PROPOSAL
Oleh
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah..................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah.....................................................................................6
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.5. Manfaat penelitian.....................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS...............................................8
2.1. Kajian Teoritis...........................................................................................8
2.1.1 Perawat...............................................................................................8
2.1.2 Work Family Conflict.......................................................................11
2.1.3 Kinerja..............................................................................................15
2.1.4 Hubungan Antara Work Family Conflict Dengan Kinerja Perawat.19
2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan..............................................................20
2.3. Kerangka Berpikir...................................................................................27
2.3.1. Kerangka Teori................................................................................27
2.3.2. Kerangka Konsep.............................................................................28
2.4. Hipotesis Penelitian.................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................29
3.1. Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................29
3.2. Desain Penelitian.....................................................................................29
3.3. Variabel Penelitian..................................................................................29
3.4. Populasi dan Sampel...............................................................................31
3.4.1. Populasi............................................................................................31
3.4.2. Sampel..............................................................................................32
3.5. Teknik Pengumpulan Data......................................................................32
ii
3.5.1. Jenis Data.........................................................................................32
3.5.2. Instrumen Penelitian........................................................................32
3.6. Tehnik Analisa Data................................................................................34
3.6.1. Analisa Univariat.............................................................................34
3.6.2. Analisa Bivariat................................................................................35
3.7. Teknik Pengolahan Data.........................................................................35
3.8. Hipotesis Statistik....................................................................................36
3.9. Etika Penelitian........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................38
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Observasi Awal....................................................................41
Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden....................................42
Lampiran 3 Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Penelitian...........43
Lampiran 4 Kuisioner Penelitian......................................................................44
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang terdiri dari
fasilitas fisik dan fungsi pelayanan yang didirikan untuk memberikan pelayanan
dan lainnya) secara efektif dan efisien bagi masyarakat. Tindakan pelayanan ini
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit. Berdasarkan data
jumlah sumber daya manusia tenaga kesehatan yang didayagunakan pada fasilitas
tenaga kesehatan terbesar yang mencapai 50,79% diantara lima tenaga kesehatan
lain yaitu dokter umum, dokter spesialis, bidan, farmasi dan dokter gigi (Indonesia
rumah sakit dikatakan baik bila kinerjanya >75 %. Berdasarkan hasil riset yang
kinerja perawat yang masih cukup kecil hanya berkisar 50%. Kemudian riset dari
(Maulani & Dasuki, 2018) di RSUD Hanafie Muara Bungo menunjukkan kinerja
perawat dengan kategori rendah berkisar 47,6%. Lalu berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Syarini et al., 2020) di RSUD Dabo didapatkan hasil 61 %
vii
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam
bekerja. Baik itu faktor yang berasal dari dalam diri manusia maupun yang berasal
sumber daya manusia dalam mencapai kinerja terbaik antara lain adalah
mayoritas dimana 60-70% dari petugas yang ada di rumah sakit didominasi oleh
perawat wanita. Hal tersebut mengartikan bahwa tenaga perawat wanita lebih
mendominasi dalam melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit (M. Hayati &
Dimana dari Kawasan Afrika terdapat 65% perawat perempuan dan 35% perawat
Mediterania Timur 79% perawat perempuan dan 21% perawat laki-laki, Eropa
84% perawat perempuan dan 16%, Asia Tenggara 79% perawat perempuan dan
21% perawat laki-laki, dan terakhir dari Pasifik Barat 81% perawat perempuan
karir mempunyai masa depan lebih suram. Mereka banyak mengalami konflik
dalam pekerjaannya akibat stress yang dirasakan. Wanita yang menjadi istri dan
ibu sekaligus pekerja, cenderung membawa mereka pada work family conflict.
viii
Perawat wanita yang sudah memiliki keluarga akan berperan ganda atau disebut
work family conflict, yaitu peran yang dijalankan dalam waktu yang bersamaan.
