PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Marnia Amelia
NIM. 6411417047
2021
PERSETUJUAN
ii
iii
RINGKASAN
iv
v
PRAKATA
Puji syukur penulis penjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul “Faktor
Motivasi Masyarakat Dalam Menggunakan Pengobatan Tradisional Terhadap
Penyembuhan Suatu Penyakit (Studi Kasus Di Desa Trans Jernge Kecamatan
Teupah Selatan Kabupaten Simeulue)”. Penulisan proposal skripsi ini dilakukan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat pada Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang. Penyusunan proposal skripsi ini dapat terselesaikan
atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
2. Dr. Irwan Budiono, S.K.M, M.kes (Epid) selaku Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat
3. Muhammad Azinar, S.K.M, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi.
4. Segenap dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan
ilmu bermanfaat.
vi
vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN......................................................................................................2
RINGKASAN..........................................................................................................3
PRAKATA...............................................................................................................4
DAFTAR ISI............................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................10
1.2.1 Rumusan Masalah Umum................................................................10
1.2.2 Rumusan Masalah Khusus...............................................................10
1.3 TUJUAN PENELITIAN.........................................................................10
1.3.1 Tujuan Penelitian Umum.................................................................10
1.3.2 Tujuan Penelitian Khusus................................................................10
1.4 MANFAAT.............................................................................................11
1.4.1 Bagi Peneliti.....................................................................................11
1.4.2 Bagi Masyarakat..............................................................................11
1.4.3 Bagi Instansi terkait.........................................................................11
1.4.4 Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat UNNES.................................12
1.5 KEASLIAN PENELITIAN.....................................................................12
1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN........................................................13
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat...................................................................13
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu.....................................................................13
1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................14
2.1 Landasan Teori.............................................................................................14
2.1.1 Motivasi.................................................................................................14
viii
2.1.2 Pengobatan.............................................................................................15
2.1.3 Pengobatan Medis..................................................................................21
2.1.4 Pengobatan tradisional...........................................................................25
2.1.5 Obat tradisional......................................................................................28
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pengobatan tradisional
........................................................................................................................32
2.2 Kerangka Teori.............................................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................39
3.1 Alur Pikir.................................................................................................39
3.2 Fokus Penelitian......................................................................................40
3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................................40
3.4 Sumber Informasi....................................................................................40
3.4.1 Sumber Data Primer.........................................................................41
3.4.2 Sumber Data Sekunder.....................................................................42
3.5 INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA
42
3.5.1 Instrumen Penelitian........................................................................43
3.5.2 Teknik Pengambilan Data................................................................44
3.6 PROSEDUR PENELITIAN....................................................................44
3.7 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA...............................................45
3.8 TEKNIK ANALISIS DATA...................................................................46
3.8.1 Pengumpulan Data...........................................................................46
3.8.2 Reduksi Data....................................................................................47
3.8.3 Penyajian Data.................................................................................48
3.8.4 Pengambilan Simpulan....................................................................49
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................50
ix
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
pada kesehatan mereka, ini menjadi hal yang mendasar dalam upaya
umum pengobatan dikenal menjadi dua yaitu, pengobatan medis dan pengobatan
non medis atau sering disebut pengobatan tradisional, dalam memilih pengobatan,
Eriyanti 2020).
dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan
memilih metode pengobatannya adalah faktor internal yang berasal dari diri
sendiri yyang menginginkan kesembuhan bagi tubuhnya dan faktor eksternal yang
berasal dari pengalaman oranglain di sekitarnya yang telah melakukan metode itu
Meskipun saat ini teknologi sudah maju dan pengobatan medis semakin
canggih, tetapi tidak sedikit kalangan masyarakat yang masih memilih melakukan
xiv
faktor yaitu melonjaknya harga obat sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan
pengobatan medis juga menjadi salah satu faktor pemilihan pengobatan tradisional
(Putro 2018). Menurut penelitian Yanti et al., (2021) masyarakat lebih memilih
tradisional yang paling utama adalah faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor
budaya yang berbeda-beda, baik dapat dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
negara anggota di seluruh wilayah WHO, lebih dari 90% negara anggota di
wilayah Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat (World Health
Organization 2019).
