Anda di halaman 1dari 46

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP

DAGUSIBU OBAT DI APOTEK SYIFA FARMA LENGKONG

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

Oleh
SITI ZAENAB
NIM 22124

STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN PUTRA INDONESIA MALANG
MARET 2023

i
TINGKAT PENGETAHUAN EMASYARAKAT TERHADAP
DAGUSIBU OBAT DI APOTEK SYIFA FARMA LENGKONG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan kepada Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang


untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program D-III
bidang Farmasi

Oleh

SITI ZAENAB
NIM 22124

STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN PUTRA INDONESIA MALANG
MARET 2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

SITI ZAENAB
NIM AKF 22124

Pembimbing

apt. Mardhiyah, S. Farm, M. Biomed

iii
iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul depan............................................................................... i

Halaman Judul Dalam ................................................................................. ii

Lembar Pengesahan .................................................................................... iii

Daftar Isi...................................................................................................... iv

Daftar Tabel ................................................................................................ vi

Daftar Gambar ............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4

1.3.Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4

1.6 Definisi Istilah ......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6

2.1 Tinjauan Tentang Pengetahuan ............................................... 6

2.1.1 Definisi Pengetahuan ................................................... 6

2.1.2 Tingkat Pengetahuan .................................................... 6

2.1.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ..... 8

2.1.4. Cara Memperoleh Pengetahuan ................................... 10

2.2 Tinjauan Tentang DAGUSIBU .............................................. 12

2.2.1 DAGUSIBU ................................................................. 12

2.3 Kerangka Teori ...................................................................... 22

2.4 Kerangka Konsep ................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENGETAHUAN .............................................

v
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................. 25

3.2 Populasi dan sampel Penelitian .............................................. 25

3.3 Teknik Sampling .................................................................... 26

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 27

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................. 27

3.6 Definisi Operasional ............................................................ 28

3.7 Prosedur Penelitian ............................................................... 28

3.8 Analisa data ........................................................................... 40

Daftar Pustaka

Lampiran

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definsi Operasional ..............................................................................28

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep .................................................................... 23

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang

Meningkatnya sarana kesehatan khususnya apotek di berbagai daerah

berdampak pada penggunaan obat di masyarakat yang secara bebas.Masyarakat

melakukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri

(swamedikasi). Swamedikasi adalah suatu bentuk pengobatan sendiri yang sering

dilakukan oleh masyarakat dalam rangka untuk mengobati atau menyembuhkan

penyakit.Akan tetapi terbatasnya pemahaman tentang obat dapat menyebabkan

tindakan yang dilakukan oleh masyarakat menjadi tidak tepat.(Octavia dkk., 2020)

Penelitian yang pernah dilakukan oleh (Hamdan, 2021) menyatakan bahwa

hasil survey pendahuluan tentang pengelolaan obat,banyak masyarakat pada

umumnya mengatasi penyakitnya dengan pengobatan sendiri karena lebih

murah,lebih dekat,tidak membutuhkan antrian seperti berobat ke klinik,RS,atau

dokter,adanya pengaruh iklan atau saran dari teman,keluarga dan tetangga banyak

yang belum sesuai.Pengelolaan obat dirumah juga masih banyak masyarakat yang

belum mengerti cara menyimpan dan membuang obat.

Menyimpan obat secara umum harus disesuaikan dengan aturan yang tertera

pada kemasan.Membuang obat terlebih dahulu lepaskan etiket dan

kemasan,kemudian sebelum dibuang obat harus dihancurkan terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, secara

nasional proporsi rumah tangga yang menyimpan obat keras sebanyak 35,7% dan

antibiotik 27,8% rumah tangga menyimpan obat sisa (resep dokter dan obat

1
yang tidak habis sebelumnya) dan 42,2% menyimpan obat untuk persediaan.

Sumber utama untuk mendapatkan obat yaitu dari apotek (41,1%) dan toko

obat atau warung (37,2%). RISKESDAS (2013) juga menunjukkan bahwa

sebagian besar (85,9%) masyarakat di perkotaan maupun pedesaan tidak

memiliki pengetahuan yang benar (pengetahuan rendah) tentang obat.Hal

tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan medication error dan meningkatnya

resistensi terhadap antibiotik. (Rumi dkk., 2022).Masyarakat tidak mendapatkan

informasi yang lengkap mengenai obat yang diterima.Informasi terkait

penggunaan obat perlu diberikan kepada masyarakat secara komprehensif,akurat

dan update agar tidak terjadi kesalahan penggunaan obat.

Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau

paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara

fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Meskipun obat

dapat menyembuhkan tapi banyak kejadian yang mengakibatkan seseorang

menderita akibat kesalahan penggunaan obat.Obat akan bersifat sebagai obat

apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu

yang tepat.

Oleh karena itu pengobatan yang dilakukan sendiri dengan cara mendapatkan

obat dari tempat illegal seperti warung dapat menimbulkan resiko yang berbahaya

bagi penggunanya,karena masyarakat tidak mendapatkan informasi-informasi

yang seharusnya diperoleh,seperti aturan penggunaan obat secara tepat,cara

penyimpanan obat,cara pembuangan obat.

