Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI KERJA

(STRES KERJA)

Disusun Oleh :

1. Bayu Anindhita Galih Rubadi R0017025


2. Praemordhia Ratna Maulina R0017089
3. Virosa Maretha Nuur R0017107

PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang mempunyai banyak sektor
Industri yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selain dijuluki sebagai
negara berkembang, Indonesia juga dijuluki sebagai negara Industri. Menurut
KBBI, Negara Industri diartikan sebagai negara yang penghidupan utama
rakyatnya dari perindustrian. Maksud dari pernyataan tersebut adalah sebagian
besar masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhannya dengan bekerja di sektor
Industri.
Selain keberadaan Industri mempunyai efek postif, keberadaan Industri di
Indonesia juga mempunyai efek negatif. Efek negatif yang dimaksud adalah
masyarakat yang bekerja di suatu perusahaan mengalami tekanan kerja, karena
mereka harus mengikuti target-target perusahaan dan fasilitas yang didapat oleh
pekerja belum memenuhi standar kenyamanan pekerja. Sehingga pekerja dapat
mengalami strees kerja.
Stres ditempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh
para pekerja dikota besar. Masyarakat dikota-kota besar seperti Jakarta
sebagian besar merupakan urbanis dan industrialis yang selalu disibukan
dengan deadline penyelesaian tugas, tuntutan peran Karyawan sering dihadapkan
dengan masalah dalam perusahaan sehingga sangat tidak mungkin untuk
terkena stres. Stres pekerjaan dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan
karyawan karena tugas-tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi. Artinya,
stres muncul saat karyawan tidak mampu ditempat kerja yang semakin beragam
dan terkadang bertentangan satu dengan yang lain,masalah keluarga,beban kerja
yang berlebihan dan masih banyak tantangan lainnya yang membuat stress
menjadi suatu faktor yang hampir tidak mungkin untuk dihindari.
Stres dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Penelitian Harianto (2008)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara stres kerja dengan kinerja
karyawan. Dar, et al., (2011) menyatakan bahwa stes kerja berpengaruh negatif
terhadap kinerja karyawan. Kotteswari, et al., (2014) menyatakan bahwa tedapat
pengaruh negatif antara stres kerja dengan kinerja karyawan. Zafar, et al., (2014)
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara stres kerja
terhadap kinerja karyawan. Noviansyah, dkk (2011) menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara stres kerja terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya,
penelitian Manzoor, et al., (2009) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif
antara stres kerja dengan kinerja karyawan, bahwa semakin tinggi tingkat stres
maka semakin menurun kinerja karyawan tersebut.
Menurut Triatna (2015:139), menyatakan bahwa : “Stres adalah suatu
keadaan seseorang, di mana kondisi fisik dan/atau psikisnya terkena gangguan
dari dalam atau luar dirinya sehingga mengakibatkan ketegangan dan
menyebabkan munculnya perilaku tidak biasa (yang dikategorikan menyimpang)
baik fisik, sosial, maupun psikis.” Perilaku karayawan yang menyimpang dalam
bekerja merupaka salah satu bentuk stres kerja. Menurut Husien (2010:44),
menyatakan bahwa: “Stres sebagai suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi, proses berpikir dan kondisi seorang pekerja.” Stress kerja harus ditangani
dengan baik karena karyawan yang cenderung stress kerja akan merasakan
frustasi, emosional dan merasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga dapat
memicu adanya kegagalan dalam organisasi karena dapat mengganggu satu sama
lain dalam mengerjakan tugas. Menurut Veithzal (2014:724) : “Stres adalah suatu
kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan
psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seorang
karyawan.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu stres kerja ?
2. Apa faktor-faktor penyebab stres kerja?
3. Apa gejala yang terjadi ketika stres kerja?
4. Bagaimana cara pengendalikan stres kerja ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep tentang stress kerja
2. Untuk mengetahui faktor penyebab beserta pengendalian dari stres kerja
3. Untuk mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan beserta dampaknya

