Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN STRESS KERJA PADA PEKERJA PERHUTANI BONDOWOSO


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Industri Kelas B

Dosen Pengampu :
Reny Indrayani, S.KM., M.KKK.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Regita Nur Azizah (202110101030)
Galuh Puspitasari (202110101071)
Nadila Septya Andini (202110101103)
Amanda Agustine Arwikana (202110101122)
Mareta Putri Khoeriyah (202110101132)
Feyza Zalva Azzahra (202110101140)
Annisa Fitrah Aini (202110101170)
Shafira Rahma Adjani (202110101179)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................4
2.1 Teori Stress Kerja..........................................................................................................4
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu............................................................................................6
BAB 3. STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN.....................................................................................8
3.1 Kisi-Kisi Kuesioner.........................................................................................................8
3.2 Kuesioner Stress Kerja..................................................................................................9
3.3 Pengumpulan Data.....................................................................................................14
3.4 Hasil Pengumpulan Data dan Pembahasan................................................................14
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas........................................................................................24
3.5.1 Uji Validitas Item/Pertanyaan.............................................................................24
3.5.2 Uji Reliabilitas.....................................................................................................25
BAB 4. PENUTUP........................................................................................................................28
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................28
4.2 Saran...........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................29
LAMPIRAN..................................................................................................................................30
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karyawan merupakan salah satu aset internal yang sangat penting dalam
mendirikan atau mengawali pendirian perusahaan yang hakikatnya berperan
sebagai faktor penggerak di setiap aktivitas perusahaan. Oleh sebab itu,
perusahaan sebagai wadah karyawan harus bisa mengelola, mengawasi,
mengatur, membimbing, dan mengarahkan agar karyawan dapat menghasilkan
kinerja yang baik. Selain itu, fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap juga
dapat menjadi penunjang bagi karyawan untuk menciptakan lingkungan kerja
yang nyaman dan akan berdampak baik pula pada kinerja karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Salah satu cara untuk memantau perkembangan
perusahaan dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja setiap karyawan.
Kinerja karyawan memiliki definisi sebagai hasil pencapaian individu atau
sekelompok individu sesuai kewajiban, tugas, dan wewenangnya dengan periode
tertentu. Peningkatan atau penurunan kinerja karyawan akan berpengaruh pada
progress suatu perusahaan yang akan menentukan apakah tujuan perusahaan
tersebut telah tercapai atau belum. Namun, dalam mencapai tujuan perusahaan
maupun individu, tidak sedikit karyawan mengalami stress kerja yang berdampak
pada Kesehatan fisik dan psikis.
Stress kerja adalah gejala yang biasanya dirasakan oleh pekerja akibat
dari interaksi dengan karakteristik individu baik personal maupun Bersama yang
berdampak pada gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis (Herlina
2019). Selain itu, stress kerja juga dapat diartikan sebagai kondisi atau keadaan
yang muncul akibat korelasi antara manusia dengan pekerjaannya dan
perubahan produktivitas manusia yang memaksa mereka untuk menyimpang
dari fungsi normal mereka (Mauladi and Dihan 2015).
Di Indonesia, stress kerja menjadi salah satu permasalahan yang tidak
bisa dianggap sepele sesuai dengan yang telah ditunjukkan melalui hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan dengan angka
gangguan mental emosional sebesar 9,8 (Kementerian Kesehatan RI 2013). Selain
itu, gambaran stress kerja pada karyawan pemerintah Indonesia juga dibuktikan
dalam penelitian Widiantini and Tafal (2014) dengan judul Stres kerja PNS di
Lingkungan Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dalam penelitiannya membuktikan bahwa 6,5% mengalami stres ringan, 33,5%
mengalami stress sedang dan 60% mengalami stres berat. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Sorongan, Fransil Suoth, and Boky (2018) membahas tentang
stress kerja pada Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan judul Hubungan Antara
Stres Kerja Dan Upah Dengan Produktivitas Kerja Pada Pegawai di Dinas
Kesehatan Kota Manado menunjukkan bahwa 27,7% pegawai mengalami stres
kerja rendah dan 72,3% pegawai mengalami stres kerja sedang yang diakibatkan
oleh beberapa faktor.
Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) merupakan
sebuah Lembaga atau badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di
bidang kehutanan. Aktivitas para pegawai Perum Perhutani lebih sering di dalam
ruangan atau bisa disebut sebagai office worker. Sumber daya manusia Perum
Perhutani di Bondowoso terdapat kurang lebih 70 pegawai yang terbagi di
beberapa unit departemen dan memiliki tugas serta wewenang yang berbeda.
Selain itu, pegawai yang bekerja memiliki jam kerja prinsip full day atau bekerja
dari pagi hingga sore selama lima hari dalam seminggu. Hal tersebut dapat
menjadi salah satu faktor stress kerja yang dialami oleh para pegawai Perum
Perhutani. Lingkungan kerja dan interaksi sesama pegawai juga menjadi salah
satu faktor stress kerja yang sering terjadi di antara para individu.
Maka dari itu, sebanyak 26 responden telah mengisi kuesioner yang
disebarkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat stress kerja di lingkup kerja
mereka dengan tujuan dapat memberikan evaluasi dan solusi terhadap
penyebab stress kerja yang terjadi. Pengukuran ini juga digunakan untuk langkah
mencegah dan mengendalikan stress kerja karyawan Perum Perhutani. Oleh
karena itu, peneliti melakukan penelitian mengenai faktor apa saja yang
berhubungan dengan stress kerja di Perum Perhutani kota Bondowoso.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penilitian ini adalah bagaimana tingkatan stress kerja pada pegawai Perum Perhutani
di Bondowoso dengan keadaan lingkungan sekitar baik dari pegawai dengan dirinya
sendiri, pegawai dengan pegawai lain dan pegawai dengan lingkungan kerjanya.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengkaji tingkat stress kerja pada pegawai Perum Perhutani di Bondowoso.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran stress kerja di Perum Perhutani Kota Bondowoso.
2. Mengetahui validitas dan realibilitas stress kerja yang terjadi pada pegawai
Perum Perhutani Kota Bondowoso.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Stress Kerja
Teori McCormick dalam Teacher Attribution of Responsibility for Stress
Questionnaire (TARSQ) berisi tentang indikator atau aspek untuk penilaian stres
kerja pada responden. Indikator ini disesuaikan sesuai kebutuhan penelitian stres
kerja pada karyawan, indikator tersebut diantaranya yaitu:
a. Subyektif
Perasaan yang dialami atau dirasakan oleh individu sendiri. Beberapa contohnya
adalah perasaan cemas, khawatir, lelah, senang, emosional, gelisah, kurang
bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan, dan lain sebagainya yang
berpengaruh dalam kerja.
b. Perilaku
Perilaku individu yang ditampakkan karena stres. Contohnya seperti mengonsumsi
makanan yang tidak biasa (bisa makan lebih sedikit atau lebih banyak dari
biasanya), pola tidur yang tidak teratur, lebih sensitif terhadap orang lain dan
juga mudah kehilangan kesabaran dalam melakukan pekerjaan. Gejala stres ini
dikaitkan pada perilaku yang mencakup perubahan pada produktivitas.
c. Kognitif
Aktivitas mental individu yang berhubungan dengan pikiran, seperti individu sulit
berkonsentrasi atau tidak fokus dalam melakukan pekerjaan, sulit dalam
mengambil keputusan yang tepat, dan pikiran yang selalu buyar, serta selalu
berpikiran negatif. Gangguan kognitif tersebut dapat menyebabkan seseorang
tidak fokus dalam mengerjakan pekerjaan sehingga hasil yang didapat tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
d. Fisiologis
Indikator ini melihat dari sisi kesehatan dan fisik individu yang ditimbulkan karena
stres yang dapat menciptakan perubahan pada metabolisme, seperti gangguan
pencernaan, sakit kepala, dan lain sebagainya (Siskadillah, 2019).
e. Keorganisasian
Dalam suatu pekerjaan terdapat organisasi yang dapat mengakibatkan stres kerja,
meliputi manajemen perusahaan seperti beban kerja yang berlebih, korelasi
antar rekan kerja, dan kepentingan pekerjaan.

