Anda di halaman 1dari 14

CJR

(Critical Journal Review)

DOSEN PENGAMPU :
ABUL AININ HAPIS,SPd,M.K.M
DISUSUN OLEH :

CHENI ARTI APRILIA

(1813201001)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN AJARAN 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga critical jurnal ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang psikososial dan stres kerja . Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan critical
jurnal ini.
Daftar isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

A.Rasionalisasi pentingnya CJR.........................................................................................4


B.Tujuan Penulisan CJR.....................................................................................................4
C.Manfaat CJR...................................................................................................................4
D.Identitas artikel atau jurnal..............................................................................................5

BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL...........................................................................................6

A.Pendahuluan.........................................................................................................................6
B.Deskripsi isi..........................................................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN ANALISIS........................................................................................10

A.Pembahasan isi....................................................................................................................10
B.Kelebihan Dan Kekurangan Isi Jurnal.................................................................................16
1.Aspek ruang lingkup isi jurnl.........................................................................................16
2.Aspek tata bahasa...........................................................................................................16
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................18
A.Kesimpulan....................................................................................................................18
B.Rekomendasi..................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
BAB 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Mengkritik Jurnal(Critical Jurnal Review) merupakan kegiatan mengulas satu jurnal agar
dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal.Kritik jurnal sangat
penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi
pembahasan yang disajikan peneliti.Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif
kepenulisan lainnya

B. Tujuan
Mengkritik jurnal ini dibuat sebagai salah salah satu referensi ilmu yang bermanfaat
untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelbihan dan
kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan dan juga menyelesaikan salah satu
tugas individu mata kuliah psikososial dan stres kerja institusi stikes harapan ibu jambi.

C. Manfaat
1. Manfaat yang didapat dari critical jurnal review ini adalah sebagai berikut:
2. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah jurnal atau
hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
3. Menngetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik
4. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat
5. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan,isi,dan subtansi jurnal.

1.Jurnal utama

Judul Artikel : Pengaruh stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
PT. perkebunan minaga ogan baturaja
Nama jurnal :Jurnal manajemen dan bisnis
Edisi terbit :2011
Pengarang artikel :Noviansyah dan Zunaidah
Penerbit : Universitas Sriwijaya
Kota terbit :Palembang
Nomor ISSN :1412-4521(print) ,e ISSN 2685-0885
Alamat situs :
https://repository.unsri.ac.id/14571/1/Pengaruh_Stres_Kerja_Dan_Motivasi_Kerja_Terha
dap_Kinerja_Karyawan.pdf.
Jurnal pebanding 1

Judul Artikel : Hubungan Stres Kerja Fisiologis, Psikologis dan Perilaku Dengan Kinerja
Karyawan

Nama jurnal : Faletehan Health Journal


Edisi terbit : 2018
Pengarang artikel : Ela Nurdiawati , Nina Atiatunnisa
Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan, Serang – Banten, Indonesia
Kota terbit : serang, banten
Nomor ISSN : 2088-673X (print) ,e ISSN 2597-8667
Alamat situs : Users/ACER%20Aspire%20ES1-432/Downloads/278510-
hubungan-stres-kerja-fisiologis-stres-ke-dc981d1e.pdf
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

 Jurnal Utama
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa perubahan
dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu mengakibatkan tuntutan yang lebih
tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri. Adanya
perkembangan tersebut, mengakibatkan karyawan harus mengubah poladan sistem kerjanya
sesuai dengan tuntutan yang ada sekarang.
Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres
apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan dengan kenyataan yang ada, baik
kenyataan yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Segala macam bentuk stres pada dasarnya
disebabkan oleh kekurang mengertian manusia akan keterbatasannya sendiri. Ketidakmampuan
untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustrasi, konflik, gelisah, dan rasa
bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stres (Luthan, 2006: 439). Akibat-akibat stres terhadap
seseorang dapat bermacam-macam dan hal ini tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang
akhirnya menentukan besar kecilnya toleransi orang tersebut terhadap stres. Stres yang dialami
oleh karyawan akibat lingkungan yang dihadapinya akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan
kerjanya, sehingga manajemen perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan organisasional bagi
karyawan. Dengan menurunnya stres yang dialami karyawan tentu akan meningkatkan
kesehatan dalam tubuh organisasi. Stres merupakan sebuah kondisi di mana seseorang
dihadapkan pada konfrontasi antara kesempatan, hambatan, atau permintaan akan apa yang dia
inginkan dan hasilnya dipersepsikan tidak pasti dan penting.

