TAHUN 2023
Oleh:
FATONI WIDAGDO
2105026
i
Semoga kebaikan dan keikhlasan mendapat balasan dan rahmat dari Allah
Swt. Akhirnya penulis sangat menyadari bahwa penulisan laporan ini sarat dengan
kekeliruan.
Pekanbaru, 01 Februari 2023
Fatoni Widagdo
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
C. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
D. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus Administrasi Manajemen Logistik........................................... 13
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian dari
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat peneltian medik. Dalam
pelaksanaannya setiap rumah sakit selalu berupaya memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik kepada pasien. Untuk mencapai hal tesebut, rumah sakit
harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan pemakai
jasa pelayanan kesehatan (Pangerapan, D. T., Palandeng, O. E. L. I., & Rattu,
2018).
Rumah Sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan.
Dalam jejaring kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi simpul utama
yang berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat
(UU No.40 Tahun 2009).
2
Manajemen obat dirumah sakit merupakan salah satu aspek penting dari
rumah sakit. Jika terjadi ketidakefisien, maka dapat memberikan dampak negatif
terhadap biaya operasional bagi rumah sakit, karena bahan logistik obat
merupakan salah satu tempat kebocoran anggaran. Untuk itu manajemen obat
dapat dipakai sebagai proses pengerak dan pemberdayaan semua sumber daya
yang dimiliki untuk dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan obat
setiap dibutuhkan agar operasional efektif dan efisien. Tujuan adanya manajemen
pengelolaan obat adalah tersedianya obat setiap saat dibutuhkan baik jumlah, jenis
maupun kualitas (Depkes, 2005).
Kota Dumai mempunyai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai yang
merupakan salah satu Rumah Sakit pemerintah yang berada di pusat kota Dumai.
RSUD ini didirikan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan arti penting
sebuah pelayanan kesehatan yang profesional dan berkualitas. Sebagai rumah
4
sakit rujukan tentunya dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih dari
rumah sakit yang merujuk, dimana segala fasilitas baik sarana maupun prasarana
termasuk didalamnya kegiatan logistic obat seperti pelayanan pengobatan,
meliputi penyediaan, pengadaan, dan pendistribusian seluruh pembekalan obat di
RSUD Kota Dumai diatur oleh Unit Pelaksana Teknis Dasar (UPTD) dibawah
naungan Dinas Kesehatan Kota Dumai. Untuk menjalankan dan melaksanakan
pelayanan kesehatan tersebut agar berjalan efektif dalam memberikan pelayanan
pengobatan, maka diperlukan perencanaan kebutuhan obat yang tepat dan benar
(Profil RSUD Kota Dumai, 2020).
Tabel data Pagu dan Realisasi Sub Kegiatan Kefarmasian RSUD Dumai tiga
tahun terakhir :
Berdasarkan tabel realisasi tiga tahun terakhir pada sub kegiatan Kefarmasian
RSUD Kota Dumai, didapatkan belum maksimalnya angka realisasi anggaran
dikarenakan masih adanya beberapa item obat yang diperlukan tidak ada stock di
pabrik, selanjutnya Sumber Daya Manusia yang masih belum berkompeten dalam
merencanakan dan mengadakan obat-obatan sesuai dengan pagu yang telah
ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep dan teori manajemen logistik obat dalam
menyelesaikan masalah dan pengembangan Instalasi Farmasi RSUD Kota
Dumai.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan penelitian ini mahasiswa mampu :
a. Mengidentifikasi masalah pada perencanaan obat dalam menganalisa
managemen logistik obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota Dumai
tahun 2023
b. Mengidentifikasi masalah pada pengadaan obat dalam menganalisa
managemen logistik obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota Dumai
tahun 2023
c. Mengidentifikasi masalah pada pendistribusian obat dalam
menganalisa managemen logistik obat di Instalasi Farmasi RSUD
Kota Dumai tahun 2023
d. Mengidentifikasi masalah pada pengendalian obat dalam menganalisa
managemen logistik obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota Dumai
tahun 2023
e. Mengidentifikasi masalah pada Sumber daya manusia dalam
menganalisa managemen logistik obat di Instalasi Farmasi RSUD
Kota Dumai tahun 2023
f. Mengidentifikasi masalah pada Sumber Anggaran dalam menganalisa
managemen logistik obat di Instalasi Farmasi RSUD Kota Dumai
Tahun 2023
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Sosial
Diharapkan permasalahan Manajemen Logistik obat dapat teratasi
sehingga Pelayanan kefarmasian bisa maksimal dirasakan oleh masyarakat
serta adanya perubahan sistem managemen logistik obat kearah yang lebih
baik agar tercapainya target kinerja Runah Sakit yang maksimal.
