HASIL PENELITIAN
Oleh:
KRISTIANDA K. BIDJUNI
NIM : 841420008
281417035
i
2.2.3 Peran Perawat ........................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 46
LAMPIRAN ....................................................................................................... 49
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kerja, kompensasi yang seimbang dan perasaan bangga terhadap institusi. Jika
lingkungan tempat kerja baik maka akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien
merupakan isu global yang berpengaruh pada seluruh profesi dan pekerja di
negara maju maupun berkembang. Menurut Greenberg (2013), sumber stres pada
pekerja dapat berasal dari stressor terkait pekerjaan, seperti faktor intrinsik
pekerjaan (lingkungan kerja yang buruk, beban kerja berlebih, dan lain-lain),
1
Menurut data Word Health Organisation (WHO) tahun 2020 penyakit
yang ditimbulkan akibat kerja adalah depresi dibanyak Negara sebesar 8%. Hasil
penelitian labour force survey pada tahun 2021 menemukan adanya 440.000 kasus
stres akibat kerja, di Inggris angka kejadian sebanyak 1.380 kasus per 100.000
pekerja mengalami stres akibat kerja. Menurut hasil survei dari PPNI (Persatuan
mengalami stres dalam bekerja, lelah, sering pusing, kurang istirahat akibat beban
kerja yang tinggi dan penghasilan yang tidak memadai. Jika hal ini dibiarkan
tentunya akan menimbulkan dampak yang lebih buruk. Menurut data Kementrian
orang, maka angka kejadian stres perawat cukup besar (Profil Kesehatan
didapatkan jumlah tenaga keperawatan yang ada di rumah sakit yang berbeda
pada tahun 2020 sebanyak 5,289 perawat, 2021 sebanyak 5,519 perawat dan 2022
Gorontalo pada tahun 2022 sebanyak 2.458 orang yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 639 orang (26,0 %) dan perempuan sebanyak 1.819 orang (74,0 %).
Jumlah SDMK yang bertugas di puskesmas sebanyak 617 orang (25,1 %) yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 92 orang (14,9 %) dan perempuan sebanyak 525
orang (85,1 %). Jumlah SDMK yang bertugas di rumah sakit sebanyak 1.797
orang dan terdiri dari laki-laki sebanyak 524 orang (29,2 %) dan perempuan
sebanyak 1.273 orang (70,8 %). Proporsi tenaga kesehatan tertinggi adalah tenaga
2
keperawatan sebanyak 874 orang (46,1 %) (Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo,
2022).
bahwa terdapat sebanyak 65% perawat baru yang mengalami stress kerja.
orang (36,4 %) mempunyai stres kerja yang ringan dan sebanyak 13 orang (23,6
%) mempunyai beban kerja yang sedang dari total 55 perawat. Perawat dari
RSUD M.M. Dunda Limboto sebanyak 9 orang (37,5 %) mengalami stres kerja
yang ringan dan juga sebanyak 9 orang (37,5 %) yang mengalami stress berat,
perawat dari RSUD Toto Kabila sebanyak 11 orang (64,7 %) mengalami stres
kerja yang berat, sedangkan perawat dari RSUD Otanaha Kota Gorontalo
sebanyak 7 orang (50,0 %) mengalami stress kerja yang ringan. Hal ini
menunjukkan perawat baru cukup banyak mengalami stress yang diakibatkan oleh
penyesuaian diri terhadap jadwal kerja yang padat, tanggung jawab atas
keselamatan dan kesehatan orang lain maupun diri sendiri, dan harus dapat
pelayanan yang diberikan kepada orang lain. Begitu pula dengan kinerja perawat
baru. Perawat baru diharapkan mempunyai kinerja kerja yang baik dalam
atau baru lulus dari bangku kuliah telah dibekali oleh ilmu pengetahuan dan
kemampuan klinik. Tetapi perawat baru belum terlatih dalam hal pengambilan
3
keputusan tentang asuhan keperawatan dan masih asing dalam lingkungan yang
baru. Perbedaan peran saat di bangku kuliah dan tempat kerja saat ini sering
menimbulkan stress kerja bagi perawat baru sehingga dapat menurunkan motivasi,
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang juga ikut dalam
pasien, tetapi juga dengan keluarga pasien, teman pasien, rekan kerja sesama
perawat, berhubungan dengan dokter dan peraturan yang ada di tempat kerja serta
beban kerja yang terkadang dinilai tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan
manajemen stres dari diri sendiri dalam mengatasi stress kerja, manajemen stres
kerja sebagai langkah awal mengatasi stres dengan cara mengetahui tanda-tanda
stres. Manajemen stres sangat perlu dilakukan dengan tidak membebani diri
2021). Manajemen stres sangat membantu agar pekerja khususnya perawat dapat
melewati masa stres yang dialami, manajemen stres setiap individu berbeda-beda,
tergantung dari individu itu sendiri saat memahami stres, bagaimana tingkat stres
4
dengan pola pikir positif, ada pula yang tidak dapat memanajemen stres nya
dengan baik, yang dapat berakibat sakit atau bahkan gangguan kejiwaan. Maka
dari itu sangat penting untuk mempelajari stres, memahami stresor dan
tindakan yang paling tepat, tindakan yang mengarah kepada perbuatan positif.