Peran inilah yang akan menguras banyak tenaga dari seorang pekerja wanita,
karena membutuhkan energi yang tidak sedikit serta tidak jarang ada yang merasa
kelelahan karena beban kerja dipikulnya telalu berat. Peran ganda ini menjadi
masalah yang harus dipecahkan karena seseorang yang memegang peran ini
secara otomatis harus bisa membagi waktu mereka, karena disatu sisi menuntut
konflik peran ganda dimana kurang atau bahkan tidak adanya waktu bersama
yang terus menerus dapat menimbulkan stres kerja yang akan mengganggu kinerja
baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai tenaga medis wanita sehingga
cepat sebesar 7 % masih sering terjadi. Dari absensi dapat dilihat kalau perawat
wanita telah menikah lebih banyak mengalami keterlambatan kerja serta tidak
ix
sedikit perawat yang pulang lebih awal sehingga tidak sedikit perawat yang
bahwa perawat wanita RSI Ibnu Sina terindikasi mengalami work family conflict
dimana 55% perawat mengatakan pernah terlambat bahkan tidak datang bekerja
karena alasan keluarga. Kemudian 60% menjawab waktu untuk keluarga kurang.
yang nantinya akan berdampak buruk bagi kinerja perawat (M. Hayati & Armida,
2020).
Menurut hasil observasi awal dari 8 orang perawat wanita, 2 dari ruangan
anak, 3 dari ruangan bedah, dan 3 dari interna yang ada di RSUD dr. H. Hasri
family conflict yang ditandai dengan adanya gejala dari peran ganda yang timbul
sakit di jam kerja akibat urusan rumah tangga yang harus di selesaikan yang
x
kemangkiran sebesar 4 %, keterlambatan sebesar 3 % dan pulang cepat sebesar 2
sebesar 7 % masih sering terjadi. Dari absensi dapat dilihat kalau perawat wanita
telah menikah lebih banyak mengalami keterlambatan kerja serta tidak sedikit
perawat yang pulang lebih awal sehingga tidak sedikit perawat yang
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di RSI Ibnu Sina Padang bahwa
perawat wanita RSI Ibnu Sina terindikasi mengalami work family conflict dimana
55% perawat mengatakan pernah terlambat bahkan tidak datang bekerja karena
alasan keluarga. Kemudian 60% menjawab waktu untuk keluarga kurang. Lalu
yang nantinya akan berdampak buruk bagi kinerja perawat (M. Hayati & Armida,
2020).
3. Menurut hasil observasi awal yang dilakukan pada hari Selasa 24 Januari 2023
dari 8 orang perawat wanita, 2 dari ruangan anak, 3 dari ruangan bedah, dan 3
dari interna yang ada di RSUD dr. H. Hasri Ainun Habibie di dapatkan bahwa 5
orang cenderung beresiko mengalami work family conflict ditandai dengan adanya
peran ganda dalam tiap individu perawat. Dilihat dari absensi yang mengharuskan
perawat wanita untuk melaksanakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang
xi
1.3. Rumusan Masalah
antara work family conflict dengan kinerja perawat wanita di RSUD dr. H. Hasri
Ainun Habibie ?
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
antara work family conflict dengan kinerja perawat wanita di RSUD dr. H. Hasri
Ainun Habibie.
2. Tujuan Khusus
Ainun Habibie.
1. Manfaat Teoritis
xii
2. Manfaat Praktis
conflict, dan kinerja perawat. Juga dapat memberikan masukan kepada pihak
manajemen RSUD dr. H. Hasri Ainun Habibie dalam melakukan strategi yang
xiii
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
2.1.1 Perawat
1. Definisi Perawat
telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri
Perawat (Nurse) bermula dari bahasa latin nurtrix yang artinya keperawatan
(Sinambela, 2021).
unsurunsur dasar yaitu perilaku pasien, respon perawat dan tindakan pengobatan
xiv
Perawat merupakan sumber daya manusia yang paling penting di rumah
sakit karena selain jumlahnya yang dominan juga merupakan profesi yang
memberikan pelayanan yang konstan dan terus menerus selama 24 jam kepada
pasien. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan merupakan bagian esensial dari
kualitas pelayanan di rumah sakit, maka setiap upaya untuk peningkatan kualitas
pelayanan rumah sakit harus juga disertai dengan upaya peningkatan kualitas
2. Karakteristik Perawat
1.) Umur. Kematangan jiwa seseorang biasanya dilihat dari tingkat umurnya.
Hal yang sama berlaku juga dalam tindakan yang dilakukan seseorang yang
2.) Jenis kelamin. Perbedaan gender bukanlah menjadi penghalang dan tolak
ukur dalam kemampuan dan sikap konsisten bagi pria dan wanita juga
keabsenan yang rendah, rendah juga dalam tingkat pengunduran diri serta
xv
puas dengan pekerjaannya apabila dibanding dengan pegawai yang belum
yang telah menikah menilai jika pekerjaan itu penting serta berharga.