6
2. Manfaat Ilmiah
a. Dapat dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi pemberian materi
kuliah dan pembekalan kepada mahasiswa, sehingga mempunyai
informasi untuk meningkatkan pembelajaran.
b. Dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi yang lengkap di
tempat penelitian dilaksanakan.
c. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan bagi
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat dengan instansi
tempat Penelitian.
d. Mempunyai bahan kajian dan studi kasus yang dapat disajikan kepada
angkatan berikutnya.
A. Manajemen
1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
(Hasibuan,2012).
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,
pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan
suatu produk atau jasa secara efisien (Sekula,2010).
1.2 Manajemen Logistik Obat
a) Pengertian Logistik
Manajemen logistik merupakan proses pengelolaan yang strategis
mengatur pengadaan bahan (procurement), perpindahan dan
penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi dan
informasi terkait melalui organisasi dan jaringan pemasarannya dengan
cara tertentu sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan baik jangka
waktu sekarang maupun waktu yang akan datang melalui pemenuhan
pesanan dengan biaya efektif (Tunggal, 2010).
Manajemen logistik adalah manajemen yang mengendalikan
barang-barang layanan dan perlengkapan mulai dari akuisisi sampai
disposisi. Manajemen logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau
seni dalam proses perencanaa dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian dan pemeliharaan serta penghapusan
material atau alat-alat (Sabarguna, 2010).
7
8
Gambar 2.1
Siklus Administrasi Manajemen Logistik (Subagya,1994)
b) Pengertian Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia (Permenkes RI No. 16 tahun 2013).
Obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan yang
dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia maupun hewan,
termasuk dengan tujuan untuk memperoleh tubuh atau bagian tubuh
manusia. Dalam hal ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat
diutamakan pada obat esensial, sedangkan dari aspek jaminan mutu
diberlakukan pada semua jenis obat. Obat esensial adalah obat yang
paling banyak dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan obat
9
generik adalah obat dengan nama resmi untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya (Syamsuni, 2015).
B .Rumah Sakit
1.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah
suatu organisasi sosial yang berintegrasi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Serta rumah sakit
suatu bagian dari pelatihan bagi tenaga kesehatan serta pusat penelitian
medik (Satibi, 2014).
Menurut dari Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
983/Menkes/SK/XI/1992 menyatakan bahwa rumah sakit umum yaitu
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,
spesialistik dan sub spesialistik. Untuk memberikan suatu pelayanan yang
bermutu dan terjangkau terhadap masyarakat dalam upaya penyembuhan
dan pemulihan yang dilaksanakan dengan terpadu untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat (Aditama, 2010).
2.Instalasi Farmasi
2.1 Pengertian Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu bagian
atau unit pelaksana fungsional dibawah pimpinan seorang apoteker yang
memenuhi syarat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
kompeten secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian,
yang terdiri atas perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengendalian
mutu dan pendistribusian serta penggunaan seluruh perbekalan kesehatan
di Dinas Kesehatan Kabupaten (Permenkes RI No. 58 Tahun 2014).
2.2 Tujuan Instalasi Farmasi
Tujuan pembentukan Instalasi Farmasi Kabupaten adalah untuk
melaksanakan pengelolaan obat secara berdaya guna dan berhasil guna
agar obat tersedia dalam jumlah dan jenis yang cukup dan pada waktu
yang tepat, serta melaksanakan pemeliharaan mutu obat untuk menunjang
pelaksanaan upaya kesehatan yang menyeluruh, terarah dan terpadu di
Kabupaten (Kemenkes RI Nomor 633/Menkes/S.K./IV/2012).
Proses pengelolaan obat dapat terwujud dengan baik apabila
didukung dengan adanya ketersediaan dan kemampuan sumber daya
dalam suatu sistem. Dalam Permenkes RI No.
HK.02.02/MENKES/068/2010, dinyatakan bahwa suatu tujuan
pengelolaan obat Kabupaten/Kota adalah tersedianya obat dengan kualitas
baik, tersebar secara merata, jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di unit pelayanan
kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien dan efektif dilakukan dengan
harapan dapat menjamin:
a. Tersedianya rencana kebutuhan jenis dan jumlah obat sesuai dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan dasar Kabupaten/Kota.
b. Tersedianya anggaran pengadaan obat yang dibutuhkan tepat pada
waktunya.
c. Terlaksananya pengadaan obat yang efektif dan efisien.
d. Terjaminnya penyimpanan obat dengan mutu yang baik.
