Anda di halaman 1dari 6

Vol.2 No.

4 September 2022 1983


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA TERHADAP KINERJA APOTEKER
PADA RS X KOTA BANDUNG

Oleh
Bunga Destiyana1, Nabilah Istiyani2
1,2Jurusan Farmasi, Universitas Binawan, Jakarta Selatan

Email: 1bungadestiyana@gmail.com , 2nabilahstyn@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
terutama faktor stress kerja. Penelitian ini dilakukan pada apoteker yang bekerja pada salah satu
rumah sakit di kota, dengan jumlah responden sebanyak dua puluh lima orang. Variabel
independen dalam penelitian ini yaitu stres kerja yang dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor
lingkungan, faktor organisasi dan individual yang merupakan penyebab stress kemudian
diperiksa untuk mengetahui hubungannya dengan variabel dependen yaitu kinerja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dari stres faktor lingkungan (0,000
< 0,05) dan faktor individual (0,005 < 0,05) terhadap kinerja Apoteker di RS X kota Bandung,
sedangkan untuk stres kerja faktor organisasi (0,856 > 0,05) tidak memiliki hubungan signifikan
terhadap kinerja Apoteker di RS X kota Bandung
Kata Kunci: Apoteker, Kinerja, Stres Kerja

PENDAHULUAN mendapatkan perhatian yang serius.


Pelayanan Kefarmasian merupakan Permasalahan timbul apabila stres terjadi
salah satu aspek penting dalam bidang dalam waktu yang cukup lama dengan
kefarmasian. Pelayanan kefarmasian yang baik intensitas yang cukup tinggi. Dalam keadaan
akan menghasilkan kepuasan bagi pasien. seperti ini biasanya individu mengerjakan
Pelayanan Kefarmasian yang baik juga dengan tidak yakin dan sering berbuat
bergantung pada Sumber Daya Manusia kesalahan.
(SDM) yang baik, kompeten dan professional. Stres menjadi bagian tak terpisahkan dari
SDM yang berperan penting dalam Pelayanan kehidupan manusia. Setiap karyawan memiliki
Kefarmasian salah satunya adalah Apoteker. kemampuan yang berbeda dalam menangani
Apoteker dapat menjalankan pelayanan stres, tergantung daya tahan karyawan
kefarmasian dengan kinerja yang baik tersebut. Karyawan yang memiliki daya tahan
dipengaruhi pada banyak faktor. tinggi, maka akan dapat mengatasi stress yang
Kinerja sangat berpengaruh pada dialaminya, berbeda dengan orang yang daya
aktifitas dan produktivitas perusahaan, tahannya rendah. Ketidak mampuan dalam
semakin baik kinerja yang dihasilkan oleh menghadapai stres serta membiarkannya
SDM maka semakin baik pula kualitas dan berlarut-larut berakibat pada kondisi mental
kuantitas yang dihasilkan oleh perusahaan dan emosional dari karyawan, yang akhirnya
tersebut dan begitupun sebaliknya. akan mempengaruhi kinerjanya.
SDM yang berkualitas dan menunjukkan
kinerja baik amat penting bagi kelancaran LANDASAN TEORI
hidup perusahaan. Hal tersebut dianggap Apoteker adalah sarjana farmasi yang
penting juga oleh pemilik perusahaan yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
tentunya mengharapkan laba yang optimal dari mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
kinerja karyawannya, maka patutlah stres yang (PERMENKES 9 TAHUN 2017).
ada kaitannya dengan kinerja karyawan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
1984 Vol.2 No. 4 September 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Kewenangan apoteker menurut Stres Kerja
keahliannya di peroleh dengan pendidikan Menurut Fahmi (2016:214) “Stres
tinggi farmasi dan pendidikan profesi adalah suatu keadaan yang menekan diri dan
apoteker, setelah apoteker menyelesaikan jiwa sesorang diluar batas kemampuannya,
pendidikan profesi dan lulus dalam uji sehingga jika terus dibiarkan tanpa ada solusi
kompetensi sebagai apoteker serta sudah maka ini akan berdampak pada kesehatannya.
disumpah sebagai apoteker maka pada diri Stres tidak timbul begitu saja namun sebab-
seorang apoteker tersebut sudah mempunyai sebab stres timbul umumnya diikuti oleh
kemampuan akademik; dan kemampuan faktor peristiwa yang mempengaruhi kejiwaan
profesi untuk diaplikasikan kemampuannya seseorang, dan peristiwa itu terjadi diluar dari
dalam Pekerjaan Kefarmasian dan pada kemampuannya sehingga kondisi tersebut
dirinya melekat kewenangan berdasarkan telah menekan jiwanya”.
keahliannya atau kewenangan materiil, akan Hasibuan (2014:204) menyatakan
tetapi kewenangan berdasarkan keahlian bahwa, adapun model stres kerja yang menjadi
tersebut belum cukup untuk bisa menjalankan indikator stres kerja adalah sebagai berikut:
pekerjaan kefarmasian karena ada kewenangan 1. Beban kerja, diukur dari persepsi responden
menurut hukum yang diberikan kepada mengenai beban kerjayang dirasakan
apoteker atau kewenangan formal. berlebihan.
Kinerja 2. Sikap pemimpin, diukur dari persepsi
Kinerja merupakan suatu perilaku yang responden mengenai sikap pemimpin yang
dimunculkan atau diungkapkan pada derajat kurang adil dalam memberikan tugas.
pekerjaan seseorang. Fattah (dalam Barnawi & 3. Waktu kerja, diukur dari persepsi responden
Arifin, 2012: 12) mengatakan “kinerja adalah mengenai waktu kerja yang dirasakan
ungkapan kemampuan yang didasari oleh berlebihan.
pengetahuan, sikap, keterampilan, serta 4. Konflik, diukur dari persepsi responden
motivasi dalam menghasilkan sesuatu. semangat untuk terus belajar bagi
Aspek Kinerja Menurut Supardi (2013) pencapaian visi Bersama.
aspek-aspek yang dapat digunakan untuk Robbin (dalam Venny Marchelia,
menilai kinerja adalah sebagai berikut : 2014) timbulnya stres dipengaruhi oleh
a. Kemampuan kerja, beberapa faktor-faktor:
b. Kerajinan, 1. Faktor Organisasi Dalam faktor organisasi
c. Disiplin, berpengaruh juga terhadap stres kerja
d. Hubungan kerja, karyawan dimana semua aktivitas di dalam
e. Prakarsa perusahaan berhubungan dengan karyawan.
Menurut Supardi (2013) faktor yang Seperti tuntutan kerja atau beban kerja yang
mempengaruhi kinerja adalah: terlalu berat, kerja yang membutuhkan
a. Variabel individual, terdiri dari; tanggung jawab tinggi sangat cenderung
kemampuan dan keterampilan (mental dan mengakibatkan stres tinggi.
fisik), latar belakang (keluarga, tingkat 2. Faktor Lingkungan
social dan penggajian), demografis (umur Adanya lingkungan sosial turut
asal-usul, dan jenis kelamin). berpengaruh terhadap stres kerja pada
b. Variabel organisasional, terdiri dari: karyawan. Dimana adanya dukungan sosial
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, beperan dalam mendorong seseorang dalam
dan struktur. pekerjaannya, apabila tidak adanya faktor
c. Variabel psikologis, terdiri dari : persepsi, lingkungan sosial yang mendukung, maka
sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. tingkat stres karyawan akan tinggi

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.2 No.4 September 2022 1985
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Faktor Individu
Adanya faktor individu berperan juga Prosedur Penelitian
dalam mempengaruhi stres karyawan. Kuesioner disebarkan kepada subjek
Dalam faktor individu kepribadian penelitian yaitu Apoteker di RS X untuk
seseorang lebih berpengaruh terhadap stres dijawab pada keadaan sebenarnya. Informasi
pada karyawan. Dimana kepribadian yang dapat diperoleh dengan menggunakan
seseorang akan menentukan sesorang kuesioner adalah mengenai diri responden,
tersebut mudah mengalami stres atau tidak dengan asumsi bahwa respondenlah yang
paling mengetahui tentang dirinya dan
METODE PENELITIAN pengalaman sendiri, sehingga yang
Metode pada penelitian ini dinyatakan oleh responden kepada peneliti
menggunakan metode deskriptif dengan adalah benar. Jenis kuesioner yang digunakan
pengambilan data menggunakan data primer. adalah angket tertutup, yaitu angket yang
Pada penelitian ini, data yang diambil berupa jawabannya telah disediakan. Setelah data
kuisioner yang sudah diisi oleh responden terkumpul dilakukan pengolahan data.
kemudian hasilnya diolah untuk mengetahui Pengukuran Variabel
hubungan antar variabel. Hasil yang diperoleh Hasil analisis ini didapat dari hasil
diolah menggunakan perangkat lunak statistik kuesioner yang telah diisi oleh responden.
yang sesuai untuk memberikan gambaran Berdasarkan hasil tersebut akan diperoleh satu
tentang pengaruh stres kerja terhadap Kinerja kecendrungan dari jawaban responden
Apoteker pada RS X di kota Bandung. tersebut. Hasil kecendrungan dari masing-
masing variabel akan terlihat berdasarkan nilai
Stres kerja (X) rata-rata skor jawaban yang selanjutnya akan
dikatagorikan pada rentang skor berikut ini:
Nilai maksimum :4
Nilai minimum :1
Faktor lingkungan (X1)
Rentang skala : 1-4 = 0.75
Faktor organisasi (X2)
Faktor individu (X3) 4
Katagori:
1.0 – 1.75 = sangat tidak setuju
1.76 – 2.5 = tidak setuju
Kinerja (Y) 2.51–3.25 = setuju
3.26 – 4 = sangat setuju
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Cara Pengolahan Dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui
Populasi Dan Sampel pengisian kuesioner kemudian dianalisis.
Apoteker yang bekerja pada RS X di Dilanjutkan dengan membuat klasifikasi yang
kota Bandung merupakan populasi dari akan membentuk tema-tema tertentu. Selain
penelitian ini. Pada penelitian ini peneliti itu dilakukan analisis data menggunakan
berencana menyebarkan kuesioner sebanyak software SPSS.
25 unit
Bahan Dan Alat HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini bahan yang Berdasarkan data responden,
digunakan untuk memperoleh data yaitu didapatkan responden mayoritas adalah wanita
dengan menggunakan kuesioner yang berusia 25-29 tahun. Responden dengan gaji
disebarkan kepada Apoteker yang bekerja di antara 3-5 juta merupakan presentasi
RS X di kota Bandung. Alat yang digunakan terbanyak pada penelitian ini dan masa kerja
adalah software SPSS.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
1986 Vol.2 No. 4 September 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dengan presentase terbesar adalah lebih dari 4 berarti ada pengaruh yang positif dan
tahun signifikan antara faktor lingkungan
Tabel 1 Karakteristik Responden terhadap kinerja karyawan.
No Karakteristik Frekuensi Presentase 2. Uji Hipotesis Pengaruh Faktor Organisasi
responden Terhadap Kinerja Karyawan
1 Jenis Wanita 24 96 %
Pria 1 4% Rumusan hipotesa:
kelamin
2 Umur 25-29 16 64 % H0 : p = 0 (tidak ada pengaruh yang
tahun signifikan antara faktor organisasi
30-34 7 28 %
tahun terhadap kinerja karyawan)
35-39 2 8% H1 : p # 0 (ada pengaruh yang signifikan
tahun
>40 tahun - - antara faktor organisasi terhadap kinerja
3 Gaji 3 – 5 juta 18 72 % karyawan) Hasil yang diperoleh t hitung (-
5 – 7 juta 7 28 %
7– 10 juta - - 0,184) < (2.079) maka H0 diterima dan
>10 juta - - H1 ditolak. nilai sig 0,856 > 0,05 sehingga
4 Masa kerja <1 tahun 1 4%
1-2 tahun 5 20 % berpengaruh tidak signifikan. Hal ini
2-3 tahun 4 16 % berarti ada pengaruh yang negatif dan
3-4 tahun 4 16 %
>4 tahun 11 44 % tidak signifikan antara organisasi terhadap
Sumber: hasil pengolahan data kinerja karyawan.
3. Uji Hipotesis Pengaruh Faktor Individu
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa Rumusan hipotesis:
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients H0 : p = 0 (tidak ada pengaruh yang
Std. signifikan antara faktor individu terhadap
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,873 2,024 ,431 ,671
kinerja karyawan)
Faktor 3,120 ,305 ,817 10,240 ,000 H1: p #0 ( ada pengaruh yang signifikan
Lingkungan antara faktor individu terhadap kinerja
Faktor -,052 ,281 -,014 -,184 ,856
Organisasi karyawan) Hasil yang diperoleh t hitung
Faktor ,852 ,272 ,241 3,135 ,005 (3,315) > t tabel (2.079) maka H0 ditolak
Individual
a. Dependent Variable: Kinerja
dan H1 diterima. nilai sig 0,005 < 0,05
sehingga berpengaruh signifikan.
Nilai t table = 2.079 Hal ini berarti ada pengaruh yang positif
Syarat penggunaan uji t parsial adalah dan signifikan antara faktor individu
dengan melihat nilai t hitung > t tabel. terhadap kinerja karyawan.