DAGUSIBU (Dapatkan,Gunakan,Simpan,Buang) adalah Program Gerakan

2
Keluarga Sadar Obat yang diprakarsai oleh Ikatan Apoteker Indonesia dalam

mencapai pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan

obat(Nugraheni dkk., 2020).Pengelolaan obat yang dimaksud meliputi cara

memperoleh atau mendapatkan,membeli obat,menggunakan obat,menyimpan obat

dan membuang obat dengan benar.Cara memperoleh atau membeli obat yang

benar adalah di sarana resmi seperti apotek,toko obat berizin,klinik dan rumah

sakit.Cara penggunaan obat yang benar,obat digunakan sesuai petunjuk aturan

pakai yang tercantum di brosur atau kemasan obat atau berdasarkan aturan pakai

dari resep dokter yang tercantum pada etiket obat.Cara penyimpanan obat,obat

disimpan sesuai petunjuk yang ada pada kemasan obat atau pada brosur.Cara

membuang obat dengan benar adalah melepas label obat dalam wadah

kemudian sebelum dibuang obat harus dihancurkan terlebih dahulu

Hasil pengamatan peneliti tentang Dagusibu obat di Apotek Syifa Farma

Lengkong menunjukkan kurangnya pemahaman masyarakat tentang Dagusibu

obat,masih ada masyarakat yang mendapatkan antibiotik di warung atau toko

kelontong,obat tidak tepat indikasi,serta tidak tepat aturan pakai.Masyarakat masih

ada yang menggunakan obat dobel indikasi,menyimpan obat masih belum tepat

serta membuang obat langsung ditempat sampah.Antibiotik diminum tidak sampai

habis,apabila gejala hilang,pengobatan dihentikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang DAGUSIBU obat

dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat dan nantinya akan

memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

3
1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat

pengetahuan masyarakat terhadap dagusibu obat di Apotek Syifa Farma

Lengkong?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap dagusibu obat

di Apotek Syifa Farma Lengkong.

2. Tujuan Khusus berdasarkan karakteristik

Untuk mengetahui prosentase tingkat pengetahuan masyarakat tentang

Dagusibu obat berdasarkan usia,Pendidikan,jenis kelamin dan pekerjaan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui tingkat pengetahuan

masyarakat yang membeli obat di Apotek Syifa Farma dan memberikan

edukasi mengenai Dagusibu obat yang baik dan benar.

2. Bagi Institusi

Menambah kepustakaan dan referensi untuk peneliti selanjutnya dalam ilmu

kefarmasian terkait pengetahuan masyrakat tentang Dagusibu obat.

3. Bagi masyarakat

Sebagai media informasi bagi masyarakat dalam mendapatkan

,menggunakan,menyimpan dan membuang obat secara benar.

4
1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang Lingkup dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

pengetahuan masyarakat tentang dagusibu obat yang benar,bagaimana cara

mendapatkan obat yang benar,cara menggunakan obat yang benar,cara menyimpan

obat yang benar,dan cara membuang obat yang benar.

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak mengetahui kejujuran

pasien yang datang ke Apotek Syifa Farma Lengkong dalam mengisi kuisioner.

1.6 Definisi Istilah

1. Tingkat pengetahuan masyarakat adalah pemahaman masyarakat terhadap

suatu hal, yaitu cara mendapatkan obat,cara menggunakan obat,cara

menyimpan obat,dan cara membuang obat yang benar.

2. Masyarakat adalah masyarakat yang datang untuk membeli obat di Apotek

Syifa Farma Lengkong,dan masyarakat disekitar Apotek Syifa Farma

Lengkong.

3. Dagusibu adalah singkatan dari Dapatkan,Gunakan,Simpan,Buang.

Menjelaskan bagaimana cara mendapatkan,menggunakan,menyimpan dan

membuang obat dengan benar.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia yakni indra penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan

raba.Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu,dari yang tadinya

tidak tahu menjadi tahu.dari tidak dapat menjadi dapat.

Menurut Notoadmojo pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Apabila perilaku didasari

pengetahuan,kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng.(Mutawatir dkk., 2019)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

(Banggo, 2018) :

1. Tahu ( Know)

Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari.Oleh sebab itu,tahu ini

adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang terendah.

6
2. Memahami ( Comperehention)

Memahami artinya kemampuan menjelaskan secara benar tentang

sesuatu yang diketahui serta dapat menginterpretasikan dengan

benar.Seseorang yag telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan,menyebutkan contoh,menyimpulkan serta meramalkan obyek

yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication )

Aplikasi artinya menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi yang sebenarnya.Aplikasi dapat pula diartikan sebagai

penggunaan hukum,rumus,metode,prinsip dan sebagainya.Aplikasi dapat pula

diartikan sebagai penggunaan hukum,rumus,metode,prinsip dan sebagainya.

4. Analisa(Analysis)

Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi dalam

komponen yang berkaitan satu dengan yang lainnya,dapat ditunjukkan dengan

menggambarkan ,membedakan,mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis(Synthesis)

Sintesis artinya kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian – bagian dalam bentuk yang baru.Misalnya menyusun dan meringkas

teori yang ada.