5.) Lama kerja. Apabila seorang pekerja telah bekerja dengan durasi waktu
yang lama pada suatu pekerjaan, maka pekerja tersebut mempunyai tingkat
dan waktu kerja mempunyai hubungan yang erat, yang mana jika seorang
2021) :
pengobatan.
profesional yakni upaya yang dijalankan perawat dengan bebas serta penuh
xvi
Memahami perilaku para pasien yakni dengan melakukan observasi
terhadap apa yang diungkapkan oleh pasien serta tindakan non verbal yang
diperlihatkan pasien.
Reaksi ini mencakup ide, persepsi serta perasaan pasien serta perawat.
respon internal dari pihak perawat serta persepsi individu pihak pasien, pada
yang terjadi antara pekerjaan dan keluarga yang saling menuntut untuk dipenuhi.
Renshaw dalam Kristina Wati (2020) mengatakan work family conflict adalah
xvii
hasil dari interaksi domain stres pada pekerjaan dan tekanan dalam keluarga.
Konflik yang terjadi dalam pekerjaan akan memengaruhi kondisi individu dalam
sebagai bentuk konflik peran dimana tuntutan peran dari pekerjaan dan keluarga
secara mutlak tidak dapat disejajarkan dalam beberapa hal. Hal ini biasanya
terjadi pada saat seseorang berusaha memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan
dan usaha tersebut dipengaruhi oleh kemampuan orang yang bersangkutan untuk
peran dalam keluarga dipengaruhi oleh oleh kemampuan orang tersebut dalam
menjelaskan bahwa Work family conflict adalah sebuah kondisi yang dirasakan
oleh individu karena salah satu peran yang dikerjakannya mengganggu peran yang
lainnya. Peran yang dimaksud yakni peran seorang wanita sebagai istri bagi
suaminya, ibu bagi anak-anaknya, dan juga peran sebagai wanita yang memiliki
karir diluar rumah. Peran ganda merupakan kegiatan yang mana dua peran harus
dijalankan oleh seseorang secara bersamaan dalam menjalankan suatu tugas yang
memang sudah menjadi hal yang harus dikerjakan dan juga salah satu peran itu
telah menjadi kodrat alami yang memang telah ada sejak dulu dan tanggung
xviii
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan work family
conflict merupakan konflik yang tercipta adanya peran ganda yang berasal dari
tekanan pekerjaan dan tekanan dari keluarga yang tidak dapat disesuaikan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi work family conflict seperti permintaan waktu untuk
peran ganda dapat mempengaruhi work family conflict yang akan dihubungkan
dengan stres pekerjaan. Tuntutan waktu yang dihasilkan dari tekanan peran
tanggung jawab di keluarga, sedangkan tekanan yang berasal dari peran keluarga
2020).
1.) Permintaan waktu akan peran yang tercampur dengan pengambilan bagian
2.) Stres yang dimulai dalam satu peran yang terjatuh ke dalam peran lain
3.) Kecemasan dan kelelahan yang disebabkan ketegangan dari satu peran dapat
4.) Perilaku yang efektif dan tepat dalam satu peran tetapi tidak efektif dan
xix
Menurut Greenhaus & Beutell dalam (Rahma, 2019), Work Family Conflict
muncul sebagai akibat adanya tuntutan yang tinggi dari peran ganda yang
1.) Overload, ketegangan yang bersifat overload mucul ketika jumlah tuntutan
terhadap waktu dan energi terlalu besar untuk memainkan peran ganda.
aktifitas pekerjaan dan keluarga yang harus dimainkan pada waktu yang
Multidimensi dari work family conflict (konflik peran ganda) muncul dari masing-
masing arah dimana antara keduanya baik itu work family conflict (konflik peran
ganda) dan family work conflict masing-masing memiliki tiga dimensi yaitu :
1.) Time-Based Conflict, yaitu konflik yang dialami karena waktu yang
yang mengalami work family conflict (konflik peran ganda) tidak akan dapat
melakukan dua atau lebih kedudukan sekaligus. Kurang atau tidak adanya
yang dalam hal ini adalah peran dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan
xx
pertamanya yang lain. Ketegangan kedudukan ini dapat termasuk stres,
tekanan darah tinggit, kecemasan, cepat marah, dan sakit kepala. Adanya
3.) Behavior-Based Conflict, yaitu suatu konflik yang terjadi ketika keinginan
yang dilakukan pada sebuah peran (kedudukan) dengan keinginan yang ada
2.1.3 Kinerja
1. Definisi Kinerja
sesuatu output kerja yang di capai pekerja dalam melakukan kewajiban serta
tanggung jawab baik secara kuantitas ataupun kualitas (E. Saputra, 2020).
