Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI

“ Studi Kasus Motivasi Kerja Anggota Organisasi Bem Jurusan


Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II ”

Dosen Mata Kuliah : Nurul Qomariah, SKM., M.Si., PSI.

Nama : Andilia Shafa Dhiya Ulhaq

NIM : P21335119007

Kelas : 2 DIV

TINGKAT 1 PROGRAM STUDI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643
Fax. 021. 7397769 E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id Website : http://poltekkesjkt2.ac.id

TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu
agama Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah psikologi yang berjudul “Studi
Kasus Motivasi Kerja Anggota Organisasi Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Jakarta II ”
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Nurul Qomariah, SKM., M.Si., PSI. selaku
dosen mata kuliah psikologi industri yang telah memberikan pengajaran kepada saya.
Namun, makalah “Organisasi dan Kelompok Kerja” ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Jakarta , Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
C. Manfaat Penulisan.......................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
ANALISIS KASUS...................................................................................................................6
A. Gambaran Kasus..........................................................................................................6
B. Penyebab Kasus...........................................................................................................7
C. Alternatif Penyelesaikan Kasus...................................................................................8
D. Penyelesaian Kasus.....................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan merupakan Satuan Kerja Organisasi tingkat
Jurusan yang ada di Poltekkes Kemenkes Jakarta II. Seperti organisasi lainnya, Bem
Jurusan Kesehatan Lingkungan memiliki tujuan yang dicapai melalui pembagian
pekerjaan yang jelas. Untuk mencapai tujuannya dengan baik, setiap organisasi
memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut
standar prosedur dan tidak menganggu bagian lainnya. Sebuah organisasi harus memiliki
sumberdaya manusia atau anggota yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif dan
efesien.
Sumberdaya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah anggota yang
memberikan kerja, bakat, kreatifitas, dan semangat kerjanya untuk organisasi. Sistem
Manajemen Mutu sebuah organisasi yang baik tidak efektif jika karyawan tidak memiliki
motivasi yang tinggi, maka tidak akan ada progres yang cepat dan kualitas kinerja
anggota pun akan rendah. Untuk itu perlu menjaga loyalitas dari anggota, dan kunci
utamanya adalah adanya motivasi yang tinggi dalam diri anggota.
Berdasarkan pengamatan penulis di Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan pada
saat menjalani tugas sebagai anggpta selama periode 2019-2020, masih ada sebagian
anggotanyang kurang memiliki motivasi yang tinggi. Kurangnya motivasi anggota dapat
dilihat pada saat rapat berlangsung. Pada saat rapat, Masih ada anggota yang sering tidak
mengikuti kegiatan rapat rutin, padahal tidak ada keperluan pribadi yang mendadak. Hal
ini dapat dicontohkan kepada salah satu anggota yang penulis amati. Kurangnya motivasi
anggota juga dapat dilihat fenomena berikut ini :
1. Adanya beberapa anggota yang melimpahkan pekerjaannya kepada anggota lain yang
terlewat batas.
2. Adanya anggota yang belum melaksanakan tugas dengan jujur.
3. Adanya anggota yang mendelegasikan tugasnya kepada anggota lain yang belum
mengetahui subtansi dari tugas tersebut.

4
Berdasarkan fenomena diatas maka penulis berminat untuk mencari solusi dan
mengangkat kasus ini dengan judul : “Motivasi Kerja Anggota Organisasi Bem Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II.”

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kasus ini adalah untuk :
1. Memberikan gambaran tentang motivasi kerja anggota organisasi Bem Jurusan
Kesehatan Lingkungan.
2. Mendeskripsikan faktor - faktor penyebab kurang tingginya motivasi kerja anggota
organisasi Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan.
3. Mendeskripsikan alternatif penyelesaian untuk meningkatkan motivasi kerja anggota
organisasi Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan.
4. Mencari solusi terbaik untuk meningkatkan motivasi kerja anggota organisasi Bem
Jurusan Kesehatan Lingkungan.

C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan laporan ini berguna bagi berbagai pihak yang terkait. Adapun manfaat
dari penulisan ini adalah sebagai :
1. Sebagai masukan bagi Pimpinan Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan dalam
meningkatkan pengawasan dan motivasi anggota.
2. Sebagai masukan dan evaluasi bagi anggota Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan
untuk meningkatkan motivasi kerja.
3. Sebagai alternatif dan solusi bagi pembaca atas pengalaman praktis penulis dalam
usaha peningkatan motivasi kerja.

5
BAB II

ANALISIS KASUS

A. Gambaran Kasus
Sumber daya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah orang yang
memberikan kerja, bakat, kreatifitas, dan semangat kerjanya untuk tujuan organisasi.
Untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan yang dicita-citakan, perlu adanya kinerja
dan kerjasama yang baik antar sesama anggota organisasi. Untuk menjaga semangat kerja
tersebut diperlukan adanya motivasi yang tinggi dalam diri masing-masing anggota.
Manajemen mutu yang baik tidak efektif bila anggota tidak termotivasi dan tidak bekerja
dengan sepenuh hati, maka organisasi akan berjalan lamban dan tidak ada produktivitas
kinerja yang tinggi. (Hendro, 2011 : 351)
Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti organisasi Bem Jurusan
Kesehatan Lingkungan, masih ada sebagian anggota yang belum memiliki motivasi yang
tinggi dalam melaksanakan tugasnya.
Kurangnya motivasi kerja anggota Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan dapat
dilihat dari fenomena berikut :
1. Masih ada anggota yang sering tidak mengikuti kegiatan rapat rutin, padahal
tidak ada keperluan pribadi yang mendadak.
2. Adanya beberapa anggota yang melimpahkan pekerjaannya kepada anggota
lain yang terlewat batas.
3. Adanya anggota yang mendelegasikan tugasnya kepada anggota lain yang
belum mengetahui substansi dari tugas tersebut.
Kurangnya motivasi anggota dapat dilihat pada saat rapat rutin berlangsung. Pada
saat rapat rutin, masih ada anggota yang sering tidak mengikuti kegiatan rapat rutin,
padahal tidak ada keperluan pribadi yang mendadak.. Hal ini dapat dicontohkan kepada
salah satu anggota yang penulis amati.

6
Selain contoh diatas, kurangnya motivasi anggota dapat dilihat pada saat
pekerjaan sedang berlangsung. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, masih ada
anggota yang melimpahkan pekerjaannya kepada anggota lain yang terlewat batas.
Pekerjaan tersebut diberikan kepada anggota lain tanpa adanya pembagian kerja yang
jelas, bahkan ada beberapa pekerjaan yang dilakukan sendiri oleh anggota lain tanpa
adanya bantuan dari anggota yang bersangkutan.

Kurangnya motivasi anggota juga dapat dilihat dengan adanya anggota yang
mendelegasikan tugasnya kepada anggota lain yang belum mengetahui substansi dari
tugas tersebut.
Berdasarkan fenomena yang disebutkan diatas maka penulis berkesimpulan bahwa
masih ada sebagian anggota Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan yang belum memiliki
motivasi tinggi dalam bekerja. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, untuk itu perlu
diupayakan perbaikan dan peningkatan motivasi kerja untuk anggota Bem Jurusan
Kesehatan Lingkungan agar dapat melaksanakan tugas dengan jujur, amanah dan
bertanggung jawab.

B. Penyebab Kasus
Berdasarkan pengamatan langsung dan analisa penulis, ada beberapa faktor yang
menyebabkan kurangnya motivasi anggota. Penulis membaginya dalam 2 faktor :
1. Faktor Intrinsik (dari dalam diri anggota)
a. Kurangnya kesadaran anggota akan arti penting keberadaan dan kinerja dari
anggota itu sendiri.
b. Kurang adanya rasa tanggung jawab anggota terhadap pekerjaan.
c. Kurang adanya kerjasama yang positif dalam pembagian kerja antar sesama
anggota.
d. Kurangnya pengetahuan anggota tentang substansi pekerjaan tertentu.

2. Faktor Ekstrinsik (Pimpinan Organisasi)


a. Kurangnya pengawasan dari pemimpin.
Pengawasan penting dilakukan untuk memastikian apakah pekerjaan yang
dilaksanakan dengan efektif dan efesien. Pimpinan belum sepenuhnya mengawasi
bagaimana kerja yang dilakukan oleh anggotanya. Sehingga hal ini sehingga

7
mempengaruhi motivasi dan kinerja anggota untuk melakukan pekerjaan dengan
baik.
b. Kurangnya ketegasan pemimpin
Sempurnanya tujuan suatu organisasi tidak terlepas dari pengaruh dan gaya
kepemimpinan seorang pemimpin. Hal ini termasuk ketegasan pemimpin dalam
menyikapi perilaku anggota yang melalaikan suatu pekerjaan. Berdasarkan
pengamatan penulis motivasi anggota juga dipengaruhi kurangnya ketegasan
pemimpin dalam menegur bawahan atau anggotanya, sehingga anggota tidak
maksimal dalam bekerja. Peningkatan motivasi kerja anggota juga dipengaruhi
oleh sosok pemimpin yang harus diteladani. Berdasarkan pengamatan penulis
adanya unsur kesengajaan dari pemimpin yang sengaja melalaikan tugas yang
diberikan kepadanya. Sehingga anggotapun tidak segan mengikuti tindakan yang
dicontohkan oleh pemimpin.

C. Alternatif Penyelesaikan Kasus


Berdasarkan penyebab kasus di atas, maka alternatif penyelesaian yang dapat
penulis berikan adalah sebagai:
1. Meningkatkan kesadaran anggota akan arti pentingnya keberadaan mereka melalui
pembinaan dan pengarahan.
2. Melakukan evaluasi pada kinerja masing-masing anggota, dan memperbaiki
kesalahan yang selama ini terjadi.
3. Meningkatkan kesadaran anggota akan mulianya tujuan memajukan Jurusan
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II oleh ahli organisasi yang
mempunyai sosok keteladanan (Alumni BEMJKL).
4. Memberikan pengetahuan tentang pelaksanaan tugas tertentu terutama yang berkaitan
dengan substansi tugas yang diberikan dengan mendatangkan Pakar organisasi
(Alumni BEMJKL).
5. Pimpinan meningkatkan fungsi manajemen (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) dalam melaksanakan tugas yang telah diamanahkan.
6. Meningkatkan kompetisi kerja dengan memberikan penghargaan kepada anggota
yang bekerja dengan baik.

8
7. Meningkatkan ketegasan pimpinan dalam pembagian tugas dan memberikan sanksi
sesuai dengan kesalahan yang dilakukan oleh anggota.
8. Mencari solusi dengan berkonsultasi dengan Pakar organisasi (Alumni BEMJKL).
9. Dalam hal peningkatan motivasi yang berhubungan dengan substansi dari suatu
pekerjaan.

D. Penyelesaian Kasus
Berdasarkan alternatif- alternatif penyelesaian kasus yang dikemukaan di atas,
penulis menyimpulkan bahwa semua alternatif baik digunakan untuk meningkatkan
motivasi anggota Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan. Namun agar penyelesaian kasus
ini optimal dilakukan harus ada penyelsaian kasus yang bertahap, terarah dan kontinue.
Alternatif paling utama untuk dilakukan yaitu : Memberikan contoh keteladanan
kepemimpinan seorang pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja anggota.
Menurut Robbine yang dikutip dari Hasiabuan (2009:219) “motivasi adalah suatu
kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang
telah dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan
individu. Selanjutnya menurut Mangkunegara dikutip dari Novita (2007:47) “ motivasi
adalah kondisi yang berpengaruh, membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.
Pimpinan di Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan harus berusaha menumbuhkan
motivasi kerja anggotanya dan mampu menciptakan kondisi-kondisi yang menyenangkan
bagi anggotanya serta memberikan kemungkinan bagi para anggota untuk memmenuhi
kebutuhannya. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika pimpinan mampu
menumbuhkan moitivasi kerja anggota. Hal itu akan mempermudah pencapaian tujuan
organisasi yang telah ditentukan
Untuk mencapai tujuan dengan baik, pimpinan di Bem Jurusan Kesehatan
Lingkungan diharapkan bisa menjaga motivasi anggotanya, karena motivasi memiliki
peran penting karena dengan adanya motivasi dalam diri anggota akan berpengaruh
terhadap hasil kerja. Seorang pemimpin harus berwibawa dalam melaksanakan tugasnya,
karena apa yang dilakukan oleh pimpinan akan dicontoh oleh bawahannya. Dengan
memberikan contoh yang baik, anggota diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sesuai
dengan kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya.

9
Pemberian motivasi kepada anggota akan berhasil jika dilakukan oleh orang yang
dekat dengan yang bersangkutan, hal yang dapat mendukung adanya motivasi kerja
seorang anggota yaitu adanya contoh keteladanan yang diberikan oleh pimpinan. Untuk
itu Pimpinan Bem Jurusan Kesahatan Lingkungannsebaiknya menjadi orang pertama
yang wajib melakukannya karena pimpinan merupakan sosok yang dijadikan sebagai
pembimbing, pengarah, dan membina karyawan.
Menurut Wahjosumidjo (2002) ada 2 faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
adalah faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu kebijaksanaan yang telah
ditetapkan persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh para bawahan, tersedianya sarana
dan bawahan, tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pekerjaan
dan kepemimpinan terhadap bawahan. Sedangakan faktor ekstrinsik yaitu kemampuan
kerja, semangat, tanggung jawab, rasa kebersamaan dalam kehidupan kelompok dan
prestasi serta produktivitas.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan dan kelebihan,
sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas
tertentu untuk pencapaian suatu tujuan tertentu (Kartini Kartono, 1994) Dengan kelebihan
yang dimilikinya, pimpinan Bem Jurusan Keshatan Lingkungan dapat mempengaruhi
bawahan agar bekerja lebih baik. Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus
dilaksanakan dan dijalani dengan baik, kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya itu.
Pimpinan Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan diharapkan menyadari, merenungi,
bermusahabah, introspeksi diri menghadapi keterpurukan moral. Dengan tafakur
renungan tersebut diharapkan memperoleh jalan ke arah perbaikan pribadi yang lebih
baik. Dengan perubahan yang signifikan dan contoh keteladanan yang diberikan oleh
pimpinan, motivasi kerja anggota Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan secara bertahap
akan semakin baik, karena anggota akan segan dan memperbaiki diri dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Menurut Prof. Dr. H. Veithzal (2013 : 3) Kepemimpinan adalah suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan
organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan organisasi, termasuk
memotivasi anggota.

10
Kita semua tentu sepakat bahwa kita berkeinginan mempunyai pemimpin yang
bekerja setulus hati, menjunjung tinggi integritas, adil dan bertanggung jawab. Betapa
bangganya jika kita memiliki pemimpin yang setiap kedatangannya selalu dinanti, dan
didambakan karena kualitas kepemimpinannya. Hal yang disebutkan diatas juga
ditemukan pada sosok Pimpinan Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan, dan terciptanya
kepemimpinan yang berkualitas dan berhias contoh keteladanan.
Dalam mengarahkan bawahannya kearah yang lebih baik, pimpinan Bem Jurusan
Kesehatan Lingkungan diharapkan dapat mempersuasi bawahannya dengan baik. Kualitas
dan keteladanan seorang pemimpin dapat dilihat sejauh mana ucapannya yang baik
didengar, selalu dituri perintahnya, karena semua itu diyakini dan dirasakan akan
membawa kepada perubahan. Pemimpin teladan akan membuat sebuah kemajuan buat
semua orang, meningkatkan kesejahterahan dan bekerja dengan jujur, amanah dan
bertanggung jawab.
Pimpinan Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan harus tegas. Tegas bukan berarti
beliau selalu tampil formal, dan disegani bukan berarti beliau ditakuti. Tetapi beliau
memberikan contoh bagaimana menjadi manusia yang baik berakhlak mulia.
Kepemimpinan yang penuh ketealadan yang dilakukan pimpinan Bem Jurusan Kesehatan
Lingkungan harus jujur, Berani berkata yang benar adalah benar, dan yang salah adalah
salah. Jika sifat ini berhasil diimplementasikan setiap pemimpin maka, pemimpin tersebut
akan dipercayai oleh semua orang.
Selain itu Pimpinan Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan juga harus fathanah
(cerdas dan berpengetahuan) sehingga mampu membantu pegawai jika mengalami
kendala dalam pekerjaan. Pinpinan juga harus Amanah (dapat dipercaya) Tabligh
(menyampaikan) Berkomunikasi dan komunikatif dengan bawahannya dan semua orang.
Dengan demikian suasana kerja yang akrab dan kondusif akan tercipta, dan membantu
meningkatkan motivasi anggota dalam bekerja.
Kepemimpinan yang jujur, amanah, adil, tegas dan bertanggung jawab adalah
kunci utama dari permasalahan motivasi anggota. Hal ini sangat penting karena salah satu
penyebab kasusnya adalah kurangnya keteladan seorang pemimpin. Pepatah Minang
tersohor mengatakan, “jan sampai tungkek mambaok rabah” artinya : jangan sampai
pemimpin yang membuat suatu daerah/organisasi menjadi hancur.
Hal ini bukan berarti Pimpinan (Ketua Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan)
orang yang tidak pandai memimpin atau orang yang tidak pantas memimpin, bukan itu.
Pengalaman yang penulis dapatkan justru ada sisi baik yang ditonjolkan oleh Ketua Bem

11
Jurusan Kesehatan Lingkungan. Namun dalam memberikan teguran perlu dilakukan
dengan tegas, sesuai dengan kecil/besarnya kesalahan anggota. Motivasi selalu ada dalam
diri seseorang dan akan menjadi sumber energi yang kuat untuk mencapai kesuksesan
organisasi. Ada anggota yang konsisten memperbaiki diri dan ada juga yang tidak.
Dengan contoh keteladanan yang diberikan pimpinan, anggota akan terpacu untuk
memperbaiki kualitas kerja sehingga terciptanya energi baru dan energi tersebut akan
tertular ke anggota lain. Hal inilah yang membuat faktor keteladanan begitu penting
dalam menciptakan kinerja yang efektif dan efesien.
Dari penyelesaian kasus yang penulis pilih di atas, ditemui beberapa faktor
pendukung dan faktor penghambat yaitu sebagai berikut:

Faktor pendukung
a. Adanya suasana kerja akrab dan kondusif di Bem Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
b. Adanya keinginan sebagian anggota dalam meningkatkan tanggung jawab
akan penyelesaian tugas dengan baik lagi dalam bekerja

Faktor penghambat
a. Kesibukan Pimpinan yang mengharuskan pimpinan meninggalkan forum saat
rapat, sehingga tidak sepenuhnya dapat menganalisa kondisi dan semangat
kerja anggota secara menyeluruh.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan laporan keseluruhan hasil Analisa Studi Kasus tentang Motivasi
Kerja Anggota Organisasi Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan, yang telah dijelaskan
diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa :
1. Masih ada sebagian anggota yang belum memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja
pada Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan.
2. Penyebab rendahnya motivasi anggota disebabkan karena kurangnya kerjasama yang
positif dalam pembagian kerja antar sesama anggota, kurangnya kesadaran anggota
dalam menjalankan tugas, kurangnya pengawasan kerja oleh pimpinan serta kurang
tegasnya pimpinan dalam memberikan sanksi kepada anggota yang sengaja
melalaikan pekerjaan.
3. Solusi untuk mengatasi rendahnya motivasi anggota dapat dilakukan oleh pimpinan
dengan memberikan contoh keteladanan dalam bekerja dan memberikan reward untuk
anggota yang bekerja dengan baik.

B. Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis berikan diantaranya :
1. Diharapkan kepada Koor masing- masing Divisi di Bem Jurusan Kesehatan
Lingkungan agar dapat lebih meningkatkan ketegasan dan memberikan keteladanan
yang positif dalam memimpin anggotanya.
2. Diharapkan hendaknya Ketua Bem Jurusan Kesehatan Lingkungan sebagai pimpinan
utama melakukan pengawasan secara tegas dan bertanggung jawab.
3. Kepada seluruh anggota diharapkan dapat menjaga semangat dan kualitas kerjanya
agar lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: Asri Mahasatya.

Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Cet 2. Bumi Aksara : Jakarta

Rivai, Veithzal dkk. 2013. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Cet 1. PT.
Rajagrafindo Persada : Depok

Robbin, Stephen P. (2002). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontrocersi, Aplikasi, jilid 1 .


Edisi Bahasa Inbdionesia

Sastrohadiwiryo, Siswanto. (2002). Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta : Bumi Aksara

Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas kerja, Jakarta Rineka Cipta

Winanrdi (2011). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta : Raja Granfindo

14

Anda mungkin juga menyukai