6. Evaluasi ( Evaluation)

Evaluasi artinya kemampuan melakukan penilaian materi penelitian

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau yang sudah ada.

7
2.1.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Faktor factor yang mempengaruhi pengetahuan ada factor Internal berupa

pendidikan,pekerjaan,keyakinan dan usia dan factor Eksternal ada

Lingkungan,media massa dan social budaya.(Sari, 2017)

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur

hidup.Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang itu

menerima informasi.Dapat ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak diperoleh dari pendidikan yang formal tetapi dapat

pula diperoleh dari pendidikan non formal.

2. Pekerjaan atau Pengalaman

Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap

individu,maka pengalaman mempunyai ikatan dengan pengetahuan.Semakin

banyak pengalaman maka semakin menambah pengetahuan.

3. Usia

Usia dapat mempengaruhi kecerdasan dan mentalitas seseorang.Dengan

bertambahnya usia wawasan dan mentalitas akan tumbuh.

4. Keyakinan

Umumnya suatu keyakinan tersebut didapatkan dari hasil turun temurun

dan tidak terdapat bukti terlebih dahulu.Keyakinan ini yang dapat

mempengaruhi informasi individu baik keyakinan positif maupun negatif.

8
5. Media Masa atau media social

Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal dan non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan

pengetahuan, Menurut Notoatdmojo media edukasi dibagi menjadi 3,yaitu:

1) Media cetak

Media cetak adalah alat untuk menyampaikan pesan- pesan Kesehatan

antara lain booklet, leaflet, flyer (selebaran), flipchart (lembar balik), rubrik,

serta poster.

2) Media elektronik

Media elektronik yang digunakan untuk menyampaikan informasi

antara lain televisi,radio,video,dan slide

3) .Media Papan

Media Papan biasanya diletakkan ditempat tempat umum yang

nantinya berisi informasi kesehatan

6. Lingkungan

Segala sesuatu yang berada disekitar individu,baik fisik,biologis maupun

sosial.

7. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan yang dilakukan oleh individu tanpa memperhatikan apakah yang

dilakukan itu baik atau buruk.Status ekonomi menentukan tersedianya fasilitas

untuk kegiatan tertentu.Tingkat sosial budaya dan ekonomi individu

menentukan tingkat pengetahuan seseorang

9
2.1.4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Hendrawan, 2019) Berbagai macam cara yang telah digunakan

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni cara tradisional atau non ilmiah, yaitu tanpa

melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah, yakni melalui proses

penelitian:

1. Cara Memperoleh Kebenaran Non ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui

penelitian.

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:

a) Cara coba salah (trial and eror)

Cara kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam

memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata

yang lebih dikenal “trial and eror”.Cara coba salah ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka di coba lagi dengan

kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat

terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena ditemukan tidak

10
disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan

dalam tradisi-tradisi yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi

berikutnya. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat

tradisioal saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Sumber

pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik

formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai

prinsip orang lain menerina pendapat orang yang mempunyai otoritas, tanpa

menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi.

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan

masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah yang lain yang

sama orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal

menggunakan cara cara tersebut, tidak akan mengulangi cara itu.

e) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

11
menggunakan jalan pikirannya.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan.

Cara modern ini dalam memperoleh pengetahuan pada dewasanya lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau

lebih popular atau disebut metedologi penelitian

2.1.5 Kategori Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat didefinisikan menggunakan skala yang

bersifat kualitatif yaitu:

1. Pengetahuan baik : ≥ 76% - 100%

2. Pengetahuan Cukup : ≥ 56% - 75%

3. Pengetahuan Kurang : <56%

2.2 Tinjauan Tentang DAGUSIBU

2.2.1 DAGUSIBU

Dagusibu merupakan singkatan dari Dapatkan,Gunakan,Simpan dan Buang

obat dengan benar (PP IAI,2014).Dagusibu merupakan suatu program edukasi

Kesehatan yang dibuat oleh IAI dalam upaya Gerakan Keluarga Sadar Obat

.Penyampaian informasi tentang penggunaan obat perlu dilakukan supaya

mendapatkan efek yang optimal.Jika penggunaan obat salah ,tidak tepat,tidak

sesuai takaran dosis,dan indikasi,maka obat dapat membahayakan Kesehatan.

(Depkes,2008)

12
2.1.3.1 Mendapatkan (Da)

Masyarakat mendapatkan informasi obat difasilitas pelayanan kefarmasian

seperti Apotek ,Rumah sakit,Puskesmas,Klinik,atau Toko obat berizin.Pada saat

mendapatkan obat dari petugas Kesehatan diwajibkan untuk melakukan

pengecekan terhadap kondisi fisik dan mutu obat. (Depkes 2008)

Pemeriksaan fisik obat dan mutu obat meliputi:

1. Jenis obat dan Jumlah obat

2. Kemasan obat

3. Kadaluarsa obat

Tips mendapatkan obat dengan benar :

1. Perhatikan penggolongan obat

2. Perhatikan peringatan yang ada dibrosur dan kemasan

3. Perhatikan tanggal kadaluarsa obat

Pengggolongan obat yang harus diperhatikan: Penggolongan obat

dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta

pengamanan distribusinya. Penggolongan obat menurut Permenkes No. 917/1993

adalah

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa

resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam

2. Obat bebas terbatas

13
Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya

termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep

dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan

etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna

Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,

berupa segiempat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5

centimeter, lebar 2 centimeter.

1) P. No.1: Awas! Obat Keras. Baca aturan pakainya

2) P. No.2: Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur jangan ditelan

3) P. No.3: Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan

4) P.No.4:Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar

5) P. No.5: Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan

3. Obat Keras dan Obat Psikotropik.

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep

dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran

merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

14
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan

perilaku.Contoh : Diazepam dan Phenobarbital.

4.Obat Narkotik

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintetis maupaun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan menimbulkan ketergantungan

Obat ini pada kemasannya ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya

terdapat tanda palang (+) berwarna merah. Penyerahan obat narkotika harus

dengan resep dokter. Obat keras, obat narkotika dan obat psikotropika hanya

bisa dibeli di apotek atau fasilitas kefarmasian dengan resep dokter.

5. Obat Wajib Apotek.

Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep

dokter dengan syarat obat tersebut diserahkan oleh apoteker yang sedang

melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek. Selain memproduksi obat

15
generik, untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan kesehatan khususnya

akses obat, pemerintah mengeluarkan kebijakan OWA (Mata & Keperawatan

II, 2020).

Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan keputusan Menteri

Kesehatan No.924/Menkes/Per/X/1993,dikeluarkan dengan pertimbangan

sebagai berikut:

a) Pertimbangan yang utama : Obat yang diserahkan tanpa resep dokter,yaitu

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri

guna mengatasi masalah kesehatan,denganmeningkatkan pengobatan

sendiri secara tepat,aman dan rasional.

b) Pertimbangan yang kedua : untuk meningkatkan peran Apoteker di apotek

dalam pelayanan komunikasi,informasi dan edukasi serta pelayanan obat

kepada masyarakat.

c) Pertimbangan ketiga : untuk peningkatan penyediaan obat yang

dibutuhkan untuk pengobatan sendiri.

2.1.3.2 Menggunakan obat (Gu)

Informasi penggunaan obat bagi pasien dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu:

1. Informasi umum cara penggunaan obat

1) Cara minum obat yang sesuai aturan yang tertera pada etiket atau brosur

obat

2) Waktu minum obat sesuai dengan aturan yang tertera pada etiket atau brosur

obat

3) Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket harus dipatuhi

16
4) Bacalah cara penggunaan obat sebelum minum obat,demikian juga

periksalah tanggal kadaluarsa obat

5) Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tidak dimaksudkan untuk

penggunaan terus-menerus.

6) Minum obat sampai habis,brarti obat harus diminum sampai habis,biasanya

obat antibiotik.

7) Tanyakan kepada Apoteker di Apotek atau petugas Kesehatan di Poskedes

untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap.

8) Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.

2. Informasi khusus cara penggunaan obat :

1) Obat Oral

a) Petunjuk Pemakaian Obat Oral Untuk Dewasa

(1) Sediaan Obat oral padat, berupa tablet,kaplet,kapsul.

Obat oral dalam bentuk padat, sebaiknya diminum dengan air

putih,hindarkan dengan menggunakan teh atau kopi atau minuman

yang lain. Hubungi tenaga kesehatan apabila sakit dan sulit saat

menelan obat.Ikuti petunjuk tenaga kesehatan kapan saat yang

tepat untuk minum obat.

Hindarkan penggunaan obat padat untuk pasien Balita,dengan

memberikan dosis ½ tablet atau ¼ tablet agar diperoleh dosis yang

tepat,kecuali atas resep dokter dan dikerjakan di sarana Kesehatan

terkait.

(2) Sediaan obat oral bentuk larutan.

17
(a) Gunakan sendok takar atau alat lain (pipet, gelas takar obat)

jika minum obat dalam bentuk larutan atau cair.Sediaan cair

berbentuk sirup,suspensi,emulsi.

Hati-hati terhadap obat kumur.Pada kemasan obat kumur

terdapat peringatan ”Hanya untuk kumur, jangan ditelan”

b) Petunjuk Penggunaan Obat Oral Untuk Bayi atau Anak

Balita

Sediaan cairan untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya.

Gunakan sendok takar,pipet yang tersedia didalam

kemasan.Bacalah aturan pakai sebelum

menggunakan,konsultasikan dengan Apoteker.

2) Obat Luar

a) Sediaan Kulit

Beberapa bentuk sediaan obat untuk penggunaan kulit, yaitu

bentuk bubuk halus (bedak), cairan (lotion), setengah padat (krim,

salep,pasta).

Cara penggunaan sediaan setengah padat dengan dioleskan pada

bagian yang sakit.

Cara penggunaan bubuk halus (bedak) :

(1) Cuci tangan dan oleskan atau taburkan obat tipis–tipis pada daerah

yang terinfeksi.

(2) Cuci tangan kembali. Sediaan ini tidak boleh diberikan pada luka

terbuka

b) Sediaan Obat Mata

18
Terdapat 2 macam sediaan untuk mata, yaitu bentuk cairan (obat tetes

mata) dan bentuk setengah padat (salep mata)

Cara penggunaan :

(1) Cuci tangan dan tengadahkan kepala pasien; dengan jari telunjuk

tarik kelopak mata bagian bawah.