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan adalah alat
ukur kerja karyawan dalam sebuah perusahaan. Kinerja dari karyawan yang
dari perusahaan juga pasti meningkat (I. Hayati & Fitria, 2018).
xxi
Definisi kinerja menurut Mathis dan Jackson dalam Jesslyn (2020) kinerja
(performance) pada dasarnya merupakan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
kinetika energi kerja. Kinerja yakni keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi
atau indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam jangka waktu tertentu
(Jesslyn, 2022).
tugas profesi dan terwujudnya tujuan dari sasaran unit organisasi kesehatan tanpa
melihat keadaan dan situasi waktu. Sedangkan menurut Wahyudi dalam Chindi
memiliki kompetensi yang dapat digunakan dan ditunjukkan dari hasil penerapan
1.) Kemampuan dan keahlian, yakni kemampuan atau skill yang dimilki
xxii
2.) Pengetahuan, maksudnya adalah pengetahuan tentang pekerjaan. Seseorang
4.) Kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki seseorang. Setiap orang
Seseorang yang memiliki kepribadian atau karakter yang baik, akan dapat
5.) Motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk
melakukan pekerjaan. Jika memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya
atau dorongan dari luar dirinya, maka karyawan akan terdorong untuk
7.) Gaya kepemimpinan yakni gaya atau sikap seseorang pemimpin dalam
xxiii
atau norma- norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara
9.) Kepuasan kerja yakni perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka
merasa senang atau gembira atau suka untuk bekerja, maka hasil
10.) Lingkungan kerja, merupakan suasana atau kondisi lokasi tempat bekerja.
hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan kerja dapat
hasil kerja seseorang menjadi lebih baik, karena bekerja tanpa gangguan.
11.) Loyalitas yakni kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela
13.) Disiplin kerja adalah usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas kerjanya
secara sungguh-sungguh. Disiplin kerja dalam hal ini dapat berupa waktu.
xxiv
3. Indikator Kinerja
1.) Kualitas. Kualitas kerja diukur dari presepsi karyawan terhadap kualitas
2.) Kuantitas merupakan jumlah yang dapat dihasilkan seperti jumlah rating
3.) Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
dipakai secara maksimal baik berupa tenaga, uang, peralatan, bahan baku
maupun 16 teknologi tolah ukur yang dilihat ialah seberapa maksimal hasil
Work family conflict atau biasa di kenal konflik peran ganda merupakan
sebuah bentuk dari konflik antar peran dimana tekanan dari peran dalam pekerjaan
menjadi lebih sulit karena juga menjalankan peran dalam keluarga, begitu juga
sebaliknya, menjalankan peran dalam keluarga menjadi lebih sulit karena juga
xxv
Work family conflict ini sering timbul ketika dalam pekerjaan menuntut
lebih atau membutuhkan lebih banyak perhatian daripada peran dalam keluarga.
Di satu sisi wanita dituntut untuk bertanggung jawab dalam mengurus dan
membina keluarga secara baik, disisi lain sebagai seorang pekerja, wanita dituntut
untuk bekerja dengan standar kinerja yang baik. Namun, tidak semua dari mereka
bisa menyelaraskan peran dalam pekerjaan dengan peran dalam keluarga, yang
berujung terjadinya work family conflict. Adanya intensitas peran ganda yang
mengalami depresi, peningkatan keluhan fisik dan dan tingkat energi yang rendah
(Rahma, 2019).
Menurut (Nabila et al., 2019) menunjukkan bahwa jika work famiy conflict
meningkat maka akan terjadi penurunan kinerja. Sehingga akan terjadi mobilitas
yang dijalankan seorang perawat tinggi dimana mereka kesusahan untuk membagi
peran dipekerjaan maupun peran untuk keluarga. Fakta ini menunjukkan bahwa
ada keterkaitan antara work family conflict dengan kinerja, dikarenakan semakin
tinggi konflik yang dirasakan seorang perawat maka akan dapat menurunkan
kinerjanya .
xxvi
di RSUD Kuesioner ini menggunakan
Wangaya ditujukan kepada 3 variabel yaitu
Denpasar 100 orang work family
responden untuk conflict, stres
selanjutnya kerja dengan
dilakukan analisis kinerja dan
dengan analisis dengan
menggunakan uji menggunakan uji
asumsi klasik dan asumsi klasik dan
analisis regresi analisis regresi
linear berganda. linear berganda.
