Anda di halaman 1dari 7

PERILAKU ORGANISASI

Nama : Siti Annisa

NIM : 2162201141

Kelas : AS-2-21

Definisi Stress Kerja

Stres menurut Kreitner dan Kinicki (2005) adalah suatu respon adaptif yang dihubungkan
oleh karakteritik individu dan atau proses psikologis individu, yang merupakan konsekuensi dari
setiap tindakan eksternal, situasi, atau kejadian yang menempatkan tuntutan psikoligis dan atau
fisik pada seseorang. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2010), stres adalah suatu tekanan atau
perasaan yang menekan di dalam diri seseorang yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
harapan dengan kenyataan. McGrath (Sukadiyanto, 2010) mengatakan bahwa stres akan muncul
pada seseorang apabila terdapat ketidakseimbangan atau kegagalan seseorang dalam memenuhi
kebutuhannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani.

Stres menurut Siagian (2009) adalah suatu kondisi ketegangan yang berpengaruh
terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak dapat diatasi dengan
baik akan berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan
lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaannya maupun lingkungan di luar
pekerjaannya.

Munandar (2008) mengatakan bahwa stres kerja adalah hasil dari kurang atau tidak
adanya kecocokan antara seseorang (dalam kepribadian, bakat, dan kecakapannya) dengan
lingkungannya sehingga mengakibatkan ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi berbagai
tuntutan dalam hidupnya. Menurut Handoko (2008) stres kerja merupakan suatu keadaan yang
tidak menyenangkan yang dialami seseorang ketika bekerja yang disebabkan oleh suatu kondisi
ketegangan yang dapat mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi fisik seseorang.
Menurut The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), stres kerja
adalah respon fisik dan emosional yang berbahaya yang terjadi ketika tuntutan pekerjaan tidak
sesuai dengan kemampuan, sumber daya, atau kebutuhan pekerjanya. Robbins dan Judge (2008)
mengatakan bahwa stres kerja adalah suatu kondisi dinamis individu dalam menghadapi peluang,
kendala, atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya yang hasilnya
dianggap tidak pasti namun penting.

American Psychological Association (APA) mendefinisikan stres kerja sebagai tekanan


dan ketegangan yang dialami karyawan di tempat kerja yang timbul dari faktor-faktor seperti
jadwal kerja yang menuntut, hubungan antar teman kerja, dan lainnya yang terkait dengan
pekerjaannya. Sedangkan stres kerja menurut De Bruin (2006) adalah keadaan yang tidak
nyaman dari tekanan psikologis yang dihasilkan dari penilaian bahwa tuntutan yang dirasakan
melebihi sumber daya individu untuk berhasil memenuhi tuntutan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah
kondisi yang dialami seseorang ketika bekerja yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh
adanya ketegangan yang, mempengaruhi baik psikologis maupun fisik seseorang. Stress kerja
adalah respon individu terhadap pekerjaan yang tidak mampu dilakukan karyawan sehingga
karyawan merasa tidak nyaman dan tidak senang terhadap pekerjaannya.

Indikator Stres Kerja

Kinerja pegawai akan diketahui seberapa jauh kemmapuan pegawai dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya. Hasibuan (2014:204) menyatakan bahwa, adapun model stres
kerja yang menjadi indikator stres kerja adalah sebagai berikut:

1. Beban kerja, diukur dari persepsi responden mengenai beban kerja yang dirasakan berlebihan.

2. Sikap pemimpin, diukur dari persepsi responden mengenai sikap pemimpin yang kurang adil
dalam memberikan tugas.

3. Waktu kerja, diukur dari persepsi responden mengenai waktu kerja yang dirasakan berlebihan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress Kerja

Menurut Robin (2008) mengatakan timbulnya stress di pengaruhi oleh beberapa faktor-faktor :

1. Faktor Organisasi

Dalam faktor organisasi berpengaruh juga terhadap stress kerja karyawan di mana semua
aktivitas di dalam perusahaan berhubungan dengan karyawan. Seperti tuntutan kerja atau beban
kerja yang terlalu berat, kerja yang membutuhkan tanggung jawab tinggi sangat cenderung
mengakibatkan stress tinggi.

2. Faktor Lingkungan

Adanya lingkungan sosial turut berpengaruh terhadap stress kerja pada karyawan. Di
mana adanya dukungan sosial berperan dalam mendorong seseorang dalam pekerjaannya,
apabila tidak adanya faktor lingkungan sosial yang mendukung maka tingkat stress karyawan
akan tinggi.