Teori stres kerja menurut Robbins dan Judge, stressor atau indikator dalam stres
kerja dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu:
1. Faktor lingkungan atau environmental factors yaitu faktor stres kerja dapat
berasal dari pencahayaan, suhu atau temperatur, kebisingan, dan faktor
lainnya, sehingga dapat mengganggu kenyamanan dari para pekerja. Berikut
faktor yang mendukung faktor lingkungan :
a. Ketidakpastian Ekonomi
Keadaan perekonomian yang semakin menurun membuat seseorang merasa
cemas terhadap kesejahteraan pada dirinya.
b. Ketidakpastian politik
Munculnya stres pada diri seseorang dapat dikarenakan tidak menentunya
keadaan politik.
c. Ketidakpastian teknologi
Dalam penggunaan teknologi yang kurang optimal dapat menghambat
keterampilan dari karyawan.
2. Faktor organisasi atau organizational factors. Terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi stres dalam organisasi :
a. Tuntutan tugas
Tuntutan tugas mencakup keberagaman tugas, tata letak fisik, kondisi kerja,
dan lain-lain. Potensi timbulnya stres kerja apabila saling bergantungnya
tugas seorang karyawan dengan karyawan lain yang semakin banyak.
Kondisi fisik dapat juga menimbulkan kecemasan dan stres seperti,
kebisingan, suhu, ataupun kondisi kerja yang berbahaya.
b. Tuntutan peran
Jika seorang karyawan tidak mengerti tanggung jawab dan perannya dalam
perusahaan maka akan mengalami kebingungan dan ketidakjelasan
mengenai apa yang harus dilakukan.
c. Tuntutan pribadi
Tuntutan pribadi ini merupakan stres kerja yang dikaitkan pada kurangnya
dukungan sosial dari karyawan lainnya dan hubungan yang tidak baik
dengan karyawan lain.
d. Struktur organisasi
Ada aturan perusahaan yang tidak jelas, berlebihan, atau dalam pengambilan
keputusan tidak adanya partisipasi dapat menyebabkan stres kerja.
e. Kepemimpinan organisasi
Gaya kepemimpinan otoriter atau gaya kepemimpinan yang tidak baik dapat
menyebabkan stres kerja.
3. Faktor individu atau personal factors. Faktor individu meliputi sebagai berikut, :
a. Keluarga
Adanya hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan
stres kerja.
b. Ekonomi
Seseorang yang tidak dapat mengelola keuangan serta tingkat perekonomian
yang rendah dapat menyebabkan timbulnya stres kerja.
c. Kepribadian
Bagaimana kepribadian seseorang dalam menerima ataupun menanggapi
perubahan dan tuntutan pekerjaan.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Muhamad Ekhsan dan Burhan Septian pada tahun 2021 dalam
penelitiannya menguji apakah terdapat pengaruh stres kerja, konflik kerja dan
kompensasi terhadap kinerja karyawan PT Cabinindo Putra. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan yang bekerja bagian PPIC PT Cabinindo Putra
berjumlah 61 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
nonprobability sampling yaitu dengan metode sampling jenuh. Penelitian ini
menggunakan program statistik SPSS. Hasil penelitian membuktikan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara stres kerja dan kompensasi
dengan kinerja karyawan, serta terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara
konflik kerja dengan kinerja karyawan PT. Cabinindo Putra (Muhamad Ekhsan
and Septian, 2021).
Hanna Hanifah pada tahun 2021 dalam penelitiannya menguji besarnya
pengaruh lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja Karyawan PT Inti
Daya Mandiri Pratama. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil
kuesioner responden yang telah dibagikan kepada kepada Karyawan PT Inti Daya
Mandiri Pratama (data primer). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Lingkungan Kerja dan Stress Kerja, sedangkan variabel dependennya adalah
Kinerja Karyawan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif
dengan pendekatan kuantitatif. Kuesioner penelitian dibagikan melalui google
form kepada responden yaitu karyawan PT Inti Daya Mandiri Pratama. Penelitian
menggunakan beberapa analisa data yaitu uji korelasi, uji validitas, uji reliabilitas,
uji analisis regresi berganda, uji parsial, uji simultan, dan uji koefisien
determinasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara parsial Lingkungan
Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, hal ini
berdasarkan hasil uji parsial yaitu t hitung 4,468 dan t tabel 1,998 yang
menunjukan bahwa t hitung > t tabel dengan taraf signifikasi 0,001 lebih kecil
dari 0,05. Variabel Stress Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan, hal ini berdasarkan hasil dalam uji parsial yaitu t hitung 2,312
dan t tabel 1,998 yang menunjukan bahwa t hitung > t tabel dengan tingkat
signifikasi 0,024 lebih kecil dari 0,05. Hasil kedua variabel menunjukan bahwa
Lingkungan Kerja dan Stress Kinerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Kinerja Karyawan. Kemudian hasil uji koefisien determinasi (R2 ) adalah 0,286
atau 28,6% yang artinya, kedua variabel independen tersebut memiliki faktor
pengaruh terhadap Kinerja Karyawan, sisanya 71,4% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini (Hanifah, 2021).
Kurnia Ghaida Nurhaningsih pada Maret 2022 dalam thesisnya
melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Semangat Kerja dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Pegawai Perum Perhutani KPH Cianjur baik secara
simultan dan parsial. Pengambilan sampel menggunakan metode probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur maupun anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu random sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Perum Perhutani KPH Cianjur
dengan sampel yang digunakan sebanyak 77 responden. Pengujian instrument
dan hasil yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji hipotesis, analisis
regresi linier berganda, analisis korelasi berganda dan koefisien determinasi,
serta program yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan SPSS.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hasil bahwa secara simultan dan parsial
Semangat Kerja dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
(Nurhaningsih, 2022).
Mochamad Syafii dan Tety Lindawati pada tahun 2016 dalam
penelitiannya untuk mengetahui lingkungan kerja dan tingkat stres kerja yang
paling mempengaruhi kinerja karyawan di Perum Perhutani Kesatuan Bisnis
Mandiri Industri Kayu Gresik. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode
survei dengan menggunakan teknik Regresi Linier Berganda yang terdiri dari 3
variabel dengan populasi karyawan kantor yaitu sebanyak 50 orang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (lingkungan kerja dan stres
kerja) diperoleh hasil Fhitung > Ftabel (17,437 > 3,20) dengan menggunakan
batas signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja berpengaruh secara simultan
dan berpengaruh cukup kuat terhadap kinerja karyawan di Perum Perhutani
Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Gresik (Syafii and Lindawati, 2016).
BAB 3. STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Kisi-Kisi Kuesioner
Butir Pertanyaan Jumlah