(2) Tekan botol tetes atau tube salep hingga cairan atau salep masuk

dalam kantung mata bagian bawah. Tutup mata pasien perlahan–

lahan selama 1 sampai 2 menit.

(3) Untuk penggunaan tetes mata tekan ujung mata dekat hidung selama

1-2 menit; untuk penggunaan salep mata, gerakkan mata ke kiri-

kanan, ke atas dan ke bawah.

(4) Setelah obat tetes atau salep mata digunakan, usap ujung wadah

dengan tisu bersih, tidak disarankan untuk mencuci dengan air

hangat.

(5) Tutup rapat wadah obat tetes mata atau salep mata. Cuci tangan

untuk menghilangkan sisa obat.

c) Sediaan Tetes Telinga

Cara penggunaan obat tetes telinga :

(1) Cuci tangan, bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”.

Kocok sediaan terlebih dahulu bila sediaan berupa suspense.

(2) Miringkan kepala atau berbaring dalam posisi miring dengan telinga

yang akan ditetesi obat, menghadap ke atas.

19
(3) Tarik telinga keatas dan ke belakang (untuk orang dewasa) atau tarik

telinga ke bawah dan ke belakang (untuk anakanak). Lalu teteskan

obat dan biarkan selama 5 menit.

(4) Keringkan dengan kertas tisu setelah digunakan. Tutup wadah

dengan baik. Dan jangan bilas ujung wadah dan alat penetes obat.

d) Sediaan Obat Hidung

Terdapat 2 macam sediaan untuk hidung, yaitu obat tetes hidung dan

obat semprot hidung. Cara penggunaan obat tetes hidung :

(1) Cuci tangan kemudian bersihkan hidung. Lalu tengadahkan kepala.

(2) Teteskan obat di lubang hidung. Tahan posisi kepala selama

beberapa menit agar obat masuk ke lubang hidung.

(3) Bilas ujung obat tetes hidung dengan air panas dan keringkan dengan

kertas tisu kering. Lalu cuci tangan

Cara penggunaan obat semprot hidung :

(1) Cuci tangan, bersihkan hidung dan tegakkan kepala.

(2) Semprotkan obat ke dalam lubang hidung sambil tarik napas

dengan cepat

(3) Cuci botol alat semprot dengan air hangat (jangan sampai air

masuk ke dalam botol)dan keringkan dengan tisu bersih setelah

digunakan.

e) Sediaan Supositoria

Cara penggunaan supositoria :

(1) Cuci tangan. Buka bungkus aluminium foil dan basahi supositoria

dengan sedikit air.

20
(2) Pasien dibaringkan dalam posisi miring.

(3) Dorong bagian ujung supositoria ke dalam anus dengan ujung

f. Sediaan Ovula atau obat vagina

Cara penggunaan sediaan ovula dengan menggunakan aplikator:

(1) Cuci tangan dan aplikator dengan sabun dan air hangat, sebelum

digunakan.

(2) Baringkan pasien dengan kedua kaki direnggangkan.

(3) Ambil obat vagina dengan menggunakan aplikator.

(4) Masukkan obat kedalam vagina sejauh mungkin tanpa

dipaksakan.

(5) Biarkan selama beberapa waktu.

(6) Cuci bersih aplikator dan tangan dengan sabun dan air hangat

setelah digunakan.

2.2.3.3 Menyimpan Obat (Si)

Cara menyimpan obat secara umum (Depkes RI, 2008) :

1. Jauhkan dari jangkauan anak-anak

2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat

3. Simpan obat ditempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung atau

ikuti aturan yang tertera pada kemasan

4. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu yang lama karena

suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat dan jangan

simpan oat yang telah kadaluarsa.

21
Cara menyimpan obat berdasarkan bentuk sediaan :

1. Tablet dan kapsul Tablet dan kapsul disimpan dalam wadah tertutup rapat, di

tempat sejuk, terlindung dari cahaya. Jangan menyimpan tablet atau kapsul

ditempat panas,terkena sinar matahari,ditempat lembab.

2. Sediaan cair

Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin(freezer) agar

tidak beku,kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat.

3. Sediaan obat krim

Disimpan dalam wadah tertutup baik,di tempat sejuk.

4. Sediaan obat suppositoria

Sediaan obat suppositoria untuk vagina,anus disimpan di lemari es karena

dalam suhu kamar akan mencair.

5. Sediaan aerosol atau spray

Sediaan aerosol atau spray jangan disimpan ditempat yang mempunyai suhu

tinggi karena dapat menyebabkan ledakan.(Depkes RI,2008)

2.2.3.4 Membuang obat (Bu)

Menurut Depkes RI (2008), cara membuang obat sebagai berikut :

1. Hancurkan obat dan timbun di dalam tanah untuk obat – obat padat (tablet,

kapsul dan suppositoria).

2. Untuk sediaan cair (sirup, suspense, dan emulsi), encerkan sediaan dan campur

dengan bahan yang tidak akan dimakan seperti tanah atau pasir. Buang bersama

dengan sampah lain.

