Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Beban Kerja Sumber Daya Manusia Kesehatan

Oleh :

Kelompok 7

Dwi Gusti Adi Ningrum 1611211017

Annisa Fitri 1611211019

Silvya Ramadhayani 1611211013

Citra Forma Sunarsan 1611211030

Dosen Pengampu: dr. Adila Kasni Astiena, MARS

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “
Beban Kerja Sumber Daya Manusia Kesehatan”.

Selanjutnya shalawat beserta salam kami sampaikan kepada junjungan umat muslim
sedunia, yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah
hingga zaman berilmu yang dapat kita rasakan seperti saat sekarang ini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah
dari ibu dr. Adila Kasni Astiena, MARS. Dalam penulisan makalah ini, kami banyak
mengalami rintangan, tantangan, dan hambatan. Namun hal itu dapat dilalui berkat petunjuk
dari Allah SWT serta pihak lain yang ikut membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan kali
ini kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dr. Adila Kasni Astiena, MARS. dan semua
rekan kelompok 7 yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan makalah ini.

Padang, 2 September 2018

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Defenisi Beban Kerja..................................................................................................3

2.2 Tujuan Pengukuran Beban Kerja.................................................................................3

2.3 Manfaat Pengukuran Beban Kerja...............................................................................3

2.4 Metode Pengukuran Beban Kerja................................................................................4

2.5 Metode Penyusunan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Beban Kerja.........6

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja........................................................7

2.7 Cara Perhitungan Beban Kerja..................................................................................11

BAB III PENUTUP.................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan................................................................................................................14

3.2 Saran..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahun kedokteran dan system informasi yang semakin hari
semakin maju diiringi dengan semakin kritisnya masyarakat pengguna jasa pelayanan
kesehatan. Mutu layanan kesehatan kerap kali menjadi isu yang hangat diperbincangkan di
media masa yang berdampak pada citra dan nama baik rumah sakit. Disisi lain rumah sakit
perlu melakukan efisiensi dalam segala hal, termasuk dalam penyediaan tenaga. Sementara
itu kerap kali terjadi keluhan di salah satu unit pelayanan kesehatan akan tingginya beban
kerja SDM di unit tersebut. Sebagai seorang manajer pelayanan kesehatan, keluhan tersebut
seharusnya ditanggapi dengan berbasis data.

Beban kerja tenaga kesehatan adalah banyaknya pekerjaan yang harus yang diselsaikan
oleh tenaga kerja kesehatan professional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan
kesehatan (Depkes, 2004). Beban kerja tersebut harus dipertimbangkan dengan kualifikasi
tenaga kerja tersebut dan banyaknya tenaga yang tersedia. Jadi disini masalah sdm kesehatan
yaitu menumpuk dan kurangnya pemerataan tenaga kerja kesehatan maka akan berdampak
pada beban kerja tenaga kesehatan tersebut. Maka perlu dipelajari bagaimana seharusnya
beban tenaga kesehatan dan tidak melanggar beban kerja yang dimilikinya. Disini penulis
akan menjelaskan bagaimana beban kerja SDM kesehatan dan bekerja sesuai dengan beban
kerja yang dimilikinya walaupun banyak faktor yang mempengaruhi beban kerja tersebut.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan beban kerja SDM kesehatan?
2. Apa tujuan pengukuran beban kerja?
3. Apa manfaat pengukuran beban kerja?
4. Bagaimana metode pengukuran beban kerja?
5. Bagaimana metode penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja?
6. Apa faktor yang mempengaruhi beban kerja?
7. Bagaimana cara perhitungan beban kerja?

I.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan beban kerja SDM kesehatan

1
2. Dapat mengetahui tujuan pengukuran beban kerja
3. Dapat mengetahui manfaat pengukuran beban kerja
4. Dapat mengetahui metode pengukuran beban kerja
5. Dapat mengetahui metode penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan
beban kerja
6. Dapat mengetahuai faktor yang mempengaruhi beban kerja
7. Dapat mengetahui cara perhitungan beban kerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Defenisi Beban Kerja


Beban kerja tenaga kesehatan adalah banyaknya pekerjaan yang harus yang diselsaikan
oleh tenaga kerja kesehatan professional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan
kesehatan (Depkes, 2004). Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-
masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. (Moekijat, 1999).

Beban kerja pada satu unit pada dasarnya adalah keseimbangan antara kualitas dan
kuantitas pekerjaan yang dituntut dari karyawan dengan jumlah tenaga yang ada pada suatu
unit tersebut. Beban kerja juga mempertimbangkan standar jumlah tenaga kerja menurut
profesi tersebut, standar kalifikasi dan standar evaluasi pekerjaan. Beban kerja bisa menjadi
lebih tinggi apabila kompetensi karyawan lebih rendah dari kualifikasi yang dipersyaratkan.

II.2 Tujuan Pengukuran Beban Kerja


Data yang dihasilkan dari pengukuran beban kerja adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan menurut data dan hasil alokasi waktu


2. Pola kegiatan
3. Kesesuaian beban kerja dengan SDM
4. Kualitas kerja pada (time and motion studi)

II.3 Manfaat Pengukuran Beban Kerja


Pengukuran beban kerja akan menghasilkan data riil kebutuhan tenaga berupa beban
kerja, jumlah dan kualifikasi tenaga yang ada pada saat ini, yang secara langsung bermanfaat
dalam pengambilan keputusan, apakah tenaga kesehatan pada saat ini perlu ditambah,
dikurangi atau dipindahkan kebagian atau unit lain. Pengukuran beban kerja secara tidak
langsung juga bermanfaat dalam setiap siklus kegiatan manajemen SDM Kesehatan yaitu ::

1. Kaitan penilaian beban kerja dengan proses perencanaan


2. Kaitan penilaian beban kerja dengan proses rekruitmen dan seleksi.
3. Kaitan penilaian beban kerja dengan penempatan.
4. Kaitan penilaian beban kerja dengan pelatihan
5. Kaitan penilaian beban kerja dengan desain penelitian.

3
6. Kaitan penilaian beban kerja dengan system kompesnsasi
7. Kaitan penilaian beban kerja terkait dengan penilaian supervise dan penilaian kerja,

II.4 Metode Pengukuran Beban Kerja


Berikut ini adalah beberapa perhitungan beban kerja SDM Kesehatan (Ilyas, 2011 dan
Depkes 2004) :

- Work sampling
- Time and motion studi
- Daily log
- Worksload Indicators of Stuffing need
1. Work sampling
Work sampling atau sampling pekerjaan adalah melaukan perhitungan beban kerja
berdasarkan pengamatan pada sekelompok orang secara sistematis pada suatu unit kerja
tertentu, untuk mengetahui beban kerja di unit tersebut.
Elemen yang dinilai pada work sampling adalah sebagai berikut (Ilyas 2011) :
a. Aktivitas apa yang dikerjaan pada waktu jam kerja,
b. Apakah aktivitas tersebut berkaitan dengan tugas dan fungsinya.
c. Proporsi aktu kerja yang digunakan untuk kegiatan prduktif dan non produktif.
d. Pola beban kerja yang diakitkan dengan waktu kerja dengan ketentuan sebagai berikut
:
- Waktu pengamatan setiap tenaga kerja adalah setiap 2 sampai 15 manit (tergantung
pekerjaan).
- Pengamatan dilakukan selama jam kerja satu hari.
- Pengamatan dilakukan pada salah satu unit kerja atau pada satu ruangan yang dapat
teramati secara keseluruhan selama penilian.
- Perlu petugas pelaksana penelitian setiap shift.
- Pengamatan dilakukan selama 7 hari x 24 jam.
- Komponen yang diamati adalah apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
- Pengamatan dilakukan dari kejauhan, agar pekerja tidak mengetahui kalau mereka
sedang diamati.

Langkah- langkah perhitungan beban kerja secara work sampling adalah (Ilyas,011) :

- Ambil salah satu unit kerja, misalnya perawat instalasi gawat darurat di salah satu
rumah sakit.

4
- Identofikasi salah satu kategori petugas kesehatan yang diamati.
- Pelajari tentang tugas pokokkategori tenaga kesehatan yang akan diteliti.
- Ambil sampel pengamatan dari perawat yang bekerja pada waktu itu.
- Kategorikan pekerja perawat yang terdiri dari pekerja langsung, pekerja tidak
langsung, pekerja pribadi serta pekerja tidak produktif.
- Tenaga kesehatan tersebut secara bergantian diaamati dengan jeda 5-10 menit secara
sistematis dan teratur.
- Lakukan kalkulasi dan perhitungan persentase waktu yang dihabiskan untuk
melakukan kegiatan langsung, tidak langsung, pribadi dan tidak produktif dari keseluruhan
waktu kerja yang tersedia.
- Analisis pemakaian waktu kerja.
- Berdasarkan penggunaan waktu kerja untuk kegiatan produktif dapat diperkirakan
kebutuhan tenaga.
2. Time and motion studi
Adalah metode yang terkait dengan waktu dan pergerakan. Artinya gerakan kerja yang
dilakukan oleh tenaga kerja dilakukan dengan waktu yang seharusnya dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Metode perhitungan beban kerja dengan time and motion
study dilakukan apabila mengetahui efek pelatihan atau bersertifikat keahlian yaitu apakah
SDM Kesehatan sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh standar profesi.
Cara melakukaannya (Ilyas, 2011) :
a. Tentukan sampel berdasarkan purposive sampling.
b. Jumlah perawat mahir yang diamati dapat satu orang saja.
c. Membuat daftar kegiatan perawat merupakan suatu kegiatan professional, non
professional, kegiatan langsung dsn tida langsung.
d. Pelaksana seharusnya mengetahui secara pasti tentang kompetensi dan fungsi perawat
mahir, berasal dari perawat mahir rumah sakit lain.
e. Dalam perhitungan beban kerja secara time and motion studi yang ingin diketahui
adalah bagaimana perwat yang diamati melakukan aktivitasnya dan bagaimana
kualitas pekerjaannya.
3. Daily log (pencatatan kegiatan sendiri)
Metode pengukran beban kerja dengan daily log adalah bentuk sederhana dari work
sampling dimana personel yang akan diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang
digunakan untuk kegiatan tersebut.
Cara melakukannya (Ilyas,2011) :

5
a. Peneliti membuat pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari dan diisi sendiri
olrh informan.
b. Sebelumnya beri penjelasan tujuan dan cara pengisian fformulir.
c. Perlu kerja sama dan kejujuran karyawan yang diteliti.
d. Inormasi yang didapat dari pengukuran beban kerja secara daily log adalah bagaiaman
pola beban kerja, kapan beban kerjanya tinggi dan apa pekerjaan yang membutuhkan
waktu yang banyak.
4. Metode work load indicator staff need (WISN)
Metode perhitungan beban kerja secara WISN akan mengahsilkan data berupa beban
kerja sekaligus data jumlah kebutuhan SDM kesehatan berdsasaekan kegatan pokok pada
kategori SDM Kesehatan tersebut.
Tahapan perhitungan WISN adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan waktu kerja tersedia
b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
c. Menyusun standar beban kerja
d. Menyusun standar kelonggaran
e. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja

II.5 Metode Penyusunan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Beban Kerja


Salah satu metode perhitungan tenaga kesehatan adalah metode estimasi beban kerja
yaitu suatu metode penyusunan kebutuhan berdasarkan Indicator of Staff Needed (ISN).
Metode ISN ini adalah metode untuk menetapkan jumlah tenaga berdasarkan jenis kegiatan
dan volume pelayanan pada suatu unit atau institusi.
Dengan metode estimasi beban kerja setiap tenaga kesehatan mempunyai beban kerja
efektif sekitar 80% dari waktu kerja sebulan. Waktu kerja normal perminggunya (6 hari
kerja) adalah 37,5 jam sehingga jumlah jam kerja rata-rata dalam satu hari adalah 6,25 jam.
Jadi jumlah jam kerja dalam satu bulan (24 hari kerja) adalah 6,25 jam x 24 hari = 150
jam perbulan. Dimana waktu kerja waktu efektif adalah waktu yang sungguh-sungguh
digunakan secara efektif oleh tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya yaitu 80% dari
waktu kerja sebulan 150 jam (0,8 x 150 jam = 120 jam/bulan).
Berdasarkan uraian tersebut maka apabila beban kerja seorang tenaga kesehatan dengan
tugas dan fungsi tertentu berada pada ukuran standar 120 sampai 150 jam perbulan berarti
tidak diperlukan tambahan tenaga pada tugas yang sama. Tetapi apabila beban kerja tenaga
kesehatan dengan tugas dan fungsi-fungsi tertentu berada dibawah ukuran standar maka

6
tenaga kesehatan tersebut perlu diberikan tugas tambahan sehingga beban kerja dapat
maksimal. Penambahan tenaga kesehatan hanya diperlukan jika beban kerja melebihi standar
dan tidak bisa lagi dibagi dengan tenaga lain pada unit tersebut

II.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja


Terdapat 4 faktor utama yang mempengaruhi beban kerja setiap tenaga kesehatan
yaitu:
1. Tugas Pokok Tenaga Kesehatan
Tugas Pokok adalah tugas yang harus dikerjakan oleh seorang tenaga kesehatan
berdasarkan prosedur tetap yang ada pada puskesmas. Rincian tugas pokok tenaga kesehatan
di puskesmas sebagai berikut :
a. Tugas Pokok Tenaga Dokter
Melakukan pelayanan umum, melakukan tindakan medik dan UGD, kunjungan pada
pasien rawat inap, menerima dan melakukan rujukan, melaksanakan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat, melakukan catatan medik, dan membuat rencana kerja tahunan.
b. Tugas Pokok Tenaga Bidan
Melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, melaksanakan pelayanan KB,
melaksanakan pertolongan persalinan normal perawatan nifas (PNC), melaksanakan
pelayanan kesehatan bayi dan anak.
c. Tugas Pokok Perawat
Melaksanakan asuhan keperawatan dan evaluasi keperawatan, dan melakukan
kunjungan pembinaan individu/ keluarga/ masyarakat.
d. Tugas Pokok Tenaga Dokter Gigi
Melakukan pelayanan/tindakan gigi dan mulut, melakukan penambalan gigi, menerima
dan melakukan rujukan, menerima konsultasi pasien dan masyarakat, melaksanakan
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dan anak sekolah, membuat rencana
kerja tahunan.
e. Tugas Pokok Perawat Gigi
Membantu dokter gigi dalam melakukan praktek, melakukan sterilisasi/desinfeksi alat,
membantu dokter gigi dalam melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, mencatat
register kunjungan pasien.
f. Tugas Pokok Tenaga Kesehatan Masyarakat
Menyusun rencana program puskesmas, menyiapkan data/informasi sebagai dasar
pengambilan keputusan kepala puskesmas, pengelolaan administrasi surat-menyurat,

7
Menyusun rencana kebutuhan sarana perlengkapan puskesmas, melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan program puskesmas dan tata usaha, koordinasi pencatatan dan pelaporan
bulanan dan tahunan.
g. Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Sanitasi
Melakukan pengamatan penyakit, melakukan penyuluhan epidemiologi dan imunisasi,
menentukan identifikasi KLB/wabah, melakukan pemberantasan terhadap penyakit menular
langsung. melakukan analisis dampak lingkungan, penyuluhan kesehatan lingkungan.
h. Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Farmasi
Menerima resep, meracik dan mempersiapkan obat sesuai kebutuhan, Memberikan
penjelasan kepada pasien tentang pemakaian obat, Merencanakan kebutuhan obat dan vaksin,
membuat daftar permintaan obat kegudang farmasi, membuat pencatatan dan pelaporan.
i. Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Gizi
Melaksanakan pelayanan gizi, melatih kader gizi, menyusun standar dietik dan
informasi gizi, pemberian vitamin, membuat pencatatan dan laporan, menghitung stok
Yodiol, membuat laporan posyandu, membuat jadwal puskesmas keliling.
j. Tugas Pokok Tenaga Pekarya Kesehatan
Membantu perawat dalam pelayanan kesehatan, mencatat registrasi kunjungan pasien,
menyelenggarakan perawatan kesehatan masyarakat dengan kunjungan rumah, membina
peran serta masyarakat melalui dasa wisma, penyuluhan (di posyandu), pencatatan dan
pelaporan.
k. Tugas Pokok Tenaga Administrasi Umum
Mengagendakan surat masuk dan surat keluar, mengetik surat, mengirim surat,
pencatatan inventarisasi barang, melakukan peremajaan data pegawai, barang dan
perlengkapan lain, melakukan kegiatan kearsipan, membuat laporan puskesmas.
l. Tugas Pokok Petugas Loket
Mempersiapkan peralatan di loket, pelayanan pendaftaran/mengisi kartu status pasien,
menerima pembayaran retribusi/karcis, menyusun kartu berobat kedalam kotak/rak, merekap
kunjungan pasien, menyetor hasil penerimaan pembayaran retribusi, membuat laporan
kunjungan pasien.
m. Tugas Pokok Petugas SP2TP
Melakukan kordinasi pengumpulan data laporan hasil kegiatan bulanan puskesmas,
melakukan validasi data hasil laporan bulanan kegiatan program, melakukan pengumpulan
dan analisa data stratifikasi puskesmas, merekap dan mendokumentasikan laporan hasil

8
kegiatan bulanan puskesmas, melakukan visualisasi data hasil laporan bulanan kegiatan
program, mendokumentasikan semua rencana dan hasil kegiatan puskesmas secara sistematis.
2. Tugas Tambahan
Tugas tambahan merupakan bagian dari pekerjaan dan dikerjakan seperti halnya tugas
utama. Namun akan menjadikan beban kerja meningkat jika tugas tambahan lebih banyak
sehingga menjadikan tanggungan pekerjaan yang harus dikerjakan menjadi lebih besar. Dapat
juga terjadi sebaliknya yakni dengan tugas tambahan beban kerja meningkat tetapi tetap
sesuai dengan standar karena tingkat produktivitas menjadi lebih optimal. Tugas tambahan
tenaga kesehatan pada puskesmas sebagai berikut :
a. Tugas Tambahan Tenaga Dokter
Membuat Laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan manajemen puskesmas, melakukan kordinasi lintas program,
melakukan supervisi program.
b. Tugas Tambahan Tenaga Bidan
Membuat laporan kegiatan bulanan, melakukan bimbingan teknis pada Bidan di desa ,
menghadiri pertemuan.
c. Tugas Tambahan Perawat
Membuat Laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, membimbing siswa
perawat.
d. Tugas Tambahan Dokter Gigi
Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan manajemen puskesmas, melakukan supervisi program.
e. Tugas Tambahan Perawat Gigi
Membuat laporan bulanan, menghadiri pertemuan, membuat pencatatan dan pelaporan
perawatan gigi pasien.
f.Tugas Pokok Tenaga Pelaksana Gizi
Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan (rapat, seminar, pelatihan),
penyuluhan
g. Tugas Tambahan Tenaga Pelaksana Farmasi
Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan,
h. Tugas Tambahan Tenaga Pelaksanan Sanitasi
Membuat laporan kegiatan bulanan, menghadiri pertemuan, melakukan koordinasi
lintas program/sektor, melakukan supervisi program.
i. Tugas Tambahan Tenaga Kesehatan Masyarakat

9
Melakukan penyuluhan, menghadiri pertemuan, melaksanakan tugas pendelegasian
manajerial dari kepala puskesmas, koordinasi pelaksanaan JPKM, koordinasi pelaksanaan
supervisi kegiatan program.
j. Tugas Tambahan Tenaga Administrasi Umum
Membuat laporan kegiatan bulanan, menyelenggarakan kegiatan sosial dalam
lingkungan wilayah puskesmas, rapat.
k. Tugas Tambahan Petugas Pengelola SP2TP
Melakukan pencatatan dan dokumentasi arus barang inventaris puskesmas, melakukan
peremajaan data inventaris barang untuk keperluan perencanaan, membuat perencanaan
pengadaan, perbaikan dan penghapusan barang inventaris, membuat laporan
bulanan,membuat laporan harian.
3. Waktu Kerja
Waktu kerja adalah lamanya seseorang bekerja dalam seharinya. Setiap tenaga
kesehatan mempunyai waktu kerja normal tiap minggunya 37,5 - 40 jam, sehingga jumlah
jam kerja rata-ratanya dalam satu hari adalah 6,25 – 6,67. Jadi dalam satu bulan jumlah jam
kerja adalah 150 – 160 jam (24 hari kerja).
Dimana waktu kerja efektif adalah waktu yang sungguh-sungguh digunakan untuk
bekerja secara efektif oleh tenaga kesehatan yaitu 80% dari waktu kerja sebulan (150 jam)
atau sama dengan 0,8 x 150 jam =120 jam perbulan. ( Depkes RI, 1999). Jumlah waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sama dengan jumlah keempat waktu
berikut :
a. Waktu yang sungguh-sungguh dipergunakan untuk bekerja, yakni waktu yang di
pergunakan dalam kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan produksi
yang disebut waktu lingkaran (cycle time atau cyclical time) atau waktu baku /dasar.
b. Waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berhubungan
dengan produksi yang disebut waktu bukan lingkaran (Non Cyclical Time).
c. Waktu untuk menghilangkan kelelahan (Fatique Time).
d. Waktu untuk keperluan pribadi (Personal Time).
4. Jumlah Kunjungan Pasien
Jumlah kunjungan adalah banyaknya kunjungan pasien yang menggunakan jasa
pelayanan kesehatan. Kunjungan pasien setiap harinya di waktu kerja akan mempengaruhi
beban kerja dari tenaga kesehatan. Sebaiknya terdapat kesesuaian antara jumlah tenaga
kesehatan dan pasien atau klien yang dilayani di unit pelayanan kesehatan.

10
II.7 Cara Perhitungan Beban Kerja
1. Latihan menghitung beban kerja
Setiap hari Puskesmas “Antah Berantah” melayani 60 orang pasien. Dari 60 orang
pasien tsb 60% diperiksa dan diberi rujukan dan resep. Setiap pasien membutuhkan waktu 10
menit untuk dilayani. Sedangkan 40% dari total pasien harus diperiksa di laboratorium dan
setiap pemeriksaan membutuhkan waktu 15 menit/pasien.
Pertanyaan:
Hitung beban kerja dari Puskesmas tersebut sebagai dasar untuk menentukan jumlah
perawat dan laboran yang dibutuhkan?
Jawab:
Pasien rujukan dan resep (60% x 60) = 36 pasien
Jam kerja/hari = 6 jam x 60 menit = 360 menit
Rujukan dan resep dibutuhkan waktu 10 menit = 360/10 = 36 pasien.
Kesimpulan:
Dengan demikian beban kerja untuk pemeriksaan, pemberian rujukan dan resep pasien
perhari adalah 36 pasien/hari.
Laboratorium 40% x 60 = 24 pasien
Waktu yang dibutuhkan 15 menit
360 menit/15 menit= 24 pasien.
Kesimpulan:
Dengan demikian beban kerja untuk pemeriksaan laboratorium adalah 24 pasien/hari
2. Latihan kaitan antara prioritas masalah dan beban kerja
Puskesmas Antah Berantah mempunyai beberapa masalah yang perlu mendapatkan
pemecahan masalah sbb:
a. Angka kejadian penyakit diare tinggi
b. Angka penyakit kusta, TBC, malaria dan DHF tinggi
c. Angka Gizi buruk tinggi
Setelah dilakukan perumusan masalah, maka yang dianggap mampu untuk memberikan
jawaban terhadap permasalahan tersebut adalah kualifikasi tenaga dokter.
Analisis beban kerja sebagai contoh kemudian dirumuskan untuk mengukur kegiatan
dokter di Puskesmas Antah Berantah dalam upaya mengatasi permasalahan yang muncul
diwilayah kerja Puskesmas tsb sbb:
a. Beban kerja tugas Poliklinik:

11
Terdapat 17.901 kunjungan X 4 menit pemeriksaan = 71.604 menit/tahun 71.604
menit/tahun = 1193.4 jam/tahun = 99,45 jam/bulan
b. Beban kerja tugas tambahan:
o Pertemuan lintas sektoral:
1 x perbulan X 3 jam = 3 jam
o Rapat koordinasi
1 x perbulan x 5 jam = 5 jam
o Rapat program
1 x perbulan x 3 jam = 3 jam
Total = 11 Jam/bulan
c. Beban kerja tugas Penyuluhan :
84 x 3 jam = 252 jam/tahun
252/jam/tahun
:12 = 21 jam/bulan
d. Beban kerja tugas Pembinaan UKS:
Jumlah sekolah = 26 SD
Kunjungan dokter = 98 x/tahun
Dalam satu tahun untuk 1 SD jumlah kunjungan adalah :
98/ 26 SD x 4 x/SD/tahun
waktu kunjungan untuk 1 SD adalah 2 jam.
Sehingga, jumlah kunjungan dokter ke 26 SD adalah = 26 X 4 kunjungan X 2 jam =
208 jam/ tahun
208 jam/tahun
12 bulan = 17 jam/bulan
Total beban kerja dokter puskesmas Antah Berantah adalah :
Poliklinik = 99,45 jam/bulan
Manajerial tambahan = 11 jam/bulan
Pembinaan UKS&Penyuluhan = 38 jam/bulan
Total 148,45 jam/bulan
Dengan asumsi beban kerja normal seorang dokter adalah 75 jam/bulan, sehingga
jumlah dokter yang dibutuhkan adalah 148,45/75 =2 tenaga dokter.
Puskesmas Antah Berantah memiliki 2 orang tenaga dokter ternyata sudah cukup dari
segi kuantitas dan tidak perlu penambahan lagi sehingga alternatif pemecahan masalah tsb
diatas adalah bukan dengan jalan penambahan tenaga dokter, akan tetapi diharapkan:

12
o Kualitas tenaga dokter perlu ditingkatkan.
o Cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bisa diperbaiki
o Adanya penurunan prevalensi dan insidensi kejadian penyakit di masyarakat
melalui peningkatan program baik lintas program dan lintas sektoral.

13
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Beban kerja tenaga kesehatan adalah banyaknya pekerjaan yang harus yang
diselesaikan oleh tenaga kerja kesehatan professional dalam satu tahun dalam satu sarana
pelayanan kesehatan (Depkes, 2004).

Beban kerja pada satu unit pada dasarnya adalah keseimbangan antara kualitas dan
kuantitas pekerjaan yang dituntut dari karyawan dengan jumlah tenaga yang ada pada suatu
unit tersebut. Beban kerja juga mempertimbangkan standar jumlah tenaga kerja menurut
profesi tersebut, standar kalifikasi dan standar evaluasi pekerjaan.

Data yang dihasilkan dari pengukuran beban kerja adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan menurut data dan hasil alokasi waktu


2. Pola kegiatan
3. Kesesuaian beban kerja dengan SDM
4. Kualitas kerja pada (time and motion studi)
Pengukuran beban kerja memiliki manfaat akan menghasilkan data riil kebutuhan
tenaga berupa beban kerja, jumlah dan kualifikasi tenaga yang ada pada saat ini, yang secara
langsung bermanfaat dalam pengambilan keputusan apakah tenaga kesehatan yang ada saat
ini perlu ditambah atau dikurangi dan dipindahkan ke bagian atau unit lain.
Jadi dalam pengukuran beban kerja memiliki metode yang dipakai seperti work
sampling, time and motion study, daily log, dan WISN. Dengan adannya metode tersebut
maka akan memudahkan dalam mengukur beban kerja suatu pekerjaan di sebuah unit. Maka
kita akan mengetetahui beban kerja pada sekelompok orang secara sistematis pada unit kerja
tertentu.

III.2 Saran
Diharapkan bagi suatu unit khususnya unit pelayanan kesehatan melakukan analisis
beban kerja suatu tenaga sdm kesehatan agar beban kerja tidak menumpuk pada suatu profesi
tertentu. Melakukan pemerataan tenaga sdm kesehatan agar daerah 3T tenaga kesehatan
disana beban kerjannya tidak melebihi karena bisa berdampak pada suatu kesalahan.

Dengan melakukan analisis dan perhitungan pengukuran beabn kerja maka jumlah
tenaga kesehatan dapat dihitung sesuai kebutuhan dan bermanfaat bagi bagi pengambilan

14
keputusan. Diharapkan dalam mela ukan analisis beban kerja tenaga kesehatan memakai
metode pengukuran beban kerja yang telah ada.

15
DAFTAR PUSTAKA
Adilla,Astiena kasni. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan. Padang : Andalas
University Press

16

Anda mungkin juga menyukai