pertahanan diri lainnya. Misalnya manajemen stres dengan cara bercerita tentang
stres yang dialami kepada orang lain, menangis, humor (melucu), istirahat dan
memperkuat diri sendiri dengan memahami diri sendiri, memahami orang lain,
diri kepada Tuhan, mengembangkan tujuan dan nilai yang realistis (Mentari et al.,
2020).
didapatkan adanya hubungan signifikan antara tingkat stress kerja dengan kinerja.
adanya stress dalam pekerjaan mereka, terlebih lagi saat terjadi kondisi darurat
atau overload kapasitas pasien namun hal ini dapat diselesaikan dengan adanya
bersama-sama baik sesama rekan kerja maupun dengan atasan karena perawat di
5
RS Islam Malang memiliki rasa kebersamaan dan keterbukaan pola pikir dalam
menyelesaikan masalah.
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe adalah salah satu
rumah sakit yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Gorontalo yang saat ini mejadi
rumah sakit terbesar di Provinsi Gorontalo dan menjadi rumah sakit rujukan
perawat baru. Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 17 Oktober 2023
terdapat informasi dari kepala ruangan Gedung Lantai 2, SP2KP Maternitas dan
Ruangan Anak bahwa jumlah perawat baru diruangan Gedung Lantai 2 berjumlah
16 perawat baru. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 4
perawat baru yang sedang bertugas saat itu, keempat perawat baru tersebut
menyatakan mereka sedang mengalami stress kerja yang ditandai dengan susah
tidur, susah berkonsentrasi, mudah lelah, sering menguap saat bertugas dan
dengan jumlah perawat, merasa kelelahan dan menjadi beban karena sering
menguap, sering mengalami lelah, letih, lesu, stres, susah berkonsentrasi saat jam
kerja.
diperhatikan, karena apabila seorang perawat mengalami stres yang tinggi akan
6
mampu memberikan pelayanan secara teratur dan tepat waktu yang harus
didukung oleh sikap ramah tamah, sopan santun dan mau bersabar serta mau
sebagai berikut:
1. Hasil survei dari PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tahun 2021
orang (23,6 %) mempunyai beban kerja yang sedang dari total 55 perawat.
orang perawat.
7
1.3 Rumusan Masalah
Asuhan Keperawatan dengan Kinerja Perawat Baru di RSUD Prof Dr.H. Aloei
Saboe”.
Asuhan Keperawatan dengan Kinerja Perawat Baru di RSUD Prof Dr.H. Aloei
Saboe”.
Saboe
Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian dibagi atas 2 yaitu:
hal mengembangkan knsep, teori dan terutama dalam hal penyesuaian masalah
8
dalam pemberian layanan kesehatan yang akan diberikan oleh pihak rumah sakit
1. Bagi Peneliti
dengan kinerja perawat baru sesuai dengan saran dari penelitian ini.
2. Bagi Perawat
Penelitian ini sebagai media bagi rumah sakit maupun instansi kesehatan
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS
seseorang dalam mengelola stress yang diterima. Stress sendiri merupakan kondisi
tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis,
stress yaitu identifikasi gejala stress, analisa gejala stress, strategi terhindar dari
stress dan coping stress. Manajemen stress bisa digunakan keada individu yntuk
dalam diri maupun kehidupan, selain itu manajemen stress bisa digunakan untuk
untuk mengontrol sumber stress yang dialaminya agar tidak menimbulkan efek
stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola stress, sehingga orang lebih baik
dan menguasai stress dalam kehidupan. Stress ialah sumber dari berbagai penyakit
pada manusia, apabila stress tidak cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik,
maka akan berdampak lebih lanjut seperti mudah terjadi gangguan atau terkena
10
Stress biasanya muncul saat seseorang menghadapi ancama, tekanan, atau
sesuatu yang baru. Adapun beberapa penyebab timbulnya stress adalah saat
antara lain beban kerja yang sulit dan berlebihan, waktu dan peralatan kerja yang
emosional yang tinggi dapat mengelola stress dan menemukan cara yang tepat
yang rendah, mereka akan sulit menemukan cara menghadapi stress (Salovey,
2014).