22
3. Terlebih dahulu lepaskan etiket obat dan tutup botol kemudian dibuang

ditempat, hal ini untuk menghindari penyalahgunaan bekas wadah obat.

4. Untuk kemasan boks, dus, dan tube terlebih dahulu digunting baru di buang.

2.3 Kerangka Teori

Pengetahuan merupakan pemahaman masyarakat terhadap suatu obyek

tertentu.Cara memperoleh pengetahuan secara umum dapat dibedakan menjadi 2

yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.Cara memperoleh pengetahuan

dengan cara tradisional bisa berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.Sejalan dengan perkembangan

kebudayaan umat manusia,cara berpikir manusiapun ikut berkembang.Dalam

memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya.Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah secara modern.Faktor – factor yang

mempengaruhi pengetahuan ada factor Internal yaitu usia, pendidikan,

pekerjaan,dan keyakinan.Faktor eksternal yaitu lingkungan,media massa dan sosial

budaya. Dengan bertambahnya usia,bertambahnya pendidikan,bertambahnya

keyakinan akan semakin bertambahnya pengetahuan seseorang.

Faktor pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi perilaku sesorang

dalam melakukan pengobatan.Masyarakat mendapatkan obat dengan swamedikasi

dan resep dokter.Masyarakat yang mendapatkan obat dari resep dokter belum tentu

memperoleh pengetahuan yang benar tentang menggunakan,menyimpan dan

membuang obat.Pengetahuan masyarakat tentang Dagusibu obat sangat

23
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mendapatkan, menggunakan,

menyimpan dan membuang obat

2.4 Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo Konsep merupakan abstraksi yang hanya dapat

diamati atau diukur melalui variabel, yang merupakan simbol atau lambang yang

menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep (Winarti, 2019). Kerangka konsep

penelitian sebagai berikut :

24
Obat

Resep SWA Medikasi

Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan cara Pengetahuan cara Pengetahuan cara Pengetahuan cara


mendapatkan obat menggunakan obat menyimpan obat membuang obat

Baik Cukup Kurang

Gambar 2.4

25
BAB III .

METODOLOGI PENGETAHUAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif

(Notoatmodjo,2018) .Rancangan penelitian dengan survey pengambilan data pada

pasien yang datang di Apotek secara langsung menggunakan kuisioner.

3.2 Populasi dan sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi adalah sejumlah obyek yang akan diteliti dalam suatu penelitian

yang berada disuatu wilayah tertentu. Populasi dari penelitian adalah seluruh pasien

yang datang ke Apotek Syifa Farma.Pada bulan Desember 2022 pasien yang datang

sebanyak 975 orang,pada bulan Januari 2023 pasien yang datang sebanyak 890

orang,pada bulan Februari pasien yang datangsebanyak 760 orang.Dengan

demikian rata- rata pasien tiap bulan yang datang ke apotek Syifa Farma sebanyak

875 orang.Dengan demikian populasi sebanyak 875 pasien.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu yang

dianggap mewakili populasinya (Hasmi, 2011). Sampling adalah suatu cara yang

ditempuh dengan pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan

26
objek penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat atau pasien yang

datang ke apotek Syifa Farma Lengkong,.

Rumus untuk mengambil sampel berdasarkan populasi yang akan digunakan

dalam penelitian ini menggunakan Rumus Slovin sebagai berikut (Mi’mah dkk.,

2021)

875
𝑛=
1 + 875(0,01)

= 89,7 diambil 90 orang

N=Jumlah populasi

n=Jumlah sampel

d=batas toleransi kesalahan yaitu 10%

3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan

sampel pertimbangan/sengaja (Purposive Random Sampling) yang memenuhi

kriteria :

1.Kriteria Inklusi.

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1) Pasien yang berusia 18 – 60 Tahun

2) Pasien yang mampu membaca dan menulis

3) Pasien yang bersedia menjadi responden (yang bersedia mengisi

kuisioner)

27
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk penelitian yaitu di Apotek Syifa Farma

Lengkong yang berada di Jl.Mawar No 20 desa Lengkong kecamatan Lengkong

kabupaten Nganjuk.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner kepada

pasien yang datang di apotek Syifa Farma pada bulan Februari 2023.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yang diberikan

kepada responden.Kuisioner merupakan Teknik pengumpulan data yang berisi

pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas pertanyaan

tersebut.Responden mengisi data berisi identitas dari responden yang datang ke

apotek Syifa Farma Lengkong.

Kuisioner berisi 14 pertanyaan berisi tentang Dagusibu obat.Pertanyaan

tentang cara mendapatkan obat,cara menggunakan obat,cara menyimpan obat dan

cara membuang obat.

28
3.6 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Hasil Skala


Sub Variabel Alat ukur
Penelitian operasional ukur ukur
Tingkat Cara Bagaimana Kuisioner Baik ordi
pengetahuan mendapatkan cara paien 1- 4 Cukup
masyarakat mendapatkan kuran
tentang obat.
Dagusibu obat
Gunakan Bagaimana Kuisioner Baik ordinal
cara pasien 5-8 cukup
menggunakan kurang
obat
Simpan Bagaimana Kuisioner Baik Ordinal
cara pasien 9-11 cukup
menyimpan kurang
obat
Buang Bagaimana Kuisioner Baik Ordinal
cara pasien 12-14 cukup
membuang kurang
obat

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur pengumpulan data dimulai dari beberapa tahap :

1. Tahap Persiapan

1). Mendapatkan persetujuan judul karya tulis ilmiah oleh dosen

pembimbing

.2) Melakukan Perijinan penelitian dilakukan untuk mendapatkan ijin

penelitian yang akan dilakukan di apotek Syifa Farma Lengkong.

