Semester I Definisi Limnologi • Limnologi (Lymno: Danau dan Logos: Ilmu) merupakan cabang ilmu ekologi yang mempelajari struktur danau atau perairan darat, baik dari segi fisik, kimia, maupun biologis. • Limnologi merupakan ilmu dasar perikanan yang akan digunakan dalam studi perikanan darat (Budidaya). Untuk perikanan tangkap, ilmu dasar yang digunakan adalah oseanografi. P E D R A A R I A R A T N PARAMETER FISIK • Parameter Fisik limnologi terdiri dari Suhu dan Cahaya. Keberadaan suhu dan cahaya pada suatu perairan dapat membentuk sebuah zonasi. Zonasi ini dibedakan atas dua bentuk, yaitu : Zonasi Suhu dan Zonasi Cahaya. Zonasi ini akan menentukan kondisi parameter lain, baik parameter kimia maupun biologi. Parameter Kimia 1. Dissolved Oxygen (DO) DO merupakan jumlah molekul oksigen yang terlarut dalam perairan. DO dihasilkan dari 2 proses, yaitu: Fotosintesis algae dan Difusi langsung dengan udara. Dalam perairan, DO mempengaruhi keberadaan biota yang ada di dalamnya. DO dijadikan sebagai indikator kualitas perairan, Kadar DO yang tinggi menunjukan perairan yang baik, sebaliknya kadar DO yang rendah menunjukan perairan yang sudah tercemar. Klasifikasi kualitas perairan berdasarkan kadar DO diatur dalam PP No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Untuk mengukur kadar DO suatu perairan digunakan dua metode, yaitu metode titrasi asidimetrik dan metode langsung (menggunakan alat). 2. Biochemical Oxygen Demand (BOD) BOD secara sederhana merupakan jumlah DO yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan suatu bahan organik dalam kondisi aerob.
3. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD merupakan jumlah DO yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan suatu bahan anorganik dalam kondisi aerob. 4. Karbondioksida (CO2) CO2 dalam perairan secara umum dihasilkan dari proses difusi langsung dengan udara dan dari hasil buangan respirasi biota air. Keberadaan CO2 di perairan ikut mempengaruhi parameter lain, yaitu Alkalinitas dan pH. Hal ini karena CO2 di perairan berikatan dengan molekul air membentuk Asam Karbonat (H2CO3). Keberadaan Asam karbonat ini tentunya dapat menurunkan pH perairan dan dapat mempengaruhi tingkat alkalinitas perairan tersebut. Kadar CO2 dalam perairan juga dijadikan sebagai indikator kualitas perairan. Semakin tinggi kadar CO2 dalam suatu perairan menunjukan semakin tinggi beban pencemar yang ada dalam perairan tersebut. 5. Nitrogen Nitrogen dalam perairan tidak berada dalam bentuk bebas, melainkan dalam bentuk senyawa. Senyawa Nitrogen dalam perairan dibedakan menjadi senyawa nitrogen anorganik (Ammonia, Nitrit, dan Nitrat) dan senyawa nitrogen organik (Urea, Asam amino, dan humus). Yang dijadikan sebagai indikator kualitas perairan merupakan senyawa nitrogen dalam bentuk ammonia (NH3). Hal ini karena ammonia dalam kadar berlebih dapat menjadi racun bagi organisme perairan di dalamnya. Untuk mengukur kadar ammonia dalam perairan digunakan metode titrasi yang hasilnya di analisis menggunakan alat pengukur gelombang cahaya bernama Spectrofotometer. 6. Fosfor Fosfor di alam tidak terdapat dalam bentuk bebas, melainkan dalam bentuk terikat dengan batuan mineral, misalnya Phosporite dan Apatite. Dalam air, fosfor berikatan dalam sedimen yang membentuk Fosfor reaktif (terlarut) dan fosfor organik & anorganik (tidak terlarut). Jumlah dari kedua fosfor tersebut disebut Total-P. Dalam perairan, kadar fosfat dianalisis melalui metode titrasi yang hasilnya dianalisis menggunakan alat pengukur gelombang cahaya bernama Spectrofotometer (seperti pengukuran ammonia). PARAMETER BIOLOGI 1. Plankton Plankton merupakan organisme yang bergerak pasif (melayang di permukaan air) yang pergerakannya dipengaruhi oleh arus air. Plankton dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Fitoplankton (produsen) dan Zooplankton (konsumen I). Keberadaan plankton (terutama fitoplankton) dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas air. Keberadaan plankton yang Blooming menunjukan kualitas air yang buruk. Hal ini menunjukan beban pencemar (Fosfor) yang berlebihan dalam perairan. Blooming algae dapat menurunkan kualitas air karena menurunkan kadar DO di malam hari, mengurangi penetrasi cahaya, dan menyebabkan pendangkalan akibat tumpukan sedimentasi. Untuk mengukur kelimpahan plankton digunakan metode sensus dan strrip-counting. Sedangkan untuk mengukur keragaman plankton digunakan Indeks Simpson, Saprobic, dan Shanon-Wiener. 2. Benthos Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan. Yang termasuk zoobenthos perairan diantaranya adalah : Crustasea, Mollusca, Larva insecta, dan cacing. Benthos memiliki peranan penting dalam perairan, yaitu sebagai bahan makanan bagi organisme lain dan sebagai bioindikator kualitas perairan. Benthos dijadikan sebagai bioindikator perairan karena ukurannya yang besar, pergerakannya yang terbatas, serta karena posisinya yang cenderung diam berbagai akumulasi zat pencemar dapat masuk ke dalam tubuhnya, sehingga dapat diamati dengan mudah kualitas perairan tersebut. Untuk mengambil sampel benthos digunakan tiga metode, yaitu : Jala surber, Hand-Sorting, dan Eyckman-Grab 3. Produktivitas Primer (Fitoplankton) Produktivitas adalah laju produksi zat organik melalui fotosintesis. Produksi primer adalah jumlah karbon (C) yang diikat oleh fitoplankton per m2, per m3 dalam satuan waktu. Untuk mengukur Produktivitas Primer suatu perairan digunakan metode titrasi DO pada 3 buah botol berbeda, yaitu Initial bottle (IB), Light Bottle (LB), dan Dark Bottle (DB).