Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

Disusun Oleh :
Kelas/Semester : D / VI
Kelompok : 5
1. Yeni Nur Azizah (201501138)
2. Nanda Sholikha Pratiwi (201501139)
3. Haris Hidayat Efendi (201501145)
4. Ria Indah Febriyanti (201501161)
5. Bibis Junatan (201501165)
6. Nur Afifah Iffat (201501169)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Komunitas 4 ini dengan
judul “Satuan Acara Penyuluhan yaitu Kesehatan Keselamatan Kerja” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Penyusun menyadari bahwa tiada kesempurnaan yang abadi melainkan kesempurnaan
itu sendiri. Pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi pembaca dimasa sekarang,
maupun masa yang akan datang.

Mojokerto, 28 Mei 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 2
2.1 Pengertian Kesehatan Kerja ................................................................................... 2
2.2 Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja .......................................................... 3
2.3 Kebijakan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) ........................................................... 4
2.4 Strategi Upaya Keehatan Kerja ............................................................................. 4
2.5 Pelayanan Kesehatan Kerja ................................................................................... 5
2.6 Ruang Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja .......................................... 5
2.7 Jenis Program Pelayanan Kesehatan Kerja ........................................................... 6
BAB III SATUAN ACARA PENYULUHAN ................................................................... 8
SAP .............................................................................................................................. 8
Materi Penyuluhan ....................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 14
4.1 Simpulan ................................................................................................................ 14
4.2 Saran ...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi tahun 2020 mendatang, kesehatan kerja merupakan salah satu
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggotanya, termasuk bangsa Indonesia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja
Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari
kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja suatu perusahaan atau tempat kerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang
telah mengamanatkan antara lain bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya
kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan kerja?
2. Bagaimana kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja?
3. Bagaimanakah strategi kesehatan kerja?
4 Apa jenis-jenis pelayanan kesehatan kerja?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan kerja.
2. Dapat membedakan antara kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan beban kerja.
3. Dapat mengetahui apa yang menjadi strategi kesehatan kerja.
4. Untuk mengetahui jenis jenis pelayanan kesehatan kerja.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kesehatan Kerja


Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerjaan dan
kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan antara efek lingkungan kerja dengan
kesehatan pekerja, tetapi hubungan antara status kesehatan pekerja dengan kemampuan
untuk melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya dalam
menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dengan
penerapan peraturan perundangan antara lain melalui :
a. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknik dan teknologi (up to date).
b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
c. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-pemeriksaan
langsung di tempat kerja.
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatanpekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia
kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa fokus utama kesehatan
kerja , yaitu:
1) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
2) Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan
kesehatan
3) Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang mendukung kesehatan
dan keselamatan di tempat kerja juga meningkatkan suasana sosial yang positif dan
operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas perusahaan.

2
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja antara
lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja
5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan
alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan
ditempat kerja
6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus
7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait terhadap
permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan kerja

2.2 Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan
resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga
komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal
dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat
menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja
yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
a) Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum
memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40%
masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%
kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan
bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat
lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh
petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga
untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama
menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
b) Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis
beroperasi 8 – 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada
laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja
yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya

3
perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban
kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif
rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara
berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.
c) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi
kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident),
Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease &
Work Related Diseases).

2.3 Kebijakan Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


Di Indonesia kebanyakan yang dilakukan dalam pelayanan upaya kesehatan kerja
di tempat pelayanan kerja yaitu :
1. UKK dilaksanakan secara paripurna, berjenjang dan terpadu.
2. Pelayanan kesehatan kerja merupakan kegiatan integral dari pelayanan kesehatan
pada kesehatan tingkat primer maupun rujukan.
3. Pelayanan kesehatan kerja diperkuat dengan sistem informasi, surveilans & standar
pelayanan sesuai dengan peraturan undang-undang dan IPTEK.
4. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kerja paripurna
5. Promosi K3 dilaksanakan secara optimal
6. Peningkatan koordinasi pelaksanaan UKK pada Tingkat Nasional, Propinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan & Kelurahan/Desa.
7. Memberdayakan Puskesmas sebagai jejaring pelayanan yang efektif dibidang
kesehatan kerja pada masyarakat pekerja utamanya di sektor informal.
8. Pengembangan wadah partisipatif kalangan pekerja informal (Pos UKK) sebagai
mitra kerja PKM dalam rangka membudayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)

2.4 Strategi Upaya Kesehatan Kerja


1) Pembinaan Program
Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh lapisan masyarakat pekerja formal
& informal melalui sistem yankes yang sudah berjalan & potensi pranata sosial yang
sudah ada. Peningkatan mutu pelayanan dengan standardisasi, akreditasi & SIM
(Sistem Informasi Manajemen). Promosi K3 dilaksanakan dengan pendekatan
Advokasi, Bina Suasana, dan Pemberdayaan & Pembudayaan K3 dikalangan dunia

4
usaha & keluarganya serta masyarakat sekelilingnya. Pengembangan program upaya
kesehatan kerja melalui kabupaten/kota sehat.
2) Pembinaan Institusi
1. Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik Perusahaan,
Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja Masyarakat) & Rumah Sakit
2. Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas program
maupun lintas sektor
3. Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama penerapan
program K3
4. Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3
3) Peningkatan Profesionalisme
1. Penambahan tenaga ahli K3 di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Peningkatan Kemampuan & Keterampilan K3 petugas kesehatan melalui Diklat.
3. Pengembangan profesionalisme K3 bekerjasama dengan ikatan profesi terkait.

2.5 Pelayanan Kesehatan Kerja


Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
tempat kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap tenaga kerja yang berdampak positif bagi
peningkatan produktifitas kerja.
Syarat pengadaan pelayanan kesehatan kerja, didasarkan pada :
 UU NO.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Kepmenkes No. 920 tahun 1986 tentang upaya pelayanan swasta di bidang medik.
 Permenakertrans RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan kerja
dimana Pelayanan Kesehatan kerjadiadakan tergantung pada jumlah tenaga kerja &
tingkat bahayanya

2.6 Ruang Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja


1. Pemeriksaan dan seleksi calon pekerja & pekerja
2. Pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif & rehabilitatif)
3. Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja
4. Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja & lingkungan kerja
5. Pembentukan & pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dalam pelayanan kesehatan
kerja

2.7 Jenis Program Pelayanan Kesehatan Kerja

5
Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan :
 Promotif
 Preventif
 Kuratif
 Rehabilitatif dan
 Pelayanan Rujukan

1. Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif, meliputi :


 Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
 Pemeliharaan berat badan yang ideal
 Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat & aman,
Higiene Kantin.
 Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi)
 Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran
 Konseling berhenti merokok /napza
 Koordinasi Lintas Sektor
 Advokasi
2. Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif, meliputi :
 Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus)
 Imunisasi
 Identifikasi & pengukuran potensi risiko
 Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi)
 Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK), Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) & penyakit lainnya.
 Monitoring Lingkungan Kerja .

3. Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif, meliputi :


 Pertolongan pertama pada kasus emergency.
 Pemeriksaan fisik dan penunjang
 Melakukan rujukan
 Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan.
 Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun
penyakit akibat kerja.
 Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi
simtomatis
4. Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :
 Rehabilitasi medik
 Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang
masih ada secara maksimal.

6
 Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien /penderita ke sarana
kesehatan yang lebih tinggi.
 RUJUKAN MEDIK –> pengobatan & rehabilitasi –> Pos UKK –> Puskesmas –
> BKKM –> RSU/RS.Khusus
 RUJUKAN KESEHATAN :
1. Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
2. Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja
3. Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Ko

7
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Komunitas 4


Topik : Kerawanan Kecelakaan Kerja
Sasaran : Karyawan Pabrik
Tempat: Pabrik
Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2018
Waktu : 30 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada siswa karyawan pabrik diharapkan
peserta dapat mengerti dan memahami tentang kerawanan kecelakaan kerja.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan karyawan pabrik diharapkan peserta mampu
menjelaskan tentang :
1. Pengertian kesehatan kerja dan keselamatan kerja
2. Penyebab kecelakaan kerja
3. Penyakit akibat kerja dan akibat hubungan kerja
4. Pencegahan kecelakaan kerja.

MATERI
Terlampir

METODE
1. Ceramah
2. Penampilan Video
3. Tanya Jawab

MEDIA
 Leaflet

8
 Laptop
 LCD

KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
 Kontrak waktu
 Menyiapkan peralatan atau media yang digunakan
 Tempat penyuluhan di pabrik
2. Evaluasi Proses
 Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai
 Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan
 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
 Peserta mengetahui tentang pengertian kesehatan dan keselamatan kerja,
penyebab kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencegahan kecelakaan
kerja.
 Peserta hadir saat pertemuan

KEGIATAN PENYULUHAN
N
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
o
1. 3 menit Fase Interaksi :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam
 Mendengarkan
 Memperkenalkan diri
 Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
 Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 15 menit Fase Kerja :
 Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja
 Menjelaskan penyebab kecelakaan
 Memperhatikan
kerja
 Menjelaskan penyakit akibat kerja  Memperhatikan
 Menjelaskan pencegahan kecelakaan  Memperhatikan
kerja
3. 10 menit Fase Evaluasi :
 Menanyakan kepada peserta tentang  Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada peserta yang

9
dapat menjawab pertanyaan
4. 2 menit Fase Terminasi:
 Rencana Tindak Lanjut (RTL)  Mendengarkan
- Harus memakai APD
- Mempersiapkan diri dan berhati-hati
selama bekerja
 Menjawab
 Kontrak waktu
- 2 hari lagi dilakukan penyuluhan
 Mengucapkan terima kasih atas
 Mendengarkan
partisipasi kepada peserta
 Mengucapkan salam penutup
 Menjawab salam

10
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Kerawanan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dfari suatu aktivitas dandapat
menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau harta benda (Depnaker, 1999:4).
Kecelakaan kerja (accident) adalah suatu kejadian atauperistiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak hartabenda atau kerugian
terhadap proses (Didi Sugandi, 2003 : 171).
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi tenaga
kerja, juga menimbulkan kerugian kerugian secara tidak langsung yaitu kerusakan pada
lingkungan kerja.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi tingginya,baik fisik atau mental, maupun social, dengan usaha usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit
penyakit umum.

B. Penyebab kecelakaan kerja


Penyebab kecelakaan kerja dikategorikan menjadi 3 sebab yaitu:
a. Penyebab Dasar
1. Kurangnya prosedur/aturan
2. Kurangnya sarana dan prasarana
3. Kurangya kesadaran
4. Kurangnya kepatuhan
5. Faktor manusia
b. Penyebab Tidak Langsung
1. Faktor Pekerjaan
Misalnya : pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja, beban kerja yang tidak
sesuai, dll

2. Faktor Pribadi

11
Termasuk dalam faktor pribadi antara lain: mental, kepribadian, konflik, stres,
keahlian yang tidak sesuai, tingkat konsentrasi, dll
c. Penyebab Langsung
Dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang
dalam beberapa hal dapat dilatar belakangi antara lain:
a) Tidak menggunakan alat pelindung diri
b) Bekerja tanpa perintah, mengabaikan instruksi kerja, tidak melaporkan
kerusakan alat/mesin, dll
c) Tidak mengikuti prosedur, peraturan dan keselamatan kerja
2. Kondisi tidak aman (unsafe condition), yaitu keadaan yang akan menyebabkan
kecelakaan kerja terdiri dari:
a) Mesin yang sudah rusak/kurang perawatan
b) Peralatan yang sudah rusak
c) Lingkungan yang tidak terpasang pengaman pada bagian mesin yang berputar
d) Tempat kerja yang licin
e) Pencahayaan yang kurang

C. Penyakit Akibat Kerja


Berikut beberapa contoh penyakit akibat kerja:
a. Penyakit alergi/hipersensitif
Dapat berupa: Rinitis Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis, penyakit jamur, dermatitis
kontak, dll. Lokasi biasanya di saluran pernafasan dan kulit.
b. Penyakit paru
Dapat berupa: bronchitis kronis, emfisema, TBC, dll
c. Penyakit hati dan gastro intestinal
Dapat berupa: kanker lambung dan kanker esophagus (tambang batubara dan
vulkanisir karet. Sirosis hati (alkohol, karbon tetraklorida, kloroform)
d. Gangguan telinga
Dapat berupa: penurunan pendengaran (akibat kebisingan)
e. Gangguan mata
Dapat berupa: rasa sakit (penataan pencahayaan), kojungtivitis, katarak, gatal, iritasi
mata, dll
D. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Ada 7 langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja yaitu:

12
1. Buat kegiatan pencegahan kecelakaan sebagai bagian dari kegiatan sehari hari.
Sebelum bekerja pastikan peralatan kerja dalam keadaan baik, begitu pula dengan alat
pelindung diri yang dipakai.
2. Laporkan bila menemukan hal yang tidak aman ke atasan terdekat. Agar segera
diperbaiki atau segera diperbaiki sendiri bila mampu, bila tidak maka dilaporkan.
3. Hindari bersenda gurau di tempat kerja. Jangan menggunakan peralatan kerja sebagai
bahan lelucon karena dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
4. Ikuti instruksi/petunjuk kerja/prosedur. Setiap prosedur yang telah dibuat salah
satunya yaitu untuk keselamatan para pekerja.
5. Buat saran perbaikan. Apabila menemukan cara yang lebih cepat dan efisien
hendaknya didiskusikan.
6. Good housekeeping. Tempat kerja yang tidak rapih dengan barang-barang yang
berserakan merupakan sumber kecelakaan, segera bereska alat apabila sudah selesai
bekerja.
7. Rapi ditempat kerja. Gunakan pakaian yang rapi dan tidak menganggu saat bekerja.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja
yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan
penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

4.2 Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit
dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu
perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola
secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Harington. 2005. Buku saku Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC.


Suma’mur. 1990. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta : CV Haji
Masagung.
Poerwanto, Helena dan Syaifullah. 2005. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Suma'mur .1991. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Haji Masagung.
Suma'mur .1985. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : Gunung Agung.

15

Anda mungkin juga menyukai