xv
Aceh berada diurutan ke delapan dengan tingkat kepercayaan terhadap
terakhir. Diketahui bahwa pada tahun 2017 angka kematian ibu melahirkan
Infeksi pada masa nifas menjadi salah satu penyebab kematian ibu
melahirkan, dalam persalinan seringkali terjadi luka pada perineum baik robekan
spontan maupun episitomi. Perineum adalah otot, kulit dan jaringan yang ada
antar gen dan anus (Supadmi et al. 2021). Luka perineum merupakan luka yang
sering terjadi pada proses persalinan, hal ini disebabkan oleh desakan kepala janin
atau bagian tubuh janin yang menyebabkan jaringan perineum robek. Berdasarkan
(Supadmi et al. 2021). Tingkat satu dan dua ditandai dengan adanya luka pada
lapisan kulit dan lapisan mukosa saluran vagina sedangkan tingkat tiga dan empat
memiliki luka yang lebih luas dan pendarahan yang semakin banyak (Supadmi et
al. 2021). Luka perineum apabila tidak diobati akan membahayakan nyawa sang
xvi
ibu pasca melahirkan. Luka perineum dapat sembuh dalam waktu kurang dari 7
hari, namun ada beberapa kasus luka perineum sukar sembuh sehingga
terdiri dari tiga teknik yaitu menggunakan antiseptik, tanpa antiseptik maupun
tradisional hal ini disebabkan oleh ibu menyusui tidak boleh mengkonsumsi obat-
biokimia yang memiliki daya membunuh kuman dan jamur, penggunaan daun
sirih sebagai obat alternatif juga dipilih karena mudah didapat dan mudah cara
melakukan tradisi menyunyah daun sirih atau sering disebut “nyirih” untuk
darah nifas. Metode ini tidak hanya berlaku bagi ibu yang melahirkan secara
xvii
normal tetapi dilakukan juga bagi para ibu yang melahirkan secara caesar.
Meskipun tidak sepenuhnya ibu yang telah bersalin melakukan metode ini tetapi
masih banyak ibu bersalin yang melakukan metode yang sudah ada sejak lama,
metode turun temurun dari nenek moyang yang menggunakan tanaman herbal
untuk pengobatan luka. Peneliti melihat potensi manfaat dari daun sirih sebagai
antibakteri, seperti pada penelitian (Pinatik, Joshep, and Akili 2017) yang berjudul
“Efektivitas Daun Sirih Hijau (piper Betle Linn) dalam menghambat pertumbuhan
2015) yang berjudul “keefektifan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas
daun sirih dan yang tidak menggunakan daun sirih. Kesimpulan yang didapat
dalam penelitian tersebut adalah tingkat kesembuhan ibu nifas menggunakan daun
sirih lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menggunakan daun sirih.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti melihat potensi daun sirih sebagai
tanaman obat yang memiliki sifat antibakteri alami yang dapat menghambat
turun temurun yang masih dilakukan oleh masyarakat dan mengetahui faktor
yang akan dilakukan oleh peneliti diberi judul “Faktor Motivasi Konsumsi Daun
Sirih Terhadap Penyembuhan Luka Perineum (Studi Kasus di Desa Suak Lamatan
xviii
1.2 RUMUSAN MASALAH
Kabupaten Simeulue).
xix
2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pengobatan tradisional
1.4 MANFAAT
Kabupaten Simeulue).
Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini yaitu hasil penelitian
tradisional.
xx
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang.
xxi
dalam
memilih
pengobatan
tradisional.