3. Faktor Individu

Adanya faktor individu berperan juga dalam mempengaruhi stress karyawan, dalam
faktor individu kepribadian seseorang lebih berpengaruh terhadap stress pada karyawan. Di mana
kepribadian seseorang akan menentukan seseorang tersebut mudah mengalami stress atau tidak.
CONTOH KASUS STRES KERJA

1. Stres Kerja, Menyebabkan Kematian

Terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di luar pabrik Foxconn
di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan pada sebuah dokumen foto yangdiambil tanggal
24 Februari 2010. “Perusahaan hanya mementingkan kepentingan bisnisnyadengan memeras
tenaga karyawan, sementara upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah,ironisnya karyawan
tidak berdaya akan kebijakan ini”.

Pemogokan di Perusahaan Honda Motor dan serentetan bunuh diri karyawan di


FoxconnTechnology (produsen raksasa elektronik untuk industri seperti Apple, Dell dan
Hewlett- Packard ) membuat Pemerintah Cina harus melakukan pertemuan dengan perwakilan
Management Perusahaan. Seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn
(pembuat iPhone,iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia
“kematiannyamendadak” di rumahnya di dekat pabrik Foxconn Shenzhen di provinsi
GuangdongChina selatan. Penyebab kematian sedang diselidiki dan “kita sedang mengumpulkan
informasi-informasi pendukung penyebab kematian insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan
pekerjaan,” kata salah satu perwakilan management perusahaan. Surat kabar Ming Pao di Hong
Kong, melaporkan bahwa salah satu kerabat dekat Insinyur mengklaim kematian rekan kerjanya
itu dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpaistirahat.

Dampak dari laporan surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh
Perusahaandengan mengumumkan pemberian 30 % bonus pada karyawannya untuk
meningkatkan danmembantu terciptanya lingkungan kerja yang lebih baik selain itu kerja lembur
karyawan akandikurangi sehingga bisa lebih banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis
ketenagakerjaanmenuduh perusahaan memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya
dipaksakan untuk bekerja terlalu keras, namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam setahun
inidi Foxconn Company “Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan tiga lainnya melakukan
percobaan bunuh diri, rata-rata mereka tewas karena terjun dari atas bangunan.
2. Cara Penanganan

Kasus ini menerangkan mengenai aksi protes para pekerja Foxconn di China
yangmengatakan bahwasanya pihak perusahaan tidak memikirkan hak para pekerja. Upah
yangdiberikan tidak setimpal dengan apa yang dikerjakan. Hal tersebut terbukti dengan
tewasnyasalah satu karyawan PT.Foxconn yang mati dirumahnya akibat stres kerja. Stres yang
dialami pekerja tersebut dikarenakan perusahaan menuntut untuk bekerja keras tanpa istirahat.

3. Analisis kasus dengan teori stres

Berdasarkan kasus diatas para pekerja telah mengalami dampak psikologis yang
cukupmembahayakan karena sampai melakukan bunuh diri hanya karena stres dengan
pekerjannya.Stres yang dialami oleh pekerja tersebut ialah sesuai dengan pengertian menurut
Widyastuti(2003) yang menyatakan bahwa stres kerja merupakan ketegangan yang dengan
mudah munculakibat kejenuhan yang timbul dari beban kerja yang berlebihan, tuntutan tugas
yang mendukungterjadinya hal tersebut.

Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor penunjang lainnya sepertihalnya


bertambahnya tanggung jawab tanpa adanya penambahan upah. Sehingga membuat para pekerja
tidak dapat memenuhi kebutuhan hierarkinya berdasarkan teori Masslow. Diataranyamereka
tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis mereka seperti halnya pangan sandang dan papan. Hal
tersebut dikarenakan upah yang mereka terima tidak setimpal atau tidak mencukupi.

4. Kesimpulan

Solusi yang tepat adalah dengan merubah sistem kerja yang ada diperusahaan agar
dapatmemberi kenyamanan kepada para pekerjanya. Selain itu juga menyesuaikan upah setiap
pekerja berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan, dengan begitu akan tumbuh motivasi
merekadalam bekerja. Sehingga para pekerja dapat bekerja dengan semangat yang nantinya akan
berdampak baik bagi perusahaan. Berdasarkan pengertian motivasi yaitu suatu kekuatan
potensial yang ada didalam diri manusia yang dapat dikembangkannya sendiri atau dapat
dikembangkan.
Yang Saya Ketahui Tentang Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi adalah merupakan ilmu tentang perilaku tiap individu dan kelompok
serta pengaruh tiap individu dan kelompok terhadap organisasi, maupun perilaku interaksi antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam
organisasi demi kemanfaatan suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Sukadiyanto. (2010). Stres dan Cara Menguranginya. Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th.
XXIX, No. 1, hal 59-60.

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. (2005). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Munandar. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi Original. UI PRESS.

Sondang P. Siagian. 2009. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta. PT Rineka Cipta

Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 1.
Terjemahan: Diana Angelica, Ria Cahyani dan Abdul Rosyid. Jakarta: Salemba Empat. Siagian,
Sondang P. 2014. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara.-

Aslihan. 2015. Pengaruh Stres Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

pada PT. Wenang Cemerlang Press.

Anda mungkin juga menyukai