2. Tahap pengumpulan data

1). Membuat daftar pertanyaan untuk kuisioner

2). Menyebarkan lembar kuisioner kepada responden berdasarkan

kriteria

29
3). Menjelaskan cara pengisian lembar kuisioner kepada responden.

4). Mengumpulkan Kembali hasil lembar kuisioner yang telah diisi oleh

responden

5) Pengujian Instrumen penelitian dalam hal ini kuisioner

(1) Uji validitas

Pengujian instrumen penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan) instrumen

penelitian. Uji validitas kuesioner merupakan indeks yang

menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang

diukur, untuk mengetahui validitas suatu kuesioner. Sedangkan

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Pada penelitian ini metode pengambilan keputusan yaitu

menggunakan metode berdasarkan nilai korelasi, maka harus

dicari r tabelnya terlebih dahulu. Selanjutnya dibandingkan nilai

r hitung dengan nilai r tabel, jika nilai r hitung < r tabel maka

item dinyatakan tidak valid. Sebaliknya, jika nilai r hitung > r

tabel maka item dinyatakan valid. Sebelum di lakukan

penelitian, kuisioner disebarkan ke 20 sampel

responden.Kuisioner ini diuiji validitas dan reliabelitasnya

dengan menggunakan program SPSS dengan melihat nilai

pearson correlation. Pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai r

hitung > r tabel yaitu 0,444.

30
(2) Uji reliabilitas

Metode yang digunakan dengan menggunakan Alpha

Cronbach.Keputusan pengujian reliabilitas ditentukan dengan

menggunakan ketentuan yaitu jika Cronbach alpha > r table maka

kuisioner dinyatakan reliabel.Jika Cronbach alpha < r table maka

kuisioner dinyatakan tidak reliabel,

3.8 Analisa data

Data terlebih dahulu diolah dengan tujuan untuk mengubah data atau angka

menjadi suatu informasi. Proses pengolahan data dalam penelitian ini meliputi tiga

langkah yaitu :

1. Pengeditan (Editing)

Editing merupakan kegiatan pengecekan dan penyesuaian terhadap data untuk

memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data denga teknik

statistik

2. Pemberian Kode (Coding)

Coding merupakan tahapan kegiatan memberi kode untuk memudahkan

pengolahan data. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengubah data skor

menjadi numerik.

3. Pemrosesan data (Data Processing)

Setelah melakukan tahap editing dan coding, selanjutnya yaitu pemrosesan

data. Untuk jawaban benar diberi skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor

0, dengan jumlah point seluruh kuisioner adalah 14 point. Berdasarkan jumlah

skor yang diperoleh, maka pengetahuan responden tersebut dapat di

kategorikan dalam tiga kategori yaitu dikatakan baik jika nilai yang diperoleh

31
diatas 76% - 100%, cukup jika nilai berkisar 56% - 75%, dan dikatakan kurang

jika nilai di bawah 56%

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan prosentase dengan rumus

(Arikunto 2012):

Keterangan :

P = Prosentase

X= Jumlah jawaban yang benar

N= Jumlah jawaban seluruh soal

Menurut Arikunto (2012)pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

1. Baik : ≥76% - 100%

2. Cukup : ≥56% - 75%

3. Kurang : <56%

32
33
DAFTAR PUSTAKA

Banggo, G. G. T. (2018). Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Dagusibu Obat


di Desa Ndetundora III Kabupaten Ende. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang, Kupang.

Hamdan, D. F. (2021). A STUDI TENTANG PENGETAHUAN MASYARAKAT


TERHADAP PENERAPAN DAGUSIBU PADA PASIEN DI PKM PADANG
LAMBE KOTA PALOPO: Application Of DAGUSIBU. Jurnal Kesehatan Luwu
Raya, 7(2), 140–147.

Hendrawan, A. (2019). Gambaran tingkat pengetahuan tenaga kerja PT’X’tentang


undang-undang dan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja. Jurnal Delima
Harapan, 6(2), 69–81.

Mata, U. M. S. S. T., & Keperawatan II, K. I. D. (2020). PENGGOLONGAN OBAT,


FARMAKODINAMIKA DAN FARMAKOKINETIK, INDIKASI DAN
KONTRAINDIKASI SERTA EFEK SAMPING OBAT.

Mi’mah, Z., Riyanta, A. B., & Susiyarti, S. (2021). GAMBARAN TINGKAT


PENGETAHUAN TENTANG DAGUSIBU OBAT TETES MATA DI DESA
JATIRAWA KECAMATAN TARUB KABUPATEN TEGAL [PhD Thesis]. Politeknik
Harapan Bersama Tegal.