Indikator Sub Indikator


(+) (-)

Perasaan cemas dan khawatir yang 1 3,6 3


dapat mengganggu pikiran

Perasaan gelisah dalam kondisi 2 1


mendapat tekanan

Perasaan bersemangat dalam 16 1


melakukan suatu pekerjaan
Subyektif

Beban kerja 13 1

Perasaan susah bersosialisasi 14 1

Kehilangan kesabaran 4,8 2

Sensitivitas yang berlebih terhadap 11 1


seseorang

Perilaku
Pola makan 9 1

Pola tidur 21 1

Susah berkonsentrasi 10 1

Susah dalam mengambil keputusan 20, 23 2


Kognitif
Berpikiran negatif 18 1
Fisiologis Gangguan kesehatan 7, 15 2

Hubungan interpersonal 12, 17 2

Organisasi
Kerja Kepentingan pribadi vs 5 1
kepentingan pekerjaan

Lingkungan Kondisi pekerjaan 19,22 24,25 4

3.2 Kuesioner Stress Kerja


No. Pertanyaan/Pernyataan Sangat Setuju Netra Tidak Sangat
Setuju l Setuju Tidak
Setuju

1. Saya merasa tenang ketika


melakukan suatu pekerjaan.

2. Saya merasa gelisah ketika


kondisi kerja kurang kondusif.

3. Saya merasa khawatir


terhadap pekerjaan yang
tidak kunjung selesai.

4. Saya merasa mudah emosi


apabila pekerjaan yang saya
lakukan tidak sesuai dengan
ekspektasi atau keinginan
saya.

5. Saya sulit dalam menentukan


prioritas antara kepentingan
pribadi dan kepentingan
pekerjaan.
6. Saya merasa cemas apabila
pekerjaan belum
terselesaikan.

7. Saya merasa sakit pada


bagian kepala saat stres.

8. Saya merasa mudah putus


asa apabila pekerjaan yang
diberikan kepada saya sulit
atau melebihi kemampuan
saya.

9. Saya merasa pola makan saya


mulai berubah dalam
seminggu terakhir.

10. Saya sering kurang


konsentrasi dalam
menyelesaikan pekerjaan.

11. Saya merasa mudah jengkel


atau marah pada hal-hal
sepele ketika berinteraksi
dengan rekan kerja maupun
atasan saya.