11
b) Sarana Prasarana
Sarana adalah bangunan yang sebagian atau seluruhnya berada
di atas tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan dan
digunakan untuk penyelenggaraan atau penunjang pelayanan.
Prasarana adalah 30 alat, jaringan, dan sistem yang membuat suatu
Sarana dapat berfungsi (Andiyanto dkk, 2018).
Menurut Permenkes RI No. 72 tahun 2016 tentang standar
pelayanan kefarmasian, Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit harus didukung oleh sarana dan peralatan yang
memenuhi ketentuan dan perundang-undangan kefarmasian yang
berlaku. Lokasi instalasi farmasi harus menyatu dengan sistem
pelayanan rumah sakit, tetapi harus dipisahkan antara fasilitas
untuk penyelenggaraan manajemen, pelayanan langsung kepada
pasien, peracikan, produksi dan laboratorium mutu yang dilengkapi
penanganan limbah.
16
c) Metode
Prosedur adalah cara untuk melakukann agar berdaya guna dan
berhasil guna. Metode kerja yang cepat dapat memperlancar
jalannya suatu usaha (Alamsyah, 2011).
Menurut Prabowo (2016) pengadaan obat memiliki 2 metode,
yaitu metode komsumsi dan metode epidiomologi. Metode
komsumsi merupakan metode perencanaan berdasar kan analisis
komsumsi logistik priode sebelumnya sedangkan metode
epidiomologi merupakan perencanaan berdasar kan analisis jumlah
kasus penyakit pda priode sebelumnya. Jumlah kasus ini
tergantung dari jumlah pengunjung, BOR/LOS (hari perawatan)
frekunsi penyakit dan standar pengobatan.
d) Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara
sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter
yang meliputi seluruh kegiatan (Hendra Poerwanto, 2011). Tujuan
anggaran untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara
jelas dan formal sehingga bias menghindari kerancuan dan
memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
Berdasarkan hasil penelitian Ilona (2015), tentang Analisis
Anggaran obat dan realisasi pengadaan obat di Kabupaten Maluku
tahun 2013-2015 bahwa Anggaran sangat berperan besar terhadap
tinggi atau rendahnya cakupan realisasi suatu perencanaan obat
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
e) Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan
menentukan jumlah obat dalam rangka pengadaan. Tujuannya
adalah untuk menetapkan jenis dan jumalh perbekalan farmasi
sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di
17
5. Metode Epidemiologi
Didasarkan pada data jumlah kunjungan, frekuensi
penyakit dan standar pengobatan yang ada. Langkah-langkah
metode ini adalah:
1) Pengumpulan dan pengolahan data.
2) Menyediakan pedoman /standar pengobatan yang
digunakan sebagai perencanaan.
3) Menghitung perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi.
4) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia
6. Metode Kombinasi
Merupakan kombinasi metode konsumsi dan metode
epidemiologi. Berupa perhitungan kebutuhan obat yang telah
mempunyai data konsumsi yang jelas namun kasus penyakit
cenderung berubah.
Berdasarkan hasil penelitan Iwan (2014) bahwa
perhitungan Kebutuhan Obat di Puskesmas Gaya Baru V
Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah
yang dilakukan oleh penanggung jawab gudang obat dengan
menggunakan metode konsumsi belum tepat dan belum
menggabungkan antara metode konsumsi dan metode
epidemiologi, sehingga masih terjadi masalah kekurangan
obat di Puskesmas Gaya Baru V Kecamatan Bandar
Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.
c. Kerangka Berfikir
Output
Input Proses
Tersedianya
a.Sumber daya a. Perencanaan obat yang
manusia b. Pengadaan dibutuhkan
b.Sumber c. Pendistribusian Instalasi
Anggaran d. Pengendalian Farmasi.
BAB III
METODE KEGIATAN
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari s/d Maret 2023.
C. Informan Penelitian
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja
(Sugiyono, 2002). Artinya sampel yang dipilih adalah yang mengetahui
permasalahan dengan jelas, untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta
mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar. Informan dalam
penelitian ini adalah Kasi Penunjang Medis, Kepala Instalasi Farmasi, Staf
Instalasi Farmasi dan PJ Gudang Farmasi.
