Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI INDUSTRI

MODUL 2
MEDIA DAN STERILISASI

Dosen Pengampu:
Evelyn, S.T., M.Sc., M.Eng., Ph.D.
Syelvia Putri S.T., M. Eng.

Kelompok VII B:
Aditya Atma Della 2107025785
Angel 2107036652
Maria Imelsa Dewi 2107036643

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI PULP DAN KERTAS


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI INDUSTRI

MEDIA DAN STERILISASI

Kelompok VII B:
Aditya Atma Della 2107025785
Angel 2107036652
Maria Imelsa Dewi 2107036643

Catatan:

Pekanbaru,
Disetujui oleh:
Dosen Praktikum Dosen Praktikum

Evelyn, S.T., M.Sc.,M.Eng.,Ph.D Syelvia Putri Utami, S.T., M.Eng


NIP . 19750314 200112 2 001 NIP. 19840712 201212 2 001

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan ..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................3
2.1 Media .....................................................................................................3
2.1.1 Dasar-Dasar Pembuatan Media ...................................................4
2.1.2 Fungsi Media ...............................................................................6
2.1.3 Jenis Media ..................................................................................6
2.2 Sterilisasi ...............................................................................................8
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................9
3.1 Alat-Alat ................................................................................................9
3.2 Bahan-Bahan .........................................................................................9
3.2.1 Bahan Potato Dexstrose Agar (PDA) ..........................................9
3.2.2 Bahan Nutrient Agar (NA) ..........................................................9
3.3 Prosedur Percobaan .............................................................................10
3.3.1 Prosedur Bahan Potato Dexstrose Agar (PDA)........................ 10
3.3.2 Prosedur Nutrient Agar (NA) ....................................................10
3.4 Rangkaian Alat ....................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................14
4.1 Hasil ...................................................................................................14
4.2 Pembahasan .........................................................................................14
4.2.1 Sterilisasi Alat dan Bahan ..........................................................15
4.2.2 Potato Dextrose Agar (PDA).....................................................16
4.2.3 Nutrient Agar (NA)....................................................................17
4.2.4 Perbandingan PDA dan NA .......................................................18
BAB V PENUTUP ..........................................................................................19
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................19
5.2 Saran ..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A LAPORAN SEMENTARA
LAMPIRAN B TUGAS
LAMPIRAN C DOKUMENTASI

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Media Cair ..........................................................................................4


Gambar 2.2 Media Padat ........................................................................................4
Gambar 3.1 Biologycal Safety Cabinet.................................................................11
Gambar 3.2 Oven ..................................................................................................11
Gambar 3.3 Incubator ..........................................................................................12
Gambar 3.4 Autoclave ..........................................................................................13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Sterilisasi dengan Cara Pemanasan ..............................................14


Tabel 4.2 Hasil Pembuatan Media PDA dan NA ..................................................14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sterilisasi merupakan proses pembersihan alat dan bahan dari organisme lain.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu mekanik, fisika dan kimiawi. Jenis
sterilisasi yang umum digunakan adalah sterilisasi pemijaran (jarum ose), sterilisasi
udara kering (oven), sterilisasi uap bertekanan (autoclave) dan sterilisasi dengan
penyaringan (chamberlain filter). Sterilisasi yang baik dapat mencegah mikroba
lain tumbuh. Di dalam pembuatan media perlu diketahui bahwa media dan medium
memiliki arti yang berbeda. Media merupakan wadah untuk perkembangbiakan
mikroorganisme, sedangkan medium adalah bahan nutrisi untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme
adalah karbon, nitrogen dan unsur non logam. Adapun syarat yang harus dimiliki
oleh media selain nutrisi adalah suhu, temperatur, pH dan sterilitas (Artanti dan
Rahayu, 2015).
Menurut Sujaya (2016), sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan
peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Untuk mencapai
tujuan ini ada beberapa macam sterilisasi yang dapat dipilih dan disesuaikan dengan
sifat bahan yang akan disterilkan. Cara-cara yang umum dilakukan sebagai berikut.
a. Sterilisasi secara fisik yaitu sterilisasi dengan menggunakan pemanasan,
penggunaan sinar UV, sinar X dan sinar-sinar yang panjang gelombangnya
pendek.
b. Sterilisasi secara kimia yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan-bahan
kimia, seperti alkohol, disinfektan, larutan formalin dan sebagainya.
c. Sterilisasi mekanik yaitu sterilisasi dengan menggunakan filter atau saringan.
Media dapat dibagi menjadi beberapa diantaranya adalah media berdasarkan
sifat fisiknya, media berdasarkan tujuan penggunaannya dan media berdasarkan
komposisi dari medium. Salah satu contoh dari media berdasarkan sifat fisik adalah
nutrient broth (NB). Salah satu percobaan pembuatan media berdasarkan tujuan
penggunaannya adalah Nutrient Agar (NA) sedangkan percobaan pembuatan media
berdasarkan komposisi mediumnya adalah Potato Dextrose Agar (PDA). Media

1
2

Potato Dextrose Agar (PDA) mendukung pertumbuhan jamur karena dapat


menghindari kontaminasi bakteri dengan keasaman pada media yang rendah.
Terdapat syarat-syarat agar mikroba dapat bertumbuh dan berkembang biak pada
medium diantaranya adalah medium harus mengandung nutrisi dan tidak
mengandung zat menghambat pertumbuhan mikroba serta medium harus dalam
keadaan yang steril. Medium dapat pula digunakan untuk isolasi mikroorganisme
menjadi kultur murni, pengujian sifat-sifat fisiologis dan menghitung jumlah
mikroba (Mayasari, 2020).

