Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Olahraga
Disusun oleh :
Kelompok 7
Khoerudin 172191178
Dede Abdul Aziz 172191180
Penjas 3E
PENDIDIKAN JASMANI
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2020
1
KATA PENGATAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Makalah ini berjudul “Pembinaan Disiplin Dan Sikap Percaya Diri” yang
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Olahraga, dan
menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di dunia olahragawan banyak sekali atlet-atlet yang memiliki segudang
prestasi, namun setiap atlet yang berprestasi belum tentu memiliki attitude yang
baik, insdisiplin atau kurang disiplin merupakan salah satu factor terjadinya bad
attitude yang memang terjadi karena individu tersebut menyepelekan hal ini.
Banyak Cabor membutuhkan atlet dengan sejuta kemampuan keterampilan agar
berprestasi, namun tidak banyak pelatih yang menginginkan atlet yang dilatihnya
memiliki bad attitude salah satu nya kurang disiplin.
Maka dari itu didalam makalah ini akan mengulas secara singkat mengenai
pembinaan disiplin dan percaya diri, sebagai salah satu bacaan yang bermanfaat
bagi semua kalangan.
Makalah ini tersusun salah satunya adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Psikologi Olahraga, yang membahas mengenai disiplin dan
sikap percaya diri, semoga memberi wawasan bagi pembaca juga sebagai salah
satu referensi.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas perlu dilakukan
perumusan masalah sebagai berikut:
1
2
1.4.Manfaat
Manfaat yang dapat di perolehdaripembuatan makalah ini oleh kami
diantaranya:
3
4
Menurut Angelis (2003), percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri,
untuk melakukan segalanya yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup.
Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga mampu menghadapi
tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.
Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi ada
proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya
diri itu. Rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses :
a. Emosi, individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih
mudah mengendalikan dirinya di dalam suatu keadaan yang menekan.
7
Tanpa memiliki rasa percaya diri secara penuh seorang atlet tidak akan dapat
mencapai prestasi tinggi, karena ada hubungan antara motif berprestasi dan
percaya diri. Percaya diri adalah rasa percaya bahwa ia sanggup dan mampu untuk
mencapai prestasi tertentu; apabila prestasinya sudah tinggi maka individu yang
bersangkutan akan lebih percaya diri (Setyobroto, 2002).
Kurang percaya diri tidak akan menunjang tercapainya prestasi yang tinggi.
Kurang percaya diri berarti juga meragukan kemampuan diri sendiri, dan ini jelas
merupakan bibit ketegangan, khususnya pada waktu menghadapi pertandingan
melawan pemain yang seimbang kekuatannya, sehingga ketegangan pada waktu
bertanding tersebut merupakan bibit kekalahan.
a. Konsep Diri
Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali
dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan
suatu kelompok. Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya
sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya
mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai
rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
b. Harga Diri
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang
yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara
rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan
dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi
cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya
bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana
menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga
diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya
terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
c. Kondisi fisik
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan
diri. Penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga
diri dan percaya diri seseorang.
d. Pengalaman hidup
Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang
mengecewakan, yang paling sering menjadi sumber timbulnya rasa
rendah diri. Lebih-lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki
rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
a. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang.
Tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu
merasa di bawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu
yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri
dan tidak perlu bergantung pada individu lain.
b. Pekerjaan
Bekerja dapat mengembangkan kreativitas dan kemandirian
serta rasa percaya diri. Rasa percaya diri dapat muncul dengan
melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan
rasa bangga didapat karena mampu mengembangkan kemampuan
diri.
c. Lingkungan
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan
masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan
keluarga seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan
baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi.
Begitu juga dengan lingkungan masyarakat. Semakin bisa
memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka harga diri
semakin berkembang.
3.1.Kesimpulan
Disiplin sangat penting dalam segala aspek, pembinaan terhadap disiplin
perlu diterapkan dalam segala bidang, keterampilan dan prestasi selalu ada untuk
semua individu yang selalu berusaha dan memiliki peluang, maka dalam segala
sesuatu selalu tanamkan disiplin, karena kebaikan yang seseorang lakukan itu
bukan untuk dinikmati orang lain melainkan diri sendiri. Sampai pencapaian
prestasi tertinggi tetap jaga disiplin.
Bergitu pula dengan kurang percaya diri tidak akan menunjang tercapainya
prestasi yang tinggi. Kurang percaya diri berarti juga meragukan kemampuan diri
sendiri, dan ini jelas merupakan bibit ketegangan, khususnya pada waktu
menghadapi pertandingan melawan pemain yang seimbang kekuatannya, sehingga
ketegangan pada waktu bertanding tersebut merupakan bibit kekalahan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Yulianto Fitri, & Fuad Nashori (2006) Kepercayaan Diri Dan Prestasi
Atlet Tae Kwon Do Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Diponegoro. DIY
iii