BAB II
ISI

A. Pengertian Stres Kerja


Istilah stress dikenalkan oleh Canadian Selye setelah Perang Dunia II
digunakan dalam lapangan ilmu kedokteran. Selye mendefinisikan stress sebagai
reaksi organisme terhadap situasi yang mengancam (Grandjean, 1980).
Ivancevich & Matteson (1980) seperti dikutip Miner (1992) menyatakan bahwa
stress adalah respon adaptif terhadap ketidaksesuaian antara kemampuan
individu dengan tuntutan situasi eksternal. Kranz et al (1985) seperti dikutip
Miner (1992) mendefinisikan stress sebagai suatu keadaan internal individu
ketika mempersepsi adanya suatu ancaman baik fisik maupun psikologis yang
ada di lingkungannya. Ada 2 istilah yang berkaitan dengan stress, yang oleh para
ahli diberi nama stressors dan strain. Stimulus yang menjadi sumber stress yang
dipersepsikan sebagai suatu ancaman yang dapat meningkatkan perasaan negatif
disebut stressors, dan reaksi-reaksi yang muncul akibat adanya stressors disebut
strain (Grandjean 1980; Miner, 1992; Spector, 1996; Lawton, 1998).
“Stres adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres
(stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stres.” menurut Dr.
Hans.
Stres adalah hasil dari tidak/kurang adanya kecocokan antara orang (dalam
arti kepribadiannya, bakatnya, dan kecakapannya) dan lingkungannya, yang
mengakibatkan ketidakmampuannya menghadapi berbagai tuntutan terhadap
dirinya secara efektif (Fincham & Rhodes, 1988)
Pada umumnya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi yang
negatif dan mengarah ke timbulnya penyakit fisik secara mental, atau mengarah
ke perilaku yang tidak wajar. Stres juga dapat menguras kesehatan dan kekuantan
orangnya. Tanda-tanda beban berlebih adalahmudah tersinggung, kelelahan
fisikal dan mental, ketidaktegaan, hilangnya obyektivitas, kecenderungan berbuat
salah, dan hubungan interpersonal yang tegang.
B. Hubungan Stres dengan Kinerja
Hubungan antara stres dengan kinerja karyawan dapat digambarkan dengan
kurva berbentu U terbalik (inverted U). Pada tingkat stres yang rendah kinerja
karyawan rendah. Pada kondisi ini karyawan tidak memiliki tantangan dan
muncul kebosanan karena understimulation. Seiring dengan kenaikan stres
sampai pada suatu titik optimal, maka akan menghasilkan kinerja yang baik.
Kondisi ini disebut tingkat stres yang optimal. Pada tingkat stres yang optimal ini
akan mencipatakan ide-ide yang inovatif,antusiasme, dan output yang konstruktif.
Pada timgkat strres yang snagat tinggi kinerja karyawan juga rendah.Pada
kondisi ini terjadi penurunan kinerja. Tingkat stres yang berlebihan akan
menyebabkan karyawan dalam kondisi tertekan, karena tidak mampu lagi
mengatasi tugas yang terlalu berat.
C. Jenis Stres
Terdapat dua jenis stres yang dikategorikan oleh Quick dan Quick yang dikutip
oleh Rivai dan Mulyadi (2010:308):
1. Eustress
Hasil dari responden terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan
konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan
individu dan juga organisasi yang di asosiasikan dengan pertumbuhan,
fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
2. Distress
Hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif dan
desduktrif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu
dan juga organisasi seperti penyakita kardiovaskular dan tingkat kehadiran
(absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit,
penurunan dan kematian.
D. Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressor (Priansa
& Suwatno, 2011:255). Setiap kondisi pekerjaan bisa saja menyebabkan stres
tergantung pada reaksi karyawan itu sendiri. Meskipun stres dapat diakibatkan
oleh hanya satu stressor, biasanya karyawan mengalami stres karena kombinasi
stressor. Menurut Robbins dalam Timangratuogi (2012:24) ada tiga sumber
utama yang dapat menyebabkan timbulnya stres, yaitu:
1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh
pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap pegawai. Dalam
faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stres bagi
pegawai yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan dalam siklus bisnis
akan menciptakan ketidakpastian ekonomi. Bila ekonomi perusahaan
menurun pegawai akan mencemaskan keamanan mereka. Ketidakpastian
teknologi dapat menyebabkan stres karena inovasi- inovasi baru dapat
membuat beban bagi karyawan sehingga karyawan harus mempelajari
teknologi yang ada. Selain itu, teknologi pun dapat menjadi ancaman bagi
pegawai karena posisi mereka dapat digantikan oleh teknologi yang terbaru