12. Saya beranggapan bahwa


pola komunikasi saya dengan
rekan kerja tidak
membosankan.

13. Saya merasa tuntutan


pekerjaan saya terlalu tinggi.

14. Saya merasa susah


berkomunikasi dengan
sesama rekan kerja.

15. Saya merasa sakit pada


bagian pencernaan saat stres.

16. Saya merasa bersemangat


dalam mengerjakan
pekerjaan.

17. Saya dan rekan kerja dapat


bekerja sama dengan baik
dalam kondisi apapun.

18. Saya merasa sulit untuk


percaya terhadap rekan kerja

19. Saya merasa lingkungan di


tempat kerja saya memiliki
pencahayaan yang baik,
sehingga saya nyaman saat
bekerja

20. Saya cenderung berpikir


sendiri dalam pengambilan
keputusan.

21. Saya mengalami kesulitan


tidur dalam seminggu
terakhir.

22. Saya merasa lingkungan di


tempat kerja saya sangat
panas, sehingga saya kurang
nyaman saat bekerja.

23. Saya jarang mengevaluasi


perkembangan kemampuan,
sehingga kesulitan dalam
mengambil keputusan.

24. Saya merasa di tempat saya


bekerja sangat berisik,
sehingga saya merasa
terganggu ketika bekerja.

25. Saya merasa di tempat saya


bekerja terlalu sempit atau
padat, sehingga saya kurang
leluasa dalam bergerak.

3.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner google formulir yang
disebarkan kepada para pekerja BUMN Perhutani di Kabupaten Bondowoso
sebanyak 25 responden.

3.4 Hasil Pengumpulan Data dan Pembahasan


a. Subyektif
 Pernyataan 1

Pernyataan nomor 1 bersifat favourable dengan isi pernyataan “Saya merasa


tenang ketika melakukan suatu pekerjaan”. Berdasarkan survei yang telah dilakukan
pada pegawai kantor menunjukkan 72% orang setuju dan 20% lagi memilih sangat
setuju mengenai rasa tenang yang didapatkan dalam melakukan suatu pekerjaan, yang
artinya pekerja tersebut dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan apa yang
diharapkannya atau bisa melebihi ekspetasi pribadi dan instansinya.
 Pernyataan 2
Pernyataan nomor 2 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya merasa
gelisah ketika kondisi kerja kurang kondusif”. Dari hasil survei yang dilakukan, terdapat
80% orang memiliki setuju untuk pernyataan merasa gelisah jika dalam kondisi kerja
yang kurang kondusif, dan 20% lainnya memilih tidak setuju. Lingkungan kerja yang
tidak kondusif dapat disebabkan komunikasi di tempat kerja yang tidak berjalan
dengan baik, jam kerja yang ketat, dan lain sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan
pekerja akan rentan mengalami stress karena tidak dapat menuntaskan tugasnya
secara tepat waktu.
 Pernyataan 3

Pernyataan nomor 3 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya merasa


khawatir terhadap pekerjaan yang tidak kunjung selesai”. Berdasarkan diagram
lingkaran di samping, menunjukkan 72% orang merasa setuju ketika dirinya akan
merasa khawatir jika pekerjaannya tidak cepat selesai atau selesai tepat waktu,
sedangkan 16% lainnya memilih tidak setuju. rasa cemas yang berlebih ditandai
dengan munculnya rasa khawatir dan takut secara terus menerus. Hal ini dapat
disebabkan karena adalanya tekanan dari seseorang atau kondisis tertentu, salah satu
contohnya adalah pekerja tersebut yang akan merasa cemas jika pekerjaannya tidak
kunjung selesai. Selain kesehatan mental yang timbul akibat rasa cemas yang berlebih,
kesehatan fisik pun akan terkena dampaknya.
 Pernyataan 6
Pernyataan nomor 6 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya merasa
cemas apabila pekerjaan belum terselesaikan”. Berkaitan dengan pertanyaan ketiga,
terdapat 64% memilih setuju terhadap rasa cemas yang muncul apabila pekerjaan
belum terselesaikan. Sedangkan 16% memilih sangat setuju, dan 16% lainnya memilih
tidak setuju mengenai pertanyaan tersebut.
 Pernyataan 16

Pernyataan nomor 16 bersifat favourable dengan isi pernyataan “Saya merasa


bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan”. Berdasarkan survei telah dilakukan
menunjukkan 60% orang dari 25 responden merasa bersemangat dalam mengerjakan
tugasnya. Berkaitan dengan pertanyaan nomor 1, dengan adanya rasa semangat dalam
mengerjakan suatu hal, maka hasil yang didapatkan akan sesuai dengan harapannya.
 Pernyataan 13

Pernyataan nomor 13 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


merasa tuntutan pekerjaan saya terlalu tinggi”. Berdasarkan diagram lingkaran
tersebut menunjukkan 72% orang memilih tidak setuju pada pernyataan tuntutan
pekerjaan yang diberikan terlalu tinggi. Tuntutan kerja terdiri dari beban kerja, pola
kerja, dan lingkungan kerja itu sendiri. Dari hasil yang sudah tertera, artinya
perusahaan/instansi memberikan tuntutan kerja yang dapat diselesaikan sudah sesuai
dengan waktu pengumpulan, keterampilan dan kemampuan pekerja.
 Pernyataan 14

Pernyataan nomor 14 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


merasa susah berkomunikasi dengan sesama rekan kerja”. Dari survei yang dilakukan
pada pekerja, terdapat 68% orang dari 25 responden memilih tidak setuju mengenai
kesulitan dalam berkomunikasi antar pekerja. Dalam kerja sama tim, komunikasi
merupakan aspek penting karena hal tersebut merupakan kunci suatu perusahaan
untuk menghasilkan produk yang baik, dimana komunikasi yang berjalan dengan bbaik
artinya kedua belah pihak saat berkomunikasi memiliki makna yang sama tentang
pesan yang disampaikan.
b. Perilaku
 Pernyataan nomor 4