emosi yang dialami, memiliki kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri
empatik sehingga membuat orang lain merasa nyaman, tenang, dan senang
11
bergaul dengannya, memiliki relasi yang baik dalam organisasi, tidak emosi serta
rendah lebih menarik diri dari pergaulan datau masalah sosial, seperti lebih suka
2014).
dengan memusatkan perhatian pada aktivitas emosional, mental, atau praktis, serta
stresor yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukanlah tugas yang mudah
untuk kami selesaikan. Terkadang, pemicu stres yang kita temui tidak jelas dan
pekerjaan yang tunduk pada tekanan tenggat waktu selalu menghasilkan kualitas
yang buruk; namun, karena kita tidak terganggu oleh tekanan tersebut, kita
strategi pemecahan masalah yang efektif. Secara umum ada dua pendekatan,
yaitu:
bencana, kematian, dan sebagainya, maka situasi seperti ini memerlukan software
12
yang lebih fleksibel. Cara untuk membuat situasi lebih sesuai dengan potensi
tingkat stres kita. Sederhananya, jika kita menunggu beberapa hari untuk
Strategi kedua untuk mengelola stres adalah dengan mengubah reaksi kita.
Sulit melihat sisi positif dari hal buruk yang dialami. Namun, terkadang ketika
kita mencoba menganalisis situasi yang tidak menarik dan tidak dapat diubah,
sebenarnya ini adalah langkah awal untuk bisa melihat sisi positif dari apa yang
memberikan apa pun, kami mengidentifikasi tingkat saat ini yang perlu dicapai.
Tidak ada yang salah dengan keadaan ini, namun ketika kita mulai merasa tidak
enak dan tidak nyaman, ada baiknya kita mulai sadar akan kondisi tersebut dan
mencermati apa yang ingin kita capai dalam hidup. Frasa seperti "aku harus" atau
"tidak boleh" dapat diganti dengan frasa yang secara jelas menunjukkan
kompromi, seperti "Aku akan berusaha dan bila hasilnya belum sesuai maka aku
melakukan sesuatu bersama dengan orang yang kita sayangi, seperti pergi ke
tempat favorit, mengunjungi tempat baru, dan lain-lain. Selain itu, menerapkan
pola hidup sehat juga merupakan cara efektif untuk mengatasi stres. Cara
13
mengonsumsi makanan bergizi, menghindari alkohol, rokok, dan obat-obatan
yang dijual bebas, serta mengurangi jumlah gula dan kafein dalam pola makan
Anda.
Terakhir, kita juga bisa berlatih mempraktikkan teknik relaksasi. Bila kita
suatu keadaan yang tidak kita antisipasi dan kemudian menimbulkan kerugian
bagi tubuh kita (misalnya mudah terkejut, mudah gelisah, mudah hancur, dan
meringankan atau memperparah nyeri tersebut. Hal ini disebut sebagai relaksasi.
Relaksasi berguna untuk mengurangi denyut nadi dan tekanan darah, serta
kelelahan, kram otot, nyeri pada leher dan punggung, serta tekanan darah tinggi.
orang. kebutuhan; misalnya dapat dilakukan dua kali sehari dengan durasi lima
Safaria & Saputra, 2005), membagi aspek manajemen stres menjadi dua yaitu:
14
mempelajari keterampilan yang baru untuk mengubah dan menghadapi
coping, yaitu:
lain.
menyelesaikan masalah.