4. Nurul Aini Pengaruh Kuantitatif Variabel Pemberian air
Siagian, Pemberian Terikat : Ibu rebusan daun
Eka Sri Rebusan Daun Postpartum sirih merah
Wahyuni, Sirih Merah Variabel terbukti
Peny (Piper kontrol : mempercepat
Ariani, Crocatum) Pemberian penyembuhan
Andayani Terhadap air rebusan luka
Boang Penyembuhan daun sirih perineum
Manalu Luka Perineum merah dan
(Siagian, pada Ibu pemberian
Wahyuni, Postpartum di antiseptik
Ariani dan Desa Tanjung
Manalu, Jati Kecamatan
2020) Binjau
Kabupaten
langkat
No Peneliti Judul Rancangan Variabel Hasil
Penelitian Penelitian
1 Irma Yanti, Kebiasaan Deskriftif Variabel Masyarakat
Henni Masyarakat analitik terikat : lebih memilih
Kumalade Dalam Kebiasaan pengobatan
wi Hengky, Memilih masyarakat tradisional
Herlina Pengobatan Variabel dibandingkan
Muin Alternatif bebas : pengobatan
(Yanti, Terhadap Pengobatan medis
Hengky, Suatu Penyakit alternatif dikarenakan
and Muin di Desa faktor
2021) Samaulue ekonomi
Kecamatan yang rendah
Lanrisang menjadi
Kabupaten alasan utama.
Pinrang
2 Hafizah Persepsi Kualitatif Variabel Faktor
(Hafizah Masyarakat terikat : ekonomi,
2018) Tentang persepsi faktor sosial,
dan faktor
Pengobatan masyarakat.
budaya
Tradisional Variabel adalah alasan
dan Mistik di bebas :pengo masyarakat
xxii
Nagari Suayan batan dalam
Tinggi tradisional memilih
Kecamatan dan mistik. pengobatan
tradisional.
Suayan
Kabupaten
Lima Puluh
Kota
3 Jenta Persepsi Kualitatif Variabel Tingkat
Puspariki Masyarakat terikat: pendiidkan
dan Suharti Terhadap Pengobatan dan
(Puspariki Pengobatan tradisional. pengetahun
and Suharti Tradisional Variabel menjadi
2019) Berdasarkan bebas : faktor utama
Pendidikan di tingkat terhadap
Kabupaten pendidikan Persepsi
Purwokarta masyarakat
dalam
memilih
pengobatan
tradisional.
Kabupaten Simeulue
xxiii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Motivasi
II.1.1.1 Definisi
Motivasi berasal dari kata motif yang memiliki arti “dorongan” yang ada
dalam diri seseorang. Motivasi merupakan suatu kekuatan atau energi dari dalam
diri seseorang yang dapat menimbulkan rasa antusias dalam melakukan suatu
1. Motivasi intrinsik
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ini datangnya dari luar individu, contohnya dukungan verbal dan non
3. Motivasi Terdesak
Motivasi yang muncul saat seseorang dalam keadaan terdesak dan munculnya
sangat tiba-tiba.
motivasi paling kuat adalah motivasi yang berasal dari suatu individu itu sendiri.
xxiv
penyakitnya. Seseorang yang memiliki motivasi untuk sembuh akan mulai
Dalam teori motivasi Herzberg terdapat dua jenis faktor yang mendorong
II.1.2 Pengobatan
alat bantu tersebut dapat berupa terapi maupun obat-obatan beserta lainnya.
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.Perilaku kesehatan merupakan
xxv
tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu :
sebagainya.
yang meliputi :
raga dll.
lain sebagainya.
xxvi
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian bantuan pengobatan (health seeking
manusia.
bahwa “istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan
Dalam jurnal Ketut et al. (2020) dituliskanbeberapa hal yang cukup penting
xxvii
1. Keandalan (Reability) : Kemampuan memberikan pelayanan yang
membantu para pasien dalam memberikan pelayanan yang tepat dan baik.
pelayanan yang tepat dan cepat serta tanggap dalam menangani berbagai
keluhan pasien selain itu juga dapat merespon permintaan pasien dengan baik.