Mutawatir, M., Chan, A., & Syamsul, D. (2019). Gambaran Persepsi Masyarakat
Tentang Obat Generik Dan Obat Merek Dagang Di Daerah Pasar Lam Ateuk Aceh
Besar. Jurnal Dunia Farmasi, 3(2), 91–99.

Nugraheni, A. Y., Ganurmala, A., & Pamungkas, K. P. (2020). Sosialisasi Gerakan


Keluarga Sadar Obat: DAGUSIBU Pada Anggota Aisyiyah Kota Surakarta. Abdi
Geomedisains, 15–21.

Octavia, D. R., Susanti, I., & Negara, S. B. M. K. (2020). Peningkatan pengetahuan


masyarakat tentang penggunaan dan pengelolaan obat yang rasional melalui
penyuluhan dagusibu. GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1),
23–39.

Rumi, A., Parumpu, F. A., & Wulandari, S. (2022). TINGKAT PENGETAHUAN


MAHASISWA KESEHATAN TENTANG DAGUSIBU OBAT DI
UNIVERSITAS TADULAKO SULAWESI TENGAH. PREPOTIF: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 6(1), 832–840.

Sari, D. R. (2017). Sikap dan Pengetahuan Perawat Berhubungan dengan


Pelaksanaan Triage. Jurnal Kebidanan, 154–164.

Winarti, M. (2019). Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Dagusibu


Obatdi Rw03 Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang [PhD
Thesis]. Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang.

34
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya:


Nama : ....................................................................................................
Usia : ....................................................................................................
Alamat : ....................................................................................................
: ....................................................................................................
: ....................................................................................................

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul


Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Dagusibu Obat Di Apotek Syifa Farma
Lengkong ” Yang Akan Dilakukan Oleh Siti Zaenab Mahasiswi Program Studi
Progran Studi Diploma Tiga Farmasi Politeknik Kesehatan Putra Indonesia Malang
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan
untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden
penelitian ini.

Nganjuk, ...........................2023
Yang menyatakan

(.......................................... )

35
KUISIONER

Bagian I ( Data Pribadi Responden)

Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda silang pada jawaban yang menurut anda benar !
1. Nama :
2. Usia :
3. Alamat :
4. Pendidikan terakhir :
a. SD
b. SMP/Sederajat
c. SMA/Sederajat
d. Akademik/Diploma/Strata
5.Pekerjaan :

Bagian II ( Pertanyaan Dagusibu Obat )

1. Menurut saudara dimanakah tempat yang tidak tepat untuk membeli obat
yang baik ?
a. Warung
b. Apotek
c. Puskesmas
d. Rumah sakit
2. Apakah obat CTM dapat diperoleh bebas di apotek maupun toko obat berijin?
a. Iya
b. Tidak boleh
3. Menurut saudara benarkah semua jenis obat dapat dibeli diwarung atau
Indomaret?
a. Benar
b. Tidak benar
4. Menurut saudara bolehkah memperoleh obat dari teman atau saudara karena
memiliki keluhan yang sama ?
a. Boleh
b. Tidak boleh
5. Obat apakah yang akan anda beli Ketika mengalami nyeri telan?
a. Amoxicillin
b. Paracetamol
6. Bagaimanakah cara meminum obat yang berbentuk tablet ?
a. Ditelan langsung menggunakan air
b. Obat diminum dengan menggunakan susu
7. Bagaimanakah cara menggunakan tetes mata ?
a. Diteteskan sesuai aturan pakai pada brosur atau kemasan
B. Diteteskan pada saat mata merasa tidak nyaman
8. Bagaimana cara menggunakan salep mata ?
a. Dioleskan dengan tangan tanpa harus mencuci tangan
b. Dioleskan diatas mata

36
c. Dioleskan menggunakan cutton buds,diletakkan pada sudut mata.
9. Apakah semua obat harus disimpan di lemari es ?
a, semua obat disimpan dilemari es
b. Tidak semua obat disimpan dilemari es
10. Berapa lama obat tetes mata boleh disimpan setelah dibuka pertama kali
tutupnya?
a. Selama 1 bulan
b. Sampai tgl kadaluarsa yang tertera pada kemasan
11.Bagaimanakah cara menyimpan obat berbentuk cairan atau sirup ?
a. Diletakkan ditempat yang terkena sinar matahari langsung
b. Disimpan pada suhu kamar terlindung dari cahaya matahari
c. Disimpan dalam freezer samapai membeku
12. Bagaimana cara membuang obat yang berbentuk cairan ?
a. Membuang langsung ketempat sampah.
b. Langsung disimpan kejamban
c. Dikosongkan dari wadahnya dan isinya dibuang ke selokan
13. Kapankah obat harus dibuang ?
a. Apabila sudah mencapai tgl kadaluarsa dan mengalami perubahan
warna,rasa,bentuk dan bau
b. Apabila gejala sudah hilang walaupun obat belum habis dan belum
kadaluarsa
14. Apakah obat boleh dibuang Bersama kemasan atau wadah aslinya ?
a. Boleh
b. Tidak boleh

37
Kunci jawaban kuisioner :
1.A
2.B
3.B
4.B
5.A
6.A
7.A
8.C
9.B
10.A
11.B
12.C
13,A
14.B

38

Anda mungkin juga menyukai