15
3. Accepting Responsibility adalah suatu strategi dimana individu
diri dari masalah dan situasi stres dengan cara berkhayal atau
strategi ini individu berharap bahwa situasi buruk yang dihadapi akan
segera berlalu.
pribadi.
emosional yang disebabkan oleh faktor luar, stress juga berarti ketegangan
sebagai gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan
yang bersifat non spesifik. Hans Selye juga mengemukakan bahwa stress
16
merupakan sebagai respon diak spesifik tubuh atau segala macam perintah dari
perasaan ragu terhadap kemampuan diri untuk dapat mengatasi sesuatu dalam
kehidupan, suatu anggapan bahwa persediaan yang ada tidak dapat memenuhi
dapat berupahal-hal yang faktual terjadi, atau hal-hal baru yang mungkin akan
terjadi, tetapi dipersepsi secara actual. Jika ia tidak sanggup mengatasinya maka
akan terjadilah gangguan pada suatu atau lebih organ tubuh yang dapat
dengan baik. Stress juga merupakan suatu keadaan tidak mengenakan atau tidak
nyaman yang dialami oleh seseorang dan keadaan tersebut menganggu pikiran,
bersifat individual dan subyaktif. Artinya kondisi stress yang dialami oleh setiap
orang tidak sama dan cara penganggulangannya pun berbeda-beda karena sifatnya
dialami sesorang ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan yang diterima
apabila respon negative yang ada, maka akan terjadi stress. Respo negative ini bila
17
tidak dikelola dengan baik dan segera ada solusi/terapi akan menyebabkan
situation) adan adaptasi terhadap lingkungannya. Kedua hal tersebut berada dalam
satu situasi. Stress dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap waktu, karena
stress sebagai bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan. Pada
umumnya orang menyadari adanya stress, namun ada juga yang tidak menyadari
bahwa dirinya mengalami stress. Reaksi seseorang terhadap stress dapat bersifat
positif maupun dapat bersifat negative. Reaksi yang bersifat negative atau bersifat
positif jika menimbulkan dampak yang menjadi pendorong agar orang berusaha.
Stress yang bersifat negative/merugikan dapat terjadi apabila stress terlalu berat
merupakan tegangan yang terdapat atau terjadi pada seseorang akibat adanya
sumber ketegangan. Dengan kat lain, stressor merupakan segala sesuatu yang
menyebabkan kita mejadi stress. Stressor adalah hal yang dianggap suatu ancaman
Stressor bisa terjadi saat akut, kronis, dari dalam atau luar, baik secara jasmani
atau rohani, nyata atau hanya suatu khayalan. Dan stressor dapat dirasakan oleh
18
Menurut Coleman terdapat tiga sumber dimasukan dalam kategori
sakit, kelelahan fisik, polusi udara, tempat tinggal tak memadai dan
sebagainya.
2. Stressor psikologi, antara lain: rasa takut, kesepian, pata hati, marah,
rumah tangga.
waktu dan target waktu yang tidak mungkin terpenuhi, seberapa baik dan sejauh
mana anda merasa keahlian dan kemamuan anda dipergunakan, peran kerja yang
tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tidak merasa sebagai bagian dari
organisasi.
Ada banyak hal yang dapat memicu stress dalam kehidupan (stressor)
fisik, lingkungan yang tidak sehat, stres atau kejanggalan kecil, suatu perubahan
yang penting, karakter atau sifat bawaan, sifat tamak dan ambisius, sikap tidak
19
menerima dirinya apa adanya, hidup yang penuh dengan kepura-puraan, iri hati
dan dengki, pendendam, rasa tidak berdaya, rasa panik, masalah karir,
2006).
Rice menyimpulkan hasil kajian beberapa ahli bahwa ada tiga gejala dari
stress kerja pada individu, yaitu gejala psikologis, fisiologis dan gejala perilaku.
penarikan diri, dan depresi, komunkasi ang tidak efektif, perasaan terkucilkan dan
ringan fisik dan kecelakaan, kelelahan ciri-ciri fisik dan kemungkinan mengalami
gangguan dari kondisi itu misalnya gangguan pada lidah, sakit kepala, sakit pada
bibir bawah, rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk gangguan tidur dan ambang
20
Penyebab utama stres yang berhubungan dengan pekerjaan adalah sebagai
berikut:
Gejala stres dapat dialami secara berbeda oleh orang yang berbeda;
beberapa orang sering mengalami stres, sementara yang lain lebih jarang
mengelola stresor tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan bisnis secara tepat
21
dengan menyusun strategi. penanggulangan yang tepat untuk mengatasi
tempatnya yakni:
penyebab yang pertama penyebab umum stress di tempat kerja, yang lebih
lama bekerja, tidak memunyai kedudukan, rendah upah/gaji dan tidak ada
adalah penyebab khusus stress di tempat kerja yang meliputi tidak jelas
22
3. Psikososial, Secara global Dadang Hawari (2007) menjelaskan jenis
jatuh sakit.