Pernyataan nomor 4 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya merasa


mudah emosi apabila pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi atau
keinginan saya”. Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 responden menunjukkan
bahwa didapatkan hasil sebesar 36% (9 responden) menyatakan setuju bahwa
responden merasa mudah emosi apabila suatu pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai
dengan harapannya, begitu pula dengan 36% (9 responden) hasil lainnya yang
menyatakan tidak setuju bahwa responden tidak merasa mudah emosi apabila suatu
pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai eskpetasinya. Artinya, bahwa ada pekerja yang
merasa emosi saat hasil dari pekerjaannya tidak sesuai dengan yang diharapkannya
dan juga ada pekerja yang tidak merasa emosi saat hasil kerjanya tidak sesuai dengan
yang diharapkannya. Dan sisanya 28% (7 responden) menjawab netral.
 Pernyataan nomor 8

Pernyataan nomor 8 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya merasa


mudah putus asa apabila pekerjaan yang diberikan kepada saya sulit atau melebihi
kemampuan saya”. Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 orang responden
menunjukkan baha didapatkan hasil sebesar 68% (17 responden) menyatakan tidak
setuju bahwa responden tidak merasa mudah putus asa apabila pekerjaan yang
diberikan kepadanya terasa sulit ataupun melebihi kemampuannya. Yang artinya
bahwa pekerja tersebut akan tetap bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaannya
meskipun akan terasa sulit dan melebihi kemampuannya. Ada 12% menjawab netral,
12% menjawab sangat tidak setuju dan 8% menjawab setuju.
 Pernyataan nomor 11

Pernyataan nomor 11 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


merasa mudah jengkel atau marah pada hal-hal sepele ketika berinteraksi dengan
rekan kerja maupun atasan saya”. Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 orang
responden menunjukkan hasil sebesar 72% (18 responden) menyatakan tidak setuju
bahwa responden tidak merasa mudah jengkel ataupun marah karena hal sepele
ketika seang berinteraksi dengan rekan kerja atau atasannya. Yang artinya bahwa para
pekerja tersebut mampu mengendalikan emosinya saat bekerja sehingga tidak akan
mudah untuk meluapkan emosinya hanya karena hal sepele kepada rekan kerja
ataupun atasannya sehingga akan menciptakan hubungan yang baik antar rekan kerja.
Selain itu ada 12% yang memilih sangat tidak setuju, 8% memilih netral dan 8% lainnya
memilih setuju.
 Pernyataan nomor 9
Pernyataan nomor 9 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya merasa
pola makan saya mulai berubah dalam seminggu terakhir”. Dari hasil voting yang
dilakukan oleh 25 orang responden menunjukkan hasil sebesar 76% (19 responden)
menyatakan tidak setuju bahwa responden tidak merasa pola makannya mulai
berubah dalam seminggu terakhir. Yang artinya para pekerja memiliki pola makan yang
sama dan tidak mengalami perubahan dalam pola makan selama seminggu terakhir.
Ada 20% menjawab netral dan 4% menjawab sangat tidak setuju.
 Pernyataan nomor 21

Pernyataan nomor 21 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


mengalami kesulitan tidur dalam seminggu terakhir”. Dari hasil voting yang dilakukan
oleh 25 orang responden menunjukkan hasil sebesar 76% (19 responden) menyatakan
tidak setuju bahwa responden mengalami gangguan kesulitan tidurnya dalam waktu
seminggu terakhir. Yang artinya para pekerja juga tidak ada yang mengalami gangguan
atau kesulitan didalam pola tidurnya selama seminggu terakhir. Ada 12% menjawab
netral, 4% sangat tidak setuju dan 4% lainnya menjawab sangat setuju.
c. Kognitif
 Pernyataan 10

Pernyataan nomor 10 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya sering


kurang konsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan”. Berdasarkan survei yang telah
dilakukan menunjukkan 88% orang memilih tidak setuju mengenai kesulitan
berkonsentrasi dala menyelesaikan pekerjaan. Sulit berkonsentrasi dapat disebabkan
karena kurang tidur, tugas yang lebih dari satu, atau pekerja sedang memiliki masalah
pribadi. Namun, dari hasil survei tersebut, pekerja di instansi masih memiliki
konsentrasi yang cukup baik.
 Pernyataan 20

Pernyataan nomor 20 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


cenderung berpikir sendiri dalam pengambilan keputusan”. Berdasarkan survei
tersebut, terdapat 76% memilih tidak setuju terhadap penyataan berpikir sendiri
dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bersama rekan kerja serta
diiringi dengan berpikir secara kritis dapat membantu kinerja tim dan membuat tim
tersebut menjadi lebih kuat.
 Pernyataan 18

Pernyataan nomor 18 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


merasa sulit untuk percaya terhadap rekan kerja”. Dapat dilihat pada diagram
lingkaran, terdapat 68% orang dari 25 responden memilih tidak setuju dalam
pernyataan sulit percaya terhadapt rekan kerja. Jika dalam suatu tim tidak bisa
membangun kepercayaan satu sama lian akan menyebabkan perselisihan, hasil kerja
yang tidak optimal, dan stres kerja itu sendiri.
d. Fisiologis
 Pernyataan 7
Pernyataan nomor 7 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya merasa
sakit pada bagian kepala saat stres”. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan,
terdapat 40% dari 25 responden memilih tidak setuju mengenai rasa sakit kepala yang
dialami saat stress. Sedangkan sebanyak 32% orang memilih setuju. Rasa sakit kepala
saat stress dapat terjadi ketika beban kerja pekerja berlebih, dimana hal tersebut
dapat menimbulkan bahaya pada kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit
jantung, obesitas, dan diabetes.
 Pernyataan 15

Pernyataan nomor 15 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


merasa sakit pada bagian pencernaan saat stres”. Berdasarkan survei yang telah
dilakukan pada 25 orang responden menghasilkan 48% orang memilih tidak setuju
terhadap pernyataan stress dapat mengganggu sistem pencernaan, sedangkan
sebanyak 28% memilih setuju. Stres dapat menunda pengosongan isi lambung dan
mempercepat perjalanan bahan melalui usus. Kombinasi ini menyebabkan sakit perut
dan kebiasaan buang air besar yang berubah. Selain itu, stres psikologis akut
menurunkan ambang rasa sakit seseorang.
e. Organisasi Kerja
 Pernyataan nomor 12
Pernyataan nomor 12 bersifat favourable dengan isi pernyataan “Saya
beranggapan bahwa pola komunikasi saya dengan rekan kerja tidak membosankan”.
Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 orang responden menunjukkan hasil sebesar
64% (16 responden) menyatakan setuju bahwa responden beranggapan bajwa pola
komunikasinya dengan rekan kerja lainnnya tidak membosankan. Yang artinya bahwa
selama ini komunikasi pekerja dengan rekan kerja lainnya bekerja dengan sangat baik
dan tidak membosankan sehingga akan menciptakan hubungan yang sangat erat antar
pekerja. Selain itu ada 24% yang memilih netral, 8% tidak setuju dan 4% lainnya
memilih sangat setuju.
 Pernyataan nomor 17

Pernyataan nomor 17 bersifat favourable dengan isi pernyataan “Saya dan


rekan kerja dapat bekerja sama dengan baik dalam kondisi apapun”. Dari hasil voting
yang dilakukan oleh 25 orang responden menunjukkan hasil sebesar 52% ( 13
responden ) menyatakan setuju bahwa responden merasa ia dan rekan kerja lainnya
dapat bekerja sama dengan baik dalam kondisi apapun. Yang artinya bahwa hubungan
baik yang tercipta karena adanya komunikasi yang baik antar pekerja juga
menciptakan kondisi yang baik antar pekerja sehingga pekerja akan mudah
berinteraksi dan bekerja sama dalam kondisi apapun dengan rekan kerjanya yang lain.
Selain itu ada 32% yang memilih sangat setuju, 12% memilih netral dan 4% lainnya
menajwab tidak setuju.
 Pernyataan nomor 5

Pernyataan nomor 5 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya sulit


dalam menentukan prioritas antara kepentingan pribadi dan kepentingan pekerjaan”.
Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 responden menunjukkan bahwa didapatkan
hasil sebesar 68% (17 responden) menyatakan tidak setuju bahwa responden tidak
merasa sulit dalam menentukan prioritas antara kepentingan pribadi dengan
kepentingan pekerjaan. Yang artinya bahwa para pekerja sangat bisa atau tidak akan
mengalami kesulitan dalam menentukan skala prioritas antara kepentingan pekerjaan
dan juga pribadi sehingga tidak akan membuatnya kebingungan untuk memutuskan
suatu pilihan nantinya. Selain itu ada 12% yang memilih netral, 12% memilih setuju
dan 8% lainnya memilih tidak setuju.
f. Lingkungan
 Pernyataan nomor 19

Pernyataan nomor 19 bersifat favourable dengan isi pernyataan “Saya merasa


lingkungan di tempat kerja saya memiliki pencahayaan yang baik, sehingga saya
nyaman saat bekerja”. Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 orang responden
menunjukkan hasil sebesar 72% ( 18 responden ) menyatakan setuju bahwa
responden merasa lingkungan tempat kerjanya memiliki pencahayaan yang baik
sehingga resnponden merasa nyaman saat bekerja. Yang artinya bahwa lingkungan
tempat bekerja nya sudah sangat baik seperti memiliki pencahayaan yang baik
sehingga membuat para pekerja merasa nyaman dalam bekerja. Selain itu 20%
memilih sangat setuju dan 4% lainnya memilih tidak setuju.
 Pernyataan nomor 22

Pernyataan nomor 22 bersifat favourable dengan isi pernyataan “Saya merasa


lingkungan di tempat kerja saya sangat panas, sehingga saya kurang nyaman saat
bekerja”. Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 orang responden menunjukkan hasil
sebesar 72% ( 18 responden ) menyatakan tidak setuju bahwa responden merasa
lingkungan di tempat kerjanya sangat panas sehingga membuat responden merasa
kurang nyaman saat bekerja. Yang artinya bahwa lingkungan tempat pekerja bekerja
sudah sangat baik seperti kondisi tempat bekerja nya sejuk atau dingin sehingga tidak
membuat para pekerja merasa kepanasan yang dapat membuat pekerja merasa
kurang nyaman saat bekerja. Selain itu terdapat 16% yang memilih netral, 8% memilih
sangat tidak setuju dan 4% lainnya memilih setuju.
 Pernyataan nomor 24

Pernyataan nomor 24 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


merasa di tempat saya bekerja sangat berisik, sehingga saya merasa terganggu ketika
bekerja”. Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 orang responden menunjukkan hasil
sebesar 84% ( 21 responden ) menyatakan tidak setuju bahwa responden merasa
tempat kerjanya sangat berisik sehingga membuat responden terganggu ketika
bekerja. Yang artina bahwa lingkungan tempat pekerja bekerja tidak ada kebisingan
saat jam bekerja berlangsung sehingga tidak ada pekerja yang akan merasa terganggu
karena kebisingan yang disebabkan oleh rekan kerjanya, hal tersebut membuktikan
bahwa lingkungan tempat kerjanya sudah sangat baik sehingga tidak ada pekerja yang
mengalami gangguan karena merasa lingkungan tempat kerjanya sangat berisik. Selain
itu 12% lainnya memilih netral dan 4% sisanya memilih sangat tidak setuju.
 Pernyataan nomor 25

Pernyataan nomor 25 bersifat unfavourable dengan isi pernyataan “Saya


merasa di tempat saya bekerja terlalu sempit atau padat, sehingga saya kurang leluasa
dalam bergerak”. Dari hasil voting yang dilakukan oleh 25 orang responden
menunjukkan hasil sebesar 68% ( 17 responden ) menyatakan tidak setuju bahwa
responden merasa tempat kerjanya terlalu sempit ataupun padat sehingga membuat
responden merasa kurang bebas saat bergerak saat bekerja. Yang artinya bahwa
lingkungan tempat kerjanya memiliki ruangan yang sangat besar dan lebar sehingga
saat jam bekerja berlangsung atau saat ada rekan kerja yang sedang berjalan pekerja
tidak akan merasa kesempitan atau tidak bisa bergerak dengan bebas dikarenakan
volume ruangan yang kecil dan sempit, sehingga pekerja bisa bekerja dan bergerak
dengan bebas. sebesar 16% memilih netral, 12% memilih sangat tidak setuju dan 4%
lainnya memilih setuju.

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas


3.5.1 Uji Validitas Item/Pertanyaan
Uji validitas merupakan suatu uji instrumen data untuk mengetahui
seberapa cermat suatu pertanyaan pada kuesioner dalam mengukur variabel apa
yang akan diukur. Dapat dikatakan valid apabila terdapat korelasi yang signifikan
dengan skor totalnya. Pengujian validitas dalam SPSS dapat menggunakan
beberapa metode yaitu diantaranya: Korelasi Pearson, Corrected Item Total
Correlation, dan Analisis Faktor.
Teknik uji Korelasi Pearson adalah cara mengkorelasi skor item atau
pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total merupakan penjumlahan seluruh
pertanyaan pada satu variabel. Pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria
menggunakan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05% dengan uji 2 sisi. Apabila
nilai positif dan r hitung ≥ r tabel dapat dinyatakan valid, namun sebaliknya
apabila r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid. Berikut uji validitas item:

No. R Hitung R Tabel 5% (N = 25) Keterangan

1 0,626 0,396 Valid

2 0,048 0,396 Tidak Valid

3 0,172 0,396 Tidak Valid

4 0,464 0,396 Valid

5 0,692 0,396 Valid

6 0,238 0,396 Tidak Valid

7 0,510 0,396 Valid

8 0,525 0,396 Valid

9 0,131 0,396 Tidak Valid

10 0,762 0,396 Valid

11 0,611 0,396 Valid

12 0,601 0,396 Valid


13 0,718 0,396 Valid

14 0,273 0,396 Tidak Valid

15 0,693 0,396 Valid

16 0,496 0,396 Valid

17 0,722 0,396 Valid

18 0,515 0,396 Valid

19 0,597 0,396 Valid

20 0,829 0,396 Valid

21 0,134 0,396 Tidak Valid

22 0,828 0,396 Valid

23 0,634 0,396 Valid

24 0,356 0,396 Tidak Valid

25 0,764 0,396 Valid

Sehingga dapat disimpulkan terdapat 7 pertanyaan yang tidak valid,


sedangkan 18 pertanyaan lainnya dinyatan valid.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Pernyataan yang terdapat pada kuisioner kami telah dilakukan uji
reliabilitas sehingga diperoleh hasil ujinya sebagai berikut:

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 25 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Pada tabel Case Processing Summary dapat dilihat pada baris Cases Valid
yang menyatakan terdapat sebanyak 25 responden dengan presentase yang
dihasilkan yaitu 100%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa 25
responden tersebut valid dan tidak terdapat responden yang masuk kategori
Excluded.
Untuk mengetahui hasil perhitungan data dapat dipercaya dan konsisten,
dapat dilihat pada tabel Reliability Statistics, yang tercantum sebagai berikut:
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.881 25

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas, dapat disimpulkan bahwa


Cronbach’s Alpha sebesar 0,881 dengan pertanyaan atau N of items sebanyak 25.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah data tersebut reliable atau tidak, maka
dapat dilihat apabila r hitung > r tabel 5%. Data yang kami gunakan dengan
responden sebanyak 25 orang maka r tabel yang dihasilkan yaitu 0,396.
Sehingga dapat disimpulkan data yang kami dapatkan dari hasil responden
adalah reliable atau dapat dipercaya dan konsisten, karena nilai r hitung > r tabel
5% yakni 0,881 > 0,396.
Berikut merupakan hasil Uji Reliabilitas setiap nomor pertanyaan:
Item-Total Statistics
Corrected Item-
Scale Mean if Item
Scale Variance if Total Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
Pertanyaan01 85.0400 78.040 .589 .873
Pertanyaan02 87.3200 85.143 -.027 .884
Pertanyaan03 87.0800 84.160 .030 .887
Pertanyaan04 86.1600 78.640 .418 .877
Pertanyaan05 85.4000 75.583 .647 .871
Pertanyaan06 86.9200 82.577 .102 .888
Pertanyaan07 85.9600 77.123 .428 .878
Pertanyaan08 85.2800 78.210 .481 .876
Pertanyaan09 85.2800 84.210 .078 .883
Pertanyaan10 85.1200 78.193 .754 .871
Pertanyaan11 85.2400 77.273 .573 .873
Pertanyaan12 85.4800 77.927 .542 .874
Pertanyaan13 85.4000 76.917 .650 .871
Pertanyaan14 85.3600 80.573 .171 .889
Pertanyaan15 85.6800 72.977 .619 .871
Pertanyaan16 85.0000 78.833 .446 .876
Pertanyaan17 85.0000 75.167 .689 .869
Pertanyaan18 85.2800 79.960 .489 .876
Pertanyaan19 85.0400 78.290 .566 .874
Pertanyaan20 85.3200 74.643 .816 .867
Pertanyaan21 85.4000 83.167 .091 .886
Pertanyaan22 85.2800 75.960 .805 .868
Pertanyaan23 85.4000 78.917 .613 .874
Pertanyaan24 85.2000 82.250 .372 .879
Pertanyaan25 85.2400 75.940 .752 .869