Hasil analisis
menunjukkan
bahwa Work
Family Conflict
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap kinerja
perawat wanita di
RSUD Wangaya
Kota Denpasar
dengan stres kerja
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
perawat wanita di
RSUD Wangaya
Kota Denpasar,
dan Work Family
Conflict (x1) dan
Stres Kerja (x2)
berpengaruh
signifikan
terhadap Kinerja
(y) RSUD
Wangaya Kota
Denpasar.
(M. Hayati & Pengaruh Work Jenis penelitian Perbedaan dengan
Armida, 2020) Family Conflict ini adalah penelitian ini
xxvii
dan Stres Kerja penelitian terletak di
Terhadap Kinerja kuantitatif dengan variabel dimana
Perawat Wanita metode deskriptif pada penelitian
di RSI Ibnu Sina kausatif. ini menggunakan
Padang Instrumen yang 3 variabel yaitu
digunakan dalam work family
penelitian ini conflict, stres
adalah kuisioner. kerja dengan
Populasi adalah kinerja. Penelitian
83 perawat wanita ini menggunakan
dengan teknik metode deskriptif
non-probability kausatif dan
sampling dengan dengan teknik
metode pengambilan
purpossive sampel non-
sampling yang probability
memiliki sampling dengan
ketentuan perawat metode
wanita yang purpossive
sudah menikah sampling.
dan pernah
menikah. Jadi,
sampelnya adalah
63 perawat. Dari
hasil penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa : (1)
Konflik
pekerjaan-
keluarga
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap stres
kerja, dilihat dari
nilai signifikansi
0,000 < 0,05 (2)
Konflik
pekerjaan-
xxviii
keluarga
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja,
dilihat dari
signifikan 0,006 <
0,05 (3) Stres
kerja berpengaruh
negatif terhadap
kinerja, dilihat
dari nilai
signifikan 0,004 <
0,05.
(Rahma, 2019) Pengaruh Work Metode analisis Perbedaan dengan
Family Conflict data yang penelitian ini
Dan Beban Kerja digunakan dalam terletak di
Terhadap Kinerja penelitian ini variabel dimana
Perawat Wanita adalah path pada penelitian
Dengan analysis atau ini menggunakan
Komitmen analisis jalur yang 3 variabel yaitu
Organisasi digunakan untuk work family
Sebagai Variabel mengetahui conflict, beban
Intervening di pengaruh lansung kerja, dengan
RSUD Lanto dan pengaruh kinerja. Analisis
Daeng Pasewang tidak langsung data
Jeneponto dengan menggunakan
melakukan path analysis dan
penyebaran metode
kuesioner kepada pengambilan
100 responden. sampel yaitu
Teknik purpossive
pengambilan sampling.
sampel yang
digunakan ialah
purpossive
sampling. Hasil
penelitian ini
membuktikan
bahwa ; work
xxix
family conflict
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
perawat wanita,
beban kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
perawat wanita,
work family
conflict
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap
komitmen
organisasi, beban
kerja berpengaruh
positf dan
signifikan
terhadap
komitmen
organisasi,
komitmen
organisasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
perawat wanita,
pengaruh work
family conflict
tidak mampu
memediasi
terhadap kinerja
perawat wanita
melalui komitmen
xxx
organisasi,
pengaruh beban
kerja mampu
memediasi
terhadap kinerja
perawat wanita
melalui komitmen
organisasi.
(Sapitri & Dudija, Pengaruh Work Metode penelitian Perbedaan dengan
2020) Family Conflict menggunakan penelitian ini
dan Stres Kerja metode penelitian terletak di
Terhadap Kinerja kuantitatif. variabel dimana
Karyawan Wanita Metode pada penelitian
Di RS Medika pengumpulan data ini menggunakan
Dramaga Bogor pada penelitian 3 variabel yaitu
ini diperoleh work family
dengan conflict, stres
menggunakan kerja, dengan
penyebaran kinerja.
kuesioner pada
112 responden.
