Anda di halaman 1dari 21

ANALISA BEBAN KERJA RAWAT INAP

RUMAH SAKIT PONDOK INDAH DENGAN


METODE WISN DAN DSP (ASL)

Disusun Oleh:
Apoteker 30 Kelompok 10 (Pagi)

Beni Irawan 1804026021


Dwina Puspandiyah 1804026037
Ilham Maulana 1804026054
Khansa Nabilah 1804026065
Kholida Hafzony 1804026066
Septi Setiawati 1804026106

Dosen :
Daniek Viviandhari M. Sc., Apt

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Makalah Manajemen Farmasi.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk melengkapi tugas Manajemen
Farmasi Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Sains Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu mata kuliah ini yaitu Ibu Daniek
Viviandhari M. Sc., Apt. yang telah memberikan pemahaman terkait Manajemen
Farmasi.

Jakarta, 8 Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan akan layanan rumah sakit yang bermutu semakin meningkat
seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan
masyarakat. Dalam beberapa tahun belakangan ini, rumah sakit di Indonesia telah
mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan diterbitkannya berbagai
peraturan dan perundang-undangan yang bertujuan untuk mendorong investasi
dan menciptakan kondisi bisnis jasa rumah sakit yang lebih baik. Terbukti, tidak
hanya pemerintah yang memang berkewajiban menyediakan jasa layanan
kesehatan kepada masyarakat, para pelaku bisnis pun kini semakin aktif
berinvestasi di industri rumah sakit Indonesia. Hal ini lah yang menjadi
pendorong bermunculannya berbagai rumah sakit swasta baru dalam kurun waktu
beberapa tahun terakhir ini.
Upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan tersebut, diperlukan SDM
yang berkualitas sehingga dapat memberikan pelayanan secara maksimal. SDM
merupakan unsur utama dalam sebuah organisasi baik sebagai perencana,
pelaksana, pengaturan dan juga pengendali. Dalam mengatur dan
mengembangkan SDM, sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima
kepada pasien, diperlukan proses perencanaan yang merupakan proses berpikir ke
depan mengontrol masa depan, peramalan, dan pengambilan keputusan secara
terpadu dan merupakan prosedur formula dalam organisasi. Perencanaan ini
mutlak dibutuhkan karena kebutuhan SDM yang handal dan berkualitastidak
dapat diperoleh dengan seketika. SDM perlu direncanakan jauh hari sebelum
waktu dibutuhkan.
Dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja dibutuhkan perhitungan
berdasarkan pengukuran beban kerja. Beban kerja adalah sejumlah target
pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan tertentu
(KepMenPan 75/2004). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 81/2004
tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Daya Manusia Kesehatan di tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit penentuan kebutuhan Sumber Daya
Manusia dapat melalui dua cara yaitu, metode Daftar Susunan Pegawai (DSP) dan
metode WISN (Workload Indicator Of Staffing Need). Perhitungan beban kerja
yang didapat melalui teknik work sampling, digunakan untuk menghitung
kebutuhan tenaga dengan menggunakan metode workload indicator staff need
(WISN) yang kemudian dilakukan analisa terhadap hasil beban kerja dan
kebutuhan tenaga yang telah diperoleh tersebut.
Prosedur perhitungan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan dengan
WISN berdasarkan beban kerja adalah suatu metode perhitungan sumber daya
manusia kesehatan berdasakan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh
setiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan. Metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan secara teknis,
mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. Govule (2015) menyebutkan
bahwa penerapan WISN dalam perencanaan sumber daya manusia kesehatan
bertujuan untuk membantu memperbaiki banyak kekurangan atau kesenjangan
sumber daya manusia untuk kesehatan, terlepas dari di mana orang-orang yang
membutuhkan tinggal atau dimana kelompok sosio-ekonomi mereka berada.

B. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu metode WISN dan DSP
b. Untuk mengetahui cara menggunakan metode WISN dan DSP
c. Untuk menilai efektivitas kerja di Rumah Sakit Pondok Indah
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Permenkes No.72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Rumah Sakit, menjelaskan standar pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai serta pelayanan farmasi klinik. Perhitungan kebutuhan apoteker
berdasarkan beban kerja pada pelayanan kefarmasian di rawat inap yang meliputi
pelayanan farmasi manajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas
pengkajian resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat,
pemantauan terapi obat, pemberian informasi obat, konseling, edukasi dan visite,
idealnya dibutuhkan tenaga apoteker dengan rasio 1 apoteker untuk 30 pasien.
Analisis beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja
dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan
kapasitas kerja perorangan persatuan waktu. Analisis beban kerja bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dan berapa beban yang tepat dilimpahkan kepada satu orang pekerja.
Beban kerja ini dapat dilihat secara subyektif, yaitu dari sudut pandang atau
menurut persepsi pekerja dan secara obyektif yaitu keadaan nyata yang ada di
lapangan. Salah satu metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan beban
kerja yaitu metode Work Indicator of Staffing Need (WISN) dan metode Daftar
Susunan Pegawai (DSP).
A. Metode Work Indicator of Staffing Need (WISN)
Work Indicator of staffing Need (WISN) adalah suatu metode berdasarkan
kerja yang nyata yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (beban kerjanya). Metode
perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah suatu
metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan
nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di
fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah
digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis. Metode
ini dapat diterapkan pada semua kategori tenaga, baik medis, paramedik, maupun
non medis. WISN, merupakan metoda yang lebih baik karena menghitung berapa
banyak staf (dari berbagai jenis) yang dibutuhkan di suatu Unit Kerja berdasarkan
beban kerja saat ini. WISN juga memungkinkan untuk meneliti berapa banyak
petugas (dari berbagai jenis) yang akan dibutuhkan apabila beban kerja bertambah
atau berkurang dimasa mendatang. Selain itu, diperlihatkan besarnya perbedaan
tekanan beban kerja diantara para staf yang dialami di berbagai unit kerja.
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM metode WISN yang dikutip dari
WHO (2010), yaitu :
1. Menentukan Unit Kerja dan Kategori SDM
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit
kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan perorangan pada pasien, keluarga dan masyarakat di
dalam dan di luar Rumah Sakit Data dan informasi yang dibutuhkan untuk
penetapan unit kerja dan kategori SDM adalah sebagai berikut :
1. Stuktur organisasi Rumah Sakit dan uraian tugas pokok dan fungsi
masing-masing unit dan sub unit kerja
2. Keputusan direktur RS tentang pembentukan unit kerja structural dan
fungsional
3. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang berkerja pada tiap unit kerja
4. PP 32 tahun 1996 tentang SDM kesehatan
5. Peraturan Per UU berkaitan dengan jabatan fungsional SDM kesehatan
6. Standar profesi, standar pelayanan dan standar oprasional, prosedur (SOP)
pada unit kerja RS
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah agar diperolehnya waktu
kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama
kurun waktu satu tahun. Adapun rumus nya sebagai berikut:

Waktu Kerja Tersedia dalam 1 Tahun = [A-(B+C+D+E)] X F

Keterangan :
A = Jumlah Hari Kerja dalam 1 tahun
B = Cuti Tahunan
C = Sakit
D = Hari Libur Nasional
E = Ketidakhadiran Kerja (karena alasan lain)
F = Jam kerja perhari
Kod Faktor Jumlah Keterangan
e
A Jumlah Hari Kerja (6 hari/minggu, setahun 52 minggu) 312 Hari/ tahun
B Cuti Tahunan 12 Hari/ tahun
C Sakit 3 Hari/ tahun
D Hari Libur Nasional 16 Hari/ tahun
E Ketidak Hadiran Kerja (karena alasan lain) 3 Hari/ tahun
F Jam Kerja perhari 7 Jam/ hari
Total hari kerja = {A-(B+C+D+E)} 278 Hari/tahun
Waktu Kerja Efektif = {A-(B+C+D+E)xF} 1946 Jam/ tahun
Total waktu kerja efektif dalam 1 tahun 116760 Menit/tahun

3. Menghitung Distribusi Waktu Aktivitas


Kuantitas pekerjaan adalah jumlah suatu pekerjaan yang dilakukan dalam
setahun dikali waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Rumus :

Waktu yang dibutuhkan per bulan = Jumlah pekerjaan X Waktu pengerjaan

Contoh skrining resep awal:


Waktu yang dibutuhkan per bulan = 12000 resep x 2,5 menit = 30000 menit

4. Menyusun Standar Kegiatan


a. Standar Pelayanan
b. Standar Kelonggaran
Menyusun standar kelonggaran tujuannya adalah untuk diperolehnya
faktor-faktor kelonggaran setiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan
kebutuhan waktu penyelesaian suatu kegaiatan yang tidak terkait langsung
atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/
pelayanan. Standar Kelonggaran di Rawat Inap Rumah Sakit Pondok Indah:

Lama Kegiatan Frekuensi per Total Kebutuhan Kebutuhan


Kegiatan
(Menit) Tahun (kali) Waktu (menit) Tenaga
Rapat 60 12 720 0.0062
Briefing 30 12 360 0.0031
menerima kunjungan PBF 60 48 2880 0.0247
training akreditasi 90 3 270 0.0023
training kompetensi 30 1 30 0.0003
cuti hamil 30240 1 30240 0.2590
Total 0.2955

Standar kelonggaran terdiri dari dua jenis:


1) CAS (Category Allowance Standar), aktifitas yang dilakukan semua
staff dalam persentase waktu kerja.
CAS:
Briefing = ((30x12)/60) : 1946 jam x 100% = 0,31%
Training Akreditasi = ((90x3)/60) : 1946 jam x 100% = 0,23%
Total = 0,54%
2) Individu Allowance Standar (IAS), aktivitas yang tidak dilakukan
semua tenaga kerja.

IAS:
Rapat = (60x12)/60 x 4 orang = 48 jam
Menerima kunjungan PBF = (60x48)/60 x 1 orang = 48 jam
Training Kompetensi = (30x1)/60 x 10 orang = 5 jam
Cuti Hamil = (30240x1)/60 x 2 orang = 1008 jam
Total = 1109 jam
5. Menyusun Standar Beban Kerja
Beban kerja standar adalah jumlah aktivitas dalam suatu komponen beban
kerja pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan
dalam satu tahun. Perhitungan beban kerja standar suatu pelayanan kesehatan
tergantung dari waktu standar pelayanan tersebut dinyatakan dalam bentuk unit
time atau rate of working.
Rumus:
Waktu kerjaefektif 1tahun
Beban Kerja =
Waktu yang dibutuhkan sesuai SOP

6. Menghitung Faktor Kelonggaran


Faktor kelonggaran terdiri dari Category Allowance Factor (CAF) dan
Individual Allowance Factor (IAF). Kedua faktor ini dihitung secara terpisah.
CAF merupakan factor pengali yang diperlukan untuk menghitung jumlah tenaga
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas pelayanan kesehatan dan
penunjang sedangkan IAF merupakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan utuk
melakukan aktivitas tambahan. Menghitung faktor-faktor kelonggaran bertujuan
mengetahui waktu untuk menyelesaikan kegiatan diluar kegiatan pokok.
Rumus:
CAF = 1/{1-(Total CAS/100)}

IAF = IAS/AWT

CAF = 1/{1-(Total CAS/100)} IAF= IAS/AWT


= 1/{1-(0,54/100)} = (1109 jam x 60) / 116760
CAF = 1,0054 = 0,5699

7. Menentukan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan WISN


Kebutuhan tenaga kerja dianalisis berdasarkan beban kerja di Rawat Inap
Rumah Sakit Pondok Indah. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga dengan metode
WISN akan dibandingkan dengan tenaga yang ada sehingga diperoleh rasio WIS
N.
Rumus Kebutuhan Tenaga Kerja:

Total Kebutuhan Tenaga yang dibutuhkan = (Total Kebutuhan Tenaga x CAF) + IAF

Total Kebutuhan Tenaga yang dibutuhkan = (304 x 1,0054) + 0,5699


= 306,2115
= 306 orang
Pada Rawat Inap Rumah Sakit Pondok Indah yang saat ini tersedia sebanyak
40 orang sedangkan kebutuhan tenaga kerja seharusnya yaitu 306 orang sehingga
terdapat kekurangan sebanyak 266 orang.

Rasio WISN
Rasio WISN merupakan indikator yang berhubungan dengan beban kerja.
Rasio bernilai 1 (satu) berarti terdapat kesesuaian antara jumlah ketersediaan
tenaga dengan beban kerja. Nilai rasio tersebut didapatkan dari hasil bagi antara
jumlah ketersediaan tenaga dengan jumlah kebutuhan tenaga. Semakin kecil nilai
rasio WISN maka semakin berat beban kerja yang ada dibandingkan dengan
ketersediaan tenaga kesehatan.
Rumus :

Jumlahtenaga saat ini


Rasio WISN =
Jumlah tenaga yg dibutuhkan

Perhitungan :
Rasio WISN = 40 orang / 306 orang
= 0,1307
Jumlah tenaga kefarmasian yang sekarang tersedia pada Rawat Inap di
Rumah Sakit Pondok Indah sebanyak 40 orang dan jumlah tenaga dari hasil
perhitungan adalah 306 orang. Dengan demikian rasio tenaga kefarmasian pada
Instalasi Farmasi adalah 0,1307, maka dapat disimpulkan bahwa beban kerja
tenaga kefarmasian di Rawat Inap Rumah Sakit Pondok Indah melebihi beban
kerja yang seharusnya .
Beban kerja yang tinggi bisa memberikan dampak bagi pelayanan, yaitu
bisa meningkatkan potensi terjadinya kesalahan pengobatan, lamanya pelayanan,
kurang konstrasinya para pekerja dan lainnya. Apabila terjadi kekurangan tenaga
kefarmasian maka dapat merekomendasikan penambahan jumlah tenaga
kefarmasian sehingga dapat memberikan peningkatan produktivitas kerja.
ANALISA BEBAN KERJA RAWAT INAP RUMAH SAKIT PONDOK INDAH DENGAN METODE WISN

Waktu yang diperlukan per waktu yang


total waktu Standar waktu
pekerjaan saat ini diperlukan
yang yang diperlukan
Area per Standar kebutuhan
Deskripsi diperlukan (menurut
Pekerjaan pekerjaan Beban Kerja tenaga
Jumlah/ Total per bulan SOP/aturan RS)
Menit per tahun
bln (menit) dalam jam (menit)
(menit)

screening awal resep 2.5 12000 30000 500 360,000 2 58,380 6.17
Konfirmasi resep ke dokter/asuransi 3 3000 9000 150 108,000 3 38,920 2.77
menyiapkan obat dari rak 2.5 12000 30000 500 360,000 2 58,380 6.17

menyiapkan dan dokumentasi obat narkotika 5 4500 22500 375 270,000 5 23,352 11.56

menginput kadaluarsa dan etiket obat 1.5 12000 18000 300 216,000 2 58,380 3.70
Pelayanan
Resep Rawat pengemasan obat 2 12000 24000 400 288,000 2 58,380 4.93
Inap
mengantar obat narkotika ke perawatan 10 4500 45000 750 540,000 10 11,676 46.25
menerima dan menginput returan dari
5 1500 7500 125 90,000 5 23,352 3.85
perawatan
verifikasi returan obat 3 1500 4500 75 54,000 3 38,920 1.39
membuat obat racikan 9 5000 45000 750 540,000 10 11,676 46.25
update kartu stok manual 2 12000 24000 400 288,000 2 58,380 4.93

penyiapan Verifikasi Resep 3 900 2700 45 32,400 3 38,920 0.83


dispensing perhitungan dosis obat 5 900 4500 75 54,000 5 23,352 2.31
sterile (iv
penyiapan barang 15 900 13500 225 162,000 15 7,784 20.81
admixture,
sitostatik dan Penyerahan obat ke perawatan 5 900 4500 75 54,000 5 23,352 2.31
TPN ) menginput alkes dan obat ke sistem 3 900 2700 45 32,400 3 38,920 0.83
menyiapkan permintaan cito dari IGD 2 2700 5400 90 64,800 2 58,380 1.11
penyiapan menyerahkan obat ke pasien emergensi 5 2700 13500 225 162,000 5 23,352 6.94
resep depo
menerima permintaan barang dari gudang 10 1800 18000 300 216,000 10 11,676 18.50
farmasi
emergensi membuat permintaan barang ke gudang 5 1800 9000 150 108,000 5 23,352 4.62
menyimpan barang datang dari gudang 10 1800 18000 300 216,000 10 11,676 18.50
update kartu stok manual 2 2700 5400 90 64,800 2 58,380 1.11
menginput pemakaian ke sistem 5 2700 13500 225 162,000 5 23,352 6.94
menyerahkan dan dokumentasi obat
3 300 900 15 10,800 3 38,920 0.28
narkotika ke IGD
penyiapan paket anestesi radiologi 3 25 75 1 900 3 38,920 0.02
Konfirmasi resep ke dokter/asuransi 5 200 1000 17 12,000 5 23,352 0.51
cek suhu dan kelembaban 0.5 30 15 0 180 0.5 233,520 0.00
menyiapkan permintaan cito dari kamar
0.5 1600 800 13 9,600 0.5 233,520 0.04
operasi
membuat permintaan barang ke gudang 5 6000 30000 500 360,000 5 23,352 15.42
menerima permintaan barang dari gudang 5 6000 30000 500 360,000 5 23,352 15.42

Menyimpan permintaan barang dari gudang 5 6000 30000 500 360,000 5 23,352 15.42

update kartu stok manual 1 6000 6000 100 72,000 1 116,760 0.62
Menyiapkan paket operasi 5 450 2250 38 27,000 5 23,352 1.16
menerima dan memeriksa returan barang dari
3 450 1350 23 16,200 3 38,920 0.42
OK
penyiapan mengembalikan returan barang ke rak 2 450 900 15 10,800 2 58,380 0.18
resep depo
cek stok barang konsinyasi 10 480 4800 80 57,600 10 11,676 4.93
farmasi kamar
operasi cek stok balance obat mahal tiap shift 10 900 9000 150 108,000 10 11,676 9.25
membuat form paket operasi 5 900 4500 75 54,000 5 23,352 2.31
penyiapan paket anestesi endoskopi 5 90 450 8 5,400 5 23,352 0.23
pengecekan inputan pemakaian 5 2140 10700 178 128,400 5 23,352 5.50
menginput pemakaian ke sistem 5 2140 10700 178 128,400 5 23,352 5.50
menyerahkan dan dokumentasi obat
5 540 2700 45 32,400 5 23,352 1.39
narkotika ke OK

serah terima dan SO barang konsinyasi


5 120 600 10 7,200 5 23,352 0.31
dengan suplier
cek suhu dan kelembaban 0.25 30 8 0 90 0.25 467,040 0.00
Konfirmasi alat operasi ke suplier 5 40 200 3 2,400 5 23,352 0.10
Menghubungi apotek luar 1.5 30 45 1 540 2 58,380 0.01
Menghubungi kurir 2 30 60 1 720 2 58,380 0.01
Pembelian
Menerima barang farmasi dari kurir 2 30 60 1 720 3 38,920 0.02
obat Cito
menginput barang ke sistem dan mengantar
5 30 150 3 1,800 5 23,352 0.08
ke perawatan
Menyiapkan vaksin untuk Poliklinik 3 40 120 2 1,440 3 38,920 0.04
Serah terima
Serah terima vaksin dengan perawat 2 40 80 1 960 2 58,380 0.02
Vaksin
Mengembalikan vaksin ke kulkas obat 1 40 40 1 480 1 116,760 0.00
Menghitung jumlah obat 2 1100 2200 37 26,400 2 58,380 0.45
Cek stok sistem 0.5 1100 550 9 6,600 0.5 233,520 0.03
Stock
Opname cari selisih barang 5 250 1250 21 15,000 5 23,352 0.64
Bulanan
Cek waktu kadaluarsa 0.5 1100 550 9 6,600 1 116,760 0.06
Input jumlah fisik ke sistem 1 1100 1100 18 13,200 2 58,380 0.23
                 
Jumlah 523353 8723 6,280,230     303.38
Standar Kelonggaran 0.2955
Total kebutuhan tenaga 303.67
Total Kebutuhan Tenaga Kerja yang
306.00
dibutuhkan
Tenaga Kerja yang Tersedia Saat Ini 40
Kekurangan Tenaga Kerja 266.00
Rasio WISN <1
B. Metode Daftar Susunan Pegawai (DSP)
Daftar Susunan Pegawai yang selanjutnya disebut DSP adalah daftar yang menunjukkan
susunan pegawai berdasarkan nama jabatan, eselon, kepangkatan, kualifikasi pegawai dan
jumlah pegawai yang diperlukan oleh setiap satuan kerja yang disusun berdasarkan pada
analisis jabatan dan analisis beban kerja.
Area
Deskripsi Menit Jumlah/hari DSP
Pekerjaan
screening awal resep 2.5 400.00 2.38
Konfirmasi resep ke dokter/asuransi 3 100.00 0.71
menyiapkan obat dari rak 2.5 400.00 2.38
menyiapkan dan dokumentasi obat narkotika 5 150.00 1.79

Pelayanan menginput kadaluarsa dan etiket obat 1.5 400.00 1.43


Resep Rawat pengemasan obat 2 400.00 1.90
Inap mengantar obat narkotika ke perawatan 10 3.57
150.00
menerima dan menginput returan dari perawatan 5 50.00 0.60
verifikasi returan obat 3 50.00 0.36
membuat obat racikan 9 166.67 3.57
update kartu stok manual 2 400.00 1.90
penyiapan Verifikasi Resep 3 30.00 0.21
dispensing perhitungan dosis obat 5 30.00 0.36
sterile (iv
penyiapan barang 15 30.00 1.07
admixture,
sitostatik dan Penyerahan obat ke perawatan 5 30.00 0.36
TPN ) menginput alkes dan obat ke system 3 30.00 0.21
menyiapkan permintaan cito dari IGD 2 90.00 0.43
menyerahkan obat ke pasien emergensi 5 90.00 1.07
menerima permintaan barang dari gudang 10 60.00 1.43
membuat permintaan barang ke gudang 5 60.00 0.71
penyiapan menyimpan barang datang dari gudang 10 60.00 1.43
resep depo update kartu stok manual 2 90.00 0.43
farmasi
menginput pemakaian ke system 5 90.00 1.07
emergensi
menyerahkan dan dokumentasi obat narkotika ke
3 10.00 0.07
IGD
penyiapan paket anestesi radiologi 3 0.83 0.01
Konfirmasi resep ke dokter/asuransi 5 6.67 0.08
cek suhu dan kelembaban 0.5 1.00 0.00
menyiapkan permintaan cito dari kamar operasi 0.5 53.33 0.06
membuat permintaan barang ke gudang 5 200.00 2.38
menerima permintaan barang dari gudang 5 200.00 2.38
penyiapan
resep depo Menyimpan permintaan barang dari gudang 5 200.00 2.38
farmasi kamar update kartu stok manual 1 200.00 0.48
operasi
Menyiapkan paket operasi 5 15.00 0.18
menerima dan memeriksa returan barang dari OK 3 15.00 0.11
mengembalikan returan barang ke rak 2 15.00 0.07
cek stok barang konsinyasi 10 16.00 0.38
cek stok balance obat mahal tiap shift 10 30.00 0.71
membuat form paket operasi 5 30.00 0.36
penyiapan paket anestesi endoskopi 5 3.00 0.04
pengecekan inputan pemakaian 5 71.33 0.85
menginput pemakaian ke system 5 71.33 0.85
menyerahkan dan dokumentasi obat narkotika ke
5 18.00 0.21
OK
serah terima dan SO barang konsinyasi dengan
5 4.00 0.05
supplier
cek suhu dan kelembaban 0.25 1.00 0.00
Konfirmasi alat operasi ke supplier 5 1.33 0.02
Menghubungi apotek luar 1.5 1.00 0.00
Menghubungi kurir 2 1.00 0.00
Pembelian
obat Cito Menerima barang farmasi dari kurir 2 1.00 0.00
menginput barang ke sistem dan mengantar ke
5 1.00 0.01
perawatan
Menyiapkan vaksin untuk Poliklinik 3 1.33 0.01
Serah terima
Serah terima vaksin dengan perawat 2 1.33 0.01
Vaksin
Mengembalikan vaksin ke kulkas obat 1 1.33 0.00
Menghitung jumlah obat 2 36.67 0.17
Cek stok system 0.5 36.67 0.04
Stock Opname
cari selisih barang 5 8.33 0.10
Bulanan
Cek waktu kadaluarsa 0.5 36.67 0.04
Input jumlah fisik ke system 1 36.67 0.09
Total Kebutuhan Tenaga 41.54

Rumus :
jumlah beban kerja x kapasitas kerja per menit
Jumlah SDM yang dibutuhkan=
jumlah kerja per hari

Perhitungan:
Contoh perhitungan DSP skrining awal resep:
2, 5 menit x 400 resep
Jumlah SDM yang dibutuhkan = = 2,38
420 menit

Total kebutuhan tenaga = jumlah DSP seluruh Kegiatan


= 41,54

Perbedaan Metode WISN dan DSP:


KATEGORI WISN DSP
Unit Kerja dalam Luas seperti Puskesmas (pada Berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang
Perhitungan daerah terpencil 1 struktur dilaksanakan oleh tiap kategori SDM Kesehatan.
organisasi), Rumah sakit, Pada setiap unit kerja difasilitasi pelayanan
kesehatan lain. kesehatan.
Hitungan Job  Tidak terperinci  Lebih terperinci
Deskription  Waktu perhitungan tidak  Mempunyai standar pengerjaan sehingga
ada standar, hanya mendapat hasil akurat.
menggunakan data waktu
per hari kerjanya.
Perhitungan Dua langkah: Tujuh langkah:
Menghitung 1. Menghitung 1. Menetapkan unit kerja
produktivitas unit produktivitas unit kerja 2. Memperkirakan Waktu Kerja yang
kerja secara kolektif secara kolektif. Tersedia/Available Working Time (AWT)
dengan menggunkaan 2. Kebutuhan SDM dapat 3. Menetapkan komponen beban kerja
rumus dihitung dengan rumus. 4. Menentukan standar aktivitas
5. Menyusun standar beban kerja/Standard
Workload (SW)
6. Menghitung faktor kelonggaran
7. Menentukan kebutuhan tenaga kerja

HASIL WAWANCARA
1. Jumlah tenaga per kegiatan pelayanan yang kami dapat lebih dari satu orang adalah:
a. Pelayanan Resep rawat inap:
- Skrining resep
- Konfirmasi resep ke dokter atau asuransi
- Menyiapkan obat dari rak
- Menyiapkan dan dokumentasi obat narkotik
- Menginput kadaluarsa dan etiket obat
- Pengemasan obat
- Mengantar obat narkotik ke perawat
- Menerima dan menginput return dari perawatan
- Verifikasi return obat
- Membuat obat racikan
- Update kartu stok manual
b. Penyiapan distribusi steril:
- Perhitungan dosis obat
- Penyiapan barang
- Penyerahan obat keperawatan
c. Penyiapan resep depo farmasi emergency:
- Menyiapkan permintaan cito dari IGD
- Menyerahkan obat ke pasien emergency
- Menerima permintaan barang dari gudang
- Membuat permintaan barang ke gudang
- Menyimpan barang datang dari gudang
- Update kartu stok manual
- Menginput pemakaian ke system
d. Penyiapan resep depo farmasi kamar operasi:
- Membuat permintaan barang ke gudang
- Menerima permintaan barang dari gudang
- Menyiapkan paket operasi
- Cek stok barang konsinyasi
- Cek stok balance obat mahal tiap shift
- Membuat form paket operasi
- Pengecekan inputan pemakaian
- Menginput pemakaian ke system
- Menyerahkan dan dokumentasi obat narkotika ke OK
2. Menurut kepala instalasi pada dasarnya pelayanan dengan mengambil data kegiatan
hanya satu bulan kurang akurat dijadikan pengukuran kebutuhan tenaga sebab jumlah
pekerjaan di Rumah Sakit bukan jenis pekerjaan yang jumlahnya tetap tetapi
mengalami perubahan sesuai dengan jumlah pasien atau BOR. Mengajukan
kekurangan tenaga ke HRD harus dapat memberikan alas an yang tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Menurut permenkes no 72 tahun 2016, proporsi apoteker
untuk 1 orang apoteker 30 pasien, dengan jumlah BOR rata-rata 180 dari 240 bed
yang tersedia jumlah 5 apoteker rawat inap saat ini masih mencukupi. Solusi yang
biasa dilakukan di RSPI sehingga pelayanan masih berjalan dengan baik antara lain:
a. Skrining akhir resep dan penyerahan obat dapat dibantu oleh TTK ynag berdinas
karena sudah ada acuan disistem skrining yang harus dilakukan
b. Setiap tenaga kefarmasian yang telah selesai pekerjaan pada unitnya membantu
unit atau subunit kerja yang masih membutuhkan tenaga sehingga waktu kerja
efektif.

Jadi sebagai kepala instalasi farmasi harus dapat mencari solusi pembagian kinerja
secara tepat, sesuai prosedur, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga pelayanan
dapat berjalan dengan baik disaat jumlah pasien meningkat. Biasanya penambahan
karyawan dilakukan jika ada karyawan yang mengundurkan diri, pensiun, atau
meninggal.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari perhitungan WISN dan DSP, jumlah tenaga kerja pada
rawat inap di RSPI dengan metode WISN mengalami kekurangan pegawai sejumlah
266, dan metode DSP sejumlah pegawai.
Pada metode WISN lebih banyak kekurangan tenaga kerja dibandingkan
dengan metode DSP karena pada metode WISN lebih terperinci saat perhitungannya,
sedangkan pada metode DSP tidak terperinci.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1997. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 154 Tahun 1997. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.81/MENKES/SK/I/2004. Jakarta.

Istikomah T, Raharjo BB. Kebutuhan Tenaga Klinik Sanitasi Dengan Metode Workload
Indicators of Staffing Needs. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Masyarakat. UNS, Semarang.

Ullatifa N. 2017. Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berbasis Beban Kerja Dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pasien. Artikel. Universitas Pasundan, Bandung.

World Health Organization. 2010. WISN Workload Indicators of Staffing Need, User’s
Manual. Switzerland: Geneva.

Anda mungkin juga menyukai