Jurnal pebanding 1
Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang sesuai dengan
wewenang atau tanggung jawab masingmasing karyawan selama periode tertentu. Sebuah
perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja pada karyawannya. Penilaian kinerja memainkan
peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Penilaian hendaknya
memberikan suatu gambaran akurat mengenai prestasi kerja (Gaffar, 2012). Menurut Robbins
(2007), stres kerja sebagai suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan-
perbedaan individu dan proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap
tindakan dari luar (lingkungan) kerja, situasi yang menetapkan permintaan psikologis atau fisik
berlebihan kepada seseorang. Menurut Quick et. al. (2002) dalam Hakim (2017) Stres kerja
memiliki dampak yang bervariasi diantaranya adanya negatif dan positif namun lebih banyak lagi
efek negatifnya yang secara potensial berbahaya. Akibatnya antara lain kelelahan fisik, perasaan
kesal atau marah bahkan depresi kerja. Tingkat stress kerja yang tinggi berdampak terhadap
prestasi kerja karyawan dan akhirnya merugikan perusahaan, dampak negatif tersebut dapat
berupa rendahnya tingkat produktivitas, minimnya kreatifitas, kurangnya motivasi, pengambilan
keputusan yang tidak efektif, kualitas komunikasi antar karyawan yang rendah, tingkat absen
yang tinggi, bahkan muculnya tindakan kekerasan di lingkungan kerja.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada pekerja area produksi di PT. Unggul
Cipta Teknologi terdapat penurunan kinerja sebanyak 11 orang (73%) diantaranya mengalami
bekerja dengan tidak akurat, menyelesaikan pekerjaan tidak tepat waktu, keterlambatan dalam
bekerja, dan selalu melanggar aturan perusahaan. Sedangkan stress kerja, sebanyak 15 orang
(100%) dengan gejala wajah terasa panas meskipun tidak bekerja dan cuaca tidak panas,
berkeringat banyak meskipun tidak bekerja dan cuaca tidak panas, sulit berkonsentrasi dan
sering tergesa-gesa dalam bekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan stress
kerja yaitu stres kerja fisiologis, psikologis dan perilaku terhadap kinerja karyawan di area
produksi PT. Unggul Cipta Teknologi Kabupaten Serang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional
yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen (stres
kerja, stres kerja fisiologis, stres kerja pikologis dan stres kerja psikologis) dangan variabel
dependen (kinerja karyawan), dimana data dicatat sesuai dengan kondisi yang ada yaitu diukur
menurut keadaan atau status pada saat dilakukan observasi dan subjek hanya diobservasi sekali
saja. Sampel penelitian ini adalah semua pekerja pada area produksi PT. Unggul Cipta Teknologi
sebanyak 60 orang.
BAB III
PEMBAHASAAN /ANALISIS

A. Pembahasaan isi jurnal


Jurnal utama
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada masing-masing variable Stres
Kerja (X1), Motivasi Kerja (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) PT.
Perkebunan Minanga Ogan Baturaja dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hipotesis 1 : Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja secara Parsial
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja
Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja
Karyawan yang telah dilakukan, ternyata hipotesis diterima, karena
variabel Stres Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Kinerja Karyawan dimana (α) sing =0,000 (α < 0,05) dengan besarnya
pengaruh variabel Stres Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah
0,910 (91%) dan 0,09 (9,0%) dipengaruhi faktor lain misalnya
ketidakjelasan peran : jika seorang pekerja tidak memiliki cukup informasi
untuk dapat melaksanakan tugasnya, atau tidak mengerti atau merealisasi
harapan-harapan yang berkaitan dengan peran tertentu. Menurut Kahn, dkk
(Munandar, 2001:392), stres yang timbul karena ketidakjelasan peran
akhirnya mengarah kepada ketidakpuasan pekerjaan, kurang memiiiki
kepercayaan diri, rasa tak berguna, rasa harga diri menurun, depresi,
motivasi rendah untuk bekerja, peningkatan tekanan darah dan delak nadi,
dan kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan. Semakin kuat Stres
Kerja pada karyawan, maka akan memberikan pengaruh yang negatif
terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja
Karyawan sangat dipengaruhi oleh tingkat stres karyawan serta motivasi
yang diberikan oleh pimpinan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja
Sedangkan hasil uji hipotesis 1 (Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan) yang telah dilakukan, ternyata hipotesis diterima, karena
variabel Motivasi Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja dimana (α)
sing = 0,000 (α < 0,05) dengan besarnya pengaruh variabel Motivasi Kerja
(X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah 0,883 (88,3%) dan 0,117
(11,7%) dipengaruhi faktor lain seperti; rasa aman dalam bekerja,
mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang
menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang adil
dari manajemen (Veithzal, 2009: 838). Dengan melibatkan karyawan
dalam pengambilan keputusan, pekerjaan yang menarik menantang,
kelompok dan rekan-rekan kerja yang menyenangkan, kejelasan akan
standar keberhasilan, output yang diharapkan, serta bangga terhadap
pekerjaan dan perusahaan dapat menjadi faktor pemotivasi kerja karyawan
Hipotesis 2 : Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja secara Simultan
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja
Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 yang telah dilakukan bahwa Stres Kerja
dan Motivasi Kerja secara silmultan memberikan pengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja Karyawan, secara simultan dimana (α) sing =
0,000 (α) < 0,05) dengan besarnya pengaruh variabel Stres Kerja (X1) dan
Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah 0,911 (91,1%)
dan 0,89 (8,9%) dipengaruhi faktor lain misalnya untuk stres kerja
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor personal sedangkan, untuk
motivasi kerja faktor lain dapat dipengaruhi oleh prestasi yang diraih,
pengakuan orang lain dan peluang untuk maju. Sehubungan dengan
analisis regresi berganda dengan melibatkan kedua variabel independen
secara simultan yakni stres kerja dan motivasi kerja terhadap variabel
dependen kinerja karyawan diperoleh kesimpulan bahwa secara silmultan
stres kerja dan motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja dalam
persepsi bawahan, kecendrungan untuk meningkatkan kinerja karyawan di
lingkungan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja harus lebih
ditingkatkan lagiBerdasarkan hasil uji hipotesis 3 ternyata variabel stres
kerja ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
dimana (α) sing = 0,000 (α) < (0,05) dengan besarnya pengaruh adalah
0,910 (91,0%) Sedangkan variabel motivasi kerja juga mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan dimana (α) sing =
0,000 (α) < 0,05) dengan besarnya pengaruh adalah 0,883 (88,3%)
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, ternyata yang lebih
berpengaruh terhadap kinerja adalah stres kerja dari pada motivasi kerja
sebesar 91% sedangkan motivasi kerja hanya sebesar 88,3%. Hal ini
sejalan dengan pendapat Margiati (2003:78-79) perubahan-perubahan yang
terjadi di tempat kerja merupakan gejala-gejala individu yang mengalami
stres antara lain; 1) Bekerja melewati batas kemampuan; 2) Keterlambatan
masuk kerja yang sering; 3) Ketidakhadiran pekerjaan; 4) Kesulitan
membuat keputusan; 5) Kesalahan yang sembrono; 6) Kelalaian
menyelesaikan pekerjaan; 7) Lupa akan janji yang telah dibuat dan
kegagalan diri sendiri; 8) Kesulitan berhubungan dengan orang lain; 9)
Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat; 10) Menunjukkan gejala fisik
seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, radang kulit, radang
pernafasan.
Jurnal pebanding 1
Berdasarkan tabel 1, diketahui 36,7% pekerja memiliki kinerja buruk. Penelitian
ini sejalan dengan peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Prasasya M (2013),
dimana dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa tingkat kinerja karyawan
PT. Bank X Cabang Bandung masih di dominasi oleh buruk dan sedang.
Berdasarkan pendapat Abdullah (2014), dilihat dari asalkatanya, kinerja itu
adalah terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja atau prestasi kerja.
Dan dalam pengertian yang simpel, kinerja adalah hasil dari pekerjaan organisasi,