Hasil yang
diperoleh dari
penelitian ini
adalah terdapat
pengaruh
signifikan antara
work family
conflict dan stres
kerja terhadap
kinerja karyawan
wanita. Artinya
apabila work
family conflict
meningkat dan
stres kerja
meningkat maka
kinerja karyawan
yang dihasilkan
akan menurun.
xxxi
Koefisien
determinasi yang
didapat pada
penelitian ini
menunjukkan
nilai R square
sebesar 0.748.
Artinya ada
pengaruh antara
variabel work
family conflict
dan stres kerja
terhadap kinerja
karyawan wanita
sebesar 74.8%
sedangkan
sisanya 25.2%
merupakan
pengaruh
variabel-variabel
lain yang tidak
peneliti libatkan
dalam penelitian
ini.
xxxii
2.3. Kerangka Berpikir
Kinerja 1. Kompensasi
1. Kualitas xxxiii
2. Budaya organisasi
2. Kuantitas 3. Lingkungan kerja
4. Stres kerja
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Greenhaus & Beutell (1985) dalam (Wati, 2020), Kasmir dalam (Nurafrilla,
2022), (Robbins dalam (Sinambela, 2021)
2.3.2. Kerangka Konsep
Work Family Conflict Kinerja
Keterangan :
: Variabel Independen
: Hubungan
: Variabel Dependen
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah “Ada Hubungan Antara Work Family Conflict Dengan Kinerja Perawat
xxxiv
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian.
2. Waktu Peneltian
xxxv
pengukuran/observasi data hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2020). Untuk
variabel yaitu :
1. Variabel Independen
Adapun variabel Independen dalam penelitian ini adalah Work Family Conflict.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain
(Nursalam, 2020). Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja
Perawat Wanita.
3. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang akan
xxxvi
Tabel 3.1 Definisi Operasional
xxxvii
1. Kualitas Positif :
2. Kuantitas 1. Sangat setuju =4
3. Ketepatan 2. Setuju = 3
waktu 3. Tidak setuju = 2
4. Efektivitas 4. Sangat tidak
setuju = 1
Negatif :
1. Sangat setuju =1
2. Setuju = 2
3. Tidak setuju = 3
4. Sangat tidak
setuju = 4
3.4.1. Populasi
penelitian ini adalah seluruh perawat wanita yang ada di Rumah Sakit Umum
3.4.2. Sampel
ini teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, total sampling yakni
(Sugiyono, 2018). Jumlah sampel yang akan dijadikan sebagai sumber ini pada
xxxviii
3.5. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari responden melalui
dengan cara peneliti memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari lingkungan penelitian.
Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari sumber yang sudah ada pada
admin rumah sakit berupa jumlah total perawat wanita yang yang bekerja di
diantaranya:
a. Kuesioner
xxxix
1.) Instrumen pengukuran work family conflict
based conflict, dan behavior based conflict. Kuisioner ini terdiri dari
pernyataan (3, 4, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 19, 20) dan pernyataan positif terdiri
dari 10 pernyataan (1, 2, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 17, 18). Skala ini
yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS)).
sebelumnya oleh (Dewi, 2018) yang harus diisi oleh responden yang
ketepatan waku dan efektivitas. Kuisioner ini terdiri dari pernyataan positif
dan negatif. Pernyataan negatif terdiri dari 5 pernyataan (5, 7, 8, 13, 20)
dan pernyataan positif terdiri dari 15 pernyataan (2, 3, 4, 6, 1, 19, 9, 18, 10,
11, 12, 14, 15, 16, 17). Peneliti hanya menggunakan 4 skala karna
xl
yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak
setuju (STS)).
b. Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi
melihat, mendengar dan mencatat sejumlah data dan taraf aktivitas tertentu
atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
(Hexanini et al., 2021). Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
c. Dokumentasi
Dalam melakukan pengujian hipotesis, analisa data yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
meliputi work family conflict dan kinerja perawat. Analisa ini digunakan untuk
sehingga diperoleh gambaran umum data yang disajikan dalam bentuk tabel.
xli
3.6.2. Analisa Bivariat
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Secara umum editing adalah kegiatan mengecek dan perbaikan isian formulir
atau lembar observasi tersebut : apakah lengkap, dalam arti semua langkah-
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2018).
Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data
data.
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau
xlii
“Software” komputer. Software komputer ini bermacam-macam, masing-
diteliti.
H0 : Tidak ada hubungan antara work family conflict dengan kinerja perawat
H1 : Ada hubungan antara work family conflict dengan kinerja perawat wanita di
xliii
setelah membaca dan memahami isi dari lembar persetujuan dan bersedia
Prinsip ini dilakukan dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada
hasil penelitian, tetapi responden diminta untuk mengisi inisial dari namanya dan
semua kuesioner yang telah terisi hanya akan diberi nomor kode yang tidak bisa
yang dipublikasikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Prinsip ini dilakukan dengan tidak menggunakan identitas dan seluruh data
menyimpan data di tempat yang aman dan tidak terbaca oleh orang lain. Setelah
xliv
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, S., Fannya, P., & Nazofah, P. (2018). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kinerja Tenaga Kesehatan Di Rawat INAP RSUD Batusangkar.
Jurnal Endurance, 3(3), 440.
Hayati, I., & Fitria, S. (2018). Pengaruh Burnout Terhadap Kinerja Karyawan
Pada BMT El-Munawar Medan. Intiqad: Jurnal Agama Dan Pendidikan
Islam, 10(1), 50–65.
Hayati, M., & Armida. (2020). Pengaruh Work-family Conflict dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Wanita. Jurnal Ecogen, 3(3), 410.
Maisarah, A. (2021). Hubungan Work Family Conflict Dengan Stress Kerja pada
Guru Perempuan di Sekolah Kecamatan Johan Pahlawan. Universitas Islam
Negeri Ar-raniry.
xlv
Nurafrilla, A. (2022). Pengaruh Work Family Conflict Dan Beban Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Perempuan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Kota Bandung. Universitas Pasundan Bandung.
Rahma, S. (2019). Pengaruh Work Family Conflict Dan Beban Kerja Terhadap
Kinerja Perawat Wanita Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
Intervening Pada RSUD Lanto Daeng Pasewang Jeneponto. Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
Sapitri, F. C., & Dudija, N. (2020). Pengaruh Work Family Conflict dan Stres
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Wanita Di RS Medika Dramaga Bogor.
Jurnal Mitra Manajemen, 4(9), 1336–1346.
Saputra, E. (2020). Pengaruh Work Family Conflict dan Burnout terhadap kinerja
karyawan dimediasi komitmen organisasional pada rumah sakit permata
bunda malang. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
xlvi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
WHO. (2019). Gender equity in the health workforce : Analysis of 104 countries
(Issue March).
xlvii
Lampiran 1
xlviii
Lampiran 2
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan hormat,
dr. H. Hasri Ainun Habibie. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu
bapak/ibu dijamin oleh peneliti dan tidak akan disebarluaskan baik melalui media
Peneliti
Nama :..................................................................................................
Usia : ....................................................................................................
Alamat :....................................................................................................
“Hubungan Work Family Conflict Dengan Kinerja Perawat Wanita di RSUD dr.
Keikutsertaan saya ini sukarela tidak ada unsur paksaan dari pihak
manapun. Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Gorontalo, 2023
Responden
l
(
)
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN WORK FAMILY CONFLICT DENGAN KINERJA
PERAWAT WANITA di RSUD dr. H. HASRI AINUN HABIBIE
Nomor Responden :
Tanggal Pengambilan Sampel :
A. IDENTITAS RESPONDEN
Tolong di isi dengan tanda ()
Nama Responden :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki ( ) Perempuan ( )
Status : Sudah menikah ( ) Belum menikah ( )
Ruangan :
Pendidikan : D3 ( ) S1 ( ) S2 ( )
B. PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan, anda diminta untuk membaca dan
memahami pernyataan-pernyataan tersebut, kemudian pilihlah jawaban yang
paling sesuai dengan diri anda dengan memberikan tanda check list () pada
kotak jawaban yang telah di sediakan.
Adapun pilihan jawaban adalah sebagai berikut :
1.) Sangat Tidak Setuju (STS) : Bila anda sangat tidak setuju dengan
pernyataan
2.) Tidak Setuju (TS) : Bila anda tidak setuju dengan pernyataan
3.) Setuju (S) : Bila anda setuju dengan pernyataan
4.) Sangat Setuju (SS) : Bila anda sangat setuju dengan pernyataan
li
DAFTAR PERNYATAAN
lii
12. Saya senang melakukan pekerjaan
rumah dan berkumpul dengan
keluarga setelah pulang kerja
liii
B. KINERJA
liv
9. Saya menunjukkan kepedulian dan
perhatian pada pasien dan keluarga
pasien
lv
lvi