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dalam melakukan percobaan ini diantaranya:
1. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam mensterilisasi alat-alat
laboratorium.
2. Untuk mengetahui alat-alat laboratorium yang disterilisasi menggunakan
metode kering.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA) dan
Nutrient Agar (NA).
4. Untuk mengetahui perubahan warna larutan PDA setelah dilakukan
pemanasan.
5. Untuk mengetahui perubahan warna larutan NA setelah dilakukan
pemanasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media
Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba
juga dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan
biokimia mikroba. Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang
sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut yaitu susunan makanan
yang medianya harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk
pertukaran zat atau metabolisme. Media juga mengandung sumber karbon, mineral,
vitamin dan gas. Derajat keasaman atau pH umumnya netral tapi ada juga yang
alkali temperatur harus sesuai dan steril (Yusmaniar et al., 2017).
Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba
yaitu sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen juga ion inorganik essensial
dan kebutuhan yang khusus seperti vitamin. Media juga dapat mengandung bahan
tambahan lain seperti indikator phenol red. Sifat media pembenihan yang ideal
adalah mampu memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami kuman,
mendorong pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat kembali dan mampu
memperlihatkan sifat khas mikroba yang diinginkan (Yusmaniar et al., 2017).
Media berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi media cair, media
semi padat, media padat dan media selektif. Media cair digunakan untuk
pembenihan diperkaya sebelum disebarkan media padat, tidak cocok untuk isolasi
mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman. Contoh media
cair yaitu Nutrient Broth (NB), Pepton Dilution Fluid (PDF), Lactose Broth (LB)
dan Mac Conkey Broth (MCB). Media cair dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah
ini.

3
4

Gambar 2.1 Media Cair (Yurmaniar et al., 2017)


Media semi padat adalah media yang mengandung agar sebesar 0,5%. Media padat
yaitu media yang mengandung komposisi agar sebesar 15 %. Media padat
digunakan untuk mempelajari koloni kuman untuk isolasi dan untuk memperoleh
biakan murni. Contoh media padat Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar
(PDA), Plate Count Agar (PCA) dan sebagainya. Adapun media padat dapat dilihat
pada Gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Media Padat (Yusmaniar et al., 2017)


Media berdasarkan bentuknya yang terakhir yaitu media selektif. Media selektif
merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk menumbuhkan
mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang tidak
diinginkan. Contoh media yang ditambahkan ampisilin untuk menghambat mikroba
lainnya.

2.1.1 Dasar-Dasar Pembuatan Media


Menurut Artanti (2018), dasar-dasar pembuatan media dapat dibedakan
sebagai berikut.
1. Bahan Dasar
a. Air (H2O) yang digunakan sebagai pelarut.
5

b. Agar-agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar
sulit didegradasi oleh mikroba pada umumnya dan mencair pada suhu
45°C.
c. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah
polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannya adalah
lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
d. Silica gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silica gel khusus untuk memadatkan media bagi
mikroba autotrof obligat.
2. Nutrisi (Protein atau Asam Amino)
Komponen protein yang diperlukan mikroorganisme adalah peptone,
tergantung kebutuhannya dapat berupa meat peptone maupun no meat
peptone (casein dan soya peptone) ataupun campuran dari keduanya.
3. Energi
Energi yaitu bahan yang dipakai adalah karbohidrat, yang paling banyak
digunakan adalah glukosa.
4. Logam dan Mineral
Logam dan mineral dapat dibagi lagi menjadi makro komponen misalnya Na,
K, Cl, Mg dan Fe. Sedangkan mikro komponen misalnya Zn, Mn dan Bi.
5. Buffer
Buffer untuk pertumbuhan mikroorganisme tertentu dibutuhkan pH medium
yang optimum. Contoh bahan butter yaitu rostat, citrate, asetat dan asam
amino spasitik.
6. Indikator
Penambahan indikator merupakan cara efektif untuk mendekteksi termentesi
karbohidrat spesifik.
7. Bahan Selektif
Bahan selektif dapat berupa bahan kimia atau antibiotik yang ditambakan
pada media bertujuan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
tidak diinginkan sehingga hanya mikroorganisme yang diinginkan yang
tumbuh.
6

8. Gelling Agenst
Biasanya adalah agar, agar untuk media diproses sehingga dihasilkan agar
yang toksisitasnya rendah, jernik, kandungan mineralnya rendah dan
kemampuan dirusinya tinggi.
9. Komponen-komponen lain mungkin ditambahkan untuk tujuan tertentu.
Contohnya yaitu faktor pertumbuhan untuk mikroorganisme yang sulit
tumbuh. Darah penuh digunakan untuk mendektesi enzyme hemolytic.

2.1.2 Fungsi Media


Menurut Sujaya (2016), media merupakan substrat yang diperlukan untuk
menumbuhkan dan untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Sebelum dipakai
dalam percobaan, media ini perlu disterilkan terlebih dahulu supaya tidak
ditumbuhi oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan). Agar
mikroba yang dikultur dapat tumbuh dengan baik maka persyaratan yang harus
dipenuhi oleh suatu media sebagai berikut.
a. Di dalamnya harus terkandung bahan-bahan yang diperlukan oleh mikroba
yang akan ditumbuhkan. Bahan-bahan ini meliputi unsur-unsur makro, unsur
mikro dan trace element serta zat pengatur tumbuh.
b. Media tersebut harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan
pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan dikultur.
c. Media harus dalam keadaan steril sebelum dipakai untuk menumbuhkan
mikroba yang diperlukan.

2.1.3 Jenis Media


Menurut Sujaya (2016), bahan yang dipakai dalam pembuatan media dapat
digolongkan menjadi:
a. Media alami yaitu media yang komponen pembentuknya terdiri dari bahan-
bahan alam seperti kentang, tauge, daging, nasi dan sebagainya.
b. Media semi sintetik yaitu media yang bahan pembentuknya terdiri dari
campuran bahan-bahan alami dan bahan sintetik. Contoh: agar tauge, potato
dextrose agar dan sebagainya.
c. Media sintetik yaitu media yang bahan pembentuknya secara keseluruhan
terbuat dari bahan-bahan sintetik. Contoh: agar sabouraud, endo agar, agar
czapex dox dan sebagainya.
7

Menurut Sujaya (2016), bentuk media dapat digolongkan menjadi berbagai


macam sebagai berikut:
a. Media cair yaitu media yang tidak ditambahkan zat pemadat (agar), sehingga
media ini dalam keadaan encer (cair). Contoh: lactose broth dan nutrient
broth.
b. Media semi padat yaitu media yang mengandung bahan yang sama dengan
media cair, tetapi ditambah sedikit agar (setengah konsentrasi agar) sehingga
menjadi agak padat. Media ini dipakai untuk menumbuhkan mikroba yang
banyak memerlukan air dan hidup dalam lingkungan yang anaerob atau
anaerob fakultatif. Media ini juga dipakai untuk uji motilitas suatu bakteri.
c. Media padat yaitu media cair yang ditambahkan dengan agar-agar sehingga
menjadi padat. Contoh: nutrient agar (NA), potato dextrose agar (PDA) dan
sebagainya.
Menurut Sujaya (2016), kegunaan media dapat digolongkan menjadi berbagai
macam sebagai berikut:
a. Media umum yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan satu atau
lebih kelompok mikroba secara umum. Contoh: nutrient agar (media untuk
menumbuhkan kelompok bakteri, potato dextrose agar (media yang dipakai
untuk menumbuhkan kelompok jamur dan sebagainya.
b. Media pengaya yaitu media yang dipakai untuk menyuburkan mikroba
tertentu sebelum ditumbuhkan pada media yang dipakai dalam penelitian.
Contoh: selenit broth untuk menyuburkan pertumbuhan bakteri salmonella.
c. Media selektif yaitu media yang dipakai untuk menumbuhkan spesies tertentu
dari mikroba, dengan menghambat pertumbuhan spesies lain yang tidak
dikehendaki. Contoh: media ss agar (salmonella dan shigella agar) untuk
bakteri salmonella dan shigella.
d. Media penghitungan yaitu media yang dipakai untuk menghitung jumlah
mikroba suatu bahan. Media ini dapat berupa media media umum dan media
selektif.

2.2 Sterilisasi
Menurut Sujaya (2016), sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan
peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Untuk mencapai
8

tujuan ini ada beberapa macam sterilisasi yang dapat dipilih dan disesuaikan dengan
sifat bahan yang akan disterilkan. Cara-cara yang umum dilakukan sebagai berikut.
a. Sterilisasi secara fisik yaitu sterilisasi dengan menggunakan pemanasan,
penggunaan sinar UV, sinar X dan sinar-sinar yang panjang gelombangnya
pendek.
b. Sterilisasi secara kimia yaitu sterilisasi dengan menggunakan bahan-bahan
kimia, seperti alkohol, disinfektan, larutan formalin dan sebagainya.
c. Sterilisasi mekanik yaitu sterilisasi dengan menggunakan filter atau saringan.
Menurut Sujaya (2016), steriliasi dapat juga dilakukan dengan cara
pemanasan. Berikut adalah berbagai macam sterilisasi dengan cara pemanasan:
a. Pemanasan dengan udara kering atau udara basah adalah cara yang sangat
cocok untuk mensterilkan alat-alat atau bahan-bahan yang tahan panas.
Dalam cara ini temperatur yang dipakai adalah 170℃ dan dilakukan selama
1 jam.
b. Tindalisasi adalah cara yang dipakai untuk mensterilkan bahan-bahan yang
tidak tahan suhu tinggi. Dalam cara ini bahan dan alat dipanaskan selama 30
menit pada suhu 100℃ dan diulangi sebanyak 3 kali berturut-turut dengan
selang waktu 1 hari. Bahan dan alat disimpan pada suhu kamar pada saat tidak
dipanaskan.
c. Pasteurisasi adalah cara yang dipakai untuk mensterilkan bahan makanan
yang akan mengalami denaturasi pada suhu tinggi. Dengan cara ini alat dan
bahan dipanaskan pada suhu 60-80℃ selama satu jam sebanyak 3 kali
berturut-turut dengan selang waktu 1 hari.
d. Sterilisasi dengan nyala api langsung adalah cara yang sangat cocok untuk
mensterilkan jarum inokulasi.
e. Sterilisasi dengan uap panas yang bertekanan adalah cara yang umum dipakai
untuk mensterilkan alat dan bahan yang tahan panas tinggi dan tekanan. Alat
yang dipakai adalah autoclave yang dapat mencapai suhu 121℃ dan tekanan
15 lbs.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:
1. Aluminium foil.
2. Autoclave.
3. Batang pengaduk.
4. Cawan petri.
5. Erlenmeyer.
6. Gelas ukur.
7. Hot plate.
8. Kaca arloji.
9. Laminar Air Flow.
10. Oven.
11. Spatula.
12. Tabung reaksi.
13. Timbangan.

3.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:

3.2.1 Bahan Potato Dexstrose Agar (PDA):


1. Agar.
2. Aquadest.
3. Dextrose.
4. Kentang 200 gram.

3.2.2 Bahan-bahan Nutrient Agar (NA):


1. Aquadest.
2. Nutrient Agar (NA).

9
10

3.3 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur kerja dalam melakukan percobaan ini sebagai berikut:

3.3.1 Prosedur Potato Dexstrose Agar (PDA)


1. Komponen-komponen yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu dan
dilapisi kertas kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk disterilkan.
2. Aquadest sebanyak 100 mL dimasukkan ke dalam gelas beaker.
3. Kentang dikupas sebanyak 50%, diiris tipis-tipis dan dicuci bersih kemudian
dimasukkan ke dalam gelas beaker yang telah berisi air. Kentang yang sudah
tercampur dengan aquadest dipanaskan selama 20 menit menggunakan hot
plate.
4. Selama 20 menit proses pemanasan selesai, kentang diekstrak kasa dan filtrat
ditampung di gelas ukur 100 mL dan ditambahkan aquadest sampai tanda
batas.
5. Agar ditimbang sebanyak 4,2 gram kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer.
6. Air filtrat kentang dicampurkan dengan agar yang telah ditambahkan
dexstrosa ke dalam erlenmeyer. Kemudian dipanaskan di atas hot plate agar
mudah terlarut dan dimasukkan ke mixer agar homogen.
7. Sampel dimasukkan ke dalam autoclave selama 20 menit dengan suhu
121℃ untuk mensterilkan.
8. Sampel ditunggu hingga suhu 50-60℃ kemudian dibuka secara perlahan dan
sampel dikeluarkan.
9. Asam sitrat 10% sebanyak 6 tetes ditambahkan kemudian dihomogenkan.
10. Sekeliling cawan petri dan bibir-bibir erlenmeyer dipanaskan menggunakan
spiritus.
11. Cawan petri dibuka dan dimasukkan 10 mL PDA. Kemudian diratakan dan
ditutup.
12. Sampel didiamkan dan diberi label nama.

3.3.2 Prosedur Nutrient Agar (NA):


1. Semua alat dibungkus menggunakan HVS. Semua alat disterilkan
menggunakan oven. Cawan petri disterilkan selama 1 jam sedangkan gelas
beaker selama 30 menit.
11

2. Nutrient agar ditimbang sebanyak 2,8006 gram menggunakan neraca


analitik.
3. Aquadest dimasukkan 250 mL ke dalam gelas beaker.
4. Nutrient agar dan aquadest dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
5. Sampel kemudian dipanaskan di atas hot plate lalu dihomogenkan vortex
mixer.
6. Bagian atas erlenmeyer ditutup dengan HVS dan sterilisasi dengan
menggunakan autoclave selama 20 menit pada suhu 121℃.
7. Saat suhu 50-60℃ kemudian dibuka secara perlahan dan sampel
dikeluarkan.
8. Sekeliling cawan petri dan bibir-bibir erlenmeyer dipanaskan menggunakan
spiritus.
9. Cawan petri dibuka dan dimasukkan NA sebanyak 10 mL. Kemudian
diratakan dan ditutup.
10. Sampel didiamkan dan diberi label nama.

3.4 Rangkaian Alat


Adapun rangkaian alat yang digunakan dalam percobaan ini dapat dilihat
pada Gambar 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4 berikut.

Gambar 3.1 Biologycal Safety Cabinet


12

Gambar 3.2 Oven

Gambar 3.3 Incubator


13

Gambar 3.4 Autoclave


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Sterilisasi dengan Cara Pemanasan
No. Sterilisasi Dengan Suhu dan Waktu Hasil
Cara Pemanasan Pemanasan Pemanasan
1. Uap panas bertekanan Suhu 121℃ selama
20 menit Alat dan bahan
(autoclave)
menjadi lebih
2. Udara kering panas (oven) Suhu 160℃ selama steril
1 jam

Adapun hasil yang didapatkan dalam pembuatan media dapat dilihat pada
Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Hasil Pembuatan Media PDA dan NA
Pengamatan Pengamatan
No. Nama Media Fungsi Sebelum Sesudah
Pemanasan Pemanasan
1. PDA (Potato Sebagai tempat Warnanya Kuning keruh
Dexstrose perkembangbiakan bening, agak dan sedikit
Agar) mikroba khususnya keruh dan cair kental
jamur
2. NA (Nutrient Untuk Warna larutan Warna larutan
Agar) menumbuhkan dan menjadi kuning menjadi kuning
mengembangbiakkan pucat keruh
bakteri

4.2 Pembahasan
Pada praktikum media dan sterilisasi kami menggunakan dua metode
sterilisasi. Kedua metode tersebut adalah metode sterilisasi uap bertekanan dan
sterilisasi panas kering. Metode sterilisasi uap bertekanan adalah sterilisasi termal
yang menggunakan uap jenuh di bawah tekanan selama 20 menit pada suhu 121℃.
Alat yang diguankan dalam sterilisasi ini disebut autoclave. Autoclave yaitu suatu
panci logam yang kuat dengan tutup berat, mempunyai lubang tempat

14
15

mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara dan
klep pengaman. Media sterilisasi dengan panas kering yaitu sterilisasi ini
menggunakan suatu siklus oven yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan
disaring. Alat yang digunakan pada sterilisasi ini yaitu oven. Oven adalah lemari
pengering dengan dinding ganda yang dilengkapi dengan termommeter dan lubang
tempat keluar masuknya udara yang dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik.
Media atau medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Medium tersebut harus memenuhi syarat-
syarat antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan
oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditimbulkan, tidak mengandung
zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan
steril sebelum digunakan agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan
baik. Pada percobaan ini media yang dibuat yaitu media NA dan PDA (Novyanti,
2015).
PDA adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur di laboratorium
karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5- 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan
bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30℃. Sedangkan media NA adalah media
kompleks yang memiliki kandungan nutrisi tinggi yang terdiri dari ekstrak daging,
ekstrak ragi atau tumbuh-tumbuhan atau protein sederhana dari sumber lain yang
sangat dibutuhkan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang (Aini dan Rahayu,
2015).

4.2.1 Sterilisasi Alat dan Bahan


Berdasarkan percobaan ini, terdapat beberapa alat yang digunakan untuk
mensterilisasi alat-alat pada praktikum mikrobiologi yaitu dengan oven dan
autoclave. Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi. Autoclave
termasuk dalam teknik sterilisasi secara fisika dengan prinsip arus uap dan tekanan.
Alat ini sering digunakan dalam teknik pensterilan karena tingkat koefisien dan sifat
alat yang tidak merusak kandungan dalam media pertumbuhan yang dipakai yaitu
NA dan PDA. Sterilisasi dengan autoclave pada suhu 121℃ juga dapat merusak
media pada saat proses pemanasan. Kerusakan media yang terjadi dapat disebabkan
16

oleh panas itu sendiri, sehingga penting untuk mengoptimalkan proses pemanasan
sehingga media menjadi steril dengan kerusakan seminimal mungkin (Artanti,
2018).
Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi yaitu
masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sterilisasi merupakan suatu
proses (kimia dan fisika) yang membunuh semua bentuk hidup terutama
mikroorganisme. Sterilisasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah secara
fisika yaitu menggunakan panas, dimana panas yang digunakan adalah uap air yang
biasanya disebut sterilisasi basah. Selain menggunakan sterilisasi dengan cara
pemanasan menggunakan uap air, pemanasan juga dilakukan dengan udara panas
kering untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam oven dengan cara
membungkus peralatan dengan kertas.

4.2.2 Potato Dextrose Agar (PDA)


PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuhkan fungi atau
jamur. Pembuatan medium pada percobaan ini dengan menggunakan fungi atau
jamur. Pembuatan medium pada percobaan ini dengan menggunkaan PDA dimana
dalam pembutaannya terlebih dahulu dengan cara memasukkan 1000 mL aquadest
dan dimasukkan irisan kentang kemudian dipanaskan di atas hot plate selama 30
menit. Diikuti oleh pengadukan dengan tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini
untuk menghomogenkan PDA dengan aquadest yang telah ditambahkan dan juga
untuk mempercepat pelarutan dari PDA. Filtrat yang didapatkan kemudian
dimasukkan ke dalam gelas ukur dan disaring menggunakan kain kasa lalu
ditambahkan aquadest sebanyak 100 mL. Kemudian dimasukkan agar sebanyak 4,2
gram ke dalam erlenmeyer yang berisi 5 gram dextrose. PDA termasuk dalam
media semisintetik karena tersusun atas bahan alami kentang dan bahan sintetik
dextrose dan agar. Kentang mengandung karbohidrat, vitamin dan mikronutrien
lain yang dapat dimanfaatkan oleh jamur.
Pada prosedur pembuatan media PDA terdapat penambahan dextrose.
Dextrose ini berfungsi sebagai karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi
yang dapat segera digunakan dan menjadi komponen yang sangat diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme terutama jamur. Setelah
dipanaskan beberapa menit larutan berubah dari keruh menjadi kuning tua, hal ini
17

menunjukkan larutan telah homogen. Setelah itu dimasukkan ke dalam autoclave


selama 20 menit dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan menggunakan kapas
dan dilapisi atau dibungkus dengan menggunakan kertas agar meminimalkan
kontaminasi. Setelah 20 menit, ditambahkan asam sitrat 10% sebanyak 6 tetes
kemudian dihomogenkan dan ditambahkan larutan sebanyak kurang lebih 10 mL
ke dalam cawan petri. Penambahan asam sitrat 10% pada media PDA ini
menyebabkan pH media menjadi rendah dan mengakibatkan pertumbuhan bakteri
dapat dihambat karena tidak cukup koloni untuk tumbuh. Penghambatan
pertumbuhan bakteri pada PDA ini dimaksudkan supaya pada media PDA yang
dibuat tidak ada bakteri yang tumbuh karena media PDA digunakan untuk
menumbuhkan jamur atau fungi. Kemudian larutan didiamkan di inkubator selama
1 minggu untuk dilakukan pengamatan apakah media ditumbuhi jamur atau tidak.
PDA termasuk medium nonsintetik karena termasuk medium padat sedangkan
menurut fungsinya termasuk medium umum.

4.2.3 Nutrient Agar (NA)


Media NA (Nutrient Agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA dan dalam
pembuatannya terlebih dahulu dengan cara menimbang bahan yang akan digunakan
sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian memasukkan bahan ke dalam
erlenmeyer 250 mL, bahan tersebut adalah aquadest 100 mL dan NA yang
ditimbang sebanyak 2,8006 gram setelah itu dipanaskan di atas hot plate diikuti
dengan pengadukan menggunakan magnetic stirrer. Tujuan dari pemanasan dan
pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan NA dengan aquadest dan dapat
mempercepat pelarutan dari NA dan aquadest. Setelah dipanaskan beberapa menit
larutan berubah warna dari kuning pucat menjadi warna kuning keruh. Hal ini
menandakan larutan telah homogen. Kemudian dimasukkan ke dalam autoclave
dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi kertas alumunium
foil di luarnya. Tujuan dari penutupan ini untuk meminimalkan kontaminasi.
Pembuatan NA berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat dan menurut
kegunaannya termasuk medim umum.
18

4.2.4 Perbandingan PDA dan NA


Berdasarkan pada percobaan ini, hasil dari pembuatan media PDA dan NA
memiliki karakteristik yang berbeda. Media PDA digunakan sebagai tempat
perkembangbiakan mikroba khususnya jamur. Sedangkan media NA digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri. Sesuai dengan perlakuan
yang dilakukan dalam pembuatan media PDA dan NA, diperoleh hasil warna
larutan yang berbeda berdasarkan pengamatan pada media PDA dan NA. Pada
media PDA sebelum dilakukan proses pemanasan di atas hot plate dapat dilihat
warna larutan berwarna bening, agak keruh dan cair. Setelah dilakukan proses
pemanasan warna larutan menjadi kuning keruh dan sedikit kental. Sedangkan pada
media NA sebelum dilakukan proses pemanasan, warna larutan berwarna kuning
pucat dan setelah dilakukan proses pemanasan warna larutan menjadi kuning keruh.
Media PDA dan NA yang sudah dipanaskan kemudian dituangkan masing-masing
ke dalam cawan petri sebanyak 10 mL dan didiamkan di inkubator selama 1
minggu. Setelah 1 minggu proses inkubasi pada media PDA dan NA, kedua media
ini dapat diklasifikasikan ke dalam media padat karna bentuk medianya membeku
dan berbentuk padat.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini sebagai berikut:
1. Sterlisasi menggunakan metode basah digunakan untuk alat dan bahan yang
tembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu berkisar 120°C.
Metode sterilisasi kering digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas di
laboratorium yang tahan akan pemanasan dan sering digunakan untuk
mensterilkan alat yang bersifat kualitatif saja.
2. Sterilisasi menggunakan metode kering dilakukan dengan menggunakan oven
pada suhu 160℃. Alat-alat yang disterilkan dengan metode ini diantaranya
gelas beaker, gelas ukur, cawan petri, erlenmeyer dan pipet tetes yang telah
dibungkus oleh kertas.
3. Pembuatan media yaitu PDA (Potato Dextrosa Agar) dan NA (Nutrient Agar)
dilakukan dengan cara pemanasan di atas hot plate sampai larutan menjadi
homogen dengan aquadest yang telah ditambahkan.
4. Pada PDA sebelum dilakukan pemanasan warna larutan menjadi bening,
keruh dan cair. Setelah dilakukan pemanasan warna PDA menjadi kuning
keruh dan larutan menjadi kental.
5. Pada NA sebelum dilakukan pemanasan warna larutan menjadi kuning pucat
dan setelah dilakukan pemanasan warna larutan menjadi kuning keruh.