yang dikerjakan oleh karyawan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk
(manual), arahan yang diberikan oleh pimpinan (manajer), kompetensi dan
kemampuan karyawan mengembangkan nalarnya dalam bekerja. Menurut Carry
Cooper dan Alison Straw (1995), kinerja yang menurun, kreatifitas dan inovasi
berkurang serta bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif merupakan
dampak dari adanya pegawai yang berada dalam keadaan stres. Pada variabel
penelitian stres kerja fisiologis, hasilnya didominasi oleh karyawan yang
mengalami stress kerja fisiologis sedang (45,0%). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Rahmawati S (2014) yang dilakukan terhadap karyawan pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor, dengan pengelompokan 3
katagori stres kerja (sedang, rendah dan sangat rendah) didapatkan hasil stres
kerja fisiologis tergolong pada katagori rendah dengan skor rerata 2,66. Respon
stres kepada gangguan kesehatan atau reaksi fisiologis terjadi jika tubuh
mengalami stres maka akan terjadi perubahan fisiologis sebagai jawaban atas
terjadinya stres. Adapun sistem di dalam tubuh yang memberi respon
diperantarai oleh saraf otonom, hypothalamic-pituitari axis dan pengeluaran
katekolamin yang akan mempengaruhi fungsi-fungsi organ di dalam tubuh
seperti sistem kardiovaskuler, sistem gastro intestinal dan gangguan penyakit
lainnya (Wantoro, 1999) dalam Tarwaka (2010). Adapun gejala-gejala dari stres
kerja fisiologis: meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya
sekresi adrenalin dan non adrenalin, gangguan gastrointestinal (misalnya
gangguan lambung, mudah terluka, mudah lelah secara fisik, kematian gangguan
pernafasan, lebih sering berkeringat, kepala pusing dan masalah sulit tidur). Pada
variabel stres kerja psikologis, dapat diketahui bahwa mayoritas pekerja
mengalami stress kerja psikologis tinggi (38,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Viakarisma M (2010), penelitian dilakukan
terhadap karyawan Hotel Sriwedari Yogyakarta, dengan hasil 48% karyawan
mengalami stres kerja psikologis atau emosional tinggi, 34% mengalami stres
kerja psikologis sedang dan 18% mengalami stres kerja psikologis rendah. Stres
psikologis adalah stres yang dapat menyebabkan ketidakpuasan terhadap
pekerjaan tersebut. Selain itu, stres juga muncul dalam keadaan psikologis lain,
misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka
menunda-nunda pekerjaan (Stephen p. Robbins (2003:800) dalam Angelina
(2015). Kemudian menurut NIOSH dalam Karima (2014) gejala stres psikologis
adalah nafsu makan menurun, sedih berkepanjangan, sulit berkonsentrasi,
pesimis, merasa selalu gagal, selalu merasa ketakutan, gelisah ketika tidur,
merasa kesepian, mudah menangis, merasa orang-orang tidak ramah, tidak
dapat menikmati hidup, berbicara lebih sedikit dan merasa tidak disukai orang
lain. Berdasarkan hasil penelitian saat ini, dapat diketahui bahwa pekerja
sebagian besar mengalami stres kerja perilaku dengan katagori sedang sebanyak
63.3%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizal S (2013)
yang dilakukan terhadap pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota
Banda Aceh yang secara keseluruhan stres perilaku didapatkan hasil 2,317
berada pada interval 1,81-2,60 yang berarti stres kerja perilaku termasuk pada
katagori sedang.
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa responden dengan tingkat stres fisiologis
tinggi lebih banyak yang memiliki kinerja buruk (73,7%), kemudian responden
yang mempunyai tingkat stres fisiologis sedang dan memiliki kinerja sedang
sebanyak 17 responden (63,0%), sedangkan responden yang mempunyai tingkat
stres fisiologis ringan dan memiliki kinerja baik sebanyak 12 responden (85,7%).
Hasil analisis menunjukkan nilai p=0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara stres kerja secara fisiologis dengan kinerja karyawan pada
pekerja area produksi PT. Unggul Cipta Teknologi Kabupaten Serang tahun 2018.
Maka, apabila stres kerja fisiologis meningkat, maka kinerjanya akan menurun
dan sebaliknya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Razi
F (2013) pada Pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Banda
Aceh yang memperlihatkan nilai koefisien regresi untuk variabel stres kerja
gejala fisiologis (X1) sebesar -0,035. Hal ini dapat diartikan setiap kenaikan skor
variabel stres kerja gejala fisiologis sebesar 1,00 pada satuan skala likert akan
dapat menurunkan skor kinerja pegawai sebesar 0,035. Dengan kata lain setiap
peningkatan skor variabel stres kerja gejala fisiologis sebesar 1% akan dapat
menurunkan skor kinerja pegawai sebesar 0,035%. Hal ini mengisyaratkan
bahwa stres kerja gejala fisiologis berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai
BPM Kota Banda Aceh, sehingga jelaslah bahwa dampak stres kerja pada
fisiologis pegawai dapat menyebabkan kinerja pegawai akan semakin rendah.
Maka terdapat hubungan yang tidak searah antara tingginya intensitas stres
yang terlihat dari gejala fisiologis di satu sisi dengan kinerja pegawai di sisi lain.
Penelitian ini di dukung oleh teori Riggio (2003) yang menyebutkan bahwa stres
kerja sebagai reaksi fisiologis terhadap suatu kejadian yang dipersepsi individu
sebagai ancaman. Evan dan Johnson (2000) menyebutkan bahwa stres kerja
merupakan satu faktor yang menentukan naik turunnya kinerja karyawan.
Menurut Ubaydilah (2007) stres kerja dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana seseorang menghadapi tugas atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum
bisa dijangkau oleh kemampuannya. Yang dapat disimpulkan bahwa stres kerja
fisiologis berpengaruh terhadap produktifitas pekerja.

Kelebihan dan kekurangan


1. Aspek ruang lingkup isi jurnal
Pengaruh stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT
perkebunan minaga ogan baturaja kelebihan yang dimiliki jurnal utama ini
sudah cukup bagus, cukup lengkap, semua sudah dijelaskan tentang stres
kerja ,bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan dan teori
nya sudah dijelaskan.
Kekurangan dari jurnal utama ini menurut saya tidak ada karena semua
sudah di paparkan dengan jelas.
Kelebihan dari jurnal pebanding 1 ini adalah dari tata Bahasanya mudah
dipahami dan penjelaskan nya singkat padat dan jelas.
Kekurangan jurnal pebanding 1 menurut saya tidak ada karenaa semua
sudah dipaparkan.
2. Aspek Tata Bahasa

Kelebihan pada jurnal utama ini jika dilihat dari aspek bahasa adalah bahasa yang
digunakan tidak begitu baku sehingga mudah untuk memahami tulisan nya. Namun
kekurangannya adalah ada beberapa bahasa yang sulit dipahami karena bahasa yang
digunakan terlalu berbelit-belit.
Kelebihan pada jurnal pembanding jika dilihat dari aspek bahasa adalah bahasa yang
digunakan cukup bagus tidak terlalu baku sehingga para pembaca mudah memahami
isi dari jurnal tersebut dan bahasa yang digunakan tidak terlalu berbelit-belit.
Kekurangan pada jurnal pembanding ini menurut saya tidak ada kekurangan pada
jurnal ini. Karena bahasa yang digunakan bagus dan tidak baku. Sehingga mudah
dipahami oleh pembaca.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa bahaya psikososial dan
stress kerja yang teridentifikasi pada para pekerja masih cukup tinggi . penelitian ini telah
membuktikan bahwa ada bahaya yang mungkin dapat menimbulkan dampak kesehatan bagi
pekerja melalui persepsi dan pengalaman. Terkait dengan pengalaman, menunjukkan bahwa
ada hubungan yang kuat antara pengaruh stres kerja dengan motivasi.
Rekomendasi untuk perbaikan jurnal yang bisa saya berikan adalah unutk jurnal pertama bahasa
yang digunakan sebaiknya bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Dan untuk
jurnal kedua isi juranal sebaiknya lebih di perjelas maksud penulisan jurnal ini. Jangan terlalu
memberikan kata-kata yang terlalu berbelit-belit sehingga sulit untuk dipahami

DAFTAR PUSTAKA
epository.unsri.ac.id/14571/1/Pengaruh_Stres_Kerja_Dan_Motivasi_Kerja_Terhadap_Kinerja_Ka
ryawan.pdf.
278510-hubungan-stres-kerja-fisiologis-stres-ke-dc981d1e.pdf

Anda mungkin juga menyukai