MIKROBIOLOGI INDUSTRI
MODUL 2
MEDIA DAN STERILISASI
Dosen Pengampu:
Evelyn, S.T., M.Sc., M.Eng., Ph.D.
Syelvia Putri S.T., M. Eng.
Kelompok VII B:
Aditya Atma Della 2107025785
Angel 2107036652
Maria Imelsa Dewi 2107036643
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Kelompok VII B:
Aditya Atma Della 2107025785
Angel 2107036652
Maria Imelsa Dewi 2107036643
Catatan:
Pekanbaru,
Disetujui oleh:
Dosen Praktikum Dosen Praktikum
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Media
Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba
juga dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan
biokimia mikroba. Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang
sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut yaitu susunan makanan
yang medianya harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk
pertukaran zat atau metabolisme. Media juga mengandung sumber karbon, mineral,
vitamin dan gas. Derajat keasaman atau pH umumnya netral tapi ada juga yang
alkali temperatur harus sesuai dan steril (Yusmaniar et al., 2017).
Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba
yaitu sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen juga ion inorganik essensial
dan kebutuhan yang khusus seperti vitamin. Media juga dapat mengandung bahan
tambahan lain seperti indikator phenol red. Sifat media pembenihan yang ideal
adalah mampu memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami kuman,
mendorong pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat kembali dan mampu
memperlihatkan sifat khas mikroba yang diinginkan (Yusmaniar et al., 2017).
Media berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi media cair, media
semi padat, media padat dan media selektif. Media cair digunakan untuk
pembenihan diperkaya sebelum disebarkan media padat, tidak cocok untuk isolasi
mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman. Contoh media
cair yaitu Nutrient Broth (NB), Pepton Dilution Fluid (PDF), Lactose Broth (LB)
dan Mac Conkey Broth (MCB). Media cair dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah
ini.
3
4
b. Agar-agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar
sulit didegradasi oleh mikroba pada umumnya dan mencair pada suhu
45°C.
c. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah
polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannya adalah
lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
d. Silica gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silica gel khusus untuk memadatkan media bagi
mikroba autotrof obligat.
2. Nutrisi (Protein atau Asam Amino)
Komponen protein yang diperlukan mikroorganisme adalah peptone,
tergantung kebutuhannya dapat berupa meat peptone maupun no meat
peptone (casein dan soya peptone) ataupun campuran dari keduanya.
3. Energi
Energi yaitu bahan yang dipakai adalah karbohidrat, yang paling banyak
digunakan adalah glukosa.
4. Logam dan Mineral
Logam dan mineral dapat dibagi lagi menjadi makro komponen misalnya Na,
K, Cl, Mg dan Fe. Sedangkan mikro komponen misalnya Zn, Mn dan Bi.
5. Buffer
Buffer untuk pertumbuhan mikroorganisme tertentu dibutuhkan pH medium
yang optimum. Contoh bahan butter yaitu rostat, citrate, asetat dan asam
amino spasitik.
6. Indikator
Penambahan indikator merupakan cara efektif untuk mendekteksi termentesi
karbohidrat spesifik.
7. Bahan Selektif
Bahan selektif dapat berupa bahan kimia atau antibiotik yang ditambakan
pada media bertujuan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
tidak diinginkan sehingga hanya mikroorganisme yang diinginkan yang
tumbuh.
6
8. Gelling Agenst
Biasanya adalah agar, agar untuk media diproses sehingga dihasilkan agar
yang toksisitasnya rendah, jernik, kandungan mineralnya rendah dan
kemampuan dirusinya tinggi.
9. Komponen-komponen lain mungkin ditambahkan untuk tujuan tertentu.
Contohnya yaitu faktor pertumbuhan untuk mikroorganisme yang sulit
tumbuh. Darah penuh digunakan untuk mendektesi enzyme hemolytic.
2.2 Sterilisasi
Menurut Sujaya (2016), sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan
peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Untuk mencapai
8
tujuan ini ada beberapa macam sterilisasi yang dapat dipilih dan disesuaikan dengan
sifat bahan yang akan disterilkan. Cara-cara yang umum dilakukan sebagai berikut.
a. Sterilisasi secara fisik yaitu sterilisasi dengan menggunakan pemanasan,
penggunaan sinar UV, sinar X dan sinar-sinar yang panjang gelombangnya
pendek.
b. Sterilisasi secara kimia yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan-bahan
kimia, seperti alkohol, disinfektan, larutan formalin dan sebagainya.
c. Sterilisasi mekanik yaitu sterilisasi dengan menggunakan filter atau saringan.
Menurut Sujaya (2016), steriliasi dapat juga dilakukan dengan cara
pemanasan. Berikut adalah berbagai macam sterilisasi dengan cara pemanasan:
a. Pemanasan dengan udara kering atau udara basah adalah cara yang sangat
cocok untuk mensterilkan alat-alat atau bahan-bahan yang tahan panas.
Dalam cara ini temperatur yang dipakai adalah 170℃ dan dilakukan selama
1 jam.
b. Tindalisasi adalah cara yang dipakai untuk mensterilkan bahan-bahan yang
tidak tahan suhu tinggi. Dalam cara ini bahan dan alat dipanaskan selama 30
menit pada suhu 100℃ dan diulangi sebanyak 3 kali berturut-turut dengan
selang waktu 1 hari. Bahan dan alat disimpan pada suhu kamar pada saat tidak
dipanaskan.
c. Pasteurisasi adalah cara yang dipakai untuk mensterilkan bahan makanan
yang akan mengalami denaturasi pada suhu tinggi. Dengan cara ini alat dan
bahan dipanaskan pada suhu 60-80℃ selama satu jam sebanyak 3 kali
berturut-turut dengan selang waktu 1 hari.
d. Sterilisasi dengan nyala api langsung adalah cara yang sangat cocok untuk
mensterilkan jarum inokulasi.
e. Sterilisasi dengan uap panas yang bertekanan adalah cara yang umum dipakai
untuk mensterilkan alat dan bahan yang tahan panas tinggi dan tekanan. Alat
yang dipakai adalah autoclave yang dapat mencapai suhu 121℃ dan tekanan
15 lbs.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:
1. Aluminium foil.
2. Autoclave.
3. Batang pengaduk.
4. Cawan petri.
5. Erlenmeyer.
6. Gelas ukur.
7. Hot plate.
8. Kaca arloji.
9. Laminar Air Flow.
10. Oven.
11. Spatula.
12. Tabung reaksi.
13. Timbangan.
3.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:
9
10
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Sterilisasi dengan Cara Pemanasan
No. Sterilisasi Dengan Suhu dan Waktu Hasil
Cara Pemanasan Pemanasan Pemanasan
1. Uap panas bertekanan Suhu 121℃ selama
20 menit Alat dan bahan
(autoclave)
menjadi lebih
2. Udara kering panas (oven) Suhu 160℃ selama steril
1 jam
Adapun hasil yang didapatkan dalam pembuatan media dapat dilihat pada
Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Hasil Pembuatan Media PDA dan NA
Pengamatan Pengamatan
No. Nama Media Fungsi Sebelum Sesudah
Pemanasan Pemanasan
1. PDA (Potato Sebagai tempat Warnanya Kuning keruh
Dexstrose perkembangbiakan bening, agak dan sedikit
Agar) mikroba khususnya keruh dan cair kental
jamur
2. NA (Nutrient Untuk Warna larutan Warna larutan
Agar) menumbuhkan dan menjadi kuning menjadi kuning
mengembangbiakkan pucat keruh
bakteri
4.2 Pembahasan
Pada praktikum media dan sterilisasi kami menggunakan dua metode
sterilisasi. Kedua metode tersebut adalah metode sterilisasi uap bertekanan dan
sterilisasi panas kering. Metode sterilisasi uap bertekanan adalah sterilisasi termal
yang menggunakan uap jenuh di bawah tekanan selama 20 menit pada suhu 121℃.
Alat yang diguankan dalam sterilisasi ini disebut autoclave. Autoclave yaitu suatu
panci logam yang kuat dengan tutup berat, mempunyai lubang tempat
14
15
mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara dan
klep pengaman. Media sterilisasi dengan panas kering yaitu sterilisasi ini
menggunakan suatu siklus oven yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan
disaring. Alat yang digunakan pada sterilisasi ini yaitu oven. Oven adalah lemari
pengering dengan dinding ganda yang dilengkapi dengan termommeter dan lubang
tempat keluar masuknya udara yang dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik.
Media atau medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Medium tersebut harus memenuhi syarat-
syarat antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan
oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditimbulkan, tidak mengandung
zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan
steril sebelum digunakan agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan
baik. Pada percobaan ini media yang dibuat yaitu media NA dan PDA (Novyanti,
2015).
PDA adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur di laboratorium
karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5- 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan
bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30℃. Sedangkan media NA adalah media
kompleks yang memiliki kandungan nutrisi tinggi yang terdiri dari ekstrak daging,
ekstrak ragi atau tumbuh-tumbuhan atau protein sederhana dari sumber lain yang
sangat dibutuhkan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang (Aini dan Rahayu,
2015).
oleh panas itu sendiri, sehingga penting untuk mengoptimalkan proses pemanasan
sehingga media menjadi steril dengan kerusakan seminimal mungkin (Artanti,
2018).
Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi yaitu
masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sterilisasi merupakan suatu
proses (kimia dan fisika) yang membunuh semua bentuk hidup terutama
mikroorganisme. Sterilisasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah secara
fisika yaitu menggunakan panas, dimana panas yang digunakan adalah uap air yang
biasanya disebut sterilisasi basah. Selain menggunakan sterilisasi dengan cara
pemanasan menggunakan uap air, pemanasan juga dilakukan dengan udara panas
kering untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam oven dengan cara
membungkus peralatan dengan kertas.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini sebagai berikut:
1. Sterlisasi menggunakan metode basah digunakan untuk alat dan bahan yang
tembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu berkisar 120°C.
Metode sterilisasi kering digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas di
laboratorium yang tahan akan pemanasan dan sering digunakan untuk
mensterilkan alat yang bersifat kualitatif saja.
2. Sterilisasi menggunakan metode kering dilakukan dengan menggunakan oven
pada suhu 160℃. Alat-alat yang disterilkan dengan metode ini diantaranya
gelas beaker, gelas ukur, cawan petri, erlenmeyer dan pipet tetes yang telah
dibungkus oleh kertas.
3. Pembuatan media yaitu PDA (Potato Dextrosa Agar) dan NA (Nutrient Agar)
dilakukan dengan cara pemanasan di atas hot plate sampai larutan menjadi
homogen dengan aquadest yang telah ditambahkan.
4. Pada PDA sebelum dilakukan pemanasan warna larutan menjadi bening,
keruh dan cair. Setelah dilakukan pemanasan warna PDA menjadi kuning
keruh dan larutan menjadi kental.
5. Pada NA sebelum dilakukan pemanasan warna larutan menjadi kuning pucat
dan setelah dilakukan pemanasan warna larutan menjadi kuning keruh.
5.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan media dan sterilisasi diharapkan
menggunakan alat pelindung diri yang lengkap. Proses pemanasan dilakukan
dengan suhu yang cukup tinggi, oleh karena itu praktikkan harus berhati-hati saat
akan melakukan proses sterilisasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
B.1 Sebutkan contoh-contoh dan cara pembuatan medium lain yang terdapat di
literatur. Kategorikan medium ini berdasarkan susunan kimia atau konsistensi
atau fungsi (minimal 2).
Jawab:
Berdasarkan susunan kimia
1. Tauge Ekstrak Agar (TEA)
Cara pembuatan TEA adalah disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan
yang akan digunakan serta disterilkan. Kemudian ditimbang tauge sebanyak
25 gram dan direbus menggunakan aquadest sebanyak 250 mL sampai
mendidih selama 1 jam. Setelah itu disaring dan diambil ekstraknya untuk
ditambahkan sukrosa dan agar. Lalu dihomogenkan dan ditambahkan
aquadest sebanyak 250 mL. Kemudian diukur pH larutan dan dimasukkan
larutan ke dalam erlenmeyer. Lalu disumbat pakai kapas dan di sterilisasi
menggunakan autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit. Setelah itu
diberi label dan disimpan media kedalam inkubator selama 2 x 24 jam dengan
suhu 12-15oC. Kemudian dicatat hasil pengamatan.
2. Mac Conkey Agar (MC)
Cara pembuatan mac conkey agar (MC) adalah disiapakan alat dan
bahan yang akan digunakan serta disterilkan. Lalu dipindahkan media ke
gelas beaker dan dilarutkan dengan aquadest. kemudian dididihkan
menggunakan bunsen hingga homogen. Setelah itu diuji pH nya, jika terlalu
asam maka ditambahkan NaOH dan apabila terlalu basa maka ditambahkan
HCl. Jika pH telah selesai maka tuang larutan media kedalam erlenmeyer
dengan volume yang sama. Setelah itu erlenmeyer ditutup dengan kapas dan
diberi label. Lalu di sterilisasi menggunakan autoclave dengan tekanan 2 bar
dalam suhu 121oC selama 15 menit. Setelah itu media siap digunakan atau
disimpan, apabila akan segera digunakan maka tuang media ke cawan petri
sebanyak 15-20 mL dan ratakan dengan pola angka delapan secara perlahan.
Lalu ditunggu sampai medianya memadat dan media siap digunakan pada
suhu 2-8oC.
Berdasarkan konsistensi:
1. Lactose Broth
Cara pembuatan dari lactose broth adalah disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan serta disterilkan. Ditimbang 13 gram medium lactose
broth instant dan dicairkan dalam aquadest. Kemudian masukkan kedalam
erlenmenyer dan disumbat dengan kapas serta diberi label. Setelah itu di
sterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121oC dengan tekanan 15 lbs
selama 15 menit. Kemudian sampel diletakkan ditempat yang sejuk dan
kering.
2. Media Plate Count Agar (PCA)
Cara pembuatan dari plate count agar adalah disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan serta disterilkan. Ditimbang sebanyak plate count agar
sebanyak 29 gram dan dilarutkan dengan aquadest. Setelah itu dipanaskan
sampai larutan jernih. Kemudian dituangkan kedalam erlenmeyer dan ditutup
menggunakan kapas serta diberi label. Setelah itu disterilkan menggunakan
autoclave selama 15 menit dengan suu 121oC. Kemudian disimpan di
inkubator dan diamati.
Berdasarkan fungsi:
1. Selenite Broth
Cara pembuatan dari selenite broth adalah disiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu kemudian disterilkan. Setelah itu dipindahkan media ke gelas
beaker dan dilarutkan dengan aquadest sebanyak 15 mL. kemudian
dididihkan menggunakan bunsen hingga homogen. Setelah itu diuji pH nya,
jika terlalu asam maka ditambahkan NaOH dan apabila terlalu basa maka
ditambahkan HCl. Jika pH telah selesai maka tuang larutan media kedalam
erlenmeyer dengan volume yang sama. Setelah itu erlenmeyer ditutup dengan
kapas dan diberi label. Lalu di sterilisasi menggunakan autoclave dengan
tekanan 2 bar dalam suhu 121oC selama 15 menit. Setelah itu media siap
digunakan.
2. Blood Agar Plate (BAP)
Cara pembuatan dari BAP adalah disiapkan alat dan bahan serta
disterilkan. Ditimbang blood agar base (BAB) sebanyak 20 gram dan
ditambahkan aquadest dan dihomogenkan. Kemudian dipanaskan sampai
mendidih. Setelah itu erlenmeyer disumbat menggunakan kapas dan
disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit.
Kemundian dicampurkan 25% dari 500 mL media. Lalu dimasukkan kedalam
cawan petri masing-masing sebanyak 1 mL. Kemudian di sterilsasikan
menggunakan sinar UV pada BSC selama 30 menit. Setelah itu disimpan di
inkubator selama 12-24 jam dan diamati mediumnya.
B.2 Cari dan jelaskan metode sterilisasi lainnya yang tidak terdapat dalam modul
minimal 3 (beserta gambar)!
Jawab:
1. Sterilisasi Menggunakan Metode Peminjaran
Pada metode ini, menggunakan bunsen untuk memanaskan ujung alat.
Pada umumnya metode ini di gunakan pada alat-alat yang berbentuk logam
contoh ujung jarum ose, ujung pinset dan ujung spatula. Cara melakukan nya
dengan membakar ujung alat yang bersifat logam itu sampai berwarna merah
pijar. Contoh lebih jelas terdapat pada gambar B.1 Teknik Pemijaran.