunakan ose
yang telah disterilisasi

Inkubasi cawan petri dalam inkubator pada suhu 37℃ selama 24 jam

Lakukan pengamatan dan sajikan dalam bentuk dokumentasi dan deskripsi

B. Isolasi Mikroba

Siapkan peralatan isolasi yang sudah disterilisasi

Siapkan mikroba yang telah diinokulasi pada media agar miring

Ambil biakan mikroba pada agar miring, pilihlah koloni mikroba yang akan
Sediakan cawan petri berisi mediadiisolasi
agar yang telah disterilisasi. Bagi cawan
petri kedalam empat kuadran

14
Sterilisasi ose pada api bunsen dan setelah dingin sentuhkan ke koloni
mikroba pilihan
Inokulasikan ke media agar lempeng pada kuadran pertama dengan metode
gores. Lakukan secara steril.

Ulangi langkah 4, 5 dan 6 dan inokulasikan pada kuadran lainnya hingga


semua jenis mikroba pilihan terinokulasi secara baik

Inkubasi cawan petri dalam inkubator pada suhu 37℃ selama 24 jam

Lakukan pengamatan terhadap mikroba yang tumbuh di setiap kuadra

C. Identifikasi Mikroba

Sediakan cawan petri berisi kultur mikroba yang akan diidentifikasi

Tentukan satu mikroba yang akan diamati morfologisnya

Lakukan pengamatan menggunakan mikroskop atau kaca pembesar

Lakukan dokumentasi terhadap mikroba tersebut berdasarkan karakteristik


morfologisnya

D. Perhitungan mikroba

Ambil sampel ikan yang akan dihitung populasi mikrobanya

15
Bilas bagian luar tubuh ikan dengan 100 ml akuades dan hasil bilasnya
ditampung dalam wadah

Pipet 1 ml air bilasan tersebut dan masukkan ke tabung reaksi yang sudah
berisi 9 ml akuades. Kocok hingga rata

Pipet 1 ml akuades hasil pengenceran dan tanam pada media agar lempeng
menggunakan metode tuang

Inkubasi selama 48 jam

Lakukan perhitungan terhadap jumlah mikroba

16
Lampiran 4. Hasil Praktikum

17
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

Sterilisasi media Sterilisasi jarum ose Inkubasi cawan petri

Pengamatan koloni Hasil inokulasi Hasil inokulasi

Pengambilan bakteri Penggoresan agar

18
19

Anda mungkin juga menyukai