5.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan media dan sterilisasi diharapkan
menggunakan alat pelindung diri yang lengkap. Proses pemanasan dilakukan
dengan suhu yang cukup tinggi, oleh karena itu praktikkan harus berhati-hati saat
akan melakukan proses sterilisasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aini, N. dan Rahayu, T. (2015). Media Alternatif untuk Pertumbuhan Jamur


Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Artanti, D. (2018). Modul Praktikum Instrumentasi Mikro. Surabaya:
Universitas Muhammadiyah.
Mayasari, U. (2020). Mikrobiologi. Universitas Sumatera Utara: Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
Novyanti, D. (2015). Media dan Sterilisasi. Palembang: Insititut Agama Islam
Negeri Raden Fatah.
Sujaya, N. (2016). Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bali: Universitas Udayana.
Yusmaniar, Wadyah dan Nida, K. (2017). Mikrobiologi dan Parasitologi.
Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
LAMPIRAN B
TUGAS

B.1 Sebutkan contoh-contoh dan cara pembuatan medium lain yang terdapat di
literatur. Kategorikan medium ini berdasarkan susunan kimia atau konsistensi
atau fungsi (minimal 2).
Jawab:
Berdasarkan susunan kimia
1. Tauge Ekstrak Agar (TEA)
Cara pembuatan TEA adalah disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan
yang akan digunakan serta disterilkan. Kemudian ditimbang tauge sebanyak
25 gram dan direbus menggunakan aquadest sebanyak 250 mL sampai
mendidih selama 1 jam. Setelah itu disaring dan diambil ekstraknya untuk
ditambahkan sukrosa dan agar. Lalu dihomogenkan dan ditambahkan
aquadest sebanyak 250 mL. Kemudian diukur pH larutan dan dimasukkan
larutan ke dalam erlenmeyer. Lalu disumbat pakai kapas dan di sterilisasi
menggunakan autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit. Setelah itu
diberi label dan disimpan media kedalam inkubator selama 2 x 24 jam dengan
suhu 12-15oC. Kemudian dicatat hasil pengamatan.
2. Mac Conkey Agar (MC)
Cara pembuatan mac conkey agar (MC) adalah disiapakan alat dan
bahan yang akan digunakan serta disterilkan. Lalu dipindahkan media ke
gelas beaker dan dilarutkan dengan aquadest. kemudian dididihkan
menggunakan bunsen hingga homogen. Setelah itu diuji pH nya, jika terlalu
asam maka ditambahkan NaOH dan apabila terlalu basa maka ditambahkan
HCl. Jika pH telah selesai maka tuang larutan media kedalam erlenmeyer
dengan volume yang sama. Setelah itu erlenmeyer ditutup dengan kapas dan
diberi label. Lalu di sterilisasi menggunakan autoclave dengan tekanan 2 bar
dalam suhu 121oC selama 15 menit. Setelah itu media siap digunakan atau
disimpan, apabila akan segera digunakan maka tuang media ke cawan petri
sebanyak 15-20 mL dan ratakan dengan pola angka delapan secara perlahan.
Lalu ditunggu sampai medianya memadat dan media siap digunakan pada
suhu 2-8oC.
Berdasarkan konsistensi:

1. Lactose Broth
Cara pembuatan dari lactose broth adalah disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan serta disterilkan. Ditimbang 13 gram medium lactose
broth instant dan dicairkan dalam aquadest. Kemudian masukkan kedalam
erlenmenyer dan disumbat dengan kapas serta diberi label. Setelah itu di
sterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121oC dengan tekanan 15 lbs
selama 15 menit. Kemudian sampel diletakkan ditempat yang sejuk dan
kering.
2. Media Plate Count Agar (PCA)
Cara pembuatan dari plate count agar adalah disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan serta disterilkan. Ditimbang sebanyak plate count agar
sebanyak 29 gram dan dilarutkan dengan aquadest. Setelah itu dipanaskan
sampai larutan jernih. Kemudian dituangkan kedalam erlenmeyer dan ditutup
menggunakan kapas serta diberi label. Setelah itu disterilkan menggunakan
autoclave selama 15 menit dengan suu 121oC. Kemudian disimpan di
inkubator dan diamati.
Berdasarkan fungsi:
1. Selenite Broth
Cara pembuatan dari selenite broth adalah disiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu kemudian disterilkan. Setelah itu dipindahkan media ke gelas
beaker dan dilarutkan dengan aquadest sebanyak 15 mL. kemudian
dididihkan menggunakan bunsen hingga homogen. Setelah itu diuji pH nya,
jika terlalu asam maka ditambahkan NaOH dan apabila terlalu basa maka
ditambahkan HCl. Jika pH telah selesai maka tuang larutan media kedalam
erlenmeyer dengan volume yang sama. Setelah itu erlenmeyer ditutup dengan
kapas dan diberi label. Lalu di sterilisasi menggunakan autoclave dengan
tekanan 2 bar dalam suhu 121oC selama 15 menit. Setelah itu media siap
digunakan.
2. Blood Agar Plate (BAP)
Cara pembuatan dari BAP adalah disiapkan alat dan bahan serta
disterilkan. Ditimbang blood agar base (BAB) sebanyak 20 gram dan
ditambahkan aquadest dan dihomogenkan. Kemudian dipanaskan sampai
mendidih. Setelah itu erlenmeyer disumbat menggunakan kapas dan
disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit.
Kemundian dicampurkan 25% dari 500 mL media. Lalu dimasukkan kedalam
cawan petri masing-masing sebanyak 1 mL. Kemudian di sterilsasikan
menggunakan sinar UV pada BSC selama 30 menit. Setelah itu disimpan di
inkubator selama 12-24 jam dan diamati mediumnya.

B.2 Cari dan jelaskan metode sterilisasi lainnya yang tidak terdapat dalam modul
minimal 3 (beserta gambar)!
Jawab:
1. Sterilisasi Menggunakan Metode Peminjaran
Pada metode ini, menggunakan bunsen untuk memanaskan ujung alat.
Pada umumnya metode ini di gunakan pada alat-alat yang berbentuk logam
contoh ujung jarum ose, ujung pinset dan ujung spatula. Cara melakukan nya
dengan membakar ujung alat yang bersifat logam itu sampai berwarna merah
pijar. Contoh lebih jelas terdapat pada gambar B.1 Teknik Pemijaran.

Gambar B.1 Teknik Pemijaran (Wenny, 2018)

2. Sterilisasi Menggunakan Metode Flaming


Sterilisasi menggunakan metode flaming atau bisa disebut sebagai
metode jilatan api. Metode ini hampir sama dengan metode pemijaran, yang
menjadi pembeda kedua metode adalah pada metode jilatan api ini tidak
sampai berwarna pijar. Cara melakukan metode ini adalah dengan
melewatkan atau mendekatkan erlenmeyer yang telah berisi media atau pun
jarum di bunsen. Berikut merupakan gambaran cara melakukannya. Hal itu
terlampir pada Gambar B.2 di bawah ini.

Gambar B.2 Teknik Flaming (Wenny, 2018)

3. Penggodogan dalam Air


Penggodogan dilakukan untuk mematikan mikroorganisme yang tidak
berspora. Penggodogan dalam air mendidih atau mencapai suhu 100oC, hanya
selama 5 menit biasanya sudah cukup mensterilkan untuk peralatan rumah
tangga, asalkan air benar-benar kontak secara langsung dengan alat tersebut,
tidak hanya bagian luar atau permukaan saja tetapi sampai ke bagian dalam.
Akan tetapi sterilisasi dengan cara ini dapat dilakukan dengan waktu yang
lebih lama, tergantung tingkat kontaminasi alat yang disterilkan. Keadaan
steril yang tidak dapat dicapai dengan penggodogan dalam air panas selama
1 jam dapat dilanjutkan dengan uap mengalir. Penggodogan dapat dilakukan
dengan waterbath. Cara kerja dari alat ini adalah dimasukkan air kedalam
alat. Kemudian diatur suhu dan dihidupkan waterbath. Lalu masukkan benda
yang akan dipanaskan ke dalam lubang. Gambar dari alat waterbath terlampir
pada Gambar B.3 Waterbath.

Gambar B.3 Waterbath


LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

Gambar C.1 Sterilisasi Gambar C.2 Kentang Direbus di atas


Menggunakan Oven Hot Plate

Gambar C.3 Proses Homogenisasi Gambar C.4 NA Didihkan


Filtrat Kentang dan
Dexstrose

Gambar C.5 Volume NA Gambar C.6 NA Ditutup


Alumunium Foil
Gambar C.7 Sterilisasi Gambar C.8 Sterilisasi
Menggunakan Menggunakan BSC
Autoclave

Gambar C.9 Penambahan Asam Gambar C.10 Teknik Pemijaran


Sitrat

Anda mungkin juga menyukai