Tabel 3.1
Karakteristik Informan
No Karakteristik Informan Jumlah Kode informen
1 Informan Kunci
Kasi Penunjang Medis 1 orang A1
2 Informan Utama
Kepala Instalasi Farmasi 1 orang B1
3 Informan Pendukung
Dokter 1 orang C1
Staf Instalasi farmasi 2 orang C2a & C2b
PJ.Gudang Farmasi 1 orang D1
Staf Keuangan 1 orang E1
26
Pasien 2 orang F1
Distributor Obat 1 orang G1
TOTAL 10 orang
F. Defenisi Istilah
Tabel 3.2
Definisi Istilah
Cara
No Variabel Definisi Istilah Pengumpulan Instrumen
Data
kekurangan/kekosongan
obat.
H. Pengolahan Data
1. Data Primer
Dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi secara
langsung dengan informan ataupun pengamatan terkait penelitian,yang
menggunakan alat tulis dan alat perekam suara. Teknik pelaksanaannya
dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam dalam
wawancara langsung dan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
2. Data Sekunder
Dengan melakukan penelusuran dokumen yang sudah ada di
RSUD Kota Dumai, berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan
informan, data bakan diolah secara manual sesuai petunjuk pengolahan
data kualitatif dan tujuan penelitian.
Pengelolaan dan analisa data dalam penelitian ini dilakukan
menurut cara analaisa kualitatif sesuai langkah menurut Miles dan
Huberman dalam Emzir (2010), adapun langkah pengelolaan data dan
analisis kualitatif, yaitu :
a. Reduksi data
Mereduksi data berarti memilih data yang penting. Pemokusan dan
membuat kategori, dengan demikian data telah direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas sesuai tujuan penelitian
b. Penyajian Data
Metode data adalah kumpulan data atau informasi yang telah
disusun sehingga memudahkan mendeskripsikan kesimpulan. Dalam
penelitian ini model data yang telah diperoleh saat wawancara
mendalam, observasi dan telaah dokumen dibuat dalam bentuk teks
naratif yang ditulis dalam matrik
29
I. Analisis Data
Analisis data disajikan dalam bentuk naskah (content analysis). Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini guna membahas
permasalahan yang dirumuskan digunakan teknik analisis kualitatif. Dalam
teknik analisis kualitatif, untuk menganalisis permasalahannya dilakukan
secara deskriptif.
Untuk menjamin derajat kepercayaan data yang dikumpulkan,
digunakan metode triangulasi, yaitu:
1. Triangulasi sumber berarti membandingkan ulang derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda antara
informan yang satu dengan informan yang lain. Sumber dimaksud disini
yaitu informan dan telaah dokumen.
2. Triangulasi metode yaitu dengan cara membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan data
hasil pengamatan serta data hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan.
Februari Maret
No Uraian Minggu Ke
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penyusunan
proposal penelitian
2 Bimbingan proposal
penelitian
3 Seminar penelitian
4 Pengumpulan data
5 Analisis data dan
penyerahan laporan
hasil penelitian
6 Ujian Tesis
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2020). Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
Tahun 2020. Pekanbaru: Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012. (Online).
Tersedia : http://www.depkes.go.id. 19 Oktober 2022
RSUD Kota Dumai. (2010). Profil RSUD Kota Dumai Tahun 2020. Dumai:
RSUD Kota Dumai
Sera, S., Hiborang, Franckie, R.R, Maramis., Grace, D.,& Kandou. Gambaran
Pelaksanaan Pengelolaan Obat di Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado.
Jurnal FKM Universitas Sam Ratulangi. Vol. 8,No.3. Diakses 23 Oktober
2022
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Responden
Informan :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Daftar Pertanyaan
Informan Pertanyaan
Kepala Instalasi Sumber Anggaran
Farmasi 1. Bagaimana sumber dana diperoleh dalam proses manajemen logistik
obat?
2. Bagaimana dengan ketersediaannya?
3. Bagaimana jika ada hambatan atau kendala dari sumber anggaran?
Perencanaan
1. Bagaimana proses perencanaan obat yang dilakukan di Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
2.Bagaimana proses perencanaan pemilihan jenis obat untuk tahun
berikutnya? Berdasarkan apa pemilihan jenis obatnya?
3. Bagaimana proses untuk menentukan perkiraan kebutuhan obat untuk
rencana yang akan datang?