Hasil Pengujian Hipotesis Antar Varibel Tabel 3. Hasil Uji F


Sum of Mean
1. Uji Hipotesis Pengaruh Faktor Model Squares df Square F Sig.
Lingkungan Terhadap Kinerja Karyawan 1 Regression 1033,852 3 344,617 77,065 ,000b
Rumusan hipotesa:
Residual 93,908 21 4,472
H0 : p = 0 (tidak ada pengaruh yang
signifikan antara faktor lingkungan Total 1127,760 24
terhadap lingkungan kerja karyawan) a. Dependent Variable: Kinerja
H1 : p # 0 (ada pengaruh yang signifikan
b. Predictors: (Constant), Faktor Individual, Faktor
antara faktor lingkungan terhadap kinerja Organisasi, Faktor Lingkungan
karyawan) Hasil yang diperoleh t hitung Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
(10,240) > t tabel (2.079) maka H0 ditolak dengan SPSS
dan H1 diterima. Nilai sig 0,00<0,05
maka bepengaruh signifikan. Hal ini
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.2 No.4 September 2022 1987
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Nilai F table= 3,05 Tahun 2017 tentang apotek. Jakarta:
Nilai F hitung > F table Kementrian Kesehatan Republik
77,065 > 3,05 Indonesia
Nilai signifikan 0,000<0,05. [2] Barnawi & M. Arifin. 2012. Kinerja Guru
Profesional. Instrumen Pembina,
4. Uji Hipotesis Pengaruh Faktor Lingkungan, Peningkatan, dan Penelitian Jogjakarta:
Faktor Organisasi, dan Faktor Individu Ar-Ruzz Media.
Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja [3] Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta:
Karyawan Rumusan hipotesis: RajaGrafindo Persada
H0 : p = 0 (tidak ada pengaruh yang [4] Marchelia, Venny. 2014. Stres Kerja
signifikan antara faktor lingkungan, faktor Ditinjau dari Shift Kerja pada Karyawan.
organisasi, dan faktor individu terhadap Jurnal Ilmiah Terapan, Vol. 02, No.01,
kinerja karyawan) hlm. 130-143.
H1 : p # 0 ( ada pengaruh yang signifikan [5] Fahmi, I. 2016. Pengantar Manajemen
antara faktor lingkungan, faktor organisasi, Sumber Daya Manusia Konsep & Kinerja
dan faktor individu terhadap kinerja (Pertama). Jakarta: Mitra Wacana Media.
karyawan) Hasil yang diperoleh F hitung [6] Hasibuan, Malayu SP. 2014. Manajemen
(77,065) > F tabel (3,05) maka H0 ditolak Sumber Daya Manusia, Cetakan
dan H1 diterima. keempatbelas, Jakarta, Penerbit: Bumi
Hal ini berarti secara bersama-sama ada Aksara.
pengaruh yang positif dan signifikan antara [7] Bimantoro, Wisnu., Noor, Chimajah.
faktor lingkungan, faktor organisasi, dan 2012. Pengaruh Stres Kerja Terhadap
faktor individu terhadap kinerja karyawan. Kinerja Karyawan Di PT. Tonga Tiur
Putra. Jurnal Fakultas Ekonomi
KESIMPULAN Universitas Muhammadiyah Jakarta.
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Volume 29, Nomor 321
faktor lingkungan dan faktor individu [8] Gaffar, Hulaifah. 2012. Pengaruh Stres
terhadap kinerja Apoteker di RS X kota Kerja Terhadap Kinerja Karywan Pada Pt.
Bandung, sedangkan faktor organisasi tidak Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor
berpengaruh secara signifikan pada kinerja Wilayah X Makassar. Skripsi. Makasar:
Apoteker di RS X kota Baandung. Universitas Hasanudin
2. Faktor lingkungan, faktor organisasi, dan [9] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
faktor individu berengaruh secara bersama- Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.
sama yang sedang terhadap kinerja Bandung: Alfabeta.
Apoteker di RS X kota Bandung.
Saran
1. Perlu adanya perbaikan kondisi individu
dan lingkungan agar para Apoteker di RS X
kota bandung dapat termotivasi untuk
menghasilkan kinerja yang baik.
2. Perlu menanamkan rasa memiliki bersama
(sense of belonging) kepada semua
karyawan bahwa perusahaan ini milik
bersama untuk meningkatkan kinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA.
[1] Kemenkes RI. 2017. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
1988 Vol.2 No. 4 September 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)

Anda mungkin juga menyukai