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para tenaga medis, bebas dari
bahaya, resiko, atau keragu-raguan. Salah satu tolak ukur dalam jaminan
pasien. Tolak ukur penilaian dalam empati adalah pasien dengan mudah untuk
xxviii
mempermudah masyarakat dalam hal kesehatan namun tidak sedikit juga
efek kurang baik untuk jangka waktu panjang serta adanya isu kembali ke alam
1. Bersifat jelas
xxix
Artinya pengobatan tradisional harus bisa diukur dengan baik termasuk
2. Masuk akal.
Setiap metode yang digunakan dalam pengobatan ini harus berdifat masuk akal
agar bisa diterima oleh para professional yang memiliki ilmu dalam bidang
dipertanggungjawabkan.
3. Mudah dimengerti
Agar metode ini dapat digunakan oleh semua kalangan, pengobatan yang
4. Dapat dipercaya.
Dalam menentukan standar, salah satu syarat yang harus dipenuhi ialah harus
5. Absah.
Artinya ada hubungan yang kuat dan dapat didemintrasikan antara standar
6. Meyakinkan
xxx
Artinya tidak terpengaruh oleh perubahan oleh waktu, bersifat khas dan
gamblang.
tapi yang penting lagi munculnya berbagai efek samping yang secara medis
tidak dapat dipertanggung jawabkan, akan dapat dihindari. Akan tetapi, yang
supranatural. Dimana konsep ini standarnya satu sama lain terlihat berbeda
suatu pelayanan yang baik akan sulit dilakukan. Untuk itu mengharuskan
pengetahuan tradisional.
xxxi
II.1.3 Pengobatan Medis
Dalam buku yang ditulis oleh Sutrisna (2015) dijelaskan bahwa dalam
1. Subjektif
subyektif yang sedang dialami oleh pasien. Tanda-tanda tersebut dapat diperoleh
pasien tidak sadar, pasien anak atau pasien yang mengalami gangguan kejiwaan
anamnesis akan dilakukan dari orang terdekat seperti ayah, ibu dan anggota
keluarga lain. Untuk mendapat data maksimal dalam anamnesis perlu diperhatikan
xxxii
a. Tempat anamnesis
Pasien akan lebih percaya terhadap dokter yang memiliki penampilan bersih,
rapi dan mengenakan jas dokter. Selain itu sikap dokter juga tidak kalah penting,
dokter harus bersikap ramah, empati dan rileks sehingga pasien akan lebih merasa
nyaman.
dan kebiasaan. Untuk pasien anak akan ditambahkan riwayat kelahiran, riwayat
2. Objektif
pemeriksaan, yaitu :
a. Menilai keadaan umum pasien : pada tahap ini ditentukan keadaan umum
pasien yaitu kesadaran, jika pasien sadar maka akan dinilai apakah pasien
kesakitan atau tidak, tampak sesak nafas atau tidak, tampak cemas dll.
b. Mengukur tanda vital meliputi tekanan darah, heart rate, respiration rate dan
suhu.
xxxiii
c. Memeriksa status generalis pasien dari ujung kepala sampai kaki, agar lebih
efektif maka pemeriksaan ini akan berfokus pada organ yang dicurigai
mengalami kelainan.
3. Assesment
Setelah mendapatkan data subyektif dan obyektif maka dokter bisa melakukan
tahap assesment atau dengan kata lain dokter memberikan diagnosa sementara dan
4. Planning
Di mana dokter akan menentukan rencana pengobatan yang tepat untuk pasien.
menggunakan obat-obatan kimia tak alami yang tidak baik bagi tubuh. Hal
terkesan lebih aman dan alami. Selain itu, pengobatan medis cenderung
xxxiv
Meskipun pengobatan tradisional terkesan tidak logis dan tidak sesuai
pusat pelayanan kesehatan yang ada dewasa ini di masyarakat baik yang berupa
keyakinan dan pengalaman masyarakat yang memiliki adat dan budaya yang
penyakit secara fisik dan juga mental. Pengobatan tradisional adalah salah
xxxv
satu upaya pengobatan dan perawatan, di luar kedokteran dan ilmu keperawatan.
Pengobatan secara tradisional ini mencakup cara dan obat yang digunakan
masyarakat”.
menggunakan:
1. Keterampilan;
2. Ramuan
merupakan salah satu upaya pengobatan atau perawatan cara lain diluar ilmu
xxxvi
II.1.4.1 Karakteristik Pengobatan Tradisional
1. Hidup merupakan suatu kesatuan dari badan, emosi, pikiran, dan roh atau jiwa,
pasien.
xxxvii
2. Animal-agency : Pengobatan alternatif yang menggunakan hewan, baik
bahan dasar hewan, hasil, maupun perantara sebagai bahan dari proses
layanan pengobatannya.
tradisional hampir sama dengan obat modern, apabila tidak digunakan secara
tradisional dinilai relatif lebih aman dibandingkan obat modern namun tetap
xxxviii
Seperti halnya menggunakan obat modern, penggunaan obat tradisional
yang menyatakan bahwa penggunaan obat dan obat tradisional harus dilakukan
secara rasional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat
2. Tepat dosis
3. Tepat waktu
6. Tidak disalahgunakan
7. Tepat pemilihan
tradisional
xxxix
II.1.5.1 Faktor pribadi
1. Pekerjaan
seseorang yang berbeda antara satu dengan yang lainnya akan menghasilkan
pengetahuan dan pola pikir yang berbeda pula. Pekerjaan serta penghasilan
yang berbeda akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap yang berbeda pula.
2. Penghasilan
3. Tingkat pendidikan
xl
pengetahuan yang baik mengenai pengobatan hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukanPuspita(2019).
1. Faktor Budaya
untuk mengobati suatu penyakit, biasanya metode ini diturunkan dari nenek
pengobatan tradisional. Faktor ini banyak dialami oleh masyarakat yang tinggal di
pedalaman.
Indonesia cukup berbeda, hal ini juga mempengaruhi masyarakat untuk memilih
1. Kondisi Geografis
xli
menempuh jarak yang jauh untuk mencapai fasilitas kesehatan yang memadai
masih tidak merata terutama didaerah terpencil hal ini membuat fasilitas di daerah
tradisional.
3. Lingkungan sosial
seseorang akan masuk dalam suatu kelompok anggota tertentu sehingga akan
1. Motivasi
untuk memilih pengobatan tradisional, hal ini dibuktikan oleh meningkatnya data
xlii
2. Persepsi
dalam melakukan suatu hal akan dipengaruhi oleh persepsi seseorang tersebut
dalam sebuah situasi. Hal ini selaras dengan penelitian Aini (2016) dimana data
3. Pembelajaran
rangsangan, pertandam, respon dan penguatan. Hal ini selaras dengan penelitian
bisa didasarkan pada pengetahuan yang nyata, pendapat, atau iman. Hal ini
dinyatakan pula pada penelitian Wea (2019) banyaknya masyarakat yang sudah
xliii
II.1.5.4 Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan :
- Dalam satu obat herbal terdiri dari banyak tanaman obat sehingga memiliki
2. Kekurangan :
digunakan untuk pasien, sehingga dosis dan khasiatnya masih belum diteliti
penyembuhan.
temurun memiliki dampak yang masih belum teruji secara ilmiah, sehingga
xliv
- Banyak pengobatan tradisional yang masih belum memenuhi standar
Daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan tanaman yang masuk ke famili
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Daun sirih hijau memiliki daun tunggal letaknya berseling dengan bentuk
bundar atau lonjong dengan pangkal berbentuk menyerupai jantung agak bundar
berlekuk memiliki ujung daun yang runcing dengan pinggir daun sedikit
melengkung kebawah dengan panjang 5-18cm dan lebar 3-12 cm. Daun sirih hijau
memiliki permukaan atas rata licin dan sedikit mengkilat. Tulang daun agak
tenggelam dan permukaan bawah agak kusam, kasar tulang daun menonjol
khasiat. Daun sirih sangat mudah tumbuh bahkan dapat tumbuh didalam pot,
tanaman ini dapat tumbuh di tempat yang tidak terlalu panas dengan media
xlv
penanaman yang sangat sederhana yaitu campuran kompos dan tanah 1:1.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan kadar air yang cukup, hanya perlu menyiram 1
kali sehari dan diletakan ditempat teduh untuk menghindari panas yang berlebihan
(Ernawati 2018).
Daun sirih memiliki kandungan minyak atsiri 1-4,2%, air, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, Vitamin A,B,C, yodium, gula dan pati. Dalam
kandungan minyak atsiri terdapat fenol alam yang mempunyai antiseptik lima kali
lebih banyak dibandingkan fenol biasa (Baktresid dan Fungisid). Kandungan fenol
di dalam minyak atsiri daun sirih merah mencapai 30% fenol dan beberapa
Sudah sejak lama daun sirih merah digunakan sebagai antibakteri, karena
ekstraselular yang mengganggu integritas membran sel bakteri, selain itu senyawa
alkaloid juga terkandung dalam daun sirih senyawa ini memiliki kemampuan
sebagai antibakteri dengan cara mengganggu komponen yang ada dalam tubuh
bakteri dan menghilangkan benda asing yang ada pada luka (Sakmawati 2021).
senyawa ikatan terhadap enzim atau substrat mikroba dan pembentukan suatu
kompleks ikatan tanin dengan ion logam yang dapat menambah daya toksisitas
xlvi
tanin itu sendiri, Tanin dapat mengerutkan sel sehingga mengganggu
permeabilitas sel tersebut yang mengakibatkan sel tersebut mati. Minyak atsiri
2009).
keluar bayi. Luka perineum yang dibuat dengan sengaja atau disebut Episitomi
bertujuan untuk memperbesar muara vagina sebagai jalan keluar bayi. Selain itu
luka perineum juga bisa disebabkan oleh robekan perineum secara alami yang
II.1.7.1 Ruptur
rusak karena proses desakan kepala janin pada proses persalinan. Ruptur biasanya
memiliki bentuk yang tidak beraturan sehingga sulit dilakukan proses penjahitan.
II.1.7.2 Epistomi
muara vagina yang dilakukan tepat sebelum janin keluar. Epistomi dapat
dilakukan saat vagina sedang meregang dan dilakukan jika perineum diperkirakan
akan robek oleh desakan kepala janin. Tindakan ini memerlukan bius lokal
kecuali bila pasien telah diberi anestesi epidemal sebelumnya (Utami 2020).
xlvii
Pada kasus luka perineum terdapat empat tingkatan luka (Mulati and Susilowati
2018):
2. Luka perineum derajat kedua : meliputi luka pada mukosa vagina, kulit
3. Luka perineum derajat ketiga : meliputi luka pada mukosa vagina, kulit
spingterani eksternal.
4. Luka perineum derajat keempat : luka ini meliputi meliputi spingter recti dan
bervariasi.
xlviii
Perawatan luka perineum merupakan usaha untuk mencegah infeksi yang
terjadi pada ibu melahirkan, selain mencegah infeksi perawatan dilakukan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada ibu pasca melahirkan karena luka yang tidak
membaik (Supadmi et al. 2021). Perawatan dan pengobatan luka perineum dapat
farmakologis adalah dengan memberikan obat antiseptik atau antibiotik pada luka
2020).
antibiotik saat menyusui, kecuali untuk kasus khusus seperti luka perineum
tradisional yang berasal dari bahan-bahan alami seperti daun sirih (Rostika,
al. 2021) yang berjudul “Efektivitas rendaman daun sirih terhadap kecepatan
penyembuhan luka perineum pada ibu post partum” hasil penelitian tersebut
luka perineum. Penelitian (Inayatul Milah 2021) berjudul “Pengaruh rebusan daun
xlix
sirih terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas” yang berfokus pada
fungsi air rebusan daun sirih terhadap luka perineum yang terbukti mempercepat
1.
l
II.2 Kerangka Teori
li
BAB III
METODE PENELITIAN
lii
3.2 Fokus Penelitian
pada tiga aspek yaitu: fasebilitas, kepentingan, dan urgensi. Adapun fokus
alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang diketahui yang sesuai
dalam penelitian ini peneliti ingin menggali informasi lebih jauh mengenai faktor
liii
3.4.1 Sumber Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan
sampel dari sumber data dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria
oleh dua belah pihak yaitu yang mengajukan pertanyaan dan yang memberi
jawaban atas pertanyaan itu secara timbal balik dengan maksud atau tujuan
tertentu.
purposive sampling dengan kriteria inklusi yang merupakan kriteria atau ciri-ciri
yang dinilai perlu dimiliki oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil
sebagai sampel dan kriteria eksklusi yang merupakan ciri-ciri anggota populasi
yang dapat diambil sebagai sampel. Informan utama dalam penelitian ini:
1. Informan Kunci
Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala desa Trans Jernge
liv
dimasukkan ke dalam informan kunci karena lebih mengerti dan
2. Informan Utama
Informan utama dalam penelitian ini adalah mayarakat desa Trans Jernge
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti
dari objek penelitiannya, melainkan data yang diperoleh dari pihak lain. Data
sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau laporan yang telah ada
(Moleong 2018). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang
berkaitan dengan topik penelitian ini seperti data dari WHO, Kementerian
Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Aceh, serta data demografi Desa Trans Jernge.
lv
3.5 Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengambilan Data
peneliti itu sendiri merupakan instrumen atau alat penelitian. Peneliti kualitatif
data, analisis data, serta menafsirkan data dan membuat simpulan atas temuannya
tersebut. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri yang
selanjutnya melengkapi data dan membandingkan data tersebut dengan data yang
Dharma Yogyakarta tahun 2017 milik Yohana, dan skripsi Universitas Syiah
3. Alat tulis, digunakan untuk membuat catatan kecil pada saat penelitian
sedang berlangsung.
lvi
3.5.2 Teknik Pengambilan Data
yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak
sampai 1 jam. Namun setelah itu peneliti masih melakukan konfirmasi mengenai
pertanyaan yang perlu digali kepada responden dengan rentang waktu satu
Trans Jernge.
lvii
Kegiatan pada tahap penelitian ini sebagai berikut.
1. Melakukan observasi.
4. Mendokumentasi penelitian.
penelitian atau validitas data. Menurut Moleong (2012) triangulasi data adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
data primer dan data sekunder, observasi data wawancara mendalam digunakan
untuk menjaring data primer yang berkaitan dengan faktor motivasi masyarakat
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu info yang
lviii
diperoleh. Misalnya dengan membandingkan hasil wawancara dari informan yang
satu dengan informan yang lain (Moleong, 2012). Adapun triangulasi dengan
keluarga yang menggunakan pengobatan tradisional, bidan desa dan Kepala desa
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan apabila
data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: teknik pengambilan data primer
dilakukan dengan melalui observasi kegiatan pada bulan Maret 2022 yang
desa, dan 1 bidan desa , sedangkan narasumber triangulasi terdiri dari 7 orang
lix
yaitu 5 orang sebagai pengguna pengobatan tradisional, 1 orang bidan desa, dan 1
tokoh masyarakat yaitu Ketua RW. Teknik pengambilan data sekunder dilakukan
melalui analisis dari dokumen desa seperti data demografi wilayah desa Trans
Jernge dan buku catatan kondisi kesehatan masyarakat desa. Teknik pengambilan
keabsahan data dari penelitian yang dilakukan kepada narasumber utama. Selain
menggolongkan dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dari data hasil
masih meragukan kebenaran data yang sudah diperoleh, maka akan dicek kembali
dengan narasumber lain yang lebih mengetahui. Proses tersebut akan memberikan
penjelasan data yang lebih jelas dan akan mempermudah peneliti untuk
yang sama dan kemudian digolongkan sesuai dengan persamaan kodenya. Hal
lx
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deduktif dan juga
induktif. Metode deduktif yaitu metode dimana kode sudah ditentukan lebih awal
pada pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti kemudian setelah itu data
sarana dan prasarana. Adapun metode induktif merupakan metode yang kodenya
belum ditentukan berdasarkan pedoman wawancara, dengan kata lain kode dari
dilakukan. Kode dari metode induktif antara lain kesibukan kesibukan responden,
terorganisasi. Peneliti menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif sehingga
penelitian ini yaitu kondisi umum desa Trans Jenge, sarana prasarana, budaya
desa Trans Jernge, proses pelaksanaan kegiatan, serta motivasi masyarakat dalam
simtom. Faktor pemicu sosial dibagi menjadi beberapa pembahasan yaitu tingkat
lxi
pengguna pengobatan tradisional terdapat beberapa pembahasan yakni tingkat
sikap.
Setelah diperkuat oleh bukti-bukti yang valid, kemudian dapat diambil simpulan
lxii
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nurul, Said Mardjianto, And Firdha Novitasari. 2016. 4 Jurnal Kesehatan
Jember.
Fauziyah, Teguh Hari Santoso, And Sofia Rhosma Dewi. 2017. “Faktor Yang
Fitriani, Nur, And Fitri Eriyanti. 2020. “Relasi Pengetahuan Dan Kekuasaan
1(2): 15–23.
Hanum, Sari, Nona R Puetri, And Yasir Marlinda. 2019. “Hubungan Antara
Besar.”
lxiii
Ismail. 2015. “Faktor Yang Mempegaruhi Keputusan Masyarakat Memilih Obat
Kartika, Dian, Lindawaty Sewu, And Rullyanto W. 2016. 2 Soepra Jurnal Hukum
Bagi Pasien.
Riskesdas: 614.
Tanaman Obat.
Ketut, Ni, Siya Darmini, A A N Oka, And Suryadinatha Gorda. 2020. “Menyigi
Marwati, Marwati, And Amidi Amidi. 2019. “Pengaruh Budaya, Persepsi, Dan
lxiv
Manajemen 7(2): 168.
Rosdakarya,.
Sumedang.” 7.
Obat.
lxv
Tradisional Sebagai Alternatif Upaya Mereduksi Penyakit Tidak Menular.”
(2528–4517).
Alfabeta.
Syahrani, Andi Ratu Tria, Andi Asrina, And Yusriani. 2020. “Pengobatan
Tradisional Penyakit Diare Pada Anak Balita Di Suku Bajo Kelurahan Bajoe
4(1).
lxvi
Di Apotek Kimia Farma 135 Hatta Kupang.
Yanti, Irma, Henni Kumaladewi Hengky, And Herlina Muin. 2021. “Kebiasaan
lxvii
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR MOTIVASI MASYARAKAT DALAM MENGGUNAKAN
PENGOBATAN TRADISIONAL TERHADAP PENYEMBUHAN
PENYAKIT (Studi Kasus di Desa Trans Jernge Kecamatan Teupah Selatan
Kabupaten Simeulue)
68
15. Adakah efek samping yang anda rasakan?
16. Apakah obat tradisional tersebut pernah digunakan sebelumnya?
17. Dari manakah bapak/ibu mengetahui mengenai obat tradisional yang anda
gunakan tersebut?
18. Apakah alasan bapak/ibu menggunakan obat tradisional tersebut?
19. Mengapa bapak/ibu memilih menggunakan obat tradisional tersebut untuk
mengatasi penyakit yang dialami (dibandingkan memeriksakan diri ke
puskesmas atau rumah sakit atau dokter praktek?
20. Apakah bapak/ibu pernah mendengar pengobatan medis?
21. Jika pernah mendengar istilah tersebut, dari mana bapak/ibu mendapatkan
informasinya?
22. Menurut bapak/ibu seperti apa pengobatan medis?
23. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan pengobatan medis?
24. Ketika sakit manakah yang anda lakukan , periksa ke dokter atau membuat
obat tradisional sendiri?
*jika membuat obat tradisional
a. Mengapa anda memilih obat tradisional?
b. Apakah alasan anda melakukan pengobatan tradisional dibandingkan
dengan pengobatan medis?
c. Menurut anda apakah pengobatan tradisional sangat cepat
menyembuhkan dibandingkan pengobatan medis?
25. Jika penyakit yang bapak/ibu alami sangat parah, apakah masih tetap
menggunakan pengobatan tradisional?
69