4. Kendala apa saja yang dihadapi dalam perencanaan obat ini?
Pengadaan
1. Bagaimana proses pengadaan obat yang dilakukan di Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam pengadaan obat?
3. Bagaimana pennetuan waktu pengadaan obat?
4. Bagaimana dengan obat yang telah dipesan atau dibeli langsung datang
tepat waktu?
5. Kendala apa yang terjadi ketika melakukan pengadaan obat ?
Pengendalian
1. Bagaimana proses pengendalian yang dilakukan di Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pengendalian?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Responden
Informan :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Daftar Pertanyaan
Informan Pertanyaan
Kasi Penunjang Sumber Daya Manusia
Medis 1. Bagaimana sumber daya manusia di Instalasi Farmasi RSUD
Kota Dumai mencukupi dalam proses manajemen logistik?
2. Bagaimana latar belakang pendidikan sumber daya manusia yang ada
di Instalasi Farmasi RSUD Kota Dumai? Apakah sudah sesuai dengan
peraturan yang ada?
3. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di
Instalasi Farmasi RSUD Kota Dumai terkait manajemen pengelolaan
obat?
Sumber Anggaran
1. Bagaimana sumber dana diperoleh dalam proses manajemen logistik
obat?
2. Bagaimana dengan ketersediaannya?
3. Bagaimana jika ada hambatan atau kendala dari sumber anggaran?
Pengendalian
1. Bagaimana proses pengendalian yang dilakukan di Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pengendalian?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Responden
Informan :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Daftar Pertanyaan
Informan Pertanyaan
Staf Instalasi Pendistribusian
Farmasi 1. Bagaimana proses manajemen pendistribusian obat yang dilakukan
gudang farmasi?
2. Bagaimana dengan anggaran untuk pendistribusian obat?
3. Data apa saja yang diperlukan gudang farmasi dalam proses
pendistribusian obat dari instalasi farmasi ke ruang rawat inap dan rawat
jalan?
Pengendalian
1. Bagaimana proses pengendalian yang dilakukan di Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pengendalian?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Responden
Informan :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Daftar Pertanyaan
Informan Pertanyaan
PJ Gudang Farmasi Perencanaan
1. Bagaimana proses perencanaan obat yang dilakukan di Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
2. Bagaimana proses perencanaan pemilihan jenis obat untuk tahun
berikutnya? Berdasarkan apa pemilihan jenis obatnya?
3. Bagaimana proses untuk menentukan perkiraan kebutuhan obat untuk
rencana yang akan datang?
4. Kendala apa saja yang dihadapi dalam perencanaan obat ini?
Pengadaan
1. Bagaimana proses pengadaan obat yang dilakukan di Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
2. Bagaimana proses pengadaan obat yang dilakukan di Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam pengadaan obat?
3. Bagaimana pennetuan waktu pengadaan obat?
4. Bagaimana dengan obat yang telah dipesan atau dibeli langsung datang
tepat waktu?
5. Kendala apa yang terjadi ketika melakukan pengadaan obat ?
Pendistribusian
1. Bagaimana proses manajemen pendistribusian obat yang dilakukan
gudang farmasi?
2. Bagaimana dengan anggaran untuk pendistribusian obat?
3. Data apa saja yang diperlukan gudang farmasi dalam proses
pendistribusian obat dari instalasi farmasi ke ruang rawat inap dan rawat
jalan?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Responden
Informan :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Daftar Pertanyaan
Informan Pertanyaan
Staf Keuangan Sumber Anggaran
1. Bagaimana sumber dana diperoleh dalam proses manajemen logistik
obat?
2. Bagaimana dengan ketersediaannya?
3. Bagaimana jika ada hambatan atau kendala dari sumber anggaran?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Responden
Informan :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Daftar Pertanyaan
Informan Pertanyaan
Distributor Obat 1. Bagaimana jika obat yang dipesan pihak Instalasi Farmasi RSUD Kota
Dumai stok nya kosong ?
2. Bagaimana proses pembayaran yang dilakukan pihak Instalasi Farmasi
RSUD Kota Dumai?
3. Mengapa obat yang datang sering tidak sesuai dengan permintaan?
4. Kendala apa yang sering dialami oleh pihak distributor obat ?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Responden
Informan :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Daftar Pertanyaan
Informan Pertanyaan
Pasien Pendistribusian
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang kelengkapan obat yang tersedia
di Apotek?
2. Bagaimana pendapat bapak/ibu jika ada salah satu obat ada yang tidak
tersedia?