tidak punya anak, kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit dan
hubungan yang tidak baik antara mertua, ipar, besan dan sebagainya.
dengan kekasih, konflik dengan rekan sekerja, konflik antar atasan dan
jatuh sakit.
pada diri seseorang yang bila tidak dapat diatasi yang bersangkutan
23
pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi jabatan dan
lain sebagainya.
e. Lingkungan hidup, faktor ini tidak hanya dilihat dari lingkungan itu
hidup dalam lingkungan yang rawan, dan lain sejenisnya. Rasa tidak
misalnya masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut dan lain
24
i. Penyakit fisik atau cedera, sumber stress yang dapat mempengaruhi
dan lainsebagainya.
j. Faktor keluarga, faktor stress yang dialami oleh anak dan remaja yang
disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik yaitu sikap orang
tua misalnya: hubugan kedua orang tua yang dingin atau penuh dengan
ketenangan dan acuh tak acuh, kedua orang tua jarang dirumah dan
orang tua dan anak yang tidak baik, kedua orang tua berpisah atau
serta orangtua dalam mendidik anak kurang sabar, pemarah, keras dan
2007).
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang
25
pcgawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungiawab yang diberikan
dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitasnya
(Muhammad, 2017).
pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit
Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang terbuka dan
penghargaan superior, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai prestasi pada
tingkat lebih tinggi. Kinerja perawat akan dipengaruhi oleh Faktor individu,
tinggi pada bidang keperawatan, baik didalam maupun luar negeri yang sudah
(Diploma), SI (Sarjana) dan juga Profesi (Ners). Untuk praktik pemberian asuhan
26
keperawatan sendiri dijalankan oleh perawat sesuai dengan target pada pasien dan
pengetahuan dan juga keterampilan pada bidang keperawatan yang dalam hal ini
27
oleh seorang perawat yang menjadi persayaratan utama, yakni memiliki
macam tim kesehatan yang didalamnya ada dokter, fisioterapi, ahli gizi,
selanjutnya.
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Untuk peran ini
manajemen keperawatan.
28
melakukan upaya untuk mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, setiap
perawat yaitu :
29
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan kecerdasan,
sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin,
personal lainnya.
Tugas keperawatan ini sesuai kesepakatan pada lokakarya tahun 1983 berdasarkan
30
yang dibagi atas beberapa yaitu : Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada
klien (sincere interest), Bila perawat dengan terpaksa menunda pelayanan, maka
desires). Bukan hanya pada kepentingan dan kemauan atau keinginan perawat,
Tidak membicarakan privasi klien yang satu didepan klien yang lain dengan
maksud menghina atau menjatuhkan, Menerima sikap kritis dari klien dan
mencoba untuk memahami klien bai dalam sudut pandang klien manapun (see the
Hidayah 2018).
31
Chi-Square signifikan dengan
dan analisis kinerja. Dapat
regresi disimpulkan bahwa
berganda perawat di RSUD dr.
menggunakan Djasamen Saragih
Statistic ratarata memiliki
Product and kebahagiaan yang
Service tinggi dan stres kerja
Solution yang rendah.
(SPSS) versi
22.0.
2 Enny Hubungan Desain Hasil dari penelitian
Nurcahyani, Tingkat Stres penelitian ini ini diketahui bahwa
Dyah Kerja Dengan adalah korelasi responden memiliki
Widodo dan Kinerja Perawat dengan cross tingkat stres ringan
Yanti sectional. sebanyak 108 orang
Rosdiana Populasi (99,1%), sebagian
(2016) adalah perawat besar responden
diruang memiliki kinerja yang
perawatan inap baik sebanyak 87
Rumah Sakit orang (71,5%), dan
Panti Waluya ada korelasi antara
Sawahan tingkat stres kerja dan
Malang. kinerja perawat di
Sampel adalah rawat inap Panti
109 orang Waluya Sawahan
dengan teknik Rumah Sakit Malang.
sampling Direkomendasikan
proportional bagi
random perawat di unit
sampling. Data pelayanan rawat inap
dianalisis untuk
dengan mempertahankan
menggunakan kinerja perawat.
korelasi
product
moment
pearson.
berpengaruh dalam kinerja perawat. Peneliti akan meneliti lebih lanjut apa saja hal
32
yang membuat adanya stress kerja terhadap perawat baru yang akan dibagi
menjadi tiga tingkatan stress yaitu stress ringan, stress sedang dan stress berat.
stress sehingga manajemen stress dalam upaya menurunkan tingkat stress yang
ada dapat meningkatkan kinerja perawat baru. Oleh karena itu, peneliti
mengambil penelitian terdahulu di atas sebagai kajian relevan untuk meneliti lebih
lanjut lagi tentang variabel manajemen stress dan kinerja perawat baru.