seperti mesin atau robot. Perubahan yang sangat cepat karena harus
melakukan penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut dapat membuat pegawai
mengalami ancaman terkena stres.
2. Faktor Organisasi
Faktor-faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres adalah:
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu
organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk
memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu
organisasi tersebut.
b. Interpersonal Demands
Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan
karyawan lainnya dan kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan kerja
akan menyebabkan komunikasi yang tidak sehat sehingga akan
menimbulkan stres. Hal ini akan berakibat tidak terpenuhinya kebutuhan
dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan
akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan
yang satu dengan karyawan lainnya.
c. Organizational Structure
Struktur organisasi menentukan tingkat diferensiasi (pembeda) dalam
individu, tingkat aturan serta pengaturan dan dimana keputusan diambil.
Aturan yang terlalu berlebihan di dalam perusahaan dan kurangnya
pastisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada seorang
karyawan merupakan sumber potensial dari stres.
d. Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pemimpin di
dalam suatu perusahaan. Pemimpin yang menciptakan suatu budaya
yang dicirikan dengan suatu ketegangan, rasa takut dan kecemasan akan
membangun tekanan yang tidak realistis untuk berprestasi dalam jangka
pendek, memaksakan pengawasan yang lebih ketat dan secara rutin
memecat karyawan yang tidak dapat mengikuti. Hal ini dapat
meningkatkan stres pada karyawan.
3. Faktor Individu
a. Masalah keluarga
Hubungan pribadi dengan keluarga yang kurang baik akan menimbulkan
akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena masalah keluarga ini
akan terbawa pada pekerjaan seseorang di kantor.
b. Masalah ekonomi
Hal ini tergantung dari bagaimana seseorang dapat menghasilkan
penghasilan yang cukup bagi kebutuhannya dan keluarganya serta dapat
menjalankan keuangan tersebut. Apabila penghasilannya tidak dapat
mencukupi kebutuhan maka akan menimbulkan stres pada seseorang.
c. Karakteristik pribadi
Watak dasar alami yang dimiliki seseorang berbeda-beda sehingga untuk
itu setiap gejala stres yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur
dengan benar sesuai dengan watak dan kepribadiannya masing- masing.
E. Gejala Stres
Stres sebagai ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang
akan terlihat gejalanya. Menurut Robbins dan Timothy dalam Priana (2015:12)
gelaja dari stres dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Gejala Fisiologi
Gejala fisiologi adalah gejala awal yang dapat diamati, terutama pada
penelitian medis dan ilmu kesehatan. Stres cenderung berakibat pada
perubahan metabolisme tubuh, meningkatnya detak jantung dan pernafasan,
peningkatan tekanan darah, timbulnya sakit kepala, serta yang lebih berat
lagi terjadinya serangan jantung.
2. Gejala Psikologis
Dari segi psikologi, stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Hal itu
merupakan efek psikologis yang paling sederhana dan paling jelas. Namun
bisa saja muncul keadaan psikologis lainnya, misalnya ketegangan,
kecemasan, mudah marah, kebosanan, suka menunda-nunda. Bukti
menunjukkan bahwa ketika orang ditempatkan dalam pekerjaan dengan
tuntutan yang banyak dan saling bertentangan atau dimana ada
ketidakjelasan tugas, wewenang dan ta ngggung jawab pemegang jabatan,
maka stres maupun ketidakpuasan akan meningkat.
3. Gejala Perilaku
Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam
tingkat produktivitas, absensi, kemangkiran dan tingkat keluarnya karyawan
juga perubahan dalam kebiasaan makan, merokok dan konsumsi alkohol,
bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.
F. Pendekatan Stres Kerja
Pendekatan stres kerja dapat dilakukan oleh karyawan dan perusahaan untuk
mencegah stres pada karyawan dan menghindari dampak negatif dari stres yang
sudah dialami karyawan. Menurut Rivai dalam Tunjungsari (2011:5) pendekatan
stres kerja dapat dengan cara sebagai berikut :
1. Pendekatan individu meliputi:
a. Meningkatkan keimanan
b. Melakukan meditasi dan pernapasan
c. Melakukan kegiatan olahraga
d. Melakukan relaksasi
e. Dukungan sosial dari teman-teman dan keluarga
f. Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan
2. Pendekatan perusahaan meliputi:
a. Melakukan perbaikan iklim organisasi
b. Melakukan perbaikan terhadap lingkungan fisik
c. Menyediakan sarana olahraga
d. Melakukan analisis dan kejelasan tugas
e. Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan
f. Melakukan restrukturasi tugas
g. Menerapkan konsep manajemen berdasarkan sasaran
G. Indikator Stres Kerja
Berikut indikator stres kerja menurut Cooper (dikutip oleh Rivai dan Mulyadi,
2010:314) yaitu
1. Kondisi pekerjaan, meliputi:
a. Beban kerja berlebihan secara kuantitatif
Beban kerja berlebihan secara kuantitatif terjadi jika individu memiliki
terlalu banyak sesuatu untuk dikerjakan atau tidak cukup waktu untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
b. Beban kerja berlebihan secara kualitatif
Beban berlebih kualitatif terjadi jika individu merasa tidak memiliki
kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka
atau standar penampilan yang dituntut terlalu tinggi.
c. Jadwal bekerja
Jadwal bekerja adalah susunan atau program yang telah dirancang dan
diberlakukan bagi semua karyawan yang bekerja dan menjadi sebuah
peraturan.
2. Stres karena peran
a. Ketidakjelasan peran
Penyebab stres yang meningkat ketika seseorang menerima pesan- pesan
yang tidak cocok berkenaan dengan perilaku peran yang sesuai.
Misalnya adanya tekanan untuk bergaul dengan baik bersama orang-
orang yang tidak cocok
3. Faktor interpersonal
a. Kerjasama antar teman
Kerjasama antar teman merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
individu untuk memecahkan suatu masalah secara bersama dalam
pekerjaan.
b. Hubungan dengan pimpinan
Hubungan dengan pimpinan yang baik dapat dilakukan dengan cara
penyampaian pendapat dari karyawan kepada pimpinan agar mengetahui
masalah yang ada didalam perusahaan secara menyeluruh.
4. Perkembangan karier
a. Promosi ke jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya
b. Promosi ke jabatan yang lebih tinggi dari kemampuannya
Promosi yang kurang tepat kepada individu dalam melaksanakan suatu
pekerjaan dapat berdampak kepada tingkat psikologis seseorang karena
perlu adanya adaptasi yang cukup lama agar seseorang dapat
menyesuaikan pekerjaan dengan lingkungannya.
c. Keamanan pekerjaan
5. Struktur organisasi
a. Struktur yang kaku dan tidak bersahabat
b. Pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang
c. Ketidakterlibatan dalam membuat keputusan
Peran karyawan hanya menjalankan aturan yang dibuat oleh atasan dan
atasan membuat keputusan yang telah dicanangkan oleh pimpinan
lainnya, namun jika keputusan tersebut merugikan salah satu pihak maka
karyawan dapat memberi saran kepada atasan untuk kemudian atasan
membuat keputusan kembali
6. Tampilan rumah-pekerjaan
a. Mencampurkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi
b. Kurangnya dukungan dari pasangan hidup
Pasangan hidup memiliki peran penting untuk seseorang
agar dapat lebih giat bekerja dan memiliki motivasi yang
tinggi namun lain hal dengan seseorang yang terlalu
mementingkan kegiatan pribadi dan tanggung jawab
perusahaan sehingga dapat memicu masalah yang akan
datang kepada individu.
c. Konflik pernikahan
Stres karena memiliki dua pekerjaan.
Pekerjaan seseorang dapat menjadi beban ataupun dapat menjadi hal
yang menyenangkan bila seseorang menikmati tugas dan tanggung
jawab yang dilaksanakan, namun jika seseorang memiliki kegiatan yang
diharuskan mendapat gaji yang sangat besar kemudian memutuskan
untuk bekerja dengan mendapat gaji bukan untuk mendapat pengalaman
yang didapat bukan hal yang tidak mungkin pekerjaan yang dijalankan
tidak akan maksimal sehingga dapat memicu stres kerja.
H. Manajemen Stres
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampak negatifnya.memanajemeni stres berarti berusaha mencegah
timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan menampung akibat
fisiologikal dari stres. Manajemen stres bertujuan untuk mencegah
berkembangnya stres jangka pendek menjadi stres jangka panjang atau stres yang
kronis.
Pandangan interaktif mengatakan bahwa stres ditentukan oleh faktor-faktor
di lingkungan dan faktor-faktor dari individunya. Dalam memanajemen stres
dapat dilakukan diusahakan untuk :
1. Mengubah faktor-faktor di limgkungan agar tidak menjadi pembangkit stres
2. Mengubah faktor-faktor dalam individu agar ;
a. Ambang stres meningkat, tidak cepat meraakan situasi yang dihadapi
sebagai penuh stres.
b. Toleransi terhadap stres meningkat, dapat bertahan lebih lama dalam
situasi yang penuh stres, tidak cepat menunjukkan akibat yang merusak
dari stres pada badan. Dapat mempertahankan kesehatannya.

Teknik-teknik yang dapat digunakan adalah :


1. Kerekayasaan organisasi

Teknik ini berusaha untuk mengubah lingkungan kerja agar tidak cepat
dirasakan sebagai lingkungan yang penuh stres.
2. Kerekayasaan kepribadian (Peningkatan kecakapan dan perubahan
kebutuhan dan nilai-nilai)
3. Teknik penenangan pikiran
4. Teknik penenangan melalui aktivitas fisik.

Tujuan utamanya adalah untuk menghamburkan atau untuk menggunakan


sampai hasil-hasil stres yang di produksi oleh ketakutan dan ancaman, atau
yang mengubah sistem hormon dan saraf kita ke dalam sikap
mempertahankan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Stress kerja merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana
hal tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stres
yang terjadi dapat berupa stres positif maupun negatif dimana stress itu akan
memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress. Stres yang
dialami pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi dengan banyak
metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam pekerjaan suatu
perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat mengurangi
stress yang mereka alami.
Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang
serta adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu
masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya
dalam bekerja.
B. Saran
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik
pengurangan stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan
baik. Karena hal tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta
meningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga
baik bagi perusahaan (lembaga).
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Cokorda Istri Ari Sintya Dewi dan I Made Artha Wibawa. 2016. Pengaruh Stres
Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Bpd
Bali Cabang Ubud. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/v. 15
September 2018 jam 20:20 WIB
Julvia, Christine.2016.Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan.https://media.neliti.com/media/publications/97770-ID-pengaruh-
stres-kerja-dan-konflik-kerja-t.pdf. 15 September 2018 jam 20.00 WIB
Munandar, Ashar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press)
Wartono, Tri. 2017. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan Majalah Mother And Baby).
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/kreatif/article/download/.../410. 15
september 2018 jam 21:00 WIB
Winarsunu, Tulus. 2008. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang:UPT Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai