Dosen Pengampu :
Reny Indrayani, S.KM., M.KKK.
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Regita Nur Azizah (202110101030)
Galuh Puspitasari (202110101071)
Nadila Septya Andini (202110101103)
Amanda Agustine Arwikana (202110101122)
Mareta Putri Khoeriyah (202110101132)
Feyza Zalva Azzahra (202110101140)
Annisa Fitrah Aini (202110101170)
Shafira Rahma Adjani (202110101179)
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengkaji tingkat stress kerja pada pegawai Perum Perhutani di Bondowoso.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran stress kerja di Perum Perhutani Kota Bondowoso.
2. Mengetahui validitas dan realibilitas stress kerja yang terjadi pada pegawai
Perum Perhutani Kota Bondowoso.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Stress Kerja
Teori McCormick dalam Teacher Attribution of Responsibility for Stress
Questionnaire (TARSQ) berisi tentang indikator atau aspek untuk penilaian stres
kerja pada responden. Indikator ini disesuaikan sesuai kebutuhan penelitian stres
kerja pada karyawan, indikator tersebut diantaranya yaitu:
a. Subyektif
Perasaan yang dialami atau dirasakan oleh individu sendiri. Beberapa contohnya
adalah perasaan cemas, khawatir, lelah, senang, emosional, gelisah, kurang
bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan, dan lain sebagainya yang
berpengaruh dalam kerja.
b. Perilaku
Perilaku individu yang ditampakkan karena stres. Contohnya seperti mengonsumsi
makanan yang tidak biasa (bisa makan lebih sedikit atau lebih banyak dari
biasanya), pola tidur yang tidak teratur, lebih sensitif terhadap orang lain dan
juga mudah kehilangan kesabaran dalam melakukan pekerjaan. Gejala stres ini
dikaitkan pada perilaku yang mencakup perubahan pada produktivitas.
c. Kognitif
Aktivitas mental individu yang berhubungan dengan pikiran, seperti individu sulit
berkonsentrasi atau tidak fokus dalam melakukan pekerjaan, sulit dalam
mengambil keputusan yang tepat, dan pikiran yang selalu buyar, serta selalu
berpikiran negatif. Gangguan kognitif tersebut dapat menyebabkan seseorang
tidak fokus dalam mengerjakan pekerjaan sehingga hasil yang didapat tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
d. Fisiologis
Indikator ini melihat dari sisi kesehatan dan fisik individu yang ditimbulkan karena
stres yang dapat menciptakan perubahan pada metabolisme, seperti gangguan
pencernaan, sakit kepala, dan lain sebagainya (Siskadillah, 2019).
e. Keorganisasian
Dalam suatu pekerjaan terdapat organisasi yang dapat mengakibatkan stres kerja,
meliputi manajemen perusahaan seperti beban kerja yang berlebih, korelasi
antar rekan kerja, dan kepentingan pekerjaan.
Teori stres kerja menurut Robbins dan Judge, stressor atau indikator dalam stres
kerja dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu:
1. Faktor lingkungan atau environmental factors yaitu faktor stres kerja dapat
berasal dari pencahayaan, suhu atau temperatur, kebisingan, dan faktor
lainnya, sehingga dapat mengganggu kenyamanan dari para pekerja. Berikut
faktor yang mendukung faktor lingkungan :
a. Ketidakpastian Ekonomi
Keadaan perekonomian yang semakin menurun membuat seseorang merasa
cemas terhadap kesejahteraan pada dirinya.
b. Ketidakpastian politik
Munculnya stres pada diri seseorang dapat dikarenakan tidak menentunya
keadaan politik.
c. Ketidakpastian teknologi
Dalam penggunaan teknologi yang kurang optimal dapat menghambat
keterampilan dari karyawan.
2. Faktor organisasi atau organizational factors. Terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi stres dalam organisasi :
a. Tuntutan tugas
Tuntutan tugas mencakup keberagaman tugas, tata letak fisik, kondisi kerja,
dan lain-lain. Potensi timbulnya stres kerja apabila saling bergantungnya
tugas seorang karyawan dengan karyawan lain yang semakin banyak.
Kondisi fisik dapat juga menimbulkan kecemasan dan stres seperti,
kebisingan, suhu, ataupun kondisi kerja yang berbahaya.
b. Tuntutan peran
Jika seorang karyawan tidak mengerti tanggung jawab dan perannya dalam
perusahaan maka akan mengalami kebingungan dan ketidakjelasan
mengenai apa yang harus dilakukan.
c. Tuntutan pribadi
Tuntutan pribadi ini merupakan stres kerja yang dikaitkan pada kurangnya
dukungan sosial dari karyawan lainnya dan hubungan yang tidak baik
dengan karyawan lain.
d. Struktur organisasi
Ada aturan perusahaan yang tidak jelas, berlebihan, atau dalam pengambilan
keputusan tidak adanya partisipasi dapat menyebabkan stres kerja.
e. Kepemimpinan organisasi
Gaya kepemimpinan otoriter atau gaya kepemimpinan yang tidak baik dapat
menyebabkan stres kerja.
3. Faktor individu atau personal factors. Faktor individu meliputi sebagai berikut, :
a. Keluarga
Adanya hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan
stres kerja.
b. Ekonomi
Seseorang yang tidak dapat mengelola keuangan serta tingkat perekonomian
yang rendah dapat menyebabkan timbulnya stres kerja.
c. Kepribadian
Bagaimana kepribadian seseorang dalam menerima ataupun menanggapi
perubahan dan tuntutan pekerjaan.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Muhamad Ekhsan dan Burhan Septian pada tahun 2021 dalam
penelitiannya menguji apakah terdapat pengaruh stres kerja, konflik kerja dan
kompensasi terhadap kinerja karyawan PT Cabinindo Putra. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan yang bekerja bagian PPIC PT Cabinindo Putra
berjumlah 61 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
nonprobability sampling yaitu dengan metode sampling jenuh. Penelitian ini
menggunakan program statistik SPSS. Hasil penelitian membuktikan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara stres kerja dan kompensasi
dengan kinerja karyawan, serta terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara
konflik kerja dengan kinerja karyawan PT. Cabinindo Putra (Muhamad Ekhsan
and Septian, 2021).
Hanna Hanifah pada tahun 2021 dalam penelitiannya menguji besarnya
pengaruh lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja Karyawan PT Inti
Daya Mandiri Pratama. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil
kuesioner responden yang telah dibagikan kepada kepada Karyawan PT Inti Daya
Mandiri Pratama (data primer). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Lingkungan Kerja dan Stress Kerja, sedangkan variabel dependennya adalah
Kinerja Karyawan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif
dengan pendekatan kuantitatif. Kuesioner penelitian dibagikan melalui google
form kepada responden yaitu karyawan PT Inti Daya Mandiri Pratama. Penelitian
menggunakan beberapa analisa data yaitu uji korelasi, uji validitas, uji reliabilitas,
uji analisis regresi berganda, uji parsial, uji simultan, dan uji koefisien
determinasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara parsial Lingkungan
Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, hal ini
berdasarkan hasil uji parsial yaitu t hitung 4,468 dan t tabel 1,998 yang
menunjukan bahwa t hitung > t tabel dengan taraf signifikasi 0,001 lebih kecil
dari 0,05. Variabel Stress Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan, hal ini berdasarkan hasil dalam uji parsial yaitu t hitung 2,312
dan t tabel 1,998 yang menunjukan bahwa t hitung > t tabel dengan tingkat
signifikasi 0,024 lebih kecil dari 0,05. Hasil kedua variabel menunjukan bahwa
Lingkungan Kerja dan Stress Kinerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Kinerja Karyawan. Kemudian hasil uji koefisien determinasi (R2 ) adalah 0,286
atau 28,6% yang artinya, kedua variabel independen tersebut memiliki faktor
pengaruh terhadap Kinerja Karyawan, sisanya 71,4% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini (Hanifah, 2021).
Kurnia Ghaida Nurhaningsih pada Maret 2022 dalam thesisnya
melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Semangat Kerja dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Pegawai Perum Perhutani KPH Cianjur baik secara
simultan dan parsial. Pengambilan sampel menggunakan metode probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur maupun anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu random sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Perum Perhutani KPH Cianjur
dengan sampel yang digunakan sebanyak 77 responden. Pengujian instrument
dan hasil yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji hipotesis, analisis
regresi linier berganda, analisis korelasi berganda dan koefisien determinasi,
serta program yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan SPSS.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hasil bahwa secara simultan dan parsial
Semangat Kerja dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
(Nurhaningsih, 2022).
Mochamad Syafii dan Tety Lindawati pada tahun 2016 dalam
penelitiannya untuk mengetahui lingkungan kerja dan tingkat stres kerja yang
paling mempengaruhi kinerja karyawan di Perum Perhutani Kesatuan Bisnis
Mandiri Industri Kayu Gresik. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode
survei dengan menggunakan teknik Regresi Linier Berganda yang terdiri dari 3
variabel dengan populasi karyawan kantor yaitu sebanyak 50 orang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (lingkungan kerja dan stres
kerja) diperoleh hasil Fhitung > Ftabel (17,437 > 3,20) dengan menggunakan
batas signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja berpengaruh secara simultan
dan berpengaruh cukup kuat terhadap kinerja karyawan di Perum Perhutani
Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu Gresik (Syafii and Lindawati, 2016).
BAB 3. STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Kisi-Kisi Kuesioner
Butir Pertanyaan Jumlah
Beban kerja 13 1
Perilaku
Pola makan 9 1
Pola tidur 21 1
Susah berkonsentrasi 10 1
Organisasi
Kerja Kepentingan pribadi vs 5 1
kepentingan pekerjaan
4.2 Saran
Instansi Perhutani tersebut telah baik dalam memperhatikan maupun
mengendalikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres kerja. Hal tersebut
ditunjukkan dengan dominan pekerja Perhutani tidak mengalami stres kerja. Namun,
masih terdapat beberapa pekerja yang mengalami stres kerja, sehingga seharusnya
dari pekerja sendiri harus mengetahui kondisi tubuhnya sendiri yaitu tidak dengan
bekerja secara berlebihan atau harus sesuai kemampuan (tidak memaksakan) agar
dapat menjaga kesehatan pekerja itu sendiri. Kemudian, untuk instansi seharusnya
bisa memberikan motivasi, mengurangi atau pembagian kerja yang merata, terbuka
antara pimpinan dan pekerja mengenai kritik maupun saran dan mengurangi tekanan
bagi para pekerja. Selain itu, instansi tersebut juga dapat menciptakan lingkungan kerja
dan komunikasi yang baik, serta memberikan waktu bagi pekerja untuk refreshing
seperti diadakan rekreasi dan berlibur. Oleh karena itu, apabila instansi seperti
Perhutani lebih memperhatikan stres kerja dari para pekerjanya, maka kinerja dari
pekerjanya dapat lebih meningkat dan memberikan dampak positif bagi instansi
maupun pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Herlina, Lina. 2019. “Kondisi Dan Faktor Penyebab Stres Kerja Pada Karyawan Wanita PT
‘SGS.’” Jurnal Psiko-Edukasi 17(2): 118–32.
Hanifah, H. (2021) Pengaruh lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja : Studi
pada karyawan PT.Inti Daya Mandiri Pratama. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Muhamad Ekhsan and Septian, B. (2021) ‘Pengaruh Stres Kerja, Konflik Kerja dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan’, MASTER: Jurnal Manajemen Strategik
Kewirausahaan, 1(1), pp. 11–18. doi: 10.37366/master.v1i1.25.
Siskadillah. (2019). Pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai pada badan
pendapatan daerah kabupaten sinjai.
Syafii, M. and Lindawati, T. (2016) ‘Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan di Perum Perhutani Kesatuan Bisnis mandiri Industri
Kayu Gresik’, Jurnal Fakultas Ekonomi, 5(2), pp. 133–146
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Mauladi, Fajar, and Fereshti Nurdiana Dihan. 2015. “Pengaruh Stres Kerja Pada Kinerja
Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi.” Jurnal Bisnis dan
Ekonomi Vol 6(No.2): 51–62.
Sorongan, Junike, Lery Fransil Suoth, and Harvani Boky. 2018. “Hubungan Antara Stres
Kerja Dan Upah Dengan Produktivitas Kerja Pada Pegawai Di Dinas Kesehatan
Kota Manado.” Jurnal KESMAS 7(5).
Widiantini, Winne, and Zarfiel Tafal. 2014. “Aktifitas Fisik Stress Dan Obesitas Pada
Pns.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8(7): 330–36.
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/374.
LAMPIRAN