33
2.4 Kerangka Penelitian
Eksternal :
- Lingkungan
- Peraturan
ketenagakerjaan Kinerja Perawat
- Keinginan pelanggan
- Kondisi ekonomi
- Kebijakan organisasi
- Kepemimpinan
Baik Cukup Kurang
- Sistem upah
Manajemen Stress
: Penghubung
34
2.4.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
:Garis Penghubung
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
2.5 Hipotesis
1. Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada hubungan antara manajemem stress dalam
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Kota Gorontalo.
suatu penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran observasi data variabel
independen dan dependen hanya pada suatu waktu, dimana variabel independen
dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak terdapat tindak
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
36
(Sugiyono, 2015). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
klien/pasien.
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel bersangkutan (Notoatmodjo,
2012).
Alat
Variabel Definisi Operasioanl Hasil Ukur Skala
Ukur
Variabel Tindakan yang Kuesioner Dikatakan Skor: Ordinal
Independen dilakukan perawat Baik :
dalam menyelesaikan 96-136 (70% -
Manajemen masalah agar tidak 100%)
Stres berdampak buruk bagi Cukup :
kesehatan fisik dan 69-95 (50% -
mental. 69%)
Kurang:
34-68 (25% -
49%)
(Safira, 2022)
Variabel Kegiatan perawat baru Kuesioner Dikatakan Skor: Ordinal
Dependen dalam melaksanakan Baik :
asuhan keperawatan 21-30 (70% -
Kinerja sesuai dengan standar 100%)
Perawat baru operasional prosedur Cukup :
dan tanggung jawab 11-20 (50% -
yang diberikan. 69%)
Kurang:
37
0-10 (0% -49%)
(Amalia, 2018)
Populasi adalah wilayah generalisasi berupa sumber atau objek yang akan
diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan, atau dengan kata lain, populasi
adalah totalitas dari seluruh objek peneliti (Ishaq, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perawat baru di wilayah kerja RSUD Prof. Dr. H.
3.4.2 Sampel
mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh
1. Data Primer
Data primer didalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara
38
pertanyaan atau pernyataan yang tertulis untuk dijawab oleh responden.
langsung.
2. Data Sekunder
Instrumen Penelitian.
Pada lembar data demografi berisi tentang identitas responden yaitu inisial
2. Variabel Independent
yang dipakai kuesioner adalah format skala likert. Skala likert adalah
39
terhadap objek, sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat
tidak pernah diberi nilai 1, jarang diberi nilai 2, sering diberi nilai 3, selalu
diberi nilai 4. Dan untuk pilihan jawaban negatif, tidak pernah diberi nilai
3. Variabel Dependent
favorable.
kuesioner baku yang diadopsi dari penelitian Safira (2022) dalam penelitan
telah di uji rehabilitas dengan nilai 0,760 yang menunjukkan bahwa hasil
rhitung lebih besar dari nilai rtabel 0,60, sehingga instrumen penelitian
40
3.6 Teknik Pengolahan Data
dariresponden.
huruf menjadi data angka atau bilangan. Dimana coding ini dapat
mepermudah pada saat analisis data dan juga melakukan entry dat
yaitu SPSS.
41
3.7 Teknik Analisis Data
Analisa data di artikan sebagai upaya data yang mudah tersedia, kemudian
diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah
variabel sehingga diperoleh gambaran umum data yang disajikan dalam bentuk
perawat baru.
42
3.8 Hipotesis Statistik
H0: Tidak ada hubungan antara Manajemen Stres dalam Pelaksanaan Asuhan
Saboe.
Saboe.
ada paksaan atau penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam
43
subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang
menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi
tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diharapkan
44
3.10 Alur Penelitinan
Studi Pendahuluan
45
DAFTAR PUSTAKA
Berliana, Wardani IY. ( 2018) Stres dan Strategi Koping Anak Jalanan di Kota
Depok. Jurnal Persat Perawat Nas Indones JPPNI 2.(2). 108
Hakim, Tantiani FF, Shanti P. (2017) Efektifitas Pelatihan Manajemen Stres pada
Mahasiswa. Jurnal Sains Psikol, 6.(2). 1641
Henida, (2008). Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Islam Malang. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Brawijaya
Hidayah, Devi Nailil, A., (2018) Gambaran Quality Of Work Life Pada Perawat
DiSalah Satu Rumah Sakit DiSurakarta. Naskah Skripsi Departemen Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ; Semarang.
46
Junaidi, I. (2006) The Power Of Soul For Great Health Cara Menjadi Sehat dan
Bahagia Melalui Keseimbangan Fisik dan Mental. Bhuana Ilmu Populer.
Jakarta.
Semaraputri, S. Rustika IM. ( 2018) Peran Problem Focused Coping dan Konsep
Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Remaja Akhir yang Menjadi
Pengurus Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Jurnal Psikol Udayana 5. (01). 35
Sriyono,. (2015). Buku saku prosedur klinis keperawatan. Edisi 5. Jakarta: EGC
47
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
48
Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
Ditempat,
Dengan Hormat,
Stress dengan Kinerja Perawat Baru di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe”.
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe. Kami mohon bantuan Bapak/Ibu untuk
memberikan informasi dengan cara mengisi kuesioner ini secara lengkap sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Semua keterangan dan jawaban yang diperoleh
Oleh sebab itu jawaban Bapak/Ibu berikan besar sekali artinya bagi kelancaran
Hormat Saya,
Kristianda K. Bidjuni
49
Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe ini. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak
Responden
(................................)
50
Lampiran 3. Kuesioner 1
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
2. Berikan jawaban anda dengan memberikan tanda (√) pada kuesioner stres
kerja dan kuesioner kinerja perawat pada kolom yang tertera yang ada di
Identitas Responden :
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Umur : .........Tahun
b. Perempuan
b. Ners
51
KUESIONER MANAJEMEN STRESS
Petunjuk Pengisian :
Keterangan
1. SL : Selalu
2. S : Sering
minimal 3-4 kali dalam satu minggu peristiwa seperti dalam pernyataan.
3. J : Jarang
4. TP : Tidak Pernah
No. Pernyataan SL SR J TP
Melakukan suatu kegiatan yang lain untuk
1.
mengatasi masalah.
Melakukan langkah awal untuk menyelesaikan
2.
masalah
Mengkomunikasikan masalah dengan orang yang
3.
terlibat dengan masalah tersebut
4. Menyusun rencana sebelum melakukan tindakan
52
Menganalisis dampak positif dari rencana yang
5.
telah disusun sebelum melakukan tindakan
Menganalisis dampak negatif dari rencana yang
6.
telah disusun sebelum melakukan tindakan
Berusaha penuh menjalankan rencana yang telah
7.
saya buat
8. Optimis dengan rencana yang telah saya buat
Memilih untuk berkonsentrasi pada suatu
9.
masalah
Menunggu kesempatan yang tepat untuk
10.
melakukan kegiatan dalam mengatasi masalah
Menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang
11.
merugikan
12. Cermat dalam mengambil keputusan
13. Sabar dan tenang dalam menghadapi masalah
Menerima masukan dari orang lain terkait
14.
masalah saya
Meminta bantuan orang lain setiap ada
15.
permasalahan
Mempertimbangkan nasihat dari orang lain untuk
16.
saya gunakan dalam menyelesaikan masalah
17. Melihat permasalahan dari sisi positifnya
Meyakini bahwa akan ada hikmah di balik setiap
18.
masalah
19. Berpikiran jernih atas masalah yang dihadapi
Menganggap masalah sebagai pelajaran, bukan
20.
sebagai hambatan
21. Mempercayai bahwa permasalahan itu pasti ada
Meyakini bahwa masalah adalah suatu proses
22.
pendewasaan
Berserah diri kepada Tuhan YME setiap ada
23.
masalah
Meminta petunjuk kepada Tuhan YME atas
24.
masalah yang sedang saya hadapi
Menyerahkan hasilnya kepada Tuhan YME atas
25.
usaha yang telah saya lakukan
Meyakini bahwa Tuhan YME akan membantu
26. umat-Nya dalam menghadapi masalah dan
cobaan
Menganggap bahwa masalah sebenarnya itu tidak
27.
ada
Menganggap masalah itu tidak berpengaruh pada
28.
kehidupan sehari hari saya
29. Mengurangi usaha dalam menyelesaikan masalah
30. Menyerah dengan masalah yang saya hadapi
53
31. Melamun ketika memikirkan masalah
32. Berkhayal tentang kelanjutan masalah saya
Memilih tidur daripada menyelesaikan
33.
penyelesaian masalah
Mengkonsumsi obat-obatan warung ketika
34.
menghadapi masalah
(Safira, 2022)
54
KUESIONER KINERJA PERAWAT
Penilaian : Ya / Tidak
No. Pernyataan Y T
A. Pengkajian
Melakukan pengkajian data klien pada saat klien masuk rumah
1.
sakit
Setiap melakukan pengkajian data, dilakukan dengan
wawancara, pemeriksaan fisik, dan pengamatan serta
2.
pemeriksaan penunjang (misalnya: laboratorium, foto rontgen,
dll)
Data yang diperoleh melalui pengkajian dikelompokkan
3.
menjadi data bio-psiko-sosio-spiritual
Mengkaji data subjektif dan objektif berdasarkan keluhan klien
4.
dan pemeriksaan penunjang
Mencatat data yang dikaji sesuai dengan format dan pedoman
5.
pengkajian yang baku
B. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan diagnosis/masalah keperawatan klien berdasarkan
1. kesenjangan antara status kesehatan dengan pola fungsi
kehidupan (kondisi normal)
Rumusan diagnosis keperawatan dilakukan berdasarkan
2.
masalah keperawatan yang telah ditetapkan
Rumusan diagnosa keperawatan dapat juga mencerminkan
3.
problem etiology (PE)
Rumusan diagnosis keperawatan bisa dalam bentuk aktual dan
4.
risiko
Menyusun prioritas diagnosis keperawatan lengkap problem
5.
etiology (PE)
C. Intervensi / Perencanaan
Rencana keperawatan dibuat berdasarkan diagnosis
1.
keperawatan dan disusun menurut urutan prioritas
Rumusan tujuan keperawatan yang dibuat mengandung
2.
komponen tujuan dan kriteria hasil
Rencana tindakan yang dibuat mengacu pada tujuan dengan
3.
kalimat perintah, terperinci, dan jelas
Rencana tindakan keperawatan yang dibuat menggambarkan
4.
keterlibatan klien dan keluarga di dalamnya
Rencana tindakan keperawatan yang dibuat menggambarkan
5.
kerja sama dengan tim kesehatan lain
D. Implementasi
Rencana tindakan keperawatan yang dibuat menggambarkan
1.
kerja sama dengan tim kesehatan lain
2. Observasi terhadap setiap respons klien setelah dilakukan
55
tindakan keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan bertujuan untuk promotif,
3.
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan mekanisme koping
Implementasi tindakan keperawatan bersifat holistik dan
4.
menghargai hak-hak klien
Implementasi tindakan keperawatan melibatkan partisipasi aktif
5.
klien
E. Evaluasi
Komponen yang dievaluasi mengenai status kesehatan klien
1. meliputi spek kognitif, afektif, psikomotor klien melakukan
tindakan, perubahan fungsi tubuh, tanda, dan gejala
2. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP
Evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
3.
mengacu kepada tujuan dan kriteria hasil
Evaluasi terhadap pengetahuan klien tentang penyakitnya,
4. pengobatan dan risiko komplikasi setelah diberikan promosi
kesehatan
Evaluasi tehadap perubahan fungsi tubuh dan kesehatan klien
5.
setelah dilakukan tindakan
F. Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian setiap tahap proses keperawatan ditulis
1. dengan jelas, ringkas, dapat dibaca, serta memakai istilah yang
baku dan benar dengan menggunakan tinta
Setiap melakukan tindakan keperawatan perawat
2. mencantumkan paraf, nama jelas, tanggal, dan jam dilakukan
tindakan
Dokumentasi proses keperawatan di ruangan ditulis
3.
menggunakan format yang baku sesuai dengan pedoman di RS
Prinsip dalam pendokumentasian asuhan keperawatan adalah
4. tulis apa yang yang telah dilakukan dan jangan lakukan apa
yang ditulis
Setiap melakukan pencatatan yang bersambung pada halaman
5. baru, tanda tangani dan tulis kembali waktu dan tanggal serta
identitas klien pada bagian halaman tersebut
(Amalia, 2018)
56