Berdasarkan hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas di atas, dapat


disimpulkan terdapat beberapa data yang diisi oleh responden bersifat valid dan
tidak valid. Meskipun terdapat beberapa hasil data yang tidak valid, namun hasil
Uji Reliabilitasnya dapat dipercaya atau bersifat Reliable dan konsisten, serta
valid dengan presentase 100%.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tingkat stres pada pekerja
Perhutani tergolong rendah. Hal tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang
menunjukkan sebagian besar atau dominan pekerja merasa nyaman, semangat,
komunikasi dengan pekerja lain berjalan dengan baik, memiliki konsentrasi yang tinggi
ketika bekerja, dan faktor-faktor lainnya. Namun, terdapat sebagian kecil pekerja yang
mengalami stres kerja. Hal tersebut ditunjukkan dengan terdapat persentase kecil
pada hasil penelitian bahwa pekerja Perhutani tersebut merasa kurang bersemangat,
adanya kesulitan dalam komunikasi antar pekerja, mudah emosi apabila pekerjaannya
tidak sesuai dengan keinginannya, mengalami sakit kepala yang mungkin disebabkan
oleh beban kerja yang berlebih.
Berdasarkan penelitian tersebut, lingkungan kerja dari pekerja Perhutani
adalah baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa
sebagian besar pekerja Perhutani nyaman dengan lingkungan kerjanya karena memiliki
pencahayaan yang cukup, suasananya yang kondusif, tidak sempit dan tidak panas.
Selain itu, hasil penelitian menyebutkan jika lingkungan kerjanya nyaman karena para
pekerja Perhutani memiliki komunikasi yang berjalan dengan baik dan hubungan yang
erat antar pekerja. Hasil penelitian ini juga diperoleh bahwa sebagian besar pekerja
tidak mengalami sakit kepala dan masalah pencernaan akibat stress kerja, memiliki
konsentrasi yang tinggi, pengambilan keputusan yang dilakukan secara bersama-sama,
dan percaya terhadap rekan kerjanya.

4.2 Saran
Instansi Perhutani tersebut telah baik dalam memperhatikan maupun
mengendalikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres kerja. Hal tersebut
ditunjukkan dengan dominan pekerja Perhutani tidak mengalami stres kerja. Namun,
masih terdapat beberapa pekerja yang mengalami stres kerja, sehingga seharusnya
dari pekerja sendiri harus mengetahui kondisi tubuhnya sendiri yaitu tidak dengan
bekerja secara berlebihan atau harus sesuai kemampuan (tidak memaksakan) agar
dapat menjaga kesehatan pekerja itu sendiri. Kemudian, untuk instansi seharusnya
bisa memberikan motivasi, mengurangi atau pembagian kerja yang merata, terbuka
antara pimpinan dan pekerja mengenai kritik maupun saran dan mengurangi tekanan
bagi para pekerja. Selain itu, instansi tersebut juga dapat menciptakan lingkungan kerja
dan komunikasi yang baik, serta memberikan waktu bagi pekerja untuk refreshing
seperti diadakan rekreasi dan berlibur. Oleh karena itu, apabila instansi seperti
Perhutani lebih memperhatikan stres kerja dari para pekerjanya, maka kinerja dari
pekerjanya dapat lebih meningkat dan memberikan dampak positif bagi instansi
maupun pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Herlina, Lina. 2019. “Kondisi Dan Faktor Penyebab Stres Kerja Pada Karyawan Wanita PT
‘SGS.’” Jurnal Psiko-Edukasi 17(2): 118–32.

Hanifah, H. (2021) Pengaruh lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja : Studi
pada karyawan PT.Inti Daya Mandiri Pratama. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Muhamad Ekhsan and Septian, B. (2021) ‘Pengaruh Stres Kerja, Konflik Kerja dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan’, MASTER: Jurnal Manajemen Strategik
Kewirausahaan, 1(1), pp. 11–18. doi: 10.37366/master.v1i1.25.

Nurhaningsih, K. G. (2022) PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN MOTIVASI KERJA


TERHADAP KINERJA PEGAWAI PERUM PERHUTANI KPH CIANJUR. Universitas
Pasundan.

Siskadillah. (2019). Pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai pada badan
pendapatan daerah kabupaten sinjai.

Syafii, M. and Lindawati, T. (2016) ‘Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan di Perum Perhutani Kesatuan Bisnis mandiri Industri
Kayu Gresik’, Jurnal Fakultas Ekonomi, 5(2), pp. 133–146

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Mauladi, Fajar, and Fereshti Nurdiana Dihan. 2015. “Pengaruh Stres Kerja Pada Kinerja
Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi.” Jurnal Bisnis dan
Ekonomi Vol 6(No.2): 51–62.

Sorongan, Junike, Lery Fransil Suoth, and Harvani Boky. 2018. “Hubungan Antara Stres
Kerja Dan Upah Dengan Produktivitas Kerja Pada Pegawai Di Dinas Kesehatan
Kota Manado.” Jurnal KESMAS 7(5).

Widiantini, Winne, and Zarfiel Tafal. 2014. “Aktifitas Fisik Stress Dan Obesitas Pada
Pns.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8